• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh tingkat pendidikan, masa kerja dan persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan : studi kasus karyawan bagian produksi PT Nirmala Tirta Putra.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh tingkat pendidikan, masa kerja dan persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan : studi kasus karyawan bagian produksi PT Nirmala Tirta Putra."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

viii

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus: Karyawan Bagian Produksi PT Nirmala Tirta Putra

Ignasia Sely Soaputty Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan. (2) ada pengaruh masa kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan. (3) ada pengaruh persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan juli 2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Terdapat 50 responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah product moment dan spearman rank.

(2)

ix

ABSTRACT

THE IMPACT OF EDUCATION LEVEL, WORKING EXPERIENCE AND THE WORKERS’ PERCEPTION ABOUT WORKING ENVIRONMENT

TOWARDS WORKERS’ PRODUCTIVITY

A Case Study: on Employees of The Production Department of Nirmala Tirta Putra Ltd.

Ignasia Sely Soaputty Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purposes of the research are to identify whether there are: (1) an influence of the level of education of the workers towards the workers’ productivity; (2) an influence of the working experience of the workers towards the workers’ productivity; (3) an influence of the workers’ perception of the working environment towards the workers’ productivity. The research was carried out from May to July 2010.

The data collecting method was questionnaire. Using the purposive sampling technique, fifty respondents were taken, whereas the data analyzing techniques were the product moment and spearman rank.

(3)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi PT Nirmala Tirta Putra

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

IGNASIA SELY SOAPUTTY 051334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi PT Nirmala Tirta Putra

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

IGNASIA SELY SOAPUTTY 051334020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya yang jauh dari sempurna ini saya persembahkan untuk:

¾

Tuhan Yesus Kristus

¾

Kedua orangtua ku, Bapak Paulus Soaputty dan Ibu

MG. Endang Sukamti

¾

Kakakku Karolina Soaputty dan Bang Lewy, adikku

Christina Dely Soaputty dan Willy

(8)

v

MOTTO

“LANGKAH PERTAMA MEMANG

SULIT, TAPI TAK KAN ADA LANGKAH

KEDUA, KETIGA, DAN SETERUSNYA

JIKA TAK ADA LANGKAH PERTAMA”

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN PERSEPSI KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

Studi Kasus: Karyawan Bagian Produksi PT Nirmala Tirta Putra

Ignasia Sely Soaputty Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh tingkat pendidikan karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan. (2) ada pengaruh masa kerja karyawan terhadap produktivitas kerja karyawan. (3) ada pengaruh persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mei sampai dengan juli 2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Terdapat 50 responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah product moment dan spearman rank.

(12)

ix

ABSTRACT

THE IMPACT OF EDUCATION LEVEL, WORKING EXPERIENCE AND THE WORKERS’ PERCEPTION ABOUT WORKING ENVIRONMENT

TOWARDS WORKERS’ PRODUCTIVITY

A Case Study: on Employees of The Production Department of Nirmala Tirta Putra Ltd.

Ignasia Sely Soaputty Sanata Dharma University

Yogyakarta 2010

The purposes of the research are to identify whether there are: (1) an influence of the level of education of the workers towards the workers’ productivity; (2) an influence of the working experience of the workers towards the workers’ productivity; (3) an influence of the workers’ perception of the working environment towards the workers’ productivity. The research was carried out from May to July 2010.

The data collecting method was questionnaire. Using the purposive sampling technique, fifty respondents were taken, whereas the data analyzing techniques were the product moment and spearman rank.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat, karunia serta penyertaan-Nya, penyusunan skripsi dengan judul

”PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN PERSEPSI

KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN” ini dapat terlaksana dengan lancar.

Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan pihak-pihak lain,

penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati maka penulis ingin menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Program

Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Rita Eny Purwanti, SPd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

(14)

xi

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Akuntasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu dan

pengalaman kepada penulis selama kuliah.

6. Om Jopie Batuwael selaku Manajer Personalia yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di PT Nirmala

Tirta Putra

7. Teristimewa penulis haturkan terima kasih kepada kedua orang tua Bapak

Paulus Soaputty dan Ibu MG. Endang Sukamti atas doa, semangat dan

dukungan baik secara materiil maupun moril.

8. Saudaraku Karolina Soaputty, Christina Dely Soaputty (Kudil), Bang

Lewy dan keponakanku Willy terima kasih untuk dukungan dan doanya.

9. Sahabat-sahabat terdekatku Luci (tante), Vita (mami), Rini, Agnes (Ndut),

Widi (Atunk) terima kasih untuk dukungan, doa dan bantuannya selama

penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Mas Beni dan Uday yang telah memberikan saran dan membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman seperjuanganku angkatan 2005, terimakasih untuk

kebersamaan dan kerjasama selama kuliah di kampus tercinta Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

(15)
(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

MOTTO... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teoritik ... 7

1. Manajemen... 7

2. Fungsi Manajemen ... 8

3. Manajemen Sumber Daya Manusia ... 12

4. Pendidikan ... 13

5. Masa Kerja ... 17

6. Lingkungan Kerja ... 18

7. Produktivitas Kerja ... 31

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Berpikir ... 41

D. Hipotesis... 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 45

D. Variabel Penelitian dan Operasionalnya ... 46

E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 52

(17)

xiv

2. Pengujian Reabilitas ... 56

H. Teknik Analisis Data ... 58

1. Pengujian Normalitas dan Uji Linieritas ... 58

a. Uji Normalitas ... 58

b. Uji Linieritas ... 58

2. Pengujian Hipotesis... 60

a. Korelasi Spearman Rank ... 60

b. Korelasi Product Moment ... 61

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Profil Perusahaan ... 63

B. Struktur Organisasi Perusahaan ………. 64

C. Personalia ……… 66

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... ... 67

a. Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan... 67

b. Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja ... 68

c. Deskripsi Responden Menurut Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja ... 68

B. Hasil Pengujian Normalitas dan Linieritas ... 69

a. Uji Normalitas ... 69

b. Uji Linieritas ... ... 70

C. Pengujian Hipotesis ... 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan... 78

B. Saran ... 78

C. Keterbatasan Penelitian ... 79

(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Karyawan Tentang

Lingkungan Kerja ……….. 53

3.2 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja ... 54

3.3 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 57

5.1 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 67

5.2 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja ... 68

5.3 Deskripsi Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja ... 68

5.4 Rangkuman Pengujian Normalitas Pengaruh Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja ... 69

5.5 Pengujian Linieritas Variabel Penelitian ... 70

5.6 Hasil Pengujian Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan ... 72

5.7 Hasil Pengujian Pengaruh masa Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan ... 73

(19)

xvi

D A F T A R L A M P I R A N

Halaman

Lampiran 1 Kuesioner... 83

Lampiran 2 Data Induk ... 94

Lampiran 3 Uji Validitas & Uji Reliabilitas ... 100

Lampiran 4 Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 101

Lampiran 5 Perhitungan PAP II... 108

Lampiran 6 Uji Hipotesis... 110

Lampiran 7 Taber r dan Tabel F ... 112

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menjelaskan alasan-alasan yang melatar

belakangi pengambilan judul ini. Penulis akan menguraikan latar belakang

masalah ini guna menghindari keterangan-keterangan yang tidak relevan dengan

judul, batasan masalah, perumusan masalah, hipotesis dan permasalahan yang

ada, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan menggapai globalisasi

serta kemajuan dalam persaingan bisnis saat ini yang semakin kompleks,

setiap perusahaan mau tidak mau harus meningkatkan daya saing dan

mempersiapkan diri menjadi perusahaan yang kompetitif.

Namun, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana mendapatkan

sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang

dibutuhkan di dunia usaha tersebut, disamping bagaimana mempertahankan

sumber daya manusia yang dapat bekerja secara efektif, efesien dan optimal

sehingga produktivitas sesuai dengan yang diharapkan.

Sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang tidak dapat

diabaikan dan merupakan aset utama suatu organisasi yang menjadi perencana

dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi, bahkan menempati posisi

yang amat strategis dalam mewujudkan tersedianya barang atau jasa, dalam

(21)

Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam suatu organisasi

hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan organisasi atau perusahaan yang

bersangkutan agar efektif dan efesien dalam menunjang tercapainya tujuan

perusahaan. Oleh karena itu, sumber daya manusia perlu dikelola dan

dikembangkan secara terus menerus agar diperoleh sumber daya manusia

yang bermutu dalam arti yang sebenarnya, yaitu pekerjaan yang

dilaksanakannya akan menghasilkan sesuatu yang memang dikehendaki.

Bermutu bukan hanya berarti pandai saja tetapi memenuhi semua syarat

kualitas yang dituntut pekerjaan itu sehingga pekerjaan itu benar – benar dapat

diselesaikan sesuai rencana (Sedarmayanti, 2001 : 17).

Kenyataan membuktikan bahwa negara-negara ekonomi kuat dengan

laju pertumbuhan yang sangat pesat adalah juga negara dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi bagi rata-rata tingkat penduduknya. Pendidikan

pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan berbagai pengetahuan

dan keterampilan. Di samping itu pendidikan merupakan usaha untuk

memberikan kemungkinan perubahan sikap yang dilandasi motivasi untuk

berprestasi. Seseorang yang memiliki pendidikan akan bekerja lebih produktif

di banding dengan yang tidak berpendidikan. Kemampuan seorang tenaga

kerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang pernah ditempuh, yang dalam

hal ini adalah pendidikan formal. Pendidikan yang dimiliki tenaga kerja

merupakan modal yang sangat penting (Siagian, 1987:173).

Masa kerja yang dimiliki seseorang dapat digunakan sebagai alat yang

(22)

perkembangan dan perubahan. Seseorang yang memiliki masa kerja yang

lebih lama mampu dan berpotensi dalam melaksanakan tugas dan

tanggungjawabnya. Masa kerja yang dimiliki seseorang akan berpengaruh

terhadap kinerja orang itu sendiri. Seseorang yang memiliki masa kerja yang

lebih lama akan bekerja lebih baik, sehingga produktivitasnya semakin tinggi.

Keterampilan tenaga kerja juga dipengaruhi oleh lamanya tenaga kerja

tersebut dalam perusahaan dan dalam jenis pekerjaan yang sama yang biasa

disebut dengan masa kerja. Tenaga kerja yang sudah lama bekerja biasanya

lebih terampil dibandingkan dengan tenaga kerja yang baru. Keterampilan

dapat berkembang jika diterapkan secara terus menerus. Semakin lama masa

kerja seseorang terhadap suatu jenis pekerjaan, maka orang tersebut akan

semakin terampil pada jenis pekerjaannya itu, sehingga dapat lebih efisien dan

efektif.

Pentingnya masa kerja dalam bekerja selalu mendapat perhatian

khusus bagi perusahaan. Safitri (2000:25) menyatakan bahwa ”Berdasarkan

penelitian, sekitar 70% dari pengembangan eksekutif dicapai melalui on the

job experience, sedangkan pelatihan formal hanya memberikan kurang dari

10%-nya.” Hal ini membuktikan bahwa masa kerja seseorang sangat penting

dalam dunia kerja dan masa kerja tersebut dapat diimbangi dengan adanya

pelatihan untuk meningkatkan produktivitas.

Selain tingkat pendidikan dan masa kerja, lingkungan kerja juga

memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas kerja karyawan.

(23)

menunjang jalannya kerja karyawan. Karyawan merasa aman, nyaman, tidak

ada gangguan dan merasa betah di tempat kerja, sehingga karyawan dapat

berkonsentrasi dalam hal bekerja dan dapat menggunakan waktu seefektif

mungkin untuk bekerja. Lingkungan kerja dikatakan buruk jika sebaliknya,

karyawan merasa tidak nyaman dan merasa terganggu sehingga tidak dapat

bekerja dengan baik dan tidak dapat konsentrasi dalam pekerjaannya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan, Masa Kerja dan

Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan”, studi kasus pada PT Nirmala Tirta Putra.

B. Batasan Masalah

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas tenaga

kerja, misalnya: pendidikan, teknologi, lingkungan, insentif, keterampilan,

disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, iklim, hubungan

antar anggota keluarga, teknologi, manajemen dan kesempatan berprestasi.

Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pada faktor tingkat pendidikan

karyawan, masa kerja karyawan dan persepsi karyawan tentang lingkungan

kerja.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang sudah penulis kemukakan, perumusan

(24)

1.Apakah ada pengaruh positif dan signifikan tingkat pendidikan terhadap

produktivitas kerja karyawan?

2.Apakah ada pengaruh positif dan signifikan masa kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan?

3.Apakah ada pengaruh positif dan signifikan persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pegaruh positif dan signifikan tingkat

pendidikan terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan masa kerja

terhadap produktivitas tenaga kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif dan signifikan persepsi

karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

E. Manfaat Penelitian

Harapan dari penulis adalah agar penulisan ini dapat berguna bagi banyak

pihak antara lain:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

(25)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Dapat bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang telah didapat dari bangku

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teoritik 1. Manajemen

Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan mencakup bidang

yang sangat luas dan salah satunya adalah manajemen sumber daya

manusia. Penulis akan membahas mengenai manajemen terlebih dahulu

sebelum berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan manajemen

sumber daya manusia.

1. Manulang (1982:95)

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu.

2. Oei Liang Lee

Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan

serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Swastha, 1995:82).

3. Simamora (1999:3)

Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber

(27)

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2. Fungsi Manajemen

Dari uraian di atas, tentu manajemen memiliki beberapa fungsi, seperti:

1. Fungsi manajerial

Fungsi manajerial adalah fungsi yang memiliki wewenang

kepemimpinan terhadap sumber daya manusia mencakup

fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah fungsi manajerial berupa

kegiatan-kegiatan yang meliputi pemilihan atau penetapan

tujuan-tujuan organisasi serta penentuan strategi, kebijaksanaan,

proyek, program, prosedur, metode system, anggaran dan

standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah fungsi manajerial kegiatan-kegiatan

yang meliputi penentuan sumber-sumber daya dan

kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

perencanaan dan pengembangan suatu organisasi atau

(28)

kearah tujuan, penugasan tanggungjawab tertentu serta

pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada

individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Jika perusahaan

telah menetapkan fungsi-fungsi sumber daya tertentu maka

manajer sumber daya manusia harus membentuk suatu

organisasi dengan merancang struktur hubungan antar jabatan,

sumber daya manusia dan faktor-faktor fisik.

c. Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah kegiatan untuk membuat atau

mendapatkan para tenaga kerja melakukan apa yang

diinginkan perusahaan dan apa yang seharusnya mereka

lakukan. Setelah perusahaan memiliki rencana, maka untuk

melaksanakan rencana tersebut, diperlukan fungsi berikutnya,

yaitu melaksanakan rencana yang ada dalam tugas dan

pekerjaan operasional.

d. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah kegiatan penemuan dan penerapan cara

dan peralatan untuk menjamin bahwa telah dilakukan sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan. Fungsi manajerial yang

terakhir yang harus dilakukan oleh manajemen sumber daya

manusia adalah pengawasan bertujuan untuk mengamati dan

membandingkan pelaksanaan dengan rencana lalu

(29)

2. Fungsi operasional

Fungsi operasional adalah fungsi yang tidak mempunyai

wewenang memerintah, melainkan hanya menerima tugas dan

menjalankannya di bawah fungsi manajerial. Berikut yang

termasuk dalam fungsi operasional yaitu:

a. Pengadaan tenaga kerja

Pengadaan tenaga kerja adalah usaha untuk memperoleh jenis

dan jumlah yang tepat dari sumber daya manusia yang

diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi. Fungsi

pengadaan tenaga kerja ini meliputi perencanaan sumber daya

manusia (human resources and selection), penempatan tenaga

kerja (Placement), serta orientasi tenaga kerja. Lingkup

perencanaan sumber daya manusia meliputi baik perencanaan

mutu atau kualitas maupun jumlah atau kuantitas tenaga kerja

yang dibutuhkan organisasi. Sedangkan lingkup dari

perekrutan, seleksi dan penempatan tenaga kerja berkaitan

dengan masalah penarikan dan pemilihan tenaga kerja,

pembahasan formulir-formulir lamaran, tes psikologi dan

wawancara.

b. Pengembangan tenaga kerja

Pengembangan tenaga kerja adalah usaha untuk meningkatkan

keterampilan para tenaga kerja melalui pelatuhan yang

(30)

meliputi pelatihan, pendidikan, pengembangan manajemen

dan organisasi, penilaian prestasi kerja dan sebagainya.

Kegiatan ini menjadi penting karena berkembangnya

teknologi dan makin kompleksnya tugas-tugas manajer.

c. Pemberian kompensasi

Pemberian kompensasi adalah pemberian penghargaan yang

adil dan layak kepada tenaga kerja sesuai dengan

sumbangannya dalam pencapaian tujuan perusahaan. Bentuk

penghargaan ini meliputi pengupahan dan penggajian, serta

berbagai bentuk kompensasi pelengkap seperti asuransi dan

rekreasi. Balas jasa lain bisa berupa pelayanan kepada

pekerja, seperti penciptaan kondisi kerja yang aman dan sehat.

d. Pengintegrasian tenaga kerja

Integrasi adalah kegiatan menyangkut penyesuaian

kepentingan-kepentingan perorangan dengan kepentingan

organisasi dan masyarakat. Organisasi perlu memahami

perasaan dan sikap tenaga kerja dalam mempertimbangkan

pembuatan berbagai kebijakan organisasi.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk mempertahankan dan

menigkatkan kondisi perusahaan yang telah ada. Perhatian

dititikberatkan pada pemeliharaan kondisi fisik tenaga kerja

(31)

f. Pemisahan

Pemisahan adalah memisahkan dan mengembalikan tenaga

kerja kepada masyarakat di mana ia tinggal sebelumnya.

Organisasi bertanggungjawab melaksanakan proses

pemisahan ini sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dan

menjamin warga masyarakat yang dikembalikan itu dalam

keadaan baik.

3. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen yang mempelajari masalah ketenagakerjaan adalah

manajemen sumber daya manusia. Beberapa pengertian manajemen

sumber daya manusia menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1. Heidjrahman (1990:5)

Manajemen sumber daya manusia adalah pengorganisasian,

perencanaan, pengarahan dan pengawasan dari pengadaan,

pengembangan, pemberian kompensasi pengintegrasian dan

pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan

perusahaan.

2. Manulang (1982:95)

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari

pada sumber daya terutama sumber daya manusia untuk mencapai

(32)

3. Tulus (1992:3)

Manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan,

pengorganisasian, pengintegrasian dan pengawasan atas

pengadaan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan

dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai

tujuan perusahaan, individu dan masyarakat.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen sumber daya manusia merupakan cabang dari manajemen

yang mengatur manusia sebagai tenaga kerja dengan segala

persoalannya agar dapat melaksanakan tugas secara efisien dan efektif,

sehingga merupakan sumbangan yang besar bagi pencapaian tujuan

perusahaan yang telah ditetapkan.

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang

dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan rekruitment tenaga

kerja. Dalam bekerja, faktor pendidikan merupakan syarat pokok untuk

memegang fungsi-fungsi tertentu. Tingkat pendidikan adalah tingkat

yang berhasil dicapai seseorang dalam hal ini adalah jenjang pendidikan

formal yang berhasil diselesaikan, yaitu SD, SLTP, SLTA dan

(33)

1. Pengertian Pendidikan

Beberapa definisi pendidikan menurut para ahli yaitu:

a. Siagian (1984 : 175)

Pendidikan adalah keseluruhan proses tekhnik dan metode

belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu

pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan

standar yang telah disepakati

b. Husnan (1984 : 77)

Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan

pengetahuan umum seseorang termasuk didalamnya

peningkatan kegiatan mencapai tujuan.

Pendidikan dapat dibedakan dalam beberapa bentuk sebagai

berikut (Soelaiman, 1992 : 65):

1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah pendidikan sekolah yang teratur,

sistematis mempunyai jenjang dan yang dibagi dalam

waktu-waktu tertentu yang berlangsung dari taman kanak-kanak

sampai perguruan tinggi (Zahara, 1981 : 58).

2. Pendidikan Non-formal

Pendidikan non-formal adalah semua bentuk pendidikan yang

diselenggarakan dengan sengaja, tertib, teratur, dan berencana

di luar kegiatan persekolahan (Zahara, 1981 : 51). Dalam hal

(34)

yang dipakai serta komponen-komponen lainnya disesuaikan

dengan keadaan peserta didik agar mendapat hasil yang

memuaskan.

3. Pendidikan informal

Pendidikan informal adalah proses yang diperoleh seseorang

dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar dan

pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis, sejak

seseorang lahir sampai mati, seperti di dalam keluarga,

tetangga, pekerjaan, hiburan pasar, atau di dalam pergaulan

sehari-hari (Zahara, 1981:58).

Dengan pendidikan yang diperoleh seseorang baik formal,

non-formal maupun informal, ia dapat memiliki kemampuan

berpikir serta wawasan yang lebih luas. Dengan demikian tingkat

pendidikan akan berhubungan dengan pola tingkat keleluasaan

wawasan dan kemampuan berpikir. Hal ini akan membantu dirinya

dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Ukuran

variabel tingkat pendidikan ini berdasarkan pada jenjang

pendidikan formal yang telah dicapai pekerja, misalnya SD, SMP,

SMA dan Diploma/S1.

2. Pentingnya pendidikan

Faktor pendidikan merupakan syarat yang paling pokok

(35)

pendidikan bukanlah semata-mata merupakan suatu konsumsi,

tetapi juga dianggap sebagai suatu investasi human capital. Dalam

pendidikan investasi tersebut ditanamkan dalam sumber daya

manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas sumber

daya manusia yang bersangkutan sebagai tenaga kerja. Asumsi

dasar human capital adalah bahwa seseorang dapat meningkatkan

penghasilan melalui peningkatan pendidikan (Simanjuntak,

1985:59). Hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan

dimungkinkan melalui produktivitas kerja. Pendidikan yang

membawa produktivitas yang tinggi dan karenanya akan

meningkatkan penghasilan yang lebih tinggi pula (Simanjuntak,

1985;66).

Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang,

maka semakin tinggi pula keahlian dan keterampilan seseorang

atau setidaknya memiliki pengetahuan teori yang cukup dari hasil

pendidikan yang mereka peroleh sebelumnya. Bila dilihat dari

produktivitas kerja, dimungkinkan pendidikan dan pendapatan

seseorang memiliki hubungan yang erat. Pendidikan yang tinggi

akan memungkinkan produktivitas kerja yang tinggi pula sehingga

(36)

5. Masa Kerja

Di dalam menunjang usaha keberhasilan seseorang di dalam

pekerjaan, masa kerja seorang tenaga kerja memegang peranan yang

sangat penting. Suatu perusahaan pada umumnya lebih cenderung

memilih pelamar yang memiliki pengalaman kerja yang tinggi karena

dipandang lebih mampu menjalankan tugasnya (Martoyo, 1987:46).

Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ada perusahaan yang

menerima pelamar yang belum berpengalaman.

Menurut As’ad (1986:5), masa kerja adalah lamanya waktu

seorang tenaga kerja bekerja di dalam suatu organisasi.

Seseorang yang memiliki masa kerja yang lama di dalam perusahaan

menurut Siagian (1984:174) membawa dampak positif sebagai beriklut:

1. Cakrawala pandangan makin besar dan memungkinkan seseorang

untuk lebih mampu memahami dan mengantisipasi perubahan yang

terjadi.

2. Meningkatkan produktivitas yang pada dasarnya dapat

meningkatkan penghasilan seseorang sekaligus menambah

kepuasan batin yang semakin besar.

3. Memungkinkan promosi yang besar. Masa kerja yang dimiliki

seseorang sejak awal tampaknya memegang peranan dalam karier

seorang tenaga kerja.

Seorang karyawan yang sudah lama bekerja pada perusahaan

(37)

dan berarti semakin tinggi keahlian dan keterampilan kerjanya.

Sebaliknya semakin singkat masa kerja seseorang, semakin sedikit

pengalaman yang diperoleh. Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang

karyawan yang berpengalaman akan memiliki pengetahuan dan

keterampilan kerja yang tinggi. Hal ini dapat menjadi sarana untuk

meningkatkan produktivitas kerja. Masa kerja karyawan di perusahaan

dihitung dalam satuan waktu yaitu bulan atau tahun (Wursanto,

1987:70-71).

6. Lingkungan Kerja a. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan

untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain

berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna

dan bentuk (Winkel, 1986:161). Menurut Masidjo (1995:96)

tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan

untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang

atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas

pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan

dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya

rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang

(38)

Menurut Shalahuddin (1991:73) persepsi merupakan

bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu

yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan

objek yang dihayati. Menurut Walgito (1994:53) persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu

merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat

menyadari dan dapat mengadakan persepsi maka ada beberapa

syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Adanya objek yang dipersepsikan

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai

alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung

mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai

reseptor.

2. Alat indera atau reseptor

Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula

syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat

kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons

diperlukan syaraf motoris.

3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu

(39)

pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.

Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk

mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau

kealaman, fisiologis dan psikologis.

Menurut Irwanto (1988:76) persepsi lebih bersifat

psikologis daripada merupakan proses penginderaan, maka ada

beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

a. Perhatian yang selektif

Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang

tertentu sehingga obyek-obyek atau gejala-gejala lain tidak

akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat.

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan

lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di

antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan

yang intensitas rangsangnya paling kuat.

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda

dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan

ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai

(40)

d. Pengalaman terdahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi

bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses memahami,

menerima, mengkoordinasikan, menginterpretasikan rangsangan di

lingkungannya melalui panca indera, sehingga individu menyadari

dan mengerti apa yang diinderakan.

b. Pengertian Lingkungan Kerja

Sudarsono (1992:15) mengemukakan bahwa lingkungan

kerja merupakan salah satu bagian dari lingkungan internal

perusahaan yang penting untuk diperhatikan. Sedangkan menurut

Suminto (1982:183) lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang

ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya

dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Berdasarkan dua

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan. Lebih jauh lagi dapat dijelaskan bahwa perhatian

perusahaan terhadap lingkungan kerja yang dilakukan dengan tepat

akan mendukung kepuasan kerja karyawan. Lingkungan kerja

dibedakan dalam dua keadaan yaitu lingkungan fisik dan

(41)

Lingkungan fisik meliputi rasa aman, suhu atau temperatur, pencahayaan, kebisingan, peralatan dan fasilitas kerja.

Lingkungan psikologis meliputi: keramahan, persahabantan dan hubungan kekeluargaan dengan atasan ,maupun antar sesama karyawan.

c. Arti Penting Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam perusahaan perlu mendapat

perhatian karena mempunyai pengaruh langsung terhadap

karyawan yang sedang melakukan proses produksi. Dengan

demikian secara tidak langsung lingkungan kerja berpengaruh

terhadap produk yang berproses dalam perusahaan yang

bersangkutan. Lingkungan kerja yang memuaskan bagi karyawan

perusahaan dapat meningkatkan semangat kerja karyawan dan

mendorong karyawan perusahaan untuk bekerja dengan

sebaik-baiknya sehingga pelaksanaan proses produksi akan berjalan

dengan baik pula. Berdasarkan hal tersebut di atas, sudah

sepantasnya apabila perusahaan merencanakan lingkungan kerja

bagi karyawan perusahaan dengan sebaik-baiknya sehingga

dihasilkan lingkungan kerja yang memuaskan karyawan agar

produktivitas dapat ditingkatkan.

d. Aspek-Aspek Pembentuk Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam perusahaan dibentuk oleh tiga

aspek yaitu pelayanan kerja karyawan, kondisi kerja dan hubungan

(42)

1. Pelayanan Karyawan

Pada umumnya semua karyawan yang bekerja dalam

suatu perusahaan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan

kemampuan masing-masing. Namun seiring dengan

pelaksanaan pekerjaan tersebut muncul berbagai macam sikap

karyawan terhadap perusahaan. Sikap karyawan tersebut

sedikit banyak dipengaruhi oleh pelayanan yang diberikan

perusahaan sehingga perusahaan harus benar-benar

menyiapkan pelayanan yang tepat bagi para karyawan.

Pelayanan yang baik oleh perusahaan dapat menumbuhkan

sikap positif dari para karyawan terhadap perusahaan,

sebaliknya pelayanan yang buruk oleh perusahaan dapat

menumbuhkan sikap yang negatif dari para karyawan

terhadap perusahaan.

Hal ini perlu disadari betul oleh perusahaan karena

sikap karyawan terhadap perusahaan akan mempengaruhi

produktivitas kerja para karyawannya. Pelayanan karyawan

yang dapat diberikan oleh perusahaan meliputi :

a. Pelayanan makan dan/ minum

Masalah kecukupan pangan dan gizi sangat mutlak

apabila diharapkan suatu prestasi kerja dari seorang

karyawan. Menurut Ahyari (1986:132) ada beberapa cara

(43)

pelayanan makan dan/ minum meliputi : tersedianya

cafeteria pabrik, toko makanan dalam pabrik, kereta

makan dan atau mesin pelayan otomatis. Dalam

pemilihan beberapa alternative untuk pelayanan makan

dan/ minum ini perusahaan harus benar-benar

mempertimbangkan keadaan finansial perusahaan

sehingga tidak menjadi beban bagi perusahaan.

b. Pelayanan kesehatan

Karyawan dapat bekerja dengan baik jika kesehatan para

karyawan tidak terganggu secara fisik maupun psikis.

Betapapun tingginya tingkat kemampuan kerja dan

keterampilan kerja seorang karyawan dia tidak akan

dapat bekerja secara optimal jika keadaan fisik atau

psikisnya tidak sehat. Pelayanan kesehatan oleh

perusahaan dapat dilakukan dengan menyediakan

jaminan keselamatan kerja bagi para karyawan,

menyediakan poliklinik di perusahaan, menyediakan

psikiater, dan lain sebagainya.

c. Penyediaan kamar mandi dan/ kamar kecil

Masalah penyediaan kamar mandi dan/ kamar kecil

tampaknya tidak begitu berarti tetapi dapat menimbulkan

efek yang tidak kecil bagi perusahaan dan karyawan.

(44)

terjangkau sangatlah penting bagi para karyawan,

demikian pula kebersihan dari kamar mandi dan/ kamar

kecil akan sangat mempengaruhi kenyamanan kerja dari

para karyawan. Disamping fasilitas kamar mandi dan/

kamar kecil, perlengkapan untuk cuci tangan (Wastafel)

sangat diperlukan dalam ruang kerja karyawan. Hal ini

terutama dalam perusahaan yang karena proses

produksinya selalu mengeluarkan kotoran sisa-sisa

proses produksi. (Ahyari, 1986 : 215).

2. Kondisi kerja

Kondisi kerja adalah kondisi yang dapat dipersiapkan

oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan pada pabrik

yang diberikan oleh perusahaan tersebut (Ahyari, 1986:153).

Kondisi kerja yang buruk akan mempengaruhi karyawan

karena karyawan merasa terganggu dalam pekerjaannya,

sehingga tidak dapat mecurahkan perhatian secara penuh.

Beberapa faktor yang termasuk kondisi kerja karyawan

adalah:

a. Faktor penerangan

Sistem penerangan yang baik adalah penerangan

yang memungkinkan karyawan dapat melihat dnegan

(45)

yang baik bukan hanya ruang pabrik yang terang

benderang tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan

sebagai berikut:

1. Sinar yang terang, cukup, dan tidak menyilaukan

mata.

2. Distribusi cahaya yang merata sehingga tidak ada

kontras yang tajam.

3. Pengaturan arah sinar yang baik karena arah sinar

yang tidak baik akan menimbulkan bayangan yang

menimpa objek kerja sehingga mengganggu

konsentrasi kerja.

4. Pemakaian warna yang tepat

Adanya sistem penerangan yang baik dapat

meningkatkan produksi perusahaan, mengurangi tingkat

kecelakaan yang terjadi, memudahkan pengamatan, dan

pengawasan, mengurangi terjadinya kerusakan pada

barang-barang yang dikerjakan, mengurangi turn over

buruh dan pegawai (Assauri, 1980:54). Selain itu Ahyari

(1983 : 217) berpendapat bahwa sistem penerangan yang

baik akan meningkatkan tingkat produksi perusahaan,

memperbaiki mutu atau kualitas pekerjaan, mengurangi

tingkat kecelakaan yang terjadi, memudahkan

(46)

mengurangi terjadinya kerusakan barang-barang yang

dikerjakan, mempertinggi gairah kerja karyawan.

b. Faktor kebisingan

Pada umumnya suatu proses produksi perusahaan akan

mengeluarkan suara-suara yang berasal dari mesin-mesin

dan peralatan-peralatan yang digunakan, suara-suara

inilah yang disebut kebisingan. Suara bising yang terus

menerus akan menggaggu kesehatan para karyawan

terutama pendengaran. Suara bising ini lama kelamaan

akan mengurangi kepekaan pendengaran karyawan

bahkan bisa merusak pendengaran secara permanent, dan

hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan. Menurut Ahyari (1986 : 183) ada beberapa

cara untuk mengurangi suara bising tersebut antara lain

dengan pengendalian sumber suara,isolasi dari suara,

penggunaan peredam suara, penggunaan sistem akustik

dan pemakaian alat pelindung telinga.

c. Faktor suhu udara

Temperatus udara atau suhu udara di ruang kerja akan

sangat berpengaruh terhadap karyawan. Suhu udara yang

terlalu panas dan pengap atau terlalu dingin akan

menurunkan gairah kerja dari para karyawan yang akan

(47)

Karena penting dan besarnya pengaruh suhu udara

terhadap semangat kerja karyawan ada beberapa hal yang

dapat dilakukan perusahaan dalam rangka pengaturan

suhu udara di ruang kerja (Ahyari, 1986:124). Ventilasi

yang cukup dalam gedung pabrik, pemasangan kipas

angin atau AC yang bermanfaat ganda yaitu sebagai

pengatur suhu udara dalam ruang kerja dan sebagai alat

untuk mengurangi kelembaban udara dalam ruang kerja.

d. Faktor pewarnaan

Pemilihan warna dimaksudkan untuk memperjelas

pengamatan objek dan lokasi kerja sehingga

produktivitas kerja dapat dtingkatkan. Namun pemilihan

warna harus disesuiakan dengan sistem penerangan yang

di pakai.

e. Faktor keamanan kerja

Keamanan kerja sangat berpengaruh pada peningkatan

gairah dan disiplin kerja para karyawan. Dengan

keamanan kerja yang baik maka karyawan akan menjadi

senang dan bergairah tinggi dalam melaksanakan

pekerjaan. Menurut Ahyari (1983 : 239) keamanan kerja

dapat ditingkatkan dengan berbagai cara yaitu dengan

penyediaan fasilitas alat pemadam kebakaran yang cukup

(48)

penyediaan tempat parkir kendaraan para karyawan,

tempat penitipan barang pribadi para karyawan yang

nyaman, jumlah pintu darurat yang cukup banyak dalam

mengantisipasi bahaya yang terjadi sewaktu-waktu,

lantai ruang kerja yang tidak licin.

3. Hubungan Karyawan

Hubungan karyawan sangat diperlukan untuk

kelangsungan kerja karyawan. Hubungan dan kerjasama yang

baik dapat mendorong motivasi kerja karyawan untuk bekerja

sesuai dengan harapan perusahaan, sehingga akan

berpengaruh pada produktivitas kerja karyawan. Hubungan

karyawan dapat dikelompokan menjadi dua Yaitu :

1. Karyawan sebagai individu

Karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan

mengharapkan adanya penghargaan sebagai manusia.

Manajemen perusahaan yang kurang memperhatikan hal

ini, akan mengakibatkan karyawan mengabaikan

produktivitas dan kualitas kerja. Para karyawan sebagai

individu memiliki tiga keinginan yang utama yaitu

keinginan ekonomi, keinginan sosial dan keinginan

(49)

2. Karyawan sebagai kelompok

Menurut Ahyari (1986:199) ada beberapa masalah yang

perlu diperhatikan dalam pengarahan karyawan sebagai

kelompok:

a. Kepemimpinan yang baik

Kepemimpinan yang baik akan memotivasi

karyawan untuk bekerja dengan perasaan yang

senang dan gairah kerja yang tinggi sehingga, akan

melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

b. Informasi yang lancar

Informasi yang lancar kepada para karyawan baik

tentang tugas-tugas maupun hak-hak yang dapat

diperoleh para karyawan akan mendorong karyawan

untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan dapat

terhindar dari kesalahan-kaesalahan yang dapat

merugikan dirinya maupun perusahaan.

c. Hubungan karyawan yang baik

Hubungan karyawan yang baik akan dapat

menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam diri

karyawan ketika bekerja, yang akan mendorong

(50)

d. Sistem pengupahan yang mudah dimengerti

Sistem pengupahan yang mudah dimengerti akan

mendorong karyawan untuk bekerja dengan baik

karena karyawan akan mengetahui apakah

diperlakukan dengan adil atau tidak oleh

perusahaan.

7. Produktivitas Kerja

A. Pengertian Produktivitas

Beberapa definisi produktivitas menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

1. Suprihanto (1992:17)

Produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber

ekonomi untuk menghasilkan sesuatu atau diartikan juga

perbandingan antara input denga output.

2. Kamus Ekonomi

Produktivitas adalah jumlah hasil yang dicapai oleh seorang

pekerja atau unit faktor lain dalam jangka waktu tertentu

(Winardi, 1977:253).

3. Nawawi (2003:96)

Produktivitas kerja adalah ukuran tingkat kemampuan pekerja

(51)

keikutsertaannya dalam menghasilkan barang atau jasa

sebagai produk perusahaannya.

4. Alan

Produktivitas adalah hubungan antara barang yang diproduksi

atau jasa yang disediakan dengan sumber daya yang dipakai

untuk menghasilkan barang dan jasa tadi (Ravianto, 1988:41).

Peningkatan produktivitas dapat digolongkan dalam tiga

bentuk (Ravianto, 1985:19 dan 20):

a. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber

daya yang sama.

b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang kurang.

c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan

pertambahan sumber daya yang relatif kecil.

Produktivitas mengandung dua konsep yaitu efisisensi dan

efektivitas. Efisiensi mencakup tingkat sumber daya yang

digunakan dalam proses produksi (manusia, modal dan alam)

sedangkan efektivitas digunakan untuk mengukur hasil dan mutu

kegiatan yang dicapai. Efisiensi dan efektivitas digunakan untuk

mengetahui rasio produktivitas antara hasil produksi dengan

(52)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Menurut Sutrisno (1986:74) faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja ada beberapa antara lain:

1. Waktu kerja

Menurut banyak laporan bahwa kerja satu hari atau satu

minggu yang mempengaruhi dan memberi hasil yang paling

produktif adalah 8 jam per hari atau 40 jam dalam satu

minggu.

2. Penggunaan waktu istirahat

Penggunaan waktu istirahat berpengaruh terhadap

produktivitas suatu organisasi atau perusahaan. Ada beberapa

prinsip umum dalam pengaturan waktu istirahat.

a. Istirahat hendaknya diberikan segera setelah produk

harian mencapai puncaknya.

b. Pemberian waktu istirahat hendaknya jangan terlalu lama

sehingga diperlukan waktu pemanasan yang lama. Lama

waktu istirahat jangan terlalu pendek sehingga tidak

mempunyai arti untuk tenaga kerja yang telah

menunjukkan kelelahan kerja.

c. Macam istirahat disesuaikan dengan macam pekerjaan

(53)

3. Umur

Pada umumnya tenaga kerja yang lebih tua sering absen, ini

dikarenakan orang-orang yang telah lanjut usia daya tahan

tubuhnya sudah menurun sehingga produktivitasnya kurang

optimal.

4. Lingkungan fisik

Lingkungan fisik meliputi suhu ruangan kerja, penerangan

lingkungan, kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta

kebisingan suara. Hal tersebut berpengaruh dalam

menciptakan suasana nyaman dalam melakukan pekerjaan.

Suasana ynag nyaman akan medorong peningkatan

produktivitas kerja.

5. Kerja senada

Salah satu akibat yang ditimbulkan dari modernisasi alat-alat

kerja dan cara kerja adalah makin banyaknya pekerjaan yang

senada disebabkan pengkhususan. Hal ini dimaksudkan agar

tenaga kerja dapat bekerja dengan kecepatan tinggi dan

korban tenaga dapat dibatasi sekecil mungkin sehingga

produktivitas kerja meningkat.

6. Latar belakang pendidikan dan latihan

Pendidikan formal dan kursus-kursus yang telah diperoleh

seorang tenaga kerja juga sangat mempengaruhi hasil untuk

(54)

tenaga kerja tersebut. Tenaga kerja yang telah memperoleh

pendidikan dan pelatihan pengetahuannya akan bertambah

sehingga akan membantu meningkatkan produktivitas

kerjanya.

Menurut Panji Anoraga dan Suyati (1995:71) faktor-faktor

yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah:

a. Pendidikan

Seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan

memiliki produktivitas kerja yang lebih baik. Dengan bekal

pendidikan orang akan lebih mudah dalam mempelajari hal

yang bersifat baru dalam suatu cara atau sistem pekerjaan.

b. Motivasi

Dengan adanya motivasi kerja pada setiap tenaga kerja

pimpinan dapat memimpin dan mendorong tenaga kerja untuk

bekerja lebih baik dan akhirnya mendukung tercapainya

produktivitas kerja yang tinggi.

c. Disiplin kerja

Disiplin kerja adalah kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak atau mengikuti atau mematuhi segala

peraturan yang telah ditentukan. Kedisiplinan dapat dibina

melalui latihan-latihan antara lain bekerja menghargai waktu

kerja akan memberi pengaruh yang positif terhadap

(55)

d. Keterampilan

Semakin seseorang terampil dalam bekerja semakin

memberikan hasil yang lebih. Keterampilan dalam perusahaan

atau organisasi dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus dan

latihan-latihan.

e. Sikap dan Etika kerja

Sikap seseorang yang serasi, selaras dan seimbang dalam

kelompok kerja yang lain dan etika dalam hubungan kerja

sangat penting dalam suatu perusahaan atau organisasi.

f. Gizi dan kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang dipengaruhi oleh gizi dan

makanan yang dikonsumsi setiap hari. Gizi yang baik akan

mempengaruhi kesehatan para tenaga kerja dan semua itu

akan mempengaruhi produktivitas kerja para tenaga kerja.

g. Tingkat penghasilan

Penghasilan yang cukup akan memberi semangat para tenaga

kerja untuk memacu prestasi. Hal tersebut akan didorong

kembali dengan adanya penghasilan lebih bagi tenaga kerja

yang berprestasi.

C. Usaha-Usaha Peningkatan Produktivitas Kerja

Guna mencapai efisiensi perusahaan, produktivitas kerja

(56)

perusahaan akan mengusahakan peningkatan produktivitas yaitu

melalui beberapa cara (Ravianto, 1985 : 44):

a. Peningkatan pendidikan dan latihan

Pendidikan dan pelatihan menambah pengetahuan dan

keterampilan bekerja. Latihan yang dilakukan di luar

pekerjaan dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan

pegawai baik secara horisontal berarti memperluas

aspek-aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui. Peningkatan secara

vertikal berarti memperdalam pengetahuan mengenai suatu

bidang tertentu.

b. Perbaikan penghasilan dan sistem pengupahan yang dapat

menjamin perbaikan gizi dan kesehatan.

Kekurangan gizi masyarakat bukan saja menghambat

pertumbuhan anak-anak, tetapi secara langsung

mempengaruhi produktivitas karyawan. Rendahnya tingkat

pendapatan seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok

seperti: makan, pakaian, perumahan dan kesehatan yang

memadai, yang lebih lanjut menyebabkan produktivitas

rendah. Salah satu cara adalah melalui sistem pengupahan

yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan dan

keluarganya sekaligus dapat mendorong peningkatan

(57)

c. Pemilihan teknologi dan sarana-sarana pelengkap untuk

berproduksi

Produktivitas kerja seseorang juga dipengaruhi penggunaan

sarana produksi, teknologi dan lingkungan kerja.

Produktivitas yang menggunakan peralatan yang sederhana,

demikian juga produktivitas karyawan yang bekerja di

lingkungan kerja yang baik dan nyaman lebih tinggi dari pada

produktivitas karyawan yang bekerja dalam lingkungan kerja

yang tidak menyenangkan.

d. Peningkatan manajerial perusahaan

Perusahaan adalah tempat dimana orang-orang memperoleh

pengalaman bekerja dan kesempatan meningkatkan

ketrampilan. Tanggung jawab meningkatkan ketrampilan

seperti itu sebagian besar tergantung dari pimpinan

perusahaan dan kondisi perusahaan dilakukan oleh pemimpin

dan manajemen perusahaan yang partisipatif dan kreatif.

e. Kesempatan untuk berkembang

Kesempatan untuk berkembang sangat diharapkan oleh semua

orang, dengan demikian semangat serta kreatifitas akan

terpacu dan produktivitas mutu hasil kerjanya cenderung akan

lebih baik. Kesempatan berkembang tersebut diberikan sesuai

bidang, tingkat pendidikan, serta keterampilan yang dimiliki

(58)

f. Pengukuran produktivitas kerja

Ukuran Produktivitas kerja yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah keluaran per unit dibagi dengan jumlah

jam kerja. Adapun rumus untuk menghitung produktivitas

kerja karyawan adalah sebagai berikut (Ravianto,1990:6):

Produktivitas Kerja =

Jumlah produk yang dihasilkan ini tidak meliputi produk

rusak dan produk cacat, melainkan produk yang siap diproses

selanjutnya. Sedangkan satuan waktu yang dimaksud disini adalah

waktu yang digunakan untuk menghasilkan produk. Selanjutnya

untuk mengetahui peningkatan produktivitas kerja karyawan

dengan yang lain dan diasumsikan peralatan dan teknologi yang

digunakan masing-masing karyawan sejenis yang sama. Jadi

seorang karyawan dinilai produktif jika ia mampu menghasilkan

keluaran yang lebih banyak dari karyawan yang lain dalam satuan

waktu yang sama dinilai produktif.

Tercapainya produktivitas yang tinggi merupakan harapan

setiap organisasi. Produktivitas kerja karyawan akan dapat tercapai

apabila tingkat gairah kerja para karyawan pada titik yang

diharapkan, dan disiplin kerja karyawan sesuai peraturan yang

berlaku artinya, melalui berbagai perbaikan cara kerja, pemborosan

waktu, tenaga dan berbagai input lainnya akan bisa dikurangi Jumlah Produksi Yang Dihasilkan

(59)

sejauh mungkin. Hasilnya tentu akan lebih baik dan banyak hal

yang masih banyak dihemat. Sehingga, waktu tidak terbuang sia–

sia, bila diarahkan secara efektif dan pencapaian tujuan usaha bisa

terselenggara dengan baik.

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Kodet Kusworo Hadi dalam penelitiannya yang berjudul “PENGARUH

MASA KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PADA TENAGA KERJA TETAP

BAGIAN PEMBATIKAN” tahun 2003 menyatakan bahwadengan r 0,72

dan t hitung sebesar 4,402 lebih besar dari t tabel 2,093 maka dinyatakan

ada pengaruh masa kerja karyawan terhadap produktivitas kerja

karyawan.

2. Kuncoro Johanes Hanto dalam penelitiannya yang berjudul

”PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA” tahun 2003 menyatakan bahwa

[image:59.595.83.514.196.639.2]

dengan koefisien korelasi (r) 0,306, serta nilai t hitung sebesar 2,23 dan t

tabel sebesar 1,676 yang berarti ada pengaruh tingkat pendidikan

terhadap produktivitas kerja karyawan. Selain itu juga dengan koefisien

korelasi (r) 0,41, serta t hitung sebesar 3,415 dan t tabel sebesar 1,676

maka hal tersebut menunjukan adanya pengaruh masa kerja terhadap

(60)

3. Yuhana Susanti dalam penelitiannya yang berjudul ”PENGARUH

MOTIVASI KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERSEPSI

KARYAWAN TENTANG LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI.”

Tahun 2004 menyatakan bahwa dengan koefisien korelasi r hitung 0,485

dan r tabel 0,239 yang artinya bahwa ada pengaruh persepsi karyawan

tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan.

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap produktivitas kerja karyawan

Pendidikan merupakan keseluruhan proses, teknik, dan

keseluruhan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu

pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai standar yang telah

ditetapkan sebelumnya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang

menjadi pertimbangan perusahaan dalam menerima karyawan.

Orientasi perusahaan biasanya menghasilkan keuntungan yang

maksimal. Untuk memenuhi tujuan perusahaan tersebut, perlu adanya

peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan. Sehebat-hebatnya

teknologi yang berkembang saat ini, kemampuan sumber daya manusia

tetaplah yang utama dalam semua kegiatan perusahaan. Perusahaan

biasanya cenderung memilih karyawan yang memiliki pendidikan tinggi

(61)

Pendidikan bagi karyawan dimaksudkan untuk, menyesuaikan

dengan kebutuhan-kebutuhan atas sikap, tingkah laku, ataupun

keterampilan sesuai dengan tuntutan perubahan. Orang yang sudah

berpendidikan tinggi tentunya akan lebih mudah memahami dan

mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain yang semakin lama semakin

berkembang untuk diterapkan di tempat mereka bekerja.

Seperti halnya dengan perubahan teknologi, perubahan metode

kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi tingkat

produktivitas kerja. Dengan kemampuan dan pengetahuan umum yang

dimiliki seorang karyawan, akan membantu dalam pekerjaannya,

sehingga akan meningkatkan produktivitas kerjanya.

2. Pengaruh masa kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

Peningkatan produktivitas didalam perusahaan dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain adalah pengalaman kerja. Produktivitas

bukan merupakan perhitungan kuantitas tetapi merupakan pengukuran

dari suatu tingkat efisiensi antara input dan output. Perusahaan dalam

kegiatannya tentu tidak lepas dari usaha untuk memperoleh keuntungan

yang optimal atas dasar pengorbanan yang minimal.

Untuk mecapai tujuan perusahaan tersebut, maka setiap

perusahaan akan berusaha untuk memperoleh sumber daya manusia

yang potensial dan tentunya yang berpengalaman. Ilmu pengetahuan

(62)

pengalaman yang bermanfaat bagi dirinya sendiri. Pengalaman tersebut

dimiliki seseorang karena adanya keinginan untuk terus belajar dan

berkembang untuk mempelajari hal-hal yang baru sehingga dapat

meningkatkan potensi yang dimiliki dalam bekerja.

Pengalaman kerja tersebut dapat menjadi bekal bagi seseorang

yang sebagian bisa deterapkan ditempat mereka bekerja.

Perusahaan-perusahaan cenderung mencari pekerja yang sudah berpengalaman.

Seseorang yang memiliki pengalaman akan lebih mudah melaksanakan

tugas-tugas dalam perusahaan dan lebih berpengalaman dalam usaha

meningkatkan produktivitas kerja. Oleh karena itu semakin

berpengalaman seseorang, semakin luas wawasannya dalam

peningkatan produktivitas, karena pengalaman kerja dapat membantu

seseorang untuk bekerja dengan efektif dan efisien.

3. Pengaruh persepsi karyawan tentang lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar

para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 1982:183). Lingkungan kerja

merupakan suatu lingkungan dimana karyawan tersebut bekerja dan

melaksanakan tugas sehari-hari yang meliputi pelayanan perusahaan

terhadap karyawan, kondisi kerja karyawan, dan hubungan antara

(63)

Lingkungan kerja dapat digolongkan secara umum dalam dua

golongan yakni lingkungan fisik (fasilitas kerja, gedung) dan

lingkungan sosial (hubungan sesama karyawan, hubungan antara

bawahan dengan atasan). Lingkungan kerja yang baik tentunya akan

medukung kelancaran kerja karyawan. Kelancaran kerja karyawan akan

menyebabkan karyawan dapat bekerja dengan optimal dan dapat

meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau kesimpulan sementara yang

kebenarannya masih perlu dibuktikan sebelum diterima sebagai suatu

jawaban atau kesimpulan definitif.

1. Ada pengaruh positif dan signifikan tingkat pendidikan terhadap

produktivitas kerja karyawan.

2. Ada pengaruh positif dan signifikan masa kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan persepsi karyawan tentang

(64)

45 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian dengan

menggunakan studi kasus, yaitu penelitian terperinci mengenai suatu objek

tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa

lalu, dengan cukup mendalam dan menyeluruh.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Nirmala Tirta Putra.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2010.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan dimintai keterangan

berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis. Dalam

penelitian ini yang menjadi subjek adalah para tenaga kerja bagian

(65)

2. Objek penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian pokok

dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objeknya adalah

tingkat pendidikan, masa kerja karyawan, persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja dan produktivitas kerja karyawan.

D. Variabel Penelitian dan Operasionalisasinya 1. Variabel

a. Variabel bebas

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal

terakhir yang dimiliki oleh para karyawan yang bekerja dalam

perusahaan tersebut.

2. Masa kerja

Yang dimaksud dengan masa kerja adalah lama waktu karyawan

bekerja di perusahaan yang sejenis dalam bidang yang sama.

3. Persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

Yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah segala sesuatu

yang ada di lingkungan para pekerja dan yang dapat

memepengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

(66)

b. Variabel terikat

Produktivitas kerja karyawan adalah perbandingan antara hasil yang

dicapai dengan peran serta tenaga kerja.

2. Operasional Variabel

a. Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal

terakhir yang dimiliki oleh para karyawan yang bekerja dalam

perusahaan tersebut. Untuk mengukur tingkat pendidikan dari

karyawan maka dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu:

1. SD : Skor 1

2. SLTP : Skor 2

3. SLTA : Skor 3

4. Diploma atau Sarjana : Skor 4.

b. Masa kerja

Masa kerja diukur berdasarkan pengalaman karyawan dan

keefektifan pengalaman tersebut dalam menunjang tugas karyawan

sekarang. Masa kerja diukur dengan menghitung lamanya karyawan

bekerja, dengan satuan waktu. yaitu dengan memberi skor 1-4 untuk

(67)

Pengukuran :

JAWABAN SKOR

0 – 12 bulan 1

13 – 24 bulan 2

25 – 36 bulan 3

> 36 bulan 4

c. Persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

Untuk mengukur persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

digunakan indikator-indikator yang meliputi pelayanan karyawan,

kondisi kerja, hubungan karyawan (Ahyari, 1986 : 133 – 240)

Variabel bebas persepsi karyawan tentang lingkungan kerja

(fisik dan psikologis) dijabarkan ke dalam indikator-indikator seperti

terlihat pada tabel operasional variabel berikut ini :

Tabel Operasionalisasi Variabel

Pernyataan Variabel

Penelitian

Indikator

+ -

Puas dengan keberadaan kantin 1 -

Kebersihan lingkungan kerja 2 -

Lingkungan kerja

karyawan (Fisik)

Fasilitas dan perlengkapan

menjamin keselamatan dalam

bekerja

(68)

1.Sirkulasi udara dalam ruangan

2.Suhu udara dalam ruangan

-

-

4

5

1.Penataan peralatan dalam

ruangan

2.Penerangan dalam ruangan

6

-

-

7

1.Suara bising di sekitar tempat

kerja

2.Suasana bekerja yang

menyenangkan

-

9 8

-

1.Hubungan antara pimpinan dan

karyawan

2.Hubungan antar sesama pekerja 10

-

-

11

1.Keterlibatan karyawan dalam

menyelesaikan masalah

2.Kesempatan mengemukakan

pendapat

-

-

12

13

1.Kerjasama antar sesama

karyawan

2.Persaingan dalam bekerja

14 - - 15 Lingkungan kerja karyawan (Psikologis)

1.Imbalan yang sesuai

2.Jaminan kesehatan

-

17

16

(69)

Kuesioner yang dipakai menggunakan alat yang dibuat oleh Anna

Fitri tahun 2007, dengan judul skripsi Pengaruh Lingkungan Kerja

Dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.

Untuk pengukuran skala persepsi karyawan tentang

lingkungan kerja, penulis menggunakan skala likert. Pemberian skor

adalah sebagai berikut:

Skor Jawaban

Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

d. Produktivitas kerja karyawan.

Dalam pengukuran produktivitas kerja dasar yang digunakan adalah

jumlah produk yang memenuhi syarat yang dihasilkan oleh setiap

karyawan per bulan. Untuk mengukur produktivitas kerja karyawan,

penulis menggunakan jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan

(70)

E. Populasi dan Sampel

Gambar

Tabel
tabel sebesar 1,676 yang berarti ada pengaruh tingkat pendidikan
Tabel 3.1 Hasil Pengujian Validitas Variabel Persepsi Karyawan Tentang Lingkungan
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

3. Tidak menuntut hasil seleksi administrasi Penyediaan Biaya Pendidikan dari Pemerintah Kab. Seluruh dokumen yang saya sampaikan sebagai bahan larnpiran permohonan

Puji syukur saya ucapkan pada Allah SWT karena atas Rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “ Uji Penurunan Kandungan

The Board believes that financial reporting of not-for-profit organizations will significantly improve by consistently recognizing (a) restricted contributions as revenues,

Buku panduan praktek klinik keperawatan yang berisi uraian target aktifitas dan keterampilan yang sesuai dengan tujuan kurikulum pendidikan fakultas ilmu

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan Perundang- undangan bagi setiap warga

Pada penulisan ini metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data dan analisa dengan menggunakan dua metode penelitian, yaitu metode keperpustakaan dan metode

Membahas mengenai masalah-masalah kerusakan yang umumnya terjadi pada motor vespa dan memberikan solusi dan jawaban mengenai penyakit tersebut dengan menggunakan Microsoft Visual

Penelitian pembuatan bahan bakar cair dengan memanfaatkan limbah ban bekas menggunakan katalis dari limbah bekas perengkahan minyak bumi Pertamina RU III Palembang dengan