• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Lingkungan Sekolah

2.3.1 Pengertian Lingkungan Sekolah

Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati (Imam Supardi dalam Asrining Tyas, 2011: 2). Menurut Syamsu Yusuf dalam Asrining Tyas (2011: 2) sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu sisiwa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelaktual, emosional, maupun sosial. Lingkungan sekolah yang baik akan mendukung kegiatan belajar mengajar siswa menjadi kondusif. Lingkuangan yang kondusif akan menciptakan suasana yang nyaman bagi siswa, sehingga siswa dapat memperhatikan pelajaran dengan baik dan mendapat prestasi yang memuaskan.

Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelaktual, emosional, maupun sosial. Dalam

kegiatan belajar mengajar di sekolah siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan optimal, agar memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. 2.3.2 Unsur – Unsur Lingkungan Sekolah

Unsur – unsur dalam lingkungan sekolah merupakan hal – hal yang mempengaruhi belajar siswa. Apabila unsur – unsur dalam lingkungan sekolah mendukung belajar siswa, maka siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Menurut Slameto (2003:64) faktor sekolah yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :

1. Metode Mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Menurut Ign. S. Ulih Bukit Karo Karo dalam Slameto (2003:65) mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Di dalam dunia pendidikan orang lain yang disebut di atas adalah siswa dan mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai, dan lebih – lebih mengembangkan bahan pelajaran.

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikan tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.

2. Kurikulum

Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa (Slameto:65).kurikulum menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa. Kurikulum merupakan pedoman sekolah dam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

3. Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Hubungan yang baik antara guru dan siswa akan mendorong peserta didik untuk menyukai guru dan pada ahirnya juga akan menyukai materi pelajaran sehingga mereka berusaha untuk mempelajari materi tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika hubungan guru dengan siswa kurang akrab, akan menyebabkan siswa merasa jauh dari guru, sehingga proses pembelajaran berlangsung kurang lancar dan peserta didik segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar guru dan siswa harus menjalin komunikasi dengan baik. Apabila komunikasi tidak terjalin dengan baik maka kegiatan belajar mengajar tidak kondusif dan siswa tidak semangat dalam belajar. Hal tersebut dapat mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang memuaskan. Sebaliknya, jika komunikasi antara guru dan siswa baik, maka prestasi belajar siswa akan memuaskan.

4. Relasi siswa dengan siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jika kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing – masing siswa tidak tampak. Hubungan yang terjalin antar siswa dapat berupa persaingan sehat dan tidak sehat. Persaingan yang tidak sehat akan mengganggu proses belajar anak. Sebaliknya jika terdapat hubungan yang baik antar peserta didik maka akan membantu meningkatkan prestasi belajar, misalnya dengan hubungan kerjasama dalam belajar dan saling membantu jika ada teman yang mengalami kesulitan belajar. Oleh karena itu hubungan yang baik atau persaingan yang sehat antar peserta didik harus diciptakan oleh guru, agar hubungan antar mereka dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar anak.

5. Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain – lain. Siswa yang disiplin akan mentaati tata tertib atau peraturan yang berlaku.

6. Fasilitas sekolah

Fasilitas sekolah atau alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan dapat menunjang prestasi belajar yang optimal. Kenyataannya saat ini dengan banyaknya tuntunan yang masuk sekolah, maka memerlukan alat – alat atau

fasilitas yang membantu lancarnya belajar siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku – buku di perpustakaan, laboratorium atau media – media lain. Fasilitas sekolah yang lengkap dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar untuk memperoleh prestasi belajar yang maksimal.

7. Waktu Sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat di pagi hari, siang, sore/malam hari.waktu sekolah juga dapat mempengaruhi belajar siswa.

8. Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendiriran untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Oleh karena itu, guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa. Guru tidak boleh menuntut pengasaan materi yang terlalu tinggi diatas penguasaan materi peserta didik.

9. Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing – masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

10. Metode Belajar

Siswa harus memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

11. Tugas Rumah

Waktu belajar terutama adalah di sekolah. Disamping untuk belajar waktu di rumah biarlah untuk kegiatan – kegiatan lain. Guru sebaiknya tidak memberi tugas rumah yang terlalu banyak kepada peserta didik karena tugas siswa di rumah tidak hanya belajar tetapi juga membantu orang tua serta bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. Tugas rumah hendaknya di berikan secara proporsional dimana peserta didik mempunyai waktu yang cukup untuk belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Dari faktor – faktor di atas yang dijadikan indikator lingkungan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Relasi guru dengan siswa 2. Relasi siswa dengan siswa 3. Disiplin sekolah

4. Fasilitas sekolah

Dokumen terkait