BAB II TINJAUAN PUSTAKA
F. Leverage (Struktur Modal)
1. Pengertian modal dan struktur modal perusahaan
Menurut Munawir (1998), modal adalah hak atau bagian yang
memiliki oleh pemilik perusahaan yang ditujukan dalam pos modal (modal
saham), surplus atau laba yang ditahan atau kelebihan aktiva yang dimiliki
perusahaan terhadap seluruh hutangnya. Sumber dari modal adalah apa
yang dapat di lihat seperti hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal
sendiri. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan yang timbul
sebagai akibat investasi yang dilakukan oleh para pemilik.
Menurut dewi Astuti (2004:17) Struktur modal adalah bauran atau
perpaduan dari hutang jangka panjang saham preferen dan saham biasa.
Struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang saham
preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur
modalnya, sedangkan struktur modal yang optimal adalah modal yang
mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga
Menurut Elisa Tjondro (2007) struktur modal adalah gabungan
hutang jangka panjang (long-term debt ) dan modal (equity). Menurut
ghosh et.al. (2000) struktur modal adalah perbandingan antara hutang
perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets). Menurut westo & Copeland (2001: 19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah
pembiyaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
preferen, dan modal pemegang saham.
Menurut Sudarma (2003) dan Sujoko (2007) struktur modal adalah
perbandingan nilai hutang dengan nilai modal sendiri yang tercermin pada
laporan keuangan perusahaan akhir tahun. Variabel ini dinyatakan dalam
rasio total hutang dengan penjumlahan total hutang dan modal sendiri pada
neraca akhir tahun.
2. Teori struktur modal
Secara umum teori yang mendasari struktur modal terbagi menjadi
3 bagian (Moeljadi 2006:117)
a) Teori Tradisional/Teori Klasik
Menyatakan bahwa struktur modal yang optimal yang dapat
memaksimumkan nilai perusahaan adalah dengan cara meminimumkan
biaya modal rata-rata (average cost of capital). Salah satu versi teori ini dikembangkan oleh Ezra Solomon yang menyatakan bahwa struktur
modal yang optimal terjadi apabila terdapat kelebihan antara debt
b) Teori Moldigliani & Miller “The cost of capital, Corporate finance and the Theory of Investment “American Economic review”(1958).
Menyatakan bahwa pasar modal itu adalah sempurna dan tidak ada
pajak. Mereka menyatakan nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh
struktur modal.
c) Teori yang dikembangkan oleh Moldigliani & Miller “Corporate
Income taxes and the cost of capital: A. Corection” American Economic Review” (1963)
Dengan memperhatikan tingkat pajak mereka menyatakan bahwa
penggunaan hutang dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan
kemakmuran pemegang saham.
Seiring dengan perkembangan zaman teori tentang struktur
modal pun mengalami perkembangan diantaranya, yaitu:
1) Agency Theory
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William
H. Meckling pada tahun 1976, dimana manajemen merupakan agen
dari pemegang saham sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang
saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka
sehingga mereka mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk
dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus
diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan
pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan
yang bisa diambil oleh manajemen.
2) Signaling Theory
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil
manajemen perusahaan yang memberi petunjuk pada investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan
(Brigham and Houston, 2001). Perusahaan dengan prospek yang
menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan
mengusahakan modal baru dengan cara-cara yang lain, termasuk
penggunaan hutang melebihi target struktur modal yang normal.
3) Asymetric Information Theory
Asymetric information, menurut Brigham dan Houston
(2001) adalah situasi dimana manajemen memiliki informasi yang
berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada
investor. Ketidakseimbangan informasi ini terjadi karena pihak
manajemen memiliki informasi yang lebih banyak daripada para
pemodal. Misal pihak manajemen mungkin berfikir bahwa harga
saham saat ini sedang overvalued (lebih tinggi daripada harga
seharusnya), jika hal ini yang dipikirkan terjadi, maka manajemen
tentu akan berfikir untuk menawarkan harga baru. Akan tetapi
investor juga akan berfikir bahwa jika perusahaan menawarkan
saham baru, salah satu kemungkinannya adalah karena harga saham
baru dengan harga yang lebih rendah. Maka emisi saham baru akan
menurunkan harga saham.
4) Packing Order Theory
Meskipun diperkenalkan pertama kali oleh Donaldson
(1961), akan tetapi penamaan packing order sendiri dilakukan oleh
Myers (1984) dalam Husnan (1996) dan Moeljadi (2006) secara
singkat teori ini menyatakan perusahaan menyukai internal
financing (pendanaan dari operasional perusahaan dengan wujud
laba ditahan).
Rasio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Menurut Brealey et al.,
(2001:490) “Leverage ratio is measure how much financial leverage the firm
has taken on debt to equity”. Para kreditur memperhatikan equity yang
memberi batas keamanan, akan tetapi dengan bertambahnya dana melalui
hutang para pemilik memperoleh manfaat yakni dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan suatu investasi yang terbatas. Adapun
rasio yang digunakan sebagai dasar pembahasan adalah debt to equity ratio.
Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “debt to equity is computed by
simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its
Debt to equity merupakan salah satu ukuran paling mendasar dalam keuangan perusahaan. Rasio ini merupakan pengujian yang baik bagi kekuatan
keuangan perusahaan. Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur bauran
dana dalam neraca dan membuat perbandingan antara dana yang diberikan oleh
pemilik (ekuitas) dan dana yang dipinjam (Ciaran Walsh 2004). Debt to equity
ratio juga merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Hutang Debt to equity =
Ekuitas Pemegang Saham