• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia Pada Transaksi Letter Of Credit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia Pada Transaksi Letter Of Credit"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

ILMI AI NUR

NIM. 1110046100076

K O N S E N T R A S I P E R B A N K A N S Y A R I A H PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT

INDOIYESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah Dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

0leh:

Ai

Nurilmi NrM. 1110046100076

Dibawah Bimbingan:

Pembimbing

I

Pembimbing

II

fr.

RR

Tini Anssraeni. ST. M.Si Dr. H. Abdul

Malik

MM

NrP.150183066

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATUTLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAIIAN PAMTIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Manajemen Risiko Kurs Valuta Asing Bank Muamalat Indonesia Pada Transaksi Letter Of Credif', telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Mei 2014.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program

Strata Satu (S-l) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, S Mei 2014

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

PA}TITIA UJIAN MT]NAQASYAH

1.

Ketua

: Dr. Euis Amalia, M.Ag

NIP. I 97 I 07 0r 1998032002

2.

Sekretaris

: Mu'min Rauf MA

NrP. I 9700 41 61997 03 1004

3. Pembimbing I : Dr. H. Abdul Malik, MM

NIP. 150183066

4. Pembimbing II: h. RR Tini Anggraeni, ST, M.Si

5. Penguji

I

6. Penguji

II

: Djaka Badranaya, ME

NrP. 19770530200701 1008

: Soffan Rizal, M.Si

NrP. 19760 430201101 I 002

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini sa1'a menl,atakan bahwa:

I.

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya

satu persyaratan memperoleh gelar strata Syarif Hidayatullah Jakarta.

yang diajukan untuk memenuhi salah

I

di Universitas Islam Negeri (UIN)

2. Semua sumber yang digunakan dalam dengan ketentuan yang berlaku di Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa merupakan hasil jiplakan dari karya sanksi yang berlaku

di

Universitas

Jakarta.

saya cantumkan sesuai

Negeri

(UIN)

Syarif penulisan ini telah

Universitas Islam

karya ini bukan hasil orang lain, maka saya

Islam Negeri (UIN)

karya asli saya atau

bersedia menerima

Syarif Hidayatullah

(5)

ABSTRAK

MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT, adalah skripsi hasil karya Ai Nurilmi, NIM 1110046100076. Pada konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435H/2014 M.

Skrispi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi Letter of Credit (L/C). Manajemen risiko kurs valuta asing merupakan upaya perlindungan terhadap kenaikan atau penurunan nilai tukar, agar bank dapat terjaga dari sisi likuiditas dan tetap dapat mempertahankan eksistensinya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, dengan metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of Credit dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat. Indonesia pada transaksi letter of credit.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Bank Muamalat Indonesia memiliki cara sendiri dalam mengatasi risiko kurs valuta asing yaitu dengan mengatur Net Open Position (NOP). Manajemen risiko kurs valuta asing yang dilakukan tetap mengedepankan prinsip syariah. Pada transaksi L/C akad yang digunakan adalah kafalah bil ujrah dan untuk L/C yang pembayarannya ditangguhkan untuk beberapa bulan kemudian, Bank Muamalat melibatkan financing bank. Penggunaan financing bank ini merupakan bagian dari risk transfer.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Valuta Asing, Letter of Credit

(6)

KATA PENGANTAR









Alhamdulillah, puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi sang pemberi kehidupan, pencipta alam semesta yang telah memberikan nikmat dan kemudahan, sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul MANAJEMEN RISIKO KURS VALUTA ASING BANK MUAMALAT INDONESIA PADA TRANSAKSI LETTER OF CREDIT. Shalawat beriring salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Semoga beliau dapat menjadi suri tauldan bagi kita semua dan syafaatnya dapat tercurah kepada semua umatnya.

Kemudian, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. H. JM. Muslimin, MA Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

3. Bapak Dr. H. Abdul Malik MM, dan ibu Ir. RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, fikiran serta tenaganya dalam membimbing penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh pihak bagian kemahasiswaan di Muamalat institute, Bapak Amiril Zulhaj dan Bapak Muhammad Yusuf yang telah bersedia membantu penulis untuk memperoleh dan bersedia menjadi narasumber.

5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga ilmunya bermanfaat dan bapak dan ibu selalu mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

6. Ungkapan terimakasih, hormat, cinta dan kasih sayang penulis haturkan kepada Ayahanda Bapak Hoerudin dan Ibunda Alm.Dedeh (Allahummaghfir lahaa

warhamhaa wa’aafihaa wa’fuanhaa). Kepada Papa terimakasih atas segala doa,

pengorbanan dan motivasi selama ini. Untuk Mama, kesabaran yang mama contohkan menjadi pelajaran dalam kehidupan penulis khusunya dalam proses penyusunan skripsi ini. “Allahummagfirlii waliwalidayya warhamhumaa kamaa rabbayaani shagiraa”. Kakak-kakakku tercinta, Karna Wijaya dan Bayu Suprihartini, serta keponakanku M. Syafaat Yunadillah dan Afdhal Azka Yunadillah.

(8)

8. Sahabat-sahabat terbaikku: Anggun Pradini dan Aam Mahmudah terimakasih telah menjadi kawan dikala senang maupun susah dan telah banyak memotivasi atas segala kendala yang dihadapi sejak awal kuliah hingga penyusunan skripsi ini. Nurfie Ramadhani terimakasih atas doa dan motivasi yang diberikan. Rahma Putri Islami yang telah berjuang bersama-sama dan banyak membantu dalam penelitian penulis. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan kebaikan yang lebih banyak.

9. Teman-teman Perbankan Syariah B 2010, yang telah mmeberikan warna keceriaan selama kuliah. Canda tawa kalian akan selalu menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan.

Jakarta, April 2014

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 2

A. Latar Belakang Masalah ... 2

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Review Studi Terdahulu ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

A. Manajemen Risiko ... 12

1. Definisi Manajemen Risiko... 13

2. Risiko Pasar ... 14

3. Manajemen Risiko Pasar ... 15

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar ... 17

(10)

1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing ... 18

2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam ... 22

C. Letter of Credit (L/C) ... 26

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C... 27

2. Mekanisme L/C ... 30

3. Letter of Credit Syariah ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Pendekatan Penelitian ... 33

B. Jenis Penelitian ... 33

C. Sumber Data Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Subjek-Objek Penelitian... 37

F. Metode Analisis ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ... 40

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta Asing ... 40

B. Valuta Asing ... 43

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia ... 44

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing ... 46

C. Letter of Credit ... 48

1. Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C di Bank Muamalat Indonesia 48 2. Mekanisme L/C di Bank Muamalat Indonesia... 50

3. Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia ... 56

(11)

D. Analisis Manajemen Risiko pada Bank Muamalat Indonesia... 59

E. Analisis Transaksi Valuta Asing yang Tersedia di Bank Muamalat Indonesia 62 F. Analisis Transaksi Letter of Credit pada Bank Muamalat Indonesia ... 64

BAB V PENUTUP ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, interaksi antar negara di segala bidang, terutama di bidang ekonomi tidak dapat dihindari. Pemenuhan kebutuhan suatu negara tidak dapat dicover sepenuhnya dengan produksi negara itu sendiri. Oleh karena itu adanya perdagangan internasional sangat membantu terpenuhinya kebutuhan negara. Dengan melakukan perdagangan internasional, suatu negara dapat berinvestasi ke luar negeri.

Pada perdagangan internasional, yang terjadi adalah transaksi antara penjual dari satu negara dengan pembeli dari negara lain. Karena perdagangan yang terjadi antar negara, maka tidak memungkinkan keduanya bertemu secara langsung untuk bertransaksi secara tunai sebagaimana perdagangan yang terjadi pada umumnya. Oleh karena itu ada beberapa masalah yang terjadi pada perdagangan internasional ini. Pertama, penjual tidak akan mengirim barang kepada pembeli, sebelum ada kepastian bahwa barang yang akan dikirim akan dibayar. Kedua, pembeli tidak akan membayar barang akan dibelinya sebelum ada kepastian bahwa barang tersebut akan benar-benar dikirim. Hal ini terjadi, karena kedua belah pihak tidak ingin mengalami kerugian.

(13)

eksportir dan importir. Dengan Letter of credit eksportir merasa terjamin karena barang yang dikirimnya akan dibayar. Selain pihak eksportir, pihak importir juga merasa terjamin bahwa barang yang dipesannya benar-benar dikirim dan pengirimannya sesuai dengan pesanan.

Adanya fasilitas Letter of credit bukan berarti permasalahan kegiatan perdagangan internasional berhenti sampai disitu. Dengan adanya perdagangan internasional berarti jenis uang yang digunakan pun berbeda. Transaksi perdagangan internasional ini melibatkan valuta asing. Valuta asing antar negara memiliki nilai yang berbeda-beda. Mata uang negara maju nilainya lebih tinggi dan lebih kuat daripada mata uang di negara-negara berkembang. Namun bukan berarti mata uang negara berkembang tidak mungkin menguat, karena fluktuasi nilai tukar dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Ketika permintaan uang suatu negara mengalami peningkatan, maka nilai mata uang negara tersebut akan menguat.

Letter of credit (L/C) merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyarakat untuk memperlancar arus barang (ekspor-impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau). Kegunaan letter of credit adalah untuk menampung dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan dari pihak pembeli (importir) maupun penjual (eksportir) dalam transaksi dagangannya.1 Oleh karena itu, masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak hanya menjadi perhatian eksportir

1

(14)

dan importir saja, akan tetapi termasuk di dalamnya bank devisa yang melakukan transaksi internasional.

Kondisi ekonomi yang yang tidak menentu, menyebabkan fluktuasi nilai tukar yang tidak menentu pula, hal ini akan menetukan untung atau ruginya kegiatan ekspor-impor dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Seperti bank devisa yang menjadi Issuing Bank, advising bank ataupun nominated bank. Untung atau ruginya kegiatan tersebut tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu, untuk meminimalisir kerugian yang mungkin akan terjadi maka dibutuhkan manajemen risiko.

Manajemen risiko telah berevolusi dan mengalami penyempurnaan dalam periode yang panjang. Diawali dari konsep dasar asuransi untuk kemudian berkembang dan menjadi disiplin tersendiri terlepas dan mandiri dari konsep asalnya. Manajemen risiko telah dirasakan sebagai sebuah keharusan yang dapat mengintegrasikan disiplin akuntansi, manajemen serta portofolio investasi.2 Foreign Exchange Risk adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi bank sebagai akibat dari perubahan yang memberi pengaruh buruk dari Foreign exchange rates terhadap posisi FX bank.3

PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk, merupakan Bank Syariah yang menjalankan kegiatan transaksi internasional. Bank Muamalat Indonesia

2

Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko (Jakarta: PT. Grasindo 2007) h.8

3

(15)

menyediakan layanan Muamalat internasional banking. Pada layanan ini salah satu produknya adalah Muamalat trade finance. Muamalat trade finance menyediakan layanan jasa dan pembiayaan syariah untuk mendukung kelancaran bisnis perdagangan nasabah, baik untuk transaksi perdagangan lokal maupun

international dan untuk transaksi L/C maupun non L/C. Pada layanan ini Bank Muamalat

Indonesia, pastinya menggunakan valuta asing sebagai alat transaksi. Fluktuasi nilai tukar

valuta asing pastinya menjadi pertimbangan bank untuk menentukan biaya yang akan

ditentukan agar tidak terjadi kerugian.

Untuk mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing, ada beberapa teknik penanganan yang dapat digunakan, salah satunya adalah dengan teknik hedging. Teknik penanganan dengan hedging belum digunakan oleh Bank Muamalat sebagai bagian dari manajemen risiko kurs Valuta asing. Untuk mengatasi risiko terhadap kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia menggunakan cara lain selain dari teknik hedging.

(16)

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah:

1. Karena pada jenis transaksi L/C ussance memerlukan jangka waktu, maka tidak menutup kemungkinan pada hari tersebut mata uang domestik akan mengalami penurunan ataupun kenaikan nilai.

2. Pada L/C karena transaksi yang digunakan meliputi mata uang yang berbeda, maka ancaman terhadap fluktuasi nilai tukar valuta asing tidak dapat dihindari. Oleh karena itu perlu ada manajemen risiko untuk mengatasi masalah fluktuasi valuta asing.

3. Meskipun Dewan Syariah Nasional telah mengeluarkan fatwa yang mengatur tentang transaksi L/C, namun belum ada manajemen risiko secara khusus untuk mengatasi fluktuasi valuta asing pada pembayaran Letter of credit. 4. Minimnya model dan instrumen pengendalian risiko pasar, dalam hal ini risiko

kurs valuta asing yang sesuai dengan karakteristik bank Islam. Selain itu, berbagai literatur yang ada menggunakan pendekatan modifikasi dari berbagai model dan instrumen yang umum telah digunakan di bank konvensional. 5. Manajemen risiko yang biasa digunakan untuk mengatasi valuta asing adalah

(17)

C. Batasan dan Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah mengenai Strategi Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi risiko kurs valuta asing pada transaksi letter of credit. Manajeman risiko yang diteliti terfokus pada pengendalian risiko dan menilai kesesuaiannya berdasarkan prinsip ekonomi Islam.

Adapun permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing pada Bank Muamalat Indonesia?

2. Bagaimana transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia?

3. Bagaimana strategi manajemen risiko kurs valuta asing Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan pada Bank Muamalat Indonesia

2. Mengetahui transaksi letter of credit pada Bank Muamalat Indonesia

(18)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Menambah wawasan bagi penulis tentang mekanisme Letter of credit, pihak-pihak yang menggunakannya dan manajemen risikonya. Selain itu, menumbuhkan keberanian penulis untuk menyampaikan gagasan dari masalah yang berkembang.

2. Bagi dunia akademis

Menambah khazanah keilmuan tentang strategi manajemen risiko kurs valuta asing untuk transaksi Letter of credit pada bank, selain dengan praktek hedging sebagaimana yang biasa digunakan.

3. Bagi lembaga

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan saran untuk dapat memilih strategi menajemen risiko pada transaksi yang berhubungan dengan valuta asing. Dan bagi lembaga keuangan syariah, dapat menjadi sumber informasi teknik manajeman risiko yang dapat digunakan dan sesuai syariah.

F. Review Studi Terdahulu

1. Identitas penelitian: Qurratul Ainy Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, 2012).

Judul Penelitian: Strategi Bank Syariah Mandiri dalam Penyelesaian Masalah Discrepancies Document dan Fluktuasi Nilai Tukar pada Transaksi

(19)

Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan untuk mengatahui strategi Bank Syariah Mandiri dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang timbul pada L/C. Khususnya masalah discrepancies document dan masalah fluktuasi nilai tukar. Untuk masalah fluktuasi nilai tukar Bank Syariah Mandiri memberikan fasilitas forward hedging kepada nasabahnya dengan menggunakan forward agreement.

Perbedaan: Objek penelitian adalah Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar pada transaksi Letter of credit, bukan dengan teknik hedging.

2. Identitas Penelitian: Siti Nurbaya, Skripsi sarjana UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta 2011)

Judul Penelitian: Implementasi Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.34 dan 35 tentang Letter of credit (L/C) Ekspor-Impor di Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

(20)

Perbedaan: Penelitian pada manajemen risiko kurs valuta asing pada Letter of credit dan Tinjauan kesesuain manajemen risiko kurs valuta asing yang digunakan berdasarkan prinsip ekonomi Islam

3. Identitas Penelitian: Nanik Indrawati, Skripsi Sarjana UIN Malang (Malang 2009)

Judul Penelitian: Aplikasi Manajemen Risiko pada Investasi Foreign Exchange (FOREX) (Studi Pada PT. Victory International Futures Kantor Cabang Malang)

Hasil Penelitian: Penelitian dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan mekanisme transaksi forex dan aplikasi manajemen risiko yang diterapkan di PT. Victory International Futures kantor cabang Malang dalam bertransaksi Forex. Manajemen risiko yang ada dan diberikan kepada investor yaitu sebelum dan pada saat melakukan transaksi.

Perbedaan: pertama, Penelitian dilakukan Manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi letter of credit, bukan pada investasi forex. Kedua, Penelitian dilakukan pada manajemen risiko yang digunakan untuk kepentingan bank.

(21)

Hasil Penelitian: Pada penelitian ini menawarkan mudharabah dan musyarkah sebagai pengembangan bentuk hedging untuk dapat digunakan sebagai lindung nilai islami yang dapat diterima. karena konsep hedging yang ada dan berkembang belum sesuai dengan syariah.

Perbedaan: Pengaturan open position dengan menganalisa hal-hal yang akan terjadi yang berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan nilai valuta asing. Dan pada transaksi L/C dengan melibatkan financing bank pada L/C jenis ussance.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, maka penulisan dibagi menjadi lima bab. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan bab yang membahas landasan teori, teori yang dibahas merupakan teori-teori yang berkaitan dan mendukung penelitian. Yang meliputi teori manajemen risiko, valuta asing, dan letter of credit.

(22)

Bab IV hasil penelitian dan analisis. Pada bab ini membahas tentang gambaran hasil penelitian, penerapan manajemen risiko valuta asing yang digunakan, jenis transaksi valuta asing yang tersedia, masalah fluktuasi nilai tukar, pihak yang terkait pada transaksi L/C, mekanisme transaksi L/C di bank, Sight dan Ussance pada L/C di Bank Muamalat Indonesia dan masalah yang dihadapinya. Pada bab ini dijelaskan pula keseuaian antara teori dan praktek, dan keberhasilan manajemen risiko yang digunakan perusahaan.

[image:22.612.127.530.271.511.2]
(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Risiko

Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkolerasi secara linear negative. Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin besar untuk dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius agar hubungan tersebut menjadi kebalikannya, yaitu aktivitas yang meningkatkan hasil pada saat risiko menurun.4 Maka dari itu manajemen risiko perlu diterapkan sebagai cara untuk mengelola risiko.

Dalam ajaran Islam, konsep manajemen risiko pada hakikatnya sudah banyak tertera dalam ayat-ayat al-Quran. Salah satunya adalah, Allah memerintahkan agar manusia bertakwa kepada Allah dan memperhatikan apa yang akan dikerjakannya, agar dirinya terpelihara dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Anfal ayat 25:





























Artinya: “dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.”

4

(24)

1. Definisi Manajemen Risiko

Menurut Ferry N. Idroes “Manajemen Risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.”5

Menurut Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Manajemen Risiko diartikan sebagai berikut “Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank”.6

Menurut COSO, risk management (manajemen risiko) dapat diartikan sebagai:

“a process, effected by an entity’s board of directors, management

and other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise,

designed to identify potential events that may affect the entity, manage risk to

be within its risk appetite, and provide reasonable assurance regarding the

achievement of entity objectives”.7

Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen risiko merupakan metodologi yang digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikan sesuatu yang kejadiannya

5

Ibid, h.5

6

Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management for Islamic Bank (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h.63

7

(25)

tidak diharapkan, atau sesuatu yang diharapkan namun tidak terjadi. Maka dari itu, kejadian yang tidak diharapkan tersebut dapat diantisipasi atau bahkan dikendalikan dengan manajemen risiko.

2. Risiko Pasar

Yang dimaksud dengan risiko pasar (market risk) adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh bank akibat adanya pergerakan variable pasar (adverse movement) berupa suku bunga dan nilai tukar. Risiko pasar ini mencakup empat hal, yaitu risiko tingkat suku bunga (interest rate risk), risiko pertukaran mata uang (foreign exchange risk), risiko harga (price risk), dan risiko likuiditas (liquidity risk)8.

Pengertian lain dari Market Risk adalah risiko kerugian yang diderita bank, sebagaimana antara lain dicerminkan dari posisi on dan off balance sheet bank, akibat terjadinya perubahan market price atas assets bank, interest rate dan foreign exchange rate, market volatility dan market liquidity.9

Risiko nilai tukar valuta asing (foreign exchange rate risk) timbul apabila bank mengambil posisi terbuka (open position). Di saat bank berada pada posisi beli (overbought position/long position), kerugian akan terjadi bila nilai tukar mata uang local (currency base) cenderung naik (menguat), dan sebaliknya pada saat bank berada pada posisi jual (oversold position/short

8

Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010)

9

(26)

position), kerugian akan terjadi apabila mata uang local cenderung turun (melemah). Risiko nilai tukar valuta asing ini dapat ditekan dengan cara membatasi atau memperkecil posisi, atau bahkan dapat dihindari sama sekali bila bank selalu mengambil posisi squaire.10 Perubahan-perubahan yang setiap saat terjadi atas kurs valas dan tingkat suku bunga bank inilah yang dapat menyebabkan bank menderita kerugian yang tidak lain merupakan “penampakan” market risk tersebut.11

3. Manajemen Risiko Pasar

Aktivitas manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh bank untuk mengantisipasi risiko pasar adalah12:

a. Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk membahas kondisi pasar dan menetapkan tindakan yang akan diambil b. Membentuk satuan kerja manajemen risiko pasar untuk memantau

besarnya risiko pasar

c. Melakukan monitoring tingkat bunga dan nilai tukar yang berlaku di pasar secara harian

d. Melakukan pengawasan terhadap pos-pos aktiva dan pasiva sesuai dengan jatuh temponya (repricing date-nya)

10

Zainul Arifin, Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Azkia Publisher, 2009) h.264

11

Masyhud Ali, Manajemen Risiko; Strategi Perbankan dan Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis, h.144

12

(27)

e. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap kemungkinan terjadinya perubahan tingkat bungan pasar

f. Melakukan analisis sensitivitas pendapatan bunga bersih terhadap kemungkinan terjadinya perubahan nilai tukar pasar

g. Melakukan penyesuaian tingkat bunga kredit dan dana terhadap perubahan tingkat bunga pasar sesegera mungkin setelah terjadi perubahan tingkat bunga pasar

h. Melakukan squaring position sehingga posisi devisa netto berada pada tingkat yang sekecil-kecilnya, hal ini dilakukan dengan monitoring posisi devisa netto setiap saat (PDN intra day)

Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam tidak diperbolehkan terlibat dalam transaksi spekulatif yang mengandung gharar dan maysir (judi). Selain itu, bank Islam juga tidak diperbolehkan bertransaksi pada produk yang mengandung riba, seperti instrumen berpendapatan tetap (obligasi, SBI, SUN, deposito, dan sejenisnya). Artinya, jika bank Islam benar-benar mematuhi prinsip syariah, sadar atau tidak sadar, mereka telah melakukan mitigasi risiko pasar13.

13

(28)

4. Pengendalian Risiko Nilai Tukar14

a. Bank harus melaksanakan pengendalian risiko nilai tukar yang bertujuan untuk:

1) Melindungi nilai keuntungan dalam denominasi FX dan atau biaya dan kerugian dalam denominasi FX terhadap pergerakan yang berlawanan dari FX currency rates.

2) Mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dan pemilihan straregi lindung nilai yang tepat terhadap penyediaan dana dan transaksi yang mencakup eksposur risiko kredit dalam FX currencies.

3) Memprioritaskan pembentukan provisi dalam FX currencies yang ekuivalen dalam jumlah mata uang domestic.

b. Aktivitas fungsional atau satuan kerja bank yang tidak memiliki limit posisi FX currency tidak diperkenankan untuk melakukan transaksi dengan risiko FX currency, sehingga posisi yang tidak memiliki otorisasi dapat segera diidentifikasi dan diatasi permasalahannya.

c. Pengendalian risiko nilai tukar yang tepat harus ditetapkan dan diterapkan secara efektif dalam rangka memenuhi batasan dan persyaratan yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.

14

(29)

B. Valuta Asing

Valuta asing atau yang disingkat dengan kata “valas” secara bebas dapat

diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di Negara lain. Dari pengertian tentang valas di atas terdapat suatu hal yang relative yaitu kata “di Negara lain”. Jadi suatu mata uang

dikatakan sebagai valuta asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk penduduk di Negara yang bukan Negara asal mata uang akan menyebut sebagai valuta asing atau valas dan sebaliknya penduduk di Negara asal mata uang tidak akan menyebutnya demikian15.

Untuk dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang Negara lain. Harga tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate)16.

1. Jenis-Jenis Transaksi Valuta Asing

Jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan jangka waktu antara tanggal transaksi (Deal Date) dengan tanggal valuta (Value Date).

15

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005) h.1

16

(30)

a. Transaksi Today (TOD)

Transaksi valuta asingdi mana tanggal penyerahan (Value Date) sama dengan tanggal transaksi (Deal Date).

b. Transaksi Tomorrow (TOM)

Transaksi valuta asing di mana penyerahan (value date) satu hari kerja setelah tanggal transaksi (deal date)17

c. Transaksi Spot

Transaksi valuta asing di mana tanggal penyerahan (Value Date) dua hari kerja setelah tanggal transaksi (Deal Date).18 Menurut Hanafi:2004 Transaksi spot merupakan transaksi valuta asing dengan penyerahan dan pembayaran saat itu juga, meskipun dalam praktek transaksi spot akan diselesaikan pada dua hari kerja berikutnya. Misalnya kontrak jual beli suatu mata uang spot dilakukan atau ditutup pada tanggal 10 agustus 2007, penyerahan dan penyelesaian kontrak tersebut dilakukan pada tanggal 12 agustus 2007, apabila tanggal 12 agustus 2007 tersebut kebetulan hari libur atau hari Sabtu maka penyelesaiannya adalah pada hari kerja berikutnya dan penyelesaian transaksi seperti ini disebut value date.19

17

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.39

18

Ibid, h.39

19 Juni Triyana,“Jenis

-Jenis Transaksi Valuta Asing”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

(31)

d. Transaksi Forward

Transaksi Forward adalah suatu transaksi/kontrak pembelian atau penjualan suatu valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta asing di masa yang akan datang dengan rate / harga yang ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak).20 Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark. Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000. akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang. Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka

20

Bank Mandiri, ”Produk Trasury”, artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari

(32)

perusahaan dapat melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang. Sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar $510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.21

e. Transaksi Swap

Transaksi swap diartikan sebagai pertukaran dua valuta dalam satu periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot sekaligus penjualan kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang (tanggal valuta forward) atau penjualan valuta di tanggal valuta spot sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang (tanggal valuta forward).22 Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp.7.500 per dolar pada 1 Januari 1999. B menempatkan US$1 Juta, A menempatkan Rp.7,5 miliar. Pada 30 Juni 1999 A membayar kembali US$1 Juta, B membayar kembali Rp.7,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu.23

f. Transaksi Options

21

Pasar Valuta Asing (Valas/Forex), artikel diakses pada 22 Maret 2014 dari http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/pasar-valuta-asing-valas.html

22

Heli Charisma Berlianta, Mengenal Valuta Asing, h.140-141

23

(33)

Kontrak options (opsi) member opsi/hak kepada pemegang options untuk mengeksekusi atau tidak mengeksekusi kontrak options selama periode waktu tertentu atau pada waktu jatuh tempo. Investor akan menggunakan (mengeksekusi) haknya apabila menguntungkan. Sebaliknya, penjual options tidak punya pilihan tetapi harus menjual atau membeli instrumen keuangan sesuasi pilihan pemegang options. Oleh karena itu, hak untuk membeli atau menjual instrumen keuangan pada suatu harga tertentu memiliki nilai. Pemilik options harus membayar sejumlah dana tertentu yang disebut premi (premium).24

Misalnya A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 1999. A memberikan hak kepada B untuk membeli dolar AS dengan kurs Rp.7.500 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 1999, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya kepada B tanpa ada kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjual tanpa B berkewajiban menjual disebut put option.25

2. Jual Beli Valuta Asing (Al-Sharf) dalam Islam

Dilihat dari segi jenisnya, barang-barang yang termasuk kelompok ribawi, sebagimana disebutkan dala hadi ada dua macam26:

a. Kelompok mata uang (nuqud), yaitu emas dan perak.

24

Ktut Silvanita Mangani, Bank dan Lembaga Keuangn Lain, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009) h.26

25

Adiwarman Aswar Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, h.133

26

(34)

b. Kelompok makanan, yaitu gandum, jagung, kurma dan garam.

Dari sini dapat dipahami bahwa illat diharamkannya riba dalam emas dan perak adalah karena keduanya merupakan harga atau alat pembayaran. Sedangkan untuk kelompok kedua, illat larangannya adalah karena barang-barang tersebut merupakan makan pokok yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Dengan demikian, apabila illat tersebut terdapat pada mata uang yang lain, selain emas dan perak maka hukumnya sama dengan emas dan perak27. Oleh karena itu, jika ingin melakukan transaksi pertukaran mata uang maka harus diperhatikan beberapa persyaratannya agar terhindar dari unsur riba fadhl.

Jika seseorang menjual benda yang mungkin mendatangkan riba menurut jenisnya seperti seorang menjual salah satu dari dua macam mata uang, yaitu mas dan perak dengan yang sejenis atau bahan maknan seperti beras dengan beras, gabah dengan gabah dan yang lainnya, maka disyaratkan28:

a. Sama nilainya (tamasul)

b. Sama ukurannya menurut syara’, baik timbangannya, takarannya maupun ukurannya

c. Sama-sama tunai (taqabudh) di majelis akad

27

Ibid, h.267

28

(35)

Penukaran valas merupakan jasa yang diberikan bank syariah untuk membeli atau menjual valuta asing yang sama (single currency) maupun berbeda (multy currency), yang hendak ditukarkan atau dikehendaki oleh nasabah. Akad yang digunakan adalah sharf, yaitu transaksi pertukaran antara mata uang berlainan jenis. Landasan syariahnya adalah Fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli mata uang (al-sharf)29.

Mengacu pada fatwa Dewan Syariah Nasional No. 28/DSN-MUI/III/2002 beberapa ketentuan yang harus dipenuhi untuk dibolehkannya melakukan transaksi jual-beli mata uang adalah sebagai berikut:

a. Transaksi dilakukan bukan untuk kepentingan spekulasi. b. Ada kebutuhan transaksi dan sebagai simpanan berjaga-jaga.

c. Untuk transaksi mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan penyerahannya harus secara tunai (taqabudh).

d. Untuk transaksi mata uang berlainan jenis, maka harus dilakukan sesuai dengan nilai tukar (kurs) yang berlaku pada saat transaksi dilakukan dan

harus dilakukan secara tunai.

Masih mengacu pada fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002, jenis-jenis transaksi yang dibolehkan dan dilarang adalah:

a. Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya

29

(36)

adalah boleh, karena dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari )هنم دب ا امم( dan merupakan transaksi internasional.

b. Transaksi Forward, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valas yang nilainya ditetapkan pada saat sekarang dan diberlakukan untuk waktu yang akan datang, antara 2 x 24 jam sampai dengan satu tahun. Hukumnya adalah haram, karena harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah).

c. Transaksi Swap, yaitu suatu kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dikombinasikan dengan pembelian antara penjualan valas yang sama dengan harga forward. Hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi).

d. Transaksi Option, yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. hukumnya haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi)30.

30

(37)

C. Letter of credit (L/C)

Pengertian secara umum L/C merupakan salah satu pernyataan dari bank atas permintaan nasabah (biasanya importer) untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga (penerima L/C atau eksportir). L/C sering disebut dengan kredit berdokumen atau documentary credit.31

Letter of credit dapat didefinisakan sebagai jaminan bersyarat yang diberikan oleh bank yang menerbitkan L/C (issuing bank/opening bank) untuk membayar wesel yang ditarik oleh beneficiary sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam L/C dan mengacu pada UCP 500.32

Landasan dibolehkannya transkasi letter of credit dalam Islam, salah satunya tertera pada surat al-Kahfi ayat 19:

































































Artinya: “dan Demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. berkatalah salah seorang di antara mereka: sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang

31

Kasmir, Manajemen Perbankan, h.123

32

(38)

di antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah Dia Lihat manakah makanan yang lebih baik, Maka hendaklah ia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia Berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun.”

1. Pihak-Pihak yang Terkait pada Transaksi L/C

Dalam Transaksi letter of credit minimal terdapat 4 pihak yang terkait pada transaksi L/C, empat pihak tersebut adalah:

a. Importir (pembeli), dalam transaksi L/C importer disebut sebagai applicant, yaitu pihak pemohon penerbitan L/C

b. Issuing bank/opening bank, yaitu bank yang menerbitkan L/C

c. Paying/Negotiating bank, yaitu pihak yang meneruskan L/C kepada penjual

d. Eksportir (penjual), dalam transaksi L/C importer disebut beneficier, yaitu pihak penerima L/C

Menurut Hamdani (dalam Qurratul Ainy, 2012), pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi L/C baik langsung ataupun tidak langsug adalah sebagai berikut:

Pihak – pihak yang terlibat secara langsung: a. Pembeli/importir

(39)

b. Penjual/eksportir

disebut juga beneficiary merupakan pihak penerima L/C dan penerima pembayaran.

c. Bank pembuka / penerbit L/C

disebut juga opening bank/issuing bank. Merupakan bank yang membuka/menerbitkan L/C kepada beneficiary melalui advising bank. d. Bank penerus L/C, disebut juga advising bank. adalah bank yang

meneruskan L/C dan menegaskan kebenaran L/C tersebut kepada eksportir.

e. Bank yang menjamin pembayaran atas L/C, disebut juga confirming bank adalah bank kedua, biasanya advising bank yang bertindak sebagai confirming bank, yakni yang menegaskan kepada beneficiary bahwa L/C tersebut benar dan apabila importer atau opening bank tidak melakukan pembayaran maka bank kedua ini akan membayarnya.

f. Bank pembayar atau disebut juga paying bank, adalah bank yang melakukan pembayaran kepada beneficiary/eksportir.

g. Bank menegoisasi atau disebut juga negotiating bank adalah bank yang menyetujui untuk membeli wesel dari beneficiary/eksportir.

(40)

Pihak-pihak yang terlibat secara tidak langsung

a. Perusahaan pelayaran/pengapalan. Perusahaan ini menerima barang-barang dagang dari eksportir dan mengatur pengangkutan barang-barang-barang-barang tersebut dan juga menerbitkan Bill of lading (B/L) sebagai bukti bahwa barang sudah dimuat di kapal.

b. Bea dan Cukai / Pabean. Bagi importir, instansi ini bertindak sebagai agen dan akan memberikan izin untuk pelepasan barang-barang bilamana dokumen B/L menunjukkan telah dilakukan pembayaran. Bagi eksportir, instansi ini akan meneliti dokumen serta pembayaran pajak dan memberikan izin barang untuk dimuat di kapal.

c. Perusahaan Asuransi, adalah pihak yang mengasuransikan barang-barang yang dikapalkan sesuai nilai yang disyaratkan.

d. Badan-badan Pemeriksa, adalah badan yang ditunjuk pemerintah dalam pemeriksaan mutu, jenis, jumlah barang dan sebagainya.

(41)

2. Mekanisme L/C

Prosedur Ekspor-Impor dengan menggunakan L/C33

Prosedur ekspor-impor, dengn menggunakan L/C dimulai dengan penandatanganan kontrak penjualan antara penjual dan pembeli. Berdasarkan kontrak penjualan tersebut pembeli memohon kepada bank penerbit untuk menerbitkan L/C kepada penjual (penerima) sebagai alat pembayaran untuk membayar barang yang akan diekspor oleh penjual kepada pembeli. Bank penerbit menerbitkan L/C kepada penjual langsung atau melalui bank penerus. Dalam hal diterbitkan melalui bank penerus bank ini meneruskan L/C kepada penjual. Penjual mempersiapkan barang dan pengapalannya serta dokumen-dokumen pengapalan.

Setelah barang dikapalkan melalui perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan, penjual mengajukan dokumen-dokumen pengapalan kepada bank penegosiasi atau bank pembayar untuk mendapatkan pembayaran hasil ekspornya. Bank penegosiasi atau bank pembayar atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran hasil ekspor kepada penjual. Bank penegosiasi atau bank pembayar mengirim dokumen-dokumen pengapalan dan meminta pembayaran kembali kepada bank penerbit selaku pemberi kuasa. Bank penerbit atas dasar penerimaan dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penegosiasi atau

33

(42)

bank pembayar secara langsung atau melalui bank pereimburs. Bank penerbit menyampaikan dokumen-dokumen kepada pembeli dan meminta pembayaran kembali kepadanya. Pembeli atas dasar dokumen-dokumen pengapalan melakukan pembayaran kembali kepada bank penerbit.

Pembeli dengan dasar dokumen-dokumen pengapalan menyelesaikan administrasi kepabeanan dengan kantor bea cukai dan melakukan pembayaran pungutan impor untuk untung Negara melalui bank. Seterusnya pembeli menghubungi agen perusahaan pelayaran atau perusahaan penerbangan melakukan penyerahan barang kepada pembeli.

3. Letter of credit Syariah

Pembiayaan L/C syariah pada umumnya dapat menggunakan beberapa akad yaitu:

a. Pembiayaan L/C Impor34

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 34/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Impor adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil ujrah dengan qardh 3) Murabahah

4) Salam atau Istishna dan Murabahah

34

(43)

5) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah 6) Musyarakah

7) Wakalah bil Ujrah dan Hawalah b. Pembiayaan L/C Ekspor35

Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 35/DSN-MUI/IX/2002, akad yang dapat digunakan untuk pembiayaan L/C Ekspor adalah:

1) Wakalah bil ujrah

2) Wakalah bil Ujrah dan Qardh 3) Wakalah bil Ujrah dan Mudharabah 4) Musyarakah

5) Ba’I dan Wakalah

Untuk L/C syariah, selain menggunakan akad-akad tersebut diatas, dapat juga menggunakan akad kafalah bil ujrah. L/C yang menggunakan akad kafalah bil ujrah ketentuannya telah diatur dalam fatwa DSN-MUI nomor 57 tahun 2007, tentang L/C dengan akad kafalah bil ujrah.

35

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Menurut Indriarto (1999:26) dalam Indrawati (2009:53), studi kasus merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari objek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Objek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu. Lingkup penelitian kemungkinan terkait dengan suatu siklus kehidupan atau hanya mencakup bagian tertentu yang memfokuskan pada factor-faktor tetentu atau unsur-unsur dan kejadian secara keseluruhan.32 Maka pada penelitian ini studi kasus dilakukan pada pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, untuk mengetahui manajemen risiko kurs valuta asing pada transaksi Letter of credit.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan berdasarkan paradigm, strategi, dan implementasi model secara kualitatif. Perspektif, strategi dan model yang

32

(45)

dikembangkan sangat beragam. Sebab itu, tidak mengherankan jika terdapat anggapan bahwa, Qualitative research is many thing to many people (Denzin dan Lincoln, 1994:4).33

Istilah penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lain. Contohnya, dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat, dan perilaku seseorang, peranan organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal balik. Sebagian datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat kualitatif.34

Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.35 Deskriptif artinya adalah metode pencarian fakta yang bertujuan

untuk menggambarkan atau menganalisa hasil penelitian, tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesa.36 Maka dari itu, pembahasan pada penelitian ini disajikan dalam

bentuk data deskriptif yang membahas tentang mekanisme mekanisme L/C dan strategi manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia dalam mengatasi masalah fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit.

33

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008) h.20

34

Ibid, h.21

35

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004) h.3

36

(46)

C. Sumber Data Penelitian

Data kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua: (1) data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden); (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu, seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan lain-lain.37

Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak yang terkait pada transaksi letter of credit dan menangani dan memantau kurs valuta asing, yaitu pada divisi L/C dan bagian treasury. Kemudian data sekunder diperoleh dari arsip dokumen perusahaan berupa transaksi letter of credit, fluktuasi kurs valas dan literatur kepustakaan dan sumber informasi lainnya terkait dengan tema penelitian.

D. Teknik pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam penelitain kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode yang paling pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara mendalam atau in-depth interview.38 Pengumpulan data dapat ditempuh dengan berbagai metode diataranya yaitu, Penggunaan bahan dokumen, Observasi/Pengamatan,

37

Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56

38

(47)

Wawancara, Penggunaan Pengalama Individu, Quetioner (angket), Penggunaan Projektif test.39

1. Dokumentasi

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan perkiraan.40 Pada studi dokumentasi, selain meliputi dokumen-dokumen yang diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia, studi dokumentasi ini meliputi juga studi kepustakaan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami teori tentang manajemen risiko, valuta asing dan letter of credit. Selain itu mengetahui peraturan fatwa DSN-MUI terkait transaksi L/C dan transaksi valuta asing.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) sebagai pengaju/pemberi pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) sebagai pemberi jawaban atas pertanyaan itu.41 Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang

39

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010) h.82

40

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, h.158

41

(48)

terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.42

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan seputar L/C dan transaksi valuta asing yang diajukan oleh pewawancra dicatat atau direkam agar jawaban yang dibutuhkan lengkap, tanpa ada kekurangan ataupun kekeliruan.

E. Subjek-Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah narasumber yang diberikan kewenangan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara (penulis). Objek pada penelitian ini adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. dan penelitian ini difouskan pada Strategi Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia untuk menghindari fluktuasi nilai tukar valuta asing pada transaksi Letter of credit. F. Metode Analisis

Adapun yang dimaksud dengan analisa data adalah serangkaian kegaiatan mengolah seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan-penemuan baru maupun dalam bentuk pembuktian kebenaran hipotesa. Dan cara mengemukakan dan mengurai dalam proses analisa data dapat dilakukan secara kualitatif

42

(49)

maupun kuantitatif. Terhadap ini amat penting dan menentukan, kreatifitas peneliti merupakan pangkal keberhasilan dalam menangkap berbagai aspek yang merupakan objek studinya.43

Analisis data menurut patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Bogolan dan Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada utama dan hipotesis itu. Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis seperti yang disarankan oleh data.44

Pada penelitian ini untuk mengolah dan menganalisa data, digunakan metode analisis deskriptif. Yaitu dengan menggambarkan mekanisme Letter of credit, dan aplikasi manajemen risiko terhadap kurs valuta asing yang diterapkan Bank Muamalat Indonesia pada transaksi letter of credit.

Mengelompokan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga merupakan salah satu bentuk analisis untuk

43

Afifi Fauzi Abbas, Metodologi penelitian, h.83

44

(50)

menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna.45

45

(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia dalam Mengatasi Kurs Valuta

Asing

Pada term valuta asing terdapat open position yang mempengaruhi kurs naik dan kurs turun. Bank Muamalat memiliki analis untuk open position khususnya dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang, untuk memantau pergerakan kurs tersebut. Apabila untuk jangka pendek hal yang terjadi seperti tahun lalu, yaitu ketika diperkirakan trend nya naik, maka open position Bank Muamalat besar. Open untuk posisi devisa netto nya dibuat plus besar, sehingga selain ada keuntungan transaksi ada juga keuntungan dari reval.

(52)

Mengenai penggunaan hedging untuk manajemen risiko kurs, bank syariah masih terbatas dalam penggunaannya. Karena di Indonesia tidak seperti di Malaysia. Jika ada transaksi, secara normal bank segera melakukan squaring. Misalnya bank memiliki posisi beli 1.000.000, maka dijual lagi 1.000.000, hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko kenaikan atau penurunan kurs.

Hedging belum digunakan di Bank Muamalat Indonesia, namun masih diolah dan diusahakan di BI. Karena jika tidak ada hedging risikonya besar, namun konsep hedging jika dinilai dari sisi syariahnya masih harus dikaji ulang. Karena di Indonesia ruang lingkupnya kecil jika dilihat dari bank itu sendiri. Tidak seperti di Malaysia dilihatnya industri secara keseluruhan. Untuk mengatasi risiko kurs nialai tukar, karena bank tidak menggunakan hedging, maka bank mempunyai analis sendiri yang memantau bagaimana pergerakan kurs dan bagaimana open position yang harus dilakukan. Misalnya seperti saat ini, kecendrungan kursnya naik ekstrem dan turun ekstrem, maka bank cenderung square dan PDN nya nol, karena hal tersebut dinilai lebih aman.

(53)

Untuk nasabah yang meminta pembayaran L/C untuk 3 bulan yang akan datang, Bank Muamalat menggunakan financing bank. Sehingga ada yang langsung membayar L/C tersebut, namun dengan harga tertentu. Karena bank tidak menggunakan forward atau swap, maka L/C tersebut dijual lagi ke financing bank. Financing bank adalah bank yang telah menjalin kerjasama trade finance dengan Bank Muamalat, yang terikat dalam perjanjian dengan persyaratan tertentu. Financing bank yang digunakan bisa financing bank syariah ataupun konvensional, karena transaksi yang digunakan adalah jual-beli, sehingga tidak ada kaitannya dengan bunga.

Keberhasilan Bank Muamalat Dari manajemen kurs, Bank Muamalat Indonesia untuk tahun lalu dapat memperoleh laba reval di atas 60 Milyar. Karena dari posisi itu analis ada view kedepannya akan terjadi seperti ini. Seperti misalnya kemarin ketika Amerika ekonominya akan recover, ada isu dari tapering, maka ada kemungkinan orang dananya kembali ke sana, maka bank segera pegang posisi long. Ketika posisi long rupiah terus melemah. Misalnya awal beli Rp.9.500, maka dijual Rp.10.400. Hal tersebut dilakukan bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi juga untuk menjaga dari sisi likuiditas. Meskipun posisi bank pegang long, namun untuk transaksi tetap squaring, yaitu beli satu jual satu.

(54)

khawatir akan kehilangan loyalitas nasabah. Karena nasabah emosional Bank Muamalat Indonesia banyak, jadi nasabah melihatnya dari sisi kesyariahannya. Selain itu mereka juga melihat dari sisi pricing yang diberikan. Pricing yang diberikan kepada nasabah cukup menguntungkan dibandingkan dengan bank lain. Misalnya dari segi investasi, Bank Muamalat memberikan pembiayaan kepada mereka, lalu bagi hasil yang diberikan jika diekuivalenkan rate nya, jika untuk deposito bagi hasilnya lebih tinggi. Atau jika untuk pembiayaan, bagi hasil di Bank Muamalat lebih rendah dari bank lain. Oleh karena itu nasabah tetap mau ke Bank Muamalat. Jadi, nasabah yang memilih Bank Muamalat Indonesia ada yang memilih secara rasional atau emosional.

B. Valuta Asing

Jenis mata uang yang diperjualbelikan di Bank Muamalat Indonesia ada tujuh macam. Jenis mata uang yang bisa untuk transfer dan dilengkapi bank note ada tiga jenis, yaitu: USD (United State Dollar), SAR (Saudi Arabia Riyal) MYR (Malaysia Ringgit) dan SGD (Singapore Dollar), namun SGD (Singapore Dollar) hanya ada di Batam saja. Hanya itu saja jenis mata uang yang dilengkapi dengan bank note, karena Pengadaan bank note biayanya banyak, jadi jika transaksinya belum banyak bank belum menyediakan. Namun, jika ada permintaan jenis mata uang tertentu bank bisa menyediakannya.

(55)

Dollar). Untuk mata uang EURO atau AUD biasanya untuk transfer. Itu yang umum, namun jika nasabah ingin mentransfer ke mata uang lain misalnya mata uang asing yang jarang seperti NOK (Norwey Krone) atau misalnya Peso, bank bisa melakukannya. Namun kursnya tidak ada di counter, maka pihak counter harus menelepon ke bagian treasury untuk mengetahui kurs mata uang tersebut. Untuk 7 jenis mata uang tersebut di atas, transaksi dapat dilakukan di mana saja, asalkan cabang devisa. Bank Muamalat memiliki 36 cabang devisa, jadi transaksi dapat dilakukan di sana.

1. Jenis Transaksi Valuta Asing pada Bank Muamalat Indonesia

Jenis transaksi untuk nasabah yang tersedia di Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD), jual-beli sekarang. Bank Muamalat sedang mencoba untuk jual-beli tunda, namun harus ada dasarnya (underlying). Sebenarnya jual beli tunda belum ada, jadi masih dalam tahap rencana saja. Jual beli tunda yang dimaksud adalah Tommorrow (TOM) atau Spot. Karena TOM dan Spot termasuk pada jenis jual-beli tunda juga, tidak hanya swap ataupun forward. Oleh karena jenis transaksi yang disediakan Bank Muamalat Indonesia adalah transaksi Today (TOD) maka transaksi hari ini selesai hari ini juga, maksimal selesai jam 14.30.

(56)

transaksi TOM atau SPOT itu adalah biasa. Karena kebijakan di sana cenderung lebih bebas dan terbuka.

Meskipun menurut fatwa DSN-MUI tentang sharf jenis transaksi spot ditolerir dan boleh untuk digunakan, namun Bank Muamalat Indonesia tidak menggunakannya. Karena kurs dalam dua hari pasti sudah berubah, jangankan untuk dua hari, untuk satu hari saja kurs dapat berubah berkali-kali. Selain itu DPS Bank Muamalat Indonesia sangat ketat dalam menerapkan peraturan Bank Syariah.

(57)

2. Fluktuasi Nilai Tukar Valuta Asing

Sebenarnya, terdapat banyak faktor yang menyebabkan masalah fluktuasi nilai tukar. Namun secara garis besar, faktor-faktor yang menjadi perhatian adalah:

Faktor Eksternal: pertama yang paling berpengaruh adalah Amerika, Amerika yang paling berpengaruh karena USD merupakan mata uang yang paling sering diperdagangkan di Indonesia. Oleh karena itu yang dipantau adalah berita-berita terkait ekonomi politiknya U

Gambar

gambaran hasil penelitian, penerapan manajemen risiko valuta asing yang

Referensi

Dokumen terkait