PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN
NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Anastasia Prabarini Siswaningtyas
NIM : 051334036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN
NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Anastasia Prabarini Siswaningtyas
NIM : 051334036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
P E R S E M B A H A N
Karya ini kupersembahkan untuk :
Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria
Bapakku C. Sri Wasis Santoso dan Ibuku Dewi S.
Adikku Bonifasius dan Kresna
Mas Toton tersayang
v
MOTTO
I am the light of the world. Whoever follows Me
will never walk in darkness, but will have the light
of life (John 8:12)
A Friends is
one loves you as you are,
understands where you’ve been, accepts who
you’ve become and still invites you to grow
Prayer is the vital breath of the Christian; not the thing
that makes him alive, but the evidence that he is alive
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
:
Anastasia Prabarini Siswaningtyas
Nomor Mahasiswa
:
051334036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN
NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2009
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus di Surga atas
segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
yang berjudul Prestasi Belajar Siswa Berasrama dan Non-Asrama, Lingkungan
Keluarga dan Motivasi Belajar Siswa.
Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi
ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang
telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun
revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai
selesai.
5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. dan Bapak A. Heri Nugroho,
S.Pd., M.Pd. Selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan kritik yang
viii
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para
staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan
pelayanan selama penulis belajar di USD.
7. Dra. Sr. M. Stephanie, OSF selaku Kepala Sekolah SMA Sedes Sapientiae
Bedono dan Drs. G. Suwartono selaku Wakil Kepala Sekolah SMA Sedes
Sapientiae Bedono yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.
8. Bapak C. Sri Wasis dan Ibu Dewi S. yang tercinta, yang tidak pernah lelah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta
semangat kepada penulis sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi
ini dengan baik. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.
9. Adikku Boni dan Kresna, terima kasih atas doa, dukungan, dan pengertian
yang telah diberikan kepada penulis.
10.Untuk keluarga Wonogiri, terimakasih atas saran dan semangat serta doanya.
11.Eyang Putri, tante, dan Om yang ada di Slipi, terima kasih atas doa dan
dukungannya kepada penulis.
12.Bude dan Pakde yang ada di Parung, terima kasih atas doa dan dukungannya
kepada penulis.
13.Mas Toton tersayang, terima kasih karena selalu mendukung dan memberikan
semangat buat Ade. Terima kasih juga atas cinta dan pengorbanan yang sudah
ix
14.Special thanks buat Deta, terima kasih atas kebersamaan serta canda tawa
yang telah kita lewati bersama khususnya selama hampir setengah tahun ini
saat kita menyelesaikan skripsi bersama.
15. Sahabatku Luci, Vita, dan Selly, terima kasih atas kebersamaan kalian selama
ini dari semester I hingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Aku duluan ya
teman-teman... Ayo semangat ngerjain skripsinya.
16.Teman-temanku Heni, Lutfi, Cenul, Lia, Vani, Marcel, Sashi, Dika, Patrick,
Hanna, Cici, Aan, Yosef, dan Thomas, terima kasih atas kebersamaan dan
keceriaan yang telah kita lewati bersama. Tetap semangat ya teman-teman...
17.Almamaterku SMA Sedes Sapientiae khususnya Susan Prasanti dan Merici.
Terima kasih atas tumpangannya selama penulis mengurus ijin dan
melaksanakan penelitian.
18.Teman-teman satu angkatan PAK’05 khususnya kelas A.
19.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Yogyakarta, 14 September 2009 Penulis
x
ABSTRAK
PRESTASI BELAJAR SISWA BERASRAMA DAN NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Studi Kasus Pada Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa
Anastasia Prabarini Siswaningtyas Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa non-asrama; (2) hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA Sedes Sapientiae Bedono, Ambarawa pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2009. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa dengan sampel sebanyak 66 orang. Teknik analisa data menggunakan t-test dua sampel independen dan analisis korelasi product moment.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa non-asrama (perhitungan t-test dua sampel independen menunjukkan nilai t sebesar -1,235 dengan taraf signifikansi 5%); (2) tidak ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa (perhitungan korelasi menunjukkan nilai rhitung sebesar
-0,182 dengan nilai probabilitas 0,144 lebih besar dari taraf signifikansi 5% yaitu signifikan value > 0,05); (3) tidak ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar (perhitungan korelasi menunjukkan nilai rhitung sebesar
xi
ABSTRACT
LEARNING ACHIEVEMENT OF THE STUDENTS WHO LIVE AND DO NOT LIVE IN DORMITORY, FAMILY ENVIRONMENT AND
LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS
A Case Study of the students of Sedes Sapientiae Senior High School in Bedono,
Ambarawa
Anastasia Prabarini Siswaningtyas Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The aims of this research are to know about: (1) the difference of learning achievement between students who live and do not live in dormitory; (2) the relationship between the family’s environment and the learning achievement of the students; (3) the relationship between the learning motivation of the students and the learning achievement of the students.
This research was done in Sedes Sapientiae senior high school in Bedono, Ambarawa from April to May 2009. The techniques in collecting data are interview, documentation, and questionnaire. The population of this research are 66 students. The techniques of analysing the data were t-test two independent sampel and correlation analysis ”product moment”.
The result of this research shows that: (1) there is not any different learning achievement between the students who live and do not live in dormitory (t-test calculation of two independent sampel shows t value of equal to -1,235 with 5% of level significance); (2) there is not any relationship between the family’s environment and the learning achievement of the students (correlation calculation shows value rconut of equal to -0,182 with the probability value is 0,144
bigger than 5% level significance that is the value significant > 0,05); (3) there is not any relationship between the learning motivation of the students and the learning achievement of the students (calculation of correlation shows value rconut
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR BAGAN ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 7
xiii
BAB II. TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritik ... 9
1. Prestasi Belajar... 9
2. Lingkungan Keluarga ... 13
3. Motivasi Belajar ... 20
B. Kerangka Berpikir ... 22
1. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Berasrama dab Siswa Non-Asrama ... 22
2. Hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa ... 23
3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 24
C. Hipotesis Penelitian ... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26
D. Populasi dan Sampel ... 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ... 31
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 32
xiv
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah ... 39
1. Data Sekolah ... 39
2. Yayasan Penyelenggara ... 39
3. Sejarah Sekolah ... 40
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 41
C. Struktur Organisasi ... 42
D. Sumber Daya Manusia ... 43
E. Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono ... 44
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 44
G. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah ... 45
H. Kurikulum ... 46
I. Hubungan antara Sekolah dengan Masyarakat ... 47
BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden ... 49
B. Deskripsi Data ... 49
1. Lingkungan Keluarga Siswa ... 49
2. Motivasi Belajar Siswa ... 51
3. Prestasi Belajar Siswa ... 52
C. Pengujian Normalitas ... 53
D. Pengujian Homogenitas ... 53
xv
1. Hipotesis Pertama ... 54
2. Hipotesis Kedua ... 55
3. Hipotesis Ketiga ... 56
F. Pembahasan ... 57
1. Perbedaan Prestasi Belajar Ssiwa antara Siswa Berasrama dan Siswa Non-asrama ... 57
2. Hubungan antara Lingkungan Keluarga dengan Prestasi Belajar Siswa ... 58
3. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa ... 60
BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Keterbatasan Penelitian... 62
C. Saran-saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Operasional Lingkungan keluarga Siswa ... 29
Tabel 3.2 Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 30
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 33
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 34
Tabel 5.1 Jumlah Siswa Kelas XI SMA Sedes Sapientiae Bedono ... 49
Tabel 5.2 Kecenderungan Variabel Lingkungan Keluarga Siswa ... 50
Tabel 5.3 Kecenderungan Variabel Motivasi Belajar Siswa... 51
Tabel 5.4 Kecenderungan Variabel Prestasi Belajar Siswa ... 52
Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas ... 53
Tabel 5.6 Hasil Pengujian Homogenitas ... 54
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar Siswa ... 56
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I Kuesioner ... 67
Lampiran II Surat Ijin Penelitian ... 72
Lampiran III Pengujian Kuesioner ... 76
Lampiran IV Kategori Kecenderungan (PAP II) ... 80
Lampiran V Pengujian Normalitas dan Homogenitas ... 83
Lampiran VI Pengujian Hipotesis ... 86
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan merupakan salah satu permasalahan yang tak dapat
diremehkan di negara manapun, apalagi di negara-negara sedang
berkembang, termasuk Indonesia. Melalui pendidikan dapat diciptakan
tenaga-tenaga kerja yang mampu bekerja dan mau menyumbangkan
tenaganya dalam menunjang pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, pendidikan
dianggap untuk mengembangkan diri seseorang melalui suatu kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini juga diharapkan agar seorang anak
dapat mencapai kedewasaan. Untuk mencapai proses kedewasaan tersebut, ia
membutuhkan bantuan orang lain untuk mengembangkan dirinya. Bantuan
tersebut dapat berupa pendampingan anak didik untuk mempelajari hal-hal
yang positif, sehingga anak mengalami perkembangan. Pada umumnya
perkembangan peserta didik dalam belajar dinyatakan dalam pencapaian
prestasi belajar siswa.
Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka
digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan prestasi (Winkel,
1987:161).
Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan pencapaian prestasi
belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri maupun dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalam diri
siswa, misalnya kecerdasan siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa,
dan lain-lain. Sedangkan faktor yang berada dari luar diri siswa, antara lain
faktor sosial, budaya, lingkungan keluarga.
Dalam penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki prestasi belajar
pada SMA Sedes Sapientiae Bedono. Hal ini menarik untuk dilakukan
penelitian karena pada SMA Sedes Sapientiae Bedono merupakan sekolah
yang terdiri dari siswa berasrama dan siswa non-asrama.
Permasalahan-permasalahan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di SMA Sedes
Sapientiae Bedono antara lain lingkungan keluarga atau asrama dimana siswa
harus berinteraksi dengan temannya dan menjadi satu keluarga, serta
motivasi belajar siswa.
Keluarga adalah wadah yang sangat penting diantara individu dan
group, dan merupakan kelompok sosial pertama dimana anak menjadi
anggotanya, dimana fungsi keluarga adalah untuk membantu anak dalam
belajar. Lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa dapat belajar
dengan kondusif di rumah/asrama, sehingga prestasi belajar yang dicapai
akan lebih baik. Banyak faktor yang berasal dari keluarga yang sangat
tua, suasana dalam keluarga, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan
pengertian orang tua atau perhatian orang tua terhadap perkembangan belajar
anaknya. Faktor-faktor ini secara langsung maupun tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kondisi siswa dan motivasi diri siswa dalam belajar.
Asrama merupakan tempat yang disediakan oleh sekolah bagi siswa
yang berasal dari luar Pulau Jawa maupun dari Pulau Jawa demi menunjang
kegiatan belajar mengajar terlaksana dengan baik. Namun, tidak menutup
kemungkinan bagi siswa yang bertempat tinggal di sekitar
Bedono-Ambarawa untuk tinggal di asrama. Asrama memiliki tujuan agar siswa
dapat hidup mandiri, serta disiplin. Asrama dapat digolongkan sebagai
keluarga tertutup. Keluarga tertutup adalah keluarga yang menutup diri
terhadap hubungan dengan dunia luar (Abu Ahmad, 1982:157). Pada asrama
yang memegang peran penting dalam mendidik anak adalah ibu/bapak
pembimbing yang telah ditunjuk oleh pimpinan asrama untuk mendampingi
anak dalam belajar. Siswa yang tinggal di asrama harus bisa menjalin
hubungan baik dengan warga asrama yang lain.
Di asrama terdapat jam-jam belajar yang sudah ditentukan yang harus
diikuti oleh siswa. Misalnya jam belajar siswa pada pagi hari ditentukan pada
pukul 05.00-06.00, jam belajar pada sore hari pada pukul 17.00-18.00, dan
jam belajar malam pada pukul 19.00-21.00. Hal yang sering terjadi
sehubungan dengan kegiatan belajar di asrama adalah lama kelamaan siswa
merasa bosan mengikuti jam belajar yang ada. Sehingga terkadang siswa
Misalnya jam yang seharusnya digunakan untuk belajar, digunakan siswa
untuk mandi, mencuci baju, ataupun makan. Hal tersebut terjadi dapat
dikarenakan oleh kurangnya sikap yang tegas dari pembimbing. Walaupun
siswa tidak mengikuti jam belajar yang ada, mereka berinisiatif untuk belajar
di waktu yang lain, seperti pada jam tidur siang digunakan siswa untuk
belajar.
Selama berada di asrama tentu saja siswa tidak hanya mendapat
pendampingan jasmani saja, tetapi rohani. Jadwal-jadwal kegiatan sudah
ditetapkan untuk satu semester. Misalkan saja untuk acara outbound pada
bulan April, kegiatan Rehat untuk setiap angkatan yang jadwalnya juga telah
ditentukan dimana mereka menjalaninya dengan senang hati. Selain itu, iman
mereka juga diperdalam dengan adanya kegiatan doa bersama di Gereja
maupun di asrama.
Motivasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Dengan kata lain motivasi merupakan suatu tenaga dalam diri manusia yang
menyebabkan seseorang berbuat yang mana perbuatan itu diarahkan kepada
tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa akan sangat
mempengaruhi prestasi belajarnya. Pada kenyataannya, yang terdapat pada
beberapa siswa yang tinggal di asrama adalah semakin lama siswa tinggal di
asrama, motivasi belajar siswa akan semakin menurun. Penurunan motivasi
mengikuti segala peraturan yang berlaku, dimana mereka tidak bebas untuk
melakukan kegiatan yang mereka inginkan tanpa memperoleh ijin dari pihak
asrama. Berkebalikan dengan siswa non-asrama yang tinggal bersama
dengan orang tua mereka, dimana mereka bebas melaksanakan kegiatan yang
mereka inginkan.
Tidak hanya melalui peraturan saja tinggi atau rendahnya motivasi
belajar siswa dapat diukur. Pola kebiasaan sehari-hari dapat juga digunakan
untuk mengukur tinggi atau rendahnya motivasi belajar siswa. Contohnya
pada saat akan berangkat sekolah, kebanyakan siswa yang sering terlambat
datang atau datang tepat pada saat bel sekolah berbunyi adalah siswa asrama
dibandingkan dengan siswa non-asrama. Hal ini dapat disebabkan oleh pola
pikir siswa berasrama yang beranggapan bahwa letak sekolah sangat dekat,
sehingga mereka sengaja berangkat sekolah sesaat menjelang bel sekolah
berbunyi.
Selama siswa berada di sekolah, siswa diharapkan untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler yang ada, seperti basket, voli, paduan suara, dan
lain-lain. Untuk penggunaan fasilitas perpustakaan, sebagian besar yang
mempergunakannya adalah siswa non-asrama. Sedangkan siswa yang
berasrama mempergunakan jam istirahat hanya untuk sekedar mengobrol di
sekitar kelas. Walaupun demikian, jika akan ada suatu acara yang lebih
berperan aktif adalah siswa asrama. Entah kegiatan tersebut di luar ataupun
di dalam sekolah. Hal ini dapat disebabkan karena keakraban yang terjalin
orang dibandingkan dengan mereka yang tidak berasrama. Dengan kata lain,
siswa yang berasrama lebih menonjol dibandingkan dengan yang tidak
asrama. Selama di asrama bakat mereka juga dikembangkan terutama dalam
bidang musik. Mereka dapat memanfaatkan waktu luang mereka untuk
berolahraga ataupun bermain musik.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang berjudul “PRESTASI BELAJAR SISWA
BERASRAMA DAN NON-ASRAMA, LINGKUNGAN KELUARGA
DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa berasrama dan
non-asrama, lingkungan keluarga dan motivasi belajar siswa. Karena
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa sangat banyak dan
bervariasi, maka penelitian ini memfokuskan perhatian pada lingkungan
keluarga siswa dan motivasi belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi
belajar siswa?
3. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dirumuskan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara
siswa berasrama dan siswa non-asrama.
2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara lingkungan keluarga
dengan prestasi belajar siswa.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berharga bagi:
1. Bagi Sekolah
Sekolah dapat memakai penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dan
dapat membantu dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
2. Bagi Universitas
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
belajar siswa berasrama dan non-asrama, lingkungan keluarga dan
motivasi belajar siswa.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman peneliti agar dapat diterapkan dalam bidang pendidikan
sehubungan dengan hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (1988:2), belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Winkel (1987:36), belajar merupakan aktifitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap.
Dalam Kamus besar bahasa Indonesia (1990:13) belajar dapat
diartikan sebagai berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
dan juga berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman.
Belajar merupakan suatu perubahan tingkah dalam tingkah laku,
dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih
baik, tetapi juga kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk. Belajar juga merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai
hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
seorang bayi (Purwanto,1984:81).
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi belajar seseorang meliputi
(Purwanto, 1984:101):
1. Faktor individual
Faktor individual adalah faktor yang ada pada diri organisme
itu sendiri. Yang termasuk dalam faktor ini antara lain: faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor
pribadi.
2. Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor yang ada di luar individu. Yang
termasuk ke dalam faktor ini antara lain: faktor keluarga/keadaan
rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang tersedia, dan motivasi sosial.
c. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam
dapat digunakan secara nyata dan dapat diukur dengan prestasi
(Winkel, 1987:161).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:700) prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan/keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai
tes/angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu
keterampilan yang telah dikembangkan dan dicapai oleh siswa pada
suatu mata pelajaran. Lazimnya prestasi belajar ditunjukkan dari nilai
tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dalam
wujud angka-angka tersebut diperoleh dari hasil pengukuran
berdasarkan ulangan, ujian, dan tugas-tugas. Menurut pengalaman,
tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti
pelajaran di sekolah dinyatakan dalam nilai rapor (Sumadi Suryabrata
1984:3). Jadi, prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar
yang berupa nilai tes/angka dan tercantum dalam rapor yang
merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi
(Ahmadi,1991:130-131):
1. Faktor internal
Faktor ini meliputi:
a. Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh misalnya: pengelihatan, pendengaran, dan struktur
tubuh.
b. Faktor fisiologis baik yang bersifat bawaan maupun yang
diperoleh. Hal ini meliputi:
1) Faktor intelektik yang meliputi faktor potensial seperti
kecerdasan dan bakat.
2) Faktor non intelektik, yaitu unsur-unsur kepribadian
tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, emosi, dan
motivasi.
c. Faktor kematangan fisik dan psikis
d. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
2. Faktor Eksternal
2. Lingkungan Keluarga
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Sifat-sifat orang tua,
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan dalam keluarga, dan demografi
rumah (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik
atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai siswa. Contoh:
kebiasaan yang diterapkan orangtua siswa dalam mengelola keluarga yang
keliru, seperti kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan anak, dapat
menimbulkan dampak lebih buruk lagi. Dalam hal ini, bukan saja anak
tidak mau belajar melainkan ia cenderung berprilaku menyimpang
(Patterson & Loeber dalam Syah 1995:138).
Menurut Abu Ahmad (1982:156-157), keluarga dapat dibedakan
menjadi dua corak yaitu : keluarga terbuka dan keluarga tertutup.
a. Keluarga Terbuka
Keluarga terbuka adalah keluarga yang mendorong
anggota-anggotanya untuk bergaul dengan masyarakat luas.
b. Keluarga Tertutup
Keluarga tertutup adalah keluarga yang menutup diri terhadap
hubungan dengan dunia luar. Karena hubungan yang terjadi hanya
seputar pada keluarga itu sendiri, biasanya keluarga yang tertutup
lebih intim dan kompak.
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama-tama
keluarga itu sangat ditentukan oleh situasi kondisi keluarga dan
pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh orang tuanya. Adapun
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak dalam belajar
dalam lingkungan keluarga menurut Abu Ahmat (1982:86-87) sebagai
berikut :
a. Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap
perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang perekonomiannya
cukup, menyebabkan lingkungan materiil yang dihadapi oleh anak
didalam keluarganya akan lebih luas sehingga akan sangat mudah
dalam menunjang proses belajar karena anak tidak mengalami
kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami
gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga.
b. Faktor keutuhan keluarga
Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang
lengkap, harmonis maka hubungan interaksi dalam keluarga akan
mudah antara orang tua dan anak. Sehingga dalam belajar anak akan
tidak mengalami gangguan yang berarti dan orang tua akan
mendukung anaknya dalam belajar.
c. Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua
Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan
sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti
perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak
dalam segala tindakan.
Faktor-faktor dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa,
yaitu (Roestiyah, 1982:163) :
a. Cara Mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan
menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab, dan takut menghadapi
tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras,
anak itu akan menjadi penakut.
b. Suasana Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan
suasana kaku, tegang didalam keluarga. Menyebabkan anak kurang
semangat untuk belajar. Susana yang menyenangkan, akrab dan penuh
kasih sayang, memberikan motivasi yang mendalam pada anak.
c. Pengertian dari Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas–tugas di rumah.
Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi
pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya,
d. Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga
Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal.
Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala
menjadi penghambat anak belajar. Maka perlu diberi pengertian
kepada anak. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana
yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.
e. Latar Belakang Kebudayaan Pendidikan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan
kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
Faktor-faktor kesulitan belajar yang bersumber dari lingkungan
keluarga adalah (Hamalik 1983:117):
a. Masalah Kemampuan Ekonomi
Masalah biaya menjadi sumber kekuatan dalam belajar, kurangnya
biaya akan sangat mengganngu kelancaran studi. Dan umumnya biaya
ini diperoleh dari orang tua. Kiriman yang datangnya terlambat akan
mempunyai pengaruh kelesuan, bingung dan dengan demikian akan
mengurangi motivasi belajar siswa. Namun, pada contoh lain terdapat
siswa yang mendapat biaya berlainan serta fasilitas yang memuaskan,
tetapi justru mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan karena timbul
b. Masalah Broken Home
Siswa yang tinggal bersama orang tuanya akan mengalami hambatan
dalam studinya, apabila tidak adanya kekompakan dan kesepakatan
diantara kedua orang tuanya. Perselisihan, perceraian, pertengkaran
dan tidak adanya tanggung jawab bersama antara kedua orang tua akan
menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan terhadap diri siswa.
Orang tua seharusnya memberikan petunjuk-petunjuk yang baik
terhadap anak-anaknya.
c. Rindu Kampung
Siswa yang berasal dari luar daerah atau luar kota sering dihinggapi
oleh masalah ini. Keinginan bertemu dan bergaul dengan keluarga
akan timbul andaikan telah lama tak berjumpa dengan orang tuanya.
Dan bila terjadi situasi demikian, maka bisa menyebabkan kemunduran
dalam belajar sekalipun mungkin hal ini jarang terjadi, tetapi
kerinduan itu adalah menjadi salah satu sebab yang mempengaruhi
studi kita.
d. Bertamu dan Menerima Tamu
Pada umumnya kita senang beranjang sana ke tempat teman hanya
sekedar untuk mengobrol dan sebaliknya teman lain yang datang ke
rumah kita juga dengan maksud bertamu. Kegiatan ini tidak dilarang,
akan tetapi terlalu sering bertamu akan mengganggu belajar dan berarti
juga mengurangi waktu belajar kita, dan ini mempengaruhi studi kita
dengan maksud berdiskusi, karena hal ini mendorong kemajuan studi
kita.
e. Kurangnya Kontrol Orang Tua
Orang tua turut bertanggung jawab atas kemajuan studi anaknya.
Pengawasan yang kurang, bisa menimbulkan kecenderungan adanya
bebas mutlak pada sekelompok siswa, dan hal ini sangat tidak
menguntungkan bagi siswa itu sendiri.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar (13 November 2008).
a. Suara
Tiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap suara. Ada yang
menyukai belajar sambil mendengarkan musik keras, musik lembut,
ataupun nonton TV. Ada juga yang suka belajar di tempat yang ramai,
bersama teman. Tapi ada juga yang tidak dapat berkonsentrasi kalau
banyak orang di sekitarnya. Bahkan bagi orang tertentu, musik atau
suara apapun akan mengganggu konsentrasi belajar mereka. Mereka
memilih belajar tanpa musik atau di tempat yang mereka anggap
tenang tanpa suara. Namun, beberapa orang tertentu tidak merasa
terganggu baik ada suara ataupun tidak. Mereka tetap dapat
b. Pencahayaan
Pencahayaan merupakan faktor yang pengaruhnya kurang begitu
dirasakan dibandingkan pengaruh suara. Mungkin karena relatif mudah
mengatur pencahayaan sesuai dengan yang seorang pelajar butuhkan.
c. Temperatur
Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi belajar pada umumnya juga
tidak terlalu dipermasalahkan orang. Namun, Seorang pelajar perlu
mengetahui bahwa reaksi tiap orang terhadap temperatur berbeda. Ada
yang memilih belajar di tempat dingin, atau sejuk; sedangkan orang
yang lain memilih tempat yang hangat.
d. Desain Belajar
Desain belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu desain informal dan
desain formal. Desain informal adalah keadaan dimana seorang siswa
lebih mudah berkonsentrasi belajar jika belajar sambil duduk santai di
kursi, sofa, tempat tidur, tikar, karpet, ataupun duduk santai di lantai.
Sedangkan desain formal adalah keadaan dimana seorang siswa lebih
mudah berkonsentrasi jika belajar dengan kursi dan meja belajar.
Dari uraian tentang lingkungan belajar dalam keluarga di atas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak
menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya
pendidikan yang ditempuh. Agar anak dapat berhasil dalam
pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan
individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya,
berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu (Isbadi Rukminto dalam buku Dr. Hamzah
B. Uno 2006:23).
Motivasi berasal dari kata “motif” yang mempunyai arti daya
penggerak di dalam diri seseorang untuk melalukan suatu
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu. Motivasi
merupakan bentuk motif yang sudah menjadi aktif pada saat seseorang
mencapai tujuan yang dikehendakinya. Motivasi dan motif berkaitan
erat dengan penghayatan suatu kebutuhan, dorongan untuk memenuhi
kebutuhan, bertingkah laku tertentu untuk memenuhi kebutuhan, dan
pencapaian tujuan yang memenuhi kebutuhan itu. Motivasi belajar
adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan
belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai
suatu tujuan (Winkel, 1987 :93).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:593), motivasi
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Selain itu, motivasi juga diartikan sebagai usaha-usaha yang
dapat menyebabkan seseorang/sekelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya
atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat/dorongan belajar. Kuat lemahnya motivasi
belajar seseorang ikut menentukan besar kecilnya prestasi yang
dihasilkannya. Ini berarti apabila motivasi belajar siswa rendah, maka
prestasi belajar siswa pun akan rendah.
b. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Winkel, motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang sudah menjadi
aktif dengan sendirinya tanpa adanya dorongan dari luar. Hal ini
terjadi karena di dalam diri setiap siswa sendiri sudah menyadari
akan pentingnya suatu usaha yang keras untuk meraih suatu
prestasi yang tinggi. Aktivitas belajar dimulai dan diteruskan,
berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif
dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar. Siswa dalam
menjalani aktivitas belajarnya dimulai dan diteruskan berdasarkan
pada kebutuhan yang secara mutlak tidak berkaitan erat dengan
aktivitas belajar itu sendiri.
Yang tergolong dalam motivasi belajar ekstrinsik antara lain:
(a) Belajar demi memenuhi kewajiban; (b) Belajar demi
menghindari hukuman yang diancamkan; (c) Belajar demi
memperoleh hadiah material yang dijanjikan; (d) Belajar demi
meningkatkan gengsi sosial; (e) Belajar demi memperoleh pujian
dari orang yang penting; (f) Belajar demi tuntutan jabatan yang
ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan kenaikan
jenjang/golongan administrasi.
B. Kerangka Berpikir
1. Perbedaan prestasi belajar antara siswa berasrama dan siswa non-asrama.
Asrama dengan non-asrama merupakan dua hal yang berbeda.
Banyak hal yang berbeda dari dua perbedaan tempat tinggal tersebut.
Perbedaan tersebut seperti lingkungan belajar, aturan-aturan yang ada,
serta aktivitas sehari-hari yang dilakukan. Siswa yang tinggal di asrama,
harus hidup jauh dari orangtua dan harus mematuhi segala peraturan yang
bukan berarti selama di asrama mereka tidak didampingi dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Di asrama terdapat pembimbing asrama yang
bertugas untuk mendampingi siswa serta mengingatkan siswa untuk
mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan oleh pihak asrama termasuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
Sebaliknya, siswa yang tidak tinggal di asrama berarti mereka
tinggal bersama dengan orangtua mereka. Biasanya di rumah tidak ada
peraturan-peraturan khusus yang membuat siswa merasa terkekang. Siswa
diberi kebebasan untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan asal
bertanggung jawab. Namun, tetap saja mereka dituntut untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.
Lingkungan keluarga/asrama yang baik akan sangat membantu
belajar siswa sehingga akan mempengaruhi prestasi belajar. Dengan
adanya pengaruh lingkungan kelurga/asrama yang baik akan diikuti oleh
prestasi yang semakin baik pula. Siswa yang berasal dari lingkungan
keluarga/asrama yang baik akan mempunyai prestasi belajar yang lebih
baik dari pada siswa yang berasal dari lingkungan keluarga/asrama yang
buruk. Lingkungan keluarga/asrama yang baik akan membuat siswa dapat
belajar dengan kondusif di rumah/asrama sehingga prestasi belajar yang
dicapai akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari
lingkungan keluarga/asrama yang kurang baik. Dengan keadaan
kegiatan belajar yang dilakukan anak sebagai peserta didik akan membuat
anak merasa terdorong dan merasa senang untuk belajar secara optimal.
Dengan demikian dari lingkungan keluarga yang mendukung dalam
belajar anak akan mempengaruhi prestasi belajar.
3. Hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Motivasi belajar siswa sangat berhubungan dengan prestasi belajar
yang dicapainya, karena siswa yang mempunyai semangat dan mempunyai
motivasi tinggi dalam belajar akan menghasilkan suatu prestasi yang
tinggi dan akan mencapai hasilnya berdasarkan tujuan masing-masing.
Sebaliknya orang yang pandai dan mempunyai bakat tetapi tidak
mempunyai motivasi untuk belajar tidak akan menghasilkan prestasi yang
tinggi. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dari pada siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang rendah. Dengan demikian siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan menghasilkan prestasi
belajar yang tinggi pula.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah kesimpulan sementara tentang pengaruh antara dua
atau lebih variabel. Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang
sudah diuraikan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan
1. Ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa berasrama dan siswa
non-asrama.
2. Ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam
penelitian :
1. Penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat
membandingkan, dimana variabelnya masih sama tetapi populasi atau
sampelnya yang berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda.
2. Studi kasus, yaitu penelitian mengenai status subyek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan
personalitas.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di SMA Sedes Sapientiae Bedono Ambarawa.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai informasi atau
penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sedes Sapientiae Bedono
Ambarawa.
2. Obyek penelitian adalah prestasi belajar siswa, ligkungan keluarga siswa,
dan motivasi belajar siswa.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Sedes Sapientiae
sebanyak 193 siswa, yang terdiri dari 104 siswa berasrama dan 89 siswa
non-asrama.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Penarikan sampel menggunakan Purposive Sampling,
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel
dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Sedes Sapientiae
Bedono. Pertimbangan memilih siswa kelas XI SMA Sedes Sapientiae
Bedono yang dilakukan oleh peneliti, adalah siswa kelas XII sedang
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi varibel terikat dan variabel
bebas. Variabel terikat (variabel terpengaruh) dalam penelitian ini adalah
Prestasi belajar siswa (Y), sedangkan variabel bebas (variabel pengaruh)
dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X1), dan motivasi
belajar siswa (X2).
2. Pengukuran Variabel
a. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai selama
mengikuti pelajaran pada periode tertentu di suatu lembaga
pendidikan, dimana hasilnya dinyatakan dengan penilaian yang
dapat diwujudkan dalam bentuk angka atau simbol lain. Prestasi
belajar siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono diukur berdasarkan
rata-rata nilai rapor kelas XI SMA Sedes Sapientie Bedono.
Pengukuran prestasi belajar dengan melihat rata-rata nilai raport
yang dicapai pada semester I. Prestasi siswa dikelompokkan dengan
menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe II yang
dimodifikasi. PAP tipe II yang dimodifikasi digunakan untuk
menghindari adanya sel yang kosong yang menyebabkan hasil dari
interpretasi prestasi belajar siswa dapat menyesatkan. PAP tipe II
Skor (%) Nilai
>65% tinggi
56% - 65% Cukup
<56% rendah
b. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yaitu lingkungan di mana anak dapat
menanggapi lingkungannya, sehingga anak dapat belajar dengan
kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai.
Pengukuran variabel berdasarkan pada kondisi lingkungan
keluarga/asrama.
Berikut kisi-kisi kuesioner untuk variabel lingkungan keluarga
siswa :
TABEL 3.1
Operasional Lingkungan keluarga Siswa
No. Indiktor No. Item
1. Cara mendidik 4, 8
2. Suasana keluarga 3, 7
3. Pengertian orang tua/pembimbing 5, 6
4. Tempat Belajar 1, 2
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam :
Alternatif Jawaban
Jawaban A 4
Jawaban B 3
Jawaban C 2
c. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar adalah dorongan yang ada pada diri siswa
baik yang berasal dari dalam maupun luar untuk belajar disertai
usaha-usaha dan cara-cara untuk meningkatkan pemahaman suatu
mata pelajaran baik disekolah maupun dirumah.
Pengukuran variabel motivasi belajar siswa menggunakan
skala sikap menurut likert dengan empat alternatif jawaban yaitu
Selalu, Sering, Kadang-kadang dan Tidak Pernah.
Berikut kisi-kisi kuesioner untuk variabel motivasi belajar
siswa :
Tabel 3.2
Operasional Variabel Motivasi Belajar Siswa
No. Indiktor Item
Positif
Item Negatif
1. Ketekunan dan keuletan 2,3,13
2. Keinginan untuk maju dan berkembang 1,6 15 3. Semangat untuk belajar 4,9,11,12 7 4. Kecenderungan mengerjakan tugas dengan baik 10
5. Keinginan untuk mencapai tujuan 8,14 6. Partisipasi aktif siswa 5
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4
skala pendapat sebagai berikut :
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik yang digunakan dalam memperoleh data atau informasi yang
diperlukan adalah :
1. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data
yang diperlukan secara lisan. Teknik ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain
yang dapat dipakai sebagai pelengkap.
2. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara menyalin data yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti, khususnya mengenai prestasi belajar
siswa.
3. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya dengan maksud untuk memperoleh data tentang lingkungan
keluarga dan motivasi belajar siswa. Data mengenai lingkungan
keluarga dan motivasi belajar siswa diperoleh melalui jawaban
kuesioner yang berupa daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan
berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih
jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuesioner tersebut
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah setiap item dalam kuesioner yang dibuat
sudah sahih dan dapat diandalkan, maka dilakukan uji statistik untuk
mengukur kesahihan butir dan keandalan butir dengan menggunakan analisis
validitas dan reabilitas, seperti dibawah ini:
1. Uji Validitas
Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen
dikatakan valid atau sahih jika mampu mengukur apa yang hendak
diukurnya. Dalam penelelitian ini pengujian validitas menggunakan
rumus r Product Moment. Rumus korelasi product moment sebagai
berikut:
(
)
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
∑ ∑
− − − = Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:rxy = koefisien korelasi antara X dan Y ΣX = jumlah skor X
ΣY = jumlah skor Y
ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji
ΣX2 = jumlah kuadrat nilai X
ΣY2 = jumlah kuadrat nilai Y
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau
tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen
penelitian dikatakan tidak valid.
Pengujian validitas digunakan untuk mengetahui apakah
kuesioner yang dipakai sebagai bahan penelitian layak atau tidak
dipakai. Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa nilai koefisien r
tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). sehingga semua butir
pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Instrumen
No. Lingkungan Keluarga
Motivasi
Belajar r-tabel Ket
1 0,4026 0,4908 0,361 Valid
2 0,5664 0,4378 0,361 Valid
3 0,3807 0,5126 0,361 Valid
4 0,4875 0,4995 0,361 Valid
5 0,5204 0,4829 0,361 Valid
6 0,4221 0,6439 0,361 Valid
7 0,6062 0,4355 0,361 Valid
8 0,3778 0,6481 0,361 Valid
9 0,4288 0,361 Valid
10 0,4665 0,361 Valid
11 0,5172 0,361 Valid
12 0,3916 0,361 Valid
13 0,4299 0,361 Valid
14 0,5294 0,361 Valid
15 0,4151 0,361 Valid
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem
konsistensi internal belah dua dengan rumus Alpha Cronbach.
Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. Dengan
r11 =
(
)
⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ −Σ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 1 2 1 1 σ σb k K Dimana :K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal r11 = koefisien reliabilitas
∑σb2 = jumlah varian butir σ12 = varian total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan
5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya).
Sebaliknya alpha < dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka
instrumen penelitian tersebut reliabel.
Hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa nilai koefisien r
tabel adalah sebesar 0,361 (N=30, α=5%). Karena koefisien alpha lebih
besar dari r tabel, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel.
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No. Variabel Koefisien Alpha
r-tabel
(df=30,α=5%) Ket
1 Lingkungan Keluarga 0,7623 0,361 Reliabel 2 Motivasi Belajar 0,8528 0,361 Reliabel
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan variabel prestasi belajar siswa berasrama
dan non-asrama, lingkungan keluarga siswa dan motivasi belajar siswa
2. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian
ini berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan
dengan menggunakan rumus Kolmogrof-Smirnov (Sugiyono 2003:150)
yang dinyatakan dengan rumus :
D = maksimum [ Fo(xi) – Fn (xi)]
Keterangan :
D = Deviasi maksimum
Fo(xi) = Distribusi kumulatif yang ditentukan
Fn(xi) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka distribusi populasi normal.
- Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.
3. Uji Homogenitas
Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian
ini homogen atau tidak. Pengujian homogenitas menggunakan uji F
dengan taraf signifikansi 5% dengan rumus sebagai berikut (Sudjana
1995:250) :
F =
terkecil Varians
terbesar Varians
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Ha = Jika Fhitung ≥ Ftabel : ½ α(v1, v2) berarti data tersebut homogen.
4. Uji Hipotesis
a. Untuk menguji hipotesis pertama tentang perbedaan prestasi belajar
antara siswa berasma dan siswa non-asrama, digunakan uji t-test dua
sampel independen dengan pooled varians. Berikut ini adalah rumus
t-test dengan pooled varians (Sugiyono 2008:264) :
t =
(
)
(
)
⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − + − + − − 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n X X Keterangan:t = Pooled varians
X1 = Rata-rata skor variabel 1
X2 = Rata-rata skor variabel 2
n1 = Jumlah sampel variabel 1
n2 = Jumlah sampel variabel 2
s1 = Simpangan baku variabel 1
s2 = Simpangan baku variabel 2
Besarnya derajat kebebasan diketahui dengan rumus :
df = (n1 + n2 – 2)
Keterangan :
df = Jumlah derajat kebebasan n = Jumlah sampel
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Ho = Jika t hitung ≤ t tabel, berarti tidak ada perbedaan.
Ha = Jika t hitung> t tabel, berarti ada perbedaan.
b. Untuk menguji hipotesis kedua dan ketiga tentang hubungan antara
lingkungan keluarga dan motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa, digunakan analisis statistik koefisien korelasi Product
(
)(
)
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑ ∑
∑
( )
}
− = 2 2 22 Xi n Yi Y
Xi n Yi Xi XiY n rxy Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi variabel x terhadap y
∑
X = Jumlah nilai X∑
Y = Jumlah nilai Yn = Jumlah subyek yang di teliti (Sudjana, 1996:369).
Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut
(Sugiyono, 2008:250) :
r = 0,0 – 0,199 : berarti korelasi sangat rendah
r = 0,2 – 0,399 : berarti korelasi rendah
r = 0,4 – 0,599 : berarti korelasi sedang
r = 0,6 – 0,799 : berarti korelasi kuat
r = 0,8 – 1,0 : berarti korelasi sangat kuat
Nilai koefisien korelasi berada pada kisaran angka minus satu (-1)
sampai plus satu (+1). Koefisien korelasi minus menunjukkan
hubungan yang terbalik, dimana pengaruh yang terjadi adalah
pengaruh negatif. Sedangkan koefisien korelasi positif menunjukkan
hubungan yang searah dari dua variabel (Purbayu 2005:119-120).
Korelasi + : kenaikan suatu variabel akan menyebabkan kenaikan
variabel yang lain dan sebaliknya penurunan suatu
variabel akan menyebabkan penurunan pada variabel
Korelasi - : kenaikan suatu variabel akan menyebabkan
penurunan suatu variabel, sedangkan penurunan
suatu variabel akan menyebabkan kenaikan variabel
yang lain.
Sedangkan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi rxy
dilakukan uji t dengan rumus :
2
1 2
r n r t
− − =
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Ho = Jika thitung < ttabel, berarti tidak terdapat hubungan yang
signifikan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Data Sekolah
Nama Sekolah : SMA Sedes Sapientiae
Alamat : Tromol Pos 203 Bedono, Jambu, Kabupaten
Semarang, Provinsi Jawa Tengah 50663
Telp. : (0298) 591003
Fax : (0298) 592373
Website : www.sedesbedono.sch.id
Tahun Berdiri : 1985
NSS : 304032208021
Jenjang Akreditasi : A
Waktu Sekolah : pagi
2. Yayasan Penyelenggara
Nama Yayasan : Yayasan Marsudirini
Alamat : Jl. Ronggowarsito No. 8 Desa Bandar Harjo,
Semarang, Jawa Tengah
Telp. : (024) 355817
Akte Pendirian : No. 9 RM Suprapto tanggal 5 Juli 1954
3. Sejarah Sekolah
SMA Sedes Sapientiae Bedono yang didirikan pada tahun pelajaran
1989 / 1990 merupakan pengambilalihan SMA Sanjaya (di bawah
Yayasan Sanjaya) kepada Yayasan Marsudirini Pusat. Dua tahun pertama
gedung yang dipakai untuk sarana belajar “meminjam” SMP Theresiana
Bedono sambil membangun gedung sendiri. Pada dua tahun pertama
sejak SMA Sedes Sapientiae resmi beroperasi sambutan masyarakat di
sekitar sekolah cukup bagus; tetapi tiga tahun berikutnya mengalami
jumlah penurunan jumlah siswa yang ingin sekolah di Sma ini.
Dalam usaha peningkatan mutu sekolah dan pengembangan generasi
muda, maka pada tahun 1994 mulai dibuka asrama baik untuk putra
maupun putri. Mulai dari sinilah sampai hari ini SMA Sedes Sapientiae
menorehkan hasil pendidikan yang boleh dikatakan membanggakan.
Untuk menunjang kegiatan akademik maupun non-akademik, SMA
Sedes Sapientiae terus mengadakan pengembangan baik sarana fisik
seperti: Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer / Internet, olah raga,
musik, keterampilan, juga Laboratorium Bahasa, serta asrama.
Pengembangan non-fisik menyiapkan para generasi muda dengan
berbagai kegiatan; ekstrakurikuler, latihan kepemimpinan gladi rohani,
rekoleksi dan retret, serta kegiatan pastoral : pendampingan iman anak
dan live-in. sampai saat ini para lulusan sudah banyak tersebar menjadi
“orang yang berguna” untuk masyarakat, bangsa, dan gereja serta masih
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Menjadikan peserta didik yang cerdas dan berkepribadian utuh
berdasarkan nilai-nilai kristiani
2. Misi
a. Mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual.
b. Mengembangkan sikap kritis, eksploratif, inovatif, selektif, dan
kompetitif.
c. Menanamkan semangat nasionalisme yang berwawasan global.
d. Menanamkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan
a. Meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribdian, dan keterampilan
untuk hidup mandiri.
b. Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
lebih tinggi.
c. Mengembangkan peserta didik yang berkarakter melalui doa,
C. Struktur Organisasi
SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki struktur organisasi seperti
tersaji pada bagan berikut :
Bagan 4.1 Struktur Organisasi
Keterangan : _______________ : Garis Komando : ... : Garis Koordinasi
SISWA Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Pembimbing ASPA Ketua Marsudirini Perwakilan Bedono Seksi Kurikulum Pembimbing ASPI Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang Ketua Marsudirini Pusat
Wakil Kepala Sekolah
Kepala Sekolah Kepala ASPI Kepala ASPA Ekonom Perwakilan Wali Kelas TU BP/BK Guru
Siswa ASPA Siswa ASPI
D. Sumber Daya Manusia
SMA Sedes Sapientiae Bedono terdiri dari 15 guru tetap yayasan, 1
guru tidak tetap, dan 10 karyawan. Adapun kesemuanya itu adalah :
No. Nama Mata Pelajaran/Jabatan
1. Dra. Sr. M. Stephanie, OSF Kepala Sekolah
2. Drs. G. Suwartono - Wakil Kepala Sekolah
- Matematika 3. H. Rackmad KA, S.Pd. Fisika
4. Dra. Purwaningsih M Bimbingan Konseling 5. Drs. Listiantoro, FX Ekonomi
6. Ig. Yuliastuti, S.Pd. - Biologi
- Seni Tari 7. Hari Suranto, S.Pd. Bahasa Inggris 8. CH. Sugiarto, BA - Geografi
- Sosiologi 9. FX. Purwanto, SH Kewarganegaraan 10. Maria Ida Hariastuti, S.Pd. - Bahasa Indonesia
- Mulok (Bahasa Jawa) 11. Drs. Tunggul Panggabean - Pendidikan Jasmani
- Seni Musik
12. I. Wawang Setyawan, SS - Pendidikan Agama
- Sosiologi
- Mulok (Bahasa Jawa) 13. Ika Wulandari, S.Pd. - Kimia
- Seni Lukis 14. Andreas Tri Prasetyono, S.Pd. - Sejarah
- Sosiologi 15. Widyo Nugroho, S.Pd. Matematika 16. Retno Fitriani, S.Pd. Bahasa Inggris 17. Lusia Markilah Bendahara 18. Cecilia Kinanti Pantyaningsih Staf Tata Usaha 19. Larno Baron Pustakawan
20. Harisyanto Pembantu Pelaksana
21. Didik Pembantu Pelaksana
E. Siswa SMA Sedes Sapientiae Bedono
SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki 192 siswa yang terdiri dari 3
kelas untuk setiap angkatannya, yaitu kelas X.1, X.2, X.3, XI.I A, XI.I S.1,
XI.I S.2, XII.I A, XII.I S.1, dan XII.I S.2 dengan rincian jumlah siswa
sebagai berikut :
Laki-laki Perempuan Kelas
Asrama
Non-asrama Asrama
Non-asrama
Jumlah
X.I 9 2 7 7 25
X.2 5 3 8 6 22
X.3 5 3 6 7 21
XI.I A 4 5 3 2 14
XI.I S.1 5 4 9 8 26
XI.I S.2 3 5 8 10 26
XII.I A 5 1 5 1 12
XII.I S.1 6 3 8 6 23
XII.I S.2 3 5 5 10 23
JUMLAH 45 31 59 57 192
F. Kondisi Fisik dan Lingkungan
Kondisi fisik dan lingkungan SMA Sedes Sapientie Bedono, yaitu:
Luas tanah : 9.396 m2
Luas Bangunan : 4.000 m2
Halaman / Taman : 1.000 m2
Lapangan Olahraga : 1.500 m2
Lain-lain : 1.396 m2
Status Tanah : Milik Sendiri
Jumlah Ruang Kelas : 9
Jumlah Laboratorium IPS : -
Jumlah Laboratorium IPA : 1
Jumlah Laboratorium Komputer : 1
Jumlah Laboratorium Bahasa : 1
Ruang Serba Gun : 1
Ruang UKS : 2
Ruang BP / BK : 1
Ruang Guru : 1
Ruang Kepala Sekolah : 1
Ruang Tata Usaha : 1
Ruang Osis : 1
Ruang Ibadah : 2
Kamar Mandi / WC Guru : 4
Kamar mandi / WC Murid : 20
Gudang : 2
Asrama : 2
G. Sarana dan Prasarana dan Fasilitas Sekolah
Tersedianya sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan sangat
besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Oleh sebab itu SMA Sedes
Sapientiae Bedono telah berupaya meningkatkan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai supaya tercipta lingkungan yang kondusif
sehingga tercipta tujuan pendidikan secara optimal. Adapun fasilitas vital
untuk menunjang proses pendidikan tersebut antara lain:
1. Perpustakaan
Tujuan didirikannya perpustakaan adalah untuk menyediakan sumber
informasi bagi semua warga sekolah untuk menunjang kegiatan
belajar-mengajar.
2. Laboratorium
SMA Sedes Sapientiae Bedono memiliki 3 unit laboratorium, yaitu
memadai memungkinkan siswa untuk dapat menerapkan teori yang telah
didapat dengan praktek yang sesungguhnya.
3. Ruang Bimbingan dan Konseling
Salah satu tujuan diadakannya layanan Bimbingan dan Konseling adalah
untuk menyelaraskan kebutuhan jasmani dan rohani sehingga
perkembangannya dapat sejalan, yang pada akhirnya proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan efektif.
4. Ruang UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
UKS dimaksudkan untuk menjaga kesehatan dan memberikan
pertolongan pertama bagi seluruh warga sekolah.
H. Kurikulum
Berganti-gantinya kurikulum pendidikan di Indonesia adalah sebuah
bentuk usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kurikulum
SMA dirancang secara dinamis dan lebih fleksibel untuk mengantisipasi dan
mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di masyarakat.
SMA Sedes Sapientiae Bedono menggunakan kurikulum terbaru, yaitu
kurikulum 2006. Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan kurikulum
KTSP diterapkan sebagai pengganti kurikulum KBK 2004. Kurikulum 2006
lebih menonjolkan kreatifitas guru dalam mengajar dan kompetensi serta
peran aktif siswa dalam memahami suatu materi.
Kegiatan intrakurikuler yang ada di SMA Sedes Sapientiae Bedono,