BAB II LANDASAN TEORI
6. Lingkungan Kerja
Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan
untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain
berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna
dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Masidjo (1995:96)
tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan
untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang
atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan
dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya
rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang
Menurut Shalahuddin (1991:73) persepsi merupakan
bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu
yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan
objek yang dihayati. Menurut Walgito (1994:53) persepsi
merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu
merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat
menyadari dan dapat mengadakan persepsi maka ada beberapa
syarat yang harus dipenuhi yaitu :
1. Adanya objek yang dipersepsikan
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai
alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung
mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai
reseptor.
2. Alat indera atau reseptor
Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula
syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang
diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat
kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons
diperlukan syaraf motoris.
3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu
pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.
Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk
mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau
kealaman, fisiologis dan psikologis.
Menurut Irwanto (1988:76) persepsi lebih bersifat
psikologis daripada merupakan proses penginderaan, maka ada
beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :
a. Perhatian yang selektif
Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang
tertentu sehingga obyek-obyek atau gejala-gejala lain tidak
akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat.
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan
lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di
antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan
yang intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda
dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan
ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai
d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses memahami,
menerima, mengkoordinasikan, menginterpretasikan rangsangan di
lingkungannya melalui panca indera, sehingga individu menyadari
dan mengerti apa yang diinderakan.
b. Pengertian Lingkungan Kerja
Sudarsono (1992:15) mengemukakan bahwa lingkungan
kerja merupakan salah satu bagian dari lingkungan internal
perusahaan yang penting untuk diperhatikan. Sedangkan menurut
Suminto (1982:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Berdasarkan dua
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan
kerja karyawan. Lebih jauh lagi dapat dijelaskan bahwa perhatian
perusahaan terhadap lingkungan kerja yang dilakukan dengan tepat
akan mendukung kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja
dibedakan dalam dua keadaan yaitu lingkungan fisik dan
Lingkungan fisik meliputi rasa aman, suhu atau temperatur, pencahayaan, kebisingan, peralatan dan fasilitas kerja.
Lingkungan psikologis meliputi: keramahan, persahabantan dan hubungan kekeluargaan dengan atasan ,maupun antar sesama karyawan.
c. Arti Penting Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam perusahaan perlu mendapat
perhatian karena mempunyai pengaruh langsung terhadap
karyawan yang sedang melakukan proses produksi. Dengan
demikian secara tidak langsung lingkungan kerja berpengaruh
terhadap produk yang berproses dalam perusahaan yang
bersangkutan. Lingkungan kerja yang memuaskan bagi karyawan
perusahaan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dan
mendorong karyawan perusahaan untuk bekerja dengan
sebaik-baiknya sehingga pelaksanaan proses produksi akan berjalan
dengan baik pula. Berdasarkan hal tersebut di atas, sudah
sepantasnya apabila perusahaan merencanakan lingkungan kerja
bagi karyawan perusahaan dengan sebaik-baiknya sehingga
dihasilkan lingkungan kerja yang memuaskan karyawan agar
produktivitas dapat ditingkatkan.
d. Aspek-Aspek Pembentuk Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam perusahaan dibentuk oleh tiga
aspek yaitu pelayanan kerja karyawan, kondisi kerja dan hubungan
1. Pelayanan Karyawan
Pada umumnya semua karyawan yang bekerja dalam
suatu perusahaan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Namun seiring dengan
pelaksanaan pekerjaan tersebut muncul berbagai macam sikap
karyawan terhadap perusahaan. Sikap karyawan tersebut
sedikit banyak dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan
perusahaan sehingga perusahaan harus benar-benar
menyiapkan pelayanan yang tepat bagi para karyawan.
Pelayanan yang baik oleh perusahaan dapat menumbuhkan
sikap positif dari para karyawan terhadap perusahaan,
sebaliknya pelayanan yang buruk oleh perusahaan dapat
menumbuhkan sikap yang negatif dari para karyawan
terhadap perusahaan.
Hal ini perlu disadari betul oleh perusahaan karena
sikap karyawan terhadap perusahaan akan mempengaruhi
produktivitas kerja para karyawannya. Pelayanan karyawan
yang dapat diberikan oleh perusahaan meliputi :
a. Pelayanan makan dan/ minum
Masalah kecukupan pangan dan gizi sangat mutlak
apabila diharapkan suatu prestasi kerja dari seorang
karyawan. Menurut Ahyari (1986:132) ada beberapa cara
pelayanan makan dan/ minum meliputi : tersedianya
cafeteria pabrik, toko makanan dalam pabrik, kereta
makan dan atau mesin pelayan otomatis. Dalam
pemilihan beberapa alternative untuk pelayanan makan
dan/ minum ini perusahaan harus benar-benar
mempertimbangkan keadaan finansial perusahaan
sehingga tidak menjadi beban bagi perusahaan.
b. Pelayanan kesehatan
Karyawan dapat bekerja dengan baik jika kesehatan para
karyawan tidak terganggu secara fisik maupun psikis.
Betapapun tingginya tingkat kemampuan kerja dan
keterampilan kerja seorang karyawan dia tidak akan
dapat bekerja secara optimal jika keadaan fisik atau
psikisnya tidak sehat. Pelayanan kesehatan oleh
perusahaan dapat dilakukan dengan menyediakan
jaminan keselamatan kerja bagi para karyawan,
menyediakan poliklinik di perusahaan, menyediakan
psikiater, dan lain sebagainya.
c. Penyediaan kamar mandi dan/ kamar kecil
Masalah penyediaan kamar mandi dan/ kamar kecil
tampaknya tidak begitu berarti tetapi dapat menimbulkan
efek yang tidak kecil bagi perusahaan dan karyawan.
terjangkau sangatlah penting bagi para karyawan,
demikian pula kebersihan dari kamar mandi dan/ kamar
kecil akan sangat mempengaruhi kenyamanan kerja dari
para karyawan. Disamping fasilitas kamar mandi dan/
kamar kecil, perlengkapan untuk cuci tangan (Wastafel)
sangat diperlukan dalam ruang kerja karyawan. Hal ini
terutama dalam perusahaan yang karena proses
produksinya selalu mengeluarkan kotoran sisa-sisa
proses produksi. (Ahyari, 1986 : 215).
2. Kondisi kerja
Kondisi kerja adalah kondisi yang dapat dipersiapkan
oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan pada pabrik
yang diberikan oleh perusahaan tersebut (Ahyari, 1986:153).
Kondisi kerja yang buruk akan mempengaruhi karyawan
karena karyawan merasa terganggu dalam pekerjaannya,
sehingga tidak dapat mecurahkan perhatian secara penuh.
Beberapa faktor yang termasuk kondisi kerja karyawan
adalah:
a. Faktor penerangan
Sistem penerangan yang baik adalah penerangan
yang memungkinkan karyawan dapat melihat dnegan
yang baik bukan hanya ruang pabrik yang terang
benderang tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan
sebagai berikut:
1. Sinar yang terang, cukup, dan tidak menyilaukan
mata.
2. Distribusi cahaya yang merata sehingga tidak ada
kontras yang tajam.
3. Pengaturan arah sinar yang baik karena arah sinar
yang tidak baik akan menimbulkan bayangan yang
menimpa objek kerja sehingga mengganggu
konsentrasi kerja.
4. Pemakaian warna yang tepat
Adanya sistem penerangan yang baik dapat
meningkatkan produksi perusahaan, mengurangi tingkat
kecelakaan yang terjadi, memudahkan pengamatan, dan
pengawasan, mengurangi terjadinya kerusakan pada
barang-barang yang dikerjakan, mengurangi turn over
buruh dan pegawai (Assauri, 1980:54). Selain itu Ahyari
(1983 : 217) berpendapat bahwa sistem penerangan yang
baik akan meningkatkan tingkat produksi perusahaan,
memperbaiki mutu atau kualitas pekerjaan, mengurangi
tingkat kecelakaan yang terjadi, memudahkan
mengurangi terjadinya kerusakan barang-barang yang
dikerjakan, mempertinggi gairah kerja karyawan.
b. Faktor kebisingan
Pada umumnya suatu proses produksi perusahaan akan
mengeluarkan suara-suara yang berasal dari mesin-mesin
dan peralatan-peralatan yang digunakan, suara-suara
inilah yang disebut kebisingan. Suara bising yang terus
menerus akan menggaggu kesehatan para karyawan
terutama pendengaran. Suara bising ini lama kelamaan
akan mengurangi kepekaan pendengaran karyawan
bahkan bisa merusak pendengaran secara permanent, dan
hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan. Menurut Ahyari (1986 : 183) ada beberapa
cara untuk mengurangi suara bising tersebut antara lain
dengan pengendalian sumber suara,isolasi dari suara,
penggunaan peredam suara, penggunaan sistem akustik
dan pemakaian alat pelindung telinga.
c. Faktor suhu udara
Temperatus udara atau suhu udara di ruang kerja akan
sangat berpengaruh terhadap karyawan. Suhu udara yang
terlalu panas dan pengap atau terlalu dingin akan
menurunkan gairah kerja dari para karyawan yang akan
Karena penting dan besarnya pengaruh suhu udara
terhadap semangat kerja karyawan ada beberapa hal yang
dapat dilakukan perusahaan dalam rangka pengaturan
suhu udara di ruang kerja (Ahyari, 1986:124). Ventilasi
yang cukup dalam gedung pabrik, pemasangan kipas
angin atau AC yang bermanfaat ganda yaitu sebagai
pengatur suhu udara dalam ruang kerja dan sebagai alat
untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruang kerja.
d. Faktor pewarnaan
Pemilihan warna dimaksudkan untuk memperjelas
pengamatan objek dan lokasi kerja sehingga
produktivitas kerja dapat dtingkatkan. Namun pemilihan
warna harus disesuiakan dengan sistem penerangan yang
di pakai.
e. Faktor keamanan kerja
Keamanan kerja sangat berpengaruh pada peningkatan
gairah dan disiplin kerja para karyawan. Dengan
keamanan kerja yang baik maka karyawan akan menjadi
senang dan bergairah tinggi dalam melaksanakan
pekerjaan. Menurut Ahyari (1983 : 239) keamanan kerja
dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu dengan
penyediaan fasilitas alat pemadam kebakaran yang cukup
penyediaan tempat parkir kendaraan para karyawan,
tempat penitipan barang pribadi para karyawan yang
nyaman, jumlah pintu darurat yang cukup banyak dalam
mengantisipasi bahaya yang terjadi sewaktu-waktu,
lantai ruang kerja yang tidak licin.
3. Hubungan Karyawan
Hubungan karyawan sangat diperlukan untuk
kelangsungan kerja karyawan. Hubungan dan kerjasama yang
baik dapat mendorong motivasi kerja karyawan untuk bekerja
sesuai dengan harapan perusahaan, sehingga akan
berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan. Hubungan
karyawan dapat dikelompokan menjadi dua Yaitu :
1. Karyawan sebagai individu
Karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan
mengharapkan adanya penghargaan sebagai manusia.
Manajemen perusahaan yang kurang memperhatikan hal
ini, akan mengakibatkan karyawan mengabaikan
produktivitas dan kualitas kerja. Para karyawan sebagai
individu memiliki tiga keinginan yang utama yaitu
keinginan ekonomi, keinginan sosial dan keinginan
2. Karyawan sebagai kelompok
Menurut Ahyari (1986:199) ada beberapa masalah yang
perlu diperhatikan dalam pengarahan karyawan sebagai
kelompok:
a. Kepemimpinan yang baik
Kepemimpinan yang baik akan memotivasi
karyawan untuk bekerja dengan perasaan yang
senang dan gairah kerja yang tinggi sehingga, akan
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
b. Informasi yang lancar
Informasi yang lancar kepada para karyawan baik
tentang tugas-tugas maupun hak-hak yang dapat
diperoleh para karyawan akan mendorong karyawan
untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan dapat
terhindar dari kesalahan-kaesalahan yang dapat
merugikan dirinya maupun perusahaan.
c. Hubungan karyawan yang baik
Hubungan karyawan yang baik akan dapat
menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam diri
karyawan ketika bekerja, yang akan mendorong
d. Sistem pengupahan yang mudah dimengerti
Sistem pengupahan yang mudah dimengerti akan
mendorong karyawan untuk bekerja dengan baik
karena karyawan akan mengetahui apakah
diperlakukan dengan adil atau tidak oleh
perusahaan.