• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi disajikan agar peserta pelatihan dapat memahami dan mengembangkan konsep modul yang telah disajikan oleh instruktur, dalam modul ini terdiri 8 materi pelatihan yaitu :

1. Sejarah pendekatan konseling REB 2. Konsep dasar konseling REB

3. Kecenderungan biologis

4. Pandangan tentang hakekat manusia 5. Teori kepribadian konseling REB 6. Nilai emosi menurut agama islam 7. Tahap-tahap konseling REB

4

BAGIAN II

SEJARAH PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang sejarah konseling rasional emotional therapi

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan pelopor konseling RET 2. Mampu menjelaskan konseling REB

3. Mampu menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

C. Indikator:

1. Menyebutkan pelopor konseling RET 2. Menjelaskan konseling REB

3. Menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta mampu menyebutkan pelopor konseling RET 2. Peserta mampu menjelaskan konseling REB

3. Peserta mampu menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 1 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

http://www.quotationof.com/images/albert-elliss-quotes-6.jpg

Menurut Rosjidan (1994:5-6) sejarah konseling rational emotive merupakan satu ancangan (pendekatan) dalam konseling individu dan kelompok. Albert Ellis lahir di Pittsburg, Pensylvania tahun 1913.

Sebagai seorang pakar psikologi klinis ia memulai karirnya dibidang konseling perkawinan, keluarga dan seks. Konseling rational emotive bermula lahir dari ketidakpuasan Ellis terhadap konseling tradisional yang dinilai kurang efesien khususnya pendekatan psikoanalitik klasik yang pernah ia tekuni. Berdasarkan pada temuan-temuan eksperimen dan klinisnya, Ellis memperkenalkan pendekatan baru yang lebih praktis yaitu konseling Rational emotif. Pendekatan ini menjadi populer berbarengan dengan dipublikasikan buku perdananya Reason and Em otion in Psychotherapy pada tahun 1962.

6

Pendekatan konseling R ational Em otive Behavior (REB) dikembangkan olehAlbert Ellis tahun 1955, kemudian dikenal menjadi Rational Emotif Behaviour Therapy (REBT) yang menekankan pada berfikir, memperkirakan, mengambil keputusan, menganalis dan berbuat, sangat didaktis, direktif dan sangat peduli akan keseimbangan antara fikiran dan perasaan.Orang yang rasional menyadari diri untuk memutuskan cara yang masuk akal untuk memenuhi keinginan berdasarkan pikiran, emosi dan perasaannya.REBT menekankan perubahan nyata secara filosofi, dan mengajarkan responden untuk melawan ide ide irasional dan perilaku yang tidak sehat dengan mengunakan metode kognitif, emotif dan perilaku sebagai keterampilan untuk menolong diri sendiri.

Menurut Wilding, et.al (2013. P. 19) menyatakan bahwa RET dan REBT mencurahkan perhatian pada pikiran negative, sebagai penyeba utama timbulnya gangguan psikologis. Kedua pendekatan ini mengabungkan teori dan praktik dan paling mutakhir dikenal dengan sebutan Cognitve Behaviour Therapy (CBT), akan tetapi penulis menyebut pendekatan ini dengan konseling Rasional Emotive Behaviour (REB).

Ellis (1962, 1993; lihat juga DrydenR, 1990), yang menekankan bagaimana sifat saling berpikir dan emosi mempengaruhi pola fikir yang rasional dalam kehidupan. Hipotesis mendasar adalah bahwa berpikir, emosi dan perilaku erat kaitannya; berpikir bisa menjadi emosi dan sebaliknya; perilaku dapat dimodifikasi sesuai dengan pemikiran individu. Ellis juga mengatakan bahwa hidup yang terbaik adalah bagi orang-orang yang dapat memutuskan masalahnya sendiri, tidak menyalahkan orang tua, keadaan, atau pejabat. Namun diri sendiri yang menyadari dalam mengendalikan emosi diri.

•j! J A Latihan :

1. Jelaskan pendapat Ellis tentang konsep RET ! 2. Jelaskan perkembangan konseling REB ! 3. Berikan contoh perilaku yang dapat diubah

dengan konseling REB !

:

i

6

v

.

guanu

,• moJt

m

n c ShL r? Bisins*

.s

on .t-1 na;> u

-*V«: M r !ltcU

i? i ,.ft( c n O >l

GvnimBdfiinsrn

8

BAGIAN III

KONSEP DASAR PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang konsep dasar pendekatan konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan konsep dasar konseling REB

2. Mampu menjelaskanpengertian emosi dalam konseling REB 3. Mampu menjelaskan kekuatan emosi dalam konseling REB

C. Indikator:

1. Menyebutkan konsep dasar konseling RET

2. Menjelaskan pengertian emosi dalam konseling REB 3. Menjelaskan kekuatan emosi dalam konseling REB

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menjelasakan konsep dasar konseling REB 2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan emosi dalam konseling REB 3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan kekuatan emosi dalam

konseling REB

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 2 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Semua manusia mempunyai tujuan yang fundamental yaitu untuk tetap hidup, relative terbebas dari rasa sakit dan untuk cukup merasa puas.Manusia ingin bahagia saat sendiri, saat bersama teman dan bersama orang - orang yang terpilih. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk socialmengharuskannya untuk menepatkan diri dan menepatkan orang lain sebagai urutan kedua.

Konsep dasar dari RET adalah "Individuals tend to incorporate faulty thinking, which leads to em otiona! and behaviora/ disturbances"

(Corey, 2013). Individu cenderung untuk menggabungkan pemikiran yang salah, yang mengarah ke gangguan emosi dan perilaku.

Menurut Nelson dan Jones dalam Komalasari pendekatan Rational-Emotive Therapy memiliki tiga hipotesis fundamental yang menjadi landasan berfikir dari teori ini, yaitu :

• Pikiran dan emosi saling berkaitan

• Pikiran dan emosi biasanya saling mempengaruhi satu sama lain, keduanya bekerja seperti lingkaran yang memiliki hubungan sebab akibat dan pada point tertentu pikiran dan emosi menjadi hal yang sama

10

• Pikiran dan emosi yang cenderung berperan dalam self-talk (perbincangan dalam diri individu yang kerap kali diucapkan oleh individu sehingga menjadi pikiran dan emosi). Sehingga pernyataan internal individu sangat berarti dalam menghasilkan dan memodifikasi emosi individu.

Konseling REB melihat tujuan manusia sebagai keinginan dan bukan kebutuhan atau keharusan. Hidup yang rasional berupa berfikir, merasakan dan berprilaku dengan mengimplementasikan pencapaian tujuan yang dipilih.Sedangkan irasional berupa berfikir, merasakan dan berprilaku dengan cara menghambat atau menggagu pencapaian tujuan yang dipilih. Seorang perokok merupakan bentuk gangguan emosi karena gangguan masa sebelumnya.

Emosi yang tidak sehat adalah emosi yang menganggu tercapainya keseimbangan yang masuk akal antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Misalnya seorang perokok dalam kondisi badan sehat merupakan tujuan jangka pendek, pada hal dalam kondisi jangka panjang dapat nenimbulkan berbagai penyakit seperti serangan jantung. Emosi yang menyenangkan bisa sehat ataau tidak sehat. Contoh sesorang menghisap rokok dengan menghembuskan asap rokok merupakan emosi yang menyenangkan, sedangkan seseorang bukan perokok dapat lari pagi bersama-sama dengan teman merupakan emosi sehat yang menyenangkan.

Kekuatan emosi merupakan pikiran itu sendiri, kecil sekali pengaruhnya terhadap manusia. Anda bias memikirkan apa saja yang anda mau, namun emosi yang ditimbulkan oleh pikiran andalah yang sebenarnya membuat anda senang atau terganggu. Perpaduan pikiran inilah yang sangat kuat pengaruhnya yang menentukan reaksi dan respon kita, dan selanjutnya juga menentukan hasil yang akan kita dapatkan. (Wilding, et.al 2013.p. 13)

Menurut Rosjidan (1998 : 150 - 153) konsep-konsep dasar REB terdiri atas terdiri atas beberapa proposisi utama yaitu :

1. Orang dilahirkan dengan potensi rasional maupun irasional. Mereka mempunyai predisposisi untuk memelihara diri, berfikir tentang fikiran mereka, kreatif, kepekaan indra, memperhatikan teman-teman mereka, belajar dari kesalahan, dan mengaktualisasikan potensi mereka untuk hidup dan tumbuh. Mereka juga memiliki kecendrungan untuk merusak diri, menjadi hedonis jangka pendek, menghindar berfikir sesuatu dengan tuntas, untuk menunda-nunda, mengulang kesalahan yang sama, percaya takhayul, tidak toleran, bersifat serba sempurna dan kebesaran, dan menghindarkan untuk mengaktualisasikan potensi mereka untuk tumbuh.

2. Kecenderungan orang untuk berfikir irasional, kebiasaan-kebiasaan untuk merusak diri, berfikir-khayal, dan tidak toleran seringkah diperburuk oleh budaya lingkungan mereka atau keluarga mereka.

Mudahnya mereka menerima sugesti (mudah terkondisi) adalah yang terbesar selama usia awal mereka dan akibatnya mereka sangat dipengaruhi oleh tekanan keluarga dan sosial mereka.

3. Manusia kecenderungan mengamati, berfikir, merasa, dan bertingkah laku secara bersama-sama. Karena mereka pada waktu yang sama adalah kognitif, konatif, dan motorik. Mereka jarang bertindak tanpa berfikir, selama penginderaan dan tindakan sekarang ada dalam jaringan pengalaman-pengalaman , ingatan-ingatan, dan kesimpulan- kesimpulan yang sudah ada terlebih dahulu. Mereka jarang merasa tanpa berfikir karena perasaan-perasaan mereka dipicu oleh suatu penilaian atas suatu situasi tertentu dan pentingnya situasi tersebut.

Mereka jarang bertindak tanpa mengamati, berfikir dan beremosi karena proses-proses itu memberikan mereka alasan-alasan untuk bertindak. Untuk membantu merubah kesalahan fungsi meraka biasanya sangat diharapkan menggunakan berbagai metode

12

preceptual-cognitive, emotive-ducative, dan behavioristic-reducative dalam suatu alat kelengkapan terapeutik yang penuh (Ellis, 1971 1973b, 1976a, 1977a, 1982; Ellis & Grigger, 1977).

4. Konseling REB berorientasi disiplin, penyelesaian tugas pekerjaan rumah, aktif direktif, dan kognitif.

5. Konseling REB menerima klien sebagai manusia yang dapat keliru tanpa perlu memberikan kehangatan pribadi. Mereka dapat menggunakan berbagai metode teraupetik (tidak pribadi) antara lain yaitu diskusi, didaktik, modifikasi tingkah laku, alat bantu audiovisual, dan tugas pekerjaan rumah yang berorientasi aktivitas.

6. Bentuk dasar konseling REB terdiri atas 2 yaitu (1) REB umum, hampir sinonim dengan terapi behaviuor kognitif. REB umum menekankan restruksi filosofis dan kognitif serta berusaha mendapatkan jenis pemecahan yang sangat luwes bagi gangguan emosi. REB umum mengajarkan klien bertingkah laku rasional atau semestinya; dan (2) REB khusus, mengajarkan bagaimana membantu ide-ide irasional dan tingkah laku yang tidak sewajarnya dan menginternalisasikan kaidah- kaidah logika dan metode ilmiah.

7. Konseling REB menyatakan bahwa semua problem emosi yang serius secara langsung berasal dari cara berfikir ghaib tidak berdasarkan validitas empiris dan jika ide-ide yang menciptakan gangguan disanggah keras dengan berfikir empiris logis hal itu dapat dihilangkan atau diminimalkan dan akhirnya akan tidak muncul kembali. Seseorang memiliki permasalahan lalu ia berfikir dengan merokok permasalah yang dialami akan tuntas, maka pemikiran tersebutlah yang harus diubah karena secara empiris pemikiran tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Latihan :

Latihan ini akan membantu anda dalam memahami konsep dasar konseling REB. Pikirkan apa yang anda alami baru-baru ini, dimana hal itu terjadi dan apa akibat dari hal-hal yang anda alami tersebut.

Apakah berdampak baik atau buruk pada diri anda ?Hubungkan antara kejadian yang anda alami dengan pemikiran anda. Apa yang dapat anda simpulkan ?

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut in i:

1. Tuliskan hal-hal yang anda alami baru-baru ini yang telah menguras emosional dan fisik anda I

2. Saat hal tersebut terjadi, apa yang anda lakukan ?

3. Bagaimana konsep pemikiran anda sebelum hal yang anda khawatirkan terjadi ?

4. Bagaimana penyelesaian masalah yang anda tuliskan diatas ? 5. Apa pemikiran positif anda tentang masalah tersebut ?Jelaskan

!

6. Bagaimana pengaruhnpengaruh pemikiran positif tersebut terhadap penyelesaian masalah ?

7. Apakah ada dorongan emosiaonal yang membuat anda keluar dari permasalahan ?

BAGIAN IV

KECENDERUNGAN BIOLOGIS PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kecendrungan biologis pendekatan konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan kecendrungan biologis manusia 2. Mampu menjelaskan potensi positif yang ada pada manusia

3. Mampu menjelaskan kekuatan pemikiran positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

C. Indikator:

1. Menyebutkan kecendrungan biologis manusia 2. Menjelaskan potensi positif yang pada manusia

3. Menjelaskan kekuatan pemikiran positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menjelasakan kecendrungan biologis manusia

2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan potensi positif yang ada pada manusia

3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan kekuatan positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 3 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Menurut Dryden (1980) dalam Milner, et.almengatakan bahwa

"sums th/s up as peopte having two b io lo g ica l tendencies, one towards irration ality and one towards the a b ility to be ration a/'lMilner, et.al. p.

110). Kecendrungan biologis seseorang dalam berfikir terbagi menjadi dua yaitu kemampuan berfikir irasional dan rasional. Kemampuan berfikir irasional menyebabkan seseorang salah interpretasi atau berfikir maladapdif (pesimis). Sementara menurut Ellis setiap orang memiliki potensi untuk menjadi kreatif dan memperoleh keterampilan kognitif untuk menekan kecendrungan sifat negatif yang ada dalam dirinya dalam melawan pemikiran yang irasional menjadi rasional.

Semua orang mempunyai kecendrungan biologis kreatif yang saling bersaing.Satu pihak memiliki kecendrung bawaan untuk menciptakan, mengembangkan dan mengimplementasikan kognitif yang tidak rasional, emosi dan perilaku yang tidak sehat. Kadang - kadang orang terkondisikan secara biologis untuk penuh semangat

16

dan berpegang teguh dengan keharusan - keharusan yang menimbulkan gangguan gangguan dan kejakinan kejakinan irasional.

Setiap orangmemiliki potensi yang luar biasa untuk merusak dirinya, orang lain, untuk berfikir tidak logis dan mengulangi kesalahan yang sama.Orang tidak dilahirkan dan dibesarkan untukirasional, sampai ditingkat tertentu orang memilih kebebasan untuk memilihmembantu atau merusak dirinya. Contoh seorang perokok, dia berfikir merokok suatu hal yang menyenangkan, membuat percaya diri dan diakui oleh lingkungan tempat bergaul.Sedangkan bagi seorang yang tidak perokok, dia berfikir kandungan zat-zat yang ada dalam rokok merusak kesehatan.

Merokok atau tidak merokok merupakansebuah pilihan, hidup sehat berawal dari pemikiran yang sehat (positif). Pemikiran positif perokok merupakan faktor yang dapat membantubagi perokokdapat berhenti merokok.

Jawablah sesuai dengan keadaan diri anda alami 1. Ceritakan awal anda merokok !

2. Hal apa yang melatarbelakangi keinginan anda merokok ?

3. Apakah pengaruh dari ajakan teman ?atau karena dorongan biologis anda ?

4. Dorongan biologis yang seperti apa yang menyebabkan anda merokok ?

Latihan : (bagi yang perokok)

Latihan : (bagi yang bukan perokok)

Jawablah sesuai dengan keadaan diri anda alami

1. Bayangkan ketika anda melihat orang yang merokok, apa yang terbersit dalam diri anda melihat orang yang merokok ?

2. Menurut pemikiran anda, apa yang melatarbelakangi orang tersebut merokok ?

3. Menurut anda apakah orang yang merokok dapat berhenti seketika

?

4. Menurut anda mengapa masih banyak orang yang merokok sementara berbagai upaya telah dilakukan agar seseorang dapat berhenti merokok ?

18

BAGIAN V

PA N D A N G A N PENDEKATAN KONSELING REB TENTANG HAKEKAT M AN USIA

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan pandangan konseling REB tentang hakekat manusia

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Mampu memberikan contohpemikiran positif atau negatif manusia 3. Mampu menjelaskanaplikasi perasaan manusia yang positif atau

negatif

4. Mampu membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi yang postif atau negatif

C. Indikator:

1. Menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Memberikan contoh pemikiran positif atau negatif manusia 3. Menjelaskan aplikasi perasaan manusia yang positif atau negatif

4. Membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi positif atau negatif

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Peserta pelatihan mampu memberikan contoh pemikiran positif atau negatif manusia

3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan aplikasi perasaan positif atau negative manusia

4. Peserta pelatihan mampu membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi positif atau negatif

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 4 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Menurut Ellis, manusia memiliki potensi rasional dan irasioanl.

Manusia memiliki kecenderungan untuk memelihara dirinya, berbahagia dan menyatakan mencintai, bergabung dengan orang lain serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Di satu pihak manusia memiliki kecenderungan kearah menghancurkan diri, penghindari

20

pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan yang tidak berkesudahan, mencela diri, menghindari pertumbuhan dan sulit mengaktualisasikan diri. Manusiapun berkecenderungan untuk bersikap dan berprilaku mengulangi kesalahan dan mencari berbagai cara untuk mensabotase diri.

Menuut Komalasari pendekatan Rational-Em otive Behaviour Therapy (RET) memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu.

Menurut Rosjidan (1994:12-16), Albert Ellis merumuskan delapan hal pokok tentang hakekat manusia, yaitu :

1. Manusia adalah makhluk yang berpotensi

Sebagai makhluk yang berpotensi menurut Ellis, manusia memilki dua kekuatan yaitu pola fikir rasional dan irasional. Tendensi kemanusiaan pada prinsipnya berasal dari dua kekuatan tersebut seperti tendensi kehidupan manusia berupa kebahagiaan, kesejahteraan, pemeliharaan diri, kasih sayang, pikiran, dan verbalisasi, hubungan baik dengan orang lain, pertumbuhan dan perkembangan serta aktualisasi diri berasal dari pola fikir rasional. Sebaliknya tendensi berupa merusak diri (self-defeating), penolakan terhadap diri, penundaan, sering membuat kesalahan, kesedihan, ketidaksenangan, tahayul, intoleran, meyalahkan diri (self-blame), dan gejala lainnya yang mengganggu aktualisasi diri bersumber pada kekuatan berfikir yang tidak logis, irasional yang dikuasai oleh gangguan emosional.

2. Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa, dan berbuat

Berfikir, merasa, dan berbuat saling mempengaruhi dan tidak bisa dipisahkan satu-satu karena merupakan suatu kesatuan, pikiran manusia mempengaruhi perasaan dan perilakunya sedangkan perilaku manusia sudah jelas mempengaruhi perilaku dan perasaannya.

3. Manusia adalah makhluk mudah kena pengaruh (cultural inf/eunceb//ity)

Pengaruh orang tua, keluarga, masyarakat, dan lingkungan yang sering melabel sesorang dengan hal-hal yang negatif membuat tidak logis bila dikaitkan dengan nilai dan potensi yang ada dalam diri seseorang.

4. Perilaku verbal dan berfikir bagi manusia

Berfikir logis dan tidak logis dilkukan menggunakan simbol atau bahasa. Bahasa manusia bisa mengatakan kepada dirinya tentang apa yang difikirkan. Bilamana proses berfikir didominasi oleh emosional maka perilaku verbalpun menjadi tidak logis dan simbol bahasa menjadi keliru.

5. Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau ide-ide (pandangan)

Sistem nilai atau ide yang rasional akan diinternalisasikan oleh seseorang kedalam dirinya melalui proses berfikir sehingga akan menimbulkan sistem keyakina {belief system) yang rasional yang pada akhirnya akan menjadi perilaku rasional yang konsisten. Sebaliknya sistem atau ide-ide yang irasional seseorang dalam dirinya melalui berfikir akan menimbulkan sistem keyakinan yang irasional yang akhirnya menuntun perilaku yang irasional.

6. Manusia memiliki verbalisasi diri dan gangguan

Gangguan emosional sebagai hasil verbalisasi diri bukan ditentukan oleh peristiwa eksternal melainkan pandangan sikap seseorang tentang situasi dan hubungan antara dirinya dengan situasi. Bilamana pandangan tidak benar maka dapat menimbulkan emosi yang negatif.

Emosi yang negatif dinyatakan dalam bahasa terus menerus disuntikkan dalam diri sendiri sehingga menjadi keyakinan.

7. Manusia memiliki kemampuan konfrontasi dan indoktrinasi

22

Manusia memiliki kemampuan untuk mengkonfrontasi sistem-sistem, nilai-nilai, ide-ide dan kepercayaan yang berbeda. Pada akhirnya manusaia akan bertigkah laku berbeda dari sebelumnya.oleh karena itu manusia berfikir, merasa, dan berbuat mak ia dapat mereorganisasi kembali nilai-nilai, ide-ide, kepercayaan yang tidak rasional ke berfikir yang rasional.

8. Manusia adalah makhluk unik

Manusia adalah unik denga segala kekuatan dan kelemahannya memiliki kekhasan untuk menentukan dirina sendiri. Albert Ellis dengan filosofis yang luar biasa mengatakan bahwa manusia lebih baik jangan menilai dirinya sendiri dan keberadaannya melainkan nilailah perbuatan, tindakan, dan ujnjuk kerjanya agar menjadi dirinya sendiri dan bahagia.

Sistem berfikir dan perasaan yang timbul dari diri seseorang dapat mempengaruhi kondisi psikis individu. Ketika seseorang merasakan hal-hal yang menyenangkan maka ia akan berfikir begitu indahnya dunia dan akan tersenyum atau menceritakan hal-hal yang

Sistem berfikir dan perasaan yang timbul dari diri seseorang dapat mempengaruhi kondisi psikis individu. Ketika seseorang merasakan hal-hal yang menyenangkan maka ia akan berfikir begitu indahnya dunia dan akan tersenyum atau menceritakan hal-hal yang

Dokumen terkait