• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Lingkungan Keluarga

a. Latar Belakang Keluarga YM

YM dilahirkan dari hasil hubungan di luar nikah antara ayahnya berinisial ED dan ibunya IA. Pada saat ayah YM berusia 25 tahun dan ibu YM berusia 26 tahun. Awal hubungan percintaan antara ayah dari YM dan ibu dari YM merupakan hubungan cinta sepihak. Yaitu ayah YM menaruh hati dan mencintai ibu YM. Tetapi tidak bagi ibu YM yang pada saat itu bekerja sebagai guru Sekolah Dasar (SD), yang belum memikirkan untuk menikah. Hubungan diluar nikah yang dilakukan oleh ayah dan ibunya, terjadi karena ada unsur pemaksaan oleh ayah YM. Pada saat itu ayah YM sedang mabuk berat setelah pesta minum- minuman keras bersama teman-teman sekampungnya. Kemudian ayah YM mendatangi rumah ibu YM yang pada saat itu tinggal sendiri di rumah mess guru. Dalam keadaan mabuk berat, lalu ayah YM memaksa ibu YM dengan kasar dan mengancam untuk melayani nafsu birahi ayahnya. Karena takut, maka dengan terpaksa ibu YM menyerahkan kegadisannya direnggut oleh laki-laki kampung yang bernama ayah YM. Yang merupakan anak seorang kepala adat kaya raya dari suku daerah asal YM, yang sangat berpengaruh

dikampung YM. Hubungan ini, menurut ibu YM ketika menceritakan kembali kepada YM lebih tepat dikatakan pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah YM terhadap ibunya. Dari hubungan ini ibunya hamil yang kemudian melahirkan YM. Karena ibu YM telah hamil maka ibu dari YM menikah dengan ayah YM untuk mendapatkan status ayah bagi janin yang dikandungnya. Pernikahan terjadi karena atas pemaksaan dari pihak kakek dan nenek keluarga ayah YM merupakan kepala adat terkemuka suku didaerah YM. Karena keluarga ayah YK takut menanggung malu akibat tindakan anaknya. Dengan terpaksa akhirnya ibu YM menerima pinangan keluarga ayah YM karena rasa iba terhadap janin yang dikandungya yaitu YM. Dan hingga akhirnya menikah diberkati pastor digereja Katolik. Pada awalnya ibu YM saat itu beragama Protestan, kemudian ikut ayah YM menjadi Katolik, hingga saat ini menjadi anggota gereja Katolik yang taat aktif dalam kegiatan-kegiatan lingkungan gereja. Seiring berjalannya waktu terbentuklah sebuah keluarga, ibu YM dengan rela mulai mencintai suaminya sepenuh hati dan tulus ikhlas yang walaupun awalnya dia tidak menerima apa yang dilakukan oleh suaminya. Tetapi usaha yang dilakukan Ibu YM tidak seperti yang diharapkan timbal baliknya. Malah sebaliknya, sering terjadi percekcokan yang diawali oleh ayah YM sering menyalahkan ibu YM tanpa sebab yang berakhir dengan pemukulan yang dilakukan oleh ayah dari YM. Kehamilan ibu YM semakin membesar masih terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh ayah YM terhadap ibu YM. Kekerasan demi kekerasan berupa tamparan, tendangan,

ancaman yang dilakukan oleh ayah YM ini berlangsung hingga YM lahir. Kekerasan fisik seolah-olah menjadi akhir penyelesaian masalah. Selain itu ayah YM adalah seorang yang tidak setia pada janji perkawinan dan tidak bertanggung jawab bagi keluarga. Melakukan perselingkuhan dengan perempuan lain, sering keluar malam, dengan mencari perempuan lain di luar rumah, sering pulang dengan bekas lipstik di leher di baju. Perselingkuhan demi perselingkuhan yang dilakukan oleh ayah YM diluar rumah dengan perempuan lain, sikap ibu YM berusaha sabar dan setia untuk menghadapinya dengan melayani suami sebagai seorang istri. Bahkan ayah YM dengan alasan pergi kerja, berangkat pukul lima pagi pulang pukul duabelas malam dengan alasan lembur, tetapi dari bukti dengan bau alkohol, bekas lipstik ciuman perempuan yang masih membekas membuktikan bahwa ayah YM ada main dengan perempuan lain diluar rumah. Ayah YM bekerja pada salah satu Perusahaan swasta..

Perselingkuhan yang dilakuakan ayah YM akhirnya pada tahun 2000 saat itu YM kelas I SMP, ada perempuan idaman lain (PIL) dari ayah YM yang hamil. Dan untuk pertanggungan jawabnya, ibu YM dengan rela meminta ayah YM menikah saja dengan perempuan tersebut. Tetapi ayah YM tidak mau. Kemudian ibu dari YM menghadap keluarga PIL ayah YM meminta pertanggungjawab tindakan PIL terhadap suaminya. Akhirnya keluarga dari PIL ayah YM mengaku salah tindakan anaknya. Sesuai adat suku budaya setempat maka keluarga PIL suaminya harus membayar harta sebagai permohonan maaf, yaitu dalam bentuk sembilan antang (guci- guci

berukuran besar diuangkan sekitar 10 juta sampai ratusan juta), bedak putih, beras dicampur telur. Dan ganti rugi ini juga dilakukan oleh keluarga ayah dari YM kepada ibu YM atas tindakan yang dilakukannya. Tidak sampai disitu saja, perilaku ayah YM yang sering keluar rumah masih sering terjadi dengan mencari perempuan lain diluar ruma h, dan kekerasan demi kekerasan masih sering diterima oleh ibu YM. Bila terjadi kekerasan yang dilakukan oleh ayah YM terhadap ibunya, kemudian yang menjadi sasaran adalah YM. YM akan menjadi tempat pelampiasan ibunya. Perilaku ayah YM yang sering keluar rumah dengan perempuan lain terlihat pada saat usia YM sembilan bulan ibu YM ditinggal pergi oleh ayah YM dengan alasan kerja. Selama pergi tanpa memberi kabar, ternyata ayah YM manghabiskan uang dengan perempuan lain selama 7 bulan, dan tidak membawa sepeserpun bagi keluarga. Ibu YM yang sendiri menanggung beban keluarga. Bahkan hingga hadirnya kedua adik YM pun masih sering terjadi percekcokan yang berakhir dengan pemukulan yang dilakukan oleh Ayah YM. Kekerasan dan perselingkuhan yang dilakukan ayah YM berlangsung saat YM balita hingga YM menginjak remaja. Melihat situasi yang sudah tidak kondusif dalam keluarga ibu YM memutuskan setamat SMP untuk menyekolahkan YM SMA di Yogyakarta. Karena ibu YM berpikir bahwa dengan adanya YM dirumah ia akan menjadi sasaran ibunya. Dan ibunya menyadari bahwa jangan sampai anaknya menjadi korban. Bertahannya tetap mengarungi rumah tangga yang penuh konflik keras itu karena demi anak-anaknya. Pada akhir tahun 2006 pada saat itu YM pulang libur, YM

mengatakan ayahnya terperangkap dalam lingkaran perselingkuhan dengan seorang perempuan yang juga adalah teman semasa kecil YM. Masih hubungan kerabat jauh dengan ibu YM. Dan untuk menyelesaikan permasalahan ini keluarga dikumpulkan tetapi tidak menemukan jalan keluar Ayah YM masih melakukan perselingkuhan dengan perempuan tersebut. Mendengar ini YM sangat malu betapa hancur hatinya, karena berselingkuh dengan perempuan yang merupakan teman masa kecilnya. Hingga ibu YM mencoba berkonsultasai dengan pastor tetapi sering tidak memperoleh jalan keluar, karena masih ada perasaan kasihan pada adik-adik YM, hingga saat ini ibu YM ingin bercerai, tetapi, demi adik-adik-adik-adiknya ibu YM tetap bertahan tinggal serumah untuk memperoleh status bapak bagi YM dan adik-adiknya. Maka ibu YM tetap bertahan hingga saat ini masih hidup serumah tetapi sudah tidak ada ikatan emosional suami istri. Ibu YM membiarkan saja semua yang dilakukan oleh ayah YM, ibu YM sudah capai, sekarang ibunya hanya berpkir bagaimana membesarkan anak-anaknya dan menyekolahkan anak-anak, sudah tidak peduli dengan apa yang dilakukan suaminya diluar rumah. YM adalah tempat pangaduan satu-satunya ibunya. Ayah YM masih sering pergi keluar daerah berbulan-bulan dengan alasan bekerja tetapi disamping itu bersenang senang dengan perempuan lain meninggalkan ibu YM dan adik-adiknya. Ayah YM tidak pernah bersikap sebagaimana seorang ayah, yang bertangung jawab sebagai kepala rumah tangga hingga saat ini. Karena keadaan keluarga yang penuh dengan konflik, kekerasan dan juga sekarang ibu dan bapaknya YM sudah

pisah ranjang, YM mengatakan dirinya merasa kecewa dan tidak menerima keadaan keluarganya sekarang, YM mengatakan kadang dirinya sering menangis merasa berat menjalani hidup ini, malas kadang dirinya merasa bodoh. Merasa tidak berguna, bahkan sering cemas dan takut menghadapi masa depannya.

b. Suasana di Rumah

Suasana di rumah situasinya sangat tidak nyaman. Menurut YM seperti neraka, terasa hambar, sering terjadi kekerasan, pertengkaran anatar ibu dan ayahnya. Tetapi YM sudah menganggap itu hal yang biasa ketika pulang berlibur kerumahnya. Walaupun situasi yang tidak nyaman YM tetap merindukan rumahnya, terlebih pada ibunya. Sering terjadi pertengkaran yang berakhir dengan pemukulan ayah terhadap ibunya, hal itu sering disaksikan sejak kecil, yang membuat YM merasa biasa dengan situasi itu, tetapi dalam hatinya merasa sangat sakit hati dan kecewa dengan keadaan keluarganya.

c. Kehidupan Ekonomi Keluarga

Kehidupan ekonomi keluarga YM termasuk kategori menengah, semua kebutuhan sekolah YM semua terpenuhi, ini terlihat dari kiriman uang perbulan untuk YM yang lumayan besar. Sebulan Rp.1.000.000 hingga Rp.2.000.000 dan ini tergantung permintaan YM, berapapun yang diminta

selalu dipenuhi oleh ibu YM. Terlihat dari fasilitas yang dimiliki YM seperti TV, Laptop, Hand phone.

d. Hubungan YM dengan Ayah

YM melihat ayahnya sebagai racun dalam keluarga. Ayah sebagai penyebabnya kehidupan dalam keluaraga seperti neraka. Ayah bersikap seperti anak kecil, bukan kepala keluarga yang baik. Sampai kapan pun saya tidak bisa memaafkan sikap ayah saya terhadap ibu saya. Sejak kecil YM tidak memiliki hubungan yang dekat dengan Ayah. Karena pada saat usia YM 9 bulan, ayah YM sudah pergi meniinggalkan rumah dengan alasan untuk pekerjaan tanpa kabar yang disampaikan selama 7 bulan meninggalkan YM dan ibunya. Dari informasi yang diperoleh kebenarannya, yaitu keluarga YM, ayah YM pergi dengan perempuan lain, dan tinggal berbulan-bulan. Hingga saat ini YM merasa bila melihat ayahnya seperti melihat pria pada umumnya. Tindakan kekerasan yang selalu dilakukan ayahnya terhadap ibunya membuat YM sangat membenci ayahnya dan sikap ayahnya membuat YM merasa malu. Sampai saat ini YM merasa risih kalau melihat ayahnya. YM tidak mau dibelai, disayang oleh ayahnya seperti pada anak umumnya yang disayang oleh ayahnya, karena merasa risih, merasa ayahnya seperti orang lain. Dia sangat membenci ayahnya. Sikapnya terhadap ayahnya biasa saja, seperti bersikap pada orang yang tidak terlalu dikenalnya.

e. Hubungan dengan Ibu

YM memiliki hubungan ikatan emosional yang sangat kuat dengan ibu. YM sebagai tempat pengaduan dan curahan hati ibunya. Sikap ibunya yang sangat sabar manghadapi sikap ayahnya yang kasar seperti monster membuat YM selalu dekat dengan ibu. Ibunya yang selalu membuat YM bertahan berjuang menghadapi tekanan emosinal dalam diri untuk menghadapi ayah. Ibu selalu mengajarkan banyak hal kepadanya dalam menghadapi hidup. YM selalu rindu dekat dengan ibunya. Kadang YM merasa sedih ketika mendengarkan jeritan hati ibunya. YM mendukung sikap ibunya untuk segera bercerai dengan ayahnya. Tetapi demi anak-anak ibunya tetap bertahan untuk tinggal serumah. Saat ini YM bisa menerima perlakuan ibunya yang dulu sering memukul, membentak, memarahinya sebagai pelampiasan oleh sikap ayahnya.

f. Hubungan YM dengan adik-adik

YM merasa hubungan dengan adik-adiknya sangat dekat, ikatan emosionalnya sangat kuat. Ketika melihat situasi rumah yang penuh dengan tindakan kekerasan, membuat YM selalu merindukan adik-adiknya. YM saat ini YM menjadi tempat curahan hati kedua adiknya. YM selalu bertanya pada dirinya sendiri apakah situasi batin yang dialaminya saat ini mungkin terjadi pada kedua adiknya yang juga perempuan. Dan kadang YM berpikir apakah dia mampu menjadi contoh bagi kedua adiknya. Menjadi pelindung bagi

adik-adiknya, bila akhirnya bapak dan ibunya pisah rumah. Saya sangat mencintai dan menyayangi kedua adik saya.

g. Hubungan YM dengan Keluarga Ayah dan Keluarga Ibu 1) Hubunga YM dengan Keluarga Ayah

YM mengatakan sangat membenci keluarga ayah. YM merasa sangat sakit hati dengan sikap neneknya dan bersama anak-anaknya yang mengatakan bahwa, aku bukan anak dari ayah, aku adalah anak haram, buat apa mereka peduli. Suatu saat aku tidak akan peduli pada mereka. Sampai kapan pun aku belum bisa memaafkan kata-kata dari mulut mereka yang kudengar dengan telingaku sendiri. Peristiwa yang tidak pernah aku lupakan ketika kelas dua SMP. Aku hampir diperkosa oleh kakak sepupuku. Sungguh merasa sakit hati. ketika mengingat peristiwa ini. Kepada semua keluarga ayahku aku tidak memiliki hubungan yang baik.

2) Hubungan YM dengan Keluarga Ibu

Keluarga ibu merupakkan tempat kami bernaung apabila situasi rumah sedang terjadi pertengkaran dan percekcokan antara ayah dan ibu. Ketika berada disana kami merasa nyaman, jauh dari pertengkaran dan percekcokan ayah dan ibu. YM memiliki hubungan baik dengan sepupu-sepupu kelurga dari ibu. Kami saling mengasihi, dan meyayangi. Kadang diantara kami saling merindukan untuk bertemu. Kakek dan nenek mereka yang melindungi kami. Kakek dan nenek pun sangat menyayangi dan mengajarkan kami untuk bersikap sabar akan sikap ayah terhadap keluarga.

2) Lingkungan, sosial, ekonomi, budaya, asal YM

Tempat tinggal berada dalam suatu dusun yang kehidupan ekonomi penduduk rata-rata menengah ke atas. Ditandai dengan keadaan fisik rumah yang terlihat modern. Penduduk disekitar, berprofesi macam- macam, ada yang menjadi karyawan perusahaan, perkebunan, guru, pengusaha perkebunan kelapa sawit, petani karet, dan karyawan instansi tertentu. Kehidupan adat istiadat masih sangat kental. Ini terlihat dari upacara-upacara pernikahan, panen, dan lain- lain yang selalu dilakukan dengan ritual adat dari suku-suku tersebut. Kehidupan sosial masyarakat masih saling peduli, seperti gotong-royong dalam kegiatan bakti sosial, upacara adat kematian dari semu untuk mempererat hubungan antara penduduk di lingkungan sekitar.

3) Pertumbuhan jasmani dan kesehatan YM

YM tidak pernah mengalami gangguan kesehatan yang sangat berat tetapi hanya sakit biasa. Seperti sakit kepala pilek dan lain- lain. Tidak memiliki riwayat kesehatan yang menyatakan YM memiliki ganguan kesehatan yang serius. Tetapi sering sakit kepala bila mengingat situasi keluarga, terlebih hubungan antara ayah dan ibunya.

4) Perkembangan Kognitif YM

Dari hasil belajar yang peneliti peroleh dengan melihat rapor hasil belajar YM sejak SD hingga SMA. YM memiliki kemampuan kognisi yang pas-pasan, telihat dari nilai- nilai setiap bidang studi yaitu antara nilai 6 dan

7 bahkan dari Indeks prestasi yang diperlihatkan YM kepada peneliti ia memiliki IPK dibawah rata-rata. YM mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki dasar yang kuat. Terutama semasa dirinya berada dibangku SD dan SMP, dirinya tidak pernah mendapatkan pendampingan belajar dari ayah dan ibunya. Situasi rumah tidak memberi kenyamanan. YM terkadang sering merasa cemas dan takut. Sampai saat ini YM merasa kemampuannya hanya pas-pasan. Kadang-kadang dirinya merasa bodoh, kalau dibandingkan dengan teman-temannya, sehingga membuat YM malas. Bahkan YM merasa tidak mampu dibanding dengan teman-temannya. YM merasa takut di DO dari kampus bila nilai atau IPK tidak memenuhi standar yang diminta.

5) Lingkungan Sosial

a. Suasana di kampus dan hubungan YM dengan teman-temanya dikampus Kehidupan di kampus bagi YM, sangat baik untuk belajar. Hiruk pikuk mahasiswa yang datang dari berbagai latar belakang suku, budaya juga mempengaruhi karakter mahasiswa. Karakternya bermacam- macam, ada yang bersikap ramah, saling tegur sapa, ada yang masa bodoh,. sehingga YM merasa biasa saja, karena YM sendiri sering menutup diri dari pergaulan, dengan sering menyendiri dikamar, setelah pulang kuliah. b. Suasana kos, hubungan YM dengan teman-teman dikos dan juga ibu kos

Kehidupan dikosnya cukup bebas. Peraturan di kosnya, tidak terlalu memberatkan penghuni kos. Penghuni kos dibebaskan untuk

membawa teman-teman baik pria maupun wanita dikamar. Hubungan dengan teman-teman dikos YM tidak akrab. YM lebih akrab dengan Reni yang merupakan sahabatnya di kampus. Dengan teman-teman kos yang lain tidak akrab karena YM sering menyendiri dikamarnya. Hubungan dengan ibu kos sangat akrab. Karena ibu kosnya ramah dan sangat komunikatif. Kadang-kadang sering ada guyonan, yang mengundang tawa. Ibu kos sangat baik, kadang ada makanan diberikan kepada YM. Sehingga YM merasa ibu kosnya seperti temannya sendiri.

c. Kegiatan yang dilakukan di luar Kampus

YM termasuk dalam keanggotaan Ikatan Pelajar Mahasiswa Daerah asalnya. Tetapi YM tidak terlibat aktif karena YM mengatakan selain dirinya malas, ia juga merasa tidak cocok dengan karakter para pengurus dalam organisasi tersebut. Hanya sebatas anggota yang mengikuti kegiatan , seperti kegiatan penerimaan anggota baru, kegiatan natal, idul fitri bersama.

6. Kelompok Sosial

a. Teman Perempuan Yang Dekat Dengan YM

Teman perempuan yang dekat dengan YM yaitu Reni sahabatnya. Tidak banyak, karena YM merasa kurang dekat walaupun mereka sering ke kos. YM juga ada perasaan curiga karena semua teman tidak dapat dipercaya. Reni merupakan teman yang paling akrab karena banyak hal yang terkadang mereka lalui bersama. Dengan Reni, YM banyak mencurahkan isi hatinya, mengenai masalah yang dihadapinya. Semua

tentang keluarganya yang dialami sering diceritakan kepada Reni, orang yang dapat dipercaya. Begitupun Reni sering menceritakan masalah yang dialami kepada saya. Karena dengan saling menceritakan beban yang kami alami dapat berkurang. Reni yang sering mendukung saya untuk tetap semangat dalam belajar, walaupun masalah dalam keluarga yang sedang saya alami. Saya banyak menanyakan mengenai tugas kuliah maupun masalah pribadi saya dan Reny bisa membantunya.

b. Teman laki- laki yang dekat dengan subjek

Untuk saat ini teman laki- laki yang dekat dengannya hanya sebatas teman kuliah tetapi ada perasaan was-was dan takut bergaul dengan teman pria. Hubungan tidak terlalu dekat. Kalau pacar saat ini saya belum memiliki. Saya pernah pacaran, tetapi akhirnya putus. YM yang memutusnya. Ada rasa takut untuk berhubungan dengan teman pria atau pacaran dengan teman pria. YM takut akan apa yang dialami oleh ibu akan ia alami. Saya selalu menjaga jarak untuk berhubungan dengan pria karena saya, takut untuk menikah. Tetapi saya memilki keinginan untuk mempunyai hubungan yang lebih serius dengan teman pria yang mau menerima diriku apa adanya.

c. Hubungan YM dengan sahabatnya

YM memiliki seorang sahabat yaitu Reni. Reni adalah orang yang sangat dipercayakan dalam segala hal. Menceritakan semua tentang latar belakang dirinya. Reni yang sering mendengarkan keluhan, serta memberi dukungan bantuan ketika dirinya merasa tidak memiliki siapa-siapa.

Begitupun masalah kuliahnya sering banyak ditanyakan pada Reny. YM mengatakan Reny sangat menghargai persahabatan, karena dia adalah tempatku mengeluh, mencurahkan semua isi hatiku.

D. Sintesis

YM adalah seorang remaja yang berusia 20 tahun, mahasiswa sebuah perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, berasal dari Kalimantan Timur. YM dilahirkan dari hasil hubungan diluar pernikahan. Bertumbuh menjadi remaja dalam lingkungan keluarga yang penuh dengan konflik keras. Sehari-hari YM menyaksikan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh ayah terhadap ibunya. Diawali dengan percekcokan atau pertengkaran hebat antara ayah dan ibunya. Ayahnya sering melakukan tindakan negatif. Seperti pergi meninggalkan ibunya dengan mabuk-mabukan, dan bersenang-senang dengan perempuan lain, berzinah hingga mengakibatkan kehamilan perempuan yang menjadi selingkuhnya. Bahkan kebiasaan ayahnya yang selingkuh dengan perempuan lain, hingga saat ini, perselingkuhan yang terkhir yaitu dengan perempuan yang merupakan teman semasa kecilnya dulu. Karena konflik dalam keluarga yang tidak ada jalan keluarnya, pada akhirnya YM manyaksikan ayah dan ibunya pisah ranjang, dengan tinggal serumah tetapi tidak memiliki ikatan emosional sebagai suami istri.

Lingkungan keluarga yang broken home menjadikan YM tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang

tuanya, tidak mendapatkan figur atau panutan dalam keluarga terutama figur seorang ayah. YM yang mengalami tekanan-tekanan emosional seperti mudah menangis, kecewa, mudah tersinggung, penakut, membenci diri sendiri, takut berhubungan dengan tema n pria, takut menikah, menutup diri dari pergaulan, pasif, merasa rendah diri, merasa dirinya bodoh, mencela dirinya sendiri, takut tidak disenangi orang lain, merasa tidak mampu menjalani hidup ini, merasa tidak mampu menjadi contoh bagi adik-adiknya, Cepat menyerah pada keadaan, cemas terhadap kehidupan dan masa depannya atau pesimis.

D. Pembahasan

Berikut ini peneliti membahas data dan informasi yang telah diungkapkan pada hasil penelitian. Peneliti menguraikan dalam bentuk

diagnosis, prognosis, sebagai satu kesatuan studi kasus.

1). Diagnosis

Masalah yang dialami YM tergolong dalam ragam bimbingan Pribadi-Sosial. YM mengalami konflik gambaran diri yaitu perbedaan antara konsep diri ideal dan konsep diri nyata. Hal ini dilatarbelakngi oleh lingkungan keluarga yang broken home, tempat dimana YM bertumbuh dan berkembang menjadi remaja. Konsep diri real, YM menggambarkan dirinya sebagai remaja yang tidak berguna, tidak berharga, anak haram,

Dokumen terkait