• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis dan Demografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut :

21

• Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang. KOTA MEDAN

Motto

Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan Kota Medan

Metropolitan

Provinsi Sumatera Utara

Negara Indonesia

Hari Jadi 1 Juli 1950

Walikota Dzulmi Eldin

Luas Total 265,10 km2

Demografi

• Suku

• Agama

• Bahasa

Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing, Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh,

Tamil

Islam (68,83%), Kristen Protestan (20,27%), Kristen Katolik (2,79%), Budha (8,79%), Hindu (0,44%)

Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien, Minangkabau, Mandailing, Tamil

Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Secara administratif, Medan terdiri atas 151 kelurahan dan 21 kecamatan, diantaranya adalah :

1. Medan Tuntungan 12. Medan Helvetia

2. Medan Johor 13. Medan Petisah

3. Medan Amplas 14. Medan Barat

4. Medan Denai 15. Medan Timur

5. Medan Area 16. Medan Perjuangan

6. Medan Kota 17. Medan Tembung

7. Medan Maimun 18. Medan Deli

8. Medan Polonia 19. Medan Labuhan

9. Medan Baru 20. Medan Marelan

10.Medan Selayang 21. Medan Belawan

11.Medan Sunggal

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan daerah tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sei Babura dan Sei Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dan suhu minimum menurut stasiun Polonia pada tahun 2009 berkisar antara 23,01 derajat Celsius – 24,0 derajat Celsius dan suhu maksimum berkisar antara 30,6 derajat Celsius – 33,1 derajat Celsius. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 78-82%, dan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec, rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6

23

mm. Hari hujan di kota Medan pada tahun 2009 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan menurut stasiun Sampali perbulannya 230,3 mm dan pada stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.

3.2.2 Demografis Kota Medan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa).Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8% dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun. Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur. Laju pertumbuhan penduduk Medan periode tahun 2000-2004 cenderung mengalami

menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan Tembung.Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru, Medan Maimun, dan Medan Polonia.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.Pada tahun 2004, angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71 tahun.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah suku jawa, dan suku-suku dari tapanuli (batak, mandailing, karo). Di Medan banyak pula orang keturunan india dan tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang tionghoa cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja dan vihara tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, sekarang dirubah menjadi Kampung Madras yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409 orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras timur lainnya.

3.3 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan 3.3.1 Perekonomian Masyarakat Kota Medan

Untuk mempercepat proses pembangunan dan mendayagunakan potensi ekonomi dan sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM)

25

pemerintahan kota Medan membuat kebijakan-kebijakan yang terdapat pada agenda pemerintahan kota, yakni

1. Agenda Pertama

Menerapkan kepemerintahan yang baik dengan perioritas utama peningkatan kompetensi aparatur pemerintah dan penciptaan aparatur yang bersih dan berwibawa, serta pembangunan bidang kesehatan.

2. Agenda Kedua

Pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas dengan prioritas utama :

• Peningkatan kualitas pendidikan

• Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat

• Pembangunan infrastruktur 3. Agenda Ketiga

Pengembangan wilayah dan infrastruktur dengan prioritas utama :

• Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur

• Peningkatan penataan ruang dan perencanaan pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna dalam dinamika otonomi daerah

• Peningkatan dan percepatan pembangunan sumber daya air. 4. Agenda Keempat

Peningkatan kerukunan masyarakat, kehidupan sosial dan budaya dengan prioritas utama :

• Peningkatan keharmonisan antar masyarakat dan budaya

• Peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas

• Peningkatan kesejahteraan sosial 5. Agenda Kelima

Pengembangan ekonomi daerah dengan prioritas utama revitalisasi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan :

• Peningkatan kualitas pendidikan peningkatan daya saing industri kepariwisataan

• Pemberdayaan tenaga kerja

• Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan pemberdayaan koperasi, dan usaha mikro, kecil dan menengah.

6. Agenda Keenam

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan prioritas utama perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup.(Admin, http://deliserdang.go.id).

3.3.2 Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan

Berdasarkan sensus tahun 2010, jumlah penduduk kota Medan adalah 2,109,330 jiwa. Mayoritas penduduk kota Medan adalahbeberapa suku lainnya yang turut berdomisili di kota ini adalah suku jawa, tionghoa, mandailing, minangkabau, melayu, karo, aceh, sunda, dan tamil. Selain itu, suku pendatang dari ras tionghoa juga menjadi bagian dari penduduk Medan.

27

Bahasa yang kerap digunakan penduduk sehari-hari adalah bahasa Indonesia, bahasa batak, dan bahasa mandailing. Anda perlu mempelajari beberapa bahasa batak yang sering digunakan masyarakat setempat agar dapat menjalin komunikasi yang lebih akrab selama berwisata di kota ini. Suku melayu banyak yang memilih tinggal di pinggiran kota sementara untuk suku minangkabau dan tionghoa lebih dominan tinggal di tempat-tempat ramai karena banyak diantaranya yang menjadi pedagang. Lain lagi dengan suku mandailing, mereka akan banyak dijumpai tinggal di daerah pinggiran yang lebih nyaman dan tidak sepadat di kawasan perkotaan.

Islam dan kristen protestan adalah agama yang dominan di kota ini. berikutnya secara berurutan adalah agama katholik, budha dan hindu. Kota Medan, seperti halnya Indonesia secara umumnya, memberikan kebebasan kepada setiap masyarakat untuk dapat melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing sehingga tidak sulit menemukan rumah ibadah saat anda berada di kota ini.

Aset budaya suku batak yang sangat terkenal salah satunya adalah kain Ulos.Kain Ulos secara umum memiliki bentuk seperti selendang, tetapi bahan dan kegunaannya tentu berbeda.Kain Ulos secara khusus digunakan dalam berbagai upacara adat, baik itu perayaan pernikahan, pesta adat, kelahiran, ataupun duka saat anggota suku meninggal dunia.Cara pemakaiannya juga berbeda antara pria dan wanita.Kain Ulos biasanya tetap digunakan oleh suku batak unutk acara-acara adat sekalipun mereka sudah tidak berdomisili di kampung halamannya.

Kota Medan termasuk salah satu kota yang mengalami perkembangan dan modernisasi yang cukup pesat dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di

Sumatera. Sekalipun demikian, kota Medan tetap menjadi istana wisata alam yang kemahsyurannya sudah terdengar hingga ke mancanegara.

(Admi

Dokumen terkait