• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logam Berat dalam Air

Dalam dokumen KANDUNGAN LOGAM BERAT (Halaman 32-36)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Logam Berat dalam Air

Kandungan logam berat Cu, Zn, dan Pb pada perairan selain keberadaannya secara alamiah di perairan tersebut, juga tidak terlepas dari aktivitas manusia yang ada di sekitar perairan tersebut. Fluktuasi konsentrasi logam berat dapat dipengaruhi oleh masuknya buangan yang mengandung logam berat, seperti limbah industri, limbah domestik, dan pertanian yang masuk ke perairan, debu yang masuk ke perairan dengan bantuan air hujan, aliran sungai dan angin. Rendahnya kandungan logam berat di perairan dibandingkan dalam tubuh makhluk hidup, dikarenakan kecenderungan dari logam tersebut membentuk senyawa dengan protein jaringan makhluk hidup (Darmono 1995).

Kandungan logam berat Cu, Zn, dan Pb berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Juni dan Juli di perairan Waduk Saguling dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kandungan Cu dalam Air

Logam Cu merupakan logam yang keberadaannya di perairan dapat secara alami dan dikarenakan adanya aktifitas manusia. Dalam waktu tertentu, kandungan logam Cu dalam perairan akan berfluktuasi, tergantung dari kondisi alam dan buangan dari aktivitas manusia yang mengandung logam Cu yang masuk ke perairan.

Gambar 6 Grafik kandungan Cu dalam air

0.0233 0.0417 0.0333 0.0517 0.0140 0.0140 0.0125 0.0150 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 1 2 3 4 Stasiun Kandungan Cu (ppm) Juni Juli Baku Mutu = 0.02 ppm

Gambar 6 menerangkan sebaran nilai rata-rata kandungan logam berat Cu pada masing-masing stasiun. Kandungan logam berat Cu pada bulan Juni berkisar antara 0,01-0,03 ppm dengan rata-rata 0,023+0,0082 ppm pada stasiun 1, 0,04-0,05 ppm dengan rata -rata 0,0417+0,0041 ppm pada stasiun 2, 0,025-0,03 ppm dengan rata 0,0333+0,0082 ppm pada stasiun 3, 0,05-0,06 ppm dengan rata-rata 0,0517+0,0041 ppm pada stasiun 4. Sedangkan pada bulan Juli berkisar tidak terukur-0,02 ppm dengan rata-rata 0,014+0,0055 ppm pada stasiun 1, tidak terukur-0,02 ppm dengan rata-rata 0,014+0,0055 ppm pada stasiun 2, tidak terukur-0,02 ppm dengan rata-rata 0,0167+0,0050 ppm pada stasiun 3, 0,01-0,02 ppm dengan rata-rata 0,015+0,0055 ppm pada stasiun 4.

Hasil pengamatan kandungan logam berat Cu pada keempat stasiun pengamatan di perairan Waduk Saguling mengalami penurunan pada bulan Juli. Rendahnya kandungan logam berat Cu pada bulan Juli dapat dikarenakan kondisi alam yang berbeda pada saat pengambilan contoh air, yaitu pada bulan Juli curah hujan lebih tinggi dari pada bulan Juni (Lampiran 1). Pada bulan Juli kandungan logam Cu menunjukan sebaran nilai yang tidak berbeda antar stasiun, pengambilan contoh air pada keempat stasiun dilakukan pada hari yang sama dalam cuaca yang cerah.

Pada bulan Juni, di daerah Waduk Saguling sering turun hujan, sehingga tingginya kandungan logam Cu pada bulan Juni diduga adanya pergerakan air. massa air lebih dalam yang lebih banyak mengandung logam Cu naik ke permukaan karena adanya pembalikan massa air. Kandungan Cu juga secara alamiah dapat berasal dari pengikisan dari batu mineral yang banyak di sekitar perairan, partikel-partikel logam yang ada di udara yang masuk ke perairan karena air hujan (Palar 2002).

Tingginya kandungan Cu pada stasiun 4 dikarenakan lokasinya yang lebih dekat dengan aliran Sungai Citarum, yang diduga membawa limbah yang mengandung logam Cu. Selain itu, pengambilan contoh air dilakukan pada hari yang sama dengan stasiun 2, yaitu sore hari sebelum pengambilan contoh air terjadi hujan deras. Sehingga pada stasiun 2 kandungan Cu lebih banyak di bandingkan stasiun 1 dan 3.

Sesuai dengan ketentuan baku mutu yang ditetapkan oleh PP. RI. No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku mutu Cu pada perairan yang diperuntukan pembudidayaan ikan air tawar sebesar 0,02 ppm, maka kandungan Cu pada bulan Juni di masing-masing stasiun sudah melewati baku mutu, pada bulan Juli kondisinya lebih baik. Namun bukan berarti, kondisi kandungan logam berat Cu pada perairan tersebut aman, karena ada kemungkinan peningkatan kandungan Cu secara tiba-tiba.

Kandungan Zn dalam Air

Logam Zn merupakan logam yang ditemukan dalam kerak bumi dalam jumlah lebih banyak dibandingkan logam Cu dan Pb (Stoker and Seager 1979 in Darmono, 1995). 0.0267 0.0317 0.0600 0.0250 0.0217 0.0180 0.0317 0.0250 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 1 2 3 4 Stasiun kandungan Zn (ppm) Juni Juli

Gambar 7 Grafik kandungan Zn dalam air

Pada gambar 7, kandungan logam Zn pada masing-masing stasiun menunjukan nilai yang tidak berbeda nyata. Kandungan logam berat Zn di masing-masing stasiun pada bulan Juni berkisar 0,01-0,06 ppm dengan rata-rata 0,0267+0,0175 ppm pada stasiun 1, 0,01-0,05 ppm dengan rata-rata 0,0317+0,0147 ppm pada stasiun 2, 0,01-0,08 ppm dengan rata-rata 0,06+0,0735 ppm pada stasiun 3, dan 0,01-0,03 ppm dengan rata-rata 0,025+0,0084 ppm pada stasiun 4. Sedangkan pada bulan Juli berkisar 0,01-0,04 ppm dengan rata -rata 0,0217+0,0098 ppm pada stasiun 1, tidak terukur -0,03 ppm dengan rata-rata 0,018+0,0084 ppm pada stasiun 2, 0,01-0,06 ppm dengan rata-rata 0,0317+0,0160

ppm pada stasiun 3, 0,01-0,05 ppm dengan rata -rata 0,025+0,0138 ppm pada stasiun 4.

Kandungan Zn pun sama dengan kandungan Cu dimana secara umum cenderung mengalami penurunan pada bulan Juli. Keberadaan logam Zn pada stasiun 3 dapat did uga kandungan Zn secara alami di stasiun 3 lebih banyak dibandingkan stasiun lainnya. Hal ini terlihat kandungan Zn pada stasiun 3 cenderung lebih tinggi pada bulan Juni dan Juli. Nilai deviasi yang tinggi pada stasiun 3 diduga karakteristik dari stasiun 3 yang dekat dengan daerah inlet dan pemanfaatannya sebagai daerah budidaya. Keberadaan logam Zn juga sangat dipengaruhi oleh sifat logam Zn yang mudah melarut dalam perairan daripada logam Cu dan Pb.

Sesuai dengan ketentuan baku mutu yang ditetapkan oleh PP. RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air bahwa baku mutu Zn pada perairan yang diperuntukan bagi pembudidayaan ikan air tawar sebesar 0,05 ppm, maka kandungan Zn pada masing-masing stasiun belum melewati baku mutu, kecuali pada bulan juni di stasiun 3.

Kandungan Pb dalam Air

Logam Pb merupakan logam yang keberadaannya di bumi sangat sedikit. Pb yang ditemukan dalam kerak bumi berjumlah 12,5 mg/kg (Stoker and Seager 1979, diacu dalam Darmono 1995). Seperti logam Cu dan Zn, logam Pb juga berada dalam perairan dapat terjadi secara alamiah dan juga sebagai dampak dari aktivitas manusia.

Gambar 8 Grafik kandungan Pb dalam air 0.0200 0.0167 0.0167 0.0160 0.0022 0.0015 0.0014 0.0015 0.000 0.005 0.010 0.015 0.020 0.025 0.030 0.035 1 2 3 4 Stasiun Kandungan Pb (ppm) Juni Juli Baku mutu = 0.03 ppm

Hasil pengukuran kandungan logam Pb, menunjukan perbedaan antara bulan Juni dan Juli. Pada bulan Juli, kandungan logam Pb mengalami penurunan di masing-masing stasiun. Kandungan logam Pb di masing-masing stasiun pada bulan Juni berkisar antara tidak terukur-0,03 ppm dengan rata-rata 0,02+0,01 ppm pada stasiun 1, tidak terukur-0,03 ppm dengan rata -rata 0,0167+0,0115 ppm pada stasiun 2, tidak terukur-0,02 ppm dengan rata-rata 0,0167+0,0058 ppm pada stasiun 3, dan tidak terukur-0,02 ppm dengan rata -rata 0,016+0,0055 ppm pada stasiun 4. Sedangkan pada bulan Juli berkisar 0,001-0,003 ppm dengan rata-rata 0,0022+0,001 ppm pada stasiun 1, 0,001-0,002 ppm dengan rata -rata 0,0015+0,0005 ppm pada stasiun 2, tidak terukur-0,003 ppm dengan rata-rata 0,0014+0,0009 ppm pada stasiun 3, tidak terukur-0,002 ppm dengan rata-rata 0,0015+0,0007 ppm pada stasiun 4.

Kandungan Pb yang terdapat di perairan selain keberadaanya secara alamiah di perairan tersebut, juga dapat berasal dari limbah industri yang mengandung Pb dan dari buangan bahan bakar kendaraan bermotor. Pada stasiun 1 terlihat kandungan Pb yang cenderung lebih besar dari stasiun lainnya, hal ini dapat dikarenakan lokasi stasiun 1 yang paling dekat dengan jalan yang sering dilalui kendaraan bermotor, logam Pb yang berasal dari asap kendaraan bermotor dapat secara alami masuk ke perairan karena adanya angin dan hujan. Namun, secara umum sebaran kandungan logam Pb menunjukan nilai yang tidak berbeda antar stasiun

Kandungan Pb pada masing-masing stasiun tersebut belum melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh PP. RI No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, dimana baku mutu Pb yang ditetapkan pada perairan yang diperuntukan untuk pembudidayaan ikan air tawar sebesar 0,03 ppm.

Dalam dokumen KANDUNGAN LOGAM BERAT (Halaman 32-36)

Dokumen terkait