• Tidak ada hasil yang ditemukan

Likuiditas Saham Pada Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun

BAB V PEMBAHASAN

C. Likuiditas Saham Pada Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun

Hasil analisis pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perubahan average relative spread antara kebijakan fraksi harga tahun 2007 dan tahun 2014 yang signifikan. Hal ini berarti kebijakan fraksi harga tahun 2014 lebih berdampak pada peningkatan likuiditas saham daripada kebijakan fraksi harga tahun 2007. Pada kebijakan fraksi harga tahun 2007 untuk saham berharga diatas Rp 5000 berlaku fraksi harga Rp 50, sedangkan pada kebijakan fraksi harga tahun 2014, berlaku fraksi harga Rp 25. Hal ini akan membuat investor untuk lebih meningkatkan aktivitas transaksi jual beli

69

saham pada kebijakan fraksi harga tahun 2014, karena variasi harga penawaran dan permintaan menjadi lebih kecil yang akan meminimalkan resiko keuntungan dan kerugian dari investor.9

Kelemahan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan antara kebijakan fraksi harga tahun 2007 dan tahun 2014. Pada kebijakan fraksi harga tahun 2014, perubahan fraksi harga juga diikuti dengan penurunan satuan perdagangan (lot), sehingga peningkatan likuiditas saham pada tahun 2014 bukan hanya berasal dari perubahan fraksi harga, namun juga berasal dari perubahan satuan perdagangan (lot).

Average trading volume activity menunjukkan terdapat perbedaan perubahan yang tidak signifikan antara kebijakan fraksi harga tahun 2007 dan 2014. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan likuiditas saham pada kebijakan fraksi harga tahun 2014 tidak berbeda dengan perubahan likuiditas saham pada kebijakan fraksi harga tahun 2007, jika diukur dengan average trading volume activity. Ada kemungkinan yang membuat peningkatan likuiditas saham pada kebijakan fraksi harga tahun 2014 tidak berbeda dengan peningkatan likuiditas saham pada kebijakan fraksi harga tahun 2007 yaitu: 1. Adanya asymmetric information (perbedaan informasi) membuat investor

cenderung untuk wait and see atas perubahan kebijakan fraksi harga, sehingga belum terjadi kenaikan perubahan trading volume activity yang

9 Lawrence E. Harris, “Minimum Price Variations, Discrete Bid

-Ask Spread, and Quotation Sizes”. Review of Financial Studies, No. 1, Vol. 7 (Mei, 1997), 170.

70

signifikan.10 Namun bagi Investor yang memiliki banyak informasi akan meningkatkan transaksi saham.

2. Adanya end of the year effect dimana perubahan fraksi terjadi pada awal tahun yaitu tanggal 6 Januari 2014 dan pada penelitian ini digunakan waktu 30 hari sebelum perubahan sehingga termasuk ke dalam akhir tahun 2013 dan 30 hari sesudah perubahan yang termasuk awal tahun 2014. Akhir tahun biasanya memberikan efek bagi investor saham untuk menjual sahamnya dengan segera dengan asumsi harga jual saham pada waktu tersebut merupakan harga terbaik dibandingkan mereka harus menghadapi ketidakpastian harga saham pada awal tahun. Dengan demikian, transaksi dan volume saham yang mendukung angka trading volume activity menjadi semakin besar. Selanjutnya pada awal tahun dimungkinkan investor cenderung membutuhkan waktu sebelum melakukan niat berbelanja saham lagi, sehingga jumlah transaksi dan volume yang terjadi tidak terlalu tinggi dan mempengaruhi penurunan

trading volume activity.

3. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap pasar modal di Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil survei nasional literasi keuangan yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2013 menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia (lebih dari 90%) masih belum mengenal pasar modal. Sementara jumlah penduduk Indonesia yang menggunakan instrumen pasar modal juga masih sedikit, yakni kurang

10

Adler Haymans Manurung, Teori Investasi: Konsep dan Empiris, (Jakarta: PT Adler Manurung Press, 2013), 119.

71

dari 1%.11 Hal ini dapat diasumsikan bahwa tingkat literasi dan utilitas produk pasar modal syariah yang merupakan bagian dari pasar modal juga masih sangat sedikit. Sehingga kondisi ini menyebabkan belum terjadinya kenaikan perubahan trading volume activity yang signifikan antara kebijakan fraksi harga tahun 2007 dan 2014. Pasar modal dengan peraturan dan infrastruktur sebagus apapun, kalau tidak diminati masyarakat maka akan sulit untuk mengembangkan pasar modal. Oleh karena itu perlu adanya dorongan secara sistematis agar masyarakat tertarik dan berpartisipasi di pasar modal. Dan salah satunya ialah dengan mengembangkan pasar modal syariah di Indonesia. Melalui pasar modal syariah, diharapkan mampu menaikkan jumlah investor dalam negeri, karena saham syariah mempunyai basis investor yang lebih luas dibandingkan saham yang bukan syariah. Saham syariah dapat dimiliki oleh investor umum maupun investor yang mempunyai preferensi syariah. Sedangkan saham yang bukan merupakan saham syariah, tidak akan menjadi preferensi investasi bagi investor syariah. Sejak diterbitkannya Daftar Efek Syariah (DES) pada tahun 2007, sebagian emiten telah menyadari manfaat atas dimuatnya saham emiten tersebut dalam DES, sehingga emiten tersebut berupaya mempertahankan rasio keuangannya agar tetap memenuhi kriteria saham syariah. Namun sebagian emiten lainnya belum menyadari manfaat tersebut. Untuk itu, perlu adanya promosi dan edukasi yang terus menerus kepada pelaku

11OJK, “Strategi Nasio

nal Literasi Keuangan Indonesia”,dalam http://www.ojk.go.id/siaran-pers- peluncuran-cetak-biru-strategi-nasional-literasi-keuangan-indonesia, diakses pada 19 Desember 2015.

72

pasar dan masyarakat agar semakin banyak penerbitan efek syariah dan masyarakat yang berinvestasi di pasar modal syariah.

73

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat peningkatan likuiditas saham yang signifikan sesudah perubahan kebijakan fraksi harga tahun 2007, jika diukur dengan ARS. Sedangkan jika diukur dengan ATVA terdapat peningkatan likuiditas saham yang tidak signifikan sesudah perubahan kebijakan fraksi harga tahun 2007. 2. Terdapat peningkatan likuiditas saham yang signifikan sesudah perubahan

kebijakan fraksi harga tahun 2014, jika diukur dengan ARS, demikian juga terdapat peningkatan likuiditas saham yang signifikan sesudah perubahan kebijakan fraksi harga tahun 2014, jika diukur dengan ATVA. 3. Perubahan likuiditas saham karena adanya kebijakan fraksi harga tahun

2007 berbeda dengan kebijakan fraksi harga tahun 2014, jika diukur dengan ARS. Namun jika diukur dengan ATVA, perubahan likuiditas saham karena adanya kebijakan fraksi harga tahun 2007 tidak berbeda dengan kebijakan fraksi harga tahun 2014.

B. Saran

1. Bagi investor, perubahan kebijakan fraksi harga tahun 2014 lebih dapat meningkatkan likuiditas saham daripada kebijakan fraksi harga tahun 2007, dengan kata lain kebijakan fraksi harga tahun 2014 lebih efektif untuk meningkatkan likuiditas saham apabila diukur dengan average relative spread dan average trading volume activity.

74

2. Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk dapat mengelompokkan harga saham sesuai dengan kelompok fraksi harga, sehingga lebih dapat mengetahui konsistensi hasil dan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih lengkap dari sudut pandang yang beragam.

75

DAFTAR PUSTAKA

Ahn H, C. Cao dan H. Choe. “Decimalization and Competition Among Stock Exchange Markets: Evidence from the Toronto Stock Exchange Cross-listed

Securities”. Financial Markets, Vol. 1, Januari, 1998.

---. “Tick Size, Spread and Volume”. Financial Intermediation, No. 1, Vol. 5, Januari, 1996.

Aitken, Michael dan Carole Comerton-Forde. “Do Reductions in Tick Sizes

Influence Liquidity?”.Accounting and Finance, No. 2, Vol. 45, Juli, 2005.

Amihud, Yakov dan Haim Mendelson. “Liquidity and Assets Prices: Financial

Management Implications”. Financial Management, No. 1, Vol. 17, Maret,

1988.

Ang, Robert. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to Indonesia Capital Market). First Edition. Jakarta: Mediasoft Indonesia, 1997.

Atmoko, Antonius Budi. Kajian Perubahan Fraksi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia, 2001.

Azis, Musdalifah, Sri Mintarti dan Maryam Nadir. Manajemen Investasi Fundamental, Teknikal, Perilaku Investor dan Return Saham. Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Bacidore, J, R. Battalio dan R. Jennings. “Order Submission Strategies, Liquidity Supply, and Trading in Pennies on the New York Stock Exchange”,

Financial Markets, No. 3, Vol. 6, Mei, 2003.

Bacidore, J. “The Impact of Decimalization on Market Quality: Empirical

Investigation on Toronto Stock Exchange”. Financial Intermediation, No. 2,

Vol. 6, April, 1997.

Berkman, Henk dan Venkat Eleswarapu. “Short-term Traders and Liquidity: A

Test Using Bombay Stock Exchange Data”. Financial Economics, No. 3,

Vol. 47, Maret, 1998.

Brealey, Richard. Fundamentals of Corporate Finance. Seventh edition. New York: McGraw-Hill Higher Education, 2012.

Bursa Efek Indonesia. “Kinerja Indeks Syariah di BEI”. IDX Newsletter. April,

2015.

Cheung, Kee H. dan Kenneth A. Kim. Liquidity And Quote Clustering In A

Market With Multiple Tick Sizes”, Financial Research, No. 2, Vol. 28,

76

Chordia, Tarun, Richard Roll dan A. Subrahmanyam, “Commonality in

Liquidity”. Financial Economics, No. 1, Vol. 56, April, 2000.

Conroy, Robert M, Robert S. Harris dan Bruce A. Benet. “The Effect of Stock Splits on Bid-Ask Spread”. Finance, Vol. 45, September, 1990.

Copeland, Thomas E. “Liquidity Change Following Stock Splits”. Blackwell

Publishing for the American Finance Association, No. 1, Vol. 34, Maret, 1979.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat, 2006.

Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahannya

Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007.

Ekaputra, Irwan Adi dan Basharat Ahmad, “The Impact of Tick Size Reduction on Liquidity and Order Strategy: Evidence From the Jakarta Stock

Exchange (JSX)”. Economics Literature, No. 1, Vol. 55, Mei, 2007.

Fabozzi, Frank dan Modigliani, Capital Markets: Institutions and Instruments, 3th ed. New Jersey: Prentice Hall, 1996.

Fatmawati, Sri dan Marwan Asri. “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Diukur Dengan Besarnya Bid-Ask Spread Di Bursa Efek Jakarta”.

Ekonomi Dan Bisnis Indonesia, No. 4, Vol. 14, Februari, 1999.

Fransson, Abbe. “Reverse Stock Split: An Emprical Approach To The Signaling

And Trading Range Hyphotheses On Swedish Stocks Subject To Reverse

Split Between 1995 And 2004”, Business. Vol. 10, Agustus, 2005.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Goldstaein, M. A dan Kenneth A. K. “Eights, Sixteenths, and Market Depth:

Changes in Tick Size and Liquidity Provision on the NYSE”. Financial

Economics, No. 1, Vol. 56, April, 2000.

Harris, Lawrence E. “Minimum Price Variations, Discrete Bid-Ask Spread, and

Quotation Sizes”. Review of Financial Studies, No. 1, Vol. 7, Mei, 1997.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. Investasi Pada Pasar Modal Syariah. Edisi Revisi. Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana, 2008.

Husnan, Saad. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1996.

Lau, S. dan T. McInish. “Reducing Tick Size on Stock Exchange of Singapore”.

77

Madura, Jeff. Financial Market & Institution. Sixth Edition. New York: South Western, 2000.

MacKinnon, G. dan H. Nemiroff. “Liquidity and Tick Size: Does Decimalization

Matter?”. Financial Research, No. 3, Vol. 22, Agustus, 1999.

Manurung, Adler Haymans. Teori Investasi: Konsep dan Empiris. Jakarta: PT Adler Manurung Press. 2013.

May, Ellen. Smart Trader Rich Investor. Jakarta: Gramedia, 2013.

OJK. “Pasar Modal Syariah”. dalam http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id, diakses pada 3 November 2015.

OJK. “Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesiah”. dalam http://www.ojk.go.id/siaran-pers-peluncuran-cetak-biru-strategi-nasional- literasi-keuangan-indonesia, diakses pada 19 Desember 2015.

PT. Bursa Efek Indonesia. “Jakarta Islamic Index (JII)”, dalam

http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssa hamsyariah.aspx, diakses pada 17 Oktober 2015.

---. “Mekanisme Perdagangan Saham”. dalam

http://www.idx.co.id/idid/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saha m.aspx, diakses pada 15 Oktober 2015.

Purwoto, Lukas dan E. Tandelilin, “The Impact Of Tick Size Reduction Liquidity:

Empirical Efidence From Jakarta Stock Exchange”. Gadjah Mada

International Journal of Bussiness, No. 2, Vol. 6, Mei, 2004.

Purwoto, Lukas. “Perubahan Fraksi Harga di Bursa Efek Jakarta”, Ventura, No. 3,

Vol. 6, Oktober, 2003.

Rachmat Kusuma, Dewi “Broker Minta Fraksi Harga Saham Lama Diberlakukan

Lagi”, dalam http://finance.detik.com/read/2015/07/08/172146856/6/broker-

minta-fraksi-harga-saham-lama-diberlakukan-lagi, diakses pada 10 Oktober 2015.

Reilly, Frank K dan Keith C. Brown, Investment Analysis and Portolio Management, 6th ed. New York: Dryden Press, 2000.

Ricker, Jeffrey P. “Breaking the Eight: Sixteenths on the New York Stock

Exchange”. Working Paper, Maret, 1998.

Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009.

Ronen T. dan D.G Weaver. The Effect of Tick Size on Volatility, Trader Behavior, and Market Quality. Newark: Rutgers University, 1998.

78

Soemitra, Andri. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta, 2009.

Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi keenam. Yogyakarta: BFFE, 2006.

Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep 00071/BEI/11- 2013. Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi Harga. Jakarta: PT Bursa Efek Indonesia, 2013.

Dokumen terkait