• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.3. Lingkungan Keluarga

2.3.1. Pengertian Keluarga

Keluarga dan pendidikan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu dan group karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana anak-anak menjadi anggotnya. Sigelmen dan Shaffer (Yusuf, 2009:

36) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan “unit sosial terkecil yang

bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih

besar”.

Dalyono (2007:59) memberikan pengertian tentang keluarga yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Menurut Djamarah (2004:3) konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai aspek. Berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah suatu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya,walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah. Dalam perspefktif lain, keluarga juga disebut sebagai sebuah persekutuan antara ibu-bapak dengan anak-anaknya yang hidup bersama dalam suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan yang sah menurut hukum dan didalamnya terdapat interaksi antara yang satu dengan yang lainnya.

Jurnal internasional yang ditulis oleh Robledo, dkk (2012:130) yang

berjudul The Family Environment of Students with Learning Disabilities and

ADHD mengungkapkan:

In families where there are children with deficits parents’ negative attitudes towards their children tend to predominate. In such families there is usually fewer expression of feelings and emotions, and adults tend to provide negative feedback to their children on their behavior and ability, criticize them or underestimate their abilities, and show pessimistic expectations

about their academic future. (Robledo, dkk, 2012:130)

Berdasarkan pendapat yang telah di uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan komunitas masyarakat terkecil yang saling berinteraksi dan hidup bersama terdiri dari ibu, ayah dan anak. Dimana jika pendidikan dalam keluarga baik, maka anak cenderung memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dan sebaliknya.

2.3.2. Fungsi Keluarga

Menurut Oqbum (Ahmadi, 2007:108) mengemukakan bahwa fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi kasih sayang

b. Fungsi ekonomi

c. Fungsi pendidikan

d. Fungsi perlindungan/penjagaan

e. Fungsi rekreasi

Sedangkan menurut Bierstadt (Ahmadi, 2007:109) mengemukakan bahwa fungsi keluarga sebagai:

b. Mengatur dan menguasai impuls-impuls sexuil

c. Bersifat membantu

d. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan

e. Menunjukkan status

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga yakni sebagai suatu wadah yang dapat memberikan perlindungan, pendidikan, pemenuhan kebutuhan, dan saling memberikan kasih sayang satu sama lain. Keberadaan keluarga dapat menunjukkan status seseorang yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga.

2.3.3. Pengertian Lingkungan dan Hubungannya dengan Individu

Sartain seorang ahi psikologi Amerika (Purwanto, 2006:72) menjelaskan bahwa lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan, gen-gen

dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide

environment) bagi gen yang lain. Lingkungan dibagi menjadi tiga bagian

yaitu:

1. Lingkungan alam atau luar

2. Lingkungan dalam

3. Lingkungan sosial

Dari uraian tersebut dapat diketahui dalam lingkungan disekitar kita terdapat banyak sekali faktor-faktor yang secara potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku suatu individu.

Kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas individu saja tanpa melihat hubungannya dengan lingkungan. Totalitas individu disebut kepribadian apabila dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dapat mencangkup keseluruhan sistem psikofisik termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya.

Menurut Woodworth,dikutip dari buku yang sama menyatakan hubungan individu dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat macam:

1. Individu bertentangan dengan lingkungannya,

2. Individu menggunakan lingkungannya,

3. Indvidu berpartisi dengan lingkungannya, dan

4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.3.4. Pentingnya Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga

Anak-anak yang telah diserahkan kepada sekolah bukan berarti anak tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Dalam mendidik anak, sekolah hanya melanjutkan pendidikan yang telah diberikan orang tua terhadap anaknya dirumah.

Pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga telah dinyatakan oleh beberapa ahli, menurut Comenius (Purwanto, 2006:79) dalam uraiannya tentang tingkatan sekolah yang dilalui anak, ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak dilakukan di dalam keluarga yang

menjelaskan dasar pendidikan ialah alam anak yang belum rusak, anak-anak harus dididik sesuai dengan alamnya.

C.G. Salzmann (Purwanto, 2006:80) menurutnya segala kesalahan anak adalah akibat perbuatan pendidiknya, terutama orang tua. Salzmann menunjukkan bahwa pendidikan keluarga dan orang tua penting sekali, selain itu pengaruh lingkungan alam sekitar terhadap pertumbuhan dan pendidikan anak juga berpengaruh besar.

Pestalozzi (Purwanto, 2006:80) menguraikan tentang pentingnya pendidikan keluarga sebagai unsur pertama dalam kehidupan masyarakat, diutarakan pula bagaimana cara memberi pelajaran dan pendidikan agama kepada anak.

2.3.5. Faktor-faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar

Slameto (2010:60) mengemukakan bahwa dalam mempengaruhi belajar siswa terdapat faktor ekstern yang dapat memberi pengaruh salah satunya dari lingkungan keluarga berupa:

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama seklai akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak

belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

c. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga/ dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat

tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui perkembangannya.

f. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2.3.6. Indikator Lingkungan Keluarga

Indikator lingkungan keluarga yang dijadikan sebagai indikator dalam penelitian untuk mengukur prestasi belajar adalah menurut pendapat Slameto (2010:60) yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2.4. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar merupakan realisasi kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh individu setelah melakukan usaha yang didapat dari proses belajar yang dilakukan dalam periode tertentu. Prestasi belajar dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantaranya yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah.

Dunia pendidikan mengartikan disiplin belajar sebagai suatu bentuk kesadaran diri siswa dalam belajar.Indikator disiplin belajar yang akan dijadikan acuan penelitian terdiri dari ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.

Lingkungan keluarga memiliki peran dalam mempengaruhi prestasi belajar, indikator yang akan dijadikan acuan dalam variabel lingkungan keluarga yaitu pengertian orang tua terhadap anaknya dapat mengakibatkan semangat belajar anak meningkat. Selain itu, keadaan ekonomi orang tua dan cara orang tua mendidik juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Indikator dari lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi di keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

Hasil dari peneltian terdahulu menunjukan adanya pengaruh dari disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat dan teori yang telah dijelaskan dalam landasan teori, yang menyatakan bahwa pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu disiplin belajar serta faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian untuk mengkaji kebenaran variabel tersebut terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kelas X di SMK Palebon Semarang tahun pelajaran

2014/2015. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Disiplin Belajar (X1) Indikator :

a. Ketaatan dalam menaati peraturan dan

tata tertib sekolah

b. Ketertiban saat belajar di dalam kelas

c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas

d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di

rumah

(Tu’u, 2004:36)

Lingkungan Keluarga (X2)

Indikator :

a. Cara orang tua mendidik

b. Relasi antar anggota keluarga

c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi di keluarga

e. Pengertian orang tua

f. Latar belakang kebudayaan

(Slameto, 2010:60)

Prestasi belajar (Y) Indikator :

a. Nilai mid Semester

Siswa Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010:64).

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(Ha)1: Ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara

simultan terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

(Ha)2: Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

(Ha)3: Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi

31

BAB III

Dokumen terkait