PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.2.2 Reliability Centered Maintenance
5.2.2.6 Logic Tree Analysis
Penyusunan Logic Tree Analysis (LTA) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.2 memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan failure mode ke dalam beberapa kategori sehingga nantinya dapat ditentukan tingkat prioritas dalam penanganan masing-masing failure mode bsrdasarkan kategorinya. Pembentukan mode kegagalan untuk setiap komponen di dalam sebuah sistem memerlukan pengelompokan berdasarkan pengaruh yang ditimbulkannya kepada sistem atau peralatan (Petrovic, 2014). Empat hal yang penting dalam menentukan prioritas LTA, yaitu:
1. Evident, yaitu apakah operator mengetahui telah terjadi gangguan pada sistem dalam kondisi normal?
2. Safety, yaitu apakah mode kerusakan ini menyebabkan masalah keselamatan?
3. Outage, yaitu apakah mode kerusakan ini mengakibatkan seluruh atau sebagian mesin terhenti?
4. Category, yaitu pengkategorian yang diperoleh setelah menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi dalam 4 kategori, yakni:
a. Kategori A (Safety Problem) b. Kategori B (Outage Problem) c. Kategori C (Economic Problem) d. Kategori D (Hidden Failure)
Gambar 5.2 Logic Tree Analysis
Logic Tree Analysis ditentukan berdasarkan hasil wawancara dengan operator paper machine di lantai produksi sesuai dengan alur pertanyaan pada gambar diatas.
Hasil dari analisis logic tree dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Logic Tree Analysis
No Parts Failure Mode Evident Safety Outage Category 1 Carbon
Guide
Ditemukan sisa-sisa karbon pada komponen-komponen paper machine
Y T T A
2 Spring Spring aus dan tidak
bekerja secara optimal T T Y B
3 Rotary Join
Fluida tidak dapat dialirkan karena adanya sumbatan pada komponen
T T Y B
Tabel 5.8 (Lanjutan)
No Parts Failure Mode Evident Safety Outage Category 4 debu masuk ke dalam komponen mesin yang
No: 23034 Gesekan antar komponen
semakin mengeras Y T Y B
Tabel 5.8 (Lanjutan)
No Parts Failure Mode Evident Safety Outage Category 17
Mur pendukung aus dan
longgar Y T Y B
Sumber: Pengolahan Data
5.2.2.7 Pemilihan Tindakan
Pemilihan tindakan merupakan tahap terakhir dalam proses RCM. Proses ini akan menentukan tindakan yang tepat untuk mode kerusakan tertentu. Jika tugas pencegahan secara teknis tidak menguntungkan untuk dilakukan, tindakan standar yang harus dilakukan bergantung pada konsekuensi kegagalan yang terjadi. Tindakan yang dipilih dalam RCM harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Aplikatif, tindakan tersebut harus dapat mencegah kegagalan dan mendeteksi kegagalan. Jika tindakan pencegahan tidak dapat mengurangi resiko terjadinya kegagalan majemuk sampai suatu batas yang dapat diterima, maka perlu dilakukan tugas menemukan kegagalan secara berkala. Jika tugas menemukan kegagalan berkala tersebut tidak menghasilkan apa-apa, maka keputusan standard selanjutnya yang wajib dilakukan adalah mendesain ulang sistem tersebut (tergantung dari
2. Efektif, tindakan tersebut merupakan pilihan dengan biaya yang paling efektif. Jika tindakan pencegahan dilakukan, akan tetapi biaya proses total masih lebih besar daripada jika tidak dilakukan, yang dapat menyebabkan terjadinya konsekuensi operasional, maka keputusan awalnya adalah tidak perlu dilakukan maintenance terjadwal (jika hal ini telah dilakukan dan ternyata konsekuensi operasional yang terjadi masih terlalu besar, maka sudah saatnya untuk dilakukan desain ulang terhadap sistem).
Beberapa kategori tindakan pencegahan yang digunakan menurut Neil B.
Bloom (2006) adalah:
1. Condition Directed (CD) adalah tindakan yang diambil biasanya menganalisa, memantau kondisi suatu komponen untuk menentukan apakah operasi akan berjalan lancara atau gagal.
2. Time Directed (TD) adalah tindakan yang diambil biasanya mencakup pergantian dan perbaikan komponen mesin dengan prioritas tertentu.
3. Finding Failure (FF) adalah tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala.
Dalam penyusunan tindakan pada RCM ini digunakan 7 buah pertanyaan sistematis sehingga setiap komponen kritis dapat dikategorikan pemilihan
tindakannya dengan baik. 7 pertanyaan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
2. Apakah time directed task dapat diterapkan?
3. Apakah condition directed task dapat diterapkan?
4. Apakah mode kegagalan termasuk kategori D?
5. Apakah finding failure task dapat diterapkan?
6. Apakah dari ketiga task tersebut dapat diterapkan?
7. Apakah ditemukan sebuah desain modifikasi untuk mengeliminasi mode kegagalan dan efek yang ditimbulkan?
Ketujuh pertanyaan tersebut digambarkan ke dalam flowchart yang ditunjukkan pada Gambar 5.3 di bawah ini. Setiap jawaban dari pertanyaan yang dihasilkan merupakan pemilihan tindakan perawatan komponen-komponen pada paper machine PT. XYZ yang ditunjukkan pada Tabel 5.9.
Gambar 5.3 Flowchart Pemilihan Tindakan Perawatan
No Parts Failure Mode Selection Guide Selection Task 1 2 3 4 5 6 7
1 Carbon Guide Ditemukan sisa-sisa karbon pada
komponen-komponen paper machine Y T Y T - Y - CD
2 Spring Spring aus dan tidak bekerja secara optimal Y Y Y T - Y - TD
3 Rotary Join Fluida tidak dapat dialirkan karena adanya
sumbatan pada komponen Y T Y T - Y - CD
4 Anti Friction Bearing Gesekan shaft terlalu kuat dengan melemahnya
antifriction bearing Y T Y Y Y Y - FF
5 Bearing Bush Bearing sompel Y Y Y T - Y - TD
6 Mechanical Seall ID 24 Adanya kebocoran fluida Y T Y T - Y - CD
7 Knives In Z 30 C 13 Mata Knives tumpul sehingga potongan tidak
sempurna Y Y Y T - Y - TD
8 V-Belt SPC 6700 Putaran poros tidak mengikuti laju putaran mesin Y T Y Y Y Y - FF
9 Vane Insert Pipa pecah Y Y Y T - Y - TD
10 Oil Seal ZF 20 Oil seal bocor menyebabkan cairan dan debu masuk
ke dalam komponen mesin yang lain Y T Y Y Y Y - FF 11 Wear Ring f 120 - f 85 x
40 Ring patah Y Y Y T - Y - TD
12 Press Capter Tekanan pada kertas terlalu kuat disebabkan press
capter yang semakin longgar Y Y Y T - Y - TD
13 Ring IE 772 071
PAULSTRA baut dan mur goyang Y Y Y T - Y - TD
No Parts Failure Mode Selection Guide Selection Task 1 2 3 4 5 6 7
14 Joint R 40 transmisi dan sambungan stir tidak tersambung
dengan poros Y T Y Y Y Y - FF
15 Joint V-Ring, Type V 150 Joint V-Ring pecah Y Y Y T - Y - TD
16 Bearing No: 23034 K C3 Gesekan antar komponen semakin mengeras Y Y Y T - Y - TD 17 Adapter Sleeve AH 3034 Tegangan mesin semakin tinggi disebabkan
melemahnya fungsi adapter Y T Y Y Y Y - FF
18 Lock Nut KM 32 mur utama longgar Y Y Y T - Y - TD
19 Lock Washer MB 32 mur aur dan longgar Y Y Y T - Y - TD
Sumber: PT. XYZ
Pemilihan tindakan pencegahan berdasarkan hasil analisis terhadap FMEA dan LTA adalah sebagai berikut:
1. Condition Directed (CD) tindakan yang diambil biasanya menganalisa, memantau kondisi suatu komponen untuk menentukan apakah operasi akan berjalan lancara atau gagal. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:
a. Carbon Guide b. Rotary Joint
c. Mechanical Seall ID 24
2. Time Directed (TD) yaitu tindakan yang diambil biasanya mencakup pergantian dan perbaikan komponen mesin dengan prioritas tertentu.
Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:
a. Spring b. Bearing bush c. Knives In Z 30 C 13 d. Vane Insert
e. Wear Ring F 120 f. Press Capter g. Ring IE 772 h. Joint V-Ring
i. Bearing No 23034 K C3
k. Lock Washer
3. Finding Failure (FF) yaitu tindakan yang diambil dengan tujuan untuk menemukan kerusakan peralatan yang tersembunyi dengan pemeriksaan berkala. Komponen yang termasuk dalam pemilihan tindakan ini adalah:
a. Anti Friction Bearing b. V-belt SPC 6700 c. Oil Seal ZF 20 d. Joint R 40 e. Adapter Sleeve