• Tidak ada hasil yang ditemukan

CABANG IMAM BONJOL MEDAN

B. Penyelesaian Kredit Bermasalah Karena Wanprestasi di PT Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol Medan

3. Likuidasi Agunan

Likuidasi agunan adalah pencairan agunan atas fasilitas kredit debitur untuk menurunkan atau melunasi kewajiban kredit debitur kepada Bank. Likuidasi agunan dapat dilakukan dengan cara penjualan dan atau penebusan agunan

1) Penjualan Agunan

Penjualan agunan dapat dilakukan di bawah tangan maupun pelelangan umum.

a) Penjualan dibawah tangan

Penjualan agunan kredit di bawah tangan dapat dilakukan terhadap agunan yang belum/tidak diikat maupun yang telah diikat sesuai ketentuan. Penjualan agunan di bawah tangan dapat dilakukan oleh pemilik agunan dengan persetujuan debitur sepanjang diperoleh harga tertinggi dan telah mendapat persetujuan Bank. Bank memberikan batas waktu tertentu kepada debitur atau pemilik agunan untuk merealisir penjualan agunan.

b) Penjualan dengan cara lelang

Penjualan dengan cara lelang adalah penjualan agunan melalui pelelangan umum dengan harga minimal sebesar nilai limit lelang yang telah ditentukan dan bertujuan untuk menurunkan atau melunasi kewajiban kredit debitur.

Jenis penjualan secara lelang

(a)Lelang sukarela Lelang sukarela adalah penjualan agunan secara lelang yang dilakukan oleh debitur selaku pemilik agunan atau oleh pemilik agunan atas agunan yang belum/tidak dilakukan pengikatan. Pelaksanaan lelang sukarela harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Bank.

142 Harlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang

(b)Lelang eksekusi Lelang eksekusi adalah penjualan agunan secara lelang yang dilakukan oleh Bank atas agunan yang telah dilakukan pengikatan. Dalam melaksanakan lelang eksekusi ini tidak diperlukan adanya persetujuan dari debitur dan/atau pemilik agunan.

2) Penebusan Agunan

Penebusan agunan kredit adalah pencairan/penarikan agunan kredit dari Bank oleh pemilik agunan/ahli waris pemilik agunan (bukan debitur) dalam rangka penyelesaian kredit dengan menyetorkan sejumlah uang yang besarnya ditetapkan oleh Bank.

c. Tahap Ketiga

Bila usaha dalam tahap pertama atau kedua tidak membawa hasil karena kurangnya perhatian atau tanggapan dari debitur, maka pada tahap ketiga ini tindakan yang ditempuh dapat dilakukan melalui Pengadilan Negeri atau melalui Pengadilan Niaga.

1. Melalui Pengadilan Negeri

Penyelesaian kredit melalui Pengadilan Negeri dapat dilaksanakan dengan cara somasi, eksekusi hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia, gugatan dan dengan eksekusigrosseakta pengakuan hutang, sebagai berikut :

a) Somasi

Somasi adalah peringatan dari Bank kepada debitur untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah disepakati dalam PK. Somasi dapat dilakukan sendiri oleh Bank (dapat dikuasakan kepada kantor advokat) atau melalui bantuan Pengadilan. Dalam hal somasi dilakukan melalui bantuan pengadilan, Bank mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri agar Pengadilan Negeri melakukan somasi atau teguran tertulis kepada debitur yang telah wanprestasi/cidera janji.

Ada tiga hal terjadinya somasi, yaitu pertama, bebitur melaksanakan prestasi yang keliru, misalnya kreditur menerima sekeranjang apel seharusnya sekeranjang jeruk. Kedua, Debitur tidak memenuhi prestasi pada hari yang telah dijanjikan. Tidak memenuhi prestasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelambatan melaksanakan prestasi dan sama sekali tidak

memberikan prestasi. Penyebab tidak melaksanakan prestasi sama sekali karena prestasi tidak mungkin dilaksanakan atau karena debitur terang- terangan menolak memberikan prestasi. Ketiga, Prestasi yang dilaksanakan oleh debitur tidak lagi berguna bagi kreditur setelah lewat waktu yang diperjanjikan.143

Hal-hal yang diperhatikan dalam somasi :

(1) Debitur tidak memenuhi kewajiban sesuai ketentuan dan syarat-syarat dalam PK

(2) Kolektibilitas kredit diragukan atau macet meskipun jangka waktu kredit belum berakhir

(3) Debitur mampu membayar namun tidak mempunyai itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya

(4) Usaha debitur tidak prospektif

(5) Alamat debitur/para pengurus cukup jelas dan telah diadakan pengecekan (6) Penyelesaian kredit secara somasi dapat dilakukan jika secara kuantitatif dapat

dibuktikan bahwa somasi merupakan cara yang terbaik dibandingkan alternatif lainnya

b) Eksekusi Hak Tanggungan/Hipotik/Crediet Verband/Fidusia.

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar- benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya.144

Permohonan eksekusi hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia dapat dilakukan melalui Pengadilan Negeri untuk agunan yang telah diikat hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengajuan permohonan eksekusi hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia

(1) Kredit macet dengan jangka waktu PK telah berakhir atau kredit macet telah dinyatakan jatuh tempo seketika ฀

(2) Dalam hal permohonan eksekusi hak tanggungan/hipotik maka Bank harus 143 H.S, Salim, Hukum Kontrak, Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal 96.

sebagai pemegang Hak Tanggungan/hipotik I atau sekaligus Bank sebagai pemegang Hak Tanggungan/hipotik I, II, III dan seterusnya ฀

(3) Legalitas perkreditan memenuhi aspek yuridis dalam pemberian kredit maupun dalam pengikatan agunan

(4) Permohonan eksekusi hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia diprioritaskan untuk kredit yang belum atau tidak mendapat penggantian dari PT Askrindo, PT. ASEI atau Perum SPU.

c) Kriteria eksekusi hak tanggungan/hipotik/crediet verband/fidusia dilakukan jika debitur tidak kooperatif, kondisi pemasaran kurang prospektif, kondisi sarana produksi kurang/tidak baik, serta manajemen tidak profesional dan tidak

qualified untuk menjalankan kegiatan usahanya, dan ilakukan terhadap agunan yang tidak dapat atau sulit dieksekusi oleh Bank sendiri(parateeksekusi)

d) Eksekusi dilakukan dengan pertimbangan bahwa eksekusi tersebut merupakan cara terbaik dibandingkan cara penyelesaian lainnya

1) Terhadap Jaminan Fidusia

Eksekusi terhadap jaminan Fidusia ditempuh menurut prosedur yang berbeda, tergantung kepada bentuk akte perjanjiannya, apakah dibuat dalam bentuk akte di bawah tangan atau dalam bentuk notariil. Bila perjanjian Fidusia dibuat secara notariil, maka atas barang-barang tersebut dapat langsung dilakukan parate executie atau atas dasar grosse akte notaris yang bersangkutan. Sedangkan apabila akta perjanjian Fidusia hanya dibuat di bawah tangan, maka prosedur eksekusinya lebih panjang dan tidak secepat apabila dibuat secara notariil.

2) Terhadap Hak Tanggungan

Apabila kredit menjadi macet maka barang jaminan yang telah dibebani dengan Hak Tanggungan dapat dimohonkan oleh Bank kepada Ketua

Pengadilan Negeri setempat untuk dilakukan lelang eksekusi Hak Tanggungan guna mengambil pelunasan hutang debitur yang bersangkutan dari hasil penjualan barang yang dimaksud.

3) Terhadap Hipotik

Hipotik adalah suatu hak kebendaan atas suatu benda yang tak bergerak, bertujuan untuk mengambil pelunasan suatu hutang dari (pendapatan penjualan) benda itu.145

Hipotik adalah hak jaminan yang dibebankan pada benda tidak bergerak untuk pelunasan utang tertentu yang memberikan kedudukan yang diutamakan terhadap kreditur-kreditur lain. Sebelum berlakunya UUHT, ketentuan hipotik berlaku untuk benda tidak bergerak berupa hak atas tanah. Namun, sejak berlakunya UUHT, hipotik hanya berlaku untuk benda bergerak berupa kapal dan pesawat terbang atau helikopter.

c) Gugatan

Apabila berdasarkan kajian Bank memandang perlu mengajukan gugatan perdata atau pelaporan pidana, maka pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Rapat Direksi setelah mendapat rekomendasi dari Komite Kredit- Restrukturisasi. Pengajuan gugatan serta proses di Pengadilan Negeri sampai dengan Kasasi dan/atau Peninjauan Kembali (PK) di Mahkamah Agung dilaksanakan oleh Legal Unit bekerja sama dengan wilayah/unit kerja terkait. Pelaksanaan mengacu pada Standar Prosedur Hukum (SPH) serta hukum acara yang berlaku. Dari ketiga cara tersebut di atas, cara somasi dan eksekusi hak tanggungan/ hipotik/credit verband/fidusia lebih efektif dan efisien untuk dapat ditempuh oleh Bank.

2. Melalui Pengadilan Niaga

Apabila berdasarkan pertimbangan kondisi atau itikad debitur perlu dilakukan pengajuan kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kepada Pengadilan Niaga, maka terlebih dahulu harus terpenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :

1) Adanya hubungan utang-piutang antara debitur dengan kreditur (Bank) 2) Debitur tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo 3) Debitur memiliki utang kepada sekurang-kurangnya 2 (dua) kreditur

4) Salah satu utang debitur dimaksud telah jatuh tempo.

Pada penyelesaian permasalahan kredit bermasalah oleh PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan melihat dari salah satu faktor yaitu itikad baik dari debitur. Pengertian itikad baik dalam perjanjian menurut Sutan Remy adalah niat baik dari pihak-pihak yang melakukan suatu perjanjian untuk tidak merugikan mitra janjinya serta tidak merugikan kepentingan umum.

Bank akan membantu menyelesaikan permasalahan debitur wanprestasi dengan melihat beberapa faktor, yaitu niat baik dari debitur, kemudian keberlangsungan usaha serta kemampuan bayar debitur yang diprediksi akan membaik. Itikad baik dapat dilihat dari karakter debitur, niat baik debitur serta kerja sama debitur dalam penyelesaian kreditnya di PT. Bank Mandiri Cabang Imam Bonjol di Medan.

BAB V

Dokumen terkait