• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

C. Letter of Credit

Pengertian secara umum L/C merupakan salah satu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary credit.31

Letter of credit dapat didefinisakan sebagai jaminan bersyarat yang diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank/opening bank) untuk membayar wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 500.32

Landasan dibolehkannya transkasi letter of credit dalam Islam, salah satunya tertera pada surat al-Kahfi ayat 19:















































































Artinya: “dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang

31

Kasmir, Manajemen Perbankan, h.123

32

di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C

Dalam Transaksi letter of credit minimal terdapat 4 pihak yang terkait pada transaksi L/C, empat pihak tersebut adalah:

a. Importir (pembeli), dalam transaksi L/C importer disebut sebagai

applicant, yaitu pihak pemohon penerbitan L/C

b. Issuing bank/opening bank, yaitu bank yang menerbitkan L/C

c. Paying/Negotiating bank, yaitu pihak yang meneruskan L/C kepada penjual

d. Eksportir (penjual), dalam transaksi L/C importer disebut beneficier, yaitu pihak penerima L/C

Menurut Hamdani (dalam Qurratul Ainy, 2012), pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C baik langsung ataupun tidak langsug adalah sebagai berikut:

Pihak – pihak yang terlibat secara langsung:

a. Pembeli/importir

disebut juga applicant merupakan pihak yang memohon pembukaan L/C dari bank.

b. Penjual/eksportir

disebut juga beneficiary merupakan pihak penerima L/C dan penerima pembayaran.

c. Bank pembuka / penerbit L/C

disebut juga opening bank/issuing bank. Merupakan bank yang membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary melalui advising bank. d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank. adalah bank yang

meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran L/C tersebut kepada eksportir.

e. Bank yang menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank

adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai

confirming bank, yakni yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C tersebut benar dan apabila importer atau opening bank tidak melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya.

f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir.

g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary/eksportir.

h. Bank yang diminta mengganti pembayaran (me-reimburse) atau disebut juga reimbursing bank. Penggunaan bank ketiga ini apabila antara bank eksportir dan bank importir tidak ada hubungan rekening.

Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung

a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barang-barang dagang dari eksportir dan mengatur pengangkutan barang-barang-barang-barang tersebut dan juga menerbitkan Bill of lading (B/L) sebagai bukti bahwa barang sudah dimuat di kapal.

b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran. Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.

c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan.

d. Badan-badan Pemeriksa, adalah badan yang ditunjuk pemerintah dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.

e. Badan-badan Penelitian lainnya yang ditunjukan pemerintah untuk mengeluarkan surat-surat keterangan / sertifikat lainnya bagi barang-barang yang diperdagangkan.

2. Mekanisme L/C

Prosedur Ekspor-Impor dengan menggunakan L/C33

Prosedur ekspor-impor, dengn menggunakan L/C dimulai dengan penandatanganan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli. Berdasarkan kontrak penjualan tersebut pembeli memohon kepada bank penerbit untuk menerbitkan L/C kepada penjual (penerima) sebagai alat pembayaran untuk membayar barang yang akan diekspor oleh penjual kepada pembeli. Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penjual langsung atau melalui bank penerus. Dalam hal diterbitkan melalui bank penerus bank ini meneruskan L/C kepada penjual. Penjual mempersiapkan barang dan pengapalannya serta dokumen-dokumen pengapalan.

Setelah barang dikapalkan melalui perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan, penjual mengajukan dokumen-dokumen pengapalan kepada bank penegosiasi atau bank pembayar untuk mendapatkan pembayaran hasil ekspornya. Bank penegosiasi atau bank pembayar atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran hasil ekspor kepada penjual. Bank penegosiasi atau bank pembayar mengirim dokumen-dokumen pengapalan dan meminta pembayaran kembali kepada bank penerbit selaku pemberi kuasa. Bank penerbit atas dasar penerimaan dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penegosiasi atau

33

Ramlan Ginting, Letter of credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, (Jakarta: Salemba Empat, ) h.30

bank pembayar secara langsung atau melalui bank pereimburs. Bank penerbit menyampaikan dokumen-dokumen kepada pembeli dan meminta pembayaran kembali kepadanya. Pembeli atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penerbit.

Pembeli dengan dasar dokumen-dokumen pengapalan menyelesaikan administrasi kepabeanan dengan kantor bea cukai dan melakukan pembayaran pungutan impor untuk untung Negara melalui bank. Seterusnya pembeli menghubungi agen perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan melakukan penyerahan barang kepada pembeli.

3. Letter of credit Syariah

Pembiayaan L/C syariah pada umumnya dapat menggunakan beberapa akad yaitu:

a. Pembiayaan L/C Impor34

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Impor adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil ujrah dengan qardh

3) Murabahah

4) Salam atau Istishna dan Murabahah

34

5) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah

6) Musyarakah

7) Wakalah bil Ujrah dan Hawalah

b. Pembiayaan L/C Ekspor35

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Ekspor adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil Ujrah dan Qardh

3) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah

4) Musyarakah

5) Ba’I dan Wakalah

Untuk L/C syariah, selain menggunakan akad-akad tersebut diatas, dapat juga menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C yang menggunakan akad

kafalah bil ujrah ketentuannya telah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57

tahun 2007, tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Indriarto (1999:26) dalam Indrawati (2009:53), studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada factor-faktor tetentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.32 Maka pada penelitian ini studi kasus dilakukan pada pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, untuk mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi Letter of credit.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang

32

Nani Indrawati, Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (Studi Kasus pada

PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang), (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

dikembangkan sangat beragam. Sebab itu, tidak mengherankan jika terdapat anggapan bahwa, Qualitative research is many thing to many people (Denzin dan Lincoln, 1994:4).33

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.34

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.35 Deskriptif artinya adalah metode pencarian fakta yang bertujuan untuk menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.36 Maka dari itu, pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk data deskriptif yang membahas tentang mekanisme mekanisme L/C dan strategi manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

33

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.20

34

Ibid, h.21

35

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004) h.3

36

C. Sumber Data Penelitian

Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua: (1) data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden); (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan lain-lain.37

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait pada transaksi letter of credit dan menangani dan memantau kurs valuta asing, yaitu pada divisi L/C dan bagian treasury. Kemudian data sekunder diperoleh dari arsip dokumen perusahaan berupa transaksi letter of credit, fluktuasi kurs valas dan literatur kepustakaan dan sumber informasi lainnya terkait dengan tema penelitian.

D. Teknik pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitain kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview.38 Pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai metode diataranya yaitu, Penggunaan bahan dokumen, Observasi/Pengamatan,

37

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56

38

Wawancara, Penggunaan Pengalama Individu, Quetioner (angket), Penggunaan

Projektif test.39

1. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan perkiraan.40 Pada studi dokumentasi, selain meliputi dokumen-dokumen yang diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, studi dokumentasi ini meliputi juga studi kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami teori tentang manajemen risiko, valuta asing dan letter of credit. Selain itu mengetahui peraturan fatwa DSN-MUI terkait transaksi L/C dan transaksi valuta asing.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.41 Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang

39

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010) h.82

40

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158

41

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.42

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan seputar L/C dan transaksi valuta asing yang diajukan oleh pewawancra dicatat atau direkam agar jawaban yang dibutuhkan lengkap, tanpa ada kekurangan ataupun kekeliruan.

E. Subjek-Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek pada penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan penelitian ini difouskan pada Strategi Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia untuk menghindari fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

F. Metode Analisis

Adapun yang dimaksud dengan analisa data adalah serangkaian kegaiatan mengolah seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan dan mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif

42

maupun kuantitatif. Terhadap ini amat penting dan menentukan, kreatifitas peneliti merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang merupakan objek studinya.43

Analisis data menurut patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.44

Pada penelitian ini untuk mengolah dan menganalisa data, digunakan metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of credit, dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit.

Mengelompokan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk

43

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, h.83

44

menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.45

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta Asing

Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position

khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, untuk memantau pergerakan kurs tersebut. Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trend nya naik, maka open position

Bank Muamalat besar. Open untuk posisi devisa netto nya dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan transaksi ada juga keuntungan dari reval.

Laba/Rugi reval adalah laba/rugi dari selisih kurs yang diakibatkan dari perbedaan kurs valuta tertentu pada periode tertentu sebesar Net Open Position

(NOP) yang dikelola. Contoh : NOP 3 April 2014 adalah USD 10 milyar, harga USD 1 = Rp.11,300, bank pada posisi long. Pada 4 April 2014, closing pada Rp.11,320 untuk setiap USD 1 dengan asumsi NOP tetap, maka ada potensi laba revaluasi sebesar (11,320-11,300) x USD 10 milyar = Rp.200 juta. Laba reval

hanyalah potensi laba. Hal ini baru dapat dikatakan laba/rugi ketika ada eksekusi (jual/beli) pada kurs tertentu. Disebut laba yaitu ketika jual lebih besar daripada beli dan sebaliknya.

Mengenai penggunaan hedging untuk manajemen risiko kurs, bank syariah masih terbatas dalam penggunaannya. Karena di Indonesia tidak seperti di Malaysia. Jika ada transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.

Hedging belum digunakan di Bank Muamalat Indonesia, namun masih diolah dan diusahakan di BI. Karena jika tidak ada hedging risikonya besar, namun konsep hedging jika dinilai dari sisi syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia ruang lingkupnya kecil jika dilihat dari bank itu sendiri. Tidak seperti di Malaysia dilihatnya industri secara keseluruhan. Untuk mengatasi risiko kurs nialai tukar, karena bank tidak menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakan kurs dan bagaimana open position yang harus dilakukan. Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung

square dan PDN nya nol, karena hal tersebut dinilai lebih aman.

Penyediaan valuta asing pada Bank Muamalat digunakan untuk likuiditas. Likuiditas yang dimaksud adalah untuk keperluan tertentu, misalnya penarikan atau transfer nasabah, realisasi pembiayaan, dan lain lain. Transaksi valuta asing jual/beli, diselesaikan pada hari itu juga untuk meminimalisir adanya revaluasi tambahan dari NOP (Net Open Posisition) hari tersebut yang akan tercatat pada esok harinya.

Untuk nasabah yang meminta pembayaran L/C untuk 3 bulan yang akan datang, Bank Muamalat menggunakan financing bank. Sehingga ada yang langsung membayar L/C tersebut, namun dengan harga tertentu. Karena bank tidak menggunakan forward atau swap, maka L/C tersebut dijual lagi ke financing bank. Financing bank adalah bank yang telah menjalin kerjasama trade finance

dengan Bank Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan tertentu. Financing bank yang digunakan bisa financing bank syariah ataupun konvensional, karena transaksi yang digunakan adalah jual-beli, sehingga tidak ada kaitannya dengan bunga.

Keberhasilan Bank Muamalat Dari manajemen kurs, Bank Muamalat Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval di atas 60 Milyar. Karena dari posisi itu analis ada view kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika ekonominya akan recover, ada isu dari

tapering, maka ada kemungkinan orang dananya kembali ke sana, maka bank segera pegang posisi long. Ketika posisi long rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.10.400. Hal tersebut dilakukan bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dari sisi likuiditas. Meskipun posisi bank pegang long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu beli satu jual satu.

Walaupun Bank Muamalat Indonesia menggunakan jenis manajemen risiko kurs yang lain selain daripada hedging, namun Bank Muamalat tidak

khawatir akan kehilangan loyalitas nasabah. Karena nasabah emosional Bank Muamalat Indonesia banyak, jadi nasabah melihatnya dari sisi kesyariahannya. Selain itu mereka juga melihat dari sisi pricing yang diberikan. Pricing yang diberikan kepada nasabah cukup menguntungkan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya dari segi investasi, Bank Muamalat memberikan pembiayaan kepada mereka, lalu bagi hasil yang diberikan jika diekuivalenkan rate nya, jika untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau jika untuk pembiayaan, bagi hasil di Bank Muamalat lebih rendah dari bank lain. Oleh karena itu nasabah tetap mau ke Bank Muamalat. Jadi, nasabah yang memilih Bank Muamalat Indonesia ada yang memilih secara rasional atau emosional.

B. Valuta Asing

Jenis mata uang yang diperjualbelikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note

ada tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MYR (Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar) hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan

bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada permintaan jenis mata uang tertentu bank bisa menyediakannya.

Untuk Jenis mata uang yang tidak disertai bank note yaitu SGD (Singapore Dollar), EUR (Euro), JPY (Japannese Yen) dan AUD (Australian

Dollar). Untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang jarang seperti NOK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank bisa melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter

harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk 7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi dapat dilakukan di sana.

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia

Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Sebenarnya jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana saja. Jual beli tunda yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau

Spot. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap ataupun forward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD) maka transaksi hari ini selesai hari ini juga, maksimal selesai jam 14.30.

Lain halnya dengan Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur. Pada Bank Muamalat cabang Kuala Lumpur karena kebijakan yang diterapkan berbeda, maka transaksi bisa sampai swap atau Forward. Untuk jenis

transaksi TOM atau SPOT itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka.

Meskipun menurut fatwa DSN-MUI tentang sharf jenis transaksi spot

ditolerir dan boleh untuk digunakan, namun Bank Muamalat Indonesia tidak menggunakannya. Karena kurs dalam dua hari pasti sudah berubah, jangankan untuk dua hari, untuk satu hari saja kurs dapat berubah berkali-kali. Selain itu DPS Bank Muamalat Indonesia sangat ketat dalam menerapkan peraturan Bank Syariah.

Untuk transaksi valuta asing, Bank Muamalat menyediakan fasilitas

Dokumen terkait