• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam dokumen AHMAD RAFI Nomor Induk Mahasiswa : (Halaman 83-159)

BAB III METODE PENELITIAN

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi dan waktu penelitian adalah SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten soppeng pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen atau individu-individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian (Soetrino dan Rota Hanafie 2007 : 175). Sedangkan menurut Drs. S. Margono (2004:118) Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah seluruh siswa yang ada di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng yang berjumlah 68 siswa.

Berikut ini penulis membuat tabel populasi sebagaimana berikut ini :

Tabel 3.1 Populasi

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

5 16 7 7 19 14 68

2. Sampel

Sampel adalah anggota populasi yang dapat mewakili. Pengambilan sampel ini digunakan untuk menduga populasi serta sifat dari populasi dapat diketahui dari data-data yang dikumpulkan melalui sampel terpilih. Suatu penelitian yang dilakukan pada populasi yang besar tentu akan menghabiskan banyak waktu, biaya dan tenaga yang besar pula. Untuk menghemat semua itu maka dicarikan cara yang lebih mudah yakni dengan teknik pengambilan sampel (Soetriono dan Rota Hanafie 2007:176).

Penarikan sampel sangat urgen dalam sebuah penelitian, karena pertimbangan keterbatasan waktu, biaya, upaya yang ada tidak memungkinkan peneliti menyelidiki atau mewawancarai semua anggota populasi. Selain itu, yang dapat memahami gejala yang ingin diteliti atau diwawancarai, biasanya tidak perlu semua populasi dijadikan sasaran.

Karena populasi dalam penelitian ini terlalu banyak, maka penulis mengambil sampel sebagai berikut :

Table 3.2 Sampel

No. Populasi Jumlah Jumlah sampel

1. 2. 3. Kelas I Kelas II Kelas III 21 siswa 14 siswa 33 siswa 10 siswa 10 siswa 10 siswa Jumlah 30 siswa

D. Metode Pengumpulan Data 1. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dianalisis lebih lanjut dalam analisis data.

2. Sumber Data

Sumber data adalah segalah sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. a) Data Primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud

khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan

yakni siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng

b) Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literature, artikel, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan (Sugiyono, 2009 : 137)

3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi seringkali orang mengartikan sebagai suatu metode yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan suatu objek, dilaksanakan dengan berencana, kontinu dan sistematik, serta diikuti dengan upaya mencatat atau merekam secara lengkap (Beni S. Ambarjaya 2012 :6)

Dalam hal ini, Penulis terjun langsung mengadakan pengamatan tentang masalah yang diperlukan untuk dicatat, yaitu proses belajar mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng. Mengamati upaya dan strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dan melihat pengaruhnya terhadap siswa.

Instrumen ini dapat pula dikatakan pengamatan karena meliputi kegiatan memusatkan segala perhatian terhadap suatu obyek yang akan dijadikan sasaran dalam penelitian dengan menggunakan seluruh panca indra.

b. Wawancara

Wawancara sering juga disebut dengan kuiesioner lisan, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan daftar pertanyaan pada responden secara lisan. Interviu ini dilakukan kepada kepala sekolah, dewan guru dan guru bidang studi pendidikan agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng. Wawancara juga dilakukan terhadap beberapa siswa yang dianggap perlu oleh penulis untuk menambah informasi dan akurasi data.

Dalam pelaksanaan wawancara ini, penulis menggunakan suatu pedoman wawancara yakni pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sebelum mengadakan wawancara, dalam hal ini penulis membatasi pertanyaan pada hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini.

c. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data-data tertulis tentang SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng yang

terkait dengan data guru, siswa, sarana dan prasarana, dan data-data tertulis lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Untuk menghindari terjadinya penafsiran yang keliru dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul ini, maka penulis perlu memberikan pengertian terhadap berbagai istilah-istilah yang terdapat di dalamnya.

1. Upaya-upaya Peningkatan

Adalah suatu usaha dan ikhtiyar dengan mengerahkan tenaga dan pikiran yang dilakukan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam untuk menggerakkan siswa dalam meningkatkan kegiatan belajar atau dalam proses pembelajaran. 2. Motivasi Belajar

Daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terwujud serta memberikan arah pada kegiatan belajar.

Dengan demikian, penelitian ini yang berjudul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Studi Pada SMP SATAP NEGERI Tengapadange Kabupaten Soppeng” dapat dipahami bahwa kegiatan yang sungguh-sungguh dilakukan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dalam mendorong siswa untuk lebih rajin dan giat belajar terhadap bidang studi Pendidikan

Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng.

F. Tehnik Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan penelitian dianalisis secara diskriptif dengan pendekatan kuantitaif dan kualitatif dengan menggunakan tehnik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran menurut standar yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan nasional (Elvianita, 2012 : 32).

Tabel 3.3. Tehnik Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Kementerian Pendidikan Nasional

Skor Kategori 0 – 54 55 – 64 65 – 79 80 – 89 90 – 100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

A. HASIL PENELITIAN

1. Profil SMP SATAP Negeri Tengapadange

a. Sekilas tentang SMP SATAP Negeri Tengapadange

SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang dikelolah oleh Departemen Pendidikan Nasional. yang berdiri pada bulan Mei tahun 2009. Sekolah ini sekarang dipimpin oleh M. Jufri S.Pd. SMP SATAP Negeri Tengapadange merupakan salah satu SMP yang ada di Kabupaten Soppeng yang berlokasi di Desa Timusu Kecamatan Liliriaja. Letaknya di tengah-tengah perkampungan sekitar 12 kilometer dari Kota Watansoppeng..

Keberadaan SMP SATAP Negeri Tengapadange berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat untuk dapat menampung anak-anaknya yang telah lulus dari Sekolah Dasar, sehingga mereka tidak perlu lagi melanjutkan sekolahnya ke kota Watansoppeng. Di samping itu, berdirinya SMP SATAP Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng juga karena adanya program pemerintah mengenai pemerataan pendidikan baik di kota–kota maupun di desa–desa, sehingga dengan program pemerintah seperti inilah masyarakat

membutuhkan peralihan generasilisasi yang mempunyai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan lewat pendidikan sekolah.

Dengan demikian, SMP SATAP Negeri Tengapadange telah memberikan kesempatan kepada tamatan Sekolah Dasar untuk melanjutkan pelajarannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta membantu masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan anak–anaknya.

Sekolah ini mempunyi visi, misi, tujuan dan sasaran. Visinya adalah mewujudkan siswa berprestasi berakhlak mulia berdasarkan IPTEK dan IMTAK. Misinya adalah meningkatkan pembinaan profesionalisme guru, menerapkan manajemen yang handal, menerapka berbagai perubahan pelajaran, meningkatkan pelaksanaan ibadah, menjalin partisipaai masyarakat terhadap pendidikan, menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar.

Sementara itu, SMP SATAP Negeri Tengapadange bertujuan untuk berusaha meningkatkan rata-rata UN sampai 6.50, meningkatkn presentase jumlah siswa yang lulus Ujian Nasional sampai 20 % dari jumlah siswa yang mendaftar, memperkaya bahasa dan memperluas wawasan, prestasi olahraga dan seni, mampu menjadi finalis lomba di tingkat kabupaten, melahirkan siswa yang mampu bersaing dalam

teknologi, tercipta siswa yang mampu bersaing dalam teknologi, tercipta siswa yang beriman dan bertaqwa.

SMP SATAP Negeri Tengapadange merupakan salah satu SMP yang cukup diperhitungkan di kota Watansoppeng. Berbagai prestasi lokal telah diraih, di antaranya menjadi juara I Lomba dalam Olimpiade IPS se-Kabupaten Soppeng pada tahun 2012 - 2013, juara III dalam lomba cerdas cermat pramuka penggalang pada perkemahan saka bakti husada tahun 2011 - 2012,

Dengan demikian, SMP SATAP Negeri Tengapadange adalah salah satu lembaga pendidikan yang berusaha untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional, untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti lulur serta memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.

b. Keadaan guru

Jumlah guru dan tenaga administrasi di SMP SATAP Negeri Tengapadange sebanyak 15 yang terdiri dari 11 guru yang berstatus pegawai negeri, 1 guru honor dan 3 tenaga

administrasi. Dengan melihat keadaan guru SMP SATAP Negeri Tengapadange seperti yang tersebut di atas, maka sedikit banyaknya dapat mempengaruhi proses pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut, khususnya yang menyangkut masalah kualitas. Oleh karena itu, peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran sangatlah dikedepankan dalam sekolah ini.

Untuk mengetahui keadaan guru di SMP SATAP Negeri Tengapadange, maka berikut ini dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1. : Jumlah Guru SMP SATAP Negeri Tengapadange

No Jenis Jenis Kelamin Jumlah

Laki – laki Perempuan 1. 2. 2 Guru tetap (PNS) Guru honor Tenaga administrasi 3 1 1 8 - 2 11 1 3 Jumlah 5 10 15

Sumber data: Papan potensi guru SMP SATAP Negeri Tengapadange tahun pelajaran 2014/2015.

Di samping itu, SMP SATAP Negeri Tengapadange terdiri dari seorang kepala sekolah dan seorang wakil kepala sekolah, 4 pengawas, 1 guru agama, 13 guru bidang studi, dan

beberapa dari guru tersebut diberikan tugas tambahan, yaitu sebagai wali kelas.

c. Keadaan Siswa

Siswa adalah salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan sekolah, sebab tanpa siswa maka sekolah tidak mungkin dapat berkembang. Demikian juga di SMP SATAP Negeri Tengapadange, yang sangat memegang peranan penting dalam memajukan dan mengembangkan sekolah.

Pada tahun Pelajaran 2014/2015, jumlah siswa di SMP SATAP Negeri Tengapadange tercatat sebanyak 68 orang yang terdiri 29 laki-laki dan 39 perempuan. Jumlah siswa ini dibagi dalam 3 kelas yakni kelas VII, kelas VIII, kelas IX.

Untuk mengetahui keadaan siswa di SMP SATAP Negeri Tengapadange, maka berikut ini dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2. : Jumlah Siswa SMP Satu Atap Negeri Tengapadange Kabupaten Soppeng

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Laki – laki Perempuan 1 2 3 VII VII IX 5 7 17 16 7 16 21 14 33 Jumlah 29 39 68

Sumber data: Papan Potensi siswa SMP SATAP Negeri Tengapadange.

d. Keadaan Sarana

Berdasarkan pengamatan dan data tertulis yang diperoleh, dapat diketahui bahwa keadaan sarana pada SMP SATAP Negeri Tengapadange sudah termasuk dalam kategori cukup menunjang proses belajar mengajar, meskipun belum sepenuhnya terpenuhi secara keseluruhan.

Sarana yang dimiliki SMP SATAP Negeri Tengapadange, berupa ruangan kepala sekolah, ruangan wakasek, ruang guru, ruangan tata usaha, ruangan tamu, ruang kelas, ruangan perpustakaan, ruangan dapur, WC, serta ruangan olah raga.

Berdasar dari hal tersebut, dapat dikatakan bahwa keadaan sarana pada SMP SATAP Negeri Tengapadange sudah cukup memadai dan dapat mendukung kelancaran proses belajar mengajar.

e. Keadaan Prasarana

Di samping fasilitas, sarana yang menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar, prasarana juga tidak kalah pentingnya karena keduanya sama-sama berperan dalam kegiatan belajar mengajar.

Prasarana yang dimiliki SMP SATAP Negeri Tengapadange, berupa kursi/meja kepala sekolah, kursi/meja

tamu, kursi/meja guru, kursi/meja pegawai, kursi/meja siswa, brangkas, laptop, rak buku, computer, tape recorder dan lemari. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana di SMP SATAP Negeri Tengapadange sudah cukup menunjang dalam segala kegiatannya. Di samping kelengkapan yang penulis telah sebutkan di atas, masih banyak hal-hal lain yang tidak sempat disebutkan satu persatu. Seperti halnya dengan alat olahraga, alat peraga, jumlah buku perpustakaan, alat-alat kesenian dan lain sebagainya.

2. Upaya Guru Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP NEGERI TENGAPADANGE

Sebagaimana diketahui bahwa guru di sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan strategi dalam memberikan motivasi belajar yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan berbagai macam perangkat alat pendidikan, di samping itu diperlukan adanya motivasi dari guru agama yang dapat membangkitkan semangat belajar dan kesadaran siswa mengenai yang akan dicapai serta manfaat pelajaran itu.

Selain itu, guru sebagai subyek belajar yang paling dekat dengan anak didiknya sehingga guru sangat dituntut memiliki suatu kemampuan atau kompetensi yang berhubungan dengan profesinya. Sedangkan kemampuan dan kompetensi yang berhubungan dengan profesinya. Sedangkan kemampuan dan kompetensi guru diperoleh bukan dari pengalaman mengajarnya tetapi kemampuan dan kompetensi guru dapat diperoleh dengan berbagai usaha yang dilakukannya dan berhubungan dengan profesinya. Oleh karenanya keberhasilan guru dalam melaksanakan peranannya dalam bidang pendidikan dan pengajaran sebagian besar terletak pada kemampuannya dalam melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi belajar mengajar di kelas.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka guru sebagai motivator ia harus melakukan peranannya sebagai motivator dengan memberikan motivasi kepada siswa-siswanya agar ia dapat belajar yang lebih baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Mengingat pentingnya pemberian motivasi guru kepada siswa dalam rangka pencapaian prestasi belajar maka guru perlu menciptakan suatu strategi agar motivasi yang diberikan kepada siswa dapat berpengaruh terhadap

prestasi belajar siswa pada umumnya dan pendidikan Agama Islam pada khususnya. Ini berarti bahwa semakin tinggi motivasi yang diberikan kepada siswa akan semakin berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

Atas dasar pemikiran tersebut di atas, maka berikut ini penulis akan mengemukakan beberapa bentuk atau cara yang dapat dilakukan oleh guru baik guru umum maupun guru agama dalam menumbuhkan dan memberikan motivasi kepada siswa sebagai berikut

a. Pemberian Angka

Sebagaimana diketahui bahwa angka merupakan simbol dari nilai kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu banyak siswa belajar yang diutamakan justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik, sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi ada juga siswa belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik. Namun demikian semua itu harus diingat oleh guru bahwa pencapaian angka-angka

seperti itu belum merupakan hasil belajar yang sejati. Oleh karena itu langkah selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka sesuai dengan kemampuan siswa sehingga setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa tidak sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan efeksinya.

Bentuk motivasi dengan memberikan angka kepada siswa ini telah dilakukan pula oleh guru agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasna, S.Pd.I ( Guru PAI ), dalam wawancara penulis bahwa :

Memberikan angka atau nilai kepada siswa terhadap hasil pekerjaannya sangat penting artinya bagi siswa sebab nilai atau angka tersebut dapat menjadi motivasi untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, kami sebagai guru agama di sekolah ini selalu memperhatikan nilai-nilai yang diperoleh siswa baik nilai ulangan harian maupun nilai-nilai dari tugas yang diberikan.

Dengan memperhatikan keterangan tersebut di atas, maka dapatlah memberikan pemahaman bahwa salah satu bentuk atau cara untuk menumbuhkan dan

memotivasi belajar siswa adalah dengan memberi angka atau nilai kepada siswa dari hasil pekerjaannya. Tentu siswa yang memperoleh nilai yang baik akan berusaha untuk meningkatkan prestasinya yang lebih sedangkan bagi siswa yang masih memperoleh nilai kurang akan berusaha pula agar ia memperoleh nilai yang lebih baik. b. Memberi Ulangan

Memberi ulangan merupakan salah satu bentuk motivasi belajar pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange, sebab para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Namun memberikan ulangan kepada siswa harus diperhatikan dengan keadaan karena apabila guru memberikan ulang setiap hari atau terlalu sering maka akan membosankan kepada siswa sehingga memberi ulangan dengan maksud memotivasi belajar siswa justru akan terjadi sebaliknya.

Hasna, S.Pd.I (Guru PAI), dalam wawancara penulis mengatakan bahwa :

Pelaksanaan ulangan di sekolah ini merupakan sesuatu yang telah diprogramkan seperti pelaksanaan semester, tetapi pelaksanaan ulangan harian, tergantung dari guru yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman siswa terhadap mata pelajaran yang telah diberikan, sehingga pemberian ulangan kepada siswa dapat berfungsi sebagai alat untuk memotivasi belajar siswa

pada umumnya dan pendidikan agama Islam pada khususnya.

Keterangan tersebut di atas, dapatlah dipahami bahwa memberi ulangan merupakan salah satu bentuk atau cara dalam memotivasi belajar siswa dalam bidang pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange.

c. Mengetahui Hasil

Dalam uraian terdahulu penulis telah menguraikan bahwa angka atau nilai dari hasil pekerjaan siswa merupakan bentuk atau cara untuk memotivasi belajar siswa. Oleh karena itu, agar angka atau nilai tersebut benar-benar dapat berfungsi sebagai motivasi belajar siswa maka angka atau nilai harus disampaikan atau diumumkan kepada siswa sehingga dengan mengetahui hasil belajarnya siswa akan lebih giat dan termotivasi untuk belajar.

Hasna ( Guru PAI ), mengatakan dalam wawancara dengan penulis bahwa :

Setiap hasil pekerjaan siswa baik yang berupa hasil ulangan harian atau semester termasuk tugas-tugas yang telah diberikan hasilnya kita sampaikan kepada siswa untuk mengetahui hasil pekerjaan masing-masing, sehingga dengan mengetahui hasil pekerjaan tersebut ia dapat mengetahui kemampuan masing-masing sehingga pada akhirnya dapat menjadi motivasi belajar.

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka dapatlah diketahui bahwa di SMP SATAP Negeri Tengapadange salah satu bentuk motivasi yang dilakukan oleh guru agama Islam untuk memotivasi belajar siswa ialah dengan memberitahukan hasil-hasil yang diperoleh siswa dalam pekerjaan atau tugas-tugas masing-masing siswa.

d. Pujian

Pujian dapat berfungsi sebagai motivasi belajar siswa apabila ada siswa yang sukses berhasil menyelesaikan tugas dengan baik. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu supaya pujian ini merupakan motivasi maka pemberiannya harus tepat karena pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar sekaligus akan membangkitkan harga diri.

e. Kelompok Belajar

Pembentukan kelompok belajar di SMP SATAP Negeri Tengapadange, khususnya pembentukan kelompok belajar pendidikan agama Islam merupakan salah satu usaha guru untuk dapat menumbuhkan dan memotivasi belajar siswa karena dengan pembentukan

kelompok belajar tentu semua siswa diharapkan untuk terlibat belajar bersama-sama dengan kelompoknya.

Dalam kelompok belajar pendidikan agama Islam dan bidang pendidikan lainnya terdapat banyak manfaat yang dapat diperoleh dalam kelompoknya yaitu masalah-masalah yang dihadapi dalam bidang pelajaran tertentu dapat diselesaikan secara bersama-sama, sedangkan siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dapat dibantu dengan teman kelompoknya. Dengan demikian, pembentukan kelompok belajar merupakan salah satu bentuk atau cara untuk menumbuhkan dan memotivasi belajar siswa.

3. Motivasi Belajar Siswa terhadap Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di SMP SATAP Negeri Tengapadange

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan, maka dibutuhkan siswa dengan motivasi yang tinggi. Ada perbedaan antara siswa yang tidak punya motivasi dengan siswa yang bermotivasi tinggi. Siswa yang tidak punya motivasi, maka semata-mata hanya pergi ke sekolah tanpa ada tujuan dan target yang ingin dicapai. Sedangkan siswa yang bermotivasi tinggi adalah siwa yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam belajar. Ia akan berusaha untuk memperoleh hal yang

maksimal dengan semangat yang tinggi serta selalu berusaha mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Hanya saja, untuk menciptakan sebuah motivasi belajar yang tinggi tidaklah mudah. Guru mempunyai peran untuk menciptakan motivasi tersebut kepada mereka, setidaknya menjaga motivasi yang telah mereka miliki sebelumnya. Yaitu bagaimana guru berusaha melakukan strategi untuk mewujudkan hal tersebut.

Pada bagian ini, penulis akan mendeskripsikan motivasi belajar para siswa di SMP SATAP Negeri Tengapadange

Dalam dokumen AHMAD RAFI Nomor Induk Mahasiswa : (Halaman 83-159)

Dokumen terkait