i
PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN
LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR
AKUNTANSI DAN KEUANGAN SISWA KELAS X
AKUNTANSI SMK PALEBON SEMARANG TAHUN
AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Rian Ayu Anggreani
NIM 7101410248
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
hari : Selasa
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Rabu
tanggal : 4 Februari 2015
Penguji I
Dra. Margunani, M.P.
NIP.195703181986012001
Penguji II
Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si.
NIP.197912082006042002
Penguji III
Dra. Sri Kustini
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari
terbukti skripsi ini adalah jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya (Al-Quran, 2:286)
Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah
sudah. (Top Ittipat)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Keluarga Besar Subarin, Kedua orang tuaku
Bp. Edi Subeno (Alm) dan Ibu Ratna Wanda Sari yang selalu mendukung dan mendoakan saya mencapai cita-cita.
2. Kedua kakak saya Bayu dan Dini yang
senantiasa mendukung dan memberi
nasihat.
3. Para sahabatku Rihan, Bayu, Riska, Ocsta,
Westu, Heru, Fika, Sobirin, Saka, Nanang yang senantiasa menghibur dalam kesulitan.
4. Teman-teman kelas Pend. Akuntansi B,
vi
PRAKATA
Almahdulillah, segala puji bagi Allah atas segala berkah, rahmat dan
karunia Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X
Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”.
Melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terimakasih
kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan, kemudahan dan bantuan
dalam proses penyusunan skripsi ini. Adapaun pihak-pihak yang telah membantu
diantaranya:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
3. Dr. Ade Rustiana M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk
mengadakan penelitian.
4. Dra. Sri Kustini, Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Dra. Margunani, M.Pd., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan
masukan dalam skripsi ini.
6. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si.,selaku Dosen Penguji II yang telah
vii
7. Joko Raharjo, S.Pd, Kepala SMK Palebon Semarang yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
8. Sri Darwati, S.Pd., Guru Akuntansi SMK Palebon Semarang yang telah
membantu dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
10.Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan tambahan ilmu,
manfaat dan wawasan bagi pembaca.
Semarang, Januari2015
viii
SARI
Anggreani, Rian Ayu. 2015. “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan
Keluarga terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun
Ajaran 2014/2015”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri Kustini.
Kata Kunci : Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga, Prestasi Belajar.
Prestasi belajar merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern dalam penelitian ini faktor intern yang dipilih adalah disiplin belajar, sedangkan untuk faktor ekstern lingkungan keluarga. Hasil dari observasi diketahui bahwa 51,6% siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan untuk tingkat disipilin belajar, dan lingkungan keluarga berada pada kategori baik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 95 siswa
sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah simple random
samplingdengan jumlah responden 77 siswa. Variabel dalam penelitian ini
meliputi prestasi belajar (Y), disipilin belajar (X1), dan lingkungan keluarga (X2). Metode pengumpulan data menggunakan metode do kumentasi dan angket. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh disiplin belajar, dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi dan keuangan secara simultan (85,2%) secara parsial disiplin belajar memiliki pengaruh sebesar 34,93% dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebesar 10,63%
ix
ABSTRACK
Anggreani, Rian Ayu. 2015. “The Influence of Discipline of Learning, and
Environment Family toward Learning Achievement in Introduction to Accounting and Financial of Accounting Class X SMK Palebon Semarang
Academic Year 2014/2015”. Final Project. Department of Economic
Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor Dra. Sri Kustini.
Keyword: Discipline of Learning, Family Environment, Learning Achievement.
Learning achievement is the student’s ability that can be measured,
such as knowledge, attitudes, and skills achieved in learning activities. Learning achievement is influenced by internal and external factors. In this research internal factor is the discipline of learning, while external factors are family environment. Results of observations is known 51.6% of students can not reach the minimum completeness criteria, while for the level of discipline of learning, family environment located in good categories. The problems studied in this research is there any influence of learning discipline, family environment on the learning achievement of subjects introduction financial and accounting in accounting class X SMK Palebon Semarang 2014/2015 school year.
The population in this research were all students of accounting class X SMK Palebon Semarang 2014/2015 school year, amount 95 students while the sampling technique used was simple random sampling with the number of respondents 77 students. The variables in this research include learning achievement (Y), learn discipline (X1) and family environment (X2). Methods of data collection were used in this research are methods documentation and questionnaires. Methods of data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang Masalah ... 1
1.2.Perumusan Masalah... 5
1.3.Tujuan Penelitian... 6
1.4.Manfaat Penelitian... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1. Prestasi Belajar ... 8
2.2. Disiplin Belajar ... 15
2.3. Lingkungan Keluarga ... 20
2.4. Penelitian Terdahulu ... 27
2.5. Kerangka Berpikir ... 28
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 32
3.1.1. Jenis Penelitian ... 32
3.1.2. Desain Penelitian ... 32
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33
3.2.1. Populasi Penelitian ... 33
3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33
3.3. Variabel Penelitian ... 35
3.3.1. Variabel Dependen ... 35
3.3.2. Variabel Independen ... 35
3.4. Metode Pengumpulan Data ... 36
3.4.1. Metode Dokumentasi ... 36
3.4.2. Metode Angket ... 37
3.5. Instrumen Penelitian ... 38
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian ... 38
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40
3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41
3.6.1. Analisis Deskriptif... 41
3.6.2. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda ... 44
3.6.2.1. Uji Normalitas ... 44
3.6.2.2. Uji Linieritas ... 45
3.6.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 45
3.6.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46
3.6.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 47
3.6.4.1. Uji Simultan ... 47
3.6.4.2. Uji Parsial ... 48
xii
3.6.5.1. Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 48
3.6.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1. Hasil Penelitian ... 50
4.1.1. Analisis Deskripsi ... 50
4.1.1.1. Analisis Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 50
4.1.1.2. Analisis Deskripsi Variabel Disiplin Belajar ... 51
4.1.1.3. Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Keluarga 52 4.1.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda... 54
4.1.2.1. Uji Normalitas ... 54
4.1.2.2. Uji Linieritas ... 56
4.1.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 57
4.1.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 60
4.1.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 61
4.1.4.1. Uji Simultan ... 61
4.1.4.2. Uji Parsial ... 62
4.1.5. Koefisien Determinasi ... 64
4.1.5.1. Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 64
4.1.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial ... 64
4.2. Pembahasan ... 67
4.2.1. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan. ... 67
4.2.2. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan ... 69
xiii
BAB V PENUTUP ... 76
5.1. Simpulan ... 76
5.2. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
xiv
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Semester ... 2
Tabel 1.2 Data Absensi Siswa ... 4
Tabel 2.1 Jurnal atau Penelitian Terdahulu ... 27
Tabel 3.1. Sampel Penelitian ... 34
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas ... 38
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41
Tabel 3.4. Kriteria Prestasi Belajar ... 43
Tabel 3.5. Kategori Skor Variabel Disiplin Belajar ... 43
Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Lingkungan Keluarga ... 44
Tabel 4.1. Distribusi Prestasi Belajar ... 50
Tabel 4.2. Deskripsi Statistik variabel Prestasi Belajar ... 51
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik variabel Disiplin Belajar ... 52
Tabel 4.4. Analisis Deskripsi variabel Disiplin Belajar ... 52
Tabel 4.5. Deskripsi Statistik variabel Lingkungan Keluarga ... 53
Tabel 4.6. Analisis Deskripsi variabel Lingkungan Keluarga ... 53
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 54
Tabel 4.8. Hasil Uji Linieritas Disiplin Belajar ... 56
Tabel 4.9. Hasil Uji Linieritas Lingkungan Keluarga ... 57
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas... 58
Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60
Tabel 4.12. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 61
xv
Tabel 4.14. Hasil Uji Parsial ... 63
Tabel 4.15. Hasil Uji Determinasi Simultan ... 64
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Berpikir ... 58
Gambar 4.1. Graik Normal P-Plot... 87
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Nilai Siswa Kelas X ... 81
Lampiran 2 Daftar Absensi Siswa Kelas X ... 85
Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Uji Coba ... 87
Lampiran 4 Angket Uji Coba ... 88
Lampiran 5 Data Tabulasi Angket Uji Coba... 91
Lampiran 6 Output SPSS Uji Validitas ... 93
Lampiran 7 Hasil Analisis Reliabilitas ... 98
Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Kelas X ... 99
Lampiran 9 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 102
Lampiran 10 Angket Penelitian ... 103
Lampiran 11 Data Tabulasi Penelitian ... 106
Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y... 112
Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X1... 113
Lampiran 14 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2... 115
Lampiran 15 Surat Ijin Observasi ... 115
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ... 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu cara membentuk sumber daya
manusia yang berkualitas demi ketercapaian tujuan pembangunan nasional.
Dalam kegiatan pendidikan terjadi proses interaksi belajar-mengajar demi
mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikapsehingga menjadikan
individu dapat berfikir lebih sistematis, rasional dan kritis.
Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.”Pendidikan dikatakan berhasil ketika memenuhi tujuan pendidikan
nasional dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar
dapat dicapai dengan lebih optimal.
Tingkat keberhasilan pendidikan dapat diketahui setelah melalui
evaluasi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 58 (1) evaluasi
hasil belajar peserta didik dilakukan untukmemantau proses, kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan. Hasil belajar
belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi
merupakan hasil dari suatu kegiatan individu maupun kelompok. Sedangkan
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu secara sadar dan teratur
guna membuat individu mengalami perubahan dalam hal pengetahuan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan
pengalaman.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTS. Di SMK terdapat
berbagai program keahlian yang dapat dipilih, salah satunya adalah akuntansi.
Pengantar akuntansi dan keuangan merupakan salah satu mata pelajaran yang
diterima siswa yang mengambil jurusan akuntansi. Pengantar akuntansi dan
keuangan merupakan mata pelajaran utama yang harus dikuasai siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan observasi di
SMK Palebon Semarang diperoleh hasil pada tabel 1.1. di bawah ini:
Tabel 1.1.
Nilai Ujian Semester Genap
Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun 2012/2013
Kelas Jumlah Siswa
Nilai Semester
Tuntas (≥75) Tidak Tuntas
(<75)
∑ % ∑ %
X Ak 1 48 28 58,3 20 41,7
X Ak 2 45 17 37,8 28 62,2
Sumber:Daftar Nilai Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Menurut data yang disajikan dalam tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa
klasikal sebesar 80% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal
belajar mencapai angka ketuntasan keseluruhan 48,4% dan angka
ketidaktuntasan 51,6% dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar siswa kelas X akuntansi SMK Palebon masih rendah.
Menurut Slameto (2010:54) ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar, namun faktor-faktor tersebut dapat
digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang dapat
diklasifikasikan lagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor
psikologis, faktor kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar
individu yang dapat diklasifikasikan lagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor
keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor-faktor tersebut saling
berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini, untuk mewakili faktor intern dipilih variabel disiplin
belajar sedangkan untuk mewakili faktor ekstern dipilih variabel lingkungan
keluarga.
Maman mengemukakan pendapat dalam Tu’u (2004:32) pengertian
disiplin sebagai upaya pengendalian diri dan sikap mental individu atau
masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan dalam peraturan
dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran dari dalam hati. Disiplin
dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman
masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin
yang semakin kuat.
Variabel disiplin belajar dipilih karena berdasarkan observasi awal
yang telah dilakukan di SMK Palebon Semarang dapat diketahui bahwa
tingkat kedisiplinan siswa cukup baik, hal ini terlihat dari tiap tugas yang
diberikan, para siswa mengerjakan dan mengumpulkan tepat waktu, dilihat
dari tingkat keterlambatan dan absensi siswa juga dapat dikatakan cukup baik.
Berikut disajikan daftar absensi siswa kelas X akuntansi SMK Palebon
Semarang tahun ajaran 2012/2013 dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2.
Data Absensi Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah
Siswa
Jumlah Pertemuan
Jumlah Absensi
Sakit Ijin Alpha
AK 1 48 29 4 5 45
AK 2 45 32 14 7 71
Sumber: Buku Absensi Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Dari tabel tersebut dapat dilihat meskipun tingkat ketidak hadiran
tanpa keterangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun
ajaran 2012/2013 sebanyak 116 kali angka tersebut dapat dikategorikan aman
karena angka kehadiran siswa lebih tinggi selain itu angka ketidakhadiran
siswa sebenarnya disebabkan oleh beberapa siswa yang tingkat disiplin
belajarnya rendah hal ini yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mata
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kurang.
Slameto (2010:60) menyatakan bahwa “Siswa yang belajar akan
menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi
keluarga”. Jadi, Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan
dapat mendorong anak untuk giat belajar dan akan memiliki motivasi yang
lebih baik dalam belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada
pencapaian prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan
yang optimal.
Penelitian terdahulu yang dilakukan Khafid (2007) yang berjudul:
Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar
Ekonomi menunjukan bahwa disiplin belajar dan lingkungan keluarga
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar produktif baik secara parsial
maupun simultan. Koefisien determinasi secara simultan sebesar 14,8% dan
sisanya sebesar 85,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji.
Berdasarkan pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang telah
dilakukan di tempat berbeda munculah keinginan peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga
dan Fasilitas sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar
Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang
Tahun Ajaran 2014/2015”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan di
atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan
terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan
2. Adakah pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon
Semarang tahun ajaran 2014/2015?
3. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK
Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan
terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan
siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.
2. Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon
Semarang tahun ajaran 2014/2015.
3. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon
Semarang tahun ajaran 2014/2015.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Menambah pengetahuan bagi pembaca penelitian ini yang ingin
mengetahui tentang pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga
dan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar.
b. Menjadi bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut tentang prestasi
belajar siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan siswa untuk
meningkatkan prestasi belajar dengan memperhatikan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi proses pembelajarannya.
b. Bagi Orangtua
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan orang tua untuk
membantu peningkatan prestasi belajar siswa dengan lebih
memperhatikan proses belajar siswa di luar sekolah.
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan guru mengenai
pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhiprestasi belajar siswa sehingga gurudapat
mengambil keputusan tepat guna meningkatkan kegiatan
pembelajaran.
d. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Prestasi Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Istilah “prestasi belajar” berbeda dengan “hasil belajar”, prestasi
belajar pada umumnya mencangkup aspek pengetahuan, sedangkan hasil
belajar meliputi aspek pembentukan karakter. Prestasi belajar adalah sebuah
kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar.
Pengertian tentang belajar akan dikemukakan oleh beberapa ahli
diantaranya menurut Slameto (2010:2) menyatakan bahwa “belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syah
(2011:92) mengemukakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Biggs (Syah,
2011:91) mendifinisikan pengertian belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu
rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Secara
kuantitatif (sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses
yang telah dipelajari. Secara kuallitatif (tinjauan mutu), belajar ialah proses
memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu secara sadar dan rutin
yang membuat dirinya mengalami perubahan secara individu baik
pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari
proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
2.1.2. Pengertian Prestasi Belajar
Kata“prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang dalam
bahasa Indonesia berarti “hasil usaha”. Menurut pendapat Arifin (2011:12)
“Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik”.
Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah
menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan
usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya
(Mulyasa, 2013:189).
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi belajar merupakan
hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan
Prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam
proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena
guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai
pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana (Tu’u, 2004:76)
mengatakan bahwa diantara ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik, maka ranah kognitif sering dinilai para guru di sekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pelajaran.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah
dikerjakan dan diperoleh dengan jalan bekerja.
2.1.3. Fungsi Prestasi Belajar
Arifin (2011:12) berpendapat: Prestasi belajar (achievement) semakin
terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama,
antara lain:
1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai peserta didik.
2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli
psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan
(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.
3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan
asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan.
Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan
masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan
peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan
relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.
5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta
didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama
yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran.
2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar adalah:
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini
terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu :
a. Aspek Jasmaniah
Faktor kesehatan individu dan cacat tubuh akan berpengaruh terhadap
belajar.
b. Aspek Psikologis
1) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu
kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep abstrak
secara efektif, mengetahui dan mempelajari relasi dengan cepat.
2) Perhatian
Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi.
3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan.
4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
5) Motif
Motif adalah daya penggerak seseorang untuk berbuat guna mencapai
tujuan yang diharapkan.
6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan
baru.
7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon.
Meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat
belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan
dalam belajarnya.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini
terdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu :
a. Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah,
pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang
kebudayaan.
b. Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar/ cara belajar, dan tugas rumah.
c. Lingkungan Masyarakat
Siswa akan mudah terkena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan
masyarakat merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga
2.1.5. Pengantar Akuntansi dan Keuangan
Wiwin (2010:2) menjelaskan tentang akuntansi yang sering disebut
sebagai bahasa bisnis, atau lebih tepat sebagai bahasa pengambilan
keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin
baik pula orang tersebut menangani berbagai aspek keuangan dalam
hidupnya.
Akuntansi memiliki beberapa fungsi, seperti menghasilkan informasi
yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan, memberikan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja
keuangan dan kondisi perusahaan.
Kegiatan akuntansi mencangkup tiga aspek, yaitu:
1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil,
2. Memproses atau menganalisis data relevan,
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
Pengantar akuntansi dan keuangan adalah seni ketrampilan dalam hal
mencatat dan mengolah data transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan
keuangan. Karena sifatnya pengantar, penjelasan ditekankan secara umum
atas ilmu akuntansi.
Pemahaman mengenai pengantar akuntansi dan keuangan harus
mengerti mengenai konsep dasar akuntansi. Konsep dasar akuntansi adalah
akuntansi maka akan lebih mudah memahami proses akuntansi selanjutnya
seperti proses akuntansi perusahaan dagang, proses akuntansi perusahaan jasa
dan lain sebagainya.
2.1.6. Indikator Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar yang akan diangkat dalam penelitian ini
adalah nilai mid semester siswa kelas X akuntansi mata pelajaran pengantar
akuntansi dan keuangan.
2.2. Disiplin Belajar
2.2.1. Pengertian Disiplin Belajar
Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin disipel yang berarti
pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami
perubahan menjadi disipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut
tata tertib.
Munasifah (2008:29) menyatakan pengertian disiplin dari beberapa
ahli diantaranya menurut Davis dan Newstrom, disiplin adalah tindakan
manajemen untuk menegakan standar organisasi. Menurut pendapat
Saydam,disiplin merupakan kemampuan untuk menguasai diri sendiri dan
melaksanakan norma yang berlaku dalam kehidupan. Sedangkan menurut
Simamora, disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum
bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur yang berlaku.
Menurut Prijodarminto (Tu’u, 2004:31) menyatakan disiplin sebagai
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku
ketertiban. Menurut Rachman (Tu’u, 2004:31) “pengertian disiplin sebagai
upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam
mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib
berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.
Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar
adalah sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang/sekelompok orang terhadap
peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan
perbuatan pada suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Tujuan disiplin baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya
adalah untuk mengarahkan tingkah laku pada realita yang harmonis. Untuk
menciptakan kondisi tersebut, terlebih dahulu harus diwujudkan keselerasan
antara hak dan kewajiban siswa.
2.2.2 Fungsi disiplin belajar
Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004:38) adalah:
a. Menata kehidupan bersama
Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa
dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi
peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan
hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut
dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan yang
berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta
berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin
terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib,
teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.
d. Pemaksaan
Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari
luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu
sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di
sekolah tersebut.
e. Hukuman
Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman
bagi yang melanggar tata tertib tersebut.
f. Menciptakan lingkungan yang kondusif
Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan
pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya
sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan
pembelajaran.
2.2.3. Macam-Macam Disiplin
Hadisubrata (Tu’u, 2004:44) menyebutkan teknik disiplin dapat dibagi
1. Disiplin otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang
yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati
peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Disiplin otoritarian
selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan dan
pemaksaan dari luar diri seseorang.
2. Disiplin permisif
Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya.
Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak
sesuai keputusan yang diambilnya itu. Dampak dari melanggar teknik disiplin
ini berupa kebingungan atas kebimbangan.
3. Disiplin demokratis
Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan member penjelasan, diskusi
dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan
mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik disiplin demokratis
berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga
siswa memiliki disipin diri yang kuat dan mantap.
2.2.4 Indikator Disiplin Belajar
Tu’u (2004:36) mengungkapkan indikator disiplin belajar dibagi
menjadi empat, yaitu:
Dalam hal ini yang dimaksud ketaatan tata tertib sekolah adalah ketaatan
dalam memakai seragam, pelaksanaan kegiatan sekolah dan menaati
peraturan sekolah.
2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan terhadap kegiatan belajar di
sekolah adalah ketaatan dalam mengikuti proses belajar mengajar yaitu
memperhatikan penjelasan guru dan memiliki ketertiban di kelas, ketaatan
dalam membawa perlengkapan sekolah.
3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan dalam mengerjakan
tugas-tugas pelajaran adalah ketaatan dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa
(LKS), ketaatan pada saat mengikuti ulangan.
4. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan terhadap kegiatan belajar di
rumah adalah ketaatan dalam belajar (membaca kembali catatan
pelajaran), ketaatan dalam membuat jadwal belajar.
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli diatas, Indikator disiplin
belajar yang akan dijadikan acuan penelitian adalah dari pendapat Tu’u
(2004:36) yaitu terdiri dari ketaatan terhadap tata tertib sekolah,ketaatan
terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas
2.3. Lingkungan Keluarga
2.3.1. Pengertian Keluarga
Keluarga dan pendidikan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Menurut
Ahmadi (2007:108) keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi
seorang individu dan group karena keluarga adalah kelompok sosial pertama
dimana anak-anak menjadi anggotnya. Sigelmen dan Shaffer (Yusuf, 2009:
36) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan “unit sosial terkecil yang
bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu
sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih
besar”.
Dalyono (2007:59) memberikan pengertian tentang keluarga yaitu
ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah.
Menurut Djamarah (2004:3) konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai
aspek. Berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah suatu kesatuan yang
diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling
mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya,walaupun di antara mereka
tidak terdapat hubungan darah. Dalam perspefktif lain, keluarga juga disebut
sebagai sebuah persekutuan antara ibu-bapak dengan anak-anaknya yang
hidup bersama dalam suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan
yang sah menurut hukum dan didalamnya terdapat interaksi antara yang satu
Jurnal internasional yang ditulis oleh Robledo, dkk (2012:130) yang
berjudul The Family Environment of Students with Learning Disabilities and
ADHD mengungkapkan:
In families where there are children with deficits parents’ negative attitudes towards their children tend to predominate. In such families there is usually fewer expression of feelings and emotions, and adults tend to provide negative feedback to their children on their behavior and ability, criticize them or underestimate their abilities, and show pessimistic expectations
about their academic future. (Robledo, dkk, 2012:130)
Berdasarkan pendapat yang telah di uraikan diatas dapat disimpulkan
bahwa keluarga merupakan komunitas masyarakat terkecil yang saling
berinteraksi dan hidup bersama terdiri dari ibu, ayah dan anak. Dimana jika
pendidikan dalam keluarga baik, maka anak cenderung memiliki sikap dan
tingkah laku yang baik dan sebaliknya.
2.3.2. Fungsi Keluarga
Menurut Oqbum (Ahmadi, 2007:108) mengemukakan bahwa fungsi
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Fungsi kasih sayang
b. Fungsi ekonomi
c. Fungsi pendidikan
d. Fungsi perlindungan/penjagaan
e. Fungsi rekreasi
Sedangkan menurut Bierstadt (Ahmadi, 2007:109) mengemukakan
bahwa fungsi keluarga sebagai:
b. Mengatur dan menguasai impuls-impuls sexuil
c. Bersifat membantu
d. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan
e. Menunjukkan status
Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga yakni sebagai suatu
wadah yang dapat memberikan perlindungan, pendidikan, pemenuhan
kebutuhan, dan saling memberikan kasih sayang satu sama lain. Keberadaan
keluarga dapat menunjukkan status seseorang yang dapat mempengaruhi
pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga.
2.3.3. Pengertian Lingkungan dan Hubungannya dengan Individu
Sartain seorang ahi psikologi Amerika (Purwanto, 2006:72)
menjelaskan bahwa lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,
perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan, gen-gen
dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide
environment) bagi gen yang lain. Lingkungan dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
1. Lingkungan alam atau luar
2. Lingkungan dalam
3. Lingkungan sosial
Dari uraian tersebut dapat diketahui dalam lingkungan disekitar kita
terdapat banyak sekali faktor-faktor yang secara potensial dapat
Kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas
individu saja tanpa melihat hubungannya dengan lingkungan. Totalitas
individu disebut kepribadian apabila dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dapat mencangkup keseluruhan sistem psikofisik termasuk
pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya.
Menurut Woodworth,dikutip dari buku yang sama menyatakan
hubungan individu dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat
macam:
1. Individu bertentangan dengan lingkungannya,
2. Individu menggunakan lingkungannya,
3. Indvidu berpartisi dengan lingkungannya, dan
4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.3.4. Pentingnya Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga
Anak-anak yang telah diserahkan kepada sekolah bukan berarti anak
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Dalam mendidik anak,
sekolah hanya melanjutkan pendidikan yang telah diberikan orang tua
terhadap anaknya dirumah.
Pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga telah dinyatakan
oleh beberapa ahli, menurut Comenius (Purwanto, 2006:79) dalam uraiannya
tentang tingkatan sekolah yang dilalui anak, ia menegaskan bahwa tingkatan
permulaan bagi pendidikan anak dilakukan di dalam keluarga yang
menjelaskan dasar pendidikan ialah alam anak yang belum rusak,
anak-anak harus dididik sesuai dengan alamnya.
C.G. Salzmann (Purwanto, 2006:80) menurutnya segala kesalahan
anak adalah akibat perbuatan pendidiknya, terutama orang tua. Salzmann
menunjukkan bahwa pendidikan keluarga dan orang tua penting sekali, selain
itu pengaruh lingkungan alam sekitar terhadap pertumbuhan dan pendidikan
anak juga berpengaruh besar.
Pestalozzi (Purwanto, 2006:80) menguraikan tentang pentingnya
pendidikan keluarga sebagai unsur pertama dalam kehidupan masyarakat,
diutarakan pula bagaimana cara memberi pelajaran dan pendidikan agama
kepada anak.
2.3.5. Faktor-faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi
Prestasi Belajar
Slameto (2010:60) mengemukakan bahwa dalam mempengaruhi
belajar siswa terdapat faktor ekstern yang dapat memberi pengaruh salah
satunya dari lingkungan keluarga berupa:
a. Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap prestasi
belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan
anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak
memperhatikan sama seklai akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan
anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya,
kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat
menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.
b. Relasi antar anggota keluarga
Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua
dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan
anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.
c. Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian
yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar.
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk
faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak
akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat
terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana
rumah yang tegang, ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar
anggota keluarga/ dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan
dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.
d. Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan
tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi
jika keluarga mempunyai cukup uang.
e. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak
sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang
anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian
dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak
di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui
perkembangannya.
f. Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.
2.3.6. Indikator Lingkungan Keluarga
Indikator lingkungan keluarga yang dijadikan sebagai indikator dalam
penelitian untuk mengukur prestasi belajar adalah menurut pendapat Slameto
(2010:60) yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar
belakang kebudayaan.
2.4. Kerangka Berpikir
Prestasi belajar merupakan realisasi kemampuan dan potensi yang
dimiliki oleh individu setelah melakukan usaha yang didapat dari proses
oleh beberapa faktor, diantaranya yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah.
Dunia pendidikan mengartikan disiplin belajar sebagai suatu bentuk
kesadaran diri siswa dalam belajar.Indikator disiplin belajar yang akan
dijadikan acuan penelitian terdiri dari ketaatan terhadap tata tertib sekolah,
ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan
tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.
Lingkungan keluarga memiliki peran dalam mempengaruhi prestasi
belajar, indikator yang akan dijadikan acuan dalam variabel lingkungan
keluarga yaitu pengertian orang tua terhadap anaknya dapat mengakibatkan
semangat belajar anak meningkat. Selain itu, keadaan ekonomi orang tua dan
cara orang tua mendidik juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar
anak. Indikator dari lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi di keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
Hasil dari peneltian terdahulu menunjukan adanya pengaruh dari
disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar. Hal ini
sesuai dengan pendapat dan teori yang telah dijelaskan dalam landasan teori,
yang menyatakan bahwa pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh
faktor internal yaitu disiplin belajar serta faktor eksternal yaitu lingkungan
keluarga. Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian untuk mengkaji
kebenaran variabel tersebut terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar
2014/2015. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
Disiplin Belajar (X1)
Indikator :
a. Ketaatan dalam menaati peraturan dan
tata tertib sekolah
b. Ketertiban saat belajar di dalam kelas
c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas
d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di
rumah
(Tu’u, 2004:36)
Lingkungan Keluarga (X2)
Indikator :
a. Cara orang tua mendidik
b. Relasi antar anggota keluarga
c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi di keluarga
e. Pengertian orang tua
f. Latar belakang kebudayaan
(Slameto, 2010:60)
Prestasi belajar (Y)
Indikator :
a. Nilai mid Semester
2.6. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010:64).
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
(Ha)1: Ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara
simultan terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi
dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun
ajaran 2014/2015.
(Ha)2: Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran
pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK
Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.
(Ha)3: Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dsan Desain Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kausalitas (uji pengaruh) untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar dan
lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar
akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang
tahun ajaran 2014/2015.Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah
metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14) metode kuantitatif diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengmbilan sampel
pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.1.2 Desain Penelitian
Desain penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah
metodesurvey. Metode survey digunakan karena dalam penelitian kuantitatif
ini angket merupakan sumber data pokok. Angket yang digunakan dalam
3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas x
akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015dengan jumlah 95
siswa yang terdiri dari 48 siswa dari kelas X Akuntansi 1 dan 47 siswa dari
kelas X akuntansi 2.
3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas x akuntansi SMK
Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang diambil secara acak dengan
teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random
samplingteknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. (Sugiyono, 2010: 120).
Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel adalah
rumus Slovin, sebagai berikut:
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N :Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan/
pengambilan sampel yang diinginkan (Umar, 2004: 108).
Standar error sebesar 5% digunakan karena nilai tersebut sering
Jumlah dari populasi adalah 95 siswa kelas X Akuntansi SMK
Palebon Semarang, maka pengambilan sampel sebanyak 77 siswa.
Prosedur untuk menentukan besarnya sampel dari tiap-tiap sub
populasi dengan metode tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus
:
Keterangan :
fi : Sampel Fraction
Ni : Sub Populasi
N : Ukuran Populasi
Untuk menentukan besarnya sampel sub populasi kelas disajikan perhitungan dan tabel 3.1. sebagai berikut :
Tabel 3.1. Sampel Penelitian
No Kelas Populasi fi Sampel(fi x n)
1 XI AK 1 48 0,505 39
2 XI AK 2 47 0,494 38
Jumlah 95 77
Sumber : Data Penelitian tahun 2014
n1 = 0,505 x 77 = 38,88 (dibulatkan 39)
n2 = 0,494 x 77 = 38,03 (dibulatkan 38)
Cara penentuan subjek penelitiannya ialah dengan cara undian. Cara
pengambilan sampel dengan memberi nomor setiap anggota populasi sesuai
jumlah anggota populasi. Sugiyono (2010:132) menyatakan “karena tekhnik
pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2010:61)
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar mata
pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.
Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa
adalah nilai mid semester siswa mata pelajaran pengantar akuntansi dan
keuangan kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang.
3.3.2. Variabel Independen (X)
Variabel Independen sering disebut variabel bebas, yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen, Sugiyono (2010:61). Dalam penelitian ini variabel
independen terdiri dari tiga variabel, yaitu:
1. Disiplin Belajar (X1)
Disiplin Belajar adalah wujud pengendalian diri siswa terhadap
berbagai aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh
siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar dengan tidak melakukan
sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses belajarnya.
Indikator disiplin belajar menurut Tu’u (2004:36) dibagi menjadi 4
(empat) yaitu:
a. Ketaatan dalam menaati peraturan dan tata tertib sekolah.
c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas.
d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.
2. Lingkungan Keluarga (X2)
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling utama bagi
siswa sebelum mengenal lingkungan sekolah.
Indikator lingkungan keluarga menurut Slameto (2010:60) dibagi
menjadi 6 (enam) yaitu:
a. Cara orang tua mendidik
b. Relasi antar anggota keluarga
c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi di keluarga
e. Pengertian orang tua
f. Latar belakang kebudayaan
3.4. Metode Pengumpulan Data
Ada dua teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada
penelitian ini yaitu metode angket (kuesioner) dan metode dokumentasi.
Penjelasan tentang kedua metode tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
3.4.1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan
mencari data mengenai variabel dari catatan, transkip, buku dan sebagainya
(Arikunto, 2006: 231).Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan
akuntansi dan keuangan siswa kelas X Akuntansi SMK Palebon
Semarangtahun ajaran 2014/2015.
3.4.2. Metode Angket
Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa metode angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan caramemberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada
metode angket ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan
pertanyaan tertutup.Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini
adalah jenis angket dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan penutup akan
memudahkan bagi responden karena responden tinggal memilih alternatif
jawaban yang telah disediakan dalam angket
Alternatif jawaban yang dijadikan sebagai pengukur variabel
menggunakan skala likert.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2010: 134). Indikator yang akan diukur dalam skala likert
dijabarkan menjadi indikator varibel yang kemudian dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun instrument yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.
Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian
ini dijabarkan sebagai berikut:
a. Sangat Setuju : 5
b. Setuju : 4
c. Ragu-ragu : 3
e. Sangat Tidak Setuju : 1
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas digunakan untuk melihat apakah tes yang dilakukan valid
(sahih). Menurut Arifin (2011:246) untuk melihat apakah tes yang dilakukan
valid dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor peserta didik yang
didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku.
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program
komputer SPSS 21.0 (Statistical Package for Social Science). Masing-masing
item akan dilihat nilai signifikansinya. Jika taraf signifikansi kurang dari 5%
(0,05), maka dikatakan item kuesioner tersebut valid dan dapat digunakan,
namun apabila taraf signifikan lebih dari 5% (0,05), maka dikatakan item
kuesioner tersebut tidak valid dan tidak dapat dipergunakan atau diperbaiki.
Hasil dari pengujian validitas terhadap 25 responden menggunakan
SPSS 21 dapat dilihat dalam tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas
No Variabel Indikator NoSoal signifikansi Alpha hasil
1. Disiplin
Belajar
1. Ketaat
an dalam menaati peraturan dan tata tertib sekolah
1 2 3 4 5 6 7
0,000 0,015 0,000 0,008 0,000 0,000 0,000
0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
ban saat
Sumber: Perhitungan data primer menggunakan SPSS 21
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel disiplin belajar
dianggap vallid karna nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari nilai
Alpha yaitu 0,05. Pada variabel lingkungan keluarga yang terdiri dari 26
pernyataan dapat di ketahuin pula pada indikator latar belakang kebudayaan
terdapat satu pernyataan yang tidak valid karna nilai signifikansi melebihi
nilai alpha yaitu 0,068 untuk pernyataan yang tidak valid tidak akan
digunakan dalam penelitian karna terdapat pernyataan lain yang telah
mewakili.
3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Arifin (2011:258) menjelaskan pengertian reliabilitas adalah tingkat
atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Rumus Alpha digunakan untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket
atau soal uraian.
Rumus Alpha:
Keterangan:
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2 : Jumlah varians butir
t2 : Varians total
Batas pengukuran daya beda yang digunakan adalah 0,70, dengan
demikian jika hasil perhitungan menunjukkan nilai alpha lebih besar dari
Hasil uji reliabilitas instrumen terhadap 25 responden menggunakan
SPSS 21 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Variabel
Cronbach's Alpha Based on Standardize
d Items
Syarat Minimal
Cronbach’s
Alpha
Kriteria
1. Disiplin Belajar 0,861 >0,7 Reliabel
2. Lingkungan Keluarga 0,922 >0,7 Reliabel
Sumber: Data Penelitian, diolah 2014
Berdasarkan tabel 3.3. diatas uji reliabilitas terhadap 25 responden
diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
diperoleh lebih dari 0,7 hasil tersebut membuktikan bahwa seluruh variabel
dapat dikatakan reliabel.
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.6.1 Analisis Deskriptif
Sugiyono (2010: 207) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan varibel yang ada dalam penelitian ini agar dapat dipahami
dengan lebih mudah oleh pembaca.
Tabel kategori digunakan dalam analisis deskriptif untuk mengetahui
tingkatan-tingkatan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti. Hadi (2004:12)
menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan tabel kategori sebagai
berikut:
1. Menentukan jarak pengukuran (R), jarak pengukuran diperoleh
dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.
2. Menentukan jumlah interval yang diperlukan, masing-masing
interval mewakili tingkatan kategori tertentu. Jumlah interval disesuaikan
dengan tujuan penyusunan distribusi oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat
lima interval/kategori yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat
buruk.
3. Menentukan lebar interval (i) yang digunakan, lebar interval
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
4. Menghitung sisa kekurangan bilangan, langkah ini dilakukan
ketika nilai lebar kelas adalah nilai pecahan yang kemudian dibulatkan
menjadi bilangan bulat. Penghitungan sisa kekurangan bilangan
menggunakan rumus:
Sisa kekurangan bilangan sebaiknya ditambahkan pada kedua sisi