• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISA DATA

5.6 Interpretasi Data

5.6.1 Lingkungan Kerja

Berdasarkan hasil jawaban responden (tabel 5.1) diketahui bahwa lingkungan kerja berada pada posisi sedang, hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja tempat karyawan bekerja di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah lumayan bagus. Akan tetapi, masih perlu dijaga serta mempertahankan agar lingkungan kerja tetap kondusif. Dengan begitu karyawan akan semakin nyaman dalam bekerja sehingga kinerja akan meningkat.

Dalam penelitian mengenai lingkungan kerja pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan, penulis menggunakan delapan indikator untuk mengukur bagaimana lingkungan kerja pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yaitu suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja, tersedianya fasilitas di tempat kerja,

penerangan atau cahaya, sirkulasi udara, kebisingan, bau tidak sedap, dan keamanan di tempat kerja. Indikator-indikator tersebut diuraikan ke dalam beberapa pernyataan dan disebarkan kepada 78 responden.

Dari data yang diperoleh melalui lingkungan kerja yaitu mengenai suasana kerja di tempat kerja. Dimana dalam indikator ini terbagi atas dua pernyataan yaitu suasana kerja di dalam perusahaan menyenangkan dengan fasilitas dalam bidang pekerjaan memadai/baik dan kebersihan di perusahaan membuat suasana kerja menyenangkan. Dari kedua pernyataan ini mayoritas responden menjawab setuju dimana dapat di lihat pada tabel 4.8 dan tabel 4.9. Dengan adanya fasilitas yang memadai sebagai alat penunjang untuk menyelesaikan pekerjaan dan kebersihan di tempat kerja yang terjaga akan membuat suasana kerja menjadi menyenangkan sehingga pekerjaan akan terselesaikan dengan baik dan menguntungkan bagi perusahaan. Dalam hal hubungan dengan rekan kerja, karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan selalu menjaga keharmonisan dengan karyawan lain, hal tersebut sesuai dengan jawaban responden dan tertera pada tabel 4.10. Keharmonisan tersebut bisa tercipta karena adanya sikap saling menghornati antar sesama karyawan (tabel 4.11). Para karyawan selalu menjaga hubungannya dengan karyawan lain, sehingga diharapkan terciptanya kerjasama yang baik dan lingkungan kerja tetap kondusif.

Adanya fasilitas musholla yang diberikan perusahaan sangat membantu karyawan untuk beribadah, sebanyak 53,8% setuju dengan adanya fasilitas ini (tabel 4.12). Dan sebanyak 56,4% setuju dengan adanya fasilitas kantin yang diberikan perusahaan (tabel 4.13). Berdasarkan jawaban responden tersebut

terlihat bahwa fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan sangat digunakan dengan baik oleh karyawan.

Dalam hal penerangan atau cahaya di tempat kerja, sebanyak 25,6% responden menyatakan kurang setuju terhadap penerangan yang ada (sinar matahari dan listrik) di ruang kerja telah sesuai dengan kebutuhan (tabel 4.14) dan sebanyak 43,6% responden menyatakan kurang setuju terhadap cahaya penerangan (listrik) yang ada memancar dengan tepat/tidak menyilaukan mata (tabel 4.15). Berdasarkan jawaban responden tersebut dapat dilihat bahwa penerangan atau cahaya yang ada di tempat kerja belum sesuai dengan kebutuhan. Penerangan atau cahaya yang kurang ataupun berlebihan dapat memberi dampak buruk bagi karyawan. Dimana karyawan menjadi cepat lelah dan tidak konsentrasi dalam bekerja. Hal ini tentu memerlukan perhatian dari pimpinan untuk mengatur ulang penerangan di ruangan kantor karyawannya. Dengan memberikan penerangan yang tepat dapat membantu karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sebaik den secepat mungkin.

Sirkulasi udara di tempat kerja juga mempengaruhi karyawan dalam bekerja. Sebanyak 62,8% responden menyatakan setuju dengan kondisi udara di ruang kerja memberikan kenyamanan selama bekerja (tabel 4.16) dan ventilasi di ruang kerja karyawan berfungsi dengan baik, mayoritas responden menjawab setuju (tabel 4.17). Pertukaran udara yang baik membuat udara di ruangan kantor menjadi segar dan kelembaban udara juga terjaga. Hal ini akan memberi dampak yang positif bagi karyawan dimana karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja. Dalam hal mengenai kebisingan di tempat kerja, sebanyak 66,7% responden menjawab setuju lingkungan kerja karyawan tenang dan bebas dari suara bising

mesin (tabel 4.18) dan sebanyak 60,3% responden menjawab setuju lingkungan kerja karyawan tenang dan bebas dari kebisingan suara lalu lalang kendaraan (tabel 4.19). Kebisingan di tempat kerja akan menganggu konsentrasi karyawan dalam bekerja. Berdasarkan jawaban responden di atas menunjukkan tingkat kebisingan yang rendah di lingkungan kerja karyawan sehingga fokus karyawan dalam bekerja tidak terganggu.

Indikator lain mengenai lingkungan kerja juga termasuk bau yang tidak sedap di tempat kerja. Selain menjaga kebersihan, diperlukan cara untuk mengantisipasi ataupun meminimalisir bau yang tidak sedap tersebut. Dalam hal ini sebanyak 76,9% responden menjawab setuju dengan adanya AC membantu menghilangkan bau-bauan tidak sedap yang mengganggu di ruang kerja sehingga merasa betah dalam bekerja (tabel 4.20) dan sebanyak 62,8% responden setuju pewangi ruangan membantu menghilangkan bau tidak sedap di dalam ruangan kerja (tabel 4.21). Karyawan menggunakan AC dan pewangi ruangan untuk menghilangkan bau yang tidak sedap di lingkungan kerja dan cara tersebut cukup ampuh dan efektif dalam menhilangkan bau yang tidak sedap tersebut.

Selain itu perusahaan harus bisa menjamin keamanan di tempat kerja. Pada indikator ini sebanyak 71,8% responden setuju keamanan gedung dalam perusahaan sudah terjamin (tabel 4.22) dan mayoritas setuju dengan adanya petugas keamanan/satpam di lingkungan kantor, membuat karyawan tenang dalam bekerja.(tabel 4.23). Berdasarkan jawaban responden di atas menunjukkan lingkungan kerja karyawan sudah terjamin dan didukung juga adanya petugas keamanan yang menjaga agar keamanan di tempat kerja selalu terjamin. Sehingga karyawan akan merasa tenang dan nyaman dalam bekerja.

5.6.2 Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai, atau yang dikerjakan karyawan dalam melaksanakan kerja atau tugas tertentu dalam mencapai tujuan organisasi. Kinerja karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan diukur dengan indikator sebagai berikut: kuantitas kerja, kualitas kerja, kehandalan, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Pada tabel 4.24 dapat diambil kesimpulan bahwa karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih banyak dari standart. Hal ini disimpulkan dari persentase jawaban responden yang menjawab setuju sebanyak 56,4%, dari jumlah respoden. Dan karena mayoritas karyawan menyelesaikan pekerjaan lebih banyak dari standart, sudah tentu mereka menghasilkan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan bahkan melebihi target yang telah ditetapkan, bisa dilihat pada tabel 4.25.

Mengenai kualitas kerja, karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dapat menyelesaikan setiap pekerjaan dengan teliti dan rapi. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.26 dimana sebanyak 56,4% responden setuju dapat menyelesaikan setiap pekerjaan dengan teliti dan rapi. Dan mayoritas responden yaitu sebesar 25,6% menjawab kurang setuju mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih baik dari standart (tabel 4.27). Berdasarkan jawaban responden, karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan teliti dan rapi namun belum bisa lebih baik dari standart yang ditetapkan perusahaan. Hal tersebut masih wajar namun alangkah baiknya apabila karyawan bisa meningkatkan kemampuan kerjanya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan yang lebih dari standart.

Dalam hal kemampuan pegawai menyelesaikan tugas/pekerjaan yang diberikan tanpa ada kesalahan, dapat dilihat pada tabel 4.28. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan kurang setuju pekerjaannya tidak pernah disalahkan oleh atasan. Hal ini menunjukkan karyawan belum mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan harapan atasan dan hal tersebut harus diperbaiki. Sebanyak 62,8% responden menjawab setuju mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab karyawan sesuai dengan yang ditentukan (tabel 4.29). Untuk meminimalisir kesalahan, karyawan perlu berhati-hati dalam menyelesaikan pekerjaan dan lebih baik dari yang ditentukan sehingga atasan akan merasa puas dengan hasil kerja karyawan.

Dalam hal kedispilinan dapat diukur melalui kehadiran karyawan dari ketepatan mengenai jam masuk dan pulang kerja. Kedisplinan karyawan dinilai cukup bagus dimana mayoritas responden menjawab setuju jarang terlambat masuk kerja dan pulang sesuai jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Kerjasama dari para karyawan diperlukan agar tugas/pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mendorong peningkatan kinerja para karyawan agar semakin baik. Kerjasama para karyawan pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah dikatakan baik. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 4.32 sebanyak 60,3% responden menjawab setuju mengutamakan kerjasama dengan rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan dan sebanyak 76,9% responden menjawab setuju sering melakukan koordinasi dengan rekan kerja dalam menyelesaikan tugas bersama.

5.6.3 Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada Rumah

Dokumen terkait