• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN NON- ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN NON- ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN

NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Anastasia Prabarini Siswaningtyas

NIM : 051334036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN

NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Anastasia Prabarini Siswaningtyas

NIM : 051334036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

P E R S E M B A H A N

Karya ini kupersembahkan untuk :

œ

Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria

œ

Bapakku C. Sri Wasis Santoso dan Ibuku Dewi S.

œ

Adikku Bonifasius dan Kresna

œ

Mas Toton tersayang

(6)

v

MOTTO

I am the light of the world. Whoever follows Me

will never walk in darkness, but will have the light

of life (John 8:12)

A Friends is

one loves you as you are,

understands where you’ve been, accepts who

you’ve become and still invites you to grow

Prayer is the vital breath of the Christian; not the thing

that makes him alive, but the evidence that he is alive

(7)
(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

:

Anastasia Prabarini Siswaningtyas

Nomor Mahasiswa

:

051334036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN

NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Oktober 2009

Yang menyatakan

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus di Surga atas

segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul Prestasi Belajar Siswa Berasrama dan Non-Asrama, Lingkungan

Keluarga dan Motivasi Belajar Siswa.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,

semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi

ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun

revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai

selesai.

5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Bapak A. Heri Nugroho,

S.Pd., M.Pd. Selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan kritik yang

(10)

viii

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para

staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan

pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Dra. Sr. M. Stephanie, OSF selaku Kepala Sekolah SMA Sedes Sapientiae

Bedono dan Drs. G. Suwartono selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Sedes

Sapientiae Bedono yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

8. Bapak C. Sri Wasis dan Ibu Dewi S. yang tercinta, yang tidak pernah lelah

memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta

semangat kepada penulis sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.

9. Adikku Boni dan Kresna, terima kasih atas doa, dukungan, dan pengertian

yang telah diberikan kepada penulis.

10.Untuk keluarga Wonogiri, terimakasih atas saran dan semangat serta doanya.

11.Eyang Putri, tante, dan Om yang ada di Slipi, terima kasih atas doa dan

dukungannya kepada penulis.

12.Bude dan Pakde yang ada di Parung, terima kasih atas doa dan dukungannya

kepada penulis.

13.Mas Toton tersayang, terima kasih karena selalu mendukung dan memberikan

semangat buat Ade. Terima kasih juga atas cinta dan pengorbanan yang sudah

(11)

ix

14.Special thanks buat Deta, terima kasih atas kebersamaan serta canda tawa

yang telah kita lewati bersama khususnya selama hampir setengah tahun ini

saat kita menyelesaikan skripsi bersama.

15. Sahabatku Luci, Vita, dan Selly, terima kasih atas kebersamaan kalian selama

ini dari semester I hingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Aku duluan ya

teman-teman... Ayo semangat ngerjain skripsinya.

16.Teman-temanku Heni, Lutfi, Cenul, Lia, Vani, Marcel, Sashi, Dika, Patrick,

Hanna, Cici, Aan, Yosef, dan Thomas, terima kasih atas kebersamaan dan

keceriaan yang telah kita lewati bersama. Tetap semangat ya teman-teman...

17.Almamaterku SMA Sedes Sapientiae khususnya Susan Prasanti dan Merici.

Terima kasih atas tumpangannya selama penulis mengurus ijin dan

melaksanakan penelitian.

18.Teman-teman satu angkatan PAK’05 khususnya kelas A.

19.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat

diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 14 September 2009 Penulis

(12)

x

ABSTRAK

PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa

Anastasia Prabarini Siswaningtyas Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa non-asrama; (2) hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa dengan sampel sebanyak 66 orang. Teknik analisa data menggunakan t-test dua sampel independen dan analisis korelasi product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa non-asrama (perhitungan t-test dua sampel independen menunjukkan nilai t sebesar -1,235 dengan taraf signifikansi 5%); (2) tidak ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa (perhitungan korelasi menunjukkan nilai rhitung sebesar

-0,182 dengan nilai probabilitas 0,144 lebih besar dari taraf signifikansi 5% yaitu signifikan value > 0,05); (3) tidak ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar (perhitungan korelasi menunjukkan nilai rhitung sebesar

(13)

xi

ABSTRACT

LEARNING ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS WHO LIVE AND DO NOT LIVE IN DORMITORY, FAMILY ENVIRONMENT AND

LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS

A Case Study of the students of Sedes Sapientiae Senior High School in Bedono,

Ambarawa

Anastasia Prabarini Siswaningtyas Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aims of this research are to know about: (1) the difference of learning achievement between students who live and do not live in dormitory; (2) the relationship between the family’s environment and the learning achievement of the students; (3) the relationship between the learning motivation of the students and the learning achievement of the students.

This research was done in Sedes Sapientiae senior high school in Bedono, Ambarawa from April to May 2009. The techniques in collecting data are interview, documentation, and questionnaire. The population of this research are 66 students. The techniques of analysing the data were t-test two independent sampel and correlation analysis ”product moment”.

The result of this research shows that: (1) there is not any different learning achievement between the students who live and do not live in dormitory (t-test calculation of two independent sampel shows t value of equal to -1,235 with 5% of level significance); (2) there is not any relationship between the family’s environment and the learning achievement of the students (correlation calculation shows value rconut of equal to -0,182 with the probability value is 0,144

bigger than 5% level significance that is the value significant > 0,05); (3) there is not any relationship between the learning motivation of the students and the learning achievement of the students (calculation of correlation shows value rconut

(14)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

(15)

xiii

BAB II. TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritik ... 9

1. Prestasi Belajar... 9

2. Lingkungan Keluarga ... 13

3. Motivasi Belajar ... 20

B. Kerangka Berpikir ... 22

1. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Berasrama dab Siswa Non-Asrama ... 22

2. Hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa ... 23

3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 24

C. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26

D. Populasi dan Sampel ... 27

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 32

(16)

xiv

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah ... 39

1. Data Sekolah ... 39

2. Yayasan Penyelenggara ... 39

3. Sejarah Sekolah ... 40

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 41

C. Struktur Organisasi ... 42

D. Sumber Daya Manusia ... 43

E. Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono ... 44

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 44

G. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 45

H. Kurikulum ... 46

I. Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat ... 47

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 49

B. Deskripsi Data ... 49

1. Lingkungan Keluarga Siswa ... 49

2. Motivasi Belajar Siswa ... 51

3. Prestasi Belajar Siswa ... 52

C. Pengujian Normalitas ... 53

D. Pengujian Homogenitas ... 53

(17)

xv

1. Hipotesis Pertama ... 54

2. Hipotesis Kedua ... 55

3. Hipotesis Ketiga ... 56

F. Pembahasan ... 57

1. Perbedaan Prestasi Belajar Ssiwa antara Siswa Berasrama dan Siswa Non-asrama ... 57

2. Hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa ... 58

3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 60

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Keterbatasan Penelitian... 62

C. Saran-saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Operasional Lingkungan keluarga Siswa ... 29

Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 30

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 33

Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

Tabel 5.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Sedes Sapientiae Bedono ... 49

Tabel 5.2 Kecenderungan Variabel Lingkungan Keluarga Siswa ... 50

Tabel 5.3 Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar Siswa... 51

Tabel 5.4 Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 52

Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 53

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Homogenitas ... 54

Tabel 5.7 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar Siswa ... 56

(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Kuesioner ... 67

Lampiran II Surat Ijin Penelitian ... 72

Lampiran III Pengujian Kuesioner ... 76

Lampiran IV Kategori Kecenderungan (PAP II) ... 80

Lampiran V Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 83

Lampiran VI Pengujian Hipotesis ... 86

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mutu pendidikan merupakan salah satu permasalahan yang tak dapat

diremehkan di negara manapun, apalagi di negara-negara sedang

berkembang, termasuk Indonesia. Melalui pendidikan dapat diciptakan

tenaga-tenaga kerja yang mampu bekerja dan mau menyumbangkan

tenaganya dalam menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan

dianggap untuk mengembangkan diri seseorang melalui suatu kegiatan

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini juga diharapkan agar seorang anak

dapat mencapai kedewasaan. Untuk mencapai proses kedewasaan tersebut, ia

membutuhkan bantuan orang lain untuk mengembangkan dirinya. Bantuan

tersebut dapat berupa pendampingan anak didik untuk mempelajari hal-hal

yang positif, sehingga anak mengalami perkembangan. Pada umumnya

perkembangan peserta didik dalam belajar dinyatakan dalam pencapaian

prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka

(22)

digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan prestasi (Winkel,

1987:161).

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pencapaian prestasi

belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa itu

sendiri maupun dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri

siswa, misalnya kecerdasan siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa,

dan lain-lain. Sedangkan faktor yang berada dari luar diri siswa, antara lain

faktor sosial, budaya, lingkungan keluarga.

Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki prestasi belajar

pada SMA Sedes Sapientiae Bedono. Hal ini menarik untuk dilakukan

penelitian karena pada SMA Sedes Sapientiae Bedono merupakan sekolah

yang terdiri dari siswa berasrama dan siswa non-asrama.

Permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMA Sedes

Sapientiae Bedono antara lain lingkungan keluarga atau asrama dimana siswa

harus berinteraksi dengan temannya dan menjadi satu keluarga, serta

motivasi belajar siswa.

Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan

group, dan merupakan kelompok sosial pertama dimana anak menjadi

anggotanya, dimana fungsi keluarga adalah untuk membantu anak dalam

belajar. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar

dengan kondusif di rumah/asrama, sehingga prestasi belajar yang dicapai

akan lebih baik. Banyak faktor yang berasal dari keluarga yang sangat

(23)

tua, suasana dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan

pengertian orang tua atau perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar

anaknya. Faktor-faktor ini secara langsung maupun tidak langsung akan

berpengaruh terhadap kondisi siswa dan motivasi diri siswa dalam belajar.

Asrama merupakan tempat yang disediakan oleh sekolah bagi siswa

yang berasal dari luar Pulau Jawa maupun dari Pulau Jawa demi menunjang

kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik. Namun, tidak menutup

kemungkinan bagi siswa yang bertempat tinggal di sekitar

Bedono-Ambarawa untuk tinggal di asrama. Asrama memiliki tujuan agar siswa

dapat hidup mandiri, serta disiplin. Asrama dapat digolongkan sebagai

keluarga tertutup. Keluarga tertutup adalah keluarga yang menutup diri

terhadap hubungan dengan dunia luar (Abu Ahmad, 1982:157). Pada asrama

yang memegang peran penting dalam mendidik anak adalah ibu/bapak

pembimbing yang telah ditunjuk oleh pimpinan asrama untuk mendampingi

anak dalam belajar. Siswa yang tinggal di asrama harus bisa menjalin

hubungan baik dengan warga asrama yang lain.

Di asrama terdapat jam-jam belajar yang sudah ditentukan yang harus

diikuti oleh siswa. Misalnya jam belajar siswa pada pagi hari ditentukan pada

pukul 05.00-06.00, jam belajar pada sore hari pada pukul 17.00-18.00, dan

jam belajar malam pada pukul 19.00-21.00. Hal yang sering terjadi

sehubungan dengan kegiatan belajar di asrama adalah lama kelamaan siswa

merasa bosan mengikuti jam belajar yang ada. Sehingga terkadang siswa

(24)

Misalnya jam yang seharusnya digunakan untuk belajar, digunakan siswa

untuk mandi, mencuci baju, ataupun makan. Hal tersebut terjadi dapat

dikarenakan oleh kurangnya sikap yang tegas dari pembimbing. Walaupun

siswa tidak mengikuti jam belajar yang ada, mereka berinisiatif untuk belajar

di waktu yang lain, seperti pada jam tidur siang digunakan siswa untuk

belajar.

Selama berada di asrama tentu saja siswa tidak hanya mendapat

pendampingan jasmani saja, tetapi rohani. Jadwal-jadwal kegiatan sudah

ditetapkan untuk satu semester. Misalkan saja untuk acara outbound pada

bulan April, kegiatan Rehat untuk setiap angkatan yang jadwalnya juga telah

ditentukan dimana mereka menjalaninya dengan senang hati. Selain itu, iman

mereka juga diperdalam dengan adanya kegiatan doa bersama di Gereja

maupun di asrama.

Motivasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk melakukan

kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Dengan kata lain motivasi merupakan suatu tenaga dalam diri manusia yang

menyebabkan seseorang berbuat yang mana perbuatan itu diarahkan kepada

tujuan tertentu yang hendak dicapai.

Tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa akan sangat

mempengaruhi prestasi belajarnya. Pada kenyataannya, yang terdapat pada

beberapa siswa yang tinggal di asrama adalah semakin lama siswa tinggal di

asrama, motivasi belajar siswa akan semakin menurun. Penurunan motivasi

(25)

mengikuti segala peraturan yang berlaku, dimana mereka tidak bebas untuk

melakukan kegiatan yang mereka inginkan tanpa memperoleh ijin dari pihak

asrama. Berkebalikan dengan siswa non-asrama yang tinggal bersama

dengan orang tua mereka, dimana mereka bebas melaksanakan kegiatan yang

mereka inginkan.

Tidak hanya melalui peraturan saja tinggi atau rendahnya motivasi

belajar siswa dapat diukur. Pola kebiasaan sehari-hari dapat juga digunakan

untuk mengukur tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa. Contohnya

pada saat akan berangkat sekolah, kebanyakan siswa yang sering terlambat

datang atau datang tepat pada saat bel sekolah berbunyi adalah siswa asrama

dibandingkan dengan siswa non-asrama. Hal ini dapat disebabkan oleh pola

pikir siswa berasrama yang beranggapan bahwa letak sekolah sangat dekat,

sehingga mereka sengaja berangkat sekolah sesaat menjelang bel sekolah

berbunyi.

Selama siswa berada di sekolah, siswa diharapkan untuk mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler yang ada, seperti basket, voli, paduan suara, dan

lain-lain. Untuk penggunaan fasilitas perpustakaan, sebagian besar yang

mempergunakannya adalah siswa non-asrama. Sedangkan siswa yang

berasrama mempergunakan jam istirahat hanya untuk sekedar mengobrol di

sekitar kelas. Walaupun demikian, jika akan ada suatu acara yang lebih

berperan aktif adalah siswa asrama. Entah kegiatan tersebut di luar ataupun

di dalam sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena keakraban yang terjalin

(26)

orang dibandingkan dengan mereka yang tidak berasrama. Dengan kata lain,

siswa yang berasrama lebih menonjol dibandingkan dengan yang tidak

asrama. Selama di asrama bakat mereka juga dikembangkan terutama dalam

bidang musik. Mereka dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk

berolahraga ataupun bermain musik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul “PRESTASI BELAJAR SISWA

BERASRAMA DAN NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA

DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa berasrama dan

non-asrama, lingkungan keluarga dan motivasi belajar siswa. Karena

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat banyak dan

bervariasi, maka penelitian ini memfokuskan perhatian pada lingkungan

keluarga siswa dan motivasi belajar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama

(27)

2. Apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi

belajar siswa?

3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara

siswa berasrama dan siswa non-asrama.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga

dengan prestasi belajar siswa.

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga bagi:

1. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memakai penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan

dapat membantu dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Bagi Universitas

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi

(28)

belajar siswa berasrama dan non-asrama, lingkungan keluarga dan

motivasi belajar siswa.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman peneliti agar dapat diterapkan dalam bidang pendidikan

sehubungan dengan hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (1988:2), belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Winkel (1987:36), belajar merupakan aktifitas mental

atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,

yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan sikap.

Dalam Kamus besar bahasa Indonesia (1990:13) belajar dapat

diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,

dan juga berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh

pengalaman.

Belajar merupakan suatu perubahan tingkah dalam tingkah laku,

dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih

baik, tetapi juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih

buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui

(30)

disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai

hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

seorang bayi (Purwanto,1984:81).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar seseorang meliputi

(Purwanto, 1984:101):

1. Faktor individual

Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme

itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain: faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor

pribadi.

2. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu. Yang

termasuk ke dalam faktor ini antara lain: faktor keluarga/keadaan

rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang

dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan

yang tersedia, dan motivasi sosial.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki

seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam

(31)

dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan prestasi

(Winkel, 1987:161).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes/angka nilai yang diberikan oleh guru.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu

keterampilan yang telah dikembangkan dan dicapai oleh siswa pada

suatu mata pelajaran. Lazimnya prestasi belajar ditunjukkan dari nilai

tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dalam

wujud angka-angka tersebut diperoleh dari hasil pengukuran

berdasarkan ulangan, ujian, dan tugas-tugas. Menurut pengalaman,

tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti

pelajaran di sekolah dinyatakan dalam nilai rapor (Sumadi Suryabrata

1984:3). Jadi, prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar

yang berupa nilai tes/angka dan tercantum dalam rapor yang

merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai

(32)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi

(Ahmadi,1991:130-131):

1. Faktor internal

Faktor ini meliputi:

a. Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh misalnya: pengelihatan, pendengaran, dan struktur

tubuh.

b. Faktor fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh. Hal ini meliputi:

1) Faktor intelektik yang meliputi faktor potensial seperti

kecerdasan dan bakat.

2) Faktor non intelektik, yaitu unsur-unsur kepribadian

tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, emosi, dan

motivasi.

c. Faktor kematangan fisik dan psikis

d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

2. Faktor Eksternal

(33)

2. Lingkungan Keluarga

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan

belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua,

praktik pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, dan demografi

rumah (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik

atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh:

kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga yang

keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat

menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak

tidak mau belajar melainkan ia cenderung berprilaku menyimpang

(Patterson & Loeber dalam Syah 1995:138).

Menurut Abu Ahmad (1982:156-157), keluarga dapat dibedakan

menjadi dua corak yaitu : keluarga terbuka dan keluarga tertutup.

a. Keluarga Terbuka

Keluarga terbuka adalah keluarga yang mendorong

anggota-anggotanya untuk bergaul dengan masyarakat luas.

b. Keluarga Tertutup

Keluarga tertutup adalah keluarga yang menutup diri terhadap

hubungan dengan dunia luar. Karena hubungan yang terjadi hanya

seputar pada keluarga itu sendiri, biasanya keluarga yang tertutup

lebih intim dan kompak.

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama

(34)

keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan

pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun

faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar

dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat (1982:86-87) sebagai

berikut :

a. Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap

perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang perekonomiannya

cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang dihadapi oleh anak

didalam keluarganya akan lebih luas sehingga akan sangat mudah

dalam menunjang proses belajar karena anak tidak mengalami

kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami

gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga.

b. Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang

lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan

mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan

tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan

mendukung anaknya dalam belajar.

c. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan

sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti

(35)

perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak

dalam segala tindakan.

Faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa,

yaitu (Roestiyah, 1982:163) :

a. Cara Mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan

menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi

tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras,

anak itu akan menjadi penakut.

b. Suasana Keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan

suasana kaku, tegang didalam keluarga. Menyebabkan anak kurang

semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh

kasih sayang, memberikan motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian dari Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah.

Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan

yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya,

(36)

d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal.

Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala

menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi pengertian

kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana

yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi

sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Faktor-faktor kesulitan belajar yang bersumber dari lingkungan

keluarga adalah (Hamalik 1983:117):

a. Masalah Kemampuan Ekonomi

Masalah biaya menjadi sumber kekuatan dalam belajar, kurangnya

biaya akan sangat mengganngu kelancaran studi. Dan umumnya biaya

ini diperoleh dari orang tua. Kiriman yang datangnya terlambat akan

mempunyai pengaruh kelesuan, bingung dan dengan demikian akan

mengurangi motivasi belajar siswa. Namun, pada contoh lain terdapat

siswa yang mendapat biaya berlainan serta fasilitas yang memuaskan,

tetapi justru mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena timbul

(37)

b. Masalah Broken Home

Siswa yang tinggal bersama orang tuanya akan mengalami hambatan

dalam studinya, apabila tidak adanya kekompakan dan kesepakatan

diantara kedua orang tuanya. Perselisihan, perceraian, pertengkaran

dan tidak adanya tanggung jawab bersama antara kedua orang tua akan

menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan terhadap diri siswa.

Orang tua seharusnya memberikan petunjuk-petunjuk yang baik

terhadap anak-anaknya.

c. Rindu Kampung

Siswa yang berasal dari luar daerah atau luar kota sering dihinggapi

oleh masalah ini. Keinginan bertemu dan bergaul dengan keluarga

akan timbul andaikan telah lama tak berjumpa dengan orang tuanya.

Dan bila terjadi situasi demikian, maka bisa menyebabkan kemunduran

dalam belajar sekalipun mungkin hal ini jarang terjadi, tetapi

kerinduan itu adalah menjadi salah satu sebab yang mempengaruhi

studi kita.

d. Bertamu dan Menerima Tamu

Pada umumnya kita senang beranjang sana ke tempat teman hanya

sekedar untuk mengobrol dan sebaliknya teman lain yang datang ke

rumah kita juga dengan maksud bertamu. Kegiatan ini tidak dilarang,

akan tetapi terlalu sering bertamu akan mengganggu belajar dan berarti

juga mengurangi waktu belajar kita, dan ini mempengaruhi studi kita

(38)

dengan maksud berdiskusi, karena hal ini mendorong kemajuan studi

kita.

e. Kurangnya Kontrol Orang Tua

Orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan studi anaknya.

Pengawasan yang kurang, bisa menimbulkan kecenderungan adanya

bebas mutlak pada sekelompok siswa, dan hal ini sangat tidak

menguntungkan bagi siswa itu sendiri.

Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah

suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar (13 November 2008).

a. Suara

Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang

menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut,

ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai,

bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau

banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau

suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka

memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap

tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa

terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat

(39)

b. Pencahayaan

Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu

dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah

mengatur pencahayaan sesuai dengan yang seorang pelajar butuhkan.

c. Temperatur

Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga

tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Seorang pelajar perlu

mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada

yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang

yang lain memilih tempat yang hangat.

d. Desain Belajar

Desain belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain informal dan

desain formal. Desain informal adalah keadaan dimana seorang siswa

lebih mudah berkonsentrasi belajar jika belajar sambil duduk santai di

kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet, ataupun duduk santai di lantai.

Sedangkan desain formal adalah keadaan dimana seorang siswa lebih

mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar.

Dari uraian tentang lingkungan belajar dalam keluarga di atas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak

menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya

pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam

pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat

(40)

3. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan

individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati

secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,

berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya

suatu tingkah laku tertentu (Isbadi Rukminto dalam buku Dr. Hamzah

B. Uno 2006:23).

Motivasi berasal dari kata “motif” yang mempunyai arti daya

penggerak di dalam diri seseorang untuk melalukan suatu

aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi

merupakan bentuk motif yang sudah menjadi aktif pada saat seseorang

mencapai tujuan yang dikehendakinya. Motivasi dan motif berkaitan

erat dengan penghayatan suatu kebutuhan, dorongan untuk memenuhi

kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan, dan

pencapaian tujuan yang memenuhi kebutuhan itu. Motivasi belajar

adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai

suatu tujuan (Winkel, 1987 :93).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:593), motivasi

(41)

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Selain itu, motivasi juga diartikan sebagai usaha-usaha yang

dapat menyebabkan seseorang/sekelompok orang tertentu tergerak

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya

atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang

menimbulkan semangat/dorongan belajar. Kuat lemahnya motivasi

belajar seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi yang

dihasilkannya. Ini berarti apabila motivasi belajar siswa rendah, maka

prestasi belajar siswa pun akan rendah.

b. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Winkel, motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

1. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang sudah menjadi

aktif dengan sendirinya tanpa adanya dorongan dari luar. Hal ini

terjadi karena di dalam diri setiap siswa sendiri sudah menyadari

akan pentingnya suatu usaha yang keras untuk meraih suatu

prestasi yang tinggi. Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan,

berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang

(42)

2. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif

dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Siswa dalam

menjalani aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan berdasarkan

pada kebutuhan yang secara mutlak tidak berkaitan erat dengan

aktivitas belajar itu sendiri.

Yang tergolong dalam motivasi belajar ekstrinsik antara lain:

(a) Belajar demi memenuhi kewajiban; (b) Belajar demi

menghindari hukuman yang diancamkan; (c) Belajar demi

memperoleh hadiah material yang dijanjikan; (d) Belajar demi

meningkatkan gengsi sosial; (e) Belajar demi memperoleh pujian

dari orang yang penting; (f) Belajar demi tuntutan jabatan yang

ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan

jenjang/golongan administrasi.

B. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa berasrama dan siswa non-asrama.

Asrama dengan non-asrama merupakan dua hal yang berbeda.

Banyak hal yang berbeda dari dua perbedaan tempat tinggal tersebut.

Perbedaan tersebut seperti lingkungan belajar, aturan-aturan yang ada,

serta aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Siswa yang tinggal di asrama,

harus hidup jauh dari orangtua dan harus mematuhi segala peraturan yang

(43)

bukan berarti selama di asrama mereka tidak didampingi dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Di asrama terdapat pembimbing asrama yang

bertugas untuk mendampingi siswa serta mengingatkan siswa untuk

mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak asrama termasuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

Sebaliknya, siswa yang tidak tinggal di asrama berarti mereka

tinggal bersama dengan orangtua mereka. Biasanya di rumah tidak ada

peraturan-peraturan khusus yang membuat siswa merasa terkekang. Siswa

diberi kebebasan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan asal

bertanggung jawab. Namun, tetap saja mereka dituntut untuk

meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.

Lingkungan keluarga/asrama yang baik akan sangat membantu

belajar siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar. Dengan

adanya pengaruh lingkungan kelurga/asrama yang baik akan diikuti oleh

prestasi yang semakin baik pula. Siswa yang berasal dari lingkungan

keluarga/asrama yang baik akan mempunyai prestasi belajar yang lebih

baik dari pada siswa yang berasal dari lingkungan keluarga/asrama yang

buruk. Lingkungan keluarga/asrama yang baik akan membuat siswa dapat

belajar dengan kondusif di rumah/asrama sehingga prestasi belajar yang

dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari

lingkungan keluarga/asrama yang kurang baik. Dengan keadaan

(44)

kegiatan belajar yang dilakukan anak sebagai peserta didik akan membuat

anak merasa terdorong dan merasa senang untuk belajar secara optimal.

Dengan demikian dari lingkungan keluarga yang mendukung dalam

belajar anak akan mempengaruhi prestasi belajar.

3. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Motivasi belajar siswa sangat berhubungan dengan prestasi belajar

yang dicapainya, karena siswa yang mempunyai semangat dan mempunyai

motivasi tinggi dalam belajar akan menghasilkan suatu prestasi yang

tinggi dan akan mencapai hasilnya berdasarkan tujuan masing-masing.

Sebaliknya orang yang pandai dan mempunyai bakat tetapi tidak

mempunyai motivasi untuk belajar tidak akan menghasilkan prestasi yang

tinggi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang

mempunyai motivasi belajar yang rendah. Dengan demikian siswa yang

mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan menghasilkan prestasi

belajar yang tinggi pula.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang pengaruh antara dua

atau lebih variabel. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang

sudah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

(45)

1. Ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa

non-asrama.

2. Ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam

penelitian :

1. Penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat

membandingkan, dimana variabelnya masih sama tetapi populasi atau

sampelnya yang berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang

berbeda.

2. Studi kasus, yaitu penelitian mengenai status subyek penelitian yang

berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan

personalitas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau

(47)

penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sedes Sapientiae Bedono

Ambarawa.

2. Obyek penelitian adalah prestasi belajar siswa, ligkungan keluarga siswa,

dan motivasi belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Sedes Sapientiae

sebanyak 193 siswa, yang terdiri dari 104 siswa berasrama dan 89 siswa

non-asrama.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Penarikan sampel menggunakan Purposive Sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sedes Sapientiae

Bedono. Pertimbangan memilih siswa kelas XI SMA Sedes Sapientiae

Bedono yang dilakukan oleh peneliti, adalah siswa kelas XII sedang

(48)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini meliputi varibel terikat dan variabel

bebas. Variabel terikat (variabel terpengaruh) dalam penelitian ini adalah

Prestasi belajar siswa (Y), sedangkan variabel bebas (variabel pengaruh)

dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X1), dan motivasi

belajar siswa (X2).

2. Pengukuran Variabel

a. Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai selama

mengikuti pelajaran pada periode tertentu di suatu lembaga

pendidikan, dimana hasilnya dinyatakan dengan penilaian yang

dapat diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol lain. Prestasi

belajar siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono diukur berdasarkan

rata-rata nilai rapor kelas XI SMA Sedes Sapientie Bedono.

Pengukuran prestasi belajar dengan melihat rata-rata nilai raport

yang dicapai pada semester I. Prestasi siswa dikelompokkan dengan

menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II yang

dimodifikasi. PAP tipe II yang dimodifikasi digunakan untuk

menghindari adanya sel yang kosong yang menyebabkan hasil dari

interpretasi prestasi belajar siswa dapat menyesatkan. PAP tipe II

(49)

Skor (%) Nilai

>65% tinggi

56% - 65% Cukup

<56% rendah

b. Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yaitu lingkungan di mana anak dapat

menanggapi lingkungannya, sehingga anak dapat belajar dengan

kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai.

Pengukuran variabel berdasarkan pada kondisi lingkungan

keluarga/asrama.

Berikut kisi-kisi kuesioner untuk variabel lingkungan keluarga

siswa :

TABEL 3.1

Operasional Lingkungan keluarga Siswa

No. Indiktor No. Item

1. Cara mendidik 4, 8

2. Suasana keluarga 3, 7

3. Pengertian orang tua/pembimbing 5, 6

4. Tempat Belajar 1, 2

Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam :

Alternatif Jawaban

Jawaban A 4

Jawaban B 3

Jawaban C 2

(50)

c. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada diri siswa

baik yang berasal dari dalam maupun luar untuk belajar disertai

usaha-usaha dan cara-cara untuk meningkatkan pemahaman suatu

mata pelajaran baik disekolah maupun dirumah.

Pengukuran variabel motivasi belajar siswa menggunakan

skala sikap menurut likert dengan empat alternatif jawaban yaitu

Selalu, Sering, Kadang-kadang dan Tidak Pernah.

Berikut kisi-kisi kuesioner untuk variabel motivasi belajar

siswa :

Tabel 3.2

Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa

No. Indiktor Item

Positif

Item Negatif

1. Ketekunan dan keuletan 2,3,13

2. Keinginan untuk maju dan berkembang 1,6 15 3. Semangat untuk belajar 4,9,11,12 7 4. Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik 10

5. Keinginan untuk mencapai tujuan 8,14 6. Partisipasi aktif siswa 5

Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4

skala pendapat sebagai berikut :

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

(51)

F. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam memperoleh data atau informasi yang

diperlukan adalah :

1. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data

yang diperlukan secara lisan. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain

yang dapat dipakai sebagai pelengkap.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan

dengan masalah yang diteliti, khususnya mengenai prestasi belajar

siswa.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya dengan maksud untuk memperoleh data tentang lingkungan

keluarga dan motivasi belajar siswa. Data mengenai lingkungan

keluarga dan motivasi belajar siswa diperoleh melalui jawaban

kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan

berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih

jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut

(52)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah setiap item dalam kuesioner yang dibuat

sudah sahih dan dapat diandalkan, maka dilakukan uji statistik untuk

mengukur kesahihan butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis

validitas dan reabilitas, seperti dibawah ini:

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen

dikatakan valid atau sahih jika mampu mengukur apa yang hendak

diukurnya. Dalam penelelitian ini pengujian validitas menggunakan

rumus r Product Moment. Rumus korelasi product moment sebagai

berikut:

(

)

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y ΣX = jumlah skor X

ΣY = jumlah skor Y

ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji

ΣX2 = jumlah kuadrat nilai X

ΣY2 = jumlah kuadrat nilai Y

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau

tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

(53)

b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

penelitian dikatakan tidak valid.

Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah

kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian layak atau tidak

dipakai. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa nilai koefisien r

tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). sehingga semua butir

pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen

No. Lingkungan Keluarga

Motivasi

Belajar r-tabel Ket

1 0,4026 0,4908 0,361 Valid

2 0,5664 0,4378 0,361 Valid

3 0,3807 0,5126 0,361 Valid

4 0,4875 0,4995 0,361 Valid

5 0,5204 0,4829 0,361 Valid

6 0,4221 0,6439 0,361 Valid

7 0,6062 0,4355 0,361 Valid

8 0,3778 0,6481 0,361 Valid

9 0,4288 0,361 Valid

10 0,4665 0,361 Valid

11 0,5172 0,361 Valid

12 0,3916 0,361 Valid

13 0,4299 0,361 Valid

14 0,5294 0,361 Valid

15 0,4151 0,361 Valid

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem

konsistensi internal belah dua dengan rumus Alpha Cronbach.

Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. Dengan

(54)

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Σ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 1 2 1 1 σ σb k K Dimana :

K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal r11 = koefisien reliabilitas

∑σb2 = jumlah varian butir σ12 = varian total

Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik

Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan

5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).

Sebaliknya alpha < dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka

instrumen penelitian tersebut reliabel.

Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien r

tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). Karena koefisien alpha lebih

besar dari r tabel, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.

Tabel 3.4

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No. Variabel Koefisien Alpha

r-tabel

(df=30,α=5%) Ket

1 Lingkungan Keluarga 0,7623 0,361 Reliabel 2 Motivasi Belajar 0,8528 0,361 Reliabel

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan variabel prestasi belajar siswa berasrama

dan non-asrama, lingkungan keluarga siswa dan motivasi belajar siswa

(55)

2. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian

ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus Kolmogrof-Smirnov (Sugiyono 2003:150)

yang dinyatakan dengan rumus :

D = maksimum [ Fo(xi) – Fn (xi)]

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

Fo(xi) = Distribusi kumulatif yang ditentukan

Fn(xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka distribusi populasi normal.

- Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.

3. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian

ini homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan uji F

dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut (Sudjana

1995:250) :

F =

terkecil Varians

terbesar Varians

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Ha = Jika Fhitung ≥ Ftabel : ½ α(v1, v2) berarti data tersebut homogen.

(56)

4. Uji Hipotesis

a. Untuk menguji hipotesis pertama tentang perbedaan prestasi belajar

antara siswa berasma dan siswa non-asrama, digunakan uji t-test dua

sampel independen dengan pooled varians. Berikut ini adalah rumus

t-test dengan pooled varians (Sugiyono 2008:264) :

t =

(

)

(

)

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − + − + − − 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n X X Keterangan:

t = Pooled varians

X1 = Rata-rata skor variabel 1

X2 = Rata-rata skor variabel 2

n1 = Jumlah sampel variabel 1

n2 = Jumlah sampel variabel 2

s1 = Simpangan baku variabel 1

s2 = Simpangan baku variabel 2

Besarnya derajat kebebasan diketahui dengan rumus :

df = (n1 + n2 – 2)

Keterangan :

df = Jumlah derajat kebebasan n = Jumlah sampel

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Ho = Jika t hitung ≤ t tabel, berarti tidak ada perbedaan.

Ha = Jika t hitung> t tabel, berarti ada perbedaan.

b. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga tentang hubungan antara

lingkungan keluarga dan motivasi belajar siswa dengan prestasi

belajar siswa, digunakan analisis statistik koefisien korelasi Product

(57)

(

)(

)

(

)

{

}

{

∑ ∑

( )

}

− = 2 2 2

2 Xi n Yi Y

Xi n Yi Xi XiY n rxy Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel x terhadap y

X = Jumlah nilai X

Y = Jumlah nilai Y

n = Jumlah subyek yang di teliti (Sudjana, 1996:369).

Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut

(Sugiyono, 2008:250) :

r = 0,0 – 0,199 : berarti korelasi sangat rendah

r = 0,2 – 0,399 : berarti korelasi rendah

r = 0,4 – 0,599 : berarti korelasi sedang

r = 0,6 – 0,799 : berarti korelasi kuat

r = 0,8 – 1,0 : berarti korelasi sangat kuat

Nilai koefisien korelasi berada pada kisaran angka minus satu (-1)

sampai plus satu (+1). Koefisien korelasi minus menunjukkan

hubungan yang terbalik, dimana pengaruh yang terjadi adalah

pengaruh negatif. Sedangkan koefisien korelasi positif menunjukkan

hubungan yang searah dari dua variabel (Purbayu 2005:119-120).

Korelasi + : kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan

variabel yang lain dan sebaliknya penurunan suatu

variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel

(58)

Korelasi - : kenaikan suatu variabel akan menyebabkan

penurunan suatu variabel, sedangkan penurunan

suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel

yang lain.

Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy

dilakukan uji t dengan rumus :

2

1 2

r n r t

− − =

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

Ho = Jika thitung < ttabel, berarti tidak terdapat hubungan yang

signifikan.

(59)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Data Sekolah

Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae

Alamat : Tromol Pos 203 Bedono, Jambu, Kabupaten

Semarang, Provinsi Jawa Tengah 50663

Telp. : (0298) 591003

Fax : (0298) 592373

Website : www.sedesbedono.sch.id

Tahun Berdiri : 1985

NSS : 304032208021

Jenjang Akreditasi : A

Waktu Sekolah : pagi

2. Yayasan Penyelenggara

Nama Yayasan : Yayasan Marsudirini

Alamat : Jl. Ronggowarsito No. 8 Desa Bandar Harjo,

Semarang, Jawa Tengah

Telp. : (024) 355817

Akte Pendirian : No. 9 RM Suprapto tanggal 5 Juli 1954

(60)

3. Sejarah Sekolah

SMA Sedes Sapientiae Bedono yang didirikan pada tahun pelajaran

1989 / 1990 merupakan pengambilalihan SMA Sanjaya (di bawah

Yayasan Sanjaya) kepada Yayasan Marsudirini Pusat. Dua tahun pertama

gedung yang dipakai untuk sarana belajar “meminjam” SMP Theresiana

Bedono sambil membangun gedung sendiri. Pada dua tahun pertama

sejak SMA Sedes Sapientiae resmi beroperasi sambutan masyarakat di

sekitar sekolah cukup bagus; tetapi tiga tahun berikutnya mengalami

jumlah penurunan jumlah siswa yang ingin sekolah di Sma ini.

Dalam usaha peningkatan mutu sekolah dan pengembangan generasi

muda, maka pada tahun 1994 mulai dibuka asrama baik untuk putra

maupun putri. Mulai dari sinilah sampai hari ini SMA Sedes Sapientiae

menorehkan hasil pendidikan yang boleh dikatakan membanggakan.

Untuk menunjang kegiatan akademik maupun non-akademik, SMA

Sedes Sapientiae terus mengadakan pengembangan baik sarana fisik

seperti: Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer / Internet, olah raga,

musik, keterampilan, juga Laboratorium Bahasa, serta asrama.

Pengembangan non-fisik menyiapkan para generasi muda dengan

berbagai kegiatan; ekstrakurikuler, latihan kepemimpinan gladi rohani,

rekoleksi dan retret, serta kegiatan pastoral : pendampingan iman anak

dan live-in. sampai saat ini para lulusan sudah banyak tersebar menjadi

“orang yang berguna” untuk masyarakat, bangsa, dan gereja serta masih

(61)

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

1. Visi

Menjadikan peserta didik yang cerdas dan berkepribadian utuh

berdasarkan nilai-nilai kristiani

2. Misi

a. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.

b. Mengembangkan sikap kritis, eksploratif, inovatif, selektif, dan

kompetitif.

c. Menanamkan semangat nasionalisme yang berwawasan global.

d. Menanamkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tujuan

a. Meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribdian, dan keterampilan

untuk hidup mandiri.

b. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

lebih tinggi.

c. Mengembangkan peserta didik yang berkarakter melalui doa,

(62)

C. Struktur Organisasi

SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki struktur organisasi seperti

tersaji pada bagan berikut :

Bagan 4.1 Struktur Organisasi

Keterangan : _______________ : Garis Komando : ... : Garis Koordinasi

SISWA Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Pembimbing ASPA Ketua Marsudirini Perwakilan Bedono Seksi Kurikulum Pembimbing ASPI Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Ketua Marsudirini Pusat

Wakil Kepala Sekolah

Kepala Sekolah Kepala ASPI Kepala ASPA Ekonom Perwakilan Wali Kelas TU BP/BK Guru

Siswa ASPA Siswa ASPI

(63)

D. Sumber Daya Manusia

SMA Sedes Sapientiae Bedono terdiri dari 15 guru tetap yayasan, 1

guru tidak tetap, dan 10 karyawan. Adapun kesemuanya itu adalah :

No. Nama Mata Pelajaran/Jabatan

1. Dra. Sr. M. Stephanie, OSF Kepala Sekolah

2. Drs. G. Suwartono - Wakil Kepala Sekolah

- Matematika 3. H. Rackmad KA, S.Pd. Fisika

4. Dra. Purwaningsih M Bimbingan Konseling 5. Drs. Listiantoro, FX Ekonomi

6. Ig. Yuliastuti, S.Pd. - Biologi

- Seni Tari 7. Hari Suranto, S.Pd. Bahasa Inggris 8. CH. Sugiarto, BA - Geografi

- Sosiologi 9. FX. Purwanto, SH Kewarganegaraan 10. Maria Ida Hariastuti, S.Pd. - Bahasa Indonesia

- Mulok (Bahasa Jawa) 11. Drs. Tunggul Panggabean - Pendidikan Jasmani

- Seni Musik

12. I. Wawang Setyawan, SS - Pendidikan Agama

- Sosiologi

- Mulok (Bahasa Jawa) 13. Ika Wulandari, S.Pd. - Kimia

- Seni Lukis 14. Andreas Tri Prasetyono, S.Pd. - Sejarah

- Sosiologi 15. Widyo Nugroho, S.Pd. Matematika 16. Retno Fitriani, S.Pd. Bahasa Inggris 17. Lusia Markilah Bendahara 18. Cecilia Kinanti Pantyaningsih Staf Tata Usaha 19. Larno Baron Pustakawan

20. Harisyanto Pembantu Pelaksana

21. Didik Pembantu Pelaksana

(64)

E. Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono

SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki 192 siswa yang terdiri dari 3

kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas X.1, X.2, X.3, XI.I A, XI.I S.1,

XI.I S.2, XII.I A, XII.I S.1, dan XII.I S.2 dengan rincian jumlah siswa

sebagai berikut :

Laki-laki Perempuan Kelas

Asrama

Non-asrama Asrama

Non-asrama

Jumlah

X.I 9 2 7 7 25

X.2 5 3 8 6 22

X.3 5 3 6 7 21

XI.I A 4 5 3 2 14

XI.I S.1 5 4 9 8 26

XI.I S.2 3 5 8 10 26

XII.I A 5 1 5 1 12

XII.I S.1 6 3 8 6 23

XII.I S.2 3 5 5 10 23

JUMLAH 45 31 59 57 192

F. Kondisi Fisik dan Lingkungan

Kondisi fisik dan lingkungan SMA Sedes Sapientie Bedono, yaitu:

Luas tanah : 9.396 m2

Luas Bangunan : 4.000 m2

Halaman / Taman : 1.000 m2

Lapangan Olahraga : 1.500 m2

Lain-lain : 1.396 m2

Status Tanah : Milik Sendiri

Jumlah Ruang Kelas : 9

Jumlah Laboratorium IPS : -

Jumlah Laboratorium IPA : 1

Jumlah Laboratorium Komputer : 1

Jumlah Laboratorium Bahasa : 1

(65)

Ruang Serba Gun : 1

Ruang UKS : 2

Ruang BP / BK : 1

Ruang Guru : 1

Ruang Kepala Sekolah : 1

Ruang Tata Usaha : 1

Ruang Osis : 1

Ruang Ibadah : 2

Kamar Mandi / WC Guru : 4

Kamar mandi / WC Murid : 20

Gudang : 2

Asrama : 2

G. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah

Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat

besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu SMA Sedes

Sapientiae Bedono telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif

sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital

untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:

1. Perpustakaan

Tujuan didirikannya perpustakaan adalah untuk menyediakan sumber

informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan

belajar-mengajar.

2. Laboratorium

SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki 3 unit laboratorium, yaitu

(66)

memadai memungkinkan siswa untuk dapat menerapkan teori yang telah

didapat dengan praktek yang sesungguhnya.

3. Ruang Bimbingan dan Konseling

Salah satu tujuan diadakannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah

untuk menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani sehingga

perkembangannya dapat sejalan, yang pada akhirnya proses belajar

mengajar dapat berjalan dengan efektif.

4. Ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan

pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah.

H. Kurikulum

Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah

bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum

SMA dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan

mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.

SMA Sedes Sapientiae Bedono menggunakan kurikulum terbaru, yaitu

kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum

KTSP diterapkan sebagai pengganti kurikulum KBK 2004. Kurikulum 2006

lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta

peran aktif siswa dalam memahami suatu materi.

Kegiatan intrakurikuler yang ada di SMA Sedes Sapientiae Bedono,

Gambar

TABEL 3.1 Operasional Lingkungan keluarga Siswa
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). sehingga semua butir
tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). Karena koefisien alpha lebih
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mcmbob pederinbh dtlam prcgEm swMbada drging disEnld Pemko Samnlub nenjrlin kdjema dengan kabupaten koh.. lai.nya uniuk Deng€mbegan p€nsnan

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

[r]

Ketiga, bank syariah akan membayar tunai ke penjual, barang akan diserahkan ke nasabah dan nasabah tinggal membayar cicilannya// Di bank konvensional, bank menyerahkan

Selain itu dari pengamatan ini mahasiswa praktikan memperoleh gambaran mengenai seorang guru dalam proses belajar mengajar, yang meliputi cara memgelola kelas, membuka

Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana prosedur pengajuan perkara councorsus (perbarengan) di Pengadilan Agama Jember ;

Terjadinya efusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan membengkak pada membran timpani atau bulging, mobilitas yang terhad pada membran timpani, terdapat

[r]