• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINGKUP KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA

LINGKUP KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM)

A. Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan PkM

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan tinggi, memiliki peran yang besar untuk masyarakat terutama untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar Perguruan Tinggi. Masyarakat sekitar Perguruan Tinggi sebagai manifestasi penting untuk memajukan sebuah Perguruan Tinggi. Dengan memahami permasalahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, maka Perguruan Tinggi dapat menyusun solusi strategis untuk membangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat Indonesia yang tak hanya sejahtera tetapi mampu berdiri sendiri dalam meningkatkan kehidupannya. Untuk itu, bab ini disusun untuk mengetahui sejauh mana peran Perguruan Tinggi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan PkM.

1. Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Masyarakat melalui Kegiatan PkM

Perguruan tinggi sebagai bagian dari masyarakat dengan tugas melakukan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Perguruan Tinggi sebagai pusat Pendikan Tinggi, yang dikenal masyarakat luas dengan kiprahnya sebagai pencetus teori-teori ilmiah, ahli dalam bidang teknologi dan inovasi harus mampu menghasilkan produk-produk lulusan berkualitas dan mampu berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Perguruan Tinggi melaksanakan fungsi dan peran sebagai:

a. wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; b. wadah pendidikan calon pemimpin bangsa;

c. pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

d. pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan

e. pusat pengembangan peradaban bangsa.

Masyarakat memiliki ekspektasi yang besar terhadap perguruan tinggi hal tersebut tertuang dalam Renstra Kemenristekdikti Tahun 2015 – 2019. Pada saat pertama Perguruan Tinggi berdiri, masyarakat berharap Perguruan Tinggi dapat memerankan dirinya sebagai agent of education. Saat perguruan tinggi sudah dapat memerankan dirinya sebagai agent of education, masyarakat berharap lebih agar

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 4 Perguruan Tinggi juga dapat memerankan diri sebagai agent of research and

development. Harapan itu terus berlanjut sampai sekarang ini dimana masyarakat

berharap bahwa Perguruan Tinggi dapat memerankan dirinya sebagai agent of

knowledge and technology transfer dan akhirnya sebagai agent of economic development. Sebagai agent of economic development Perguruan Tinggi dituntut

untuk dapat menghasilkan inovasi yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat secara luas.

Gambar 2

Ekspektasi Masyarakat terhadap Peran Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi sebagai tonggak pembangunan masyarakat harus mampu menghadapi perubahan, terbuka dengan lingkungan sekitar, membangun hubungan komunikasi dua arah dengan masyarakat dalam arti saling memberi informasi dan saling berpartisipasi untuk membangun dan mengembangkan pendidikan agar pendidikan tinggi berkembang dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada tantangan di era Revolusi Industri 4.0 yang meliputi digitalisasi dan otomatisasi. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, menegaskan bahwa di era Revolusi Industri 4.0 ini perguruan tinggi dituntut untuk mengembangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem pembelajaran yang lebih inovatif seperti penyesuaian kurikulum dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang Teknologi informasi,

Internet of Things (IoT), dan Big Data analitic yang mampu menghasilkan

lulusan yang terampil baik dalam aspek data literacy, technologi literacy, dan human literacy.

2. Cyber University yaitu sistem perkuliahan berbasis e-learning sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa, yang diharapkan dapat menjangkau pelosok daerah sehingga anak bangsa di pelosok daerah dapat menjangkau pendidikan yang berkualitas.

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 5 3. Terobosan riset dan inovasi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 di

lingkungan perguruan tinggi, LPNK, industry, dan masyarakat.

4. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen untuk menghadapi revolusi industri 4.0

( https://nscpolteksby.ac.id/detailberita-440-pendidikan-tinggi-di-era-digital-dan-revolusi-industri-40.)

Perguruan tinggi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dimana teknologi berperan penting bagi manusia. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai pencetak agen perubahan dan penggagas ide-ide untuk kemajuan bangsa lewat penelitian dan PkM perlu berkembang dan maju. Apabila perguruan tinggi dapat berkembang dan maju maka tentu perguruan tinggi dapat menghasilkan agen perubahan dan penggagas ide-ide sehingga dapat berperan aktif dalam memajukan negeri dan masyarakat yang mendiami negeri ini.

Peran perguruan tinggi akan sangat efektif apabila dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Perguruan tinggi memiliki peran yang besar untuk membangun masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan karena entitas pemerintahan terkecil ada di desa, apabila desa-desa maju maka otomatis negara juga akan maju. Peran perguruan tinggi dalam pembangunan desa adalah sebagai berikut: (a) menyiapkan sdm; (b) melakukan riset; (c) menerapkan teknologi tepat guna untuk pembangunan desa (Suryadi, 2017).

Gambar 3

Ketua Forum PERTIDES

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=fCEzFPsqAwU

Peran perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat sangat penting dan itu bisa terwujud secara optimal apabila tercipta hubungan yang baik antara perguruan tinggi dan masyarakat khususnya masyarakat desa. Dengan pelaksanaan PkM dapat menjembatani komunikasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat,

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 6 dan juga sebagai upaya perguruan tinggi untuk membangun masyarakat baik itu lewat pelayanan kepada masyarakat, penerapan iptek, peningkatan kapasitas, maupun pemberdayaan masyarakat.

Peran perguruan tinggi adalah menyiapkan agen yang siap untuk membangun masyarakat lewat kegiatan PkM yaitu Dosen. Sebagai bagian dari pelaksana kegiatan maka Dosen sebagai agen PkM perlu memiliki kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan. Kompetensi dalam kegiatan PkM memiliki makna sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh Dosen yang diwujudkan dalam pengetahuan dan sikap serta keterampilan dalam melaksanakan kegiatan PkM yang diuraikan sebagai berikut (Anwas, 2013).

1. Kompetensi Pemahaman sasaran

Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap sumber daya alam, sumber daya sosial dan budaya yang dimiliki sasaran terutama yang bisa dikembangkan dalam peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Dengan memahami kondisi sasaran akan membantu agen PkM dalam mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, kendala-kendala, kemudian mencari solusi pemecahan masalah, dan menggali potensi-potensi yang dapat dikembangkan.

Ife dan Tesoriero menyarankan bahwa dalam menggali gagasan dari masyarakat agar memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: (a) menghargai pengetahuan lokal; (b) menghargai kebudayaan lokal; (c) menghargai sumberdaya lokal; (d) menghargai keterampilan lokal; dan (e) menghargai proses lokal.

2. Kompetensi menumbuhkan kesadaran

Menumbuhkan kesadaran berarti memberikan pemahaman bahwa dalam diri masing-masing masyarakat memiliki peluang dan potensi untuk berubah ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam realisasinya menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk berubah dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada situasi dan kondisi sasaran. Pada masyarakat tertentu menumbuhkan kesadaran mungkin lebih efektif melalui media seperti film, drama, kartun, cerita atau bentuk media lainnya, sedangkan pada masyarakat lainnya bisa jadi yang efektif melalui obrolan santai sambal minum kopi diwarung, diskusi setelah shalat di masjid atau beribadah di tempat lainnya, ngobrol sambal menikmati hobi bersama (olahraga, musik, dll) melalui kegiatan arisan, atau situasi apapun. Sehingga keadaaan ini menuntut agen PkM untuk kreatif membaca situasi dan memilih strategi yang tepat.

3. Kompetensi komunikasi inovasi

Agen PkM harus dapat mencari dan menyajikan informasi inovasi baik melalui komunikasi interpersonal ataupun komunikasi melalui media

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 7 massa/digital, juga bisa menemukan informasi dari masyarakat lain melalui observasi, kunjungan lapangan, hasil diskusi atau kegiatan lainnya. Agen PkM perlu memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, memahami inovasi yang dibutuhkan sasaran, serta mengkomunikasikannya secara dialogis dengan bahasa yang mudah dipahami.

4. Kompetensi Pengelolaan Pembaharuan

Agen PkM dituntut untuk dinamis atau peka terhadap perubahan, serta memiliki kemampuan untuk mengelola pembaharuan untuk diterapkan kepada masyarakat dan memfasilitasi masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang terus berubah. Kemampuan itu meliputi: 1) kemampuan membangkitkan motivasi untuk berubah; 2) kemampuan menumbuhkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan; 3) kemampuan menerapkan teknologi atau ide-ide baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

5. Kompetensi pengelolaan pembelajaran

Kompetensi pengelolaan pembelajaran yaitu kemampuan agen PkM dalam menciptakan proses belajar kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, kualitas hidup, dan kesejahteraannya. Melalui belajar masyarakat diharapkan mampu menguasai dan menerapkan inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan keluarganya.

6. Kompetensi pengelolaan pelatihan

Dalam organisasi kegiatan pelatihan merupakan aspek penting, begitu pula dalam kehidupan seperti petani dan nelayan, kegiatan pelatihan seperti kursus tani, sekolah lapang, atau istilah sejenis lainnya merupakan aspek penting guna meningkatkan kemampuan mereka menuju penignkatan kualitas hidupnya. Dalam proses pelatihan agen PkM tidak harus menjadi narasumber, yang lebih penting adalah bagaimana mengidentifikasi dan memfasilitasi kehadiran narasumber yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan.

7. Kompetensi pengembangan kewirausahaan

Kewirausahaan bukan sekedar membuka usaha tetapi merupakan mentalitas dan pola pikir seseorang. Kemampuan mengembangkan kewirausahaan bagi agen PkM diantaranya adalah menanamkan sikap mental kepada masyarakat untuk berani mengambil resiko, mencari peluang, cara pandang atau visi terhadap perubahan, dan inisiatif untuk berubah, serta membangun kerjasama dalam kelompok usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakat.

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 8 8. Kompetensi pemandu sistem jaringan

Pemandu sistem jaringan adalah kemampuan agen pemberdayaan dalam melakukan hubungan kerjasama yang sinergis antar pihak terkait. Dalam hal ini agen PkM harus memiliki kemampuan memfasilitasi petani dengan lembaga penelitian atau perguruan tinggi dalam menyampaikan permasalahan masyarakat serta mengakses informasi untuk kebutuhan pemebrdayaan, negosiasi/koordinasi dengan Lembaga terkait, memfasilitasi kemudahan informasi, dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha. 9. Kompetensi menumbuhkembangkan kelembagaan

Kompetensi agen PkM dalam menumbuhkan kelembagaan masyarakat meliputi kemampuan dalam menguatkan dan menghidupkan kelembagaan yang sudah ada dalam masyarakat, kemampuan dalam membentuk kelembagaan yang belum ada tetapi diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya, mensinergikan kelembagaan yang sudah ada dan baru terbentuk, serta membangun kerjasama dengan kelembagaan yang ada di luar masyarakat dengan prinsip saling memahami, menghargai, dan menguntungkan. 10. Kompetensi pendampingan

Pendampingan ini tugasnya bukan menggurui tetapi sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator, dan pembimbing masyarakat di lapangan. Kemampuan yang harus dimiliki dalam aspek pendampingan meliputi: kemampuan memberikan motivasi untuk terlibat dalam kegiatan pemberdayaan, kemampuan dalam meningkatkan kesadaran bahwa masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk berubah dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

11. Kompetensi melek TIK

Melek teknolgi informasi dan komunikasi bagi agen PkM dapat berfungsi mulai dari mencari informasi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan pemberdayaan, sebagai media komunikasi baik dengan masyarakat maupun dengan pihak lain dalam mendukung kegiatan pemberdayaan, sebagai media pendidikan dalam menambah wawasan dan keterampilan, sebagai media hiburan, memudahkan dalam melakukan kerjasama untuk mendukung kegiatan kemasyarakatan, serta mencari dukungan partisipasi pihak luar yang mendukung kegiatan pemebrdayaan.

12. Kompetensi mencari sponsorship

Menarik dukungan sponsorship juga perlu ditunjang oleh kemampuan dalam melakukan pendekatan atau menjelaskan berbagai program pemberdayaan. Agen PkM dituntut perlu memiliki keuletan dan kerja keras untuk dapat

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 9 memperoleh dukungan dari berbagai pihak, serta memiliki aspek kejujuran dan keterbukaan dalam menggunakan dana atau dukungan lainnya dari pihak sponsor sehingga akan dipercaya oleh para donator.

13. Kompetensi mempengaruhi media massa

Agen PkM dapat menjadi reporter, mengangkat berbagai kegiatan pemberdayaan, menyajikan berbagai kegiatan pemberdayaan dan menonjolkan nilai-nilai positif dan daya tarik bagi media massa. Dalam hal ini kemauan dan kreatifitas agen PkM sangat diperlukan.

Sebagai agen PkM penting bagi Dosen untuk menguasai beberapa kompetensi yang sudah dipaparkan di atas agar mampu melaksanakan kegiatan dengan maksimal terlebih khusus mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemui dilingkungan masyarakat agar tujuan pelaksanaan kegiatan tercapai dan bermanfaat untuk masyarakat.

2. Dampak Kehadiran Perguruan Tinggi bagi Masyarakat Sekitar

Masyarakat di sekitar perguruan tinggi adalah masyarakat yang bermukim di wilayah perguruan tinggi berdiri. Masyarakat tersebut mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orangtua, sampai lansia, dengan latar belakang pendidikan dan juga mata pencaharian yang berbeda-beda.

Perguruan tinggi adalah masyarakat yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu elemen pengajar atau pendidik, elemen pelajar, dan elemen non-edukatif yang terdiri dari pegawai teknis, tata usaha dan keuangan serta pegawai non-spesifik seperti pesuruh atau penjaga (Kamaluddin, 2017). Perguruan tinggi ada yang berdiri di wilayah perkotaan, maupun di pinggiran kota.

Kehadiran mahasiswa membawa dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat setempat. Dari sisi ekonomi kondisi tersebut memungkinkan adanya tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar, misalkan munculnya tempat usaha pemondokan maupun usaha-usaha lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar (Kamaluddin, 2017). Dengan adanya perguruan tinggi dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, masyarakat bisa bekerja sebagai security ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan tenaga masyarakat sekitar.

Dampak kehadiran perguruan tinggi dilingkungan masyarakat sekitar dapat meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, namun pembangunan tersebut belum sepenuhnya dibarengi dengan pembangunan manusianya. Beberapa kejahatan yang melibatkan masyarakat sekitar terhadap mahasiswa atau pelajar masih kerap terjadi, ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk hadir ditengah masyarakat tak hanya membantu meningkatkan pembangunan secara fisik

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 10 namun perlu memperhatikan pembangunan manusia terutama masyarakat yang ada di wilayah perguruan tinggi.

Pembangunan masyarakat adalah proses perubahan untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang sebelumnya tidak terberdayakan menjadi masyarakat yang maju dan mandiri. Proses pembangunan masyarakat merupakan pembangunan non fisik hasilnya tidak akan langsung dapat dilihat dan dirasakan tetapi melalui rangkaian proses yang didalamnya melatih dan mendidik masyarakat sehingga mengalami perubahan dari yang sebelumnya, dari yang kurang baik menjadi baik.

Pembangunan masyarakat menurut Anwas (2013) yaitu pembangunan yang berbasis pada kebutuhan dan potensi masyarakat. Kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupannya, serta potensi masyarakat yang perlu dikembangkan sehingga masyarakat tersebut mampu mandiri dan sejahtera.

Jadi, pembangunan masyarakat disini merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan, masyarakat bertindak sebagai subjek sehingga partisipasi masyarakat memegang peranan yang penting. Untuk itu, pelaksanaan pembangunan harus mampu memberikan perubahan hidup bagi masyarakat sehingga menjadi lebih baik.

Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus berisi usaha untuk memberdayakan masyarakat sehingga mereka dapat memiliki akses pada sumber-sumber ekonomi, hukum dan politik. Untuk itu kehadiran perguruan tinggi dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar perguruan tinggi, sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera dari segi ekonomi, sosial dan pendidikan. B. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat. Sebelum melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat perlu diketahui bagaimana pelaksanaan kegiatan PkM tersebut, standar seperti apa yang menjadi ukuran pelasksanaan kegiatan serta berbagai macam kategori kegiatan. Sesudah pelaksanaan kegiatan maka apa saja indikator yang dapat dinilai dari pelaksanaan PkM.

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Perguruan Tinggi. Sehingga dibutuhkan pengetahuan yang dalam tentang proses pelaksanaan PkM mulai dari perencanaan, penetapan standar dan tujuan, jenis kegiatan, indikator hingga penilaian kegiatan PkM.

1. Konsep Dasar Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Pengabdian kepada Masyarakat atau yang disingkat dengan PkM adalah merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Menurut

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 11 Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b) Mengembangkan model pemberdayaan masyarakat; c) Meningkatkan kapasitas pengabdian kepada masyarakat;

d) Memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan, atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung;

e) Melakukan kegiatan yang mampu memberdayakan masyarakat pada semua strata, secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya; dan

f) Melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia berkeadilan gender dan inklusi sosial serta kelestarian sumber daya alam.

(DRPM Kemenristekdikti, 2018)

2. Standar Nasioal Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Setiap perguruan tinggi diharapkan dapat mengelola pengabdian kepada masyarakat berdasar Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terkait dengan ruang lingkup dan penjelasan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat sebagai berikut.

a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat

Standar hasil PkM merupakan kriteria minimal yang meliputi: (a) hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (b) hasil pengabdian kepada masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat

Standar isi merupakan kriteria minimal tentang: (a) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan (b) hasil

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 12 penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, memberdayakan masyarakat, teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah, serta Kekayaan Intelektual (KI) yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat

Standar proses merupakan kriteria minimal tentang: (a) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan; (b) kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau pemberdayaan masyarakat; (c) pengabdian kepada masyarakat yang wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan; (d) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; dan (e) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang harus diselenggarakan secara terarah, terukur, dan terprogram.

d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat

Standar penilaian merupakan kriteria minimal penilaian terhadap: (a) proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat; (b) penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit dari sisi edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan; (c) kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada masyarakat; (d) tingkat kepuasan masyarakat, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan; dan (e) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat.

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 13 e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

Standar pelaksana merupakan kriteria minimal yang meliputi: (a) kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; (b) wajib memiliki penguasaan metode penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil pengabdian kepada masyarakat; dan (c) kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

Standar sarana merupakan kriteria minimal tentang: (a) sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan tinggi untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan; dan (b) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana perguruan tinggi yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

Standar pengelolaan merupakan kriteria minimal tentang: (a) perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk

Dokumen terkait