• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Wisata Outdoor Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Wisata Outdoor Di Kota Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA MEDAN

KERTAS KARYA

OLEH

NOVIA NUR PRATIWI

112204042

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

2

LEMBAR PERSETUJUAN

KAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP SEBAGAI

WADAH ALTERNATIF KEGIATAN WISATA OUTDOOR

DI KOTA MEDAN

OLEH

NOVIA NUR PRATIWI

112204042

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Drs. Gustanto, M.Hum.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : KAMPUNG LADANG OUTBOUND

CAMP SEBAGAI WADAH ALTERNATIF

WISATA OUTDOOR DI KOTA MEDAN

Oleh

: NOVIA NUR PRATIWI

NIM

: 112204042

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, M.A.

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

(4)

ABSTRAKSI

Dunia pariwisata mulai banyak dilirik orang terlebih orang kota yang jenuh dengan rutinitas dan ingin melepaskan kepenatan. Oleh karena itu bermacam-macam kegiatan pariwisata ditawarkan, salah satunya yang menarik adalah orang ingin berdekatan dengan alam dan mencari kegiatan-kegiatan yang tidak rutin atau sama sekali tidak pernah mereka rasakan. Dengan pilihan pergi ke suatu pedesaan dan merasakan hidup dan beraktivitas disana. Kampung Ladang Outbound Camp hadir dengan konsep pedesaan yang asri di pinggiran kota Medan dengan fasilitas yang sangat memadai sehingga masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk merasakan sensasi kegiatan outdoor atau hanya sekedar berkumpul dan bermain bersama teman-teman dan keluarga. Diharapkan setelah berkegiatan di Kampung Ladang Outbound Camp ini masyarakat dapat merasakan perbedaan baik dari pola tingkah laku maupun sikap individual atau tim serta mengakrabkan diri dengan peserta lainnya.

(5)

Bismillahirrahmanirahiim.

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini tepat waktu. Salawat

beriring salam juga penulis ucapkan kepada Nabi Muhamamd SAW karena beliaulah

yang membawa peradaban umat manusia menjadi lebih baik.

Sudah merupakan kewajiban bagi setiap mahasiswa Program Studi Pariwisata

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk menyusun dan

menyelesaikan sebuah kertas karya. Kertas karya ini untuk melengkapi persyaratan

mencapai gelar Diploma III Pariwisata Bidang Keahlian Usaha Wisata Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah:

“Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif Kegiatan

Wisata Outdoor Di Kota Medan”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini belum sempurna. Hal ini

disebabkan oleh keterbatasan, kemampuan, pengetahuan, dan sumber bacaan yang

diperoleh, untuk itu dengan hati yang terbuka penulis bersedia menerima saran dan

keritikan yang sifatnya membangun dari pembaca guna penyempurnaan kertas karya

ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis banyak mendapat bantuan,

(6)

kesempatan ini dengan rasa haru dan bangga penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pariwisata

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Drs. Gustanto, M.Hum., selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan kertas karya

ini.

4. Bapak Sugeng Parmono, S.E, M.Si., selaku dosen pembaca yang telah

meluangkan waktu untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan kertas

karya ini.

5. Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi D III Pariwisata Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada Ayahanda Ramidi dan Ibunda Kurnia yang tersegalanya di dunia

ini telah banyak memberikan dorongan demi terwujudnya keingingan

untuk melihat anaknya wisuda.

7. Rahma Julia Tika selaku kakak satu-satunya yang tercinta telah

memberikan dorongan agar bisa melihat adiknya wisuda.

8. Teman-teman seperjuangan Usaha Wisata dan Perhotelan 2011 yang

(7)

inspirasi dalam pembuatan Kertas Karya ini.

10.Terkhususnya untuk sahabat-sahabat terhebatku Putri Fransiska, Rizki

Ananda, Tiara Anggaria, Ayu Purnama Sari, yang telah bersama-sama

sejak awal perkuliahan sampai pada akhirnya kita memilih jalan

masing-masing kedepannya, tak henti-hentinya memberikan semangat, saran,

motivasi yang sangat penulis butuhkan dalam menyelesaikan kertas karya

ini. “you are the best thing in my life, I love you all. Kita Kuat! Kita

Sukses! Amin.”

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

Semoga kertas karya ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya.

Alhamdulillahirabil’alamiin.

Medan, November 2014

Penulis,

Novia Nur Pratiwi

(8)

DAFTAR ISI

2.4 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata ... 11

2.5 Pengertian Outbound Training Sebagai Wisata Outdoor ... 13

2.6 Manfaat Outbound Training ... 15

2.7 Metodologi Outbound Training ... 16

BAB IIITINJAUAN UMUM KOTA MEDAN ... 18

3.1 Sejarah Kota Medan ... 18

3.2 Letak Geografis dan Demografis Kota Medan ... 20

(9)

3.3.2 Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan ... 27

3.4 Sarana dan Prasarana Pariwisata di Kota Medan ... 28

3.5 Ciri Khas dan Objek Wisata di Kota Medan ... 29

BAB IVKAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP SEBAGAI WADAH ALTERNATIF WISATA OUTDOOR DI KOTA MEDAN ... 31

4.1 Tentang Kampung Ladang Outbound Camp ... 31

4.2 Fasilitas di Kampung Ladang Outbound Camp. ... 33

4.3 Kegiatan di Kampung Ladang Outbound Camp ... 34

4.3.1 Fun Games Kampung Ladang ... 34

4.3.2 Outbound Kampung Ladang ... 38

4.3.3 Paintball dan Sesi Foto Pre-wedding Kampung Ladang ... 41

4.4Paket yang Tersedia di Kampung Ladang Outbound Camp ... 41

4.5Manfaat Kegiatan Bagi Peserta Outbund di Kampung Ladang Outbound Camp ... 44

BAB VPENUTUP ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dewasa ini semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya berwisata atau

melakukan aktivitas diluar dari pada kegiatan rutin sehari-hari yang tekadang dapat

membuat jenuh. Disaat seseorang merasa jenuh dengan aktivitasnya, ia berusaha

untuk mencari kegiatan atau pergi ke tempat lain untuk mengembalikan semangat

kerjanya.

Banyak pilihan yang dapat dilakukan untuk memulihkan kembali semangat kerja

tergantung dari orientasi orang tersebut. Apalagi kita berada di kota Medan, kota

metropolitan terbesar ketiga di Indonesia, yang menyuguhkan tampilan dari sebuah

kota metropolitan dengan berbagai macam tempat perbelanjaan, mulai dari pasar

tradisional hingga ke tempat belanja modern. Tidak hanya itu, tawaran wisata kuliner

juga sangat mudah dinikmati mulai dari jajanan pasar pinggir jalan hingga ke restoran

mewah.

Akan tetapi, masyarakat perkotaan sudah mulai jenuh dengan segala hal yang ada

pada sebuah kota besar. Banyak orang yang menginginkan suatu hal lain yang

sifatnya kebalikan dari apa yang biasa dilakukan. Misalkan melakukan kegiatan

diluar ruangan atau biasa kita sebut outdoor activity.Banyak hal yang dapat kita

lakukan di luar, kegiatan biasa dan sederhana yang tanpa kita sadari dapat

(11)

Hal-hal seperti ini ternyata dapat ditangkap oleh pengusaha-pengusaha di bidang

kegiatan-kegiatan outdoor. Sekarang ini banyak sekali badan usaha yang

mengembangkan dan mengelola suatu kawasan atau lahan untuk dijadikan tempat

kegiatan permainan di alam bebas dengan cara menjual paket-paket permainan.

Contoh kegiatannya beragam, mulai dari fun games yang dapat diikutin segala usia

dan kalangan sampai ke kegiatan yang memacu adrenalin.

Tanpa disadari banyak manfaat yang dapat dipetik dari melakukan kegiatan outdoor

seperti itu, misal meningkatkan kerja sama di dalam tim, pembentukan karakter,

meningkatkan problem solving, dan bisa mengenal lebih dalam sifat orang-orang

yang ada di dalam tim tersebut.

Pasar yang dituju dari kegiatan ini mencakup seluruh kalangan mulai dari pelajar,

karyawan swasta atau pun negeri, serta umum segala umur sesuai dengan syarat yang

sudah disediakan.Diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini peserta dapat menambah

pengalamannya serta meningkatkan semangat serta kinerja kerja setelah kembali ke

rutinitas awal.

Kampung Ladang Outbound Camp merupakan salah satu lokasi outbond permanen

yang berkonsep pedesaan yang asri, nyaman, sejuk dan indah yang ada di Jl.

Tuntungan Tj. Anom Medan. Dengan luas lebih dari 10 hektar serta dua danau besar

didalamnya, Kampung Ladang Outbound Camp sangat cocok dijadikan pilihan buat

berwisata outdoor. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pusat kota hanya sekitar

kurang lebih 30 menit. Paket-paket yang ditawarkan pun beragam, mulai dari outbond

(12)

3

Dari semua yang diatas sangat disayangkan minat masyarakat untuk mengikuti

kegiatan seperti ini masih sangat kurang.Serta peran marketing dari menejemen

Kampung Ladang Outbound Camp yang masih kurang mempromosikan ke luar.

Maka dari itu penulis memilih judul :“Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai

Wadah Alternatif Kegiatan Wisata Outdoor di Kota Medan”

1.2 Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah yang akan dibahas, yang meliputi fasilitas apa

saja yang ada di Kampung Ladang Outbound Camp, paket-paket permainan yang

disediakan, manfaat bagi peserta yang mengikuti kegiatan outbond, dan sistem

promosi. Sehingga Kampung Ladang Outbound Camp dapat menjadi pilihan utama

bagi orang yang ingin melakukan kegiatan outbond di kota Medan dan diketahui

keberadaannya.

1.3 Tujuan Penulisan

Kertas karya ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

1. Sebagai salah satu syarat akademis untuk menyelesaikan pendidikan dan

memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata pada program studi pariwisata

bidang keahlian Usaha Wisata di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera

Utara.

(13)

3. Kertas karya ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk pengembangan objek

wisata serupa.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk membantu memperkenalkan wisata alam dan kegiatan-kegiatan

outdoor seperti di Kampung Ladang Outbound Camp ke masyarakat luar.

2. Menambah wawasan penulis dan pembaca yang lebih efektif dan efisien.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, penulis

menggunakan dua metode penelitian, yaitu:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data secara teoritis, yang diperoleh dari pustaka berupa buku-buku

ilmiah, majalah, dan internet yang ada hubungannya dengan pembahasan judul kertas

karya ini.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara penelitian langsung di

lapangan dengan mewawancarai orang-orang di instansi yang terkait dan

mengadakan observasi.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

• Menambah wawasan bagi penulis maupun pembaca kertas karya ini akan

(14)

5

• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan upaya-upaya peningkatan

wisatawan yang akan berkunjung ke Medan.

1.6 Sistematika Penulisan

Agar penulisan kertas karya ini tersusun secara sistemtis maka penulis

membaginya ke dalam 5 bab berikut ini :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, batasan masalah, tujuan

penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Uraian Teoritis Tentang Kepariwisataan

Berisikan uraian teoritis tentang kepariwisataan yang meliputi pengertian

kepariwisataan, pengertian pariwisata dan wisatawan, pengertian outbound training

serta manfaatnya, dan metodologi outbound training.

BAB III : Gambaran Umum Masyarakat dan Wilayah Kota Medan

Bab ini menguraikan tentang letak geografis Kota Medan, pembagian wilayah

administratif, sarana prasarana kepariwisataan di Kota Medan, keadaan sosial, sistem

sosial, dan perekonomian masyarakat di Kota Medan.

BAB IV : Kampung Ladang Outbound Camp Sebagai Wadah Alternatif

Wisata Outdoor di Kota Medan

Bab ini menguraikan sarana dan fasilitas yang ada di Kampung Ladang

(15)

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran

DAFTAR PUSTAKA

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata

Istilah pariwisata secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri

dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti banyak, berkali-kali,

berputar–putar atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti bepergian. Secara garis

besar, maka kita dapat mengartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan dari

suatu tempat ketempat yang lain“tour”.Sedangkan dalam bahasa Ibrani tur berarti

belajar, dalam bahasa Latin berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa

Perancis kuno disebut perjalanan mengelilingi sirkuit.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas penulis akan menjabarkan kata–kata

yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut:

o Kepariwisatan : Hal–hal yang berhubungan dengan pariwisata dan dalam

bahasa Inggris disebut dengan “Tourism”.

o Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris dapat disamakan dengan

perkataan“Travel”.

o Pariwisata : Perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, dalam

bahasa Inggris disebut dengan “Tour”(Yoeti, 1983:104).

o Wisatawan :Seseorang atau kelompok orang yang melakukan suatu perjalanan

(17)

Beberapa ahli mengemukakan pengertian pariwisata, antara lain:

1. Hornby (dalam Kesrul, 2003:3), mengartikan wisata sebagai berikut : “Tour is a

journey in which short stays are made at a number of places, and the traveller

finally returns to his or her own place.” Wisata adalah sebuah perjalanan di mana

perjalanannya singgah sementara di beberapa tempat dan akhirnya kembali lagi

ke tempat asal, yang merupakan tempat ia memulai pekerjaan.

2. Norval (dalam Kesrul, 2003:3) menjelaskan arti wisata, yaitu “...kegiatan yang

berhubungan dengan masuk, tinggal, dan bergeraknya penduduk asing di

dalam/luar suatu negara/wilayah.

3. Prof. Hunziger dan Kraf dari swiss dari tahun 1942 (dalam Kesrul, 2003:3)

memberikan batasan pariwisata yang bersifat teknis, yaitu “…kepariwisataan

adalah keseluruhan hubungan dengan gejala-gejala yang timbul dari

perjalanan/tinggalnya orang asing, di mana perjalan tidak bersifat menetap atau

dimaksudkan untuk mencari nafkah.

4. Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1990 (dalam Kesrul, 2003:3) tentang

kepariwisataan, menjelaskan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari

suatu kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara

untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

Dari semua pengertian itu, wisata dapat dirumuskan sebagai perjalanan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang bersifat sementara, untuk

menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan.Artinya, wisata adalah kegiatan diluar

(18)

9

Untuk membedakannya dengan perjalanan pada umumnya wisata memiliki sifat-sifat

khusus, sebagai berikut :

• Untuk mengonsumsi produk pariwisata, konsumen harus mendatangi tempat

wisata tersebut.

• Komponen pariwisata merupakan mata rantai yang saling terkait, dan

adakalanya mata rantai yang lemah merupakan mata rantai yang paling

menentukan.

• Berwujud pelayanan yang tidak dapat diukur

• Permintaan sangat dipengaruhi oleh faktor non ekonomi (politik, sikap

masyarakat).

2.2 Jenis Objek Wisata

Secara garis besarnya produk wisata saat ini dibedakan atas :

1. wisata budaya/seni,

2. wisata religius, dan

3. wisata alam yang sering disebut sebagai ekowisata.

Pengembangan produk wisata alam dimaksudkan untuk memperluas dan

memperbanyak produk wisata alam dengan melakukan diversifikasi objek wisata

alam.

1. Wisata ilmiah : ditujukan kepada wisatawan yang mempunyai minat dibidang

penelitian

(19)

minat menambah wawasan dan pengetahuan tentang alam

3. Wisata konvensi : ditujukan kepada wisatawan yang akan memanfaatkan

sarana kawasan hutan untuk kepentingan konvensi

4. Wisata belanja : ditujukan untuk wisatawan yang ingin berbelanja produk

yang dihasilkan oleh masyarakat setempat/ sekitar kawasan wisata

5. Wisata budaya : sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata alam

6. Wisata religius : sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata alam

7. Wisata alam minat khusus lainnya seperti wisata bahari, penelusuran gua,

arum jeram, dan lainnya, sebagai produk penunjang pengembangan pariwisata

alam.

2.3 Potensi Daya Tarik Wisata

Potensi dan daya tarik objek wisata merupakan salah satu unsur pokok dalam

pembangunan kepariwisataan di samping unsur-unsur yang lainnya seperti:

akomodasi, restoran, usaha jasa perjalanan, dan lainnya. Potensi daya tarik suatu

objek wisata adalah suatu sifat yang dimiliki oleh suatu objek berupa keunikan,

keaslian, kelangkaan, atau fungsi dengan tujuan tertentu yang membuat wisatawan

memilih untuk menghabiskan waktu disana.

Suatu tempat atau keadaan alam yang sangat menarik pasti sangat dinikmati

oleh wisatawan pada umumnya. Objek wisata yang mempunyai potensi dan daya

tarik wisata yang baik harus terus dibangun dan dikembangkan, sehingga mempunyai

daya tarik agar wisatawan puas akan objek wisata yang dikunjunginya. Daya tarik

(20)

11

Daya tarik historis

• Lokasi suatu kawasan objek wisata yang memberikan suatu pemandangan

yang indah

• Perkembangan tehnik pengelolaan yang baik.

2.4 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata

seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih

banyak menggunakan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi

daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti, 1983:160).

Adapun pengertian objek wisata yaitu, semua hal yang menarik untuk dilihat

dan dirasakan oleh wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam

saja.Sedangkan pengertian dari pada atraksi wisata yaitu, sesuatu yang menarik untuk

dilihat, dirasakan, dinikmati dan dimiliki oleh wisatawan, yang dibuat oleh manusia

dan memerlukan persiapan terlebih dahulu sebelum diperlihatkan kepada wisatawan.

Mengenai pengertian objek wisata, kita dapat melihat sumber acuan yaitu:

Peraturan Pemerintah No.24/1979 menjelaskan bahwa objek wisata adalah:

“perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan

tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi” (Anonymous,

http://hukumonline.com).

Membicarakan objek dan atraksi wisata ada baiknya dikaitkan dengan

(21)

keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan, dan dinikmatti oleh wisatawan,

semenjak ia meninggalkan rumah di mana biasanya ia tinggal, sampai ke daerah

tujuan wisata yang telah dipilihnya dan kembali lagi ke rumah di mana ia berangkat

semula.

Jadi objek dan atraksi wisata itu sendiri sebenarnya sudah termasuk dalam

produk industri pariwisata, karena kalau tidak motivasi untuk berkunjung ke daerah

tujuan wista itu dapat dikatakan tidak ada, padahal kita sangat meyakini bahwa pada

suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata (Yoeti,

1983:160).

Namun pada dasarnya objek wisata dan atraksi wisata adalah segala sesuatu

yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau

datang berkunjung ke tempat itu. Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan

Wisata) yang baik harus dikembangkan tiga hal agar daerah itu menarik untuk

dikunjungi yaitu:

1. Adanya something to see

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat

2. Adanya something to buy

Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli

3. Adanya something to do

Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.

Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata dan

di lain pihak harus dipikirkan bagaimana produk yang telah siap dipasarkan itu dapat

(22)

13

1. Persiapan perjalanan bagi calon wisatawan, yaitu: informasi, reservasi, tiket,

vouchers, traveller check, dan barang-barang bawaan selama dalam

perjalanan.

2. Kendaraan yang akan membawanya ke daerah tujuan.

3. Akomodasi, seperti hotel, mote, dan lain-lain.

4. Bar dan Restoran.

5. Sarana-sarana lain yang dapat menunjang kelancaran kedatangan wisatawan

seperti Kantor Pos, Kantor Telepon, Bank, dan lain-lain sarana yang berkaitan

(Yoeti, 1983:168).

2.5 Pengertian Outbound Training Sebagai Wisata Outdoor

Outbound training adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan

manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi

efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung

diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti

saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. Alam

Indonesia yang kaya menyediakan sumber belajar yang tidak akan pernah habis

digali. Dimensi alam sebagai obyek pendidikan bisa menjadi laboratorium

sesungguhnya dan tempat bermain yang mengasyikan dengan berbagai metodenya.

Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan

keunggulan alam.Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya dihadapkan pada

(23)

menjadi sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan

yang lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.

Sisi menarik dari metode pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk

penyampaiannya.Dalam permainan skill, individu tidak hanya ditantang berpikir

cerdas namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta akan lebih

banyak dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual

quotient)nya, disamping IQ (intellegent quotient). Metode outbound training

memungkinkan peserta dalam aktivitasnya melakukan sentuhan-sentuhan fisik

dengan latar alam yang terbuka sehingga diharapkan melahirkan kemampuan dan

watak serta visi kepemimpinan yang mengandung nilai-nilai kejujuran, keterbukaan,

toleransi, kepekaan yang mendalam, kecerdasan serta rasa kebersamaan dalam

membangun hubungan antar manusia yang serasi dan dinamis juga kepada alam.

Macam-macam kegiatan yang dilakukan dalam satu paket outbound training

adalah sebagai berikut :

• Kata sambutan dan pengenalan (introducing) dari pihak peserta kepada

penyedia jasa (fasilitator), begitu sebaliknya.

• Pemanasan (stretching), biasanya dilakukan senam-senam ringan.

• Pemecahan kebekuan (ice breaking) antara sesama peserta, sehingga tim lebih

kompak dengan simulasi beberapa permainan-permainan kecil.

• Pembentukan kelompok (grouping) menentukan ketua, nama kelompok,

beserta yel-yel agar kelompok dapat lebih kompak dan semangat.

(24)

15

• Renungan (flashback/sharing), sehingga peserta dapat dengan pasti manfaat

dan tujuan dari dilaksanakan serangkaian kegiatan diatas.

2.6 Manfaat Outbound Training

Outbound training belakangan menjadi salah satu agenda kegiatan rutin

sebuah instansi/perusahaan setiap tahunnya.Diharapkan dengan melaksanakan

outbound ini peserta dapat meningkatkan kinerja serta memulihkan kembali pikiran

dari kegiatan rutin yang membuat jenuh dengan permainan-pemainan yang seru serta

di dukung dengan lingkungan alam tempat dilaksanakannya outbound

tersebut.Singkatnya, setiap outbound training dianggap sebagai kegiatan

pengembangan diri dengan konsep dan belajar di alam terbuka.

Apapun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan (adventure)

dan permainan (games) yang biasa dijalankan sebenarnya memiliki manfaat yang

beragam, diantaranya adalah :

1. Komunikasi efektif (effective communication)

2. Pengembangan tim (team building)

3. Pemecahan masal

4. Kepercayaan diri (self confidence)

5. Kepemimpinan (leadership)

6. Kerjasama tim (sinergi)

7. Permainan yang menghibur (fun games)

(25)

2.7 Metodologi Outbound Training

Dalam suatu kegiatan outbound training, ada beberapa tahapan yang biasa

dilakukan.Agar

dengan tujuan atau sasaran yang diinginkan. Setiap proses pembelajaran dalam

outbound training yang efektif memerlukan tahapan berikut ini, yaitu :

Tahapan pembentukan pengalaman (experience)

Pada tahapan ini peserta dilibatkan dalam suatu kegiatan atau permainan bersama

orang lain. Kegiatan atau permainan outbound adalah salah satu bentuk pemberian

pengalaman secara langsung kepada peserta pelatihan. Pengalaman langsung dalam

outbound akan dijadikan wahana untuk menimbulkan pengalaman intelektual,

pengalaman emosional dan pengalaman bersifat fisikal. Dengan adanya pengalaman

tersebut setiap peserta siap untuk memasuki tahapan kegiatan berikutnya yang disebut

dengan tahapan pencarian makna.

Tahapan perenungan pengalaman (reflect)

Kegiatan perenungan (refleksi) bertujuan untuk memproses pengalaman yang

diperoleh dari kegiatan outbound yang dilakukan. Setiap peserta outbound dalam

tahapan ini melakukan refleksi tentang pengalaman pribadi yang dirasakan disaat

kegiatan berlangsung.Apa yang dirasakan secara intelektual, emosional dan fisikal.

Dalam tahapan ini, fasilitator berusaha untuk merangsang para peserta untuk

mencapaikan pengalaman pribadi masing-masing setelah terlibat didalam kegiatan

(26)

17

Tahapan pembentukan konsep (form concept)

Tahapan outbound ini dilakukan sebagai kelanjutan tahap refleksi, dengan

menanyakan pada pesert

dilakukan dengan perilaku manajemen yang sesungguhnya. Salah satu contoh

pertanyaan pada tahapan ini sebagai berikut :

“Kalau dikaitkan dengan situasi kerja sesungguhnya ditempat kerja (kantor), perilaku

yang anda alami tadi menggambarkan situasi kerja yang bagaimana?

Pengujian konsep (test concept)

Pada tahapan ini, para peserta outbound training diajak untuk merenungkan dan

mendiskusikan sejauh mana konsep yang telah terbentuk di dalam tahapan tiga dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari hari, baik dalam kehidupan berkeluarga,

bermasyarakat, maupun kehidupan dalam pekerjaan di kantor. Atau ditemat yang

lain.Fasilitator membantu para peserta outbound training dengan cara mengajukan

beberapa pertanyaan yang menggiring peserta untuk melihat relevansi dari

(27)

3.1 Sejarah Kota Medan

Dahulu Kota Medan merupakan suatu perkampungan yang terkenal dengan

nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya yang berawa-rawa seluas 4000 ha. Ada

beberapa sungai yang melintasi Kota Medan semuanya bermuara ke Selat Malaka.

Sungai-sungai itu adalah :

• Sei Deli

• Sei Babura

• Sei Sikambing

• Sei Denai

• Sei Putih

• Sei Badra

• Sei Belawan

• Sei Kera/Sei Sulang Saling

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus

lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu

merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli).Setelah zaman kemerdekaan lama

kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya

(28)

19

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai

ke Sungai Wampu di Langkat, sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu

itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir,

tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan

penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun

1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang

spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama

Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata

yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli

Klei.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana

sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk

yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya.Pada tahun 1863 orang-orang

Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona

Tanah Deli.Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota

pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke

perkampungan Medan.Gelombang pertama berupa kedatangan orang-orang Tionghoa

(China) dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan.Tetapi setelah tahun 1880

perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang-orang Tionghoa, karena

(29)

Jawa sebagai kuli perkebunan.Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan

kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan.Gelombang kedua

ialah kedatangan orang-orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh.Mereka datang ke

Perkampungan Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk

berdagang, menjadi guru dan ulama.

Sejak tahun 1950, kota Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari

1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25

tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir

delapan belas kali lipat. Sehingga pada tahun saat ini Kota Medan sudah semakin

pesat pembangunannya.

3.2 Letak Geografis dan Demografis Kota Medan

3.2.1 Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah

penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3°

43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Topografi kota Medan

cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas

permukaan laut.

Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut :

(30)

21

• Sebelah Selatan berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Deli Serdang.

KOTA MEDAN

Motto

Bekerja sama dan sama-sama bekerja

untuk kemajuan Kota Medan

Metropolitan

Provinsi Sumatera Utara

Negara Indonesia

Hari Jadi 1 Juli 1950

Walikota Dzulmi Eldin

Luas Total 265,10 km2

Demografi

• Suku

• Agama

• Bahasa

Batak, Jawa, Tionghoa, Mandailing,

Minangkabau, Melayu, Karo, Aceh,

Tamil

Islam (68,83%), Kristen Protestan

(20,27%), Kristen Katolik (2,79%),

Budha (8,79%), Hindu (0,44%)

Indonesia, Batak, Jawa, Hokkien,

(31)

Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Secara administratif, Medan terdiri atas

151 kelurahan dan 21 kecamatan, diantaranya adalah :

1. Medan Tuntungan 12. Medan Helvetia

2. Medan Johor 13. Medan Petisah

3. Medan Amplas 14. Medan Barat

4. Medan Denai 15. Medan Timur

5. Medan Area 16. Medan Perjuangan

6. Medan Kota 17. Medan Tembung

7. Medan Maimun 18. Medan Deli

8. Medan Polonia 19. Medan Labuhan

9. Medan Baru 20. Medan Marelan

10.Medan Selayang 21. Medan Belawan

11.Medan Sunggal

Kota Medan merupakan salah satu dari 25 daerah tingkat II di Sumatera Utara dengan

luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan daerah

tingkat I Sumatera Utara.Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran

rendah yang merupakan tempat pertemuan dua sungai penting, yaitu Sei Babura dan

Sei Deli.

Kota Medan mempunyai iklim tropis dan suhu minimum menurut stasiun Polonia

pada tahun 2009 berkisar antara 23,01 derajat Celsius – 24,0 derajat Celsius dan suhu

maksimum berkisar antara 30,6 derajat Celsius – 33,1 derajat Celsius. Selanjutnya

mengenai kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 78-82%, dan kecepatan

(32)

23

mm. Hari hujan di kota Medan pada tahun 2009 rata-rata per bulan 19 hari dengan

rata-rata curah hujan menurut stasiun Sampali perbulannya 230,3 mm dan pada

stasiun Polonia per bulannya 211,67 mm.

3.2.2 Demografis Kota Medan

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan

telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria,

(1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa).Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan

penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari

500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan

merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar.

Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah

2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659

perempuan. Di siang hari, jumlah ini bisa meningkat hingga sekitar 2,5 juta jiwa

dengan dihitungnya jumlah penglaju (komuter). Sebagian besar penduduk Medan

berasal dari kelompok umur 0-19 dan 20-39 tahun (masing-masing 41% dan 37,8%

dari total penduduk). Dilihat dari struktur umur penduduk, Medan dihuni lebih

kurang 1.377.751 jiwa berusia produktif, (15-59 tahun). Selanjutnya dilihat dari

tingkat pendidikan, rata-rata lama sekolah penduduk telah mencapai 10,5 tahun.

Dengan demikian, secara relatif tersedia tenaga kerja yang cukup, yang dapat bekerja

pada berbagai jenis perusahaan, baik jasa, perdagangan, maupun industri manufaktur.

(33)

menjadi 0,63% pada tahun 2004. Sedangkan tingkat kapadatan penduduk mengalami

peningkatan dari 7.183 jiwa per km² pada tahun 2004.Jumlah penduduk paling

banyak ada di Kecamatan Medan Deli, disusul Medan Helvetia dan Medan

Tembung.Jumlah penduduk yang paling sedikit, terdapat di Kecamatan Medan Baru,

Medan Maimun, dan Medan Polonia.Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di

kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area, dan Medan Timur.Pada tahun 2004,

angka harapan hidup bagi laki-laki adalah 69 tahun sedangkan bagi wanita adalah 71

tahun.

Mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah suku jawa, dan suku-suku dari

tapanuli (batak, mandailing, karo). Di Medan banyak pula orang keturunan india dan

tionghoa. Medan salah satu kota di Indonesia yang memiliki populasi orang tionghoa

cukup banyak. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah masjid, gereja

dan vihara tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota. Daerah di sekitar Jl. Zainul

Arifin dikenal sebagai Kampung Keling, sekarang dirubah menjadi Kampung Madras

yang merupakan daerah pemukiman orang keturunan India.Secara historis, pada

tahun 1918 tercatat bahwa Medan dihuni 43.826 jiwa. Dari jumlah tersebut, 409

orang berketurunan Eropa, 35.009 berketurunan Indonesia, 8.269 berketurunan

tionghoa, dan 139 lainnya berasal dari ras timur lainnya.

3.3 Perekonomian dan Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan

3.3.1 Perekonomian Masyarakat Kota Medan

Untuk mempercepat proses pembangunan dan mendayagunakan potensi

(34)

25

pemerintahan kota Medan membuat kebijakan-kebijakan yang terdapat pada agenda

pemerintahan kota, yakni

1. Agenda Pertama

Menerapkan kepemerintahan yang baik dengan perioritas utama peningkatan

kompetensi aparatur pemerintah dan penciptaan aparatur yang bersih dan berwibawa,

serta pembangunan bidang kesehatan.

2. Agenda Kedua

Pembinaan sumber daya manusia yang berkualitas dengan prioritas utama :

• Peningkatan kualitas pendidikan

• Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat

• Pembangunan infrastruktur

3. Agenda Ketiga

Pengembangan wilayah dan infrastruktur dengan prioritas utama :

• Peningkatan dan percepatan pembangunan infrastruktur

• Peningkatan penataan ruang dan perencanaan pembangunan yang berdaya

guna dan berhasil guna dalam dinamika otonomi daerah

• Peningkatan dan percepatan pembangunan sumber daya air.

4. Agenda Keempat

Peningkatan kerukunan masyarakat, kehidupan sosial dan budaya dengan prioritas

utama :

• Peningkatan keharmonisan antar masyarakat dan budaya

(35)

• Peningkatan keamanan, ketertiban dan penanggulangan kriminalitas

• Peningkatan kesejahteraan sosial

5. Agenda Kelima

Pengembangan ekonomi daerah dengan prioritas utama

revitalisasi pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan :

• Peningkatan kualitas pendidikan peningkatan daya saing industri

kepariwisataan

• Pemberdayaan tenaga kerja

• Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan pemberdayaan koperasi, dan

usaha mikro, kecil dan menengah.

6. Agenda Keenam

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan prioritas

utama perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan

hidup.(Admin, http://deliserdang.go.id).

3.3.2 Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan

Berdasarkan sensus tahun 2010, jumlah penduduk kota Medan adalah

2,109,330 jiwa. Mayoritas penduduk kota Medan adalahbeberapa suku lainnya yang

turut berdomisili di kota ini adalah suku jawa, tionghoa, mandailing, minangkabau,

melayu, karo, aceh, sunda, dan tamil. Selain itu, suku pendatang dari ras tionghoa

(36)

27

Bahasa yang kerap digunakan penduduk sehari-hari adalah bahasa Indonesia, bahasa

batak, dan bahasa mandailing. Anda perlu mempelajari beberapa bahasa batak yang

sering digunakan masyarakat setempat agar dapat menjalin komunikasi yang lebih

akrab selama berwisata di kota ini. Suku melayu banyak yang memilih tinggal di

pinggiran kota sementara untuk suku minangkabau dan tionghoa lebih dominan

tinggal di tempat-tempat ramai karena banyak diantaranya yang menjadi pedagang.

Lain lagi dengan suku mandailing, mereka akan banyak dijumpai tinggal di daerah

pinggiran yang lebih nyaman dan tidak sepadat di kawasan perkotaan.

Islam dan kristen protestan adalah agama yang dominan di kota ini. berikutnya secara

berurutan adalah agama katholik, budha dan hindu. Kota Medan, seperti halnya

Indonesia secara umumnya, memberikan kebebasan kepada setiap masyarakat untuk

dapat melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing sehingga tidak

sulit menemukan rumah ibadah saat anda berada di kota ini.

Aset budaya suku batak yang sangat terkenal salah satunya adalah kain Ulos.Kain

Ulos secara umum memiliki bentuk seperti selendang, tetapi bahan dan kegunaannya

tentu berbeda.Kain Ulos secara khusus digunakan dalam berbagai upacara adat, baik

itu perayaan pernikahan, pesta adat, kelahiran, ataupun duka saat anggota suku

meninggal dunia.Cara pemakaiannya juga berbeda antara pria dan wanita.Kain Ulos

biasanya tetap digunakan oleh suku batak unutk acara-acara adat sekalipun mereka

sudah tidak berdomisili di kampung halamannya.

Kota Medan termasuk salah satu kota yang mengalami perkembangan dan

(37)

Sumatera. Sekalipun demikian, kota Medan tetap menjadi istana wisata alam yang

kemahsyurannya sudah terdengar hingga ke mancanegara.

(Admi

3.4 Sarana dan Prasarana Pariwisata di Kota Medan

Kota Medan memiliki sarana dan prasarana perhubungan darat jalan raya,

jembatan, terminal bus, rel kereta api dan stasiun, pelabuhan udara (airport) dan

pelabuhan laut (seaport), listrik, dan telekomunikasi. Tersedianya berbagai

perusahaan perjalanan seperti travel, agent perjalanan, dan biro perjalanan. Prasarana

kota Medan sudah ada pembenahan dan jalan-jalan raya hampir seluruhnya sudah

bagus kembali, sehingga tidak ada lagi jalanan yang rusak dan sulit untuk dilewati.

Stasiun kereta api juga sudah dibenahi agar akses ke kota-kota lain di luar Medan

mudah untuk dijangkau. Kereta api yang langsung mengantar penduduk ke bandara

Kuala Namu yang ada di kabupaten Deli Serdang. Bandar Udara yang sudah

dipindahkan ke Bandara Internasional Kuala Namu yang letaknya jauh dari

pemukiman penduduk tetapi memiliki fasilitas dan pelayanan yang lebih baik dari

badara sebelumnya.Begitu pula dengan pelabuhan laut, sangat berperan penting

dalam mendorong perekonomian ekspor dan impor.Sebaiknya terminal bus dikelola

dengan sistem menejerial yang baik.

3.5 Ciri Khas dan Objek Wisata di Kota Medan

Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia menjadi pintu

(38)

29

kota Medan memiliki banyak objek dan daya tarik wisata. Dengan beragamnya suku

dan budaya yang ada di kota Medan, sehingga membuat Medan kaya akan ciri khas

yang tidak didapati di kota-kota lainnya.

Beberapa ciri khas yang ada di kota Medan adalah sebagai berikut :

• Menara Air Tirtanadi

• Bika Ambon

• Ulos batak

Adapun Landmark atau ikon tempat wisata di kota Medan yang banyak dikunjungi

wisatawan, diantaranya adalah :

• Kesawan Square

• Merdeka Walk

• Menara PDAM Tirtanadi

• Istana Maimoon

Berikut daftar objek dan daya tarik wisata yang ada di Kota Medan berdasarkan minat

wisatawannya :

• Wisata Religi

1. Mesjid Raya Al-Mashuun

2. Mesjid Raya Al-Osmani

3. Kuil Shri Mariaman

4. Vihara Gunung Timur

5. Gereja Immanuel

(39)

• Wisata Sejarah

1. Gedung Balai Kota 5. Istana Maimoon

2. Rumah Tjong A Fie 6. Gedung London Sumatera

3. Menara Air Tirtanadi 7. Kantor Pos Medan

4. Museum Perjuangan 8. Lapangan Merdeka

• Wisata Kuliner

1. Merdeka Walk 4. Pagaruyung Square

2. Ramadhan Fair 5. Jalan Raya Ring Road

3. Amaliun Foodcourt

• Wisata Minat Khusus

1. Taman Buaya Asam Kumbang

2. Museum Rahmat Galeri

3. Kampung Ladang Outboun Camp

4. Danau Linting

(40)

BAB IV

KAMPUNG LADANG OUTBOUND CAMP SEBAGAI WADAH

ALTERNATIF WISATA OUTDOOR DI KOTA MEDAN

4.1 Tentang Kampung Ladang Outbound Camp

Lahan seluas lebih dari 10 hektar ini awalnya hanya ladang milik warga yang

biasa ditanami jagung, pohon rambutan, dan tanaman lainnya. Kemudian disulap

perlahan-lahan sejak pertengahan tahun 2006 oleh bapak Rudi Girsang selaku pemilik

Kampung Ladang Outbound Camp tersebut menjadi sebuah wahana permainan

outdoor dan lokasi foto pre-wedding yang bertemakan pedesaan yang asri dan sejuk.

Asal mula nama Kampung Ladang juga sangat sederhana. “Karena bertempat di

kampung dan awal mula lahan ini dulunya adalah ladang warga, maka jadilah

namanya Kampung Ladang” jelas Bang Rudi (sapaan akrab) dengan nada humor

sambil tersenyum.

Dengan menyerap tenaga kerja dari penduduk sekitar, Bang Rudi awalnya

membuat wahana Aral Lintang, Flying Fox kids, kantin beserta kantor, dan meluas

perlahan-lahan membangun aula pertemuan, rumah villa, toilet, serta wahana

lainnya, sehingga sekarang lebih dari 6 tempat permainan, gazebo untuk spot

pre-wedding, 2 danau besar buatan, dan lebih dari 5 kolam kecil yang ada dan masih

dikembangkan oleh Bang Rudi sampai sekarang.

Banyak orang yang tidak mengetahui lokasi keberadaan dari Kampung Ladang

(41)

Kampung Ladang Outbound. Dengan cara memberikan selebaran ke jalan atau

mendatangi ke sekolah-sekolah, serta kemajuan dunia internet sekarang sedikit

membantu memperkenalkan Kampung Ladang ke berbagai daerah, kalangan, serta

pasar yang beragam. Awalnya Kampung Ladang Outbound Camp ini hanya

dikunjungi oleh penduduk dan sekolah-sekolah SD sekitar, hingga sekarang

dikunjungi oleh berbagai instansi besar swasta maupun negara yang memilih

berkegiatan outbound di Kampung Ladang ini.

Lokasi spot pre-wedding pada mulanya tidak disengaja, karena suasana yang terdapat

di Kampung Ladang ini asri, sejuk dengan rumput dan ilalang, banyak pengunjung

yang berfoto di sini. Maka dari itu, terfikirlah untuk membuat spot foto tematis yang

biasa dilakukan oleh pasangan yang hendak menikah ataupun setelah menikah. Oleh

karena Bang Rudi adalah seorang Kristiani, setiap hari minggu juga selalu diadakan

acara kebaktian di aula Kampung Ladang yang dihadiri oleh penduduk sekitar

Kampung Ladang Outbound, Camp ini terbuka untuk umum pada hari Sabtu dan

Minggu. Jadi orang-orang yang datang bisa masuk gratis dan menikmati suasaan di

Kampung Ladang Outbound, akan tetapi apabila ingin memainkan permainan tetap

dikenakan biaya untuk umum.

Hingga sekarang kawasan Kampung Ladang Oubound masih dilakukan peluasan,

pembenahan, serta peningkatan alat-alat karena semakin banyaknya tempat lain

dengan tema yang sama bermunculan di sekitar kota Medan, khususnya persaingan

antar competitor dengan meningkatkan mutu dan kualitas di Kampung Ladang

(42)

33

4.2 Fasilitas di Kampung Ladang Outbound Camp

Dengan luas lahan yang cukup besar, sudah dipastikan banyak hal yang dapat

dilakukan di Kampung Ladang Outbound.Sampai saat ini juga masih ditingkatkan

fasilitas yang ada demi kenyamanan pengunjung.

Penulis akan membagi fasilitas Kampung Ladang Outbound Camp ke dalam

dua bagian, yaitu fasilitas outbound dan fasilitas pendukung, diantaranya :

1. Fasilitas outbound

• High rope dan aral lintang dengan ketinggian kurang lebih 4 meter

• Wall climbing dengan tinggi kurang lebih 10 meter

• Flying fox for kids dengan panjang 50 meter dan tinggi 4 meter

• Trampolin dengan diameter lingkaran trampoline 3 meter

• Flying fox utama dengan panjang lintasan kurang lebih 150meter

melewati dua danau besar

• Paint ball dilengkapi dengan senjata, baju pelindung, serta pelindung

wajah

• Bola udara bisa dimasuki dua orang sekaligus

2. Fasilitas pendukung

• 2 buah aula besar yang dapat menampung 120 seat

• 5 buah toilet yang tersebar di seluruh area Kampung Ladang

• Area parkir mobil, motor, dan bus pariwisata yang luas

• Kantin

(43)

• I buah motor buggy

• 2 buah motor ATV

• Kamar karaoke

• Villa utama

• 8 buah kamar tidur untuk disewakan

• Tenda dan teratak

4.3 Kegiatan di Kampung Ladang Outbound Camp

Ada empat kegiatan yang dapat dilakukan di Kampung Ladang Outbound

Camp, yaitu Fun Games, Outbound, Paintball, dan sesi foto Pre-wedding.

4.3.1 Fun Games Kampung Ladang

Fun Games biasa dilakukan berkelompok dengan peralatan yang sudah disediakan

oleh fasilitator dengan alur permainan sebagai berikut :

Opening

Pembukaan dari pihak fasilitator Kampung Ladang, serah terima kegiatan antara

fasilitator dan ketua grup. Pihak fasilitator menjelaskan pembagian permainan yang

akan dilaksanakan serta memperkenalkan diri ke peserta sambil meneriakkan yel-yel

penyemangat.

Stretching

Atau biasa disebut pemanasan.Disini dilakukan senam yang disebut Chicken Dance

dan Brain Gym. Peserta dianjurkan untuk merilekskan diri dan mengikuti

(44)

35

Ice Breaking

Diartikan sebagai pemecah kebekuan. Peserta akan diberikan minimal empat

permainan kecil, dimana diharapkan peserta dapat membaur antar sesama peserta

lainnya agar tidak kaku. Biasanya dalam satu rombongan (grup) belum tentu saling

mengenal antar satu dengan lainnya, disinilah kita mulai memecah kebekuan tersebut.

Adapun beberapa contoh permainan yang dimainkan sebagai berikut :

Kampung Ladang : fasilitator menyanyikan lagu Kampung Ladang yang akan diikuti

oleh peserta. Tempo lagunya akan semakin cepat dan diakhir lagu fasilitator akan

memberikan instruksi hal yang akan dilakukan oleh peserta misalkan seperti mencari

teman yang bulan atau tahun lahir yang sama kemudian membentuk sebuah

lingkaran.

Tali Polisi Maling : peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan fasilitator

menyediakan dua buah tali yang berbeda warnadan diikat menjadi lingkaran. Tali

petama disebut maling dan tali kedua disebut polisi.Aturan permainannya adalah, tali

pertama harus di masukkan dari atas kepala menuju ke kaki sebanyak dua kali dan

tali kedua hanya sekali.Disaat tali pertama dan tali kedua bertemu di satu orang, maka

dialah tersangkanya. Akan dicari 4-5 tersangka yang akan diberi hukuman.

Zag Zig Zoom : peserta membentuk sebuah lingkaran besar dan fasilitator meletakkan

matras kecil berukuran 20x20cm dihadapan masing-masing peserta. Aturan

permainannya adalah apabila fasilitator meneriakkan kata Zag, maka peserta

diharuskan melompat ke matras peserta yang ada disebelah kanannya.Apabila

(45)

seberang mencari matras yang kosong. Disini fasilitator diam-diam mengambil

sebuah matras, sehingga dapat dipastikan satu orang peserta tidak kebagian matras.

Dicari 4-5 orang peserta yang akan diberi hukuman.

Grouping

Pembentukan kelompok dimana dilakukan secara acak. Masing-masing kelompok

ditentukan siapa yang akan menjadi ketua dan akan menerima tugas kelompok untuk

menentukan nama kelompok, membuat yel dan lagu yang akan di presentasikan

dihadapan kelompok lawan.

Fun games

Permainan inti biasa dilakukan 5-6 games sesuai dengan kondisi waktu dan jumlah

peserta. Gamesnya antara lain adalah :

Bamboo Dance : sebatang bambu yang panjangnya satu setengah meter

dimasing-masing ujungnya diikatkan tali sesuai dengan jumlah peserta per kelompok.

Masing-masing peserta memegang satu tali sehingga bamboo dapat berdiri tegak dan diatas

batang bamboo akan diletakkan bola. Peserta kemudian berjalan sampai batas yang

telah ditentukan dengan catatan bola tidak boleh terjatuh dari pucuk

bambu.Kelompok yang pertama kali mencapai garis akhir pemenangnya.

Lagu Berantai : masing-masing kelompok berdiri satu baris kebelakang, fasilitator

akan meletakkan kertas dan pena lima meter didepan peserta kemudian memilih

sebuah lagu biasa digunakan lagu Indonesia Raya. Waktu permainan tiga menit, dan

setiap peserta hanya punya waktu sepuluh detik untuk menuliskan

(46)

37

dibelakangnya.Keompok yang membuat kesalahan lirik paling sedikitlah yang

menang.

Transfer Ball : masing-masing kelompok membentuk satu baris kebelakang dan

menggunakanproperti topi yang telah disediakan fasilitator. Bola akan diletakkan

diatas topi peserta yang paling belakang kemudian di transfer dengan cara

memiringkan kepala sehingga bola jatuh ke topi peserta yang ada didepan begitu

terus sampai bola finish di keranjang yang telah disiapkan. Kelompok yang dapat

mentransfer dua bola tercepatlah pemenangnya.

Bola Genit : masing-masing kelompok membentuk dua barisan kebelakang

berpasang-pasangan. Bola akan diletakkan di dahi dua peserta yang didepan. Sambil

berpegangan tangan peserta harus berjalan memutari batas yang telah ditentukan

dengan iringan musik.Apabila peluit berbunyi peserta harus berhenti berjalan dan

bergoyang bersama-sama.Setelah sampai ke garis awal, bola diberikan ke pasangan

berikutnya.Begitu selanjutnya sampai seluruh pasangan peserta habis, kelompok yang

tercepat dialah pemenangnya.

Closing

Penutupan. Pihak fasilitator akan menilai dan mengumumkan kelompok terbaik

kemudian dilakukan nyanyi dan joget bersama seluruh peserta dan fasilitator dan

salam penutupan.

4.3.2 Outbound Kampung Ladang

(47)

Opening

Pembukaan dari pihak fasilitator Kampung Ladang, serah terima kegiatan antara

fasilitator dan ketua grup. Pihak fasilitator menjelaskan pembagian permainan yang

akan dilaksanakan serta memperkenalkan diri ke peserta sambil meneriakkan yel-yel

penyemangat.

Stretching

Atau biasa disebut pemanasan.Disini dilakukan senam yang disebut Chicken Dance

dan Brain Gym. Peserta dianjurkan untuk merilekskan diri dan mengikuti

gerakan-gerakan senam yang diperagakan oleh fasilitator

Ice Breaking

Diartikan sebagai pemecah kebekuan. Peserta akan diberikan minimal empat

permainan kecil dimana diharapka peserta dapat membaur antar sesama peserta

lainnya agar tidak kaku. Biasanya dalam satu rombongan grup belum tentu saling

mengenal antar satu sama lainnya, disinilah kita mulai memecah kebekuan tersebut.

Grouping

Pembentukan kelompok dimana dilakukan secara acak. Masing-masing kelompok

ditentukan siapa yang akan menjadi ketua dan akan menerima tugas kelompok untuk

menentukan nama kelompok, membuat yel dan lagu yang akan di presentasikan

(48)

39

Outbound Games

Biasa dilakukan rotasi masing-masing kelompok pada permainan outbound ini.

Peserta akan melakukan kegiatan outbound sesuai dengan paket yang telah diambil.

Adapun permainan outbound yang ditawarkan adalah sebagai berikut ;

Flying Fox : pertama-tama fasilitator akan menjelaskan alat-alat yang akan dipakai

pada permainan ini dan posisi aman yang dianjurkan pada saat meluncur dan

mendarat. Panjang flying fox ini sendiri kurang lebih 150 meter dengan melewati dua

danau besar.

Paralon Ball : Fasilitator menyiapkan tempat permainan dengan beberapa buah pipa

yang dibelah menjadi dua dan diikatkan tali di masing-masing ujungnya. Setiap

peserta memegang satu tali sampai seluruh pipa dipakai mengikuti trek yang sudah

dibuat. Kemudian fasilitator akan menjatuhkan bola pingpong di ujung pipa dan

peserta diharuskan untuk menggelindingkan bola ke pipa berikutnya. Begitu

seterusnya dilakukan estafet bola sampai finis diakhir trek.

Gentong Bocor : peserta diharapkan masuk ke kolam kecil dan fasilitator

menyediakan sebuah gentong besar dengan lubang-lubang kecil menutupi hampir

seluruh bagian gentong. Peserta diharuskan menutup lubang-lubang yang ada dan

mengisi gentong dengan air.Waktu permainan 3 menit.

Titi Keseimbangan : diatas sebuah danau kecil ada dua buah batang bambu. Peserta

berpasang-pasangan harus berjalan melintasi bambu tersebut dengan berpegangan

tangan dan berhadapan.Pasangan yang jatuh ke danau dianggap gugur dan dilanjutkan

(49)

Arung Laut : peserta diharuskan melintasi sebuah danau besar dengan membuat

jembatan dengan properti yang sudah disediakan yaitu krat botol minuman dan

batang kayu. Setelah jembatan selesai dibangun seluruh peserta diharapkan naik ke

jembatan.Dan dari situ dilakukan estafet properti hingga menuju garis akhir.Waktu

permainan 3 menit.

Tarik Tambang : kelompok akan dibagi menjadi dua yang akan bersaing kemudian,

mengenakan pelampung, mengambil kayuhan dan naik ke atas dua buah perahu karet

yang sudah diikat satu sama lainnya dengan tali..Masing-masing perahu dikayuh

dengan arah yang berlawanan.

Flashback

Renungan yang dilakukan setelah rangkaian permainan outbound selesai

dilaksanakan.Peserta duduk berkumpul di aula membentuk lingkaran, kemudian

fasilitator menjelaskan inti dari seluruh rangkainan outbound dan peserta berbagi

pengalaman dan kesannya. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi dan doa yang

dipimpin oleh fasilitator.

Closing

Seluruh peserta dan fasilitator bernyanyi dan berjoget di aula sambil

bersalam-salaman mengucapkan terima kasih dan sampai jumpa.

4.3.3 Paintball dan Sesi Foto Pre-wedding Kampung Ladang

Pada permainan paintball pertama-tama fasilitator akan membagi kedalam dua

(50)

41

penggunaan senjata dan mengenakan baju dan pelindung kepala. Permainan berakhir

apabila salah satu kelompok berhasil mengambil bendera lawan dan menjadi

pemenang.

Sedangkan untuk sesi foto pre-wedding tamu bebas memilih spot yang diinginkan

diseluruh kawasan Kampung Ladang selama waktu yang dibutuhkan. Kampung

Ladang Outbound Camp hanya menyediakan tempat foto, toilet, kantin dan tempat

istirahat. Hal-hal lain yang dibutuhkan oleh tamu selain daripada itu diluar tanggung

jawab dari pihak Kampung Ladang.

4.4 Paket yang Tersedia di Kampung Ladang Outbound Camp

Adapun paket yang tersedia di Kampung Ladang Outbound Camp terdapat beberapa

paket, diantaranya :

1. Paket Outbound Kids (min. 50 pax)

• Ice Breaking

• Flying Fox 50 meter

• P3K (First Aid)

• Treasure Hunt (Mencari Harta Karun)

• Water Pipe (Pipa Bocor)

• Menanam Padi di sawah yang sudah disediakan

• Fish Games (Menangkap Ikan) di kolam yang sudah disediakan

(51)

• Ice Breaking

• Bamboo Dance

• Lagu Berantai

• Transfer Ball

• Bola Genit

3. Paket Outbound III

• Ice Breaking

• Flying Fox 150 meter

• Gentong Bocor

• Parallon Ball

• Arung Laut

• Flashback

4. Paket Outbound IV

• Ice Breaking

• High Rope 2 titik (Vietnam Bridge, Horizontal Bridge)

• Water Zona Creativity

• Flying Fox 150 meter

• Arung Laut

• Blind Line

• Paralon Ball

(52)

43

• Flashback

5. Paket Outbound Full

• Ice Breaking

• High Rope 3 titik (Vietnam Bridge, Horizontal Bridge, Vertical Bridge)

• Flying Fox 150 meter

• Paralon Ball

• Gentong Bocor

• Blind Line

• Arung Laut

• Tarik Tambang Perahu Karet

Harga paket diatas beragam dan dapat disesuaikan dengan requestyang lainnya

seperti tambahan makan siang, kamar, dan pemakainan kursi.

Adapun permainan yang lainnya apabila ingin dimainkansecara individual

akan dikenakan biaya Rp. 30.000 per permainan, adapun permainannya adalah ;

• Flying Fox kids

• Flying Fox 150 meter

• Trampoline

• Bola Udara

Paint Ball dikenakan biaya Rp. 100.000/pax sudah mendapatkan 30 peluru. Reload 40

(53)

Untuk spot Pre-wedding sendiri dikenakan biaya sebesar Rp. 1.250.000 untuk seluruh

area Kampung Ladang Outbound Camp. Kebutuhan lainnya seperti fotografer, hair

dress and make up, makan, dan lainnya diluar dari tanggung jawab Kampung Ladang.

4.5 Manfaat Kegiatan Bagi Peserta Outbound di Kampung Ladang

Outbound Camp

Apapun jenisnya, outbound dengan berbagai jenis petualangan (adventure) dan

permainan (games) yang biasa dijalankan, sebenarnya memiliki manfaat yang

beragam, di antaranya:

• komunikasi efektif (effective communication)

• pengembangan tim (team building)

• pemecahan masalah (problem solving)

• kepercayaan diri (self confidence)

• kepemimpinan (leadership)

• kerja sama (sinergi)

• permainan yang menghibur dan menyenangkan (fun games)

• konsentrasi/fokus (concentration)

• kejujuran/sportivitas.

Keanekaragaman manfaat tersebut bermuara pada tercapainya pengembangan diri

(personal development) dan tim(team development) yang dapat dirasakan oleh para

peserta. Karena sukses seseorang dalam kehidupannya, terutama dalam karier bisnis

dan organisasi, sangat ditentukan oleh kepercayaan diri (self efficacy), kemampuan

(54)

45

bidang kecerdasan emosi berpendapat bahwa sukses dalam karier di perusahaan (juga

di ranah kehidupan lainnya) lebih ditentukan oleh kecerdasan emosional dibandikan

dengan kecerdasan intelektual.Oleh karena itu, upaya untuk mengembangkan

kecerdasan emosional mendapat perhatian yang semakin besar.

Adapun tujuan outbound menurut Adrianus dan Yufiarti, dalam jurnal Memupuk

Karakter Siswa melalui Kegiatan Outbound (2006: 42) adalah untuk:

• mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri siswa;

• berekspresi sesuai dengan caranya sendiri yang masih dapat diterima

lingkungan;

• mengetahui dan memahami perasaan, pendapat orang lain dan menghargai

perbedaan;

• membangkitkan semangat dan motivasi untuk terus terlibat dalam

kegiatan-kegiatan;

• lebih mandiri dan bertindak sesuai dengan keinginan;

• lebih empati dan sensitif dengan perasaan orang lain;

• mampu berkomunikasi dengan baik;

• mengetahui cara belajar yang efektif dan kreatif;

• memberikan pemahaman terhadap sesuatu tentang pentingnya karakter yang

baik;

• menanamkan nilai-nilai yang positif sehingga terbentuk karakter siswa

sekolah dasar melalui berbagai contoh nyata dalam pengalaman hidup;

(55)

• menerapkan dan memberi contoh karakter yang baik kepada lingkungan.

Kegiatan outbound individu atau kelompok akan mendapatkan manfaat yang

beragam, diantaranya untuk menambah pengalaman baru, memacu rasa keberanian,

membagun rasa kebersamaan, komunikasi yang efektif antar sesame, bertindak sesuai

dengan situasi dan kondisi, memahami setiap kelebihan maupun kekurangan yang ada

pada dirinya maupun orang lain, dan dapat menimbulkan rasa saling menghargai

dalam setiap keputusan. Selain itu juga outbound bermanfaat sebagai proses berlatih

(56)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Seperti yang sudah dijabarkan di bab sebelumnya, wisata outdoor khususnya

yang berkaitan dengan outbound training makin digemari oleh masyarakat yang

sehari-harinya disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk. Kampung Ladang

Oubound Camp menjadi salah satu wadah permanan di sekitaran kota Medan yang

menawarkan konsep pedesaan yang asri. Berbagai kalangan instansi swasta ataupun

negeri, anak-anak sampai dewasa dapat mengikuti seluruh kegiata yang ditawarkan

dengan fasilitas yang sangat memadai dan berstandar internasional.

Adapun manfaat dari outbound training ini pada intinya adalah pembentukan

karakter peserta sehingga menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab didalam

pekerjaan.Meningkatkan keakraban antar peserta serta melatih kepemimpinan. Bagi

anak-anak yang mengikuti outbound training, akan terjadi pembentukan karakter

yang sangat tampak karena anak-anak mengalami tumbuh kembang yang pesat dan

outbound training ini merupakan pengalaman yang sangat seru pastinya bagi mereka.

Kampung Ladang Outbound Camp juga dibuka untuk umum pada hari Sabtu

dan Minggu, jadi masyarakat umum dapat menjadikan Kampung Ladang Outbound

Camp sebagai alternatif tempat berekreasi dan berkumpul bersama keluarga diakhir

(57)

5.2 Saran

Bapak Rudi Girsang selaku pemilik dari Kampung Ladang Outbound Camp

pastinya tetap ingin meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di tempat bermain ataupun

spot pre-wedding mengingat semakin ketatnya persaingan yang terjadi sesama kompetitor

di bidang outbound training camp.

Yang paling dirasakan penulis dan mungkin juga pengunjung yang mendatangi

Kampung Ladang Outbound Camp itu adalah akses jalan menuju ke Kampung Ladang

yang sangat jelek. Jalanan berlubang dan apabila hujan terjadi genangan-genangan yang

besar sehingga bagi sebagian orang akan berfikir dua kali untuk datang kesana. Hal ini

tidak terlepas juga dari peran pemerintah daerah ataupun kota dan dinas yang terkait untuk

terus memperbaiki akses jalan yang ada.

Sebagian besar fasilitas dan sarana yang ada di Kampung Ladang sudah sangat

memadai dan baik, tetapi bagi pengunjung yang tidak hanya sekali mengikuti paket

bermain yang ada di Kampung Ladang Outbound Camp pastinya akan mendapat games

yang sama disetiap permainannya. Maka dari itu para fasilitator harus lebih selektif dan

kreatif dalam menentukan games apa saja yang akan dimainkan di Kampung Ladang

(58)

49

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Metodologi Outbound Training.

25 September 2014

Admin. 2010. Selayang Panda

Admin.2011. Seputar Kota Medan

Anonymous. 2000. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1979

TentangPeneyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kepariwisataan

KepadaDaerah Tingkat I.http://hukumonline.com. 13 Maret 2011

Asti, Badiatul Muchlisin. 2009. Fun Outbound. Yogyakarta : Diva Press.

Kak Akrom. 2013. Defenisi Outbound dan Manfaatnya

Oktober 2014

Mulyono. 2009. Smart Games for Outbound Training. Yogyakarta : Diva Press.

(59)

LAMPIRAN

1. Data Informan

1. Nama : Dodi

Alamat : -

Umur : 38 Tahun

Pekerjaan : Marketing Kampung Ladang Outbound Camp

No. Hp : 081265711999

2. Nama : Adil Sibarani

Alamat : Jln. Pancing

Umur : 39 Tahun

Pekerjaan : Kordinator Fasilitator Kampung Ladang Outbound Camp

No.Hp : 082168366676

3. Nama : Israni Afifah

Alamat : Jln. Letda Sudjono Gg. Abadi

Umur : 27 Tahun

Pekerjaan : Fasilitator Kampung Ladang Outbound Camp

(60)

51

4. Nama : Solihin

Alamat : Jln. Bilal

Umur : 28 Tahun

Pekerjaan : Fasilitator Kampung Ladang Outbound Camp

(61)

2. Dokumentasi

Danau Besar Tempat Bermain Bola Udara.Dok : Novia, 2014

(62)

53

Spot Pre-wedding. Dok : Novia, 2014

(63)

Flying Fox.Dok : Novia, 2014

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tingkat Leverage Keuangan, Return On Equity (ROE), dan Rasio Lancar terhadap Harga

The Toba Batak Village : Local Ethnic and national loyalities in village of Indonesia (Yale

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana keterkaitan kondisi keuangan pemerintah daerah yang termasuk dalam klaster 2 kabupaten (Sasongko 2018) dalam

Ketika gelombang delta dominan, frekuaensi gelombang otak memasuki titik terendah, gelombang ini terdeteksi saat tertidur pulas dimana manusia tidak bisa menerima sugesti apapun.

Tahapan dalam penelitian ini dimulai dengan studi literatur yang berhubungan dengan jaringan sosial dan teori difusi inovasi untuk merancang instrument kuesioner

Pada benih tanaman Gymnospermae, morfologi benih terdiri dari kulit benih (testa), mega gametofit, embrio yang terdiri dari kotiledon dan calon akar), sedangkan untuk

Modal Sosial di kedua lingkungan tersebut memiliki persamaan dan berperan penting bagi masyarakat migran di lingkungan Kampung Jawa dan Sidodadi dalam

Manfaat yang diperoleh dari praktikum Mutu dan Keamanan Hasil Ternak yaitu dapat mengetahui bahan pangan yang mengandung Formalin dan Boraks.. Waktu