• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Kritis tentang Urgensi Beranda sebuah Negara

6.1. Letak Geografis

Kabupaten Belu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki posisi sangat strategis, selain sebagai wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam yang banyak belum tergali (seperti minyak), juga dikarenakan berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Kondisi yang sedemikian rupa menjadikan kawasan Belu sebagai salah satu beranda depan NKRI yang diprioritaskan pembangunannya. Selain itu, Kabupaten Belu merupakan salah satu dari lima kabupaten di Provinsi NTT, yang terletak di daratan Timor. Posisi geografis Kabupaten Belu berada di bagian paling Timur dari daratan Timor dan berbatasan langsung dengan Negara RDTL. Secara astronomis, Kabupaten Belu terletak pada koordinat 124o38’33’’ BT sampai 125o11’23’’ BT dan 08o56’30’’ sampai 09o47’30’’LS.

Batas­batas geografis Kabupaten Belu adalah: Sebelah Utara : Selat Ombai.

Sebelah Selatan : Laut Timor.

Sebelah Timur : Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Sebelah Barat : Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Bentuk topografi wilayah Kabupaten Belu merupakan da­ erah datar berbukit-bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke Utara dan Selatan mengikuti arah kemiringan lerengnya. Dari aspek kemampuan tanah, sebagian besar Kabupaten Belu bertekstur tanah sedang yang meliputi hampir seluruh wilayah dan sebagain kecil bertekstur tanah halus dan kasar.

Beranda Negara Di Tepi Negara Tetangga

159

Di Kabupaten Belu terdapat beberapa sungai yang men-dukung kehidupan bagi masyarakat. Melalui beberapa sungai itulah masyarakat sangat menggantungkan bagi kebutuhannya sehari-hari untuk kepentingan konsumsi, memasak, mandi, dan lain sebagainya.

Tabel 6.1

Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Belu

No. Kecamatan Nama Sungai Panjang (km)

1

Malaka Barat Benenai 100

2 Mota Delek 15

3

Malaka Tengah Baen 30

4 Wedik 10

5

Malaka Timur Talimetan 8

6 Motahoar 7

7

Tasifeto Barat Motabuik 41

8 Luradik 10 9 Tasifeto Timur Baukama 45 10 Baukoek 10 11 Motumoru 15 12 Lamaknen Malibaka 50 13 Welulik 18

14 Kota Atambua Talau 50

Sumber: Dinas Kimpraswil Kabupaten Belu, 2011.

Keterangan: Sungai yang diberi tanda tebal merupakan sungai yang berada di kawasan perbatasan.

Berdasarkan Tabel 6.1, dapat diketahui bahwa pada dasar-nya sungai-sungai yang ada di Kabupaten Belu memiliki ukuran yang panjang, namun kondisi sungai tersebut pada umumnya kering sehingga kurang optimal dimanfaatkan oleh masyarakat.

Dr. Rahman Mulyawan

160

Sungai-sungai yang ada di kawasan perbatasan sering menim-bulkan masalah antara kedua negara (RI-RDTL), karena sering digunakan oleh masyarakat yang berasal dari kedua negara untuk mencari ikan atau beternak yang sering melanggar batas antarnegara. Digunakannya sungai yang kering tersebut, dika-renakan menjadi suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama, jauh sebelum Timor Leste berpisah dengan Indonesia.

Masalah pengelolaan daerah aliran sungai ini semakin me-nonjol ketika tentara Timor Leste menembak warganegara Indonesia yang sedang melakukan pencarian ikan dan kayu bakar di daerah perairan sungai di sekitar Turiskain. Tentara Timor Leste berpendirian bahwa mereka adalah penyelundup dan bukan pelintas tradisional. Kasus ini walaupun telah me-newaskan dua orang warga negara Indonesia, tetapi tidak pernah tuntas penyelesaian masalahnya.

Permasalahan yang ada di kawasan perbatasan akan dapat

diminimalisasiapabila terdapat sebuah peraturan daerah yang khusus mengatur kawasan perbatasan, sehingga berbagai masalah termasuk konflik yang ada di dalamnya dapat ditun­ taskan secara cepat dan tepat. Namun dari keterangan para pihak terkait, Kabupaten Belu belum memiliki peraturan daerah yang khusus membahas kondisi wilayahnya sebagai daerah perbatasan antarnegara.

Pada dasarnya kebijakan yang ada di Kabupaten Belu sudah menyesuaikan dengan kondisi dan konsekuensi sebagai wilayah perbatasan. Jadi, tidak ada peraturan daerah yang khusus mengatur masalah perbatasan. Kabupaten Belu memiliki kebi-jak an pengelolaan sebagai kawasan perbatasan dalam misi

Beranda Negara Di Tepi Negara Tetangga

161

pembangunan Kabupaten Belu 2009-2014 dan lima pilar pem-bangunan 2009-2014.50

Perda yang secara khusus mengatur itu memang tidak ada, tetapi banyak program kerja yang memfokuskan di daerah perbatasan. Ini sudah diketahui Bupati. Mungkin di masa depan ada peraturan daerah yang khusus mengatur daerah perbatasan, tetapi itu juga bergantung pimpinan yang akan datang.51

Mengenai hal itu (perda yang khusus tentang pengelolaan kawasan perbatasan) memang tidak ada, tetapi di Bappeda me-miliki fungsi untuk senantiasa melakukan rencana pembangun-an pada wilayah-wilayah ypembangun-ang ada di perbataspembangun-an. Fokus utama Bappeda bukan hanya kepada daerah perbatasan antarnegara, mengingat perbatasan antarkabupaten juga memiliki permasa-lahan yang hampir sama, seperti di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan. Bappeda melihat bahwa kondisi di daerah-daerah per-batasan tersebut memiliki karakter yang seragam, mengingat bercirikan ketertinggalan dalam aspek pembangunan di segala bidang. Hal ini pun ditunjang oleh kondisi alam yang kurang mendukung, sehingga masyarakat lebih banyak terbelenggu oleh kemiskinan. Suatu saat memang diperlukan adanya perda yang secara khusus mengatur masalah tersebut, walau sekarang semua masalah itu sudah menjadi kewenangan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang di daerah berada di tingkat provinsi. BNPPD NTT berada di Kota Kupang. Namun keberadaan lembaga tersebut belum begitu efektif, mengingat belum satu tahun berdiri.52

50 Hasil wawancara dengan Bupati Belu di Kantor Bupati di Kota Atambua pada 9 Juni 2011. 51

Hasil wawancara dengan Kepala Badan Kesbang Linmas Kabupaten Belu di Kantor Kesbang Lin-mas di Kota Atambua pada 9 Juni 2011.

52 Hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Belu di Kantor Bappeda di Kota Atambua pada 11 Juni 2011.

Dr. Rahman Mulyawan

162

Dinas PU juga punya tugas untuk memprioritaskan pem-bangunan di wilayah perbatasan.53

Berdasarkan hasil wawancara dengan para pihak, Peme-rintah Kabupaten Belu terindikasi masih belum menganggap perlu adanya sebuah peraturan daerah yang khusus mengatur tentang pengelolaan kawasan perbatasan.

Dokumen terkait