• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Kerangka Konseptual

2.2.3 Literasi Informasi

Deskripsi mengenai literasi informasi telah menjelma menjadi beragam bentuk dari tahun ke tahun. Tokoh yang dianggap sebagai pencetus pertama

15

istilah literasi informasi adalah Paul Zurkowski dalam laporannya ke US National Commission on Libraries and Information Science pada awal tahun 1970-an, sedangkan deskripsi yang paling familiar mengenai literasi informasi ialah hasil studi Christina Doyle pada awal tahun 1990-an dan laporan akhir Presiden Komite ALA (American Library Association) mengenai literasi informasi.

1. Pengertian Literasi Informasi

Literasi informasi menurut Christina Doyle (1992) ialah kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari beragam sumber. Sebelumnya, pada tahun 1989, American Library Association (ALA) memaparkan bahwa untuk menjadi seseorang yang literat dalam informasi, seseorang perlu mengetahui kapan suatu informasi dibutuhkan serta memiliki kemampuan untuk menemu kembali, mengevaluasi, dan menggunakan informasi secara efektif. Orang-orang yang literat dalam informasi adalah mereka yang sudah belajar bagaimana cara “belajar.” Mereka tahu cara “belajar” karena mereka mengetahui bagaimana sebuah informasi dikelola.

Salah satu definisi mengenai literasi informasi dari Chartered Institute of Library dan Information Professionals (CILIP) yang disepakati oleh Dewan CILIP tahun 2004. Menurut CILIP, literasi informasi merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui kapan dan mengapa suatu informasi dibutuhkan, dimana mencarinya, bagaimana cara mengevaluasi, menggunakan serta mengomunikasikan suatu informasi secara etis.

16

Melalui tiga definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk menemu kembali, mengevaluasi, menggunakan, menciptakan suatu informasi secara efektif guna mencapai berbagai tujuan, baik individu maupun sosial, serta mampu mempertanggunjawabkan informasi bersangkutan secara etis. Adapun cakupan kemampuan yang menurut CILIP seharusnya dipahami oleh seseorang yang literat informasi antara lain; mengenali kebutuhan akan informasi, mengenali sumber-sumber referensi yang tersedia, mengakses dan menemu kembali informasi, mengevaluasi informasi hasil temuan, mengelola informasi, menggunakan informasi secara bertanggung jawab, mengomunikasikan atau membagi informasi yang ditemukan kepada orang lain, dan menyimpan informasi tersebut dengan baik.

Delapan butir yang disebutkan di atas merupakan himpunan kemampuan yang perlu dipahami oleh seorang literat dalam informasi, yang kemampuan tersebut kemudian digunakan untuk memecahkan problematika sehari-hari serta mengasah pemikiran kritis.

b. Model Literasi Informasi

Komponen-komponen seorang literat dalam informasi dapat diidentifikasi dengan model-model literasi informasi. Keberadaan suatu model dapat pula menunjukkan hubungan-hubungan antar komponen. Terdapat empat model literasi informasi yang masyhur hingga saat ini, yakni Empowering 8, Seven Pillars of Information Literacy, Seven Faces of

17

Information Literacy, dan The Big 6. Adapun deskripsi dari masing-masing model literasi informasi:

1. Empowering 8

Model ini dicetuskan sekaligus disepakati pada International Workshop on Information Skills for Learning tahun 2004 di Colombo, Sri Lanka. Model ini digunakan untuk negara-negara Asia Tenggara dan Selatan.

Tabel 2.1 Model Empowering Eight

Langkah Komponen Hasil Pembelajaran yang Didemonstrasikan

1 Identifikasi - Menentukan subjek atau topik - Menentukan dan memahami

sasaran penyajian

- Memilih format yang relevan untuk produk akhir

- Mengidentifikasi kata kunci - Merencanakan strategi

penelusuran

- Mengidentifikasi berbagai jenis sumber, dimana informasi bersangkutan memungkinkan ditemukan

2 Eksplorasi - Menentukan lokasi sumber yang sesuai dengan pilihan topik

- Menemukan informasi yang sesuai dengan pilihan topik

- Melakukan wawancara, kunjungan lapangan atau penelitian di luar lainnya

3 Seleksi - Memilih informasi yang relevan

- Menentukan sumber mana saja yang terlalu mudah, terlalu sukar

18

atau sesuai

- Mencatat informasi yang relevan dengan cara membuat catatan atau membuat pengorganisasi visual seperti kartu, grafik, bagan atau garisan, dan sebagainya

- Mengidentifikasi tahapan dalam proses

- Mengumpulkan sitiran yang sesuai

4 Organisasi - Memilah informasi

- Membedakan antara fakta, pendapat, dan khayalan - Mengecek bias dalam

sumber-sumber

- Mengatur informasi yang diperoleh dengan urutan logis - Menggunakan pengorganisasian

visual untuk membandingkan atau mengontraskan informasi yang didapat

5 Menciptakan - Menyusun informasi sesuai dengan opini dalam cara yang bermakna

- Merevisi dan menyunting sendiri atau bersama pembimbing

- Finalisasi format bibliografis

6 Presentasi - Mempraktekkan aktivitas

penyajian

- Berbagi informasi dengan pihak yang sesuai

- Memaparkan informasi dalam format yang tepat sesuai sasaran - Menyusun dan menggunakan

peralatan yang sesuai

7 Penilaian - Menerima masukan dari siswa lain - Swa-akses kinerja dalam

penanggapan dan penilaian dari pihak guru

- Merefleksi seberapa jauh keberhasilan yang telah mereka

19

2. Seven Pillars of Information Literacy

Pada tahun 1999, SCONUL (Standing Conference of National and University Libraries) di Inggris menyepakati sebuah model literasi infomasi bernama Seven Pillars of Information Literacy atau Tujuh Pilar Kemelekan informasi.

Tabel 2.2 Model Seven Pillars of Information Literacy

Pengetahuan Perpustakaan Dasar

dan Kemampuan Teknologi Informasi

Mengenali kebutuhan informasi

Kemelekan Informasi

Membedakan cara mengatasi kesenjangan Membangun strategi lokasi informasi Menentukan lokasi dan akses informasi

Membandingkan dan mengevaluasi Mengorganisasi, menerapkan, dan

mengomunikasikan Sintesis dan penciptaan

lakukan

- Menentukan apakah masih perlu suatu keterampilan baru

- Pertimbangkan apa yang dapat dilakukan lebih baik pada kesempatan berikutnya

8 Aplikasi - Meninjau masukan dan penilaian - Menggunakan masukan dan

penilaian untuk keperluan pembelajaran atau aktivitas berikutnya

- Mendorong menggunakan

pengetahuan yang diperoleh dari berbagai situasi

- Menentukan keterampilan yang dapat diterapkan pada subjek - Menambahkan produk pada

portofolio produksi

20

3. Seven Faces of Information Literacy

Christine Bruce sekitar tahun 1997-an menggunakan pendekatan informasi terhadap informasi. Tiga strategi yang ia usulkan yakni, ancangan prilaku, ancangan konstrukvis, dan ancangan relasional. Adapun tujuh wajah literasi informasi yang ia paparkan, tertera pada tabel berikut:

Tabel 2.3 Model Seven Faces of Informmation Literacy

Kategori satu:

Konsepsi teknologi informasi

Literasi informasi dipandang sebagai penggunaan teknologi informasi guna menemu kembali informasi dan komunikasi Kategori dua:

Konsepsi sumber ke informasi

Literasi informasi dipandang sebagai cara menemukan informasi yang berada di sumber informasi

Kategori tiga:

Konsepsi proses informasi

Literasi informasi dipandang sebagai pelaksanaan sebuah proses

Kategori empat:

Konsepsi pengendalian informasi

Literasi informasi dipandang sebagai pengendalian informasi

Kategori lima:

Konsepsi konstruksi pengetahuan

Literasi informasi dipandang sebagai pembentukan basis pengetahuan dan perspektif pribadi pada bidang baru yang diminatinya

Kategori enam:

Konsepsi perluasan pengetahuan

Literasi informasi dipandang sebagai penciptaan karya dengan pengetahuan dan perspektif pribadi yang digunakan

sedemikian rupa hingga mencapai wawasan baru

Kategori tujuh: Konsepsi kearifan

Literasi informasi dipandang sebagai cara menggunakan informasi dengan bijak demi kemudaratan orang lain

21

4. The Big 6

Model ini dikembangkan oleh Michael B. Eisenberg dan Robert E. Berkowitz pada tahun 1988. The Big 6 dicantumkan dalam terbitan Curriculum Initiative: An Agenda Strategy for Library Media Programs. Berikut gambarannya dalam tabel:

Tabel 2.4 Model Big 6

1. Definisi tugas

Definisikan masalah informasi yang dihadapi

Identifikasi informasi yang diperlukan 2. Strategi mencari informasi

Menentukan semua sumber yang mungkin

Memilih sumber terbaik 3. Lokasi dan akses

Tentukan lokasi sumber secara intelektual maupun fisik

Menemukan informasi dalam sumber 4. Menggunakan informasi

Hadapi, misalnya membaca,

mendengar, mengamati, menyentuh Ekstrak informasi yang relevan 5. Sintesis

Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber

Sajikan informasi 6. Evaluasi

Nilai produk yang dihasilkan dari segi efektivitas

Nilai proses dan efisiensi

Keempat model literasi informasi di atas memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, serta dapat digunakan dalam kondisi-kondisi tertentu. Model literasi informasi yang digunakan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini adalah Empowering 8, sebab dari keempat model tersebut,

Dokumen terkait