• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.3. Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Tradisional

4.3.4. Lokasi Berjualan

Lokasi berjualan ini dibedakan atas tiga kategori. Pertama responden yang berjualan di bagian depan pasar, kedua responden yang berjualan di bagian tengah pasar, dan yang ketiga responden yang berjualan di bagian belakang pasar. Terdapat 48,9 persen dari total responden yang berjualan pada kategori di bagian tengah, 27,7 persen responden pada bagian depan, sedangkan responden pada kategori di belakang sebanyak 23,4 persen.

Tabel 4.16. Lokasi Berjualan yang Digunakan Responden

No Jawaban Responden Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 1 Belakang 22 23,4 2 Tengah 46 48,9 3 Depan 26 27,7 Jumlah 94 100

Lokasi berjualan responden yang berada di pasar baru Panyabungan memiliki pendapatan yang bervariasi. Responden yang berjualan di bagian belakang pasar memperoleh pendapatan berkisar Rp. 3.000.001 s/d Rp. 6.000.000 sebesar 10,6 persen. Kemudian responden yang berjualan di bagian tengah pasar kurang dari Rp. 3.000.000 sebesar 36,2 persen. Sedangkan yang berjualan di bagian depan pasar juga memperoleh pendapatan kurang dari Rp. 3.000.000 sebesar 17 persen.

Tabel 4.17. Lokasi Berjualan Responden terhadap Pendapatan

No Lokasi Berjualan Pendapatan Jumlah < 3.000.000 3.000.001 s/d 6.000.000 6.000.001 s/d 9.000.000 9.000.001 s/d 12.000.000 12.000.001 s/d 15.000.000 15.000.001 s/d 18.000.000 18.000.001 s/d 21.000.000 > 21.000.001 N % N % n % n % n % N % N % n % n % 1 Belakang 1 1,1 10 10,6 1 1,1 2 2,1 2 2,1 3 3,2 2 2,1 1 1,1 22 23,4 2 Tengah 34 36,2 9 9,6 2 2,1 0 0 1 1,1 0 0 0 0 0 0 46 48,9 3 Depan 16 17 5 5,3 3 3,2 0 0 0 0 1 1,1 0 0 1 1,1 26 27,7 Jumlah 51 54,3 24 25,5 6 6,4 2 2,1 3 3,2 4 4,3 2 2,1 2 2,1 94 100

Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Primer (2012)

Setelah mendeskripsikan variable terikat (pendapatan responden) serta variable bebas (modal kerja, jam kerja, pengalaman berjualan, dan lokasi usaha), maka selanjutnya dicari hubungan dan pengaruh dari masing-masing variable penelitian ini melalui teknik pengujian statistik regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh keterangan-keterangan sebagaimana terangkum pada Tabel berikut.

Tabel 4.18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Berganda

Model Summary Anova

R R Square F(hitung) Signifikansi

0.997 0.994 3852.267 0.000 Koefisien B t(hitung) Signifikansi Konstanta -1129569 -3.384 0.001 Modal Kerja 0.963 25.725 0.000 Pengalaman Kerja 401711.5 3.833 0.000 Jam Kerja 119821.2 2.982 0.004 Lokasi Berjualan 164625,8 2.494 0.014

Sumber Data : Hasil Pengolahan Data Primer (2012)

Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi linier berganda antara variable-variabel yang di teliti, yakni pendapatan responden yang dipengaruhi oleh keempat variable bebas (modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha) maka diperoleh angka R sebesar 0.997. Angka ini menunjukkan bahwa hubungan antara variable bebas dengan variable terikat adalah kuat. Dasar ketentuan sangat kuat atau tidaknya hubungan adalah apabila koefisien regresi menunjukkan angka diatas 0,5.

Kolom R Square menunjukkan angka 0.994. Hal ini menunjukkan bahwa variasi pendapatan responden di pengaruhi sebesar 99,4 persen oleh faktor modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha. Sedangkan sisanya (100 % - 99,4 % = 0,6 %) dipengaruhi oleh faktor-faktor atau penyebab lain yang tidak termasuk dalam model estimasi.

Untuk memprediksi pendapatan respoden, selanjutnya ke empat variable yang dianggap memberikan pengaruh terhadap pendapatan responden secara serentak dimasukkan kedalam fungsi persamaan regresi berganda sebagai berikut :

Y = -1129569 + 0.963 X1 + 119821.2 X2 + 401711.5 X3 + 164625.8 X4

Berdasarkan persamaan di atas, dapat dijelaskan bahwa konstanta adalah sebesar -1129569. Karena terdapat tanda negatif, maka interpretasi terhadap angka ini adalah jika tidak ada modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha, maka pendapatan rata-rata responden akan berkurang sebesar Rp. 1.129.569 per hari.

Selanjutnya koefisien regresi modal adalah sebesar 0.963 (tanda positif). Interpretasi terhadap angka ini adalah apabila modal ditambah sebesar Rp 1, maka pendapatan respoden akan meningkat sebesar Rp. 0.963 perhari. Sebaliknya apabila modal berkurang sebesar Rp 1, maka perdapatan responden akan menurun sebesar Rp. 0.963 perhari.

Koefisien regresi jam kerja sebesar 119821.2 (tanda positif). Interpretasi terhadap hal ini adalah apabila jam kerja responden bertambah sebanyak 1 jam, menyebabkan pendapatan responden akan meningkat sebesar Rp. 119.821,2 perhari. Sebaliknya apabila jam kerja responden berkurang sebanyak 1 jam, menyebabkan pendapatan responden akan mengalami penurunan sebesar Rp. 119.821,2 per hari.

Koefisien regresi pengalaman kerja adalah sebesar 401711,5 (tanda positif). Interpretasi terhadap angka ini adalah apabila pengalaman kerja responden ditambah selama 1 tahun, maka akan menyebabkan pendapatan responden meningkat Rp. 401.711,5 perhari. Sebaliknya apabila pengalaman kerja responden berkurang selama 1 tahun menyebabkan pendapatan responden menurun sebesar Rp. 401.711,5 perhari.

Koefisien regresi lokasi usaha adalah sebesar 164625,8 (tanda positif). Interpretasi terhadap angka ini adalah lokasi usaha responden bagian depan lebih baik dari pada lokasi usaha bagian tengah dan belakang, sedangkan lokasi usaha bagian tengah lebih baik dari pada lokasi usaha bagian belakang.

Dari uji Anova (kolom F test) diperoleh nilai F hitung sebesar 3852,267 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitasnya menunjukkan angka 0,000 yang jauh lebih kecil dari pada 0,05, maka disimpulkan model regresi ini dapat dipakai untuk memprediksi pendapatan responden. Dengan kata lain, modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha secara bersama-sama berpengaruh terhadap pendapatan pedagang tradisional di pasar baru Panyabungan.

Selain itu cara pengambilan keputusan uji F ini, juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel, dengan kriteria tolak Ho jika statistik hitung (angka Fhitung) > statistik tabel (Ftabel). Sebaliknya terima H1 jika statistik hitung (angka Fhitung) < statistik tabel (Ftabel).

Berdasarkan hasil analisa di atas, nilai Fhitung adalah 3852,267 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedangkan Ftabel adalah 3,54 pada tingkat signifikansi 1 persen (α = 0,01), berarti statistik hitung (Fhitung (3852,267) lebih besar dari pada statistik tabel (Ftabel (3,54). Dengan demikian Ho ditolak atau dengan kata lain H1 diterima. Berarti hipotesis penelitian yang mengatakan secara bersama-sama modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha responden berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar baru Panyabungan dapat diterima.

Dari persamaan regresi diatas, selanjutnya dilakukan “uji t” untuk menguji signifikansi konstanta terhadap setiap variabel bebas. Uji t ini dilakukan untuk memprediksi besarnya pengaruh masing-masing variabel modal, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha terhadap pendapatan pedagang tradisional di pasar baru Panyabungan., dengan ketentuan : Ho ; H1 = 0, thitung < ttabel, diterima, H1 : H1α 0, thitung > ttabel, diterima.

Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, diperoleh thitung sebesar 3,384 sedangkan ttabel adalah 2,37 dengan tingkat signifikansi (α 1 persen), dengan demikian karena thitung lebih besar dari pada ttabel, maka Ho ditolak atau H1 diterima.

Dari uji parsial (uji statistik) juga dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari dimensi modal (X1) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 25,725 dengan tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 1 persen (α = 0,01) adalah sebesar 2,37. Karena nilai thitung (25,725) lebih besar dari pada nilai ttabel (2,37) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dari hasil uji parsial tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh dimensi modal kerja yang digunakan terhadap pendapatan pedagang pasar baru Panyabungan.

Dari uji parsial (uji statistik) juga dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari dimensi jam kerja (X2) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,982 dengan tingkat signifikansi 0.004. Sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 1 persen (α = 0,01) adalah sebesar 2,37. Karena nilai thitung (2,982) lebih besar dari pada nilai ttabel (2,37) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dari hasil uji parsial tersebut diketahui bahwa

terdapat pengaruh dimensi jam kerja yang digunakan terhadap pendapatan pedagang pasar baru Panyabungan.

Dari uji parsial (uji statistik) juga dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari dimensi pengalaman kerja (X3) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 3,833 dengan tingkat signifikansi 0.000. Sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 1 persen (α = 0,01) adalah sebesar 2,37. Karena nilai thitung (3,833) lebih besar dari pada nilai ttabel (2,37) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dari hasil uji parsial tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh dimensi pengalaman kerja yang digunakan terhadap pendapatan pedagang pasar baru Panyabungan.

Dari uji parsial (uji statistik) juga dapat diketahui bahwa pengaruh parsial dari dimensi lokasi usaha (X4) menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 2,494 dengan tingkat signifikansi 0.014. Sedangkan ttabel pada tingkat kepercayaan 1 persen (α = 0,01) adalah sebesar 2,37. Karena nilai thitung (2,494) lebih besar dari pada nilai ttabel (2,37) maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dari hasil uji parsial tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh dimensi lokasi usaha yang digunakan terhadap pendapatan pedagang pasar baru Panyabungan.

Berdasarkan pengujian analisis statistik di atas, dapatlah disimpulkan bahwa modal kerja, jam kerja, pengalaman kerja, dan lokasi usaha berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan pedagang tradisional di pasar baru Panyabungan.

4.4. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas data diperoleh nilai significansi sebesar 0,119 > 0,05 yang berarti data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Hasil uji liniearity menunjukkan masing-masing nilai sig (.000) < 0,005 yang berarti variable memiliki hubungan yang linear.

c. Multikolinearitas

Dari hasil pengujian multikolinearitas diantara masing-masing variable independent dapat dilihat nilai R2 partsial di Tabel 4.19 di bawah ini menunjukkan bahwa lebih kecil dari pada nilai R2 hasil regresi model awal sebesar 0,994. Berdasarkan kepada rule of thumb menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya multikolinearitas.

Tabel 4.19. Pengujian Asumsi Klasik

Variabel Observasi Hasil Regresi

R2 partial F hitung Sig. Tol. VIF

Modal (X1) 0,992 556,837 .000 1.000 1.000

Jam Kerja (X2) 0,663 35,019 .000 1.000 1.000

Pengalaman Kerja (X3) 0,940 308,143 .000 1.000 1.000 Lokasi Usaha (X4) 0,112 18,469 .000 1.000 1.000 N = 94 Responden R2model = 0,994 F tabel = 3,84 α = 5% df = 89 Sumber: Hasil pengolahan Data Primer (2012)

d. Heterokedastisitas

Hasil Uji Spearmans rho yaitu yang mengkorelasikan nilai residual (unstandardized residual) dengan masing-masing variable independen nilai signifikansi setiap variable > 0,05 berarti tidak terjadi heterokedastisitas.

Dokumen terkait