• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat i Hak Cipta © Pada : Pusdiklat Kemeristekdikti

Edisi Tahun 2019

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kemenristekdikti

Gedung BPPT II, Jl. MH. Thamrin No. 8 Lt. 18 Jakarta Pusat 10340 Telp : (021)3169655 Fax : (021) 3102213

Email: pusdiklat@ristekdikti.go.id

LINGKUP SASARAN INOVASI UNTUK

MASYARAKAT

(3)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat ii KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga dapat terselesainya modul Peningkatan Kapasitas Masyarakat sebagai salah satu modul Pelatihan Dosen Profesional Pratama. Sebagai civitas akademika di kampus, dosen dituntut untuk mengamalkan ketiga Tri Dharma Perguruan Tinggi dan salah satunya pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat digolongan menjadi empat kegiatan yaitu layanan kepada masyarakat, peningkatan kapasitas, pemberdayaan, dan Ipteks. Peningkatan kapasitas masyarakat adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang hasil akhirnya diharapkan masyarakat dapat meningkat kapasitas dan kemandiriannya. Oleh karena itu, modul ini disusun untuk memberikan pengetahuan kepada dosen tentang peningkatan kapasitas masyarakat.

Secara umum modul ini menyajikan materi tentang lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat yang mencakup peran Perguruan Tinggi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM), Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), serta lingkup kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM). Dalam modul ini juga disajikan kerangka untuk menyusun proposal kegiatan PkM.

Penyusunan modul ini dapat terwujud berkat kerja sama dan partisipasi dari berbagai pihak. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih. Semoga modul yang disajikan bermanfaat bagi pengguna untuk berbagai keperluan. Kami mengharapkan tanggapan dan saran dari para pengguna modul ini untuk perbaikan modul.

Jakarta, Juli 2019

(4)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DESKRIPSI PELATIHAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Gambaran Umum Materi ... 1

B. Relevansi dengan Pengetahuan Peserta ... 1

C. Capaian Pembelajaran ... 1

BAB II LINGKUP KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) ... 3

A. Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan PkM ... 3

B. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ... 10

C. Lingkup Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ... 31

D. Rangkuman ... 37

BAB III PENUTUP ... 38

A. Evaluasi ... 38

B. Umpan Balik ... 38

C. Tindak Lanjut ... 38 DAFTAR PUSTAKA

(5)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Peta Kedudukan Modul Inovasi untuk Masyarakat ... iv

Gambar 2 Ekspektasi masyarakat terhadap peran Perguruan Tinggi ... 4

Gambar 3 Ketua Forum PERTIDES ... 5

Gambar 4 Proses penilaian kinerja PkM ... 21

Gambar 5 Penerapan Iptek ... 32

(6)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat v DESKRIPSI PELATIHAN

DOSEN PROFESIONAL PRATAMA

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai dalam Pelatihan Dosen Profesional Pratama adalah melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui inovasi untuk masyarakat. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai dosen dalam melaksakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat termasuk didalamnya merencanakan, menjalankan dan mengevaluasi program pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang relevan dengan program pembelajaran yang diampu. Kompetensi tersebut sesuai untuk membentuk dosen yang profesional yaitu mampu mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa semua bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat seperti pelayanan kepada masyarakat, pemberdayaan masyarakat, penerapan Ipteks dan peningkatan kapasitas masyarakat merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki oleh dosen maupun calon dosen. Oleh sebab itu, Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2017 Tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Profesor Pasal 3 telah ditetapkan beban kerja seorang dosen dan profesor untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan beban kerja paling sedikit sepadan dengan 12 (dua belas) sks dan paling banyak sepadan dengan 16 (enam belas) sks pada setiap semester.

Mengingat begitu pentingnya kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka pelatihan di bidang inovasi untuk masyarakat akan diuraikan menjadi 5 (lima) mata pelatihan yaitu lingkup sasaran kegiatan PkM, layanan kepada masyarakat, penerapan IPTEKS, peningkatan kapasitas masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk menguasai kompetensi-kompetensi pada bidang inovasi untuk masyarakat, Anda harus menuntaskan kelima mata pelatihan. Ada dua alasan pentingnya pelatihan di bidang inovasi untuk masyarakat untuk dituntaskan, yaitu:

1. Kualitas proses dan hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat perlu ditingkatkan sehingga dapat dipertanggung jawabkan ke berbagai pihak. Peningkatan kualitas tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan pemahaman tentang program kegiatan PkM yang meliputi layanan kepada masyarakat, pemberdayaan kepada masyarakat, penerapan IPTEKS dan peningkatan kapasitas masyarakat.

2. Kebutuhan dosen untuk meningkatkan pengetahuan dan produktivitas dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat merupakan bagian dari pengembangan kapasitas sebagai penyelenggara Tri Dharma Perguruan Tinggi.

(7)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat vi Capaian pembelajaran yang ditargetkan setelah mengikuti Pelatihan Dosen Profesional Pratama Bidang Inovasi untuk Masyarakat sebagai berikut:

• Standar Kompetensi

Setelah mengikuti Pelatihan Dosen Profesional Pratama, dosen mampu merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi program pembelajaran dan melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) yang relevan dengan program pembelajaran yang diampu.

• Kompetensi Dasar

a) Menjelaskan lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat b) Menyusun PkM kegiatan layanan kepada masyarakat c) Menyusun PkM kegiatan penerapan IPTEKS

d) Menyusun PkM kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat e) Menyusun PkM kegiatan pemberdayaan masyarakat

Diagram di bawah ini menunjukkan tahapan urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta pelatihan dalam kurun waktu pelatihan.

Gambar 1. Peta Kedudukan Modul Inovasi untuk Masyarakat

Berdasarkan peta kedudukan kompetensi diatas dapat diperhatikan bahwa masing-masing kompetensi memiliki dasar di kompetensi menjelaskan lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat. Oleh karena itu, peserta pelatihan perlu memiliki kompetensi mampu menjelaskan lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat sebagai pengetahuan awal untuk menguasai kompetensi yang selanjutnya. Masing-masing kompetensi dasar telah dibuat modul yang khusus membahas kegiatan pengabdian kepada masyarakat yaitu modul layanan kepada masyarakat, modul penerapan IPTEKS modul peningkatan kapasitas masyarakat, dan modul pemberdayaan masyarakat.

Training Outcome (Capaian Program Pelatihan)

Setelah mengikuti Pelatihan Dosen Profesional Pratama, dosen mampu merencanakan, menjalankan, dan mengevaluasi program pembelajaran dan melakukan peneltiian dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan dengan program pembelajaran yang diampu.

Menyusun PkM program kegiatan layanan kepada

masyarakat Menyusun PkM program kegiatan penerapan IPTEKS Menyusun PkM program kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat Menyusun PkM program kegiatan pemberdayaan masyarakat Menjelaskan lingkup sasaran inovasi untuk

(8)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat vii Petunjuk mempelajari modul disajikan sebagai berikut:

1. Berdoalah sebelum mulai belajar, kemudian bacalah modul ini dengan teliti, teratur, dan berurutan agar Anda memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang utuh;

2. Catatlah kata-kata atau kalimat yang kurang dimengerti atau berikan “tanda khusus” dengan menggunakan stabilo. Selanjutnya, kata atau kalimat tersebut Anda diskusikan dalam forum chat yang tersedia dalam laman e-learning;

3. Setelah setiap materi kegiatan belajar selesai dibaca, usahakan untuk membuat rangkuman sendiri atau membuat mind map. Hal ini bertujuan untuk menambah ingatan dari materi yang sudah dibaca;

4. Kerjakanlah latihan dan evaluasi yang ada pada modul ini.;

5. Gunakan forum diskusi yang ada di laman e-learning jika ingin mendiskusikan tentang kegiatan pemberdayaan masyarakat, serta isu-isu strategis yang sedang berkembang mengenai kegiatan pemberdayaan masyarakat;

6. Untuk menambah wawasan dan keterampilan tentang PkM agar dapat ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis e-learning yang dilengkapi dengan tayangan materi, video, dan ilustrasi program kegiatan.

(9)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 1 BAB I

PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Materi

Pengabdian kepada masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat program kegiatan yang dibuat dan dilaksanakan oleh perguruan tinggi dengan memberdayakan masyarakat, dalam arti ada usaha yang dilakukan masyarakat dalam proses kegiatan tersebut. Masyarakat yang terberdaya secara otomatis akan mampu mandiri baik dalam membangun kehidupannya maupun desa tempat tinggalnya. Tentunya hal itu boleh terwujud dalam program PkM yang tepat sasaran, menerapkan program-program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Modul ini berisi materi tentang peran Perguruan Tinggi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masayrakat (PkM) meliputi peran perguruan tinggi dan dampak kehadiran bagi masyarakat sekitar. Materi pengabdian kepada masyarakat (PkM) meliputi konsep dasar PkM, standar nasional PkM, kategori kegiatan PkM, indiKator kinerja PkM, dan penilaian kinerja PkM di Perguruan Tinggi, serta kerangka proposal PkM. Materi terakhir adalah lingkup kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi kegiatan layanan kepada masyarakat, kegiatan penerapan Ipteks, kegiatan peningkatan kapasitas masyarakat, dan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pada setiap materi tersedia link yang menghubungkan ke sumber belajar lainnya yang terdapat di internet. Setelah mempelajari modul ini Peserta diarahkan untuk mengerjakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta dalam memahami materi yang telah dipelajari.

B. Relevansi dengan Pengetahuan Peserta

Modul ini membahas tentang lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat yang dilaksanakan Perguruan Tinggi. Pembahasan materi ini penting untuk diketahui oleh Dosen, karena Dosen diwajibkan untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat. Dengan mengetahui lingkup sasaran inovasi untuk masyarakat maka Dosen dapat menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, serta dapat menentukan sasaran yang tepat sehingga pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.

C. Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari modul ini, capaian pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut.

1. Menjelaskan peran perguruan tinggi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan PkM

(10)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 2 2. Menjelaskan lingkup kegiatan PkM

(11)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 3 BAB II

LINGKUP KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM)

A. Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Masyarakat Melalui Kegiatan PkM

Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan tinggi, memiliki peran yang besar untuk masyarakat terutama untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar Perguruan Tinggi. Masyarakat sekitar Perguruan Tinggi sebagai manifestasi penting untuk memajukan sebuah Perguruan Tinggi. Dengan memahami permasalahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat, maka Perguruan Tinggi dapat menyusun solusi strategis untuk membangun masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

Peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk membangun masyarakat Indonesia yang tak hanya sejahtera tetapi mampu berdiri sendiri dalam meningkatkan kehidupannya. Untuk itu, bab ini disusun untuk mengetahui sejauh mana peran Perguruan Tinggi dalam membangun masyarakat melalui kegiatan PkM.

1. Peran Perguruan Tinggi dalam Membangun Masyarakat melalui Kegiatan PkM

Perguruan tinggi sebagai bagian dari masyarakat dengan tugas melakukan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat. Perguruan Tinggi sebagai pusat Pendikan Tinggi, yang dikenal masyarakat luas dengan kiprahnya sebagai pencetus teori-teori ilmiah, ahli dalam bidang teknologi dan inovasi harus mampu menghasilkan produk-produk lulusan berkualitas dan mampu berkontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Perguruan Tinggi melaksanakan fungsi dan peran sebagai:

a. wadah pembelajaran mahasiswa dan masyarakat; b. wadah pendidikan calon pemimpin bangsa;

c. pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

d. pusat kajian kebajikan dan kekuatan moral untuk mencari dan menemukan kebenaran; dan

e. pusat pengembangan peradaban bangsa.

Masyarakat memiliki ekspektasi yang besar terhadap perguruan tinggi hal tersebut tertuang dalam Renstra Kemenristekdikti Tahun 2015 – 2019. Pada saat pertama Perguruan Tinggi berdiri, masyarakat berharap Perguruan Tinggi dapat memerankan dirinya sebagai agent of education. Saat perguruan tinggi sudah dapat memerankan dirinya sebagai agent of education, masyarakat berharap lebih agar

(12)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 4 Perguruan Tinggi juga dapat memerankan diri sebagai agent of research and

development. Harapan itu terus berlanjut sampai sekarang ini dimana masyarakat

berharap bahwa Perguruan Tinggi dapat memerankan dirinya sebagai agent of

knowledge and technology transfer dan akhirnya sebagai agent of economic development. Sebagai agent of economic development Perguruan Tinggi dituntut

untuk dapat menghasilkan inovasi yang dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat secara luas.

Gambar 2

Ekspektasi Masyarakat terhadap Peran Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi sebagai tonggak pembangunan masyarakat harus mampu menghadapi perubahan, terbuka dengan lingkungan sekitar, membangun hubungan komunikasi dua arah dengan masyarakat dalam arti saling memberi informasi dan saling berpartisipasi untuk membangun dan mengembangkan pendidikan agar pendidikan tinggi berkembang dan mampu menghadapi tantangan zaman.

Perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada tantangan di era Revolusi Industri 4.0 yang meliputi digitalisasi dan otomatisasi. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, menegaskan bahwa di era Revolusi Industri 4.0 ini perguruan tinggi dituntut untuk mengembangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Sistem pembelajaran yang lebih inovatif seperti penyesuaian kurikulum dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidang Teknologi informasi,

Internet of Things (IoT), dan Big Data analitic yang mampu menghasilkan

lulusan yang terampil baik dalam aspek data literacy, technologi literacy, dan human literacy.

2. Cyber University yaitu sistem perkuliahan berbasis e-learning sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa, yang diharapkan dapat menjangkau pelosok daerah sehingga anak bangsa di pelosok daerah dapat menjangkau pendidikan yang berkualitas.

(13)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 5 3. Terobosan riset dan inovasi yang mendukung Revolusi Industri 4.0 di

lingkungan perguruan tinggi, LPNK, industry, dan masyarakat.

4. Persiapan sumber daya manusia khususnya dosen untuk menghadapi revolusi industri 4.0

( https://nscpolteksby.ac.id/detailberita-440-pendidikan-tinggi-di-era-digital-dan-revolusi-industri-40.)

Perguruan tinggi harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dimana teknologi berperan penting bagi manusia. Untuk itu, perguruan tinggi sebagai pencetak agen perubahan dan penggagas ide-ide untuk kemajuan bangsa lewat penelitian dan PkM perlu berkembang dan maju. Apabila perguruan tinggi dapat berkembang dan maju maka tentu perguruan tinggi dapat menghasilkan agen perubahan dan penggagas ide-ide sehingga dapat berperan aktif dalam memajukan negeri dan masyarakat yang mendiami negeri ini.

Peran perguruan tinggi akan sangat efektif apabila dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Perguruan tinggi memiliki peran yang besar untuk membangun masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan karena entitas pemerintahan terkecil ada di desa, apabila desa-desa maju maka otomatis negara juga akan maju. Peran perguruan tinggi dalam pembangunan desa adalah sebagai berikut: (a) menyiapkan sdm; (b) melakukan riset; (c) menerapkan teknologi tepat guna untuk pembangunan desa (Suryadi, 2017).

Gambar 3

Ketua Forum PERTIDES

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=fCEzFPsqAwU

Peran perguruan tinggi dalam pembangunan masyarakat sangat penting dan itu bisa terwujud secara optimal apabila tercipta hubungan yang baik antara perguruan tinggi dan masyarakat khususnya masyarakat desa. Dengan pelaksanaan PkM dapat menjembatani komunikasi antara perguruan tinggi dengan masyarakat,

(14)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 6 dan juga sebagai upaya perguruan tinggi untuk membangun masyarakat baik itu lewat pelayanan kepada masyarakat, penerapan iptek, peningkatan kapasitas, maupun pemberdayaan masyarakat.

Peran perguruan tinggi adalah menyiapkan agen yang siap untuk membangun masyarakat lewat kegiatan PkM yaitu Dosen. Sebagai bagian dari pelaksana kegiatan maka Dosen sebagai agen PkM perlu memiliki kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan. Kompetensi dalam kegiatan PkM memiliki makna sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh Dosen yang diwujudkan dalam pengetahuan dan sikap serta keterampilan dalam melaksanakan kegiatan PkM yang diuraikan sebagai berikut (Anwas, 2013).

1. Kompetensi Pemahaman sasaran

Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap sumber daya alam, sumber daya sosial dan budaya yang dimiliki sasaran terutama yang bisa dikembangkan dalam peningkatan pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Dengan memahami kondisi sasaran akan membantu agen PkM dalam mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, kendala-kendala, kemudian mencari solusi pemecahan masalah, dan menggali potensi-potensi yang dapat dikembangkan.

Ife dan Tesoriero menyarankan bahwa dalam menggali gagasan dari masyarakat agar memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut: (a) menghargai pengetahuan lokal; (b) menghargai kebudayaan lokal; (c) menghargai sumberdaya lokal; (d) menghargai keterampilan lokal; dan (e) menghargai proses lokal.

2. Kompetensi menumbuhkan kesadaran

Menumbuhkan kesadaran berarti memberikan pemahaman bahwa dalam diri masing-masing masyarakat memiliki peluang dan potensi untuk berubah ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam realisasinya menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk berubah dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada situasi dan kondisi sasaran. Pada masyarakat tertentu menumbuhkan kesadaran mungkin lebih efektif melalui media seperti film, drama, kartun, cerita atau bentuk media lainnya, sedangkan pada masyarakat lainnya bisa jadi yang efektif melalui obrolan santai sambal minum kopi diwarung, diskusi setelah shalat di masjid atau beribadah di tempat lainnya, ngobrol sambal menikmati hobi bersama (olahraga, musik, dll) melalui kegiatan arisan, atau situasi apapun. Sehingga keadaaan ini menuntut agen PkM untuk kreatif membaca situasi dan memilih strategi yang tepat.

3. Kompetensi komunikasi inovasi

Agen PkM harus dapat mencari dan menyajikan informasi inovasi baik melalui komunikasi interpersonal ataupun komunikasi melalui media

(15)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 7 massa/digital, juga bisa menemukan informasi dari masyarakat lain melalui observasi, kunjungan lapangan, hasil diskusi atau kegiatan lainnya. Agen PkM perlu memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, memahami inovasi yang dibutuhkan sasaran, serta mengkomunikasikannya secara dialogis dengan bahasa yang mudah dipahami.

4. Kompetensi Pengelolaan Pembaharuan

Agen PkM dituntut untuk dinamis atau peka terhadap perubahan, serta memiliki kemampuan untuk mengelola pembaharuan untuk diterapkan kepada masyarakat dan memfasilitasi masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang terus berubah. Kemampuan itu meliputi: 1) kemampuan membangkitkan motivasi untuk berubah; 2) kemampuan menumbuhkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan; 3) kemampuan menerapkan teknologi atau ide-ide baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.

5. Kompetensi pengelolaan pembelajaran

Kompetensi pengelolaan pembelajaran yaitu kemampuan agen PkM dalam menciptakan proses belajar kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuan, kualitas hidup, dan kesejahteraannya. Melalui belajar masyarakat diharapkan mampu menguasai dan menerapkan inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan keluarganya.

6. Kompetensi pengelolaan pelatihan

Dalam organisasi kegiatan pelatihan merupakan aspek penting, begitu pula dalam kehidupan seperti petani dan nelayan, kegiatan pelatihan seperti kursus tani, sekolah lapang, atau istilah sejenis lainnya merupakan aspek penting guna meningkatkan kemampuan mereka menuju penignkatan kualitas hidupnya. Dalam proses pelatihan agen PkM tidak harus menjadi narasumber, yang lebih penting adalah bagaimana mengidentifikasi dan memfasilitasi kehadiran narasumber yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan.

7. Kompetensi pengembangan kewirausahaan

Kewirausahaan bukan sekedar membuka usaha tetapi merupakan mentalitas dan pola pikir seseorang. Kemampuan mengembangkan kewirausahaan bagi agen PkM diantaranya adalah menanamkan sikap mental kepada masyarakat untuk berani mengambil resiko, mencari peluang, cara pandang atau visi terhadap perubahan, dan inisiatif untuk berubah, serta membangun kerjasama dalam kelompok usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakat.

(16)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 8 8. Kompetensi pemandu sistem jaringan

Pemandu sistem jaringan adalah kemampuan agen pemberdayaan dalam melakukan hubungan kerjasama yang sinergis antar pihak terkait. Dalam hal ini agen PkM harus memiliki kemampuan memfasilitasi petani dengan lembaga penelitian atau perguruan tinggi dalam menyampaikan permasalahan masyarakat serta mengakses informasi untuk kebutuhan pemebrdayaan, negosiasi/koordinasi dengan Lembaga terkait, memfasilitasi kemudahan informasi, dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha. 9. Kompetensi menumbuhkembangkan kelembagaan

Kompetensi agen PkM dalam menumbuhkan kelembagaan masyarakat meliputi kemampuan dalam menguatkan dan menghidupkan kelembagaan yang sudah ada dalam masyarakat, kemampuan dalam membentuk kelembagaan yang belum ada tetapi diperlukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya, mensinergikan kelembagaan yang sudah ada dan baru terbentuk, serta membangun kerjasama dengan kelembagaan yang ada di luar masyarakat dengan prinsip saling memahami, menghargai, dan menguntungkan. 10. Kompetensi pendampingan

Pendampingan ini tugasnya bukan menggurui tetapi sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator, dan pembimbing masyarakat di lapangan. Kemampuan yang harus dimiliki dalam aspek pendampingan meliputi: kemampuan memberikan motivasi untuk terlibat dalam kegiatan pemberdayaan, kemampuan dalam meningkatkan kesadaran bahwa masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk berubah dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

11. Kompetensi melek TIK

Melek teknolgi informasi dan komunikasi bagi agen PkM dapat berfungsi mulai dari mencari informasi yang berkembang sesuai dengan kebutuhan pemberdayaan, sebagai media komunikasi baik dengan masyarakat maupun dengan pihak lain dalam mendukung kegiatan pemberdayaan, sebagai media pendidikan dalam menambah wawasan dan keterampilan, sebagai media hiburan, memudahkan dalam melakukan kerjasama untuk mendukung kegiatan kemasyarakatan, serta mencari dukungan partisipasi pihak luar yang mendukung kegiatan pemebrdayaan.

12. Kompetensi mencari sponsorship

Menarik dukungan sponsorship juga perlu ditunjang oleh kemampuan dalam melakukan pendekatan atau menjelaskan berbagai program pemberdayaan. Agen PkM dituntut perlu memiliki keuletan dan kerja keras untuk dapat

(17)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 9 memperoleh dukungan dari berbagai pihak, serta memiliki aspek kejujuran dan keterbukaan dalam menggunakan dana atau dukungan lainnya dari pihak sponsor sehingga akan dipercaya oleh para donator.

13. Kompetensi mempengaruhi media massa

Agen PkM dapat menjadi reporter, mengangkat berbagai kegiatan pemberdayaan, menyajikan berbagai kegiatan pemberdayaan dan menonjolkan nilai-nilai positif dan daya tarik bagi media massa. Dalam hal ini kemauan dan kreatifitas agen PkM sangat diperlukan.

Sebagai agen PkM penting bagi Dosen untuk menguasai beberapa kompetensi yang sudah dipaparkan di atas agar mampu melaksanakan kegiatan dengan maksimal terlebih khusus mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ditemui dilingkungan masyarakat agar tujuan pelaksanaan kegiatan tercapai dan bermanfaat untuk masyarakat.

2. Dampak Kehadiran Perguruan Tinggi bagi Masyarakat Sekitar

Masyarakat di sekitar perguruan tinggi adalah masyarakat yang bermukim di wilayah perguruan tinggi berdiri. Masyarakat tersebut mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orangtua, sampai lansia, dengan latar belakang pendidikan dan juga mata pencaharian yang berbeda-beda.

Perguruan tinggi adalah masyarakat yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu elemen pengajar atau pendidik, elemen pelajar, dan elemen non-edukatif yang terdiri dari pegawai teknis, tata usaha dan keuangan serta pegawai non-spesifik seperti pesuruh atau penjaga (Kamaluddin, 2017). Perguruan tinggi ada yang berdiri di wilayah perkotaan, maupun di pinggiran kota.

Kehadiran mahasiswa membawa dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat setempat. Dari sisi ekonomi kondisi tersebut memungkinkan adanya tambahan penghasilan bagi masyarakat sekitar, misalkan munculnya tempat usaha pemondokan maupun usaha-usaha lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar (Kamaluddin, 2017). Dengan adanya perguruan tinggi dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, masyarakat bisa bekerja sebagai security ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan tenaga masyarakat sekitar.

Dampak kehadiran perguruan tinggi dilingkungan masyarakat sekitar dapat meningkatkan pembangunan di daerah tersebut, namun pembangunan tersebut belum sepenuhnya dibarengi dengan pembangunan manusianya. Beberapa kejahatan yang melibatkan masyarakat sekitar terhadap mahasiswa atau pelajar masih kerap terjadi, ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk hadir ditengah masyarakat tak hanya membantu meningkatkan pembangunan secara fisik

(18)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 10 namun perlu memperhatikan pembangunan manusia terutama masyarakat yang ada di wilayah perguruan tinggi.

Pembangunan masyarakat adalah proses perubahan untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang sebelumnya tidak terberdayakan menjadi masyarakat yang maju dan mandiri. Proses pembangunan masyarakat merupakan pembangunan non fisik hasilnya tidak akan langsung dapat dilihat dan dirasakan tetapi melalui rangkaian proses yang didalamnya melatih dan mendidik masyarakat sehingga mengalami perubahan dari yang sebelumnya, dari yang kurang baik menjadi baik.

Pembangunan masyarakat menurut Anwas (2013) yaitu pembangunan yang berbasis pada kebutuhan dan potensi masyarakat. Kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kehidupannya, serta potensi masyarakat yang perlu dikembangkan sehingga masyarakat tersebut mampu mandiri dan sejahtera.

Jadi, pembangunan masyarakat disini merupakan upaya untuk memberdayakan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembangunan, masyarakat bertindak sebagai subjek sehingga partisipasi masyarakat memegang peranan yang penting. Untuk itu, pelaksanaan pembangunan harus mampu memberikan perubahan hidup bagi masyarakat sehingga menjadi lebih baik.

Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan harus berisi usaha untuk memberdayakan masyarakat sehingga mereka dapat memiliki akses pada sumber-sumber ekonomi, hukum dan politik. Untuk itu kehadiran perguruan tinggi dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat di sekitar perguruan tinggi, sehingga terwujud masyarakat yang sejahtera dari segi ekonomi, sosial dan pendidikan. B. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Dalam mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi, salah satunya adalah Pengabdian kepada Masyarakat. Sebelum melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat perlu diketahui bagaimana pelaksanaan kegiatan PkM tersebut, standar seperti apa yang menjadi ukuran pelasksanaan kegiatan serta berbagai macam kategori kegiatan. Sesudah pelaksanaan kegiatan maka apa saja indikator yang dapat dinilai dari pelaksanaan PkM.

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) merupakan program yang wajib dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Perguruan Tinggi. Sehingga dibutuhkan pengetahuan yang dalam tentang proses pelaksanaan PkM mulai dari perencanaan, penetapan standar dan tujuan, jenis kegiatan, indikator hingga penilaian kegiatan PkM.

1. Konsep Dasar Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Pengabdian kepada Masyarakat atau yang disingkat dengan PkM adalah merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi. Menurut

(19)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 11 Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Pengabdian kepada Masyarakat adalah kegiatan sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Perguruan Tinggi adalah sebagai berikut:

a) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang sesuai dengan Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b) Mengembangkan model pemberdayaan masyarakat; c) Meningkatkan kapasitas pengabdian kepada masyarakat;

d) Memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan, atau persoalan yang dihadapi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung;

e) Melakukan kegiatan yang mampu memberdayakan masyarakat pada semua strata, secara ekonomi, politik, sosial, dan budaya; dan

f) Melakukan alih teknologi, ilmu, dan seni kepada masyarakat untuk pengembangan martabat manusia berkeadilan gender dan inklusi sosial serta kelestarian sumber daya alam.

(DRPM Kemenristekdikti, 2018)

2. Standar Nasioal Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Setiap perguruan tinggi diharapkan dapat mengelola pengabdian kepada masyarakat berdasar Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terkait dengan ruang lingkup dan penjelasan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat sebagai berikut.

a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat

Standar hasil PkM merupakan kriteria minimal yang meliputi: (a) hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan (b) hasil pengabdian kepada masyarakat dapat berupa penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang relevan, pemanfaatan teknologi tepat guna, bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat

Standar isi merupakan kriteria minimal tentang: (a) kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat mengacu pada standar hasil pengabdian kepada masyarakat yaitu bersumber dari hasil penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan (b) hasil

(20)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 12 penelitian atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan langsung dan dibutuhkan oleh masyarakat pengguna, memberdayakan masyarakat, teknologi tepat guna yang dapat dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, model pemecahan masalah, rekayasa sosial, dan/atau rekomedasi kebijakan yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, industri, dan/atau Pemerintah, serta Kekayaan Intelektual (KI) yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri.

c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat

Standar proses merupakan kriteria minimal tentang: (a) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan; (b) kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa pelayanan kepada masyarakat, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang keahliannya, peningkatan kapasitas masyarakat; atau pemberdayaan masyarakat; (c) pengabdian kepada masyarakat yang wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan lingkungan; (d) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi; dan (e) kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang harus diselenggarakan secara terarah, terukur, dan terprogram.

d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat

Standar penilaian merupakan kriteria minimal penilaian terhadap: (a) proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat; (b) penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian paling sedikit dari sisi edukatif, objektif, akuntabel, dan transparan; (c) kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada masyarakat; (d) tingkat kepuasan masyarakat, terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program, dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan, terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan; dan (e) dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat.

(21)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 13 e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat

Standar pelaksana merupakan kriteria minimal yang meliputi: (a) kemampuan pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat; (b) wajib memiliki penguasaan metode penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan yang ditentukan berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil pengabdian kepada masyarakat; dan (c) kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat untuk menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang diatur dalam pedoman rinci yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan.

f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat

Standar sarana merupakan kriteria minimal tentang: (a) sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat yang ada di perguruan tinggi untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan penerapan bidang ilmu dari program studi yang dikelola perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan; dan (b) sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana perguruan tinggi yang dimanfaatkan juga untuk proses pembelajaran dan kegiatan penelitian serta harus memenuhi standar mutu, keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat

Standar pengelolaan merupakan kriteria minimal tentang: (a) perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola pengabdian kepada masyarakat dengan bentuk lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi; (b) kelembagaan yang wajib untuk menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi, serta menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; (c) kelembagaan yang dapat memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi pelaksanaan pemantauan, evaluasi pelaksanaan, diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; (d) kelembagaan yang dapat memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat, memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang berprestasi, mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat pada lembaga lain melalui kerja sama; dan (e) kemampuan lembaga untuk dapat melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut

(22)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 14 jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat, serta menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya ke pangkalan data pendidikan tinggi.

h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat Standar pendanaan merupakan kriteria minimal: (a) sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat melalui dana internal perguruan tinggi, pendanaan pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain, baik di dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat; (b) pengelolaan pendanaan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen atau instruktur yang digunakan untuk membiayai perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, serta diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; (c) mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat yang harus diatur berdasarkan ketentuan di perguruan tinggi; (d) perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan termasuk peningkatan kapasitas pelaksana pengabdian kepada masyarakat; dan (e) perguruan tinggi tidak dibenarkan untuk mengambil fee dari pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

Penerapan standar PkM tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi Perguruan Tinggi untuk dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mewujudkan keunggulan program PkM di Perguruan Tinggi; b. Meningkatkan daya saing Perguruan Tinggi dibidang PkM

c. Meningkatkan angka partisipasi dosen dalam melaksanakan PkM; dan d. Meningkatkan kapasitas pengelolaan PkM di Perguruan Tinggi.

(DRPM Kemenristekdikti, 2018)

3. Kategori Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Kategori atau skema pengklasifikasian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) menurut Panduan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (2018) untuk dosen di perguruan tinggi, yaitu Kategori Kompetitif Nasional, Kategori Desentralisasi, dan Kategori Penugasan. Kegiatan PkM dikelola langsung oleh DRPM untuk Kategori Komptetitif Nasional dan Kategori Penugasan, sedangkan kegiatan untuk Kategori Desentralisasi dikelola langsung oleh Perguruan Tinggi. Ketiga kategori meliputi beberapa program kegiatan PkM sebagai berikut.

a) Kategori Kompetitif Nasional

1) Program Kemitraan Masyarakat (PKM)

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) merupakan program kegiatan yang bersifat memecahkan masalah, komprehensif, bermakna tuntas, dan

(23)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 15 berkelanjutan dengan sasaran yang tidak tunggal. Jenis permasalahan yang wajib ditangani dalam program PKM ini, untuk masyarakat produktif secara ekonomi atau calon wirausaha baru meliputi bidang produksi, manajemen usaha dan pemasaran, untuk masyarakat tidak produktif secara ekonomi kegiatannya seperti peningkatan pelayanan, peningkatan ketentraman masyarakat, memperbaiki/membantu fasilitas layanan dan lain-lain. Sasaran program PKM adalah masyarakat yang produktif secara ekonomi, masyarakat yang belum produktif secara ekonomis, tetapi berhasrat kuat menjadi wirausahawan, dan masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi (masyarakat umum/biasa).

Sasaran (mitra) masyarakat yang produktif secara ekonomi seperti: kelompok perajin, kelompok nelayan, kelompok tani, kelompok ternak, yang setiap anggotanya memiliki karakter produktif secara ekonomis. Sasaran masyarakat yang belum produktif secara ekonomi tetapi berhasrat menjadi wirausahawan seperti kelompok dasawisma, pokdarwis, kelompok PKK, kelompok pengajian, kelompok ibu-ibu rumah tangga, dan lain-lain. Sasaran masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi yaitu sekolah, karang taruna, kelompok ibu-ibu rumah tangga, kelompok anak-anak jalanan, RT/RW, desa, puskemas/posyandu, pesantren dan lain-lain.

2) Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS)

Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS) sebagai pemberi stimulasi Perguruan Tinggi dalam kluster Kurang Memuaskan untuk meningkatkan kinerja PkM di perguruan tinggi. Jenis permasalahan yang wajib ditangani dalam program PKMS ini, khususnya untuk masyarakat produktif secara ekonomi atau calon wirausaha baru meliputi bidang produksi, manajemen atau pemasaran, untuk masyarakat non produktif kegiatannya berupa penanganan masalah kesehatan, buta aksara, atau pelatihan sesuai kebutuhan mitra.

Sasaran (mitra) masyarakat yang produktif secara ekonomi seperti: kelompok perajin, kelompok nelayan, kelompok tani, kelompok ternak, yang setiap anggotanya memiliki karakter produktif secara ekonomis. Sasaran masyarakat yang belum produktif secara ekonomi tetapi berhasrat menjadi wirausahawan seperti kelompok dasawisma, pokdarwis, kelompok PKK, kelompok pengajian, kelompok ibu-ibu rumah tangga, dan lain-lain. Sasaran masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi yaitu sekolah, karang taruna, kelompok ibu-ibu rumah tangga, kelompok anak-anak jalanan, RT/RW, desa, puskemas/posyandu, pesantren dan lain-lain.

(24)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 16 3) Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat

(KKN-PPM)

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan kegiatan lapangan yang mensyarakatkan Dosen Pembimbing Lapangan dan mahasiswa berperan aktif untuk mengetahui dan menyelesaikan permasalahan dalam masyarakat. Program KKN merupakan program lapangan bagi mahasiswa S1/D-4 yang menempuh bagian akhir dari program pendidikan dengan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan secara langsung pembelajarang di lapangan yang sebelumnya tidak didapatkan pada saat bangku kuliah. Selain itu program KKN menjadi bentuk nyata kontribusi Perguruan Tinggi bagi masyarakat industri, pemerintah daerah dan masyarakat yang ingin mandiri secara ekonomi dan sosial.

Perubahan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi Program Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) adalah sebagai upaya untuk meningkatkan citra KKN agar lebih bermutu dengan mengubah paradigma dari pembangunan menjadi pemberdayaan. Sasaran jangka Panjang program ini adalah meningkatkan keberdayaan masyarakat secara terukur, seperti kenaikan pendapatan perkapita, penurunan emisi CO2, peningkatan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), penurunan angka kematian ibu melahirkan, peningkatan umur harapan hidup dan indikator lainnya.

4) Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK)

Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK) merupakan program untuk menghasilkan wirausaha-wirausaha baru dari kampus, melalui program yang telah terintegrasi dengan kreasi metode diserahkan sepenuhnya kepada Perguruan Tinggi. PPK ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, menempatkan mahasiswa untuk magang pada perusahaan yang mapan/unit-unit usaha/PPUPIK di perguruan tinggi dan memfasilitasi mahasiswa-mahasiwa untuk berwirausaha. Pelatihan dilakukan untuk memberikan pengetahuan kewirausahaan, mendorong mahasiswa untuk termotivasi berwirausaha, meningkatkan pemahaman manajemen, serta membuat perencanaan bisnis atau studi kelayakan ussaha.

5) Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD)

Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) merupakan program yang memanfaatkan dan mengembangan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, maupun potensi lokal, untuk mengembangkan produknya agar lebih mudah dikenal, mudah didapat,

(25)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 17 dan berdaya saing tinggi. Kriteria produk unggulan adalah: a) mempunyai kandungan lokal yang menunjang dan inovatif; b) mempunyai daya saing tinggi dipasaran; c) jangkauan pemasaran yang luas baik dalam negeri maupun global; d) mempunyai ciri khas serta melibatkan tenaga kerja setempat; e) ketersedian bahan baku yang memadai; f) tidak merusak lingkungan maupun budaya setempat secara berkelanjutan. Mitra sasaran program ini adalah koperasi, kelompok usaha masyarakat, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

6) Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) merupakan upaya pengembangan budaya ekonomi berbasis pengetahuan, Perguruan Tinggi diberi akses untuk knowledge and technopark yang memanfaatkan pengetahuan, pendidikan, dan hasil riset dosen. Wujud PPUPIK di Perguruan Tinggi dapat berupa unit usaha. PPUPIK dapat bermitra dengan Bank, BUMN, Pemda, Investor, dan kalangan industri lainnya. Misi program ini adalah untuk menciptakan akses sosialisasi produk-produk intelektual dosen yang unggul dan inovatif di lingkungan Perguruan Tinggi dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat baik internal maupun eksternal kampus.

7) Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM)

Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) merupakan program berupa hilirisasi hasil riset multidisiplin yang akan memberikan akselerasi kualitas dan kuantitas kemajuan desa disegala bidang (sosial, ekonomi, hukum, kesehatan, budaya, pendidikan, pertanian, ketahanan pangan, kemaritiman, energi baru dan terbarukan, lingkungan dan lainnya) tanpa meninggalkan ciri khas atau nilai unggul yang telah dimiliki oleh desa tersebut. Dukungan Pemda/instansi pemerintah atau pemangku kepentingan terkait akan memberikan penguatan bagi keberhasilan program. Sehingga apabila program berhasil makan akan terbangun Desa Mitra Perguruan Tinggi yang memiliki keunggulan tertentu sebagai icon dan penggerak utama pembangunan desa sekaligus sebagai salah satu model science techno and tourism park.

8) Program Kemitraan Wilayah (PKW)

Program Kemitraan Wilayah (PKW) merupakan program yang dilaksanakan untuk memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan kewilayahan seperti bidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya, ekonomi, pariwisata, sarana prasarana, produksi (pertanian, peternakan, perikanan, industri kreatif dan lain-lain), lingkungan,

(26)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 18 administrasi dan pemerintahan desa. Program ini sebagai kontribusi nyata perguruan tinggi dalam menyukseskan program kewilayahan yang diturunkan oleh Pemkab/Pemkot dari Rencana Pengmbangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan non RPJMD. Sinergi yang dibangun dalam program ini adalah kerjasama kepakaran, pengintegrasian, kebersamaan dalam pelaksanaan program maupun pendanaan.

b) Kategori Desentralisasi

Program Pemberdayaan Masyarakat Unggulan Perguruan Tinggi (PPMUPT) meruapakan skema yang dirancang DRPM untuk mendukung tercapainya Renstra Perguruan Tinggi klaster unggul dan kategori sangat bagus menurut hasil penilaian kinerja pengabdian kepada masyarakat yang dipetakan perguruan tinggi dengan klister unggul, sangat bagus, memuaskan, dan kurang memuaskan.Jadi PPMUPT harus mengacu pada Renstra Pengabdian kepada Masyarakat yang telah disusun oleh masing-masing Perguruan Tinggi, dengan pengelolaan meliputi seleksi, pelaksanaan, pengawasan, dan pelaporan yang diserahkan ke Perguruan Tinggi. Sehingga untuk setiap tahapan pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi wajib melakukan penjaminan mutu.

c) Kategori Penugasan

Program Penerapan Ipteks kepada Masyarakat (PPIM) merupakan program yang ditujukan untuk membantu mengatasi permasalahan dalam masyarakat umum seperti kemiskinan, kesetaraan gender dan inklusi sosial, bencana alam, keamanan, kesehatan, pendidikan, lingkungan, kependudukan, sosial politik dan masalah sosial lainnya, serta masalah yang dihadapi oleh masyarakat ekonomi produktif seperti masalah produksi, manajemen dan pemasaran.

4. Indikator Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Pengendalian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilakukan melalui penentuan indikator kinerja utama yang ditetapkan secara nasional. Setiap Perguruan Tinggi wajib menyusun rencana pencapaian kinerja utama PkM dengan mengacu pada IKU yang diukur berbasis hasil pemetaan kinerja sebagai berikut.

Tabel 1

Indikator Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat

No Jenis Luaran Indikator Capaian Tahun TS** TS+1 TS+2 TS+3 TS+4 1 Artikel di Jurnal Internasional

(27)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 19 No Jenis Luaran Indikator Capaian Tahun TS** TS+1 TS+2 TS+3 TS+4 Publikasi di jurnal ilmiah cetak atau elektronik Artikel di Jurnal Nasional Terakreditasi Artikel di Jurnal Nasional Tidak Terakreditasi 2 Artikel ilmiah dimuat di prosiding cetak atau elektronik Internasional Nasional Lokal 3 Artikel di media

masa cetak atau elektronik Nasional Lokal 4 Dokumentasi pelaksanaan Video kegiatan 5 (Keynote Speaker/Invited) dalam temu ilmiah Internasional Nasional Lokal 6 Pembicara tamu (Visiting Lecturer) Internasional 7 Kekayaan Intelektual (KI) Paten Paten Sederhana Perlindungan Varietas Tanaman Hak Cipta Merk Dagang Rahasia Dagang Desain Produk Industri Indikasi Geografis Perlindungan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

8 Teknologi Tepat Guna

9 Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa Sosial

10 Buku Buku ber ISBN 11 Bahan ajar

(28)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 20 No Jenis Luaran Indikator Capaian Tahun TS** TS+1 TS+2 TS+3 TS+4 12 Mitra Non Produktif Ekonomi Pengetahuannya meningkat Keterampilannya meningkat Kesehatannya meningkat Pendapatannya meningkat Pelayanannya meningkat 13 Mitra Produktif Ekonomi/Perguruan Tinggi Pengetahuannya meningkat Keterampilannya meningkat Kualitas produknya meningkat Jumlah produknya meningkat Jenis produknya meningkat Kapasitas produksi meningkat Berhasil melakukan ekspor Berhasil melakukan pemasaran antar pulau Jumlah aset meningkat Jumlah omsetnya meningkat

Jumlah tenaga kerjanya meningkat Kemampuan manajemennya meningkat Keuntungannya meningkat Income generating PT meningkat

(29)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 21 No Jenis Luaran Indikator Capaian Tahun TS** TS+1 TS+2 TS+3 TS+4 Produk tersertifikasi Produk terstandarisasi Unit usaha berbadan hukum

Jumlah wirausaha baru mandiri

14 Angka partisipasi dosen*

* Jumlah dosen yang terlibat dalam pengabdian kepada masyarakat dibagi total dosen tetap perguruan tinggi ** TS = Tahun sekarang

Sumber: (Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, 2018)

5. Penilaian Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Perguruan Tinggi

Penilaian kinerja Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilakukan setiap tiga tahun sekali berdasarkan indicator capaian yang ditetapkan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Penilaian kinerja PkM mulai dilaksanakan sejak tahun 2016, dengan proses penilaian kinerja PkM diilustrasikan sebagaimana pada Gambar di bawah ini.

Gambar 4

Proses Penilaian Kinerja Pengabdian kepada Masyarakat

Penilaian kinerja PkM dilakukan berdasarkan hasil olahan data kinerja PkM yang diisikan secara online melalui Simlitabmas dengan alamat http://simlitabmas.ristekdikti.go.id/kinerja_abdimas. Data yang dimaksud meliputi Sumber Daya PkM, Manajemen PkM, Luaran PkM, dan revenue generating yang diperoleh sebagai tindak lanjut dari hasil-hasil PkM di Perguruan Tinggi. Data yang telah dilaporkan secara daring selanjutnya akan diverifikasi validitasnya. Perguruan Tinggi dapat memperbaiki data yang tidak valid misalnya dengan melengkapi data

(30)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 22 pendukung yang diperlukan. Data yang sudah divalidasi selanjutnya dianalisis sesuai kriteria yang sudah ditetapkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut selanjutnya Perguruan Tinggi akan dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu kelompok unggul (excellent), sangat bagus (very good), memuaskan

(satisfactory), atau kurang memuaskan (marginal). Pengelompokkan ini

memiliki konsekuensi terhadap hak dan kewajiban Perguruan Tinggi untuk pengelolaan kegiatan PkM, termasuk hak untuk mendapatkan dana PkM sesuai dengan statusnya. Perguruan Tinggi dengan kinerja PkM yang sudah baik perlu terus didorong dengan dukungan pendanaan yang memadai, sedangkan Perguruan Tinggi yang masih memerlukan pembinaan, perlu dibantu peningkatan kinerja pengabdiannya. (DRPM Kemenristekdikti, 2018).

Untuk meningkatkan kinerja Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Perguruan Tinggi diperlukan usaha-usaha dari berbagai pihak baik pemangku kebijakan dalam hal ini Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, maupun pihak-pihak pelaksana pada Perguruan Tinggi. Salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi melalui penilaian kinerja PkM yang meliputi empat aspek yaitu a) Aspek Sumber Daya, b) Aspek Manajemen PkM, c) Aspek Luaran Kegiatan PkM, dan d) Aspek Revenue Generating (DRPM Kemenristekdikti, 2018).

a) Aspek Sumber Daya

Kesediaan sumber daya merupakan ukuran penting untuk menunjang kegiatan PkM yang bermutu. Data sumber daya PkM diperlukan dalam pemetaan kinerja PkM di Perguruan Tinggi yang meliputi sumber daya manusia, kelembagaan dan fasilitas penunjang PkM, pendanaan, dan sumber daya Iptek, yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Sumber Daya Manusia

Ruang lingkup sumber daya manusia dalam kegiatan PkM diuraikan sebagai berikut:

- Dosen yang terlibat dalam kegiatan PkM

Dosen sebagai pelaksana kegiatan PkM dilihat aspek kualifikasi dan jabatan fungsionalnya baik yang dibiayai oleh DRPM maupun dari sumber-sumber lainnya. Data dosen yang terlibat dalam kegiatan PkM meliputi Nama dan Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN), Program Studi, dan Tingkat Pendidikan, Bidang Ilmu/Kepakaran dosen yang diisi berdasarkan kriteria yang ditetapkan DRPM, Jabatan Fungsional Dosen, dan Judul kegiatan PkM. Data tersebut berasal dari Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD DIKTI) sehingga perlu diverifikasi untuk kondisi akhir

(31)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 23 - Mahasiswa/Alumni/Staf Administrasi/Teknisi/Laboran yang

terlibat dalam kegiatan PkM

Data mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PkM yaitu nama

kegiatan, jumlah Mahasiswa/Alumni/Staf

Administrasi/Teknisi/Laboran terlibat, dan bukti pendukung berupa surat penugasan atau lembar pengesahan laporan kegiatan.

2) Kelembagaan dan Fasilitas Penunjang PkM

Data kelembagaan dan fasilitas penunjang PkM terdiri dari Lembaga yang menangani pengelolaan PkM di Perguruan Tinggi berupa LPM/LPPM atau sejenisnya dan fasilitas penunjang yang meliputi pusat studi/kajian, laboratorium, studio, lahan atau kebun percobaan, sentra HKI, dan incubator hasil riset. Data keberadaan lembaga dan fasilitas penunjang dibuktikan dengan Surat Keputuan (SK) penetapan pendirian dan kelayakan ruang/unit yang bersangkutan.

3) Sumber Pendanaan

Data pendanaan kegiatan PkM yang bersumber dari DRPM secara otomatis akan diambil dari Simlitabmas, pada setiap judul kegiatan harus dilengkapi dengan luaran dan fasilitas penunjang kegiatan. Sedangkan sumber dana PkM dari dana non-DRPM maka diperlukan data nama pelaksana pengabdian, NIDN, judul kegiatan, tahun pelaksanaan, tujuan social ekonomi, sumber dana (dalam/luar negeri), institusi sumber dana, dan jumlah dana. Setiap judul kegiatan pengabdian harus dilengkapi dengan identitas ketua dan anggota pelaksana PkM, juga luaran dan fasilitas penunjang kegiatan. Kegiatan PkM dapat berupa kegiatan insidental (< 1 bulan) atau non-insidental (1-6 bulan).

4) Sumber Daya Iptek

Sumber daya Iptek berupa HKI dan luaran lainnya menjadi modal yang sangat penting untuk melaksanakan kegiatan PkM. HKI yang dimaksud meliputi paten, paten sederhana, perlindungan varietas tanaman, hak cipta, merk dagang, rahasia dagang, desain produk industri, indikasi geografis, perlindungan desain dan tata letak sirkuit terpadu. Data HKI yang disampaikan meliputi nama dosen, NIDN, program studi/perguruan tinggi sebagai inventor, program studi, judul HKI, jenis HKI, status (terdaftar atau granted), nomor pendaftaran, dan softcopy format pdf dokumen sertifikat HKI.

Luaran yang dimaksud berupa TTG, model, prototipe/purwarupa, karya desain/seni/kriya/bangunan dan arsitektur, dan rekayasa sosial yang

(32)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 24 dimiliki Perguruan Tinggi dan sudah berhasil diterapkan. Data yang disampaikan meliputi nama dosen, NIDN, program studi, judul luaran dan deskripsi singkat sumber daya Iptek.

b) Aspek Manajemen PkM

Penilaian aspek manajemen PkM dimaksudkan untuk mengukur kinerja standar proses, standar pengelolaan, dan standar penilaian PkM. Penilaian manajemen PkM juga terkait dengan aspek mekanisme kontrak pendanaan, system monitoring dan evaluasi internal, ada tidaknya seminar pembahasan proposal, pelaporan pelaksana dan dokumentasi laporan dalam bentuk fisik dan secara online, ada tidaknya seminar/pameran hasil PkM, tindak lanjut hasil pengabdian (fasilitasi publikasi, HKI, TTG, dan atau luaran lainnya), sistem penghargaan (reward and punishment) yang dilengkapi dengan SOP, dan pemantauan luaran yang ditargetkan dalam pelaksanaan PkM. Dalam aspek manajemen diharapkan setiap kegiatan mengikuti SOP yang telah ditetapkan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.

1) Proses dan Pengelolaan PkM

Penilaian kinerja terkait aspek proses dan pengelolaan kegiatan PkM melalui LPM/LPPM/P3M mengacu pada parameter, yaitu (1) laman

(website) LPM/LPPM/P3M, (2) Renstra PkM, (3) kegiatan pelatihan

atau klinik proposal, (4) prosedur rekrutmen reviewer internal, (5) prosedur evaluasi proposal, (6) prosedur seminar pembahasan proposal, (7) prosedur penetapan pemenang, (8) proses kontrak pelaksanaan PkM, (9) proses monitoring dan evaluasi internal, (10) proses pelaporan hasil PkM, (11) kegiatan seminar/pameran hasil PkM, (12) proses penjaminan mutu, (13) tindak lanjut hasil PkM, dan (14) sistem penghargaan (reward and punishment).

2) Penilaian Kegiatan PkM

Aspek penilaian kegiatan PkM meliputi keberadaan unit penjaminan mutu dan penilaian kegiatan PkM yang dilaksanakan oleh fakultas/unit kerja. Capaian kinerja PkM untuk masing-masing unit kerja disuatu institusi mengacu pada tujuan yang ditargetkan dalam Renstra PkM. c) Aspek Luaran Kegiatan PkM

Penilaian luaran PkM memberikan porsi terbesar dari keseluruhan aspek penilaian kinerja PkM. Data luaran yang disampaikan harus merupakan kegiatan PkM yang telah dilaksanakan baik melalui pendanaan DRPM maupun pendanaan non DRPM. Luaran PkM meliputi hasil publikasi, hasil Hak

(33)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 25 Kekayaan Intelektual (HKI), buku yang dihasilkan, kemitraan, dan luaran lainnya.

1) Publikasi Hasil PkM

Jenis luaran berupa publikasi hasil PkM meliputi artikel dalam jurnal (internasional, nasional, atau lokal), tulisan/berita media massa (koran, majalah, tabloid, TV, atau media online), dan makalah yang disajikan dalam forum ilmiah/seminar (internasional, nasional, atau regional). Data publikasi artikel pada jurnal, koran, majalah, tabloid, yang terbit secara cetak maupun elektronik yang dilaporkan harus dengan informasi nama dosen, NIDN, program studi, judul artikel/tulisan, nama media publikasi (jurnal, koran, majalah, tabloid, vaolume, nomor dan halaman, tanggal publikasi/tayang, dan URL media online). Bukti pendukung publikasi di jurnal berupa softcopy artikel dalam format PDF disampaikan dalam bentuk full text atau minimal halaman pertama, atau URL penerbit. Publikasi pada TV dilengkapi dengan naskah dokumentasi tayangan TV disampaikan dalam bentuk video.

Untuk dosen yang mengikuti forum ilmiah PkM sebagai pemakalah ditingkat internasional, nasional dan regional, data yang dibutuhkan meliputi nama dosen, NIDN, program studi, judul makalah, nama forum, institusi penyelenggara, waktu pelaksanaan, tempat pelaksanaan dan status pemakalah (sebagai invited/keynote speaker atau pemakalah biasa). Softcopy makalah dalam format PDF disampaikan dalam bentuk

full text atau minimal halaman pertama atau URL prosiding forum

ilmiah.

2) HKI, Produk, dan Kemitraan

Luaran hasil kegiatan PkM yang termasuk dalam luaran HKI yaitu paten, paten sederhana, perlindungan varietas tanaman, hak cipta, merk dagang, rahasia dagang, desain produk industry, indikasi geografis, perlindungan desain tata letak sirkuit terpadu. Data yang disampaikan meliputi nama dosen, NIDN, program studi/perguruan tinggi sebagai inventor, program studi, judul HKI, jenis HKI, status (terdaftar atau

granted), nomor pendaftaran, dan softcopy format PDF dokumen

sertifikat HKI.

Luaran yang termasuk produk yang tersertifikasi yaitu produk terstandarisasi (SNI, ekspor), dan unit usaha berbadan hukum/mitra yang terbentuk menjadi berbadan hukum. Untuk luaran hasil PkM berupa produk yang tersertifikasi maka data yang disampaikan meliputi nama dosen, NIDN, judul kegiatan, nama produk, nomor sertifikat atau nomor SNI/ekspor, nama lembaga yan mengeluarkan sertifikat/standar, serta softcopy sertifikat/standar. Sedangkan untuk luaran hasil kegiatan

(34)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 26 PkM berupa unit usaha berbadan hukum/mitra yang terbentuk menjadi berbadan hukum maka data yang dibutuhkan meliputi nama dosen, NIDN, judul kegiatan, nama unit usaha, bidang usaha, nomor dan tahun perolehan badan hukum, dan softcopy dokumen badan hukum.

3) Buku

Luaran pengabdian ini berupa buku ajar, buku teks, modul, panduan praktis yang ber ISBN, buku profil daerah/profil usaha, katalog kegiatan seni/katalog karya seni, novel, kumpulan puisi atau cerpen ber-ISBN. Data yang dibutuhkan adalah nama dosen, NIDN, program studi, judul buku, nomor ISBN, nama penerbit, tahun terbit, edisi cetakan, dan jumlah halaman.

4) Mitra

Luaran untuk kegiatan PkM berupa mitra non produktif maupun produktif (IRT/UMKM), mitra CSR/pemda/industry (UKM), mitra produksinya meningkat, mitra yang kualitas produknya meningkat, mitra yang berhasil melakukan ekspor atau pemasaran antar pulau, mitra yang menghasilkan usahawan muda, mitra yang omsetnya meningkat, mitra yang tenaga kerjanya meningkat, dan mitra yang kemampuan manajemennya meningkat. Data yang dibutuhkan meliputi nama dosen, NIDN, judul kegiatan, nama mitra/CSR/pemda/industry, alamat contact

person, dan nilai tambah akibat kegiatan PkM.

5) Luaran Iptek Lainnya

Luaran Iptek lainnya meliputi Teknologi Tepat Guna (TTG), model, prototipe/purwarupa, karya desain, seni kriya, bangunan dan arsitektur dari hasil kegiatan PkM. Data yang diperlukan meliputi nama dosen, NIDN, program studi, judul luaran dan deskripsi singkat luaran.

d) Aspek Revenue Generating

Revenue Generating dari kegiatan PkM dapat dilaksanakan para dosen

melalui pusat studi/pusat kajian/kelompok dosen, laboratorium dan unit lainnya sehingga akan terbentuk “unit bisnis”. Terbentuknya unit bisnis pada suatu Perguruan Tinggi dapat memberikan gambaran keberhasilan Perguruan Tinggi dalam menjalin kerjasama dengan mitra dengan dukungan sumber daya manusia, kebijakan dan pendanaan internal perguruan tinggi. Perguruan Tinggi perlu melakukan upaya agar unit bisnis yang sudah terbentuk dapat dijaga keberlangsungannya, dapat mendatangkan profit, dan menghasilkan income

(Revenue Generating) bagi Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi juga

(35)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 27 Kata kunci maksimal 5 kata

yang dibutuhkan dalam aspek RG adalah data nama unit bisnis, softcopy pdf akta pendirian atau SK pendirian, bidang usaha (berbasis produk atau jasa), nama dan NIDN, pengelola unit bisnis, dan nilai revenue per tahun (dalam rupiah). Data yang dilaporkan dari hasil royalti meliputi nama royalti, nama pemiliki royalti, softcopy dokumen royalti, dan nilai royalti per tahun (dalam rupiah).

7. Kerangka Proposal Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)

Format Proposal Pengabdian kepada Masyarakat

(Panduan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Edisi XII Tahun 2018)

RINGKASAN

……… ……… ………. dst.

Kata_kunci_1; kata_kunci2; ………. dst.

Ringkasan usulan maksimal 500 kata yang memuat permasalahan, solusi dan target luaran yang akan dicapai sesuai dengan masing-masing skema pengabdian kepada masyarakat. Ringkasan juga memuat uraian secara cermat dan singkat rencana kegiatan yang diusulkan.

(36)

Modul Lingkup Sasaran Inovasi untuk Masyarakat 28 PENDAHULUAN

……… ……… ………dst.

Bagian pendahuluan maksimum 2000 kata yang berisi uraian analisis situasi dan permasalahan mitra. Deskripsi lengkap bagian pendahuluan memuat hal-hal berikut. 1. ANALISIS SITUASI

Pada bagian ini diuraikan analisis situasi fokus kepada kondisi terkini mitra yang mencakup hal-hal berikut.

a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif

• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.

• Uraikan segi produksi dan manajemen usaha mitra.

• Ungkapkan selengkap mungkin persoalan yang dihadapi mitra. b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif

• Tampilkan profil mitra yang dilengkapi dengan data dan gambar/foto situasi mitra.

• Jelaskan potensi dan peluang usaha mitra.

• Uraiankan dan kelompokkan dari segi produksi dan manajemen usaha. • Ungkapkan seluruh persoalan kondisi sumber daya yang dihadapi mitra c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial

• Uraiakan lokasi mitra dan kasus yang terjadi/pernah terjadi dan didukung dengan data dan gambar/foto.

• Ungkapkan seluruh persoalan yang dihadapi saat ini misalnya terkait dengan layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain.

2. PERMASALAHAN MITRA

Mengacu kepada butir Analisis Situasi, uraikan permasalahan prioritas mitra yang mencakup hal-hal berikut ini.

a. Untuk Mitra yang bergerak di bidang ekonomi produktif: penentuan permasalahan prioritas mitra baik produksi maupun manajemen yang telah disepakati bersama mitra.

b. Untuk Mitra yang mengarah ke ekonomi produktif: penentuan permasalahan prioritas mitra baik produksi maupun manajemen untuk berwirausaha yang disepakati bersama.

c. Untuk Mitra yang tidak produktif secara ekonomi / sosial: nyatakan persoalan prioritas mitra dalam layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, konflik sosial, kepemilikan lahan, kebutuhan air bersih, premanisme, buta aksara dan lain-lain. d. Tuliskan secara jelas justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan

persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan program PKM.

Gambar

Diagram  di  bawah  ini  menunjukkan  tahapan  urutan  pencapaian  kompetensi  yang  dilatihkan pada peserta pelatihan dalam kurun waktu pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji DMRT pada pengamatan 14 hari setelah tanam (HST) menunjukkan bahwa perlakuan ZPT alami ekstrak rebung bambu memiliki potensi tumbuh maksimum benih TSS

REKAP JUMLAH PASIEN &gt;ANG DIRUJUK  KELUAR INSTALASI LABORATORIUM  RUMAH SAKIT UMUM

Setelah melakukan penelitian terhadap Strategi Pembelajaran Gasing (Gampang asyik dan menyenangkan) pada mata kuliah pendidikan IPA di Program Studi PGSD

Di dalam bab dua, penelitian berisi tentang sejarah konflik Aceh secara singkat dan kondisi Aceh pasca MoU Helsinki termasuk keadaan mantan kombatan dan masyarakat sipil

menyiapkan bahan penyusunan dan perumusan program kerja dan rencana kegiatan pada lingkup bidang tugasnya sesuai dengan rencana strategis dan kebijakan yang telah

Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer meng- hasilkan keuntungan maka porsi jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah yang

Karakterisasi petani ternak diperoleh dari hasil analisis regresi linier berganda terhadap parameter pendapatan dari usaha pertanian atau peternakan yang dipengaruhi oleh faktor umur

Penggunaan agens hayati Trichoderma pada proses pembibitan tanaman karet lebih efektif bila diaplikasikan sebelum ada infeksi patogen karena dapat memperpanjang masa