• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembentukan Identitas Kota Solo oleh Pemerintah Kota Solo T1 362008005 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembentukan Identitas Kota Solo oleh Pemerintah Kota Solo T1 362008005 BAB IV"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM 4.1 Sejarah Singkat Kota Solo

Surakarta, juga dikenal sebagai Sala atau SOLO, adalah nama sebuah kota di Propinsi Jawa Tengah. Solo menempati 44,03 kilometer persegi luas permukaan dengan populasi sekitar 500 ribu orang. Sejarahnya tanggal kembali ke 1745 ketika Kartasura Istana Kerajaan Mataram dipindahkan oleh Raja, Susuhunan Paku Buwono II setelah hancur setelah kerusuhan. Setelah itu, desa ini menjadi Surakarta Hadiningrat. Kerajaan ini kemudian dibagi menjadi dua, Surakarta Sunanate (utara pengadilan) dan Yogyakarta (selatan pengadilan) setelah Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Dua tahun kemudian, penurunan Kerajaan Mataram berlanjut ketika wilayah utara Surakarta diserahkan kepada Pangeran Sambernyawa

(Mangkunagoro I) dan Royal House of Mangkunagaran didirikan. Ini menandai keberhasilan kebijakan Belanda dikenal sebagai "devide et impera" (membagi dan menaklukkan) di

Hindia. Sejak saat itu, budaya pengadilan sangat rumit dan elegan dikembangkan ketika kedua pengadilan menempatkan energi besar ke dalam seni. Wayang dan gamelan adalah beberapa seni pertunjukan yang masih ditindaklanjuti hingga hari ini. Keris, batik, karnaval dan festival tradisional Jawa juga berada di antara warisan budaya tak berwujud di kota Solo. Sejarah perkembangan kota Solo sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua pengadilan dan administrasi kolonial serta budaya perdagangan. Solo juga terkenal sebagai "kota dagang" ditandai oleh perkembangan Pasar Gede, pasar terkenal tradisional kota. Oleh karena itu, bangunan bersejarah dan situs-situs, khususnya Keraton Kasunanan, Pura Mangkunagaran, Vastenburg Fort, dan Pasar Gedhe, tinggal bukti sejarah kota yang membentuk warisan budaya nyata dari Solo.

Solo adalah salah satu kota Indonesia beberapa yang didirikan berdasarkan perencanaan kota modern. Dalam kota kereta api dan jalan raya (sekarang Jalan Slamet Riyadi), taman dan ruang publik, di antara elemen urban modern Solo. Tanda lainnya adalah keberadaan kanal dan air-gerbang sistem yang dikembangkan untuk mencegah banjir dari Bengawan Solo. Solo juga mengakui pengelompokan permukiman. Distrik sekitarnya Pasar Gedhe dan Kampung Balong adalah permukiman imigran Cina, sedangkan Pasar Kliwon

(2)

sarjana Muslim yang telah tinggal di sana selama berabad-abad. Lingkungan ini disebut Kampung Kauman terletak di sebelah barat Masjid Agung (Masjid Agung). Tempat tinggal nya adalah campuran gaya arsitektur Eropa, Jawa dan Cina.

Sejarah Solo bersama dengan warisan budaya berbagai sifat tangible dan intangible membuat kota yang terkenal sebagai Kota Budaya. Hal ini menimbulkan sikap menjaga terhadap segala bentuk budaya Jawa dan tradisi. Pentingnya sejarah dan budayanya menjadi legal diakui di seluruh dunia khususnya ketika tahun 2007 Surakarta menjadi yang pertama dan satu-satunya anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dari Indonesia.

4.2 Sejarah Pemerintahan Kota Solo

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi Pemerintahan Kota Surakarta. Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota Surakarta yang berhak mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri, sekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16 /SD, yang diumumkan pada tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor-faktor histories sebelumya, tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta.

Perkembangan Pemerintahan Kota Solo :

1. Periode Pemerintah Daerah Surakarta 16 Juni 1946 sampai berlakunya undang-undang Nomor 16 Tahun 1947

2. Periode Pemerintah Harminte Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 16 Tahun 1947 sampai berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1948

3. Periode Pemerintah Daerah Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1948 sampai berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1957

4. Periode Pemerintah Daerah Kotapraja Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 sampai berlakunya undang-undang Nomor 18 Tahun 1965

(3)

6. Periode Pemerintah Kota Surakarta. Berlakunya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 32 Tahun 2004, sampai sekarang

Walikota Kepala Daerah yang pernah menjabat Di Surakarta:

1. Mr. ISKAQ TJOKROHADISOERJO (15 Juli 1946 s/d 14 November 1946) 2. SJAMSOERIDJAL (14 November 1946 s/d 13 Januari 1949)

3. SOEDJATMO SOEMOWERDOJO (24 Januari 1949 s/d 1 Mei 1950) 4. SOEHARJO SOERJO PRANOTO (Juni 1949 s/d 1 Mei 1950)

5. K. Ng. SOEBEKTI POESPONOTO (1 Mei 1950 s/d 1 Agustus 1951)

6. MUHAMMAD SALEH WERDISASTRO (1 Agustus 1951 s/d 1 Oktober 1955 dan s/d 17 Pebruari 1958)

7. OETOMO RAMELAN (17 Pebruari 1958 s/d 23 Oktober 1965) 8. TH. J. SOEMANTHA (23 Oktober 1965 s/d 11 Januari 1968)

9. R.KOESNANDAR (1968 s/d 1975)

10.SOEMARI WONGSOPAWIRO (1975 s/d 1980)

11.SOEKATMO PRAWIROHADISEBROTO, SH (1980 s/d 1985) 12.H.R. HARTOMO ( 1985 s/d 1995)

13.IMAM SOETOPO (1995 s/d 2000) 14.SLAMET SURYANTO (2000 s/d 2005) 15.Ir. H. JOKO WIDODO (2005 s/d sekarang)

4.3 Selayang Pandang

Secara geografis Kota Surakarta berada antara 110045'15'' - 110045'35'' Bujur Timur dan antara 7036'00''- 7056'00' 'Lintang Selatan, dengan luas wilayah kurang lebih 4.404,06 Ha. Kota Surakarta juga berada pada cekungan di antara dua gunung, yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi dan di bagian timur dan selatan dibatasi oleh Sungai Bengawan Solo.

(4)

Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi oleh 3 kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari 5 (lima) wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun Tetangga (RT).

4.4 Slogan Surakarta

Kota Surakarta memiliki semboyan

"Berseri" yang singkatannya: "Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah" sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota

"Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa)" sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat

kebudayaan Jawa.

4.5 Visi Misi dan Lambang

Visi dan Misi Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun

2001 tanggal 13 Desember 2001 adalah :

Gambar 4.1

(5)

Terwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa , Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.

Misi:

1. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pengusahaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

3. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.

4. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan

4.6 Lambang Daerah: Arti Lambang :

Warna hijau berarti hidup, warna-warna putih, kuning, merah, dan hitam melukiskan nafsu diantara beberapa nafsu manusia. Semuanya berarti hidup harus dapat menguasai nafsunya.

Makna dari lukisan :

1. Perisai mewujudkan lambang perjuangan dan perlindungan.

2. Tugu lilin menyala melukiskan kebangunan dan kesatuan kebangsaan. 3. Keris melambangkan kejayaan dan kebudayaan.

4. Panah berarti selalu waspada.

5. Jalur mendatar berombak berarti Bengawan Sala.

(6)

8. Kapas dan padi melukiskan pakaian dan makanan yang berarti : Do'a kearah kemakmuran

9. Jumlah 6 dari daun, bunga dan buah kapas berarti bulan 6, jumlah 16 dari buah padi berarti tanggal 16

10.Kain adalah hasil kerajinan terpenting dari Kota Besar Surakarta dan Sidomukti mengandung arti do'a keluhuran

Lukisan yang terdapat dalam lingkaran jorong merupakan surya sangkala memet:

1. Anak panah diatas busur dengan bergerak, berarti " rinaras" dan berwatak enam. 2. Air berarti "waudadi" atau "dadi" dan berwatak empat

3. Mulai pangkal panah sampai ujung tugu merupakan bentuk lurus berarti " terus " dan berwatak sembilan

4. Tugu lilin berarti "manunggal" dan berwatak satu

Secara lengkap berbunyi : "RINARAS DADI TERUS MANUNGGAL" yang berarti tahun 1946

4.7 Kalender Event Budaya Solo 2010

NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI

1 Minggu, 30 Januari

GREBEG SUDIRO Pasar Gede

2 Rabu, 9 – Selasa, 15 Februari

SEKATEN Alun-alun Utara Keraton

Kasunanan Surakarta

3 Rabu, 16 Februari GREBEG MULUD Keraton Kasunanan Surakarta, Masjid Agung 4 Jumat, 18 – Selasa,

22 Februari

FESTIVAL KETOPRAK Venue : Gedung Kesenian Balekambang

5 Minggu, 20 Februari SOLO KARNAVAL Jalan Slamet Riyadi

6 Sabtu, 19 Maret FESTIVAL TIRTONADI Pelataran Sungai Tirtonadi

7 Senin, 4 April MAHESA LAWUNG Keraton Kasunanan Surakarta

8 Jumat, 29 April – Minggu, 1 Mei

BENGAWAN TRAVEL MART Solo dan kota-kota sekitarnya

(7)

10 Jumat, 6 – Minggu, 8 Mei

FESTIVAL DOLANAN BOCAH Kawasan Gladag

11 Jumat, 20 – Sabtu, 21

SOLO KAMPUNG ART Kawasan Monumen 45

Banjarsari

13 Minggu, 19 Juni – Selasa, 21 Juni

KREATIF ANAK SEKOLAH SOLO (KREASSO)

Kawasan Mangkunegaran

14 Sabtu, 25 Juni SOLO BATIK CARNIVAL Jalan Slamet Riyadi 15 Sabtu, 25 – Minggu,

26 Juni

KERATON ART FESTIVAL Keraton Kasunanan Surakarta

16 Senin, 27 Juni

SOLO BATIK FASHION Komplek Balaikota

19 Senin, 4 – Rabu, 6 Juli

SOLO CULINARY FESTIVAL Komplek Balaikota

20 . Kamis, 7 – Sabtu, 9

KEMAH BUDAYA Lapangan Kota Barat

(8)

24 Rabu, 31 Agustus GREBEG POSO Keraton Kasunanan Surakarta, Masjid Agung

25 Kamis, 1 –

Minggu, 11

September

PEKAN SYAWALAN JURUG Taman Satwa Taru Jurug

26 Kamis, 1 – Minggu, 11 September

BAKDAN ING BALEKAMBANG Taman Balekambang

27 Kamis, 29 – Jumat, 30 September

SOLO KERONCONG FESTIVAL Kawasan Mangkunegaran

28 Sabtu, 1

WAYANG BOCAH Gedung Wayang Orang

Sriwedari

PASAR SENI BALEKAMBANG Tanman Balekambang

32 Jumat, 28 –

GREBEG BESAR Keraton Kasunanan

Surakarta, Masjid Agung

35 Sabtu, 26 malam –

Minggu, 27

November

KIRAB MALAM 1 SURA Keraton Kasunanan

Surakarta, Pura

Mangkunegaran

36 Senin, 5 Desember

WIYOSAN JUMENENGAN SP KGPAA MANGKOE NAGORO IX

Pura Mangkunegaran

(9)

KEMBANG API MALAM TAHUN BARU

Tabel 4.1

4.8 Kalender Event Budaya Solo 2011

NO PELAKSANAAN EVENT LOKASI

1 MINGGU, 15 JANUARI

GREBEG SUDIRO KAWASAN PASAR GEDE

2 SENIN - MINGGU,

GREBEG MULUD KERATON KASUNANAN

& MASJID AGUNG 4 JUMAT-SELASA,

17 - 21 FEBRUARI

FESTIVAL KETHOPRAK GEDUNG KESENIAN

TAMAN BALEKAMBANG 5 SABTU, 18

FEBRUARI

SOLO KARNAVAL JL SLAMET RIYADI

6 MINGGU, 19 FEBRUARI

GUNUNGAN CHARITY BOAT RACE

BENGAWAN SOLO

7 KAMIS, 22 MARET MAHESA LAWUNG KERATON KASUNANAN

SURAKARTA 8 RABU-MINGGU, 18

- 22 APRIL

PESONA BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG

9 SABTU-MINGGU, 28 - 29 APRIL

BENGAWAN TRAVEL MART SELURUH KOTA SOLO

10 MINGGU, 29 APRIL SOLO MENARI JL SLAMET RIYADI

11 JUMAT-SABTU, 11

FESTIVAL DOLANAN BOCAH KAWASAN GLADAK

13 SELASA-KAMIS, 22

KERATON ART FESTIVAL KERATON KASUNANAN

SURAKARTA 16 JUMAT, 15 JUNI TINGALAN JUMENENGAN

DALEM KE-7 ISKS XIII

KERATON KASUNANAN SURAKARTA

17 SABTU-RABU, 16 - 20 JUNI

SOLO KAMPONG ART SOLO

18 SELASA, 19 JUNI PARADE HADRAH JL SLAMET RIYADI

19 MINGGU-SELASA, 24 - 26 JUNI

KREATIFITAS ANAK

SEKOLAH SOLO (KREASSO)

KAWASAN NGARSOPURO

20 SABTU, 30 JUNI SOLO BATIK CARNIVAL (SBC) JL SLAMET RIYADI

(10)

8 JULI ETHNIC MUSIC (SIEM) 22 JUMAT-SENIN, 13 -

16 JULI

SOLO BATIK FASIHON (SBF) KOMPLEKS BALAIKOTA

23 KAMIS-MINGGU,

FESTIVAL DALANG BOCAH JOGLO SRIWEDARI

25 MINGGU-SENIN, 22 - 23 JULI

WAYANG BOCAH GEDUNG WAYANG

ORANG SRIWEDARI

26 RABU, 8 AGUSTUS MALEM SELIKURAN KERATON KASUNANAN

SURAKARTA 27 JUMAT-SABTU, 10

- 25 AGUSTUS

MALEMAN SRIWEDARI TAMAN SRIWEDARI

28 MINGGU, 19 AGUSTUS

GREBEG POSO KERATON KASUNANAN

SURAKARTA 29 MINGGU-MINGGU,

19 - 26 AGUSTUS

BAKDAN ING BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG

30 RABU-RABU, 22 - 29 AGUSTUS

PEKAN SYAWALAN JURUG TAMAN SATWATARU

JURUG

SOLO CITY JAZZ KAWASAN

NGARSOPURO/SRIWEDA

SOLO CULINARY FESTIVAL SOLO

40 KAMIS-MINGGU, 25 - 28 OKTOBER

PASAR SENI BALEKAMBANG TAMAN BALEKAMBANG

41 JUMAT, 26 OKTOBER

GREBEG BESAR KERATON KASUNANAN

SURAKARTA

KIRAB APEM SEWU KAMPUNG SEWU

(11)

NOVEMBER FESTIVAL 45 JUMAT-SABTU, 16

- 17 NOVEMBER

KIRAB MALAM 1 SURA KERATON KASUNANAN

SURKARTA & PURA

4.9 Event-event Budaya Berdasarkan Klasifikasi : a.Religi

- Kirab Malam Satu Suro

b. Kemasyarakatan

- Grebeg Sudiro

- Mahesa Lawung

- Wiyasan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII

- Tinggalan Jumenengan Dalem ke-7 ISKS XIII Pesta Budaya dan kembang Api malam Tahun Baru.

c. Sistem Pengetahuan (pendidikan)

(12)

- Kemah Budaya

- Festival Dolanan Bocah

- Solo Cyber City Community

d. Kesenian (tari, musik, theater, batik)

- Festival Ketoprak

- Solo 24 jam Menari

- Solo Batik Fashion

- Pentas Wayang Orang Gabungan

- Solo Keroncong Festival

- Grand Final Cipta Lagu Keroncong

- Wayang Bocah

- Javanese Theatrical

- Keraton Art Festival

- Solo Kampong Art

- Solo Batic Carnival (SBC)

- Solo City Jazz

e. Event International

- Mangkunegaran Performing Art

- Solo International Performing Art (SIPA)

- Asia Pacific Historian Confrence

- Solo International Etnic Music (SIEM)

- Federation for Asian Cultural Promotion Confrence

(13)

f. Kuliner

- Solo Culinary Festival

- Grebeg Pangan

- Festival Jenang Solo 2012

g. Pariwisata

- Solo Karnaval

- Festival Tirtonadi

- Bengawan Travel Mart

- Grand Final Pemilihan Putra Putri Solo

- Bengawan Solo Gethek Festival

- Pasar Seni Balekambang

- Gunungan Charity Boat Race

- Pesona Balekambang

4.9.1 SIPA (Solo International Performing Art)

Gambar 4.2 Logo SIPA Community

Profil SIPA :

(14)

yang dimaksud wilayah genre seninya mulai dari seni tari, seni musik, hingga seni teater dan atau tidak menutup kemungkinan melebar ke wilayah seni yang lain.

SIPA akan terus mencari dan mencari bentuk idealnya. Setelah itu proses pencarian masih akan terus berlanjut hingga akan menemukan bentuk terbaiknya. Namun satu hal yang tidak akan pernah ditinggalkan adalah Spirit Solo sebagai ajang interaksi kultural yaitu konsep Solo Kota Budaya. Inilah yang akan selalu menjadi semangat dari proses pencarian bentuk yang ideal dari SIPA.

Akhirnya dari seluruh pemikiran itu akan bermuara pada satu tema besar. Solo akan menjadi kota yang “duwur adoh kuncarane”. Kota yang besar karena kehidupan tradisi masyarakatnya dan kebersamaannya sehingga kebesaran itu memiliki daya guna bahkan bagi masyarakat dari luar wilayah..

SIPA 2010 :

Gambar 4.3 Iklan Cetak SIPA 2010

Kalau ada pertanyaan dari mana peradaban sebuah kota bisa terus hidup dan tumbuh? Jawabannya sangat mungkin bisa dimulai dari kebudayaan masyarakatnya. Kalau ada pertanyaan, dari mana kebudayaan itu bisa ditandai? Salah satu yang sederhana ada pada kehidupan kesenian masyarakatnya.

(15)

SIPA hadir dari sebuah pemikiran untuk menggali potensi seni pertunjukan sebagai bagian dari kehidupan budaya. SIPA ada karena keinginan untuk terus mendewasakan kehidupan kota. Dan SIPA lahir karena berangkat dari semangat masyarakat. Dari dan milik masyarakat Solo.

Solo International Performing Arts (SIPA) yang diselenggarakan di Pamedan Istana Mangkunegaran Solo pada tanggal 16-18 Juli 2010 mengambil tema kesenian rakyat, dimana jenis kesenian ini memiliki keunikan yang layak untuk diangkat sekaligus sebagai tema pergelaran berskala international. Tak sekedar bicara persoalan estetika semata. Tetap juga berbicara tentang kehidupan alam dan masyarakat pendukungnya, lalu kearifan lokal pun sarat terkandung di dalamnya. Dalam pertunjukan SIPA 2010 delegasi yang tampil

diantaranya :

1. Wargo Budhoyo – Magelang, Jawa Tengah 2. Markt Allhau – Austria

3. Warisan Budaya Seni Melayu – Bangka Belitung 4. Seni Sumedang – Sumedang, Jawa Barat

5. Universitas Malaysia Sabah – Malaysia 6. ISI Dendasar – Bali

7. Sanggar Fitria dan Padepokan Kalang Kamuning – Bandung, Jawa Barat 8. Teater Lungit – Solo, Jawa Tengah

9. Oxana Chi – Jerman

10. Jiyu Luay – Kutai, Kalimantan 11. Timor Leste – Timor Leste 12. Danil Millan Cabrera – Mexico 13. Malang Dance – Malang, Jawa Timur 14. Ngurah Sudibya – Bali

15. Darma Giri Budaya – Wonogiri, Jawa Tengah

16. Lambangsari – Jepang

17. Teater Payung Hitam – Bandung, Jawa Barat 18. Universitas Negeri Medan – Medan, Sumatra Utara 19. Tari Tradisional – India

(16)

SIPA 2011

Gambar 4.4 Iklan Cetak SIPA 2011

Solo International Performing Art (SIPA) tak akan pernah berhenti untuk selalu

memberikan energi bagi kehidupan budaya di Kota Solo. Di setiap pergelarannya, tentu dengan seni pertunjukan sebagai sumber energinya, selalu ada semangat untuk menggali dan terus menggali agar pergelaran bisa semakin baik dan akan terus semakin baik.

Ketika SIPA 2011 mengusung topeng sebagai tema pergelarannya, itu sesungguhnya juga menjadi bagian dari semangat tersebut. Betapa pemilihan tema itu sesungguhnya juga menjadi bagian dari proses penggalian dari energi seni pertunjukan. Bukan tanpa sebab dan datang begitu saja. Justru sebaliknya ada proses pemikiran berulang-ulang yang akhirnya menemukan sebuah jawaban tentang kepantasan dan kelayakan.

(17)

tradisi, serta kehidupan masyarakat lain yang masih banyak tersimpan di sebalik karakteristik topeng. Inilah yang akan coba digali sebagai semangat dari SIPA 2011.

Akhirnya, jika panggung SIPA 2011 akan dihiasi banyak topeng dari berbagai masyarakat etnis baik dari dalam maupun luar negeri, pandanglah itu sebagai daya energi seni pertunjukan yang sedang dikumpulkan kekuatannya. Lalu di Pamedan Pura Mangkunegaran, selama tiga malam penyelenggaraannya (1-3 Juli 2011) , kekuatan itu akan digunakan untuk semakin menghidupkan Solo sebagai Kota Budaya.

Adapun delegasi yang tampil di SIPA 2011 diantaranya :

1. Hahoe Pyolshin-Gut T’al-nori – Korea

2. Didik Nini Thowok – Yogyakarta 3. Sanggar Seni Al- Ashri – Makasar 4. Janis Brenner – USA

5. Kelompok Satu Sanggar Sape’- Pontianak 6. Daya Presta – Jakarta

7. Ronnarong Khampha – Thailand 8. Teater Aron – Medan

9. Jawaharlal Nehru Indian Culture Center - India 10. I Nyoman Sura- Bali

11. Saung Udjo – Bandung

12. Universiti Malaysia Sabah – Malaysia

13. Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon 14. Leineroebana – Belanda

15. Los Peyoteros - Meksico 16. Sruti Respati – Solo 17. Penyayi lead Nadina

(18)

Gambar 4.5 iklan cetak SIPA 2012

Ketika seni pertunjukan menjadi spirit gerakan penyelamatan bumi dan segala kehidupannya. Performing arts atau seni pertunjukan bisa diartikan sebagai salah satu bagian dari kehidupan budaya. Dengan pengertian tersebut maka seni pertunjukan di Kota Solo bisa mendukung sebutan sebagai Kota Budaya.

SIPA 2012 tak sekedar memfungsikan seni pertunjukan untuk keperluan persoalan kesenian. Namun dari seni pertunjukan, baik itu dari wilayah tradisi atau pun dari wilayah

modern, SIPA 2012 juga harus bisa menjadi sarana untuk memunculkan semangat kebersamaan.

Menjadikan performing arts atau seni pertunjukan sebagai alat pemersatu semangat kebersamaan. Seni pertunjukan yang dimaksud bisa dari wilayah etnik (tradisi), modern atau pun kontemporer. Sementara bentuk pertunjukan bisa berupa sajian seni tari, teater atau pun musik.

(19)

4.9.2 SBC (Solo Batik Carnival)

Gambar 4.6 Logo SBC 5

Profil SBC :

S

Sebuah karya kreatifitas anak bangsa yang memadukan kekayaan tradisi dan karnaval modern. Dibalut kekayaan budaya batik sebagai kostum yang dieksplorasi. Event yang dibuat oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Telah terselenggara sebanyak 4 kali semenjak tahun 2008. Berturut-turut dengan tema Wayang, Topeng, Sekar Jagad, Keajaiban Legenda, dan kini menginjak tahun ke 5 dengan mengusung tema Metamorphosis.

B

Berdasar kearifan lokal menuju nasional dengan menggali imajinasi dan kreativitas. Berprinsip “Karnaval Berbasis Masyarakat”, peserta karnaval dituntut sebagai aktor sekaligus kreator kostum. Pembekalan karnaval melalui workshop dengan materi seputar Desainer, Make Up & Hair Do, Koreografi, Musik dan Kepercayaan Diri. Keserasian elemen-elemen tersebut berpadu dengan antusiasme semua pihak menjadikan SBC tampil spektakuler.

C

(20)

menjadi penyokong terselenggaranya event ini. “SBC adalah representasi Kota Solo, wujud kecintaan masyarakat kota Solo terhadap kotanya.”

Sejarah SBC (Solo Batik Carnival)

Berawal dari keinginan mengembangkan potensi batik, muncullah ide awal mengenai karnaval batik yang dicetuskan oleh salah seorang pengusaha dari kota Solo. Dengan menggaet Dynand Fariz (creator Jember Fashion Carnival) dalam pembuatan konsep awal karnaval, terlahirlah Solo Batik Carnival. Konsep awal tersebut kemudian didiskusikan dengan Walikota Solo selaku pemangku kepentingan tertinggi. Bak gayung bersambut, Ir. Jokowi-pun mempertemukan mereka dengan Kepala Dinas Pariwisata Tahun 2008. Kemudian dibentuklah kepanitiaan dan memulai perekrutan peserta dan volunteer. Dalam era awal terbentuknya SBC, kritikan dan kesangsian banyak muncul dari para pegiat seni,

dikarenakan desain yang digunakan sebagai kostum karnaval dianggap menyimpang dari nilai nilai batik. Akan tetapi dengan maksud dan tujuan yang baik, bahwa gagasan awal karnaval ini adalah sebagai bentuk eksplorasi batik dengan berdasar pada nilai nilai luhur batik, maka Solo Batik Carnival pun dapat diterima oleh semua elemen masyarakat termasuk para penggiat kesenian di Surakarta.

SBC 1 :

(21)

event pertama SBC digelar tanggal 13 April 2008. Mengangkat tema kesenian wayang SBC pertama mampu menyedot antusiasme masyarakat Solo. Tak ayal, media cetak jakarta post dan BBC online turut meliput event ini. Gelaran pertama ini juga mampu mendongkrak ekonomi pengusaha yang bergeliat di bidang batik.

SBC 2 :

Gambar 4.8 Iklan Cetak SBC 2 tahun 2009

memasuki tahun kedua, Solo Batik Carnival lebih mengeksplorasi batik. hal itu terlihat dari tema “Topeng” yang diaplikasikan dalam kostum batik. Karnaval yang digelar pada 28 Juni 2009 ini semakin membuat masyarakat antusias dengan Solo Batik Carnival.

(22)

Gambar 4.9 Iklan Cetak SBC 3 tahun 2010

Pada event ketiga yang digelar tanggal 23 Juni 2010, SBC mengangkat tema yang lebih luas, yaitu “Sekar Jagad” yang meliputi flora dan fauna. Ratusan peserta terlibat dalam karnaval dengan rute Sepanjang jalan raya Slamet Riyadi.

SBC 4 :

Gambar 4.10 Iklan Cetak SBC 4 tahun 2011

Roro jongrang, Ande-ande Lumut, Ratu Pantai Selatan, dan Kencana Wungu atau yang disebut dengan “Sang Legenda” menjadi tema gelaran SBC kali ini. Berbeda dengan SBC tahun sebelumnya, SBC kali ke 4 ini di gelar pada malam hari.

(23)

VISI :

Pengembangan Industri Kreatif dengan Batik dan Bahan Daur Ulang diproses menjadi sebuah Seni Pertunjukan Fashion Carnival bertaraf Internasional.

MISI :

Membangun kesadaran atas Industri Kreatif dengan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelatihan/Workshop untuk pembuatan kostum dengan proses materi Batik dan Bahan-bahan Daur ulang yang ada di sekitarnya menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan melalui penyelengaraan Solo Batik Carnival, yang menyajikan hiburan bermutu tinggi.

TUJUAN :

a. Menggali Potensi Masyarakat untuk menjadi Kreator/Desainer Busana Karnival dengan memanfaatkan Batik dan Pemakaian barang daur ulang sebagai bahan dasar serta potensi peserta sebagai Aktor di mana setiap peserta dituntut mampu memperagakan karya dari masing-masing peserta.

b. Agenda Tahunan dari Pemerintah Daerah Solo serta Solo Center Point yang sudah menjadi Event Internasional dimana dengan adanya event ini secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan masyarakat secara umum.

c. Membangun kemitraan antar Pemerintah Kota Solo khususnya, Departemen Pariwisata, Departemen Pendidikan Pemuda dan Olah Raga, Serta Depertemen Perindustrian dengan Pihak Swasta untuk membangun dan berkomitmen untuk melaksanakan Solo Batik Carnival ke-5.

d. Mendorong partisipasi seniman lokal dalam menggali inspirasi dan penuangan dalam

Desain Busana Karnival.

e. Meningkatkan jumlah pengunjung untuk menyaksikan Solo Batik Carnival ke-5 untuk mendorong pendapatan pada hotel, restoran, dan industri Batik serta merangsang usaha

Pedagang.

f. Mendorong relawan lokal dalam perencanaan dan penyelenggaraan festival

g. Memperkuat Kota Solo Sebagai Citra Kota Batik diharapkan dengan adanya event ini dapat memperkuat Kota Solo sebagai kota Batik dengan Image yang dibentuk melalui Desain Busana Karnival berbahan dasar Batik.

(24)

i. Wahana hiburan masyarakat Solo, diharapkan dengan adanya event ini menjadikan salah satu alternative hiburan yang mendidik bagi warga kota Solo.

Yayasan SBC (Solo Batik Carnival) Community :

Solo Batik Carnival merupakan event tahunan pemkot Solo yang mendapat antusiasme tinggi dari masyarakat Solo. Mulai dari gelaran pertama di tahun 2008 sampai tahun 2012 ini. Evaluasi dari tahun ke tahun membuat pertunjukkan SBC semakin

spektakuler. Memasuki tahun ke5 , tentu saja SBC mengedepankan profesionalitas. Hal ini terbukti dengan didirikannya Yayasan Solo Batik Carnival. Sebenarnya, sejak gelaran SBC pertama ide ini telah dimunculkan namun baru dapat terealisasi pada tahun 2012 ini.

Yayasan Solo Batik Carnival merupakan sebuah lembaga berbadan hukum resmi yang didirikan awal tahun 2012. Diharapkan yayasan ini menjadi tempat bernaung para peserta Solo Batik Carnival. Keberadaan yayasan ini menjadi semacam manajemen untuk para anggota Solo Batik Carnival , mengingat banyaknya tawaran show dari luar kota Solo. Dengan begitu, peserta Solo Batik Carnival mempunyai standar minimal akomodasi dan manajemen yang profesional untuk show di luar kota Solo. Rencana jangka panjangnya, dari yayasan ini kemudian muncul lembaga lembaga pendidikan dalam bidang fashion, terutama batik.

4.9.3 Sekaten

Solo Sekaten adalah festival tahunan yang hanya diatur di bulan Maulud, yakni bulan yang ketiga, sesuai dengan sistem kalender Jawa. Upacara itu sendiri dimulai pada hari kelima bulan. Festival Solo Sekaten didedikasikan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Festival ini dimulai ketika dua gamelan Kyai Guntur yang Madu dan Kyai Guntur Sari mulai memainkan gending Jawa: Rambu dan Rangkur. Berdasarkan sejarah, gending ini diciptakan oleh Wali Sanga di abad ke-15 untuk menarik orang-orang dalam penyebaran Islam. Untuk menarik orang, gamelan yang direkonstruksi dengan ukuran lebih besar, untuk membuat suara lebih keras, dan orang bisa mendengarnya dari tempat yang jauh.

(25)

Sekarang, selain memegang tujuan utama untuk mempertahankan budaya Jawa dan Islam di Solo, Sekaten bertujuan untuk memenuhi sektor ekonomi dan pariwisata di wilayah itu. Beberapa ritual atau yang biasa dikenal sebagai Grebeg Mauludan masih ditahan baik sebagai tradisi dan daya tarik untuk menarik perhatian para wisatawan. Sementara sekarang, untuk membuka kesempatan bagi pedagang dan warga sekitar, Malem Sekaten sekarang diadakan selama sekitar 30 hari. ( http://www.insidesolo.com/sekaten-solo/ , 23 juni 2012 ; 1.12 )

Gambar 4.11 Sekaten

Selain itu, terdapat pasar malam dalam perayaan Sekaten. Pasar malam berlangsung selama perayaan Sekaten, bahkan berminggu-minggu sebelumnya. Pasar malam tersebut berada di alun-alun utara Solo. Di dalam pasar malam, ada banyak jenis permainan seperti, komedi putar, odong-odong, dan masih banyak lagi. Serta banyak penjual makanan yang menjajakan kuliner-kuliner khas Solo.

Puncak acara sekaten adalah saat Grebeg Maulud. Grebeg Maulud bertepatan pada tanggal 5 Februari besok atau tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Islam. Dalam Grebeg Maulud terdapat gunungan, yaitu acara puncak dari rangkaian upacara perayaan Maulid Nabi. Gunungan berisi hasil-hasil bumi berupa kacang-kacangan, buah, berbagai macam sayuran dan masih banyak lagi yang disusun melingkar. Hasil-hasil bumi di gunungan adalah hasil-hasil bumi yang terbaik di Solo.

(26)

Sebelum diperebutkan, gunungan didoakan dulu di dalam keraton agar menjadi berkah bagi masyarakat Solo.

4.9.4 Grebeg Sudiro

Grebeg Sudiro adalah event di Kampung Sudiroprajan, di mana Pasar Gede sebagai salah satu simbol heritage kota Solo berada. Akan tetapi event ini bisa dikatakan merupakan event kota Solo yang memang diadakan pada tiap tahunnya.

Seorang tokoh masyarakat Kampung Sudiroprajan, Sri Harjo, mengatakan, Bok Teko telah menjadi ikon kampung itu. Masyarakat kampung itu, katanya, sejak relatif lama mewujudkan pembauran antara warga pribumi, Jawa, dengan keturunan Tionghoa. “Ada mitos bahwa di Kampung Mijen, Kelurahan Sudiroprajan, tutup teko pemberian Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakoe Buwono X, jatuh di jembatan sungai kecil yang melintas kawasan tersebut. Tetapi saat dicari tidak ditemukan. Selanjutnya jembatan itu

dinamakan Bok Teko. Hingga saat ini masih ada beberapa warga yang sering berdoa di tempat itu,” katanya. (MI)

Tidak mengherankan jika dalam acara ini menyajikan kebudayaan dengan latar

belakang yang beragam karena mengingat kampung Balong yang merupakan salah satu kampung pecinan di Surakarta, dan juga Pasar Gede yang merupakan salah satu simbol keberadaan kerajaan Surakarta Hadiningrat. Senada dengan tema yang diusung dalam acara tersebut, “Kebhinekaan dalam Kebersamaan” Pada acara Grebeg Sudiro ini beragam acara yang digelar selama kurang lebih satu minggu yang puncak acaranya pada hari Minggu, 7

Februari 2010 dengan mengarak gunungan 4000 kue keranjang, barongsai, liong, reog, kesenian lima gunung, pawang geni, kirab lampion. Dan tentunya iringan Sepeda Lawas Solo sebagai “cucuk lampah”. Acara kirab sendiri diawali dengan berkumpul pada pukul 14.00 di sepanjang Jalan Kapten Mulyadi, bendera start dikibarkan Wakil Walikota Surakarta di depan Pasar Gede. Selanjutnya iringan kirab menyusuri jl. Sudirman – jl. Mayor Sunaryo – jl. kapten Mulyadi – jl. R.E. Martadinata – jl. Cut Nyak Dien – jl. Ir. Juanda – jl. Urip Sumoharjo – kembali di depan Pasar Gede. 1

1

(27)

Gambar 4.12 Grebeg Sudiro di Pasar Gede

Kirab "Grebeg Sudiro" menjadi tradisi warga kawasan Sudiroprajan, Solo, menjelang perayaan Tahun Baru China atau Imlek. Ribuan warga setempat memadati tepi kanan dan kiri jalan di kawasan itu, di Solo, Minggu, untuk menyaksikan tradisi yang melibatkan sekitar 1.200 orang itu.

Mereka menampilkan berbagai atraksi kesenian seperti barongsai, liong, reog, dan kesenian tradisional setempat lainnya. Peserta kirab juga tampak mengusung lampion berukuran relatif besar berbentuk teko yang dikenal dengan sebutan "Bok Teko". 2

Sesuai temanya, acara diisi dengan kirab atau karnaval budaya di lingkungan Sudiroprajan. Tidak main-main kirab diikuti 44 kelompok peserta dari kelompok seni dan budaya di Sudiroprajan dan sekitar. Sebagai media interaksi seni budaya Jawa-China, Grebeg Sudiro menyuguhkan dua atraksi baru yang berasal dari China yakni wushu dan taichi.

Suguhan di depan panggung utama di depan Pasar Gede itu mendapat apresiasi besar dari penonton. 3

1.9.5 Kreatif Anak Sekolah (KREASSO)

2

Diunduh dari

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/02/08/07491780/Jelang.Imlek.Ada.Grebeg.Sudiro.di. Solo : 23 juni 2012;1.31

3

(28)

Gambar 4.13 Logo KREASSO

KREASSO adalah Kreatif Anak Sekolah Solo. erupakan event tahunan yang digagas Pemkot Surakarta melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kota Surakarta. KREASSO juga telah menjadi Promotional Event tahunan Kota Solo dan masuk menjadi salah satu Kalender Kegiatan Kebudayaan (Calendar of Cultural Event) Kota Solo. Event ini merupakan ajang aktifitas dan kreatifitas pelajar.4 Khususnya pelajar di Kota Solo. Sebagai penyelenggara, seluruhnya dilaksanakan pelajar dengan supervisi dari pihak Dinas dan Konsultan Event. MISI KREASSO sendiri adalah Mempublikasikan Capaian Pendidikan. Sedangkan VISI KREASSO adalah menjadi Etalasi Prestasi Sekolah.

Materi KREASSO ada 3, yakni

1. Expo

2. Workshop/Competition

3. Performing Art

Pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010. Kemudian yang kedua pada tahun 2011 dan nanti pada tanggal 24-25-26 Juni 2012 bertepatan dengan Hari Minggu, Senin dan Selasa,merupakan penyelenggaraan yang ke3.

Pada gelaran yang pertama, yakni 18-19-20 Juni 2010, KREASSO diperuntukkan bagi komunitas pelajar dan sekolah di Kota Solo. Saat itu tema yang diangkat adalah :

“Dari Pelajar Solo Untuk Semua Pelajar”.

Sebagai embrio untuk keberlanjutan tahun-tahun berikutnya, format kegiatan masih cukup sederhana. Namun demikian, antusiasme masyarakat khususnya pelajar, sangat menggembirakan. Berangkat dari kondisi penyelenggaraan pertama di atas, maka Walikota

4

(29)

Solo, Bapak Ir H Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, menetapkan bahwa KREASSO digelar tiap tahun dengan eskalasi tiap tahun harus meningkat. Baik secara kualitas maupuN sebaran peserta.

Lantas pada KREASSO II, dengan format penyelenggaraan sama, yakni 3 hari berturut-turut, Panitia dapat menuntaskan tugas pada tanggal 19-20-21 Juni 2011. Seperti pada penyelenggaraan di tahun sebelumnya, area acara di Kawasan Pasar Triwindu, NgarsopuroSolo,tiap hari selalu disesaki penonton.5

Tema yang diangkat saat itu adalah :

“Green Product & Eco Culture”.

INTERNATIONAL EVENT

Nah, pada event tahun ke 2 itulah, sekali lagi Walikota Solo, Bapak Jokowi meneguhkan kekuatan KREASSO sebagai salah satu format kegiatan pelajar di luar sekolah yang memiliki prestise tersendiri. Dan sebagai konsekuensinya, Beliau meminta Panitia menggagas gelaran KREASSO III Tahun 2012 sebagai international event. Baik materi, peserta maupun sisi manajerial.

Menjawab permintaan Bapak Jokowi, maka untuk gelaran kali ketiga tahun 2012, yang akan dilaksanakan pada Hari Minggu-Senin-Selasa, 24-25-26 Juni 2012, Panitia menetapkan mengundang 6 Delegasi Sekolah Nusantara dan 3 Delegasi Sekolah Internasional.

Untuk Delegasi Sekolah Nusantara masing-masing yang kami undang adalah SMAN 78 Jakarta, SMAN 3 Semarang, SMAN 3 Yogyakarta, SMAN 3 Malang,

SMAN 1 Denpasar dan SMAN 1 Makassar.

Khusus untuk format partisipasi Delegasi Sekolah Nusantara maupun Delegasi Sekolah Internasional, masih sama dengan penyelenggaraan terdahulu (KREASSO I & II), yakni tampil di PERFORMING ART. Sementara untuk Delegasi Kota Solo, selain akan

menampilkan gelaran Expo, Competition, juga akan bergabung dengan Delegasi Sekolah Nusantara dan Sekolah Internasional, mereka yang terpilih akan unjuk kebolehan di Panggung Seni.

5

(30)

Seperti juga di penyelenggaraan KREASSO I & II, acara sudah dimulai sejak pagi pada pukul 09.00 WIB dan baru berakhir malam hari, pada pukul 23.00 WIB. Namun kali ini akan diramaikan dengan berbagai lomba sebagai rintisan realisasi misi dan visi KREASSO. tema yang kami gulirkan di KREASSO 2012 adalah :

“ STUDENT COMPETITION IN

GREEN PRODUCT, SIMPLE TECNOLOGY & CREATIVE COMMUNITY”

Gambar 4.14 Iklan Cetak KREASSO 1.9.6 Solo Culinary Festival

Kota Solo adalah kota yang kaya dengan khasanah kuliner tradisonalnya. Sudah menjadi suatu tradisi bahwa jika berkunjung ke kota Solo, serasa tidaklah lengkap tanpa meluangkan waktu untuk menikmati berbagai sajian lezat makanan khas kota tersebut. Ada beberapa jenis makanan tertentu seperti timlo, nasi liwet, srabi,tengkleng

(31)

Festival yang berlangsung pada tanggal 10 - 11Desember 2011 lalu, digelar di area Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan Galabo. Galabo merupakan pusatnya makanan-makanan khas kota Solo yang buka setiap malam hari dengan memanfaatkan ruas jalan Mayor Sunaryo. Letaknya yang berada di pusat kota yaitu di daerah Gladag, Alun-alun utara Kraton Kasunanan Surakarta dan hanya berjarak sekitar 200 meter dari Balaikota Surakarta, membuat tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh para pecinta wisata kuliner.

Saat berlangsungnya Solo Culinary Festival, Galabo menjadi lebih semarak dengan stand-stand makanan tradisional Solo yang ditampilkan secara lebih lengkap. Pengunjung bisa menikmati aneka makanan tradisional yang terbilang unik dan langka seperti, cabuk

rambak, sate kere, gendar pecel, grontol, jadah blondo, brambang asem atau aneka olahan singkong yang bisa menghasilkan berbagai jenis makanan seperti tiwul, jongkong, gathot, chenil, cethot, klepon dan gethuk. Sambil menikmati aneka makanan khas kota Solo, para pengunjung juga disuguhi sajian kesenian daerah seperti reog, musik bambu dan keroncong.

Kekayaan aneka kuliner khas kota Solo merupakan bagian dari daya tarik wisata. Ketika aneka makanan khas Solo selalu terjaga keberadaannya dan makin disuka, sebagian besar pelaku usahanya yang berasal dari kalangan industri kecil dan industri rumahan bisa ikut merasakan bahagia. Gladag Langen Bogan (Galabo) yang juga bisa diartikan Gladag sebagai pusat kuliner untuk memanjakan rasa, setiap malam akan selalu berbagi ceria dengan aneka jajanannya yang khas, dan menggoda mata serta lidah untuk mencicipinya.

(32)

Gambar 4.17 Dawet Pasar Gede Gambar 4.18 Cabuk Rambak

Gambar 4.19 Jajan Pasar Gambar 4.20 Sate Kere

Gambar 4.21 Galabo Langen Boga

(33)

Gambar 4.22 Taman Balekambang Solo

Taman Balekambang sebagai salah satu tempat wisata budaya dan lingkungan di Kota Solo yang juga sekaligus sebagai paru - paru kota memang terus melakukan pembenahan baik di segi infrastuktur seperti penambahan wahana permainan maupun dalam bentuk acara dan sebagai wujud kepedulian terhadap perkembangan seni dan budaya di kota Solo, Taman Balekambang bakal menggelar sebuah acara bertajuk Pasar Seni dan Budaya. Acara yang digelar mulai tanggal 22–26 Oktober 2010. Acara yang juga digelar dalam rangka memperingati hari ulang tahun Taman Balekambang ke-89, akan menghadirkan serangkaian kegiatan-kegiatan kesenian serta menampilkan sajian-sajian budaya tradisi yang selama ini menjadi ciri khas dari Taman Balekambang sendiri.

Selain itu pasar rakyat, wahana outbound, pancingan ikan, permainan anak dan demo membatik juga akan disajikan dalam gelaran tersebut. acara tersebut adalah ajang para seniman untuk memamerkan karya-karya mereka. Konsep murah pun tetap melekat dalam penyelenggaraan event tersebut, pasalnya acara Pasar Seni yang digelar ini tidak akan menjual tiket masuk alias gratis.

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 4.1 4.8 Kalender Event Budaya Solo 2011
4.9 Tabel 4.2 Event-event Budaya Berdasarkan Klasifikasi :
Gambar 4.2 Logo SIPA Community
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan kondisi jalur pejalan kaki dan elemen-elemen pendukungnya dilihat dengan menggunakan teori robustness yaitu aktivitas

Penentuan penggunaan minyak goreng sania pada pedagang gorengan untuk membandingkan hasil uji dengan minyak goreng blanko sania, ini dikarenakan jika minyak yang

Dashboard didesain landai ke depan dengan posisi panel utama yang ergonomis dan terdapat multi information display di bagian tengah tachometer. pada lingkar, terdapat

 Keindahan merupakan salah satu faktor yang menjadi tolok ukur bagus dan tidaknya suatu benda, demikian halnya dengan bodi kendaraan, unsur keindahan perlu

Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) terdapat tiga sektor yang termasuk sektor basis yang masing- masing mempunyai peranan yang cukup menonjol

 Kalau pada teknik palu-on-dolly yang dipalu adalah bagian yang terdapat dollynya, maka pada teknik palu-off-dolly, yang dipalu adalah bagian diantara atau disekeliling dari

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Probolinggo Tahun 2006- 2010”. Skripsi ini disusun

Gunung Sahilan , Kami Pokja V Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2014 Bersama ini kami mengundang Saudara untuk dapat menghadiri Pembuktian