• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengukuran Antropometri

1. Lingkar Pinggang

lingkar pinggang-panggul, sering digunakan untuk memprediksi kesehatan

sebagai akibat dari obesitas, perubahan yang terjadi dalam pengukuran ini

cenderung menunjukkan adanya perubahan dalam hal faktor risiko mengalami

penyakit jantung dan penyakit lainnya (Al-Sindi, 2000).

Tekanan darah adalah suatu ukuran gaya yang diberikan oleh darah

terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada jantung, otak, ginjal, dan mata

(Anonim, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Sundstrőm, Neovius, Tynelius, dan Rasmussen (2011). menunjukkan bahwa pada pria remaja, di Swedia terdapat

hubungan yang erat antara kenaikan tekanan darah diastolik dengan angka

kematian, bila dibandingkan dengan tekanan darah sistolik. Oleh karena itu,

diperlukan pendeteksian dini dalam upaya pencegahan risiko kematian yang

berhubungan dengan tekanan darah diastolik yang tinggi. Kecenderungan tekanan

darah meningkat saat remaja, maka dari hasil penelitian ini perlu dilakukan

pendeteksian sejak dini, sehingga dapat mencegah risiko padaadolescent.

Hasil sebelumnya mengenai risiko seseorang mengalami peningkatan

hipertensi dalam hal komplikasi kardiovaskular yang terkait dengan tekanan darah

sebelumnya dianggap normal, maka pada The Seventh Report of the Joint

National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2004), memperkenalkan klasifikasi baru yang mencakup istilah

prehipertensi. Prehipertensi dimulai dari tekanan darah sistolik 120-139 mmHg

dan atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Hal ini dimaksud untuk

mengidentifikasi individu pada interval awal hipertesi, sehingga dapat mengubah

gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi laju

perkembangan tekanan darah ke tingkat hipertensi, dan mencegah hipertensi itu

sendiri secara keseluruhan.

Menurut Choudhary et al. (2011), hipertensi merupakan penyakit yang

paling umum dan nyata yang dapat meningkatkan kematian akibat penyakit

berkembang, terutama di masyarakat perkotaan, memiliki tingkat risiko

mengalami hipertensi setinggi yang ditemukan di negara maju. Hipertensi

memiliki peran utama dalam perkembangan penyakit serebrovaskular, penyakit

jantung iskemik, dan gagal ginjal. Parameter antropometrik, seperti skin fold

thickness, rasio lingkar pinggang panggul dapat dikaitkan dengan

sejarah orang tua dariadolescentyang mengalami hipertensi. Oleh karena itu, dari

penelitian yang dilakukan disarankan perlu adanya pemantauan berkala tekanan

darah bagi anak dewasa muda (adolescent) yang berguna dalam mencegah

hipertensi.

Hipertensi merupakan faktor utama dalam 68% dari semua serangan

jantung pertama dan 75% dari semua kejadian stroke pertama kali (Anonim,

2006). Secara global, 7 juta orang meninggal setiap tahun dan 1,5 miliar orang

seluruh dunia menderita karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Ini adalah

faktor risiko kematian terbesar di dunia yang menyebabkan penyakit jantung

stroke, penyakit ginjal, dan diabetes (Anonim, 2012).

Hipertensi menjadi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di

Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan

tekanan darah yang berlangsung kronik akan menyebabkan peningkatan risiko

kejadian kardiovaskular, serebrovaskular dan renovaskular (Tedjasukmana, 2012).

Analisis Kearney, Whelton, Reynold, et al. (2005), menunjukkan bahwa

peningkatan angka kejadian hipertensi sangat signifikan. Pada tahun 2000, lebih

dari 25% populasi dunia merupakan penderita hipertensi, atau sekitar 1 miliar

diprediksikan apabila tidak dilakukan upaya untuk mengatasi kasus hipertensi ini,

maka pada tahun 2025 yang akan datang, jumlah penderita hipertensi akan

meningkat menjadi 29%, atau sekitar 1,6 miliar orang di seluruh dunia. Di

Indonesia, angka kejadian hipertensi berkisar 6-15% dan masih banyak penderita

yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan

di pedesaan (Tedjasukmana, 2012). Sementara itu, di Amerika Serikat, data

NHANES (National Health and Nutrition Examination Survey) memperlihatkan

bahwa risiko hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia. Data

NHANES 2005-2008 menunjukkan kurang lebih 76,4 juta orang berusia lebih

dari 19 tahun adalah penderita hipertensi, di mana 1 dari 3 orang dewasa

menderita hipertensi. Data NHANES 2005-2008 di Amerika Serikat menunjukkan

dari semua penderita hipertensi, hanya 79,6% sadar telah menderita hipertensi,

tetapi hanya sekitar 47,8% yang berusaha mencari terapi. Dari 70,9% pasien yang

menjalani terapi, 52,2% tidak mencapai target kontrol tekanan darah.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2007), menunjukkan

hipertensi dimulai pada usia muda di mana 5-10% terjadi pada usia 20-30 tahun.

Prevalensi hipertensi pada dewasa muda yang berusia lebih dari 17 tahun di

Indonesia tertinggi adalah di Kalimantan Selatan (39,6%), Jawa Timur (37,4%),

Bangka Belitung (37,2%), Jawa Tengah (37,0%), Sulawesi Tengah (36,6%).

Prevalensi ini lebih tinggi dari prevalensi nasional (31,7%). Usia dewasa muda

dalam hal ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berada pada rentang usia

Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran dua parameter, yaitu lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul, di mana pengukuran parameter ini

dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Tujuan dilakukan pengukuran ini adalah untuk melihat pengaruh dari

lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap tekanan darah.

Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul yang

dilakukan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan mahasiswi sebagai

prediktor dalam mengontrol tekanan darah. Pengukuran tekanan darah biasanya

dengan menggunakan alat Sphygmomanometer. Bagi para mahasiswa dan

mahasiswi tidak semua dari mereka memiliki alat ini. Metode pengukuran yang

dilakukan ini lebih murah, sederhana, dan praktis di mana memudahkan

mahasiswa dan mahasiswi karena dapat dilakukan pengukuran secara mandiri.

Peneliti berharap dengan penelitian yang dilakukan ini, terdapat korelasi positif

yang bermakna antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul

terhadap tekanan darah mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang diambil

oleh penulis pada penelitian ini adalah :

Apakah ada korelasi antara pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang panggul terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi di

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan :

a. Korelasi Antara Body Mass Index (BMI), Lingkar Pinggang, Rasio

Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness

Terhadap Tekanan Darah pada Staf Wanita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (Mukti, 2011).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi lemah

antara pengukuran antropometri terhadap tekanan darah. Korelasi antara

BMI dengan tekanan darah sistolik dan diastolik berturut-turut r=0,066;

p=0,627 dan r=0172; p=0,202, lingkar pinggang dengan tekanan darah

sistolik dan diastolik r=0,091; p=0,501 dan r=0,179; p=0,183, RLPP

dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,247; p=0,064 dan

r=0,246; p=0,065, dan korelasi antara abdominal skinfold thickness

dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu r=0,107; p=0,428, dan

r=0,056; p=0,677. Penelitian dari penulis lebih berfokus pada hubungan

antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap

tekanan darah saja dan dengan menggunakan responden mahasiswa dan

mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Hubungan Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul dan Asupan Natrium dari

Western Fast Fooddengan Tekanan Darah pada Remaja (Eka, 2010).

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan rasio lingkar

dan r= 0,293; p= 0,043 untuk diastolik). Tidak ada hubungan asupan

natrium dari western fast food dengan tekanan darah (r= 0,010; p=

0,944 untuk sistolik dan r= 0,166; p= 0,260 untuk diastolik). Perbedaan

antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

subyek penlitian yang diambil oleh penulis adalah mahasiswa dan

mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan

tidak melakukan korelasi rasio lingkar pinggang-panggul dengan Asupan

Natrium. Penulis lebih berfokus pada korelasi pengukuran lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap tekanan darah.

c. Korelasi Pengukuran Antropometik dengan Tekanan Darah Pada Laki-laki

Dewasa Sehat Di Kampus I dan III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (Fran, 2011).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa antara pengukuran

antropometri dengan tekanan darah terdapat korelasi yang signifikan.

Korelasi antara BMI dengan tekanan darah sistolik r=0,547; p=0,000,

korelasi antara RLPP dengan tekanan darah sistolik; r=0,279; p=0,020,

korelasi TLK dengan tekanan darah sistolik r=0,201; p=0,095. Korelasi

BMI dengan tekanan darah diastolik r=0,000; p=0,487, korelasi RLPP

dengan tekanan darah diastolik; r=0,234; p=0,052 dan tebal lipat kulit

(TLK) dengan tekanan darah diastolik r=0,127; p=0,293. Penelitian dari

penulis lebih berfokus pada hubungan antara lingkar pinggang dan rasio

mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

d. Relationship of Anthropometric Indicator with Blood Pressure Levels in

Rural Wardha(Deshmukh, et al., 2006).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara

tekanan darah sistolik dan BMI dengan r=0,23; lingkar pinggang dengan

r=0,23; rasio lingkar pinggang-panggul r=0,22. Untuk tekanan darah

diastolik terdapat korelasi positif dengan BMI di mana nilai r=0,13;

lingkar pinggang di mana r=0,12; dan rasio lingkar pinggang-panggul

dengan nilai r=0,11. Penelitian dari penulis lebih berfokus pada hubungan

antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap

tekanan darah, di mana tidak dilakukan pengukuran BMI. Selain itu,

digunakan responden mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

e. The Relantionship of Waist Circumference to Blood Pressure (Siani, et

al.,2002)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan lingkar pinggang memiliki korelasi

yang paling tinggi dengan tekanan darah dengan nilai p<0,001 terhadap

768 responden pria. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti bukan hanya

menunjukkan korelasi antara lingkar pinggang terhadap tekanan darah

saja, tetapi juga rasio lingkar pinggang-panggul juga dilakukan korelasi

terhadap tekanan darah. Selain itu yang membedakan adalah peneliti

responden pria dan wanita yaitu mahasiswa dan mahasiswi Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi

antara lingkar pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap

tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi bagi

mahasiswa dan mahasiswi mengenai korelasi antara lingkar pinggang

dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap tekanan darah pada

mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Pengukuran lingkar pinggang dan rasio lingkar

pinggang-panggul diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai hubungan

keduanya terhadap tekanan darah. Pengukuran lingkar pinggang dan

rasio lingkar pinggang-panggul merupakan salah satu pengukuran

antropometri yang murah dan praktis serta dapat dilakukan oleh dewasa

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini:

Memperoleh informasi adanya korelasi positif yang bermakna antara lingkar

pinggang dan rasio lingkar pinggang-panggul terhadap tekanan darah mahasiswa

12

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengukuran Antropometri

Antropometri adalah suatu studi mengenai pengukuran tubuh manusia

yang meliputi tulang, otot, dan adiposa (jaringan lemak). Kata "antropometri"

berasal dari bahasa Yunani “anthropo”, yang berarti manusia dan“metron”,yang berarti ukuran. Berat badan, tinggi badan, ketebalan lemak (skinfold), keliling

(pinggang kepala, tungkai), panjang tungkai, dan breadths (bahu, pergelangan

tangan, dan lain-lain) adalah contoh dari pengukuran antropometrik (NHANES,

2009).

Menurut McDowell, Fryar, Ogden, dan Flegal (2008), antropometrik

adalah komponen kunci dari penilaian status gizi anak-anak dan orang dewasa.

Data antropometrik dapat mencerminkan status kesehatan umum, kecukupan diet,

dan pertumbuhan dan perkembangan dari waktu ke waktu. Pada orang dewasa,

data antopometrik digunakan mengevaluasi kesehatan dan diet, risiko penyakit

dan perubahan komposisi tubuh.

1. Lingkar Pinggang

Lingkar adalah suatu parameter atau jarak sekitar dari suatu

lingkaran. Jadi lingkar pinggang adalah ukuran dari jarak sekeliling abdomen

(MHC, 2006). Lingkar pinggang adalah salah satu cara pengukuran obesitas

dengan mengukur lingkar pinggang menggunakan pita pengukur

tulang rusuk paling bawah dengan tepi atas tulang panggul. Pengukuran

dilakukan secara horisontal melingkar perut sejajar tepi atas tulang panggul

dan paralel dengan lantai (Gambar 1). Pada saat pembacaan pita pengukur

tidak boleh menekan kulit dan subyek dalam kondisi ekspirasi normal

(Indra,2006). Pengukuran lingkar pinggang ini merupakan salah satu metode

yang paling praktis untuk menilai lemak yang ada di bagian abdomen yang

menyangkut dengan risiko penyakit kronis yang dapat dialami oleh

seseorang. Lingkar pinggang yang tinggi atau besar atau memiliki tingkatan

yang lebih besar daripada lemak abdomen dikaitkan dengan peningkatan

risiko dari tekanan darah tinggi dan penyakit jantung (MHC, 2006).

Gambar 1. Pengukuran Lingkar Pinggang

Pengukuran lingkar pinggang sering digunakan sebagai penanda

yang menggantikan massa lemak abdominal (subkutan dan intraabdominal)

dan berhubungan dengan risiko penyakit kardiometabolik (Kleinet al., 2007).

Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (2009), lingkar

pinggang berfungsi dalam hal mendapatkan keterangan mengenai jaringan

mengetahui informasi mengenai risiko penyakit kardiovaskular. Individu

yang memiliki jaringan lemak abdominal luas akan memiliki kemungkinan

risiko hipertensi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, artritis, batu

ginjal, dan jenis kanker tertentu.

Dokumen terkait