• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lingkup Hak atas Keadilan yang Setara

Hak atas keaDilan yang setara A. Pentingnya Hak atas Keadilan yang Setara

B. Lingkup Hak atas Keadilan yang Setara

semua orang memiliki kedudukan setara di hadapan pengadilan dan persidangan, serta memiliki jaminan-jaminan prosedural tertentu dalam persidangan pidana dan sipil. Kesetaraan di muka pengadilan berarti, khususnya, semua orang harus diberikan, tanpa diskriminasi, hak atas akses yang sama kepada pengadilan atau persidangan yang independen dan tidak memihak untuk pengambilan keputusan dalam perselisihan sipil atau tuntutan pidana. Jaminan prosedural yang paling penting baik dalam persidangan sipil maupun pidana adalah hak atas sidang yang adil dan terbuka untuk umum, termasuk prinsip kesetaraan di antara para pihak.

dalam persidangan pidana, beberapa hak khusus diberikan kepada si tersangka, seperti praduga tak bersalah, hak atas pembelaan diri yang baik termasuk bantuan dari penasihat hukum, hak untuk ikut memeriksa saksi, dan hak untuk tidak diwajibkan untuk memberi kesaksian tentang dirinya sendiri. Korban-korban kejahatan juga harus diberikan akses yang sama kepada hukum dan mungkin membutuhkan perlindungan-perlindungan tertentu.

beberapa jaminan prosedural, secara eksplisit terutama merujuk pada kebutuhan kaum miskin: jika seorang tersangka dalam persidangan pidana tidak memiliki kemampuan untuk membayar bantuan hukum, maka pemerintah memiliki kewajiban, jika kepentingan

hukum mengharuskannya, untuk menyediakan penasihat hukum

dengan bebas biaya. selain itu, jika si tersangka tidak memahami atau tidak menguasai bahasa yang dipergunakan dalam persidangan, maka mereka harus diberikan bantuan penterjemah dengan tanpa biaya.

Jika kaum miskin adalah korban pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh negara atau pelaku non-negara, maka mereka harus diberikan akses yang sama kepada pengadilan-pengadilan dan persidangan sipil, administratif atau konstitusional serta mekanisme –mekanisme penyelesaian perselisihan lainnya dengan bebas biaya sebagai suatu jawaban dan cara yang efektif untuk menyelesaikannya.

Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik

Pasal 14

Semua orang mempunyai kedudukan yang setara di depan pengadilan dan badan peradilan. Dalam menentukan tuduhan pidana terhadap dirinya, atau dalam menentukan segala hak dan kewajibannya dalam suatu gugatan, setiap orang berhak atas pemeriksaan yang adil dan terbuka oleh pengadilan yang berwenang, mandiri dan tidak berpihak dan dibentuk menurut hukum. Pers dan masyarakat dapat dilarang mengikuti seluruh atau sebagian sidang dengan alasan moral, k etertiban umum atau keamanan nasional dalam suatu masyarakat yang demokratis, atau bilamana perlu, demi kepentingan kehidupan pribadi pihak yang bersangkutan, atau sejauh diperlukan menurut pengadilan dalam keadaan khusus, di mana publikasi justru dianggap akan merugikan kepentingan keadilan itu sendiri; akan tetapi apa pun yang diputuskan dalam suatu perkara pidana atau perdata harus diumumkan, kecuali bilamana kepentingan anak-anak di bawah umur menentukan sebaliknya, atau bilamana persidangan tersebut mengenai perselisihan perkawinan atau perwalian anak-anak.

Setiap orang yang dituduh melakukan tindak pidana berhak dianggap tidak b ersalah sampai kesalahannya dibuktikan menurut hukum.

Dalam menentukan tindak pidana yang dituduhkan, setiap orang berhak atas jaminan minimum berikut, dalam persamaan yang penuh:

• Untuk segera diberitahu secara terperinci dalam bahasa yang ia mengerti, tentang sifat dan alasan tuduhan yang dikenakan terhadapnya;

• Untuk mendapat waktu dan fasilitas yang memadai untuk mempersiapkan pembelaan dan berkomunikasi dengan pengacara yang dipilihnya sendiri; • Untuk diadili tanpa penundaan yang tidak semestinya;

• Untuk diadili dengan kehadirannya, dan untuk membela dirinya secara sendiri atau melalui pembela yang dipilihnya sendiri; untuk diberitahu tentang

haknya atas bantuan hukum apabila ia tidak mempunyai pembela, dan untuk mendapatkan bantuan hukum jika kepentingan keadilan menghendaki demikian, dan tanpa pembayaran darinya apabila ia tidak memiliki cukup sarana untuk membayarnya;

• Untuk memeriksa, atau meminta diperiksanya, saksi-saksi yang memberatkannya, dan meminta dihadirkannya dan diperiksanya saksi-saksi yang meringankannya, dengan syarat-syarat yang sama seperti saksi-saksi yang memberatkannya; • Untuk mendapatkan bantuan penerjemah secara cuma-cuma apabila ia

tidak mengerti atau tidak bisa berbicara dalam bahasa yang digunakan di pengadilan;

• Untuk tidak dipaksa agar memberikan kesaksian yang memberatkan dirinya, atau dipaksa mengakui kesalahannya.

Dalam hal anak yang belum dewasa, prosedur yang dipakai harus mempertimbangkan usia dan kelayakan bagi pemajuan rehabilitasinya.

Setiap orang yang dijatuhi hukuman pidana berhak atas peninjauan kembali terhadap keputusan atau hukumannya oleh pengadilan yang lebih tinggi, sesuai dengan hukum.

Apabila seseorang telah dijatuhi hukuman atas tindak pidana dengan keputusan yang bersifat final dan, apabila dalam proses selanjutnya ternyata diputuskan sebaliknya atau diampuni berdasarkan bukti-bukti baru yang secara meyakinkan telah memperlihatkan adanya kesalahan dalam penegakan keadilan, orang yang telah menderita hukuman sebagai akibat putusan tersebut akan diberi kompensasi sesuai dengan hukum, kecuali jika dibuktikan bahwa tidak t erungkapnya fakta yang tidak diketahui sebelumnya, baik seluruhnya maupun sebagian, adalah kesalahannya sendiri.

Tidak seorangpun dapat diadili atau dihukum kembali untuk tindak pidana di mana ia telah dihukum atau dibebaskan, sesuai dengan hukum dan hukum acara pidana di masing-masing negara.

Target Indikator Utama

1

Akses yang sama kepada pengadilan sipil bagi masyarakat yang menjadi korban.

Proporsi orang-orang yang mengajukan perkaranya kepada mekanisme pengadilan sipil. Proporsi orang-orang yang memiliki akses kepada bantuan hukum dalam masalah-masalah sipil. Proporsi orang-orang yang me-ngajukan perkaranya kepada litigasi hak asasi manusia tertentu, dipilah berdasarkan jender dan kemiskinan. Proporsi orang-orang yang memiliki akses kepada bantuan hukum dalam litigasi hak asasi manusia. Jumlah hakim dan pengadilan per unit populasi.

Jarak rata-rata dari perumahan masyarakat ke pengadilan. Lama rata-rata proses dalam pengadilan/persidangan sipil dan hak asasi manusia.

Tingkat korupsi pada administrasi pengadilan sipil.

2 Pengadilan yang adil bagi semua orang.

Proporsi pelaku kejahatan yang dijatuhi pidana dalam kaitannya dengan keseluruhan jumlah kejahatan.

Tingkat korupsi pada administrasi pengadilan pidana.

3

Setiap orang yang menjadi korban tindak kejahatan dan pelanggaran hak asasi harus bisa membawa pelakunya ke depan pengadilan.

Jumlah pelaku yang dipidana atas jenis dan bentuk kejahatan sebagai suatu persentasi dari jumlah kejahatan.

C. Target dan Indikator Utama

D. Aspek-Aspek Utama Untuk Merealisasikan Hak Atas Keadilan Yang

Dokumen terkait