• Tidak ada hasil yang ditemukan

IFAS EFAS

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administratif

Secara geografis Kawasan Taman Wisata Alam Laut (TWAL) di Desa Gili Indah terletak pada 8020,LS sampai dengan 8023,LS dan 116000 BT sampai dengan 116010,BT. Pemerintah Desa Gili Indah secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Batas-batas wilayah Desa Gili Indah sebagai berikut (Monografi Desa Gili Indah, 2005).

• Sebelah Utara : Laut Jawa

• Sebelah Timur : Selat Sira

• Sebelah Selatan : Perairan Teluk Kombal

• Sebelah Barat : Selatan Lombok

Desa Gili Indah terbentuk berdasarkan SK Gubernur No. 20, tanggal 23 Januari 1995 dan merupakan pecahan dari Desa Pemenang Barat, Kecamatan Tanjung. Keberadaannya sangat unik jika dibandingkan dengan desa-desa lain, karena merupakan satu-satunya desa yang wilayahnya terdiri dari tiga pulau kecil, yaitu Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Kawasan ini juga telah ditunjuk sebagai Taman Wisata Alam (TWAL) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 85/ Kpts-II/1993 tanggal 16 Februari 1993 dengan luas wilayah 2.954 hektar dan luas daratan 665 hektar. Dari ketiga pulau di Gili Indah, Gili Trawangan merupakan pulau yang terbesar dengan luas 340 hektar dan keliling pulau 10 km, disusul Gili Air seluas 175 hektar dan keliling pulau 5 km, serta Gili Meno seluas 150 hektar dan keliling pulau 4 km.

4.1.1 Kondisi Demografis

Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu yang sangat penting dalam keseimbangan dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Pertambahan dan konsentrasi penduduk yang terbatas menimbulkan permintaan terhadap sumberdaya alam yang ada, tidak terkecuali pada sumberdaya pesisir dan lautan.

Penyebaran penduduk di desa Gili Indah tidak merata, penduduk yang terbayak di dusun Gili Air sedangkan yang paling sedikit adalah penduduk gili Meno. Jumlah secara keseluruhan penduduk di Desa Gili Indah pada tahun 2005 sebanyak 2.935 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 710 KK, terdiri dari

laki-laki 1.506 jiwa dan perempuan 1.429 jiwa. Adapun jumlah penduduk Desa Gili Indah dirinci menurut umur seperti pada Tabel 7.

Tabel 7 Jumlah penduduk Desa Gili Indah dirinci menurut umur tahun hasil Registrasi akhir tahun 2005

No. Umur Jumlah (Orang)

1. 0 – 9 Tahun 525 2. 10 – 19 Tahun 501 3. 20 – 29 Tahun 659 4. 30 – 39 Tahun 565 5. 40 – 50 Tahun 399 6. > 50 Tahun 286 Jumlah 2.935 Sumber: Laporan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Desa Gili Indah,

BKSDA 2005

4.1.2 Pendidikan dan Kesehatan

Dalam hal pendidikan, saat ini di setiap dusun sudah ada Sekolah Dasar (SD), namun untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, harus pergi ke tempat lain (daratan pulau Lombok).Sekitar 90% dari penduduk Gili Indah hanya berpendidikan tamat SD ke bawah, sedangkan sisanya 10% mengenyam pendidikan SLTP dan SMU. Dari jumlah 90% tersebut, sekitar 35% tidak pernah mengikuti pendidikan dasar. Hal ini menunjukkan tingkat pendidikan anggota rumah tangga di tiga gili (dusun) relatif rendah. Sarana pendidikan yang ada di Desa Gili Indah hanya terbatas Sekolah Dasar (3 buah), SLTP (1 buah) dan Taman Kanak-Kanak (2 buah) sedangkan sarana kesehatan terdapat puskesmas pembantu (3 unit) dan Posyandu (3 buah). Tingkat pendidikan penduduk di Desa Gili Indah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 8.

Di tiap-tiap gili sudah terdapat sarana kesehatan berupa puskesmas sebanyak 1 buah setiap dusun. Puskemas yang sudah ada sudah dapat melayani seluruh penduduk yang tinggal dimasing-masing gili, namum jika ada penduduk yang sakit berat biasanya di bawa ke puskesmas atau ke rumah sakit yang berada di daratan Lombok mengingat puskesmnas yang terbatas pada ketiga puskesmas tersebut.

Tabel 8 Tingkat pendidikan penduduk di Desa Gili Indah

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk (orang)

1. Belum Sekolah 175

2. Usia 7-45 Tahun tidak pernah sekolah 63

3. Pernah Sekolah SD tetapi tidak tamat 78

4. Tamat SD Sederajat 780

5. Tamat SLTP Sederajat 605

6. Tamat SLTA Sederajat 320

7. D – 1 16

8. D – 2 10

9. D – 3 5

10. S – 1 7

Jumlah 2.059

Sumber : Laporan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Desa Gili Indah, BKSDA 2005

4.1.3 Agama dan Adat Istiadat

Sekitar 75% dari penduduk Gili Indah berasal dari suku Bugis (Sulawesi Selatan), sisanya adalah suku sasak, Bali, Jawa, dan Madura, serta suku-suku lainnya. Dominannya orang Bugis ini menjadikan kekerabatan diketiga Gili sangat erat, walaupun kehidupan bertetangga mereka dipisahkan laut.

Perkampungan penduduk Gili Indah terkonsentrasi ditengah-tengah pulau, sedikit sekali yang mendirikan rumah dipinggir pantai. Ciri dari rumah mereka adalah rumah panggung dengan kolong rumah yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti dapur, tempat menyimpan kayu bakar, dan tempat istirahat keluarga. Mayoritas penduduk Gili Indah adalah beragama Islam. Pada setiap gili terdapat mesjid yang rutin mengadakan pengajian dan kegiatan keagamaan.

4.1.4 Aksebilitas

Bandara Selaparang dan Pelabuhan Lembar merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Gili Indah. Untuk mencapai Gili Indah tersedia perahu dari Pelabuhan Bangsal. Teluk Kode atau langsung berperahu dari Senggigi. Untuk pelayanan umum digunakan pelabuhan Bangsal

dan setiap saat selalu tesedia perahu dari Bangsal menuju Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan.

Mulai bulan Juni 2001 telah diberlakukan tarif untuk satu penumpang dari pelabuhan bangsal ke Gili Air Rp 2.300, Gili Meno Rp 2.800, dan Gili Trawangan Rp 3.000. Tarif juga berlaku untuk penyeberangan antar gili, yaitu Rp 7000. Jika perahu disewa (Charter), tarif yang berlaku antara Rp 55.000 sampai Rp 120.000. Perahu yang melayani antar pulau tergabung dalam koperasi angkutan Karya Bahari. Peranan koperasi ini adalah melayani kebutuhan anggotanya, dan menjual tiket untuk penyeberangan.

Untuk menghubungkan dengan wilayah (daerah) lain maka diperlukan sarana telekomunikasi terutama bagi wisatawan. Di setiap Gili terdapat warung telekomunikasi (wartel) yang melayani lokal, SLJJ, dan SLI. Selanjutnya tidak kalah pentingnya adalah sarana penerangan (listrik). Pelayanan listrik oleh PLN hanya terdapat di dua Gili, yaitu Gili Air dan Gili Trawangan. Sedangkan di Gili Meno biasanya disediakan oleh masing-masing tempat penginapan dalam jumlah yang terbatas.

4.1.5 Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Gili Indah secara rinci dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Lembaga ekonomi yang terdapat di Desa Gili Indah

No Jenis Lembaga Jumlah (unit)

1. Koperasi 1

2. Industri Alat Rumah Tangga 1

3. Restoran 72

4. Warung / Kelontong 20

5. Angkutan 45

6. Toko / Swalayan 1

Jumlah 140 Sumber : : Laporan Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya Desa Gili Indah,

BKSDA 2005.

4.1.6 Keadaan Fisik

4.1.6.1.Topografi dan Batimetri

Keadaan topografi Gili Air dan Gili Meno datar, dengan ketinggian hampir sejajar dengan permukaan laut, sedangkan Gili Trawangan pada bagian tengah

ke arah utara datar dan pada bagian tengah ke arah selatan berbukit dengan ketinggian ± 72 meter dari permukaan laut. Keadaan topografi pantai ketiga pulau landai dengan areal yang tidak terlalu luas.

Kondisi bathymetri sekeliling Gili Air dan Gili Trawangan landai hingga kedalaman 10 meter, sedangkan Gili Meno agak sedikit curam. Selat antara Gili Air dan Gili Meno, serta Gili Meno dan Gili Trawangan mempunyai kedalaman antara 30-40 meter. Pada bagian barat Gili Trawangan mempunyai kedalaman antara 30-40 meter. Pada bagian barat Gili Trawangan batimetrinya curam dengan kedalaman lebih dari 50 meter.

4.1.6.2 Oseonografi

Pasang surut air laut mempunyai ketingian 1-5 meter. Pasang surut Selat Lombok memiliki karateristik yang unik akibat dipengaruhi oleh dua rambatan gelombang pasang surut yang berasal dari Samudera Pasifik. Kondisi pasang surut tersebut dan proses atmosfir skala global sehingga memberikan tambahan fluktuasi permukaan laut hingga 30 cm pada fluktuasi permukaan air yang disebabkan pasang surut (Suharsono, 1995).

Keadaan osenografi Gili Indah dipengaruhi oleh dinamika oseanografi Selat Lombok dan Laut Flores. Diantara parameter oseanografi yang penting dalam penentuan lokasi wisata bahari adalah pasang surut, arus, dan gelombang.

Berdasarkan pengukuran pasang surut di Dermaga Gili Air (08021’52’’,116004’55’’BT) didapatkan tipe pasut Gili Indah adalah campuran condong ke tipe semi diurnal (hari ganda). Dengan perbedaan pasang dan surutnya ± 1 meter (Departemen Kehutanan, 1994).

4.1.6.3 Fisika-Kimia Perairan

Berdasarkan pengukuran pada delapan stasiun pengamatan, diketahui suhu perairan Gili Indah berkisar antara 250-30,40 C, salinitas berkisar antara 34-36 ppt. Suhu dan salinitas tersebut masih menunjukkan kisaran normal perairan tropis dan masih bagus untuk kehidupan biota laut. Kemudian pH berkisar antara 7- 8,6. DO berkisar antara 4,8-9,37 mg/l. Kisaran pH dan DO ini masih layak untuk kehidupan biota laut dan masih sesuai dengan baku mutu lingkungan. Nitrat berkisar antara 0,032-0,1180 mg/l, dan ortho pospat berkisar antara 0,0088 - 0,229 mg/l (Halim, 1998).

Secara umum kualitas perairan di Gili Indah Ini masih sesuai untuk kehidupan biota laut. Dengan kecerahan rata-rata 90% terhadap kedalaman dan tidak adanya pencemaran/polutan yang memasuki perairan, menjadikan wilayah Gili Indah sangat sesuai untuk lokasi pariwisata bahari.

4.1.6 4. Hidrologi

Hidrologi dalam arti sumber air tawar pada kawasan pulau-pulau kecil sangat penting artinya dalam rangka mendukung kegiatan wisata, terkait dengan daya dukung kawasan terhadap jumlah hunian yang dapat dilayani/dipenuhi kebutuhan air tawarnya dari pulau itu sendiri apabila tidak ada pasokan dari luar pulau itu sendiri, apabila tidak ada pasokan dari luar.

Air tawar yang dimanfaatkan di tiga pulau adalah air tanah yang berupa resapan Gili Trawangan yang luas pulau cukup besar, pada bagian tengah pulau masih dimungkinkan diperoleh air tawar yang kadar garamnya relatif rendah, sedangkan di Gili Meno dan Gili Air yang luasnya kecil, relatif terbatas persediaan air tanah yang kadar garamnya rendah, bahkan pada Gili Meno terdapat danau air asin. Hal ini menunjukkan tingkat instrusi air laut ke daratan cukup besar.

Hasil pengukuran diketahui air untuk keperluan MCK di Gili Trawangan bersalinitas 8ppt, Gili Meno 18ppt, dan Gili Air bersalinitas 4ppt. Di Gili Air kadar garamnya lebih rendah dibanding dengan Gili Meno dan Trawangan. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi pasang surut dan beda waktu pengamatan. Jika ditinjau untuk kegiatan wisata dalam hubungannya dengan persediaan air tawar, maka diatasi dengan mendatangkan air dari daratan Lombok dan melalui proses desalinitasi air laut.

4.2 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan