BAB III: METODE PENELITIAN
E. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada Kantor Disnakertrans Pemprovsu, Jalan Asrama No.143 Medan.
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Objek penelitian
1. Gambaran Umum Disnakertrans Provsu
1.1 Sejarah Berdirinya Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara
Sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 bahwa pembangunan Ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha bagi setiap angkatan kerja sehingga dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor :15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian Bab II pasal 3 bahwa Penyelenggaraan Transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigrasi dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan Bangsa.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah telah mengubah kewenangan yang semula lebih banyak dipusat menjadi bertumpu di Daerah. Peranan Pemerintah Pusat kedepan berada pada puncak manajemen Planning, Organizing, Actuating, Controling (POAC), dan kewenangan
(Pengawasan) dan Resources Allocation. Sementara pemerintah daerah provinsi lebih ke masalah Organizing dan Controlling, sedangkan pemerintah kabupaten / kota lebih ditekan pada aspek Actuating.
Sejalan dengan Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004 yang merupakan amanat GBHN 1999-2000-2004.
Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) dan RESENTRA (tahun pelaksanaan 2005 – 2009) perintah Provinsi Sumatera Utara memberikan arahan bahwa pembangunan daerah dibidang ketenaga kerjaan dan transmigrasi yaitu dalam rangka :
1. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. 2. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas tenaga kerja 3. Perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja 4. Pengembangan Sistem jaminan social, serta
5. Pengentasan kemiskinan
Daerah Provinsi Sumatera Utara yang luasnya 71.680 km2 secara geografis terbagi atas Wilayah Pantai Timur yang merupakan daratan rendah seluas 26.360km2 atau 36,8% dari luas Wilayah Sumatera Utara yang merupakan daerah yang subur, Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat seluas 45.320 km2 atau 63,2% dari luas Sumatera Utara yang sebagian besar merupakan pegunungan.
Jumlah penduduk Sumatera Utara berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun 2000 berjumlah 11.512.973 jiwa atau rata – rata 160 jiwa/km2 dan terus meningkat walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang semakin menurun
yaitu 1,17% (Tahun 1998) dan perkiraan pada tingkat pertumbuhan jumlah penduduk sesuai pengolahan data penduduk bahwa tahun 2001 sebanyak 11.647.958 jiwa, tahun 2002 sebanyak 11.783.503 jiwa, tahun 2003 sebanyak 11.991.892 jiwa dan tahun 2004 sebanyak 12.160.536 jiwa, sehingga akan memberikan dampak pada pengadaan lapangan kerja dan pemukiman yang cukup dan serius.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan di Povinsi Sumatera Utara, antara lain adalah banyaknya tenaga kerja yang menganggur dan setengah menganggur, masih rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dan belum memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja di luar negeri. Selama tahun 2000-2004 diperkirakan angkatan kerja cukup tinggi yaitu pada tahun 2000 yaitu sebanyak 5.17.789 jiwa akan naik menjadi 5.645.646 jiwa pada tahun 2004, sedangkan kesempatan kerja pada tahun 2000 sebanyak 4.773.673 jiwa dan pada tahun 2005 diperkirakan akan menjadi 5.117.789 jiwa, sedangkan masalah pembangunan ketransmigrasian antara lain adalah pencadangan areal transmigrasi yang disediakan seluas ± 165.000 Ha masih status fungsi hutan, rawa – rawa bergambut dan Klaim masyarakat.
Dalam RENSTRA Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi Provinsi Sumatera Utara tahun 2004-2008 yang merupakan turunan RENSTRA Departemen Ketenaga kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Tahun 2005 – 2009, telah ditetapkan Visi yaitu “Terwujudnya Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang Sejahtera” untuk mewujudkan visi Dinas Tenaga Kerja dan
merealisasikan misi yang akan dicapai, dirumuskan tujuan, sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan pokok yang menjadi arah dan pedoman dalam 5 (lima) tahun kedepan. Sebagai pelaksana program dan kegiatan pokok tahun 2006 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara menyusun program kerja tahunan yang akan menjadi pedoman dan pelaksana operasional.
1.2Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Visi
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara mempunyai visi dalam pelaksanaan kegiatan, adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang Sejahtera” makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah
1. Terwujudnya Tenaga Kerja yang kompten dan produktif.
2. Terwujudnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja 3. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan keadilan. 4. Terwujudnya perlindungan tenaga kerja.
5. Kesejahteraan pekerja dan purna kerja.
6. Terwujudnya penataan persebaran penduduk dengan “3S” yaitu serasi, seimbang, dan sejahtera.
Misi
Misi pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja serta penempatan tenaga kerja.
2. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan serta kesejahteraan tenaga kerja.
3. Meningkatkan dan mengembangkan perlindungan ketenaga kerjaan.
4. Meningkatkan dan mengembangkan penataan persebaran penduduk yang serasi, seimbang dan sejahtera.
5. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkompeten dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara.
1.3Tujuan, Sasaran dan Kebijakan a. Tujuan
Untuk merealisasikan Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menetapnya komitmen personil dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara kepada keberhasilan pelaksanaan tugas secara maksimal dan berkualitas.
2. Meningkatkan perencanaan dan pengadilan program ketenagakerjaan dan transmigrasi.
3. Meningkatkan penyajian informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. 4. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas ketenagakerjaan.
6. Meningkatkan jumlah perusahaan yang melaksanakan mekanisme dan hubungan industrial yang harmonis.
7. Meningkatkan jumlah pengusaha dan pekerja yang melaksanakan peraturan angan ataupun norma ketenagakerjaan.
8. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
9. Meningkatkan kualitas penyimpanan pemukiman, pengerahan, fasilitas perpindahan dan penempatan transmigrasi.
10. Meningkatkan kualitas sosial budaya, pengembangan usaha ekonomi dan investasi kawasan transmigran dan pelatihan transmigrasi.
b. Sasaran
Untuk mewujudkan tujuan yang telah diuraikan, yang merupakan penjabaran dan langkah untuk penerapan Visi dan Misi, serta memberikan fokus terhadap program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi, maka sasaran yang perlu dicapai selama 5 tahun, adalah sebagai berikut :
1. Para pegawai memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kepentingan pelaksanaan tugas, mampu melaksanakan tugas yang berkembang secara berkualitas yang didukung sikap dan moral yang berorientasi pada tugas.
2. Masyarakat mengerti dan memahami dunia ketenaga kerjaan dan ketransmigrasian dengan menyajikan informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang akurat dan up tu date.
3. Program ketenaga kerjaan ketransmigrasian dapat terlaksana dengan Perencanaan ketenagakerjaan dan transmigrasi yang sismatis, terkendali, terpasu dan berkesinambungan.
4. Tenaga kerja yang akan memasuki dunia kerja dan yang terkait dengan hubungan kerja memiliki kompetensi melalui pelatihan dan sertifikasi. 5. Masyarakat pengusaha dan pekerja memahami pentingnya produktifitas
untuk peningkatan kesejahteraan.
6. Terbukanya informasi kesempatan kerja dalam negeri dan luar negeri dengan adanya penyuluhan jabatan dan pelayanan penempatan serta informasi pasar kerja.
7. Terciptanya lapangan kerja baru dalam rangka penanggulangan pengangguran melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, pendayagunaan tenaga kerja dan penciptaan wirausaha baru serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing pendapat dalam rangka ahli teknologi.
8. Antisipasi gejolak hubungan industrial dengan menumbuh kembangkan lembaga Bipartite agar tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengudaha.
9. Penanganan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara cepat dan tepat dengan mekaniseme yang diatur oleh peraturan perundang – undangan dan ketentuan yang berlaku.
10. Pekerja menerima upah yang layak sesuai kondisi perkembangan perekonomian daerah dengan mekanisme ketentuan yang berlaku sehingga kesejahteraan pekerja dan purna kerja dapat meningkat.
11. Pekerja dapat perlindungan dalam melakukan hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja sesuai peraturan perundang undangan dan ketentuan yang menyangkut norma, kesehatan dan keselamatan kerja.
12. Penanganan mobilitas akibat adanya gejolak sosial atau bencana alam dengan pengerahan dan penempatan ke suatu pemukiman transmigrasi yang dapat berkembang.
13. Pembangunan kawasan transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang, layak lingkungan sesuai dengan sosial budaya masyarakat yang aman, tertib dan sejahtera.
14. Mantapnya motivasi dan peranan warga transmigran untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
15. Meningkatkan operasional, pengelolaan dan pengadilan potensi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
16. Menyelaraskan program pembangunan Daerah dengan program Pembangunan Nasional bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di tingkat provinsi dengan kabupaten / kota.
c. Kebijakan
Kebijakan pada hakekatnya adalah ketentuan atau pedoman serta memberi arah dalam mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan, memadu cara berfikir, cara pengambilan keputusan dan cara bertindak yang diarahkan kepada impementasi dan operasional strategis, maka untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan kebijakan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
sumatera utara yang ditempuh pada tahun anggaran 2001 – 2002 adalah sebagai berikut :
1. Memantapkan konsolidasi organisasi, ata kerja dan prosedur kerja yang berorientasi kepada efesiensi dan efektifitas.
2. Mengembangkan Ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan tenaga kerja dan kebebasan berserikat.
3. Meningkatkan Kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dan dalam negeri dengan memperhatikan kompetensi. Perlindungan dan pembelaan tenaga kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.
4. Melakukan berbagai upayah terpadu untuk mempercepat proses pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang merupakan dampak krisis ekonomis.
5. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan dan kesehatan kerja yang mengelolanya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.
6. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat dengan memberdayakan pelaku dan potensi ekonomi daerah, serta memperhatikan piñata ruang, baik fisik maupun social sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pelaksanaan ekonomi daerah
Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :
1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas
3. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian
d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Dinas Bina Program, terdiri dari :
a. Seksi Penyusunan Program
b. Seksi Program Kerjasama Latihan Lembaga Swasta c. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.
d. Seksi Informasi dan Penyuluhan
5. Sub Dinas Bina Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi, terdiri dari : a. Seksi Pengerahan dan Fasilitas Perpindahan
b. Seksi Penempatan Transmigrasi c. Seksi Peran Serta Masyarakat
d. Seksi Penyebaran dan Pemukiman kembali
6. Sub Dinas Pemberdayaan dan Kesempatan Tenaga Kerja, terdiri dari : a. Seksi Produktifitas dan Tenaga Kerja Mandiri
b. Seksi Tenaga Kerja Mandiri, Pelatihan TTG dan Pelaksanaan Kerja c. Seksi Bursa dan Penempatan Tenaga Kerja
7. Sub Dinas Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi, terdiri dari : a. Seksi Persiapan Kawasan
b. Seksi Pendayagunaan Sumber Daya Kawasan c. Seksi Usaha Ekonomi dan Investasi
d. Seksi Sosial dan Budaya
8. Sub Dinas Bina Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Purna Kerja, terdiri dari :
a. Seksi Hubungan Industrial b. Seksi persyaratan kerja
c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial d. Seksi Kesejahteraan Pekerja dan Purna Kerja
9. Sub Dinas Perlindungan dan Pengawasan, terdiri dari : a. Seksi Kesehatan Lingkungan Kerja
b. Seksi Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja c. Seksi Keselamatan Kerja
d. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Khusus
10. Balai Pengembangan Produktifitas Daerah, terdiri dari : a. Subag Tata Usaha
b. Seksi Perencanaan dan Pengembangan Produktifitas c. Seksi Pelatihan dan Bimbingan Produktifitas. 11. Balai Pelatihan Transmigrasi, terdiri dari :
a. Subag Tata Usaha b. Seksi Program
d. Seksi Monitoring dan Evaluasi
12. Balai Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (BLK – UKM) Pematang Siantar :
a. Subag Tata Usaha
b. Seksi Program dan Monitoring c. Seksi Pelatihan dan Pengajaran d. Seksi Kerjasama
Kedudukan Tugas dan Fungsi
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Utara Nomor 13 tahun 2001 tentang Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara. Kedudukan, tugas dan fungsi adalah sebagfai berikut :
1. Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi adalah unsur Pelaksanaan Pemerintah Provinsi, yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas, kedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai menyelenggarakan sebagai Kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas Dekonstasenterasi, dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
3. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan Fungsi :
a. Menyiapkan bahan perumusan perencanaan program dan kebijaksanaan teknis dibidang ketenagakerjaan dan Transmigrasi.
b. Menyelenggarakan pembinaan pengarahan dan penempatan Transmigrasi, Pemberdayaan dan kesempatan tenaga kerja, Pemberdayaan kawasan transmigrasi, hubungan industri dan kesejahteraan kerja dan perlindungan serta pengawasan.
c. Melaksanakan tugas – tugas yang terkait dengan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi sesuai ketetapan Kepala Daerah.
Kepala Sub Dinas Bina Program
1. Kepala Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun program, kerjasama pelatihan dengan lembaga Swasta, Penyajian informasi dan penyuluan serta monitoring, evaluasi dan pelaporan.
2. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud. Kepala Sub Dinas Bina Program, menyelenggarakan Fungsi :
a. Menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan kewenangan Daerah / Kota dan standar pelaksanaan tugas – tugas Dinas serta rencana jangka menengah dan tahun dalam bidang penyusunan program, kerja dan pelatihan dengan lembaga swasta, penyajian informasi dan penyuluhan.
b. Pengkoordinasian penyusun rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan Dinas, sesuai ketentuan dan Standar yang diharapkan. c. Pelaksanaan pembangunan Institusi Pelatihan dan Pembangunan
d. Pelaksanaan sosialisasi, Evaluasi, Laporan, Pembinaan dan pengadilan pelaksanaan Standar – standar, Kewenangan daerah Kabupaten / Kota dan akuntabilitas, Dinas Minitoring dan pelaksanaan program Dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai tugas dan fungsinya.
f. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas, sesuai tugas dan fungsinya.
g. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan dan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 pasal ini, Kepala Sub Dinas Bina Program dibantu oleh :
1. Kepala Seksi Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :
a. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan Standar pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota serta Standar pelaksanaan tugas – tugas Dinas dalam menyusun program.
b. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan / data untuk penyusunan rencana jangka panjang, menengah dan tahunan Dinas dalam pembangunan dan peningkatan penyusunan program.
c. Menyelenggarakan sosialisasi, evaluasi, pembinaan, pemberdayaan dan pengendalian dan penerapan Standar pelaksanaan program Dinas, sesuai ketentuan standar yang ditetapkan.
d. Melaksanakan analisis dan penyajian untuk penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sub Dinas Bina Program, sesuai bidang tugasnya.
f. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, sesuai bidang tugasnya.
2. Kepala Seksi Program Kerjasama Latihan Lembaga Swasta, mempunyai tugas.
a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan Standar pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota serta standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam menyusun program kerjasama latihan lembaga swasta
b. Mengumpulkan, mengola, menyajikan, bahan / data untuk penyusunan rencana
c. Menyelenggarakan Sosialisasi, evaluasi, pembinaan, pengendalian dan penerapan standar pelaksanaan penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
d. Melaksanakan analisis dan penyajian untuk penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepada Sub Dinas Program, sesuai bidang tugasnya.
3. Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan pelaporan, melalui tugas.
a. Mengumpulkan, mengola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan standar pelaksanaan kewenangan daerah Kabupaten / kota serta pembangunan ketenaga kejaan.
b. Mengumpulkan, mengola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun program jangka menengah Monitoring, Evaluasi dan pelaporan.
c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, Sesuai bidang tugasnya.
d. Menyelenggarakan Monitoring, Evaluasi dan penyusunan laporan Menyelenggarakan ketenagakerjaan dan transmigrasi.
e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, Sesuai bidang tugasnya.
2. Struktur Organisasi Pengelola Keuangan Disnakertrans Medan Berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Penyusunan organisasi dalam suatu organisasi sangat penting dilakukan guna mempermudah pelaksanaan tugas yang dibebankan. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola-pola tata hubungan diantara fungsi-fungsi,bagian-bagian atau posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan,tugas, wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu Struktur organisasi.
Struktur ini mengandung unsur-unsur spealisasi kerja, standarisasi, koordinasi, dalam pembuatan keputusan dalam organisasi dapat diketahui secara jelas dengan melihat struktur organisasi.
Struktur organisasi keuangan Disnakertrans Medan sebagai berikut:
a. Kadis Disnakertrans Medan selaku kepala dinas adalah pemegang kekuasaan keuangan disnakertrans.
Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan disnakertrans sebagaimana dimaksud mempunyai kewenangan sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang. 2. Menetapkan kuasa pengguna anggran
3. Menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran 4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang
milik disnakertrans
5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.
b. Sekretaris Disnakertrans
Sekretaris Disnakertrans selaku koordinator pengelolaan keuangan berkaitan dengan tugas dan fungsinya dalam membantu kepala dinasmenyususn kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kadis termasuk pengelolaan disnakertrans.
Tugas – tugas koordinator pengelolaan keuagan disnakertrans adalah sebagai berikut:
3. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD
4. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan berdasarkan yang dilimpahkan oleh kepala dinas.
c. Kepala SKPD (PPKD selaku BUD)
PPKD selaku SKPKD mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan disnakertrnas
2. Melaksanakan fungsi Bendahara umum 3. Menyusun laporan keuangan
4. Melaksanakan tugas lainya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala dinas.
d. Kepala SKPD (Pengguna Anggaran/Pengguna Barang )
Pejabat pengguna anggaran /pengguna barang mempunyai tugas dan wewenanag:
1. Menyusun RKA-SKPD 2. Menyusun DPA-SKPD
3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja
4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinya
5. Menandatangani SPM atas beban anggaran belanja SKPD yang dipimpinnya.
6. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya.
8. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala dinas.
9. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kepada kepala dinas melalui sekretaris.
e. Kuasa Pengguna Anggaran (Kuasa PA)
1. Pejabat pengguna anggaran/barang dalam melaksanakan tugas dapat melimpahkan sebagai kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/barang.
2. Kuasa Pengguna anggaran/barang pada SKPD minimal pejabat eselon III
3. Pelimpahan wewenang ditetapkan oleh kepala dinas atas usul kepala SKPD.
4. Penetapan kuasa pengguna anggaran/barang pada SKPD berdasarkan perrtimbangan tingkatan daereah,besaran SKPD,besaran jumlah uang yang dikelola,beban kerja,lokasi,kompetensi,dan/atau rentang kendalli dan pertimbangan objektif lainnya.
5. Kuasa pengguna anggaran/barang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan anggaran/barang yang dilimpahkan.
6. Atas pelaksanaan tugasnya,kuasa pengguna anggaran/barang melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada pengguna anggaran/barang.
1. Kepala dinas atas usul PPKD mengangkat bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelakasanaan anggaran pendapatan pada SKPD.
2. Kepala dinas atas usul PPKD mengangkat bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja SKPD.
3. Kepala dinas atas usul PPKD dapat mengangkat bendahara penerimaan dan pengeluaran untuk tiap unit kerja yang ada pada SKPD.
4. Pengangkatan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran pada yiap unit kerja sebagaimana dimaksud pad poin 3 diberikan berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran, kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.
5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada poin 1, 2, 3 adalah pejebat fungsional.
6. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang melakukan,baik secara langsung maupun tidak langsung,kegiatan perdagangan,pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjam,jin atas kegaitan/pekerjaan/penjualan tersebut,serta menyimpan uang pada suatu bentuk dan lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
7. Bendahara penerimaan pembantu dan/atau pembantu dan/atau pembantu bendahara penerimaan.
8. Bendahara pengeluaran dalam melaksanakan tugsnya dapat dibantu oleh bendahara pengeluaran pembantu dan/atau pembantu bendahara pengeluaran.
9. Bendahara penerimaan pembantu dan pembantu bendahara penerimaan bertanggung jawab kepada bendahara penerimaan. 10. Bendahara pengeluaran pembantu dan pembantu bendahara
pengeluaran bertanggung jawab kepada bendahara pengeluaran. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
g. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD(PPTK-SKPD)
Pejabat Pengguna anggran barang dalam melaksanakan program dan kegiatan SKPD menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selku PPTK atas usul kuasa pengguna anggaran/barang.Penunjukan PPTK ditetapkan oleh kepala dinas.
Pejabat Pelaksanaan teknis kegiatan SKPD (PPTK-SKPD)mempunyai tugas mencakup:
1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.
2. Melaporkan perkemabangan pelaksana kegiatan.
3. Menyiapkan dokumen anggaran atas beban pengeluaran pelaksanaan kegiatan mencakup dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyratan yang ditetapkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Dalam rangka melaksanakan wewenang atas pengguna anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD,kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD.
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD(PPK-SKPD)mempunyai tugas:
1. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barangdan jasa yang