• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: LETTER OF CREDIT

B. Jenis L/C

L/C berdasarkan fungsi, terdiri dari 2 (dua) klasifikasi yaitu L/C sebagai alat pembayaran dan L/C sebagai alat penjaminan. Sebagai alat pembayaran, L/C memberikan rasa aman kepada pihak terjamin. L/C sebagai alat pembayaran dapat dilaksanakan jika semua dokumen yang diminta L/C telah dipenuhi penerima. Sebaliknya

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

L/C sebagai alat penjaminan dapat dilaksanakan jika pelaksanaan kontrak dasar yang dijamin L/C tidak dapat dilakukan pihak terjamin.

1. L/C sebagai alat pembayaran

L/C dalam UCP

L/C sebagai alat pembayaran diatur oleh UCP tetapi pada umumnya pengaturannya tidak rinci. Oleh karena itu pengaturan UCP tersebut harus dipadukan dengan konsepsi yang berkembang dalam transaksi perbankan internasional baik berasal dari rumusan para pakar L/C, putusan pengadilan mengenai L/C maupun kebiasaan dan praktik L/C.

a. Revocable L/C

Revocable L/C, menurut UCP adalah L/C yang dapat diubah atau dibatalkan oleh

bank penerbit setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada penerima. Akan tetapi, menurut UCP bank penerbit harus melakukan pembayaran kembali kepada Bank yang ditunjuk telah melakukan pembayaran L/C kepada penerima atas dasar dokumen-dokumen yang diajukan sesuai dengan persyaratan L/C, dan tidak menerima pemberitahuan perubahan dan pembatalan pembayaran L/C sebelum dilakukan pembayaran yang dimaksud. Penyelesaian pembayaran L/C tersebut dapat dilakukan dengan cara pembayaran unjuk, akseptasi, negosiasi, dan pembayaran kemudian.

Kasus Revocable L/C di Bali

Pengusaha garmen (penjual) di Bali menerima L/C yang dapat diubah atau dibatalkan dari pembeli di Jerman untuk pembelian pakaian dengan jumlah yang relatif

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

besar yang desainnya ditentukan sendiri oleh pembeli17

Kasus diatas

. Desain pakaian yang dibuat oleh pembeli belum pernah dibuat oleh pengusaha garmen di Bali.

Pengusaha garmen kemudian melakukan pengadaan sejumlah pakaian sesuai dengan permintaan pembeli dalam L/C. Akan tetapi, sebelum pengapalan barang dilakukan oleh penjual, L/C yang bersangkutan dibatalkan oleh penerbit di Jerman secara sepihak atas permintaan pembeli; sementara, penjual di Bali telah melakukan pengadaan barang sampai batas mendekati selesai. Demi mencegah risiko kerugian yang besar pada penjual, penjual dan pembeli melakukan negosiasi harga kembali dan hasilnya dengan terpaksa penjual harus menyetujui untuk memberikan potongan harga kepada pembeli.

18

UCP hanya menyebutkan istilah irrevocable L/C tanpa memberikan uraian lebih jauh. Namun demikian, karena irrevocable L/C merupakan lawan dari revocable L/C, terjadi karena keterbatasan pengetahuan pengusaha terutama pengusaha kecil mengenai L/C. Penjual di Bali tidak mengetahui kalau revocable L/C dapat dibatalkan secara sepihak oleh pembeli melalui bank penerbit di Jerman. Penjual lebih banyak mengandalkan rasa percaya terhadap pembeli yang sebelumnya datang ke Bali sebagai turis dan telah berkenalan dengan pengusaha garmen yang dimaksud. Dampak negatif keterbatasan pengetahuan tersebut ialah bahwa penjual harus memberikan potongan harga kepada pembeli, dan sebenarnya hal inilah terutama yang dikehendaki oleh pembeli yang mengetahui dengan baik seluk-beluk L/C

b. Irrevocable L/C

17

Rajagukguk Erman, “Keputusan Pengadilan Mengenai Beberapa Masalah Arbitrase”. Makalah seminar pada Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta 28 Maret 2000 halaman 12

18

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

maka pengertian irrevocable L/C secara implisit dapat dimengerti. irrevocable L/C adalah L/C yang perubahan atau pembatalannya harus dengan persetujuan penerima.

Jika bank penerbit memberikan kuasa kepada bank lain untuk memberikan konfirmasi terhadap L/C yang diterbitkannya, maka konfirmasi tersebut merupakan janji pasti dari bank lain (bank pengkonfirmasi) dimaksud sebagai tambahan terhadap janji pasti dari bank penerbit untuk membayar L/C sepanjang dokumen yang diajukan sesuai dengan persyaratan L/C.

Putusan Pengadilan Inggris

Dalam kasus Hamzeh Malaz & Sons Vs. British Imex Industries Ltd,pemohon (penggugat), perusahaan Jordan, menandatangani kontrak penjualan dengan penerima (tergugat), perusahaan Inggris, untuk membeli sejumlah reinforced steel rods. Barang ini dikirim kepada pemohon dalam 2 L/C yang dikonfirmasi, masing-masing untuk setiap kali pengiriman. Kedua L/C tersebut diterbitkan oleh Midland Bank, London dan dikonfirmasi oleh bank pengkonfirmasi. L/C yang pertama diterbitkan telah direalisasi berdasarkan pengiriman barang yang pertama pula.

Sengketa terjadi terhadap L/C yang kedua. Pemohon mengklaim bahwa pengiriman barang yang pertama tidak sesuai dengan kualitas barang dalam kontrak penjualan dan meminta pengadilan mengeluarkan putusan sela yang melarang penerima untuk menarik wesel guna menarik pembayaran L/C yang kedua. Pengadilan menolak untuk mengeluarkan putusan sela karena pengadilan tidak mau melakukan intervensi atas kelaziman praktik L/C.

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam kasus ini hakim Inggris telah bertindak sesuai dengan makna Irrevocable L/C yang diatur UCP. Larangan penarikan wesel dalam rangka implementasi irrevocable L/C hanya dapat dilakukan jika penerima menyetujuinya.

c. Sight Payment L/C

Sight Payment L/C adalah L/C yang pembayarannya dilakukan secara tunai. UCP

tidak menguraikan lebih jauh mengenai jenis L/C ini. Jika bank penerbit menerbitkan sight payment L/C, maka bank penerus diinstruksikan untuk melakukan pembayaran atau mengatur pembayaran kepada penerima pada saat pengajuan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan L/C. Pembayaran L/C semacam ini dinamakan pembayaran berdasarkan dokumen-dokumen. Jika wesel untuk ditarik dalam rangka sight payment L/C, maka fungsi wesel hanya sebagai tanda terima pembayaran

d. Acceptance L/C

Acceptance L/C adalah L/C19

Dalam acceptance L/C, akseptasi dilakukan atas wesel berjangka yang ditarik oleh penerima. Akseptasi atas wesel berjangka berarti jaminan pembayaran pada saat jatuh tempo. Wesel berjangka yang sudah diaksep bersifat dapat dipindahtangankan. yang pembayarannya secara berjangka. L/C yang dibayar pada saat pembayaran jatuh tempo, tidak pada saat pengajuan dokumen-dokumen. UCP tidak memuat uraian lebih lanjut mengenai cara pembayaran dengan akseptasi.

19

Amir MS: Teknik Perdagangan Luar Negeri, cetakan ke IV, Penerbit BAHTERA KARYA AKSARA. 1983 halaman 81-83

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

Melalui akseptasi penerima dapat memperoleh janji tanpa syarat (Unconditional

commitment) dari bank untuk membayar pada saat wesel berjangka jatuh tempo.

Terhadap wesel berjangka yang sudah diaksep dapat dijual kepada bank dengan cara diskonto.

Di Indonesia, bank yang mendiskonto wesel berjangka berdasarkan transaksi ekspor dapat menerbitkan wesel bank untuk dijual secara diskonto juga kepada Bank Indonesia. Selain itu, bank yang mendiskonto tagihan ekspor yang akan datang berdasarkan kontrak penjualan atau pesanan pembelian atau L/C dalam rangka ekspor juga dapat menerbitkan wesel bank untuk dijual secara diskonto kepada Bank Indonesia. Penjualan ke Bank Indonesia secara diskonto ini tidak berlaku lagi sejak berlakunya UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

e. Negotiation L/C

Negotiation L/C adalah L/C yang pembayarannya dengan cara membeli wesel atau dokumen yang diajukan penerima. Jika negosiasi dilakukan oleh bank penerbit atau bank pengkonfirmasi selalu tanpa disertai hak regres terhadap penerima, sedangkan negosiasi oleh bank lainnya selalu dengan hak regres. Negosiasi dapat dilakukan atas wesel unjuk dan wesel berjangka. Tujuan negosiasi adalah untuk memberikan kesempatan kepada bank untuk menegosiasi wesel dan dokumen dari penerima dan kemudian mengajukannya kepada bank penerbit untuk memperoleh pembayaran sesuai dengan persyaratan L/C. Penerima, dapat pembayaran segera dan bank penegosiasi dijanjikan untuk memperoleh pembayaran dari bank penerbit sepanjang diajukan dokumen sesuai dengan persyaratan L/C.

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

f. Deferred payment L/C

Deferred payment L/C adalah L/C yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari. UCP tidak memuat pengaturan lebih jauh mengenai pembayaran di kemudian hari. Dalam L/C jenis ini tidak termasuk wesel sebagai dokumen yang diajukan dalam rangka pembayaran L/C. Penerima merasa aman akan mendapat pembayaran pada waktu yang ditentukan karena ada jaminan dari bank penerbit. Namun, jika pemohon harus menerima barang, pemohon harus memperoleh dokumen dari bank penerbit.

g. Confirmed L/C

Confirmed L/C20 diatur dalam UCP. Jika L/C dikonfirmasi oleh bank pengkonfirmasi maka tanggung jawab pengkonfirmasi sama dengan tanggung jawab bank penerbit. Bank pengkonfirmasi yang mengkonfirmasi L/C, menjamin kewajiban bank penerbit dengan menyatakan komitmennya sendiri untuk membayar L/C. Bank pengkonfirmasi tidak dapat menarik diri dari kewajibannya kepada penerima. Bank pengkonfirmasi dan bank penerbit sama-sama memberikan kepastian pembayaran dalam L/C. Dalam confirmed L/C tercipta kepastian pembayaran ganda. Dengan perumusan lain, konfirmasi atas irrevocable L/C merupakan janji pasti dari bank pengkonfirmasi sebagai tambahan terhadap janji pasti dari bank penerbit21

Dalam confirmed L/C, bank pengkonfirmasi tidak memiliki hak regres terhadap penerima, walaupun cara pembayaran L/C atas dasar negosiasi. Bank pengkonfirmasi

.

20

Amir MS op.cit halaman 74 21

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

baru memiliki hak regres jika bank pengkonfirmasi melakukan pembayaran kepada penerima dengan under reserve atau dengan penandatanganan letter of indemnity oleh penerima.

Pembayaran dengan under reserve dilakukan terhadap dokumen yang memuat discrepancy. Bank pengkonfirmasi yang melakukan pembayaran atas dokumen yang discrepancy berdasarkan kondisi under reserve berhak menagih kembali nilai yang dibayarkannya kepada penerima jika bank pengkonfirmasi tidak memperoleh pembayaran kembali dari bank penerbit atau reimbursing bank. Pembayaran dengan menandatangani letter of indemnity sama dengan pembayaran dengan kondisi under reserve. Bedanya, letter of indemnity ditujukan kepada nasabah inti. Pada letter of

indemnity nasabah menandatangani pernyataan bersedia membayar kembali kepada bank

pengkonfirmasi, sedangkan pada under reserve, janji membayar kembali pada dasarnya dilakukan secara lisan saja.

h. Transferable L/C

UCP mengatur lebih rinci L/C yang dapat dialihkan (Transferable L/C). UCP mengatur bahwa L/C dapat dialihkan oleh penerima kepada pemasok melalui perantaraan bank jika bank penerbit menyatakan demikian dalam L/C. Pengalihan ini hanya dapat dilakukan satu kali proses kecuali L/C menentukan sebaliknya. Pengalihan dapat dilakukan terhadap sebagian atau keseluruhan L/C dan dapat dialihkan kepada satu atau lebih pemasok22

22

UCP 600, artikel 48 .

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

Nilai L/C yang dialihkan pada dasarnya lebih rendah dari nilai L/C yang semula diterima dari bank penerbit. Selisih nilai ini merupakan keuntungan penerima. Penerima akan menerima pembayaran L/C dari bank penerbit lebih besar dari pembayaran yang akan dibayarkan penerima kepada pemasok melalui bank pengalih.

i. Assignment L/C

UCP mengatur Assignment L/C yaitu L/C yang membolehkan pengalihan hasil pembayaran atas L/C kepada pihak lain atas permintaan penerima. Terlepas dari L/C merupakan transferable L/C atau bukan, hak atas pembayaran L/C dapat diserahkan kepada pihak lain sesuai dengan hukum yang berlaku.

L/C di luar UCP

Selain jenis L/C sebagai alat pembayaran yang diatur dalam UCP tersebut, terdapat juga beberapa jenis L/C yang berkembang dalam praktik tdan tidak diatur dalam UCP. Adapun jenis L/C yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Back to back L/C

Transaksi L/C anak (back to back L/C) melibatkan satu L/C sebagai pelindung atau pengamanan untuk L/C yang lain yang dinamakan L/C anak. Kedua L/C tersebut berdasarkan hukum L/C masing-masing berdiri sendiri, tetapi persyaratannya sama kecuali untuk nilai L/C dan tanggal jatuh tempo L/C. L/C sebagai jaminan yang disebut juga L/C induk (master) nilainya relatif lebih besar disbanding nilai L/C anak. Dan, tanggal jatuh tempo L/C induk lebih lama dibanding tanggal jatuh tempo L/C anak.

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

Selisih nilai antara L/C anak dan L/C induk merupakan keuntungan penerima L/C induk. Sementara, tanggal jatuh tempo L/C induk lebih lama dibanding tanggal jatuh tempo L/C anak dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada penerima L/C induk untuk mengganti faktur dan wesel yang diterima dari penerima L/C anak untuk disesuaikan dengan nilai L/C induk. L/C anak lahir karena penerima dari L/C induk tidak memiliki barang yang diminta L/C induk oleh karena itu harus menerbitkan kepada pemasok L/C anak dengan perlindungan dari L/C induk tersebut. Sebagai pemohon terhadap L/C anak, penerima berkewajiban mereimburs bank penerbit dari L/C anak yang telah melakukan reimburse L/C anak kepada bank pembayar. Reimburse ini wajib dilakukan oleh penerima terlepas apakah penerima sudah dibayar atau belum berdasarkan L/C induk.

b. Red Clause L/C

Red Clause L/C adalah L/C yang dibayar di muka. Di dalam jenis L/C ini dimuat

suatu klausul yang secara tradisional dicetak dengan “warna merah” yang isinya memungkinkan penerima menarik pembayaran L/C di muka sebelum dilakukan pengiriman barang. Penarikan di muka tersebut dapat terhadap seluruh nilai atau terhadap sebagian nilai L/C.

Fasilitas pembayaran di muka diberikan kepada penerima tanpa disertai dengan pengajuan dokumen kepada bank pembayar pada saat menerima pembayaran di muka. Dokumen yang dipersyaratkan diproses dan disampaikan kepada bank pembayar sama halnya dengan dalam L/C pada umumnya. Dokumen-dokumen diajukan kepada bank pembayar setelah dilakukan pengiriman barang oleh penerima. Informasi yang diperlukan

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

dari penerima pada saat penerimaan pembayaran di muka oleh penerima adalah bukti keberadaan, produksi dan penyimpanan barang yang akan dikapalkan, yang merupakan dokumen yang berbeda dengan bukti pengiriman barang yang merupakan dokumen yang diajukan dalam rangka pembayaran L/C pada umumnya.

c. Revolving L/C

Revolving L/C23

L/C sebagai alat penjaminan dinamakan Standby L/C. Standby L/C harus memuat persyaratan minimal yaitu bersifat tidak dapat diubah atau dibatalkan, keterikatan bank merupakan L/C yang dipakai berulang-ulang oleh penerima dalam jumlah tertentu selama jangka waktu tertentu yang ditetapkan dalam L/C yang bersangkutan tanpa perlu menerbitkan L/C yang baru atau melakukan perubahan L/C yang bersangkutan. Revolving L/C diterbitkan kepada penerima untuk kegiatan bisnis yang berkesinambungan dengan pemohon. Segera setelah dilakukan pembayaran kembali atas penarikan L/C, nilai L/C kembali tersedia kepada penerima sebesar nilai semula.

Revolving L/C dapat bersifat kumulatif atau non kumulatif. Revolving L/C yang berlaku

selama periode tertentu dan mengcover semua wesel dari seluruh transaksi bersifat

revocable agar dapat dibatalkan sewaktu-waktu oleh bank penerbit jika wesel yang telah

dinegosiasi tidak dibayar kembali oleh pemohon.

2. L/C sebagai alat penjaminan a. Standby L/C

23

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

penerbit untuk membayar atas pengajuan keterangan atau pernyataan yang menyatakan wanprestasi, tanggal jatuh tempo masa berlaku dan pernyataan tunduk pada UCP.

Boris Kozolchyk mengatakan standby L/C dibayar atas dasar pengajuan dokumen

yang menyatakan adanya wanprestasi atas transaksi dasar. Sebagai jaminan pembayaran atas dasar pengajuan dokumen yang dipersyaratkan beserta wesel atau permintaan pembayaran, Standby L/C dapat mencakup setiap kewajiban apa saja. Standby L/C dilaksanakan dalam hal terjadi wanprestasi berupa pemohon gagal melaksanakan atau melaksanakan tidak sebagaimana mesti kewajiban terhadap penerima dalam kontrak dasar.

Standby L/C mengambil alih bentuk hukum dari L/C dan sama-sama tunduk pada

ketentuan dasar yang sama, yaitu UCP. Namun sejak tanggal 1 Januari 1999 Bemby dapat juga tunduk pada International Standby Practises (ISP 98) yang juga diterbitkan oleh ICC.

Ketentuan-ketentuan lainnya dalam UCP hanya berlaku terhadap L/C, tidak terhadap Standby L/C. Hal ini disebabkan Standby L/C berlaku untuk transaksi jasa, sedangkan L/C pada dasarnya berlaku untuk transaksi penjualan barang.

b. Demand Guarantee

Demand Guarantee adalah jaminan yang dibayar berdasarkan pengajuan

dokumen-dokumen tertentu kepada bank. Demand Guarantee adalah jaminan tanpa syarat. Demand Guarantee digunakan untuk menjamin kewajiban penerima dan pemohon. Pembayaran Demand Guarantee tidak tergantung pada kemampuan penerima

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

untuk menentukan wanprestasi atas kontrak dasar, tetapi pembayaran dilakukan atas dasar pengajuan klaim dilengkapi persyaratan formal dari Demand Guarantee itu sendiri.

Demand Guarantee secara hukum terpisah dari kontrak dasar. Tetapi keterpisahan

ini tidak berarti mencegah Demand Guarantee untuk mengidentifikasi kontrak dasar dalam perumusannya karena Demand Guarantee diterbitkan oleh kaitannya dengan kontrak dasar tersebut. Referensi demikian harus tidak mengikat Demand Guarantee atas persyaratan kontrak dasar dan juga tidak membatasi sifat keterpisahan Demand

Guarantee terhadap kontak dasar.

c. Demand Guarantee di Indonesia

Kepres No. 16 Tahun 1994 tanggal 22 Maret 199424 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mengenal Demand Guarantee, tapi tidak mengaturnya secara substansial. Dalam Lampiran Kepres No. 16 tahun 1994 diatur bahwa peserta pelelangan (umum atau terbatas) harus menyerahkan surat jaminan penawaran (Bid Bond) dari bank umum atau perusahaan asuransi kerugian sebesar 1 % sampai dengan 3 % dari perkiraan harga penawaran. Jika peserta berkedudukan di luar negeri, diserahkan Surat Jaminan Penawaran dari bank devisa di Bank Indonesia. Surat jaminan penawaran tersebut segera dikembalikan apabila pihak yang bersangkutan tidak menjadi pemenang dalam pelelangan. Surat Jaminan Penawaran menjadi milik negara jika peserta mengundurkan diri setelah memasukkan dokumen penawarannya dalam kotak pelelangan.

24

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

d. Accessory Guarantee

Accessory Guarantee, disebut demikian karena jaminan tersebut melekat terhadap

kontrak dasar atau transaksi dasar yang dijaminnya. Accessory Guarantee adalah ciptaan hukum nasional. Accessory Guarantee ini merupakan jaminan yang bukan sebagai janji pembayaran langsung tetapi sebagai jaminan untuk mengambil aloh dan membebaskan kewajiban pihak lainnya dalam hal terjadi wanprestasi. Accessory Guarantee agak kurang digunakan dalam transaksi internasional tetapi secara komersial punya peranan yang berarti di banyak negara dalam melakukan transaksi domestik.

Dalam Accessory Guarantee pihak yang mengajukan klaim pada umumnya harus membuktikan fakta hutang yang dijamin dan jumlahnya, dan penjamin dapat menggunakan segala macam sanggahan yang tersedia terhadap pihak yang dijamin tersebut.

Pembuktian fakta hutang adalah berupa pengajuan dokumen seperti putusan hakim atau penetapan pengadilan untuk kepentingan penerima, surat keterangan dari pihak ketiga yang netral bahwa utang telah jatuh tempo untuk dibayarkan kepada penerima, atau semata-mata surat pernyataan dari penerima bahwa pihak lain telah wanprestasi.

e. Garansi Bank di Indonesia

Demand Guarantee dinamakan juga International Bank Guarantee. Standby L/C

berfungsi sama dengan Demand Guarantee. Keduanya berlaku secara internasional dan dapat digunakan menjamin pembayaran atau menjamin pelaksanaan suatu prestasi.

Oloan Johanes Sirait : Kajian Hukum Mengenai Letter Of Credit Sebagai Salah Satu Cara Pembayaran Dalam Transaksi Perdagangan Internasional, 2009.

USU Repository © 2009

Accessory Guarantee sejalan dengan Garansi bank yang dikenal di Indonesia,

tetapi berbeda dengan Demand Guarantee dan Standby L/C Garansi bank, yang berlaku domestic, dibayar dalam hal terjadi wanprestasi atas transakssi dasar yang dibuktikan oleh penerima. Sampai disini garansi Bank sama dengan Accessory Guarantee yang berlaku secara internasional. Pembayaran garansi bank dan Accesssory Guarantee kadang-kadang dilakukan setelah ada penyerahan putusan pengadilan atau putusan lembaga arbitrase.

Ketentuan-ketentuan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata hanya mengatur masalah-masalah penanggulangan secara umum, terutama mengenai akibat hukum yang timbul secara umum, terutama mengenai akibat hukum yang timbul karena penanggungan utang, sedangkan ketentuan mengenai syarat-syarat yang harus dimuat dalam garansi bank tidak diatur secara lengkap.

Dokumen terkait