• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak dan Kondisi Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud

3 METODE PENELITIAN

4.2 Letak dan Kondisi Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud adalah bagian integral dan Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan pulau-pulau kecil terluar bagian utara NKRI dan berbatasan langsung dengan Pulau Mindanao, Negara Filipina. Kabupaten Kepulauan Talaud mengalami pemekaran wilayah dari Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud pada tanggal 2 Juli 2002 melalui UU Nomor 8 tahun 2002 sebagai tindak lanjut dikeluarkannya UU Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah (sekarang telah diperbaharui dengan UU No 33 Tahun 2004).

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan wilayah Indonesia yang paling

Utara yang berbatasan langsung dengan negara Phillipina. “Talaud” disebut-

sebut diturunkan dari kata “malaude” yang berarti “tak jauh dari laut”. Kata ini

muncul pertama kali dalam catatan ekspedisi Loyasa 1537, yaitu kata “Talao”.

Talaud. Begitupun pada catatan Huan (Salindeho 2008). Dulu nama lain Talaud yang disebut-sebut adalah talloda atau, taroda, atau talauda. Kabupaten kepulauan Talaud terbentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Talaud di Provinsi Sulawesi Utara. Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki luas wilayah 27.061,16 km2 terdiri dari luas Perairan 25.772,22 km2 atau 95% dan Daratan 1.288,94 km2 atau 4,76% yang tersebar pada enam belas pulau.

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah kepulauan yang memiliki 16 pulau yang terdiri dari 9 pulau tidak berpenghuni dan 7 pulau berpenghuni. Pulau-pulau tersebut adalah pulau Karakelang, pulau Salibabu, pulau Kabaruan serta pulau Karatung dan pulau-pulau terluar yaitu (menurut Perpres No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil (PPK) yaitu: pulau Miangas, pulau Marampit, pulau Intata dan pulau Kakorotan. Dari empat pulau tersebut terdapat dua pulau paling rawan di Indonesia yaitu pulau Kakorotan dan pulau Miangas (Perbatasan Indonesia-Filipina). Adapun nama-nama pulau dan luas wilayah seperti tertera pada Tabel 4. Wilayah administratif Kabupaten Kepulauan Talaud terletak antara 4001’Lintang Utara dan 1260 40’ Bujur Timur, dan berbatasan dengan :

 Sebelah utara berbatasan dengan Negara Filipina;

 Sebelah timur berbatasan dengan Lautan Pasifik;

 Sebelah selatan berbatasan dengan Kepulauan Sangihe; dan

 Sebelah barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Tabel 10 Pulau dan gugusan pulau yang terdapat di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud

No Gugusan Pulau Nama Pulau Luas Pulau (KM2) Keterangan

1 Karakelang 1. Karakelang 1.000,07 Dihuni

2. Nusa Dolom 0,25 Tidak dihuni

3. Nusa Topor 1,01 Tidak dihuni

2 Salibabu 4. Salibabu 98,07 Dihuni

5. Sara Besar 2,03 Tidak dihuni

6. Sara Kecil 1,02 Tidak dihuni

3 Kabaruan 7. Kabaruan 115,61 Dihuni

8. Napombalu 0,02 Tidak dihuni

4 Nanusa 9. Miangas 3,15 Dihuni

10. Marampit 34,15 Dihuni

11. Karatung 12,00 Dihuni

12. Kakorotan 7,00 Dihuni

13. Malo 0,40 Tidak dihuni

14. Mangupung 1,80 Tidak dihuni

15. Intata 0,15 Tidak dihuni

16. Garat 1,30 Tidak dihuni

Jumlah penduduk : 83.758 jiwa Jumlah KK : 21.950 KK - Laki-laki : 42.580 jiwa - Perempuan : 41.508 jiwa Jumlah KK Miskin : Tahun 2005 : 12.077 KK (59,0% ) Tahun 2006 : 10.698 KK (48,27%)

Jumlah pencari kerja tahun 2006 : 3.145 Orang Jumlah Pencari Kerja tahun 2008 :1.720 Orang.

- Jumlah TKK : 81 Unit

- Jumlah SD : 114 Unit

- Jumlah SMP : 30 Unit

- Jumlah SMU : 9 Unit

- Jumlah SMK : 5 Unit

- Jumlah Perg. Tinggi : 2 Unit

(Community College Talaud atau Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Universitas Terbuka)

Kabupaten Kepulauan Talaud berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud, Ibu kota Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu Melonguane yang berada di Pulau Karakelang. Secara administratif kabupaten ini terdiri atas 19 kecamatan yaitu:

Tabel 11 Kecamatan di Kabupaten Talaud

No Nama Kecamatan

1 Kecamatan Melonguane

2 Kecamatan Melonguane Timur

3 Kecamatan Pulutan

4 Kecamatan Rainis

5 Kecamatan Tampa’namma

6 Kecamatan Essang

7 Kecamatan Essang Selatan

8 Kecamatan Gemeh

9 Kecamatan Beo

10 Kecamatan Beo Utara 11 Kecamatan Torohan 12 Kecamatan Lirung 13 Kecamatan Moronge 14 Kecamatan Salibabu 15 Kecamatan Kolongan 16 Kecamatan Kabaruan 17 Kecamatan Damau 18 Kecamatan Nanusa 19 Kecamatan Miangas

Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Negara Filipina dan Negara-Negara lainnya di kawasan Asia dan Pasifik sekaligus tentunya sebagai salah satu beranda depan NKRI di kawasan Asia Pasifik. Karakteristik ini telah dilandasi dan dipertegas dalam Peraturan Presiden Nomor Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang dinyatakan bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara adalah Kabupaten Perbatasan antar Negara (BAPPEDA 2005-2009).

Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri atas gugusan pulau-pulau yang ukurannya sangat variatif. Terdapat tiga gugusan pulau besar utama yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan, sedangkan untuk pulau- pulau kecil ada sebagian yang menyatu dengan gugusan pulau besar, ada sebagian yang lagi yang tergabung dalam satu gugusan yaitu gugusan Pulau Nanusa. Salah satu gugusan Pulau Nanusa yaitu Pulau Miangas memiliki letak yang lebih dekat Pulau Mindanao, Filipina dibandingkan ke pusat Kepulauan Talaud yaitu Melonguane. Gugusan pulau-pulau kecil nanusa yang sebagian berpenghuni dan sebagain lainya kosong berada pada posisi yang sangat strategis sebagai kawasan perbatasan negara namun karena letak yang sangat jauh dan berjauhan antar pulau maka rawan terhadap beberapa kegiatan illegal, penyelundupan dan penyusupan.

Secara umum wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia yaitu selain sebagai wilayah perbatasan dan kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud juga sebagai wilayah tertinggal/terisolasi dan rawan bencana alam. Kondisi ini menjadi nilai strategis dan dilematis dalam pengembangan wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud.

Kabupaten Kepulauan Talaud masih menghadapi berbagai keterbatasan terutama keterbatasan sarana dan prasarana bidang sosial, ekonomi, perhubungan (darat, laut, udara), telekomunikasi dan informasi serta keamanan dan pertahanan. Secara keseluruhan mengakibatkan wilayah kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi utara dikategorikan sebagai wilayah tertinggal/terisolasi. Kondisi ini telah diidentifikasi secara ilmiah dan ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Keputusan Menteri Pembangunan daerah Tertinggal Nomor 1 Tahun 2005. Semua wilayah tertinggal di Indonesia umumnya adalah wilayah yang masih terisolasi seperti pulau-pulau kecil terluar

sehingga perlu segera dilakukan pengelolaan serius secara keseluruhan dan berkelanjutan. (BAPPEDA 2005-2009).

Selain sebagai wilayah terisolir, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan wilayah rawan bencana alam karena terdiri dan pulau-pulau kecil yang memiliki daya dukung lingkungan daratan yang sangat terbatas, sementara jumlah penduduk semakin bertambah secara periodik dan dibarengi dengan dinamika pembangunan daerah yang makin meningkat namun dibalik itu kesadaran dan komitmen masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha terhadap pentingnya kelestarian lingkungan terutama pada kawasan lindung yaitu kawasan sepadan pantai dan sepadan sungai, kawasan mata air, kawasan terjal, kawasan hutan suaka margasatwa serta hutan lindung relatif makin menurun yang semuanya telah berakibat pada kerusakan lingkungan. Hal ini telah diindikasikan dengan makin tingginya frekuensi terjadinya banjir besar, tanah longsor, menurunnya debit air, kritisnya lahan akibat pengikisan lapisan tanah dan meningkatnya suhu udara, serta bergesernya musim tanam. (BAPPEDA 2005-2009).

Pada sisi lainnya dengan keterbatasan infrastruktur terutama transportasi darat, laut, dan udara serta infrastruktur usaha perikanan seperti alat tangkap yang masih tradisional (perahu berukuran kecil dan tanpa peralatan modern), tidak seimbang dengan gelombang laut di perairan Kapulauan Talaud yang sering bergelombang besar mengakibatkan tingginya kecelakaan laut (tenggelam, hanyut, terdampar dan hilang di tengah laut). Berdasarkan BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) bahwa secara alamiah posisi Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud berada pada posisi yang rawan bencana alam badai, tsunami dan gempa bumi maka wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud dikategorikan sebagai wilayah rawan bencana alam baik yang disebabkan oleh kelalaian manusia (human error) maupun karena proses alam. (BAPPEDA 2005- 2009).

1. Iklim

Iklim di daerah ini dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan Juli sampai dengan September terjadi musim kemarau dan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember terjadi musim penghujan. Tipeiklim di Kabupaten Kepaluan Talaud menurut Schmidt and Ferguson adalah tipe A (iklim basah).

Antara curah hujan dan keadaan angin berhubungan erat satu dengan lainnya. Walaupun demikian, hubungan tersebut agaknya tidak selalu ada. Keadaan angin pada musim hujan biasanya lebih kencang dan angin bertiup dari

barat dan barat laut. Oleh karena itu musim tersebut dikenal juga dengan musim barat.

2. Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Kepulauan Talaud ada sebagian wilayah yang datar dan berbukit. Topografi berbukit terdapat di tiga pulau utama yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan. Pulau Karakelang topografi berbukit terdapat dibagian Utara, yaitu tepatnya di wilayah Kecamatan Tampanamma, Essang dan Gemeh serta di sebagian wilayah Kecamatan Rainis dan Beo. Puncak tertinggi terletak di Gunung Piapi, Kecamatan Rainis yaitu dengan tinggi sekitar 864 m. Kemudian topografi datar di Pulau Karakelang ada di wilayah Kecamatan Melonguane dan sebagian wilayah Kecamatan Rainis dan Beo. Di Pulau Salibabu sebagian besar wilayah memiliki topografi datar. Untuk topografi berbukit terdapat di wilayah Kecamatan Salibabu tepatnya di bagian selatan Pulau Salibabu yang sebarannya tidak terlalu luas dan topografi datar tersebar di wilayah Kecamatan Lirung dan Kalongan. Selanjutnya topografi berbukit di Pulau Kabaruan terdapat di tengah pulau dan topografi datar berada di sekelilingnya hingga kawasan pesisir. Kerapatan penutupan vegetasi pada wilayah berbukit cukup tinggi sehingga erosi relatif rendah. Wilayah berbukit di Kabupaten

Kepulauan Talaud merupakan kawasan lindung yang masih alami yaitu hutan lindung dan hutan suakamargasatwa. Wilayah yang datar penyebarannya cukup luas yang sebagian besar merupakan dataran alluvial yang umumnya oleh penduduk digunakan untuk kegiatan perkebunan kelapa, sedangkan kegiatan pertanian tanaman pangan jarang diusahan oleh penduduk setempat. Untuk kegiatan permukiman pada topografi datar tersebar di kawasan pesisir.

3. Hidrologi

Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki 13 aliran sungai yaitu sungai Lobbo (16,80 km), sungai Kuma (8,65 kin), sungai Binalang (7,90 km), sungai Essang (7,60 km), sungai Teling (6,95 kin), sungai Tatou (6,80 kin), sungai Ammat (6,35 kin), sungai Buure (5,95 kin), sungai Awula (5,85 kin), sungai Tarun (5,85 1cm), sungai Dapihe (5,80 km), sungai Rawirung (5,75 km) dan sungai Lalue (5,55 km). Sebagian aliran sungai oleh penduduk digunakan sebagai sumber kebutuhan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.

4.3 Kondisi Demografis (Kependudukan)

Penduduk merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam perencanaan karena penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Selain itu, gambaran mengenai karakteristik penduduk merupakan aspek penting dalam melakukan tinjauan tentang potensi sumberdaya manusia (SDM). Karakteristik kependudukan yang akan diuraikan adalah jumlah dan kepadatan penduduk serta komposisi penduduk menurut mata pencaharian.

1. Jumlah, kepadatan dan distribusi penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2006 adalah 83.325 jiwa. Bila dibandingkan dengan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 0,6 %, dimana jumlah penduduk tahun 2005 adalah 83.373 jiwa. Untuk kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud mencapai 66,6 1 jiwa/km2. distribusi penduduk di 12 Kecamatan terlihat bervariasi, jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Beo, yaitu 12.554 jiwa atau sekitar 15,07 % dan jumlah penduduk keseluruhan. Lain halnya dengan jumlah penduduk yang menempati jumlah tertinggi, tingkat kepadatan di Kecamatan Beo cukup rendah, yaitu 45 jiwa/km2. Jumlah penduduk yang tinggi di Kecamatan Beo disebabkan oleh luas wilayah yang mencapai 279,65 km2. Luas wilayah ini merupakan luas wilayah Kecamatan terbesar di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Di Pulau Karakelang yang merupakan pulau terluas di Kabupaten Kepulauan Talaud didiami oleh sekitar 60,98 % dan total penduduk dengan tingkat kepadatan mencapai 52,03 jiwa! km2. untuk jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Kalongan yaitu 2.995 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 68,81 jiwa/km2. selanjutnya untuk tingkat kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Lirung yaitu mencapai 298,80 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk yang tinggi ini disebabkan oleh kecilnya luas wilayah Kecamatan Lirung yang tidak sebanding dengan penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Sedangkan untuk tingkat kepadatan terendah berada di Kecamatan Essang, yaitu 37,61 jiwa/km2. Tingkat kepadatan yang rendah di wilayah ini karena memiliki luas wilayah yang luas tetapi penduduk yang mendiami berjumlah sedikit. Namun saat ini Kabupaten Talaud telah memekarkan diri menjadi 13 kecamatan. Tabel-9 berikut memperlihatkan persebaran jumlah dan kepadatan penduduk di setiap Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud.

Tabel 12 Jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud 2007

No Kecamatan Luas Wilayah

(km2)

Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/km2) Laki-Laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total (jiwa) 1 Kabaruan 66,03 2.869 2.705 5.574 84,42 2 Damau 19,58 2.242 2.093 4.335 87,43 3 Lirung 33,36 5.098 4.870 9.968 298,80 4 Salibabu 21,80 2.755 2.678 5.433 249,22 5 Kalongan 42,90 1.551 1.444 2.995 69,81 6 Melonguane 125,74 5.515 5.534 11.049 87,87 7 Beo 279,65 6.504 6.050 12.554 44,89 8 Rainis 139,49 4.798 4.429 9.227 66,15 9 Tampanamma 124,18 3.027 2.927 5.954 47,95 10 Essang 169,78 3.158 3.228 6.386 37,61 11 Gemeh 137,71 2.825 2.819 5.644 40,98 12 Nanusa 60,79 2.073 2.133 4.206 69,19 Jumlah 2006 1.251,02 42.415 40.910 83.325 66,61 2005 1.251,02 42.440 40.933 83.373 66,64 2004 1.251,02 40.486 38.329 78.815 63 2003 1.251,02 38.826 37.648 76.474 61

Sumber: Kabupaten Kepulauan Talaud dalam Angka 2007

2. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Sebagian besar penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud

bermatapencaharian di sektor pertanian, khususnya pada kegiatan perkebunan dan perikanan dengan persentase sebesar 73,32%. Pada sektor jasa juga menempati nilai tertinggi kedua yaitu sekitar 12,05%. Untuk selanjutnya secara berurutan berdasarkan persentase terbesar sampai terkecil mata pencaharian penduduk adalah kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran, komunikasi, industri, keuangan, listrik, gas dan air minum dan lainnya seperti terlihat pada Tabel-7. Penduduk yang bekerja di sektor formal seperti PNS tercatat pada tahun 2006 sebanyak 2.849 orang yang tersebar di 12 Kecamatan. Selain itu, jumlah PNS pusat terbanyak 179 orang yang tersebar di instansi vertikal non TNT/P OLRI di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Jumlah anggota POLRI di Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 280 orang. Untuk anggota TNT AD yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Talaud berjumlah 113.

3. PDRB Kabupaten Talaud

Pendapatan Domestik Regional Bruto untuk sektor perikanan menempati posisi urut dua sesudah perkebunan dengan jumlah 38.150 lihat Tabel 10. Hal ini mendorong pemerintah untuk mengembangkan perikanan sebagai salah satu sektor unggulan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Kabupaten Keplualaun Talaud.

Tabel 13: PDRB Kabupaten Talaud atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha 1. PERTANIAN : 293.721.400 a. Tabama : 35.810.000 b. Perkebunan : 210.351.000 c. Peternakan : 8.283.000 d. Kehutanan : 1.156.000 e. Perikanan : 38.150.000 2. Pertambangan dan Penggalian : 13.693.000 3. Industri pengolahan : 13.158.000 4. Bangunan : 65.162.000 5. Listrik / Jasa : 1.835.000 6. Perdagangan hotel dan restoran : 63.054.000 7. Pengangkutan dan komunikasi : 33.288.000 8. Keuangan persewaan dan jasa perusahaan : 39.537.000 9. Jasa – jasa : 83.964.000

TOTAL : 607.438.000 Sumber : BPS Talaud Kabupaten Kepulauan Talaud (2008)

4.4 Keragaan Perikanan

1. Sumberdaya ikan

Sumberdaya ikan di perairan Kepulauan Talaud banyak di dominasi dari jenis ikan layang dan ikan tongkol, ikan tuna dan ikan cakalang dari hasil produksi tahun 2008 didapatkan bahwa produksi ikan layang sebanyak 2.479,8 ton atau sebesar 32,41% dari total produksi ikan di perairan Kepulauan Talaud dan ikan tongkol sebanyak 2.139,9 ton atau sebesar 27,96% dari total produksi ikan. Adapun komposisi ikan berdasarkan jenis ikan pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Produksi ikan di Kabupaten Kepulauan Talaud tahun 2008

Jenis Ikan Produksi Persentase

Cendro 34,5 0,45 Ekor kuning 78,3 1,02 Selar 383,8 5,02 Kuwe 22,8 0,30 Layang 2.479,8 32,41 Lencam 23,1 0,30 Tetengkek 0,5 0,01 Bawal hitam 3,2 0,04 Japuh 0,9 0,01 Tembang 1,2 0,02 Lemuru 0,6 0,01 Lemadang 72,0 0,94 Teri 2,1 0,03 Kakap merah 27,9 0,36 Belanak 1,1 0,01 Biji Nangka 19,8 0,26 Kurisi 58,4 0,76

Jenis Ikan Produksi Persentase Swangi 2,6 0,03 Gulamah 1,5 0,02 Cakalang 771,5 10,08 Kembung 3,0 0,04 Tenggiri 24,2 0,32 Tuna 353,3 4,62 Tongkol abu-abu 2.139,9 27,96 Kerapu karang 19,1 0,25 Kerapu sunu 3,9 0,05 Baronang 66,5 0,87 Senuk 0,7 0,01 Cucut botol 323,8 4,23 Pari 0,9 0,01 Lainnya 731,5 9,56 Jumlah 7.652,4 100,00

Sumber: Laporan akhir tahun 2008 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara

2. Karakteristik nelayan di Kepulauan Talaud

Berdasarkan data statistik, tahun 2003-2008 jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) di Kabupaten Kepulauan Talaud sebanyak 5.887 nelayan. Dari jumlah RTP tersebut pada umumnya memiliki kondisi social yang masih dibawah garis kemiskinan bila disbanding dengan masyarakat lainnya.

Kemiskinan yang dihadapi tersebut meliputi material, pendidikan dan status sosial yang semua itu bukan disebabkan karena terbatasnya sumber daya ikan tetapi erat hubungannya dengan terjadinya perubahan ekonomi, belum meratanya pembangunan serta disebabkan oleh perilaku budaya sebagian besar nelayan yang belum mendukung kearah perubahan yang positif.

Jumlah nelayan perikanan laut berdasarkan RTP menurut Katgori Usaha di Kabupaten Kepulauan Talaud disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15 Perkembangan rumah tangga perikanan (RTP) di Kepulauan Talaud tahun 2003-2008 Tahun Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Kategori Tanpa Perahu Dengan Perahu Tanpa Motor Perahu dengan Motor Tempel 2003 5.415 1.308 3.685 422 2004 5.418 1.246 3.691 481 2005 5.478 1.246 3.732 540 2006 5.538 1.180 3.866 592 2007 5.588 1.130 3.876 632 2008 5.887 1.113 3.876 640

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, tahun 2003-2008.

Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) pada tahun 2008 naik menjadi 5.887 RTP dibandingkan pada tahun 2007 yang berjumlah 5.588 RTP. Perkembangan jumlah RTP di Kabupaten Talaud terus meningkat hal ini dikarenakan potensi perikanan yang ada di kabupaten ini sangat besar. Adapun perkembangan kemampuan kapal motor dari tahun 2003-2008 disajikan pada Tabel 16. Perkembangan Kapal Motor (KM) dari Tahun 2003-2008

Tahun Kapal Motor (GT)

0-5 6-10 11-20 21-30 Total 2003 10 10 5 1 26 2004 10 12 0 0 22 2005 11 141 1 0 26 2006 12 14 2 0 28 2007 12 14 2 0 28 2008 9 10 1 0 20

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Talaud (2008)

3. Kinerja Ekonomi dan Identifikasi Kinerja Sektor Kelautan dan Perikanan Tahun 2008

Berdasarkan data BPS Kabupaten Kepualuan Talaud pada tahun 2008 disebutkan sebagai berikut

Tabel 17 Kinerja ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud

Item Seluruh Sektor Sektor Perikanan

Pendapatan perkapita PDRB

PAD

Penyerapan tenaga kerja

8.110.856 607.438.300.000 6.000.000.000 1.720 orang 3.497.000 38.150.500 47.000.000 625 orang Dalam Tabel ini dapat dilihat bahwa pendapatan perkapita sektor perikanan 0.043% dari pendapatan perkapita total daerah, PDRB sektor perikanan adalah 6.28% daripada PDRB total daerah, pendapatan asli daerah (PAD) sektor perikanan 0.78% dari pendapatan perkapita total daerah, sedangkan penyerapan tenaga kerja daerah secara keseluruhan berjumlah 1720 orang dan khusus untuk sektor perikanan penyerapan tenaga kerjanya berjumlah 625 orang atau kurang lebih 0.36% namun dibandingkan dengan sektor lainnya (tabel 10) sektor kelautan perikanan sangat potensial unruk dikembangkan dalam meningkatkan kinerja ekonomi.

4. Rumah Tangga Perikanan (RTP)

Adapun data Rumah Tangga Perikanan (RTP) di Kabupaten Talaud tahun 2003-2008 dengan kategori perahu tanpa motor dan perahu dengan motor tempel dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 18 Rumah tangga perikanan (RTP)

Tahun Jumlah Rumah Tangga Perikanan (RTP) Kategori Tanpa Perahu Dengan Perahu Tanpa Motor Perahu dengan Motor Tempel 2003 5.415 1.308 3.685 422 2004 5.418 1.246 3.691 481 2005 5.478 1.246 3.732 540 2006 5.538 1.180 3.866 592 2007 5.588 1.130 3.876 632 2008 5.887 1.113 3.876 640

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, tahun 2003-2008.

Dari tabel 15 ini kita dapat melihat jumlah rumah tangga perikanan meningkat dari tahun ke tahun, jumlah perahu motor tempel terlihat cenderung meningkat, pemilikan perahu bertambah dan pemilikan motor tempel meningkat juga dari tahun ke tahun.

5. Perkembangan Kapal Motor

Kategori perahu yang banyak digunakan di Kabupaten Talaud yaitu perahu tanpa motor 3,86 unit (tahun 2008) dan perahu dengan motor yang banyak temple 640 unit 9tahun 2008). Sedangkan kapal motor yang banyak digunakan adalah yang berukuran 6-10 GT yaitu 10 unit (2003) dan 12 unit (2004), 14 unit (2005, 2006, 2007) sedangkan tahun 2008 menjadi 20 unit. Selengkapnya perkembangan kapal motor di Kabupaten Talaud disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Perkembangan Kapal Motor

Tahun Kapal Motor (GT)

0-5 6-10 11-20 21-30 Total 2003 10 10 5 1 26 2004 10 12 0 0 22 2005 11 141 1 0 26 2006 12 14 2 0 28 2007 12 14 2 0 28 2008 9 10 1 0 20

Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Talaud (2008)

1) Kapal/Perahu Purse Seine (Pajeko) terbuat dari kayu dengan konstruksi sebagai berikut:

 Jenis/tipe : Kapal Purse seine

 Ukuran Perahu (PxLxD) : 9-13 m x 2,0 m x 1,3 m

 Tenaga Penggerak

- Ukuran mesin : 45 Pk

- Merk : Mitsubishi

- Bahan bakar : Bensin-solar

 Alat tangkap yang digunakan disesuaikan dengan musim ikan, sehingga kapal ini menggunakan berbagai jenis alat tangkap dan sesuai target spesies ikan yang ditangkap yaitu: Poll and Line spesial menangkap cakalang, Pure seine spesial menangkap layang dan tongkol, Long line spesial menangkap tuna.

2) Kapal/Perahu Pan boat terbuat dari kayu mempunyai konstruksi sebagai berikut:

 Jenis/tipe : Panboat (Longline)

 Ukuran perahu (PxLxD) : 7-9m x 60 cm x 70 cm

 Tenaga penggerak Mesin :

- Ukuran mini : 15 Pk

- Bahan bakar : Bensin, solar, minyak tanah

3) Perahu Tanpa Motor terbuat dari kayu dengan konstruksi sebagai berikut:

 Jenis/tipe : Londe/ katinting

 Ukuran perahu (PxLxD) : 4,5 x 45 x 50 cm x 60 cm

 Tenaga penggerak :

- Layar

- Penggayung (Punda)

6. Jumlah alat tangkap perikanan Kabupaten Talaud 2007-2008

Alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di Kabupaten Talaud adalah: Pancing Tonda (1.137 unit), Pukat Cincin (47 unit), Jaring insang hanyut (718 unit) (tahun 2008). Selengkapnya jumlah alat tangkap dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20 Jumlah Alat Tangkap Perikanan Kabupaten Talaud 2008

JENIS ALAT TANGKAP JUMLAH (UNIT)

2007 2008 1. PUKAT CINCIN 2. JARING INGSANG - Hanyut - Lingkar - Tetap 3. PANCING

- Rawai Hanyut selain rawai Tuna

- Rawai tetap Dasar

- Pancing Tonda - Pancing Ulur - Pancing Tegak - Pancing Cumi - Pancing Lainnya 4. PERANGKAP - Bubu - Lainnya 5. ALAT TANGKAP LAINNYA - Muro Ami - Jala Tebar - PenangkaP Teripang - Garpu Tombak 25 601 122 280 316 55 1.029 518 340 56 450 260 155 95 2 150 171 47 718 180 470 480 208 1.137 650 470 20 50 62 30 2 20 10 780 Sumber : BPS Kabupaten Kepulauan Talaud (2008)

Peningkatan jumlah alat tangkap yang distandarisasi terlihat pada tabel 20 dimana pukat cincin tahun 2007 berjumlah 25 unit tahun 2008 menjadi 47 unit, jaring insang hanyut tahun 2007 berjumlah 607 pada tahun 2008 meningkat jadi 718 unit, demikian juga alat tangkap pancing tonda pada tahun 2007 berjumlah 1.029 unit menjadi 1.1.37 unit.

7. Produksi menurut jenis ikan tahun 2007-2008

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Talaud data tahun 2008 dari Dinas kelautan Perikanan digambarkan oleh jumlah produksi perikanan tangkap menurut jenis ikan, seperti disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21 Produksi menurut Jenis Ikan Tahun 2008

JENIS IKAN PRODUKSI (TON)

Pelagis Besar

• Tenggiri (Scomberomorus)

• Ikan Layaran (Istiopharus Platypterus)

• Tuna (Madidihang) (Thannus albacores)

• Cakalang (Katsunlonus pelamis)

• Lemadang (Cory phaenahippurus)

• Sunglir (Elagatis bipinnuiatus) Pelagis Kecil

• Tongkol (Auxis thazard)

• Kembung (Rastrelliger brachysoma)

• Cendro (Belonidae Tilosurus)

• Ekor Kuning (Caesio cuning spp)

• Selar (Seloroides spp)

• Kuwe (Caranx spp)

• Layang (Decapterus spp)

• Japuh (Dussumieria acuta)

• Tembang (Sardinella fimbriata)

• Lemuru (Sardinella lemuru)

• Teri (Stolephorus spp)

• Ikan Terbang (Cypselurus spp)

• Julung-julung (Hemirhampus spp) 24,2 12,9 353,3 771,5 72,0 42,5 2.139,9 3,0 34,5 78,3 383,8 22,8 2.479,8 0,8 1,3 0,6 2,1 102,8 112,6 Demersal

 Gerot – gerot (Pomadasys maculatus)

 Lancam (Lethrinus spp)

 Kakap Merah (Lutjamus spp)

 Belanak (Mugil chephalus)

 Biji Nangka (Parupeneus indicus)

 Kurisi (Nemimterus hexodon)

 Swangi (Priacanthus tayenus)

 Gulamah (Nibea albiflora)

 Bawal Hitam (Formio niger)

 Tetengkek (Megalaspis cordyla)

 Kerapu Karang (Chephalohodis boenack)

 Kerapu Sunuk (Plectropomus leopardus)

 Beronang Senuk (Sphyraena jello)

 Cucut (Careharhinus spp)

 Pari (Mobulla spp) Jenis Ikan Lainnya

 Udang – Udangan (Panulirus versicolor)

 Udang Karang (Panulirus versicolor)

 Udang Lainnya (Panilirus versicolor) Moluska

 Cumi – Cumi (Loligo spp)

 Gurita (Octopus spp)  Sotong (Sepia spp)  Teripang (Stechopus spp) 7,6 23.1 27.9 1.1 19.8 58.4 2.6 1.5 1.2 0.5 19.1 3.9 6.5 0.7 328.8 0.9 731.5 83.1 103.0 1,9 1,7 1,6 1,7 Sumber : DKP Kabupaten Talaud (2008)

8. Sumberdaya ikan utama

Dari seluruh jenis ikan yang diproduksi perikanan tangkap Kabupaten Talaud, terpilih 4 jenis ikan unggulan:

(1) Cakalang (Katsuwonus pelanis)

(2) Tuna (Madidihang) (Thunnus albacares) (3) Tongkol (Enthynnus spp)

(4) Layang (Decapterus spp)

Tabel 22 Alat tangkap dan jenis ikan

ALAT TANGKAP JENIS IKAN

1. Pukat cincin (Purse seine)

2. Jaring insang hanyut (Gill nets) Mata jaring besar

Mata jaring kecil

3. Pancing tonda (Troll line)

- Cakalang - Layang - Tongkol

- (Cakalang, Madidihang, Tongkol) - Layang

- Cakalang

- Tuna ( Madidihang) - Tongkol

9. Alat Penangkapan Ikan yang menangkap Jenis Ikan Unggulan

Alat tangkap yang dominan digunakan oleh nelayan Kabupaten Kepulauan Talaud adalah pukat cincin (Purse seine), jaring insang hanyut (Gill net) dan pancing tonda (Troll line).

Spesifikasi dari ukuran masing-masing alat tangkap dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Pukat cincin (Purse Seine)

Gambar 7 Desain Pukat Cincin

(Sumber : Drs. Waluyo Subani dan Ir. H.R. Barus)

Alat tangkap purse seine yang umum digunakan oleh nelayan Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara mempunyai konstruksi sebagai berikut:

 Panjang pukat cincin : 382.5 m, lebar 99 m

 Bahan jaring : Polyethylene dan Polyamida

 Ukuran mata jaring : 1 inci dan 2 inci

 Ukuran benan : PA D9, PE D9 danPE D12

Dokumen terkait