• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSELING BERDASARKAN PENDEKATAN RATIONAE EMOTIVE BEHAVIOR (REB) + AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSELING BERDASARKAN PENDEKATAN RATIONAE EMOTIVE BEHAVIOR (REB) + AGAMA ISLAM"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KONSELING BERDASARKAN

PENDEKATAN RATIONAE EMOTIVE BEHAVIOR (REB) + AGAM A ISLAM

Dra. Asni, M.Pd

Dr. Rahmiwati Marsinun, M.Si, Kons

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis mampu menyusun buku yang berjudul “Konseling Berdasarkan pendekatan Rasional Emotif Behavior (REB)+Agama Islam” .

Kegiatan konseling sebagai suatu layanan profesional dan ilmiah, dalam pelaksanaanya dilandasi oleh teori-teori yang erat kaitannya dengan proses terapi /penyembuhan. Salah satu teori tersebut adalah konseling rasional emotif behavior, yang dikenal dengan Rational Emotive Therapy (RET) yang dikembangkan oleh Albert Ellis. Dalam buku ini penulis menggunakan istilah konseling Rasional Emotif Bahavior (REB).

Pentingnya ancangan RET atau Rasional Emotif Behavior sebagai salah satu landasan kegiatan praktik konseling, maka para konselor dan calon konselor seharusnya menguasai pengetahuan dan keterampilan menerapkannya dalam situasi konseling yang sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip dasar ancangan ini. Untuk itu buku ini hadir kedepan para pembaca melengkapi kebutuhan praktek konseling untuk membantu memecahkan masalah siswa di sekolah.

Buku Konseling Berdasarkan pendekatan Rasional Emotif Behavior (REB)+Agama Islam , tersusun tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.

Kami ucapkan terima kasih kepada Ditlitabmas Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemenristek RI, dan LEMLITBANG UHAMKA. Atas dukunyan sehingga buku ini dapat tersusun sesuai dengan kebutuhan Penelitian, Pemberdayaan dan Pengabdian Mayarakat.

Tim Penyusun

I

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAGIAN I PENDAHULUAN... 1

A. Rasional... 2

B. Tujuan ... 3

C. Ruang Lingkup Materi... 4

BAGIAN II Sejarah Pendekatan Konseling REB... 5

BAGIAN III Konsep Dasar Pendekatan Konseling REB... 9

BAGIAN IV Kecendrungan Biologis Pendekatan Konseling REB... 15

BAGIAN V Pandagan Pendekatan Konseling Tentang Hakekat Manusia... 19

BAGIAN VI Teori Kepribadian Konseling REB... 25

BAGIAN VII Nilai Emosi dan Kesehatan Menurut Islam... 32

BAGIAN VIII Teknik dan Tahapan Konseling REB... 41

DAFTAR PUSTAKA. 48

(5)

REBT menekankan perubahan nyata secara filosofi, dan mengajarkan responden untuk melawan ide-ide irasional dan

perilaku yang tidak sehat dengan mengunakan metode kognitif, emotif dan perilaku sebagai keterampilan untuk

menolong diri sendiri

(6)

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Kegiatan konseling sebagai suatu layanan profesional dan ilmiah, dalam pelaksanaanya dilandasi oleh teori-teori yang erat kaitannya dengan proses terapi/penyembuhan. Dalam kenyataannya sampai saat ini sudah banyak teori ancangan terapi yang telah berkembang dan kemudian menjadi landasan kerja dalam layanan konseling. Salah satu teori tersebut adalah konseling rasional emotif behavior, yang dikenal dengan Rational Emotive Therapy (RET) yang dikembangkan oleh Albert Ellis.

Pentingnya ancangan RET sebagai salah satu landasan kegiatan praktik konseling, maka para konselor dan calon konselor seharusnya menguasai pengetahuan dan keterampilan menerapkannya dalam situasi konseling yang sesuai dengan prinsip- prinsip dasar ancangan ini. Untuk itu sebagai konselor/guru BK di sekolah dan sebagai calon guru BK hendaknya menguasai konsep - konsep dasar, perkembangan tingkah laku manusia dan kondisi bagi timbulnya pengubahan tingkah laku yang dikemukakan oleh pengembangnya serta mampu menerapkannya dalam situasi praktek konseling untuk membantu memecahkan masalah siswa di sekolah.

RET adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yang mempengaruhi cara pandang seseorang dalam berfikir rasional tentang kehidupannya. Tingkah laku yang dimaksud adalah perbuatan yang ditampilkan oleh individu. Tujuan dari pendekatan RET adalah untuk memodifikasi tingkah laku yang tidak diinginkan (maladaptif) sehingga menekankan pada pembiasaan tingkah laku

2

(7)

positif (adaptif). Pada pendekatan behavioral dikenal reinforcem ent dan punishm ent. Tingkah laku adaptif yang tampak diberi penguatan {reinforcement} yaitu memberikan penguatan yang menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan ditampilkan bertujuan agar tingkah laku itu cenderung akan diulangi, meningkat, dan menetap di masa akan datang. Sementara tingkah laku maldaptif akan diberikan punishm ent yang bertujuan agar tingkah laku tersebut tidak terulang di masa akan datang.

B. Tujuan

Setelah menyelesaikan kegiatan ini peserta/responden diharapkan mampu:

1. Mengubah pemikiran yang irasional menjadi rasional 2. Meyakini adanya penyimpangan sikap

3. Membangun kesadaran diri untuk merubah sikap yang menyimpang

4. Mengelola emosi sesuai kemampuan nalarnya

5. Membangun sikap yang sehat dengan tujuan hidup lebih terencana

(8)

C. Ruang lingkup Materi

Materi disajikan agar peserta pelatihan dapat memahami dan mengembangkan konsep modul yang telah disajikan oleh instruktur, dalam modul ini terdiri 8 materi pelatihan yaitu :

1. Sejarah pendekatan konseling REB 2. Konsep dasar konseling REB

3. Kecenderungan biologis

4. Pandangan tentang hakekat manusia 5. Teori kepribadian konseling REB 6. Nilai emosi menurut agama islam 7. Tahap-tahap konseling REB

4

(9)

BAGIAN II

SEJARAH PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang sejarah konseling rasional emotional therapi

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan pelopor konseling RET 2. Mampu menjelaskan konseling REB

3. Mampu menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

C. Indikator:

1. Menyebutkan pelopor konseling RET 2. Menjelaskan konseling REB

3. Menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta mampu menyebutkan pelopor konseling RET 2. Peserta mampu menjelaskan konseling REB

3. Peserta mampu menjelaskan sejarah berdirinya konseling RET

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 1 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

(10)

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

http://www.quotationof.com/images/albert-elliss-quotes-6.jpg

Menurut Rosjidan (1994:5-6) sejarah konseling rational emotive merupakan satu ancangan (pendekatan) dalam konseling individu dan kelompok. Albert Ellis lahir di Pittsburg, Pensylvania tahun 1913.

Sebagai seorang pakar psikologi klinis ia memulai karirnya dibidang konseling perkawinan, keluarga dan seks. Konseling rational emotive bermula lahir dari ketidakpuasan Ellis terhadap konseling tradisional yang dinilai kurang efesien khususnya pendekatan psikoanalitik klasik yang pernah ia tekuni. Berdasarkan pada temuan-temuan eksperimen dan klinisnya, Ellis memperkenalkan pendekatan baru yang lebih praktis yaitu konseling Rational emotif. Pendekatan ini menjadi populer berbarengan dengan dipublikasikan buku perdananya Reason and Em otion in Psychotherapy pada tahun 1962.

6

(11)

Pendekatan konseling R ational Em otive Behavior (REB) dikembangkan olehAlbert Ellis tahun 1955, kemudian dikenal menjadi Rational Emotif Behaviour Therapy (REBT) yang menekankan pada berfikir, memperkirakan, mengambil keputusan, menganalis dan berbuat, sangat didaktis, direktif dan sangat peduli akan keseimbangan antara fikiran dan perasaan.Orang yang rasional menyadari diri untuk memutuskan cara yang masuk akal untuk memenuhi keinginan berdasarkan pikiran, emosi dan perasaannya.REBT menekankan perubahan nyata secara filosofi, dan mengajarkan responden untuk melawan ide ide irasional dan perilaku yang tidak sehat dengan mengunakan metode kognitif, emotif dan perilaku sebagai keterampilan untuk menolong diri sendiri.

Menurut Wilding, et.al (2013. P. 19) menyatakan bahwa RET dan REBT mencurahkan perhatian pada pikiran negative, sebagai penyeba utama timbulnya gangguan psikologis. Kedua pendekatan ini mengabungkan teori dan praktik dan paling mutakhir dikenal dengan sebutan Cognitve Behaviour Therapy (CBT), akan tetapi penulis menyebut pendekatan ini dengan konseling Rasional Emotive Behaviour (REB).

Ellis (1962, 1993; lihat juga DrydenR, 1990), yang menekankan bagaimana sifat saling berpikir dan emosi mempengaruhi pola fikir yang rasional dalam kehidupan. Hipotesis mendasar adalah bahwa berpikir, emosi dan perilaku erat kaitannya; berpikir bisa menjadi emosi dan sebaliknya; perilaku dapat dimodifikasi sesuai dengan pemikiran individu. Ellis juga mengatakan bahwa hidup yang terbaik adalah bagi orang-orang yang dapat memutuskan masalahnya sendiri, tidak menyalahkan orang tua, keadaan, atau pejabat. Namun diri sendiri yang menyadari dalam mengendalikan emosi diri.

(12)

•j! J A Latihan :

1. Jelaskan pendapat Ellis tentang konsep RET ! 2. Jelaskan perkembangan konseling REB ! 3. Berikan contoh perilaku yang dapat diubah

dengan konseling REB !

:

i

6

v

.

guanu

,• moJt

m

n c ShL r? Bisins*

.s

on .t-1 na;> u

-*V«: M r !ltcU

i? i ,.ft( c n O >l

GvnimBdfiinsrn

8

(13)

BAGIAN III

KONSEP DASAR PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang konsep dasar pendekatan konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan konsep dasar konseling REB

2. Mampu menjelaskanpengertian emosi dalam konseling REB 3. Mampu menjelaskan kekuatan emosi dalam konseling REB

C. Indikator:

1. Menyebutkan konsep dasar konseling RET

2. Menjelaskan pengertian emosi dalam konseling REB 3. Menjelaskan kekuatan emosi dalam konseling REB

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menjelasakan konsep dasar konseling REB 2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan emosi dalam konseling REB 3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan kekuatan emosi dalam

konseling REB

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 2 sampai anda benar-benar memahaminya

(14)

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Semua manusia mempunyai tujuan yang fundamental yaitu untuk tetap hidup, relative terbebas dari rasa sakit dan untuk cukup merasa puas.Manusia ingin bahagia saat sendiri, saat bersama teman dan bersama orang - orang yang terpilih. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk socialmengharuskannya untuk menepatkan diri dan menepatkan orang lain sebagai urutan kedua.

Konsep dasar dari RET adalah "Individuals tend to incorporate faulty thinking, which leads to em otiona! and behaviora/ disturbances"

(Corey, 2013). Individu cenderung untuk menggabungkan pemikiran yang salah, yang mengarah ke gangguan emosi dan perilaku.

Menurut Nelson dan Jones dalam Komalasari pendekatan Rational-Emotive Therapy memiliki tiga hipotesis fundamental yang menjadi landasan berfikir dari teori ini, yaitu :

• Pikiran dan emosi saling berkaitan

• Pikiran dan emosi biasanya saling mempengaruhi satu sama lain, keduanya bekerja seperti lingkaran yang memiliki hubungan sebab akibat dan pada point tertentu pikiran dan emosi menjadi hal yang sama

10

(15)

• Pikiran dan emosi yang cenderung berperan dalam self-talk (perbincangan dalam diri individu yang kerap kali diucapkan oleh individu sehingga menjadi pikiran dan emosi). Sehingga pernyataan internal individu sangat berarti dalam menghasilkan dan memodifikasi emosi individu.

Konseling REB melihat tujuan manusia sebagai keinginan dan bukan kebutuhan atau keharusan. Hidup yang rasional berupa berfikir, merasakan dan berprilaku dengan mengimplementasikan pencapaian tujuan yang dipilih.Sedangkan irasional berupa berfikir, merasakan dan berprilaku dengan cara menghambat atau menggagu pencapaian tujuan yang dipilih. Seorang perokok merupakan bentuk gangguan emosi karena gangguan masa sebelumnya.

Emosi yang tidak sehat adalah emosi yang menganggu tercapainya keseimbangan yang masuk akal antara tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Misalnya seorang perokok dalam kondisi badan sehat merupakan tujuan jangka pendek, pada hal dalam kondisi jangka panjang dapat nenimbulkan berbagai penyakit seperti serangan jantung. Emosi yang menyenangkan bisa sehat ataau tidak sehat. Contoh sesorang menghisap rokok dengan menghembuskan asap rokok merupakan emosi yang menyenangkan, sedangkan seseorang bukan perokok dapat lari pagi bersama-sama dengan teman merupakan emosi sehat yang menyenangkan.

Kekuatan emosi merupakan pikiran itu sendiri, kecil sekali pengaruhnya terhadap manusia. Anda bias memikirkan apa saja yang anda mau, namun emosi yang ditimbulkan oleh pikiran andalah yang sebenarnya membuat anda senang atau terganggu. Perpaduan pikiran inilah yang sangat kuat pengaruhnya yang menentukan reaksi dan respon kita, dan selanjutnya juga menentukan hasil yang akan kita dapatkan. (Wilding, et.al 2013.p. 13)

(16)

Menurut Rosjidan (1998 : 150 - 153) konsep-konsep dasar REB terdiri atas terdiri atas beberapa proposisi utama yaitu :

1. Orang dilahirkan dengan potensi rasional maupun irasional. Mereka mempunyai predisposisi untuk memelihara diri, berfikir tentang fikiran mereka, kreatif, kepekaan indra, memperhatikan teman-teman mereka, belajar dari kesalahan, dan mengaktualisasikan potensi mereka untuk hidup dan tumbuh. Mereka juga memiliki kecendrungan untuk merusak diri, menjadi hedonis jangka pendek, menghindar berfikir sesuatu dengan tuntas, untuk menunda-nunda, mengulang kesalahan yang sama, percaya takhayul, tidak toleran, bersifat serba sempurna dan kebesaran, dan menghindarkan untuk mengaktualisasikan potensi mereka untuk tumbuh.

2. Kecenderungan orang untuk berfikir irasional, kebiasaan-kebiasaan untuk merusak diri, berfikir-khayal, dan tidak toleran seringkah diperburuk oleh budaya lingkungan mereka atau keluarga mereka.

Mudahnya mereka menerima sugesti (mudah terkondisi) adalah yang terbesar selama usia awal mereka dan akibatnya mereka sangat dipengaruhi oleh tekanan keluarga dan sosial mereka.

3. Manusia kecenderungan mengamati, berfikir, merasa, dan bertingkah laku secara bersama-sama. Karena mereka pada waktu yang sama adalah kognitif, konatif, dan motorik. Mereka jarang bertindak tanpa berfikir, selama penginderaan dan tindakan sekarang ada dalam jaringan pengalaman-pengalaman , ingatan-ingatan, dan kesimpulan- kesimpulan yang sudah ada terlebih dahulu. Mereka jarang merasa tanpa berfikir karena perasaan-perasaan mereka dipicu oleh suatu penilaian atas suatu situasi tertentu dan pentingnya situasi tersebut.

Mereka jarang bertindak tanpa mengamati, berfikir dan beremosi karena proses-proses itu memberikan mereka alasan-alasan untuk bertindak. Untuk membantu merubah kesalahan fungsi meraka biasanya sangat diharapkan menggunakan berbagai metode

12

(17)

preceptual-cognitive, emotive-ducative, dan behavioristic-reducative dalam suatu alat kelengkapan terapeutik yang penuh (Ellis, 1971 1973b, 1976a, 1977a, 1982; Ellis & Grigger, 1977).

4. Konseling REB berorientasi disiplin, penyelesaian tugas pekerjaan rumah, aktif direktif, dan kognitif.

5. Konseling REB menerima klien sebagai manusia yang dapat keliru tanpa perlu memberikan kehangatan pribadi. Mereka dapat menggunakan berbagai metode teraupetik (tidak pribadi) antara lain yaitu diskusi, didaktik, modifikasi tingkah laku, alat bantu audiovisual, dan tugas pekerjaan rumah yang berorientasi aktivitas.

6. Bentuk dasar konseling REB terdiri atas 2 yaitu (1) REB umum, hampir sinonim dengan terapi behaviuor kognitif. REB umum menekankan restruksi filosofis dan kognitif serta berusaha mendapatkan jenis pemecahan yang sangat luwes bagi gangguan emosi. REB umum mengajarkan klien bertingkah laku rasional atau semestinya; dan (2) REB khusus, mengajarkan bagaimana membantu ide-ide irasional dan tingkah laku yang tidak sewajarnya dan menginternalisasikan kaidah- kaidah logika dan metode ilmiah.

7. Konseling REB menyatakan bahwa semua problem emosi yang serius secara langsung berasal dari cara berfikir ghaib tidak berdasarkan validitas empiris dan jika ide-ide yang menciptakan gangguan disanggah keras dengan berfikir empiris logis hal itu dapat dihilangkan atau diminimalkan dan akhirnya akan tidak muncul kembali. Seseorang memiliki permasalahan lalu ia berfikir dengan merokok permasalah yang dialami akan tuntas, maka pemikiran tersebutlah yang harus diubah karena secara empiris pemikiran tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

(18)

Latihan :

Latihan ini akan membantu anda dalam memahami konsep dasar konseling REB. Pikirkan apa yang anda alami baru-baru ini, dimana hal itu terjadi dan apa akibat dari hal-hal yang anda alami tersebut.

Apakah berdampak baik atau buruk pada diri anda ?Hubungkan antara kejadian yang anda alami dengan pemikiran anda. Apa yang dapat anda simpulkan ?

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut in i:

1. Tuliskan hal-hal yang anda alami baru-baru ini yang telah menguras emosional dan fisik anda I

2. Saat hal tersebut terjadi, apa yang anda lakukan ?

3. Bagaimana konsep pemikiran anda sebelum hal yang anda khawatirkan terjadi ?

4. Bagaimana penyelesaian masalah yang anda tuliskan diatas ? 5. Apa pemikiran positif anda tentang masalah tersebut ?Jelaskan

!

6. Bagaimana pengaruhnpengaruh pemikiran positif tersebut terhadap penyelesaian masalah ?

7. Apakah ada dorongan emosiaonal yang membuat anda keluar dari permasalahan ?

(19)

BAGIAN IV

KECENDERUNGAN BIOLOGIS PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang kecendrungan biologis pendekatan konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan kecendrungan biologis manusia 2. Mampu menjelaskan potensi positif yang ada pada manusia

3. Mampu menjelaskan kekuatan pemikiran positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

C. Indikator:

1. Menyebutkan kecendrungan biologis manusia 2. Menjelaskan potensi positif yang pada manusia

3. Menjelaskan kekuatan pemikiran positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menjelasakan kecendrungan biologis manusia

2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan potensi positif yang ada pada manusia

3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan kekuatan positif pada manusia dalam bersikap asertif pada rokok

(20)

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 3 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Menurut Dryden (1980) dalam Milner, et.almengatakan bahwa

"sums th/s up as peopte having two b io lo g ica l tendencies, one towards irration ality and one towards the a b ility to be ration a/'lMilner, et.al. p.

110). Kecendrungan biologis seseorang dalam berfikir terbagi menjadi dua yaitu kemampuan berfikir irasional dan rasional. Kemampuan berfikir irasional menyebabkan seseorang salah interpretasi atau berfikir maladapdif (pesimis). Sementara menurut Ellis setiap orang memiliki potensi untuk menjadi kreatif dan memperoleh keterampilan kognitif untuk menekan kecendrungan sifat negatif yang ada dalam dirinya dalam melawan pemikiran yang irasional menjadi rasional.

Semua orang mempunyai kecendrungan biologis kreatif yang saling bersaing.Satu pihak memiliki kecendrung bawaan untuk menciptakan, mengembangkan dan mengimplementasikan kognitif yang tidak rasional, emosi dan perilaku yang tidak sehat. Kadang - kadang orang terkondisikan secara biologis untuk penuh semangat

16

(21)

dan berpegang teguh dengan keharusan - keharusan yang menimbulkan gangguan gangguan dan kejakinan kejakinan irasional.

Setiap orangmemiliki potensi yang luar biasa untuk merusak dirinya, orang lain, untuk berfikir tidak logis dan mengulangi kesalahan yang sama.Orang tidak dilahirkan dan dibesarkan untukirasional, sampai ditingkat tertentu orang memilih kebebasan untuk memilihmembantu atau merusak dirinya. Contoh seorang perokok, dia berfikir merokok suatu hal yang menyenangkan, membuat percaya diri dan diakui oleh lingkungan tempat bergaul.Sedangkan bagi seorang yang tidak perokok, dia berfikir kandungan zat-zat yang ada dalam rokok merusak kesehatan.

Merokok atau tidak merokok merupakansebuah pilihan, hidup sehat berawal dari pemikiran yang sehat (positif). Pemikiran positif perokok merupakan faktor yang dapat membantubagi perokokdapat berhenti merokok.

(22)

Jawablah sesuai dengan keadaan diri anda alami 1. Ceritakan awal anda merokok !

2. Hal apa yang melatarbelakangi keinginan anda merokok ?

3. Apakah pengaruh dari ajakan teman ?atau karena dorongan biologis anda ?

4. Dorongan biologis yang seperti apa yang menyebabkan anda merokok ?

Latihan : (bagi yang perokok)

Latihan : (bagi yang bukan perokok)

Jawablah sesuai dengan keadaan diri anda alami

1. Bayangkan ketika anda melihat orang yang merokok, apa yang terbersit dalam diri anda melihat orang yang merokok ?

2. Menurut pemikiran anda, apa yang melatarbelakangi orang tersebut merokok ?

3. Menurut anda apakah orang yang merokok dapat berhenti seketika

?

4. Menurut anda mengapa masih banyak orang yang merokok sementara berbagai upaya telah dilakukan agar seseorang dapat berhenti merokok ?

18

(23)

BAGIAN V

PA N D A N G A N PENDEKATAN KONSELING REB TENTANG HAKEKAT M AN USIA

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan pandangan konseling REB tentang hakekat manusia

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Mampu memberikan contohpemikiran positif atau negatif manusia 3. Mampu menjelaskanaplikasi perasaan manusia yang positif atau

negatif

4. Mampu membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi yang postif atau negatif

C. Indikator:

1. Menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Memberikan contoh pemikiran positif atau negatif manusia 3. Menjelaskan aplikasi perasaan manusia yang positif atau negatif

4. Membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi positif atau negatif

D. Tujuan Pembelajaran:

(24)

1. Peserta pelatihan mampu menyebutkan pandangan pendekatan konseling REB tentang hakekat manusia

2. Peserta pelatihan mampu memberikan contoh pemikiran positif atau negatif manusia

3. Peserta pelatihan mampu menjelaskan aplikasi perasaan positif atau negative manusia

4. Peserta pelatihan mampu membedakan antara pemikiran dan perasaan manusia dalam segi positif atau negatif

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 4 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Menurut Ellis, manusia memiliki potensi rasional dan irasioanl.

Manusia memiliki kecenderungan untuk memelihara dirinya, berbahagia dan menyatakan mencintai, bergabung dengan orang lain serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Di satu pihak manusia memiliki kecenderungan kearah menghancurkan diri, penghindari

20

(25)

pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan yang tidak berkesudahan, mencela diri, menghindari pertumbuhan dan sulit mengaktualisasikan diri. Manusiapun berkecenderungan untuk bersikap dan berprilaku mengulangi kesalahan dan mencari berbagai cara untuk mensabotase diri.

Menuut Komalasari pendekatan Rational-Em otive Behaviour Therapy (RET) memandang manusia sebagai individu yang didominasi oleh sistem berfikir dan sistem perasaan yang berkaitan dalam sistem psikis individu.

Menurut Rosjidan (1994:12-16), Albert Ellis merumuskan delapan hal pokok tentang hakekat manusia, yaitu :

1. Manusia adalah makhluk yang berpotensi

Sebagai makhluk yang berpotensi menurut Ellis, manusia memilki dua kekuatan yaitu pola fikir rasional dan irasional. Tendensi kemanusiaan pada prinsipnya berasal dari dua kekuatan tersebut seperti tendensi kehidupan manusia berupa kebahagiaan, kesejahteraan, pemeliharaan diri, kasih sayang, pikiran, dan verbalisasi, hubungan baik dengan orang lain, pertumbuhan dan perkembangan serta aktualisasi diri berasal dari pola fikir rasional. Sebaliknya tendensi berupa merusak diri (self-defeating), penolakan terhadap diri, penundaan, sering membuat kesalahan, kesedihan, ketidaksenangan, tahayul, intoleran, meyalahkan diri (self-blame), dan gejala lainnya yang mengganggu aktualisasi diri bersumber pada kekuatan berfikir yang tidak logis, irasional yang dikuasai oleh gangguan emosional.

2. Manusia adalah makhluk yang berfikir, merasa, dan berbuat

Berfikir, merasa, dan berbuat saling mempengaruhi dan tidak bisa dipisahkan satu-satu karena merupakan suatu kesatuan, pikiran manusia mempengaruhi perasaan dan perilakunya sedangkan perilaku manusia sudah jelas mempengaruhi perilaku dan perasaannya.

(26)

3. Manusia adalah makhluk mudah kena pengaruh (cultural inf/eunceb//ity)

Pengaruh orang tua, keluarga, masyarakat, dan lingkungan yang sering melabel sesorang dengan hal-hal yang negatif membuat tidak logis bila dikaitkan dengan nilai dan potensi yang ada dalam diri seseorang.

4. Perilaku verbal dan berfikir bagi manusia

Berfikir logis dan tidak logis dilkukan menggunakan simbol atau bahasa. Bahasa manusia bisa mengatakan kepada dirinya tentang apa yang difikirkan. Bilamana proses berfikir didominasi oleh emosional maka perilaku verbalpun menjadi tidak logis dan simbol bahasa menjadi keliru.

5. Sumber perilaku manusia ditentukan oleh nilai atau ide-ide (pandangan)

Sistem nilai atau ide yang rasional akan diinternalisasikan oleh seseorang kedalam dirinya melalui proses berfikir sehingga akan menimbulkan sistem keyakina {belief system) yang rasional yang pada akhirnya akan menjadi perilaku rasional yang konsisten. Sebaliknya sistem atau ide-ide yang irasional seseorang dalam dirinya melalui berfikir akan menimbulkan sistem keyakinan yang irasional yang akhirnya menuntun perilaku yang irasional.

6. Manusia memiliki verbalisasi diri dan gangguan

Gangguan emosional sebagai hasil verbalisasi diri bukan ditentukan oleh peristiwa eksternal melainkan pandangan sikap seseorang tentang situasi dan hubungan antara dirinya dengan situasi. Bilamana pandangan tidak benar maka dapat menimbulkan emosi yang negatif.

Emosi yang negatif dinyatakan dalam bahasa terus menerus disuntikkan dalam diri sendiri sehingga menjadi keyakinan.

7. Manusia memiliki kemampuan konfrontasi dan indoktrinasi

22

(27)

Manusia memiliki kemampuan untuk mengkonfrontasi sistem-sistem, nilai-nilai, ide-ide dan kepercayaan yang berbeda. Pada akhirnya manusaia akan bertigkah laku berbeda dari sebelumnya.oleh karena itu manusia berfikir, merasa, dan berbuat mak ia dapat mereorganisasi kembali nilai-nilai, ide-ide, kepercayaan yang tidak rasional ke berfikir yang rasional.

8. Manusia adalah makhluk unik

Manusia adalah unik denga segala kekuatan dan kelemahannya memiliki kekhasan untuk menentukan dirina sendiri. Albert Ellis dengan filosofis yang luar biasa mengatakan bahwa manusia lebih baik jangan menilai dirinya sendiri dan keberadaannya melainkan nilailah perbuatan, tindakan, dan ujnjuk kerjanya agar menjadi dirinya sendiri dan bahagia.

Sistem berfikir dan perasaan yang timbul dari diri seseorang dapat mempengaruhi kondisi psikis individu. Ketika seseorang merasakan hal-hal yang menyenangkan maka ia akan berfikir begitu indahnya dunia dan akan tersenyum atau menceritakan hal-hal yang dirasakan kepada orang lain dengan suka cita, namun sebaliknya jika seseorang merasa terpuruk pemikiran yang timbul ada yang bersifat positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Seseorang yang tertekan dengan keterpurukannya yang negatif akan mencari kesenangan sesaat atau bahkan akan mengakhiri hidupnya. Namun jika seseorang yang berfikir positif dengan keaadaan keterpurukannya akan bertawakal, berserah diri, dan terus berusaha mengembangkan kemampuan yang masih ada dalam dirinya. Hal-hal yang positif atau negatif dalam upaya mengekspresikan diri akan berkatian dengan sistem psikis individu, misalnya tidak nafsu makan, susah tidur, banyak merenung, bahkan ada pula yang mencoba-coba merokok karena terpengaruh oleh ajakan teman atau lingkungan karena merasa rokok

(28)

Menurut Ellis manusia adalah makhluk yang unik dan memiliki kekuatan untuk memahami keterbatasan-keterbatasan, untuk mengubah pandangan.Pandangan dan nilai dasar yang diubah adalah pemikiran yang irasional sebagai akibat tingkah laku dimasa lampauJadi mereka berpikir dan bertindak sampai menjadikan dirinya berubah, mereka bukan korban pengkondisian masa lalu.

Latihan :

1. Berikanlah 8 contoh hal pokok yang telah dikem ukakan oleh Albert Ellis dalam problem atika kehidupan manusia !

2. Apakah konseling REB dapat diterapkan di sekolah atau m adrasah ?

3. Berikan contoh perm asalahan yang terjadi di sekolah atau m adarsah yang dapat diselesaikan dengan konseling REB !

24

(29)

BAGIAN VI

TEORI KEPRIBADIAN PENDEKATAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang teori kepribadian konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan teori kepribadian konseling REB 2. Mampu menjelaskan urutan teori kepribadian konseling REB

3. Mampu memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari aplikasi dari teori kepribadian konseling REB

C. Indikator:

1. Menyebutkan teori kepribadian konseling REB 2. Menjelaskan urutan teori kepribadian konseling REB

3. Mengaplikasikan dalam kehidupan teori kepribadian konseling REB

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menyebutkan teori kepribadian konseling REB

2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan urutan teori kepribadian konseling REB

3. Peserta pelatihan mampu mengapliasikan contoh dalam kehidupan tentang teori REB

(30)

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 5 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Ellis dengan teori kepribadian ABCDE melakukan perubahan dalam diri dan hasil yang diharapkan individu berubah. Dalam intervensi ditambah G (GoaAtujuan) untuk memberi konteks bagi seseorang.Konseling REB berasumsi bahwa gangguan emosi, termasuk merokok, merupakan hasil pengembangan IrB yang digunakan siswa dalam merespon kejadian atau situasi. Mekanisme sikap positif berhenti merokok ditelusuri melalui teori ABCDE:

1. G {Goate): tujuan-tujuan yaitu tujuan fundamental

2. A (.Adversitief) : activating events (kejadian yang mengaktifkan) 3. B (B e lie ff): keyakinan rasional dan irasional.

4. C (Consequence£) : konsekuensi emosi dan perilaku 5. D (Disputing): melawan keyakinan irasional

6. E (Effective new philosophy): filosofi hidup baru dan efektif

26

(31)

(Nelson-Jones, 2011, Seligman, 2011).

Menurut Milner, et.a/"The c/ient w iii often see A as causing C, but events are m ediated b y beiiefs/cognitions, so it is B that causes C. The work o f counselling therefore entails breaking the Hnk between A and C.A cannot be changed, but B can. When B is accepted as the cause o f C, the consequent em otion can be he/ped b y changing B. The d ie n t can be he/ped to choose between different ways o f viewing A. The m ore helpful view o f what happens in iife enab/es peopie to be iess seif-defeating in subsequent fee/ings and actions"(Milner, et.al p.

110-111)..

Suatu peristiwa yang sedang menimpa diri konseli dianggap adalah A, konseli sering menganggap A sebagai penyebab C (dampak dari suatu kejadian, misalnya depresi), tugas konselor adalah meyakinkan konseli berfikir rasional bahwa kejadian (A) tidak dapat diubah namun yang harus diubah adah cara pandang konseli dalam menyingkapi kejadian tersebut, jika konseli berfikir secara irasional maka kemungkinan akan terjadi depresi namun jika konseli berfikir secara rasional maka konseli akan menyingkapi kejadian yang menimpanya tersebut dengan tawakal dan yakin bahwa ada hikmah dibalik kejadian yang menimpa dirinya tersebut, dengan tawakal konseli dapat melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat bagi dirnya tidak meratapi kejadian tersebut.

Ellis mengemukakan bahwa manusia termasuk siswa mempunyai tiga tujuan pokok yaitu mampu bertahan hidup, relatif terbebas dari rasa sakit dan memiliki rasa puas atau rasa senang yang layak. Disamping itu, manusia ingin merasa bahagia ketika sendiri dan berteman, mengenal secara intim orang orang pilihan, memilih informasi dan pendidikan, mempunyai pekerjaan dan jaminan ekonomi serta dapat berekreasi (Nilson-Jones, 2011,Seligman 2011).

(32)

Ellis memiliki teori ABC kemudian ditambah dengan D dan E.Huruf Gdidepan untuk memberikan konteks bagi ABC. G oal (G) (tujuan), activating evens (A) (kejadian yang mengaktifkan, b e lie f (B) (keyakinan) dan consequences (C) (konsekuensi), semua hal tersebut saling bersinergi. Teori A-B-C-D-E merupakan suatu kesatuan proses yang terjadi dalam diri individu dan tidak terpisah-terpisah. Hasil akhir dari proses A-B-C-D-E berupa Effect ( E ) terhadap prilakukognitif dan emotif. Bilamana A-B-C-D berlangsung dalam proses berfikir yang rasional dan logika maka hasil akhirnya prilaku berupa prilaku-prilaku positif, sebaliknya jika proses berpikir yang irasional dan logika maka hasil akhirnya berupa tingkahlaku negatif.

Contoh episode emosional yang cenderung salah mengintrepretasikan kejadian dan mengakibatkan masalah.

A l : A ctiving e ve n t- apa yang terjadi

"Saya bertemu temen dijalan, tetapi dia tidak menyapa saya"

A2 : Inferences about what happened

"Dia mengcuhkan saya, dia membenci saya"

B : B e lie f about A

'Saya tidak berharga sebagai teman, maka saya adalah orang- orang yang tidak berharga (evaluasi)"

C : Reaksi Emosi: depresi

Tingkah laku : menghindari orang-orang (Froggat, 2005)

Proses konseling dimulai dengan megajarkan teori A-B-C kepada klien. Bilamana klien telah melihat bagaimana keyakinan dan nilai-nilai rasional berkaitan dengan gangguan emosional dan prilaku secara sebab akibat maka ia telah siap membantah keyakinan dan nilai-nilai itu pada titik D. Desputing (D) merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmiah untuk menantang pikiran yang cendrung menyalahkan diri sendiri dan menyalah nilai-nilai irasional yang tidak

28

(33)

bisa di buktikan. Untuk itu gangguan gangguan emosional yang terjadi pada individu perlu diberi layanan.

Ellis (1989) mengklasifikasikan empat jenis pemikiran irasional yaitu :

1. Keyakinan Musterbation. Contoh termasuk, 'Aku harus melakukannya dengan baik; Saya harus memenangkan pertandingan; dia harus memperlakukan saya dengan baik; saya harus mengatur hidup agar nyaman, saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan dengan cepat.

2. Keyakinan Derivatif. Contohnya termasuk, "Ini mengerikan; itu mengerikan; itu menghebohkan; Aku tidak tahan; dan itu selalu terjadi menjadi buruk'.

3. Keyakinan Sekunder, membuat konsekuensi buruk. Depresi (‘ini mengerikan, saya tidak harus seperti in i').

4. Keyakinan Derivatif. 'Aku tidak tahan'. (Sumber:. Colledge, 2002, pp 231-2)

Gangguan emosionalyang irasional dipertahankan oleh putusan putusan yang tidak logis yang terus menerus diulang oleh individu. Contoh : merokok melancarkan pergaulan, merokok boleh asalkan jangan menghisapnya keparu - paru dan merokok boleh asalkan olah raga.

Menurut Ellis bahwa manusia memiliki kesangupan berfikir, maka manusia mampu melatih dirinya sendiri untuk mengubah atau menghapus pikiran pikiran irasional yang merusak dirinya.Untuk memahami dan menghilang kejakinan diperlukan disiplin diri, berfikir dan belajar.Untuk menghilangkan fikiran irasional seperti merokok, dapat dilakukan dengan terapi yang sangat aktif-direktif, didaktik, dan filosofis.

(34)

Keyakinan irasional berhubungan dengan gangguan emosional dan perilaku, maka cara yang efisien membuat perubahan perubahan kepribadiannya. Perubahan kepribadian dilakukan dengan mengonfrontasikan secara langsung dengan falsafah hidup mereka sendiri, menerangkan bagaimana ganggasan mereka terganggu, irasional diatas logika, mengajari berfikir logis dan mendorong mereka merubah pikiran irasional.

Proses terapi/konseling untuk membantu klien menantang kejakinan kejakinan irasional yang mengakibatkan gangguan emosi dan tingkah laku. Prinsip logika diajarkan, dan menghancurkan pikiran irasional yang merusak diri. Proses konseling dalam RET mengacu kepada life sk ill diri sendiri yaitu keterampilan menekan keinginan bertingkah laku yang maladaptif atau kompetensi yang memungkinkan membantu dirinya sendiri dalam meninggalkan hal- hal yang maladapdif. RET membantu konseli yang mengalami gangguan emosional antara lain depresi, kecemasan, panik dan ketergantungan terhadap hal-hal yang mengganggu kesehatan fisik dan psikologis.

30

(35)

LATIHAN

Baca dengan seksama uraian kasus dibawah in i:

"Z" merupakan salah seorang siswa di sebuah SLTA kelas X, ayahnya

meninggal dunia saat ia duduk di kelas 9 menjelang ujian akhir semester. Sementara ibunya sejak ditinggal suaminya sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena masih ada 5 orang adik-adik "Z" yang perlu biaya sekolah. "Z" sebagai anak sulung merasa dirinya kurang diperhatikan oleh olang tuanya terlebih lagi sejak ibunya menjadi tulang punggung keluarga sehabis pulang sekolah ia harus memperhatikan adik-adiknya. Selain itu ia selalu bangun lebih awal agar ia dapat memandikan adik-adiknya sementara ibunya sibuk mempersiapkan sarapan pagi di dapur.

"Z" merasa sulit sekali meraih kasih sayang dari ibu yang ia hayalkan bisa seperti teman-teman sepermainannya. Seringkali ia tertidur di kelas karena merasa lelah dengan rutinitas setiap hari. "Z" juga sering termenung sendiri merasa beban yang ia pikul terlalu berat.

Suatu ketika beberapa orang teman sepermainan menghampirnya dan menanyakan "apa yang sedang kamu lamunkan?" (kata temannya). "Z" hanya menggelengkan kepala. Lalu setelah pulang sekolah diajaklah ia ke suatu tempat yang menurut temannya tempat tersebut dapat menghilangkan permasalahan yang dialami.

Ternyata teman-temannya mengajak untuk memulai merokok, awalnya ia tidak mau tetapi karena bujukan dari teman-temannya maka ia tertarik juga hingga akhirnya "Z" menjadi pecandu rokok.

Pertanyaan :

1. Analisislah kasus diatas dengan teori kepribadian pendekatan konseling REB I

2. Jika anda seorang konselor apa yang anda lakukan jika "Z"

ingin mengubah pemikiran dan perilakunya yang irasional menjadi rasional ?

(36)

BAGIAN VII

NILAI EMOSI MENURUT AGAM A ISLAM

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan tentang nilai-nilai emosi menurut agama islam

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan nilai-nilai emosi menurut agama islam 2. Mampu menjelaskan pengertian emosi

3. Mampu menjelaskan mensabotase emosi negatif agar tidak meledak- ledak

4. Mampu menjelaskan emosi yang positif

C. Indikator:

1. Menyebutkan nilai-nilai emosi menurut islam 2. Menjelaskan pengertian emosi

3. Mampu mensabotase emosi yang negatif 4. Mampu menjelaskan emosi yang positif

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menyebutkan nilai-nilai emosi menurut islam

2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan pengertian emosi 3. Peserta pelatihan mampu mensabotase emosi negatif 4. Peserta pelatihan mampu menjelaskan emosi yang positif

32

(37)

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 6 sampai anda benar-benar memahaminya

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

Emosi adalah suatu perbuatan yang mengarah kepada pengalaman atau perbuatan yang hadir karena suatu kerjadian berikut:

a. Sedih

Sedih akan terjadi disaat seseorang kehilangan sesuatu yang sangatbernilai baginya dan gagal dalam merealisasikan suatu rencana, sebagaimana

firman Allah:

"(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah,sedangkan dia berbuat kebaikan, maka baginya pahala dari sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadapmereka dan tidak (pula) mereka bersedih" (Al Baqarah:112).

(38)

Ada orang gagal berhenti merokok karena merokok merupakan perilaku yang telah mengakar. Ketika berhenti merokok mereka merasakan adanya kehilangan kegiatan memegang rokok dan dipermainkan oleh jejarinya. Orang tersebut harus bersedih karena telah gagal dalam merealisasikan rencananya. Berhenti merokok dapat dilakukan kembali dengan cara pengaturan diri dan kemauan yang kuat serta dampaknya terhadap orang lain.

b. Marah

Marah adalah suatu bentuk emosi yang bersifat fitrah yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Disaat perokok pasif marah diatas metromini, mulai mempertahankan haknya untuk tidak terkontaminasi asap rokok. Sebagai seorang muslim sebaiknya memaafkan kerena pemberi maaf merupakan sikap yang terpuji, sebagaimana firman Allah.

"Maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, dan sesungguhnya Allah menyukai orang orang yang berbuat baik (Q.S.AI Maidah: 13) dan'Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesunggunya yangdemikian itu termasuk perbuatan yang mulia" (Q.S.As Syu uraa:43).

c. Benci

Benci adalah satu bentuk yang berseberangan dengan emosi cinta.

Benci merupakan suatu uangkapan akan tidak adanya kebaikan atau ungkapan adanya keengganan dan keinginan untuk menjauh dari semua yang menimbulkan rasa benci. "Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Jika kamu tidakmenyukai mereka,(bersabarlah) karena

34

(39)

mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, pada hal Allah menjadikan kepadanya kebaikan yang banyak (Q.S.An Nisa:19)

d. Takut

Rasa takut adalah salah satu bentuk emosi penting dalam kehidupan manusia. Perilaku merokok merupakan kegiatan yang meracuni diri sendiri dan juga memberkan dampak kepada orang lain. C02 dalam darah akan berakibat pengurangan oksigen dan kekurangan energi.

Al Qur'an mengisyaratkan adanya rasa takut, sebagaimana firman Allah:"Katakanlah; Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku (Q.S.Az-Zumar:13).

e. Cemburu

Cemburu adalah suatu bentuk emosi yang disertai dengan kebencian dan umumnya terjadi pada seseorang yang merasa bahwa orang yang dicintainya lebih menunjukan cintanya dan perhatiannya kepada orang lain.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa rasulullahbersabda,

"SesungguhnyaAllah cemburu sebagaimana seorangmukmin cemburu.

Kecemburuan Allahadalah ketika seseorangmukmin melakukan apa yang diharamkan olehNYA"(HR. Bukhari).

Dalam agama Islam cemburu dibenarkan dalam bentuk positif. Kita dibenarkan cemburu kepada sesorang yang telah meningalkan kebiasaan merokok, karena meninggalkan zat adiktif butuh suatu perjuangan.

f. Iri Dengki

(40)

Kedengkian dalam agama Islam berupa harapan seseorang untuk memiliki nikmat yang diberikan kepada orang lain tanpa berharap agar nikmat itu akan hilang darinya. Hal tersebut termasuk kedengkian yang bersifat positif.Contoh seseorang mantan perokok yang memiliki pengalaman untuk berhenti seketika. Sedangkan perokok yang gagal berhenti dari kebiasan kebiasaan merokok, perlu dengki kepada mantan perokok tersebut."Dibolehkan iri dengki dalam dua hal yaitu (1) orang yang diberiharta digunakan untuk yang hak. (2) orang yang diberikan ilmudigunakan untuk yang hak dan diajarkan (HR. Bukhari).

g. Penyesalan

Penyesalan merupakan emosi yang tumbuh dari perasaan bersalah dankesedihannya akan apa yang telah dilakukannya serta celaan pada dirinya atasapayang telah terjadi yang diiringi dengan pengandaian ia tidak melakukan perbuatanyang terlanjur dilakukannya. Celaan mantan perokok atas dirinya dan penyesalanatas kesalahnnya yang telah dilakukannya merupakan faktor penting dalampenbentukan kepribadian manusia. Hal terasebut nantinya akan mendorong untuktidak merokok kembali yang berahir pada kesehatannya.

h. Sombong

Sombong adalah merasa bentuk tinggi atas manusia lain danmeremehkan mereka. Sombong merupakan emosi yang dibenci AllahSebagaimana firman Allah.

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

36

(41)

sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang sombong lagimembangakan diri (Q.S Lukman:18).

i. Malu

Malu merupakan merupakan bentuk emosi yang sangat terpuji,karena ia mampu mendorong manusia untuk menjauhi semua

perilaku yang

besifat buruk. Jadi seyogiannyalah para perokok merasa malu untukmerokok didepan manusia lain dan meninggalkan perbuatan merokok yangdapat menganggu kesehatannya. "Malu yang positif tidak akanmendatangkansesuatu apapun kecuali kebaikan". (HR

Bukhari).

j. Gembira

Gembira merupakan bentuk emosi yang dirasakan manusia ketikamendapatkan apa yang diharapkannya, baik berupa keberhasilannya dalam bidang keimanan, ilmu dan perilaku berhenti merokok.

"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhan mudan penyembuhan dari penyakit penyakit dalam dadadanpetunjuk serta rakmatbagi orang orang yang beriman.

Katakanlah,dengan karunia Allah danrahmatNYA, hendaklahdengan itumereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNYA itu adalah lebihbaik dari apa yang mereka kempulkan (Q.S.Yunus:57-58).

k. Cinta

Ada keterkaitan kuat antara cinta diri dengan motivasi yang ada. Dalamdiri seseorang. Setiap manusia meyukai semua hal yang

(42)

merokok seketika. Manusia benci semua hal yang dapat menyebabkan kesakitan ataupun yang membahayakan berupa nikotin., sebagaimana Firman Allah

"Katakanlah, aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak menolah kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentu aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya danaku tidak akan ditimpakemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberiperingatan dan pembawa berita gembira bagi orang orang yang beriman" (Q.S. Al A'raaf: 188).

Problematika kehidupan yang terjadi seringkali membuat seseorang memiliki pemikiran yang negatif, sehingga mencerminkan perilaku yang membahayakan diri sendiri. Seseorang yang memiliki pemikiran yang negatif, seolah-olah ingin melupakan tentang permasalahan yang dialaminya, misalnya siswa yang broken home seringkali mudah dipengaruhi ajakan merokok dari teman-temannya.

Menurut teman-temannya dengan merokok dapat menghilangkan masalah yang dialaminya. Ia tidak sadar bahwa rokok bukan tahap penyelesaian masalah yang dialami namun menambah masalah baru baginya.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid, mengeluarkan fatwa haramnya merokok. Menyempurnakan fatwa sebelumnya yang diterbitkan tahun 2005 dan 2007, yang menyatakan merokok hukumnyamubah, dinyatakan tidak berlaku.

"Setelah menelaah manfaat dan mudarat rokok,Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berkesimpulan, merokok secarasyariah Islam

m a su k dalam k a te g o ri h aram ," kata K etua P im p in a n Pusat (PP)Muhammadiyah Yunahar Ilyas kepada persAdapun sejumlah alasan mengapa PP Muhammadiyah mengharamkan merokok adalah sebagai berikut:

38

(43)

1. Merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khaba'is yang dilarang dalam Al Quran (QS 7:157).

Artinya : (yaitu) orang-orang yang m engikut rasul, nabi yang um m i yang (namanya) mereka dapati tertulis d i dalam Taurat dan In jil yang

ada d i sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang m a'ruf dan m elarang mereka d ari mengerjakan yang m ungkar dan m enghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang d ari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang berim an kepadanya, memuliakannya, m enolongnya dan m engikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (A l Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.(QS. A IA 'raf: 157)

2. Perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri kedalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan sehingga bertentangan dengan surat Al Baqarah ayat 195 dan surat annisa' ayat 29.

Artinya : Dan belanjakanlah (harta bendamu) d i ja la n Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirim u sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena Sesungguhnya A llah m enyukai orang-orang yang berbuat baik. (Q.S A / Baqarah: 195)

Artinya: H ai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salingm em akan harta sesamamu dengan ja la n yang batil, kecuali dengan jalanperniagaan yang berlaku dengan suka sam a-suka d i antara kamu. Danjanganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya A llah adalah MahaPenyayang kepadam u.(Q.SAn Nisa': 29)

RELAKSASI

Dibawah ini ada beberapa ekspresi wajah, tirukan dan tebak ekspresi

(44)

Accopf+d

•T © ©

https://blogrudiwijaya.files.wordpress.com/2012 /10/emot-set.jpg

A w o ie A n gry

5 « *« « Uejocwa Surpnwd feortul

http://4.bp.blogspot.com/-

3sMxl7d6wF8/VMzV5T4DYeI/AAAAAAAAAvE/b uWxIAxQPso/sl600/%601.png

40

(45)

BAGIAN VIII

TEKNIK dan TAHAPAN KONSELING REB

A. Standar Kom petensi:

Peserta pelatihan diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan mengaplikasikan konseling REB

B. Kompetensi D asar:

1. Mampu menyebutkan tahap-tahap konseling REB 2. Mampu menjelaskan setiap tahapan konseling REB 3. Mampu mengaplikasikan konseling REB

C. Indikator:

1. Menyebutkan tahap-tahap konseling REB 2. Menjelaskan setiap tahapan konseling REB 3. Mampu mengaplikasikan konseling REB

D. Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta pelatihan mampu menyebutkan tahap-tahap konseling REB 2. Peserta pelatihan mampu menjelaskan setiap tahapan konseling REB 3. Peserta pelatihan mampu mengaplikasikan konseling REB

E. Petunjuk:

1. Bacalah uraian materi pada unit 7 sampai anda benar-benar memahaminya

(46)

2 Pahami uraian materi secara sendiri kemudian diskusikan dengan teman sejawat.

3. Perhatikan kata-kata sulit dan hubungi instruktur jika anda memerlukan bantuan khusus untuk memahami materi

4. Kerjakan soal secara teliti yakinkan diri anda tidak terlebih dahulu membaca kunci jawaban dan kemudian cocokkan jawaban anda dengan kunci soal, jika anda belum mampu menjawab 75% maka baca kembali materi dan ulang kembali menjawab soal tersebut.

5. Bacalah kepustakaan yang dijadikan rujukan dalam penyusunan unit ini, supaya wawasan anda lebih luas dan mendalam.

F. Materi

A. Teknik-Teknik Konseling

1. Teknik emotif-eksperensiai/evokatif

Teknik ini dipakai untuk mengurangi gangguan-gangguan emosional.

a. Teknik Assertive Tranning

Teknik ini meminta konseli/klien untuk membiasakan konseli agar menyesuaikan dengan pola prilaku tertentu yang diinginkan.

Salah satu upayanya adalah ketika konseli ingin berhenti merokok seharusnya konseli bergaul dengan orang yang tidak merokok, apabila konseli berniat untuk berhenti merokok tapi sehari-harinya bergaul dengan perokok maka kemungkinan anda akan tergiur untuk merokok, sementeara hindarilah dulu perokok sebelum anda kuat untuk bergaul dengan orang-orang perokok.

b. Teknik Sosiodrama

Teknik ini memungkinkan konseli untuk berderama, caranya konseling bersikap dan lebih tepatnya bertarung untuk menahan hasrat merokok. Dengan cara seperti itu konseli dilatih untuk membiasakan diri untuk tidak merokok.

42

(47)

c. Teknik Self-Modeling

Teknik ini mengharuskan konseli berjanji untuk tidak merokok, caranya membuat perjanjian secara terus menerus agar konseli dapat menyadari dan menghilangkan rasa terpendam yaitu hasrat merokok, efektivitas teknik Self-Modeling tersebut konseli tersimpan perjanjian didalam diri dan tertulis diatas kertas hitam putih untuk selalu menyadari dirinya secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung contohnya ketika konseli timbul hasrat merokok, karena sudah mendapatkan perjanjian dengan konselor secara lisan dan disimpan didalam hati, konseli merasa terbentengi hasrat merokoknya oleh perjanjian dengan konselor, kemudian secara tidak lansung contohnya konseli dan konselor melakukan perjanjian melalui tertulis.

d. Teknik Imitasi

Teknik ini konseli menirukan secara terus menerus suatu model perilaku tertentu dengan maksud mengkonter perilakunya sendiri yang negatif. Contohnya konseli menghilangkan kebiasaan merokok dengan melakukan aktivitas positif untuk mencoba menghilangkan perilaku kebiasaan merokok, akivitas tersebut contohnya dengan menghapus kebiasaan merokok ketika setelah makan dengan menarik nafas, berfikir positif dan mencari aktivitas yang menyenangkan misalnya menonton tv, membaca buku dan melakukan hal yang menyenangkan.

2. Teknik-Teknik Kognitif

Berikut teknik-teknik yang memegang peran utama dalam ancangan REB:

a. Home work Assignments

Konseli ditugaskan mengerjakan tugas rumah untuk berlatih membiasakan diri membangun pola perilaku yang diharapkan, dan konselor membuat monitoring agar setiap kegiatan yang dilakukan

(48)

b. Teknik Bibliotherapy

Teknik ini meminta konseli untuk membaca bahan bacaan yang berhubungan dengan bahaya merokok.

c. Teknik Diskusi

Teknik yang memungkinka konseli untuk belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain dari hasil diskusi atau menggunakan salah satu jenis layanan dalam Bimbingan dan Konseling yakni Layanan Bimbingan Kelompok.

d. Teknik Simulasi

Teknik ini meminta konseli untuk memperaktikan langsung kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan memperkirakan kejadian yang akan terjadi yang mendekati kenyataan.

e. Teknik Gaming

Teknik ini memungkinan konseli unkuk menempatkan peranan dalam peran tertentu seperti orang memerankan kebiasaan seseorang yang tidak merokok.

f. Teknik Paradoxical intention

Teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa seseorang yang mulai memperlihatkan keinginan atau hasrat yang tidak baik dengan sendirinya akan menjadi "jera" dengan jalan menciptakan kondisi yang mempertinggi hasrat atau keinginan itu sehingga dalam titik tertentu orang tersebut pasti akan bisa menghilangkan keinginannya sama sekali. Misalnya, seorang konseli mulai belajar merokok, dan konselor mnyuruh konseli tersebut untuk merokok terus menerus dan diberikan rokok yang banyak.

g. T e k n ik A sse rtiv e

Teknik ini konseli dilatih untuk memberanikan diri untuk menghilangkan kebiasaan merokok, dengan kebiasaa-kebiasaan yang memungkinkan sulit bahkan takut untuk dihilangkan kebiasaan

4 4

(49)

merokoknya, konseli memerankan perilaku takut, cemas dan khawatir dalam menghilangkan kebiasaan merokok tersebut, kemudian konselor memerankan model sebagai orang yang sangat kuat dan bisa mencegah dari rokok tersebut yang mengakibatkan konseli tersebut termotivasi dan memmbangkitkan kepercayaan dirinya.

3. Teknik-teknik Behavior

a. Teknik Reinforcement

Teknik yang digunakan untuk mendorong konseli kearah perilaku yang lebih rasional dengan jalan memberikan (reward').

Contoh ketika konseli melakukan perubahan positif konselor seharusnya member pujian atau reward lainnya.

b. Teknik-teknik social-modeling

Tekni yang digunakan untuk membentuk perilaku-perilaku baru konseli kea rah yang lebih baik.

B. Prosedur Konseling Berdasarkan Pendekatan REB

Prosedur konseling berdasarkan pendekatan REB dapat dilakuan dengan langkah -langkah sebagai berikut:

l.Tahap Pembentukan

a. Mengembangkan hubungan interpersonal.

b. Merumuskan masalah siswa.

2. Tahap Peralihan

a. Kesiapan peserta mengikuti pelatihan b. Mengucapkan janji

3. Tahap Kegiatan/Inti

a. Mengajarkan siswa teori ABC.

b. Membangun insight siswa untuk menyadari prilaku yang merupakan sumberirB.

c. Mengarahkan siswa untuk mendeteksi irasional beliefs.

d. Memotivasi siswa agar berani memikul tanggung jawab untuk

(50)

e. Menentang siswa untuk membantah irB

f. Mengajak siswa untuk mengkonfrontir dengan fakta- fakta yang ada.

g. Mengajak siswa menyangkal irB

h. Mengajak siswa membedakan irB dengan rB

i. Membangun kesadaran siswa untuk menerima dirinya j. Mengadakan deindoktrinasi

k. Mendorong siswa menganti irB dengan rB

l. Reduksi untuk menghilangkan irB

m. Membangun kebiasaan berpikir logis dan berprilaku wajar.

4. Tahap Pengakiran/ Penutup a. Komitmen peserta pelatihan b. Kesan-kesan dan saran

Tahap-tahap konseling REBT+Agama IslamProsedur konseling berdasarkanpendekatanREBT+ nilai Agama Islam dengan langkah langkah sebagaiberikut:

1. Tahap pembentukan.

a. Mengembangkan hubungan interpersonal b. Merumuskan masalah siswa.

2. Tahap Peralihan

a. Kesiapan peserta mengikuti pelatihan b. Mengucapkan janji

3. Tahap Kegiatan

a. Mengembangan hubungan interpersonal.

b. Merumuskan masalah siswa.

c. Mengajarkan teori ABCDE kepada siswa.

d. Menugaskan siswa membaca nilai nilai Agama Islam yaitu takut, sedih, marah, benci, cemburu, iri hati, penyesalan, sombong, malu posif, malu negatif gembira dan cinta.

46

(51)

e. Mengajarkan kepada siswa ayat ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan nilai nilai tersebut diatas.

f. emotivasi siswa untuk mengeluarkan nilai nilai tersebut diatas.

g. Mengarahkan siswa untuk mendeteksi irasional^e/Ze/^ dengan nilai nilai agama Islam tersebut.

h. Mengajak siswa berani memikul tanggung jawab terhadap diri sendiri dengan cara tidak merokok secara kajian islam

i. Mengajar siswa menkonfrontir irB dengan fakta yang ada.

j. Melatih siswa membedakan irB dengan rB.

k. Membangun siswa dengan kesadaran diri sesuai dengan nilai agama Islam.

l. Mengarahkan siswa menganti irB dengan rB dengan mengunakan prinsip agama Islam.

m. Reduksi mengajarkan berdoa, tawakal dan mengucapkan Insyak Allah.

n. Membangun kebiasaan dan cara berpikir positif dan menanamkan nilai nilai agama Islam.

3. Tahap Pengakiran/Penutup a. Komitmen peserta pelatihan b. Kesan-kesan dan saran

SELAMAT BERLATIH & MENGAPLIKASIKAN KONSELING REB+AGAMA ISLAM

SA Y A PASTI BISA

(52)

DAFTAR PUSTAKA

Barakatu, A. R. 2001. Penerapan Teknik Rationai Em otive Behavior Therapy (REBT) Untuk M engatasi kecemasan Siswa Etnis Bugis M akasar M engikutiTes.Tesis Universitas Negeri Malang.

Corey, G. 1991. Theory and Practice o f Counseiing and Psychotherapyler]em ahar\o\eh Mulyarto, 1995. Semarang:IKIP.

Corey, G. 2007. Teorydan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Refika

Corey, Gerald. (2013). Theory & Practice o f Counseiing &

Psychotherapy (9th Ed.). Belmont: Brooks/Cole.

Fitniwilis, dkk. 2010. Bimbingan dan Konseling, Jakarta. UHAMKA.

Froggatt, W. (2005), A B rie f intudoction to rationa! em otive behaviour therapy 3Tded. New Zeaiand.

Judith Milner and Patrick O'Byrne. 2004. Assessm ent in Counseiiing Theory, Process andD ecision-M aking. Palgrave macmillan.

kesehatan.kompas.com/read/2010/03/10/02385421/Muhammadiyah.

Merokok.Haram, 18 Juni 2011.

Komalasari, Gantina., e.t al. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta:

Indeks

48

/

(53)

Nelson-Jones, R. 2011. Teori dan Praktek Konseling dan Terapi, PustakaPelajar

Rosjidan (1994). Prof. Drs. M.A, Pendekatan-Pendekatan M odern Dalam Konseling, Modul Universitas Negeri Malang.

Rosjidan, Drs. 1998. Pengantar Teori-teori Konseling. Depatremen Pendidikan dan Kebudayaan. Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Jakarta.

Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al Qur'an, Al Qur'an al karim wa tarjamahmaa'anihi ila al lughah al indunisiyah

Referensi

Dokumen terkait

Rinehart.Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Menggunakan Pendekatan Rational Emotif Behavior Therapy Terhadap Kecemasan Berbicara Siswa SMA Negeri 1 Siantar

Hasil penelitian menyatakan bahwa proses Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) dalam menangani kecemasan pada penderita Ekstrapiramidal Sindrom dengan

Jadi, berdasarkan pemaparan tesebut diatas yang dimaksud dengan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Di MTs

Proses bimbingan dan konseling dengan pendekatan REBT sendiri mengandung tiga tahapan, yaitu memunculkan kesadaran penerima manfaat bahwa emosi dan perilaku negatif

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah apakah penerapan model konseling Rational Emotif Therapy efektif untuk mengatasi kesulitan menyesuaikan

Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah apakah penerapan model konseling Rational Emotif Therapy efektif untuk mengatasi kesulitan menyesuaikan

Konseling kelompok berbasis Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) merupakan strategi pengentasan permasalahan yang dihadapi siswa dengan memanfaatkan dinamika

EFEKTIVITAS KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR THERAPHY REBT DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PENYINTAS KEKERASAN DALAM PACARAN KDP PADA MAHASISWA IAIN SYEKH NURJATI CIREBON