• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sumatera Utara, tepatnya di Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang terletak di Jalan Dr. Sofyan No.1, Kampus USU. Meskipun demikian, waktu dan tempat penelitian dikondisikan dengan jadwal dan keinginan subjek penelitian.

USU memiliki 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

Sejak awal pendiriannya, USU dipersiapkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kawasan Barat Indonesia. Sewaktu didirikan pada tahun 1952, USU

merupakan sebuah Yayasan, kemudian beralih status menjadi PTN pada tahun 1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003.

USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi:

1. Mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral dengan kemampuan akademik dan/atau profesional dan/atau vokasional untuk menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan seni terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional

3. Mendukung pengembangan masyarakat sipil yang demokratis melalui peran USU sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengelolaan secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan memodernisasi cara pembelajaran.

Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Kelahiran fakultas ini tidak jauh berbeda dengan fakultas lainnya di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Dalam proses pengembangannya, jurusan yang ada di FISIP USU tidak dibuka sekaligus. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat dan pemerintah daerah serta tenaga pengajar yang dibutuhkan sesuai dengan bidangnya. Oleh karenanya, pada tahun ajaran 1980/1981, FISIP USU hanya membuka 2 (dua) jurusan saja yaitu Jurusan Ilmu Komunikasi dan Jurusan Ilmu Administrasi Negara.

Adapun visi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara adalah:

“Menjadi Pusat Pendidikan dan Rujukan Bidang-Bidang Ilmu Sosial dan Politik di Wilayah Barat”

Dengan misi Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara:

1. Menghasilkan Alumni dengan skala kualitas global dan menjadi pusat riset, kajian dalam studi ilmu sosial dan politik.

2. Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh stakeholders dan mitra pendidikan. Misi ini berhubungan dengan fungsi relasi yang harus dibangun oleh Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sebagi suatu organisasi profesional pendidikan. Bentuk kolaborasi dengan organisasi lain perlu dijajaki dengan sikap open minded dan profesional. Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara harus mampu melihat peluang kerjasama yang ditawarkan atau bahkan mampu menawarkan kerjasama tersebut pada pihak lain.

3. Membentuk lingkungan kerja sehat, harmonis dan profesional bagi staf dan mitra kerja. Misi ini berhubungan dengan azas profesionalitas dalam

menjalankan pekerjaan. Lingkungan dan suasana kerja yang dibangun harus memperhatikan situasi fisik dan psikologis seluruh sivitas akademika. Harus ada mekanisme yang mampu membangun suasana tersebut. Prinsip Profesionalitas juga harus didukung dengan prinsip persaudaraan dan pertemanan (makna positif) dengan kemampuan bisa menempatkan dan menjalankan fungsi masing-masing.

4. Menjadi institusi bagi kepentingan publik. Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sangat potensial sebagai institusi pendidikan yang membawa misi di atas dengan melihat pengalaman- pengalaman yang telah dilalui oleh Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sendiri (http://www.usu.ac.id/ilmu-sosial-dan- ilmu-politik.html).

III.2.2 Subjek penelitian

Riset kualitatif tidak bertujuan untuk membuat generalisasi hasil riset. Hasil riset lebih bersifat kontekstual dan kausistik, yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu riset dilakukan, karena itu pada riset kualitatif tidak dikenal istilah sampel. Sampel pada riset kualitatif disebut informan atau subjek riset, yaitu orang-orang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset, bukan objek, karena informan dianggap aktif mengkonstruksi realitas, bukan sekedar objek yang hanya mengisi kuesioner (Kriyantono, 2009: 163).

Untuk studi kasus, jumlah informan dan individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang dapat

dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses.

Melalui metode kualitatif kita dapat mengenal orang (subjek) secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi yang mereka lakukan. Kita dapat merasakan apa yang mereka alami dalam pergaulan masyarakat mereka sehari-hari. Melalui metode ini memungkinkan kita menyelidiki konsep yang dalam pendekatan lainnya akan hilang.

Maka, subjek penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU yang sedang melakukan bimbingan skripsi. Sesuai dengan pembatasan masalah dalam penelitian ini bahwa yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa S1 reguler yang sedang melakukan bimbingan skripsi. Berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing departemen pada Februari 2011, jumlah mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi di departemen Administrasi Negara 41 orang, Ilmu Politik 5 orang, Kesejahteraan Sosial 41 orang, Sosiologi 41 orang, Antropologi 22 orang, dan Ilmu Komunikasi 62 orang.

Data populasi di atas, hanya diambil enam dari delapan departemen yang ada di FISIP USU disebabkan dua departemen lainnya tidak sesuai dengan karakter informan pada penelitian ini. Departemen perpajakan tidak mengadakan bimbingan skripsi karena masih Diploma 3, sedangkan departemen administrasi bisnis yang adalah departemen termuda di FISIP USU belum memiliki mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi.

Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan tingkat kecemasan dan ketidakpastian mahasiswa dalam bimbingan skripsi yang dibagi menjadi:

1. Kecemasan dan ketidakpastian tinggi

2. Kecemasan dan ketidakpastian moderat

3. Kecemasan dan ketidakpastian rendah

Jadi dari setiap departemen akan dipilih tiga informan dengan tingkat kecemasan dan ketidakpastian yang berbeda-beda. Pengkategorian tingkat kecemasan dan ketidakpastian pada setiap informan dilihat dari kecemasan dan ketidakpastian yang mendominasi proses bimbingan skripsi informan tersebut.

Pengambilan subjek penelitian atau informan ini dilakukan dengan menggunakan teknik penarikan sampel bola salju (snowball sampling). Teknik snowball sampling banyak ditemui dalam riset kualitatif. Sesuai namanya, teknik ini bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke lembah, semakin lama semakin membesar ukurannya. Jadi, teknik ini merupakan teknik penentuan subjek penelitian yang awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak. Orang yang dijadikan informan pertama diminta memilih atau menunjuk orang lain untuk dijadikan informan lagi, begitu seterusnya sampai jumlahnya lebih banyak. Sehingga beberapa orang pertama tersebut menjadi titik awal pemilihan informan. Proses ini baru berakhir bila periset merasa data telah jenuh, artinya periset merasa tidak lagi menemukan sesuatu yang baru dari wawancara (Kriyantono, 2009:158-159). Jadi, dengan demikian, peneliti akan menemukan mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi sebagai informan,

kemudian meminta mereka untuk merekomendasikan orang lain untuk dijadikan informan berikutnya.

Dokumen terkait