• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN

A. Kajian Teoritik

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, dan demografi rumah (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh: kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga yang keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak tidak mau belajar melainkan ia cenderung berprilaku menyimpang (Patterson & Loeber dalam Syah 1995:138).

Menurut Abu Ahmad (1982:156-157), keluarga dapat dibedakan menjadi dua corak yaitu : keluarga terbuka dan keluarga tertutup.

a. Keluarga Terbuka

Keluarga terbuka adalah keluarga yang mendorong anggota-anggotanya untuk bergaul dengan masyarakat luas.

b. Keluarga Tertutup

Keluarga tertutup adalah keluarga yang menutup diri terhadap hubungan dengan dunia luar. Karena hubungan yang terjadi hanya seputar pada keluarga itu sendiri, biasanya keluarga yang tertutup lebih intim dan kompak.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama dikenalkan kepada anak, sehingga perkembangan seorang anak di dalam

keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat (1982:86-87) sebagai berikut :

a. Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang perekonomiannya cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang dihadapi oleh anak didalam keluarganya akan lebih luas sehingga akan sangat mudah dalam menunjang proses belajar karena anak tidak mengalami kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

b. Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan mendukung anaknya dalam belajar.

c. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti

perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak dalam segala tindakan.

Faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu (Roestiyah, 1982:163) :

a. Cara Mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras, anak itu akan menjadi penakut.

b. Suasana Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga. Menyebabkan anak kurang semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang, memberikan motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian dari Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya.

d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi pengertian kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang. e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Faktor-faktor kesulitan belajar yang bersumber dari lingkungan keluarga adalah (Hamalik 1983:117):

a. Masalah Kemampuan Ekonomi

Masalah biaya menjadi sumber kekuatan dalam belajar, kurangnya biaya akan sangat mengganngu kelancaran studi. Dan umumnya biaya ini diperoleh dari orang tua. Kiriman yang datangnya terlambat akan mempunyai pengaruh kelesuan, bingung dan dengan demikian akan mengurangi motivasi belajar siswa. Namun, pada contoh lain terdapat siswa yang mendapat biaya berlainan serta fasilitas yang memuaskan, tetapi justru mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena timbul kecenderungan untuk berfoya-foya.

b. Masalah Broken Home

Siswa yang tinggal bersama orang tuanya akan mengalami hambatan dalam studinya, apabila tidak adanya kekompakan dan kesepakatan diantara kedua orang tuanya. Perselisihan, perceraian, pertengkaran dan tidak adanya tanggung jawab bersama antara kedua orang tua akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan terhadap diri siswa. Orang tua seharusnya memberikan petunjuk-petunjuk yang baik terhadap anak-anaknya.

c. Rindu Kampung

Siswa yang berasal dari luar daerah atau luar kota sering dihinggapi oleh masalah ini. Keinginan bertemu dan bergaul dengan keluarga akan timbul andaikan telah lama tak berjumpa dengan orang tuanya. Dan bila terjadi situasi demikian, maka bisa menyebabkan kemunduran dalam belajar sekalipun mungkin hal ini jarang terjadi, tetapi kerinduan itu adalah menjadi salah satu sebab yang mempengaruhi studi kita.

d. Bertamu dan Menerima Tamu

Pada umumnya kita senang beranjang sana ke tempat teman hanya sekedar untuk mengobrol dan sebaliknya teman lain yang datang ke rumah kita juga dengan maksud bertamu. Kegiatan ini tidak dilarang, akan tetapi terlalu sering bertamu akan mengganggu belajar dan berarti juga mengurangi waktu belajar kita, dan ini mempengaruhi studi kita sendiri. Lain halnya kalau kita pergi bertamu dan menerima tamu

dengan maksud berdiskusi, karena hal ini mendorong kemajuan studi kita.

e. Kurangnya Kontrol Orang Tua

Orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan studi anaknya. Pengawasan yang kurang, bisa menimbulkan kecenderungan adanya bebas mutlak pada sekelompok siswa, dan hal ini sangat tidak menguntungkan bagi siswa itu sendiri.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar (13 November 2008). a. Suara

Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut, ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai, bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat berkonsentrasi belajar dalam keadaan apapun.

b. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah mengatur pencahayaan sesuai dengan yang seorang pelajar butuhkan. c. Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Seorang pelajar perlu mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang yang lain memilih tempat yang hangat.

d. Desain Belajar

Desain belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain informal dan desain formal. Desain informal adalah keadaan dimana seorang siswa lebih mudah berkonsentrasi belajar jika belajar sambil duduk santai di kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet, ataupun duduk santai di lantai. Sedangkan desain formal adalah keadaan dimana seorang siswa lebih mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar.

Dari uraian tentang lingkungan belajar dalam keluarga di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat menunjang keberhasilan belajarnya.

Dokumen terkait