• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa Langsung Pada Kantor Disnakertrans Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa Langsung Pada Kantor Disnakertrans Medan"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

SISTEM DAN PROSEDUR PENGADAAN BARANG DAN JASA LANGSUNG PADA KANTOR DINAS TENAGA KERJA DAN

TRANSMIGRASI MEDAN

Oleh

Nama : RACHMAD HASAN NIM : 070522008

Departemen : Akuntansi

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa Langsung Pada Kantor Disnakertrans Medan”

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan , atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan,24 juli 2010

Yang membuat pernyataan,

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki, sehingga penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati akan menerima saran dan kritik demi penyempuranaan skripsi ini untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi baik secara moriil maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sumatera Utara , selain itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Hasan Sakti, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Ibu Dra. Naleni Indra, MM,Ak selaku Dosen penguji I atas semua saran serta kritiknya

6. Bapak Sambas Ade Kesuma,SE, M.Si, Ak selaku Dosen penguji II atas semua saran dan kritiknya

7. Seluruh staf pengajar dan tata usaha yang ada di lingkungan Universitas Sumatera Utara khususnya di Fakultas Ekonomi yang telah mendidik serta memberikan bimbingan dalam perkuliahan

8. Kepada seluruh staf dan pegawai Kantor Disnakertrans Medan yang telah memberikan data dan keterangan yang diperlukan kapada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Buat teman – teman penulis di Fakultas Ekonomi Program Ekstensi terima kasih atas kerjasamanya selama ini

Semua ini penulis serahkan kepada Allah S.W.T untuk membalas segala budi baik dan jasa yang telah diberikan kepada penulis. Semoga kita semua selalu dalam limpahan rahmat dan hidayahNya

Akhirnya penulis berharap agar skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 11 Agustus 2010 Penulis,

Rachmad Hasan

(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung di kantor Disnakertrans Medan dan peran faktor pendukung dalam menjalankan sistem dan prosedur penatausahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan berupa metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasi data , serta menganalisis data sehingga memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan di teliti. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawan carai para karyawan Kantor Disnakertrans Medan.

Berdasar penelitian yang dilakukan bahwa Kantor Disnakertrans Medan telah menerapkan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung yang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 , dan dalam pelaksanaan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung harus perlu adanya monitoring serta pengawasan secara berkala untuk menghindari praktik-praktik yang merugikan dalam hal penerapan sistem tersebut sehingga nantinya akan tercipta suatu pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan ekonomis.

(6)

ABSTRACT

Application of financial administration in any firms need an accurate system based on the applied rule. Implementation of system and procedure of goods and services in accordance to domestic minister regulation of local financial management and the improvement continuously from the government official to build a Good Governance.

The research which doing is descriptif methode. The descriptif methode is collected data, classified data, and analyzed data until descripted a problem . Collect data which doing interviewed with employers in the Regent office of Medan.

Based on a research conducted, the Regent office of Medan had apply the system and procedure of goods and service management directly based on the domestic minister’s regulation No. 13 of 2006 and the implementation must be monitored and supervision regularly in order to build a good, effective, efficient and economical governance.

(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI A. Peraturan MENDAGRI No.13 Thn 2006 mengenai Penatausahaan Keuangan Daerah... 7

BAB III: METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 24

B. Jenis Data ... 24

C. Teknik Pengumpulan Data ... 25

D. Metode Analisis Data ... 25

(8)

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum kantor Disnakertrans Medan ... 26 2. Struktur Organisasi Pengelola Keuangan Berdasar Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 ... 41 3. Sistem dan prosedur Penatausahaan barang berdasar Peraturan

Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 ... 47 4. Sistem dan prosedur pengadaan barang berdasar

Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2006 ... 50

B. Analisis Hasil Penelitian

1. Analisa dan Evaluasi Terhadap Struktur Organisasi

Pengelolaan Keuangan Pada Kantor Disnanakertrans Medan …….. 53

2. Analisa dan evaluasi Proses pengadaan barang dan jasa berdasar Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 dengan prosedur penata usahaan barang dan jasa langsung berdasar Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 ... 55

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 66 B. Saran ... 67

(9)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung di kantor Disnakertrans Medan dan peran faktor pendukung dalam menjalankan sistem dan prosedur penatausahaan tersebut.

Penelitian yang dilakukan berupa metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data, mengklasifikasi data , serta menganalisis data sehingga memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan di teliti. Pengumpulan data dilakukan dengan mewawan carai para karyawan Kantor Disnakertrans Medan.

Berdasar penelitian yang dilakukan bahwa Kantor Disnakertrans Medan telah menerapkan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung yang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 , dan dalam pelaksanaan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa langsung harus perlu adanya monitoring serta pengawasan secara berkala untuk menghindari praktik-praktik yang merugikan dalam hal penerapan sistem tersebut sehingga nantinya akan tercipta suatu pemerintahan yang baik, efektif, efisien dan ekonomis.

(10)

ABSTRACT

Application of financial administration in any firms need an accurate system based on the applied rule. Implementation of system and procedure of goods and services in accordance to domestic minister regulation of local financial management and the improvement continuously from the government official to build a Good Governance.

The research which doing is descriptif methode. The descriptif methode is collected data, classified data, and analyzed data until descripted a problem . Collect data which doing interviewed with employers in the Regent office of Medan.

Based on a research conducted, the Regent office of Medan had apply the system and procedure of goods and service management directly based on the domestic minister’s regulation No. 13 of 2006 and the implementation must be monitored and supervision regularly in order to build a good, effective, efficient and economical governance.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya komentar masyarakat tentang keberhasilan dan ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam menjalankan amanah yang diberikan kepadanya menunjukkan harapan kepedulian publik yang harus direspons. Namun antara harapan masyarakat terhadap kinerja instansi pemerintah dengan apa yang dilakukan oleh pengelola dan pejabat pemerintah sering berbeda . Artinya terjadi kesenjangan harapan yang bisa menimbulkan ketidakharmonisan antra instansi pemerintah dengan para direct user dari masyarakat, hal ini sebagai akibat dari belum adanya sistem pengukuran kinerja formal yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah.

Tekanan terhadap pemerintah daerah untuk memperbaiki kinerja dalam memberikan pelayanan publik telah mendorong dibangunnya suatu sistem manajemen pemerintahan daerah berbasisi kinerja merupakan pendekatan dalam manajemen sektor publik yang pada perkembangannya kemudian dikenal dengan model new public management (NPM), yang muncul sebagai reaksi dari tidak memadainya modal administrasi publik tradisional. Penerapan konsep NPM telah menyebabkan terjadi perubahan manajemen sektor publik yang drastis dari sistem tradisional yang kaku, birokratis dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik modern yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.

(12)

dalam hal sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa langsung mengenai hal yang menyangkut Pengaturan Keuangan, sedangkan proses Pengadaan Fisik diatur dalam keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2006 tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

(13)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui”Bagaimanakah sistem pengadaan barang dan jasa langsung pada kantor Disnakertrans Medan?

C.Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilaksanakan tentu mempunyai tujuan tertentu dimana tujuan tertentu tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang hendak dilakukan sehingga menuju sasaran yang diinginkan

Secara umum tujuan penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang sistem dan prosedur penatausahaan barang dan jasa langsung berdasar pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006.

2. Untuk mengetahui dengan jelas sejauh mana peranan faktor pendukung terhadap keberhasilan penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 terutama dalam hal sistem dan prosedur penatausahaan barang dan jasa langsung pada Kantor Disnakertrans Medan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam melakukan penelitian adalah:

(14)

dan prosedur penatausahaan barang dan jasa langsung pada Kantor Disnakertrans Medan.

2. Sebagai dasar pedoman bagi pihak – pihak yang bertanggung jawab atas sistem dan prosedur penatausahaan barang dan jasa langsung pada Kantor Disnakertrans Medan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006.

E. Kerangka Konseptual

Adapun kerangka konseptualnya sebagai berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Pengadaan

Barang dan jasa

Penatusahaan Barang dan jasa langsung

Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

13 tahun 2006

Konsep 3E Ekonomis, Efektif, Efisien

(15)

Keterangan :

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 mengenai penatausahaan keuangan daerah

(17)

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atas kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD.

a. Fungsi terkait:

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsiakuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan.

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas:

1) Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKD.

2) Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.

3) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan .

(18)

5) Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.

6) Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang masuk ke rekening kas.

7) Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan denagn penerimaan kas. 8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi

akuntansi untuk memosting semua transaksi atas kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja dan pembiayaan.

9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

1) Laporan yang dihasilkan dalam prosdur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD terdiri dari :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntasi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas:

(19)

• Neraca

• laporan Arus kas

• Catatan atas Laporan keuangan (CALK)

d. Uraian prosedur

1) Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan

kas melakukan pencatatan ke dalam jornal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal penerimaan kas tersebut.

3) Bukti – bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: • Surat Tanda Bukti Pembayaran (STBP)

• Surat Tanda Setoran (STS)

• Bukti transfer

• Nota kredit

• Bukti penerimaan lainnya.

4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala melakukan posting ke buku besar.

5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol.

(20)

fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.

7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan.

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Prosedur akuntansi pengeluaran kas meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD.

a. Fungsi terkait

Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas:

1) Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang yang menunjukkan tersediannya dana untuk diserap/ direalisasi. 2) Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh

(21)

(SP2D) yang akan diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.

3) Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai tanda bukti pembayaran.

4) SP2D merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.

5) Bukti transfer merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.

6) Nota debit bank, merupakan dokumen , atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah. 7) Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang berhubungan dengan pengeluaran kas.

8) Buku besar merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas, dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

9) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

(22)

• Laporan Realisasi anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPKD terdiri atas :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Laporan arus kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

d. Uraian prosedur

Adapun uraian prosedurnya adalah :

1) Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

2) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening lawan asal pengeluaran kas tersebut.

3) Bukti transaksi penerimaan kas mencakup antara lain: • SP2D

• Bukti transfer

• Nota Kredit

• Bukti penerimaan lainnya

(23)

5) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai kontrol.

6) Pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, buku besar,da buku besar pembantu dilaksanakn oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dab fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku.

7) Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD menyusun laporan keuangan.

3. Prosedur Akuntansi Selain Kas

Prosedur akuntansi selain kas adalah meliputi serangkaian proses, baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan /atau kejadian keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjwaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPD.

Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 dan perubahannya No.59 Tahun 2007, Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa:

(24)

b. Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal yang telah diposting ke buku besar. c. Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber

ekonomi non kas yang bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi pemda.

d. Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.

e. Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihal ketiga karena suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.

f. Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (rulslaag) dengan pihak ketiga.

a. Fungsi terkait

Fungsi terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

b. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri atas :

• Berita acara penerimaan barang • Surat keputusan penghapusan barang

(25)

• Berita acara pemusnahan barang

• Berita acara serah terima barang

• Berita acara penilaian • Bukt i memorial

• Buku jurnal umum

• Buku besar

• Buku besar pembantu

c. Laporan yang dihasilkan

1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA) • Neraca

• Laboran Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

d. Uraian Prosedur

(26)

1) Prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

2) Transaksi dan / atau kejadian selain kas antara lain sebagai berikut • Pengesahan pertangungjawaban (SPJ) pengeluaran dana.

• Koreksi kesalahan pencatatan • Penerimaan hibah/donasi selain kas

• Pembelian secara kredit

• Retur pembelian kredit

• Pelepasan hak atas aset/barang milik daerah tanpa konsekuen kas.

• Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas.

3) Bukti transaksi dan/atau kejadian selain kas antara lain: • Berita acara penerimaan barang

• Surat keputusan penghapusan barng

• Surat pengiriman barang • Surat keputusan mutasi barang

• Berita acara pemusnahan barang • Berita acara serah terima barang

• Berita acara penilaian barang

(27)

5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum.

6) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar.

7) Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat membuat buku besar pembantu yang berfungsi sebagai rincian buku besar dan kontrol.

8) Pencatatan ke dalam buku jurnal umum dan buku besar pembantu dilaksanakna oleh fungsi akuntansi pada SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4. Prosedur Akuntansi Aset

Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi atas perolehan, sehingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset yamg dikuasai/digunakan SKPD dan/atau SKPKD. Prosedur akuntansi digunakan sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang digunakan / dikuasaiSKPD dan/atau SKPKD.

a. Fungsi terkait

(28)

b. Dokumen yang digunakan

1) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPD terdiri atas :

• Berita acara penerimaan barang

• Berita acara serah terima barang

• Berita acara penyelesaian pekerjaan

• Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat

informasi mengenai jenis/ nama aset tetap , kode rekening , klasifikasi , aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum.

• Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan dengan aset.

• Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh

fungsi akuntansi pada PPK-SKPDuntuk memosting semua transaksi dan/atau kejadian dari buku jurnal umum ke buku besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas dana, pendapatan , belanja, dan pembiayaaan.

• Buku besar pembantu, merupakan catatan yang

(29)

semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

2) Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi aset pada SKPKD terdiri atas:

• Berita acara penerimaan barang

• Surat keputusan penghapusan barang

• Surat keputusan mutasi barang (antar SKPD)

• Berita acara pemusnahan barang

• Berita acara serah terima barang • Berita acara penilaian

• Berita acara penyelesaian pekerjaan

• Bukti memorial, merupakan dokumen yang memuat

informasi mengenai jenis/ nama aset tetap , kode rekening , klasifikasi , aset tetap, nilai aset tetap, dan tanggal transaksi dan/atau kejadian sebagai dasar pencatatan ke dalam buku jurnal umum.

• Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan

oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi dan/atau kejadian yang berhubungan denagn aset.

• Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh

(30)

besar untuk setiap rekening aset , kewajiban, ekuitas dana, pendapatan , belanja, dan pembiayaaan

• Buku besar pembantu, merupakan catatan yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

c. Laporan yang dihasilkan

1) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD terdiri atas :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA) • Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Laporan yang dihasilkan dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPKD terdiri atas :

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA) • Neraca

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

d. Uraian prosedur

(31)

penyimpanan barang, sdeangkan pada SKPKD dilaksanakan olehfungsi akuntansi pada SKPKD

2) Bukti transaksi dan / atau kejadian akuntansi terdiri atas : • Berita acara penerimaan barang

• Surat keputusan penghapusan barang

• Surat pengiriman barang

• Surat keputusan mutasi barang • Berita acara pemusnahan barang

• Berita acara serah terima barang

• Berita acara penilaian

• Berita acara penyelesaian pekerjaan

3) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti transaksi dan/atau kejadian melakukan pencatatan ke bukti memorial.

4) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD berdasarkan bukti memorial mencatat ke dalam buku jurnal umum.

5) Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik melakukan posting ke buku besar.

(32)

B. Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung

Penatausahaan barang dan jasa termasuk dalam bentuk belanja, dimana belanja menurut PERMENDAGRI No.13 Tahun 2006 ada 2 jenis yaitu :

• Belanja tidak langsung dan ,

• Belanja langsung.

Belanja tidak langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, Kelompok belanja tidak langsung sebagaimana dimaksud yang terdiri dari:

1. Belanja pegawai; 2. Bunga;

3. Subsidi; 4. Hibah;

5. Bantuan sosial; 6. Belanja bagi hasil; 7. Bantuan keuangan; dan 8. Belanja tidak terduga

Belanja Langsung yaitu merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan sebagaimana dimaksud yaitu:

1. Belanja pegawai;

(33)

Yang dimaksud belanja barang dan jasa langsung menurut Peraturan menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 yaitu Belanja barang dan jasa digunakan untuk pengeluaran pembelian/pengadaan barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah.

Pembelian/pengadaan barang dan/atau pemakaian jasa sebagaimana dimaksud mencakup belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.

Sedangkan penatausahaan barang dan jasa langsung merupakan bagian tugas dari pada bendahara pengeluaran, berikut dalam skema dibawah ini digambarkan penatausahaan bendahara pengeluaran

(34)

Berdasarkan gambar diatas penatausahaan barang dan jasa langsung termasuk dari proses SPP-LS (Surat Permintaan Pembayaran langsung), LS (Langsung) yaitu uang yang dibayarkan langsung kepada pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak atau berdasar surat perintah kerja, dimana SPP-LS terdiri atas:

1. SPP LS belanja pegawai :

a. Pembayaran gaji induk, gaji susulan, kekurangan gaji, gaji terusan, uang duka wafat, dengan lampiran sesuai peruntukannnya.

b. Pembayaran lembur

c. Pembayaran honor / vakasi

2. SPP LS non belanja pegawai (belanja barang) : a. Pembayaran pengadaan barang dan jasa. b. Pembayaran biaya langganan daya dan jasa c. Pembayaran belanja perjalanan dinas.

Dalam pembayaran pengadaan barang dan jasa harus dilampirkan hal berikut : 1. Kontrak / SPK yang mencantumkan nomor rekening rekanan,

2. Surat pernyataan KPA mengenai penetapan rekanan. 3. Berita acara penyelesaiaan pekerjaan

4. Berita acara serah terima pekerjaan 5. Berita acara pembayaran

6. Kuitansi yang disetujui KPA

7. Faktur pajak dan SSP ditandatangani wajib pajak 8. Jaminan Bank/ Lembaga keuangan non Bank

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk memperoleh data yang relevan dengan pokok bahasan, penulis menggunakan metode penulisan sebagai berikut :

A. Desain Penelitian

Penelitian dilakukan berupa studi deskriptif dengan secara langsung mendatangi objek penelitian, yaitu Disnakertrans Medan guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Penelitian ini didasarkan pada teori –teori yang mendukung sebagai landasan teoritis dalam menganalisa data di lapangan.

B. Jenis Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perorangan sebagai objek penelitian, dimana data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut.

(36)

C. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam usaha untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk dijadikan sebagai bahan dalam menganalisis masalah yang sedang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab dengan kepala bagian dan para pegawai yang bersangkutan dengan penelitian ini.

2. Studi Dokumentasi,yaitu penulis mengumpulkan semua data-dat yang diperlukan dalam penelitian ini,baik diperoleh dari perusahaan maupun dari sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis terhadap data – data yang diperoleh, digunakan beberapa metode analisis , yaitu :

Metode Deskriptif, yaitu metode analisis dengan terlebih dahulu mengumpulkan data, mengklasifikasikan, menganalisis, dan mentafsirkan data sehingga data memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti.

E. Lokasi Penelitian

(37)

BAB IV

ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek penelitian

1. Gambaran Umum Disnakertrans Provsu

1.1 Sejarah Berdirinya Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara

Sesuai dengan Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 bahwa pembangunan Ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha bagi setiap angkatan kerja sehingga dapat memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor : 11 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor :15 Tahun 1997 tentang ketransmigrasian Bab II pasal 3 bahwa Penyelenggaraan Transmigrasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigrasi dan masyarakat sekitarnya, peningkatan dan pemerataan pembangunan daerah, serta memperkukuh persatuan dan kesatuan Bangsa.

(38)

(Pengawasan) dan Resources Allocation. Sementara pemerintah daerah provinsi lebih ke masalah Organizing dan Controlling, sedangkan pemerintah kabupaten / kota lebih ditekan pada aspek Actuating.

Sejalan dengan Undang – undang Republik Indonesia Nomor : 25 Tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000-2004 yang merupakan amanat GBHN 1999-2000-2004.

Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) dan RESENTRA (tahun pelaksanaan 2005 – 2009) perintah Provinsi Sumatera Utara memberikan arahan bahwa pembangunan daerah dibidang ketenaga kerjaan dan transmigrasi yaitu dalam rangka :

1. Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. 2. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas tenaga kerja 3. Perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja 4. Pengembangan Sistem jaminan social, serta

5. Pengentasan kemiskinan

Daerah Provinsi Sumatera Utara yang luasnya 71.680 km2 secara geografis terbagi atas Wilayah Pantai Timur yang merupakan daratan rendah seluas 26.360km2 atau 36,8% dari luas Wilayah Sumatera Utara yang merupakan daerah yang subur, Wilayah Dataran Tinggi dan Wilayah Pantai Barat seluas 45.320 km2 atau 63,2% dari luas Sumatera Utara yang sebagian besar merupakan pegunungan.

(39)

yaitu 1,17% (Tahun 1998) dan perkiraan pada tingkat pertumbuhan jumlah penduduk sesuai pengolahan data penduduk bahwa tahun 2001 sebanyak 11.647.958 jiwa, tahun 2002 sebanyak 11.783.503 jiwa, tahun 2003 sebanyak 11.991.892 jiwa dan tahun 2004 sebanyak 12.160.536 jiwa, sehingga akan memberikan dampak pada pengadaan lapangan kerja dan pemukiman yang cukup dan serius.

Masalah yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan di Povinsi Sumatera Utara, antara lain adalah banyaknya tenaga kerja yang menganggur dan setengah menganggur, masih rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dan belum memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja termasuk tenaga kerja di luar negeri. Selama tahun 2000-2004 diperkirakan angkatan kerja cukup tinggi yaitu pada tahun 2000 yaitu sebanyak 5.17.789 jiwa akan naik menjadi 5.645.646 jiwa pada tahun 2004, sedangkan kesempatan kerja pada tahun 2000 sebanyak 4.773.673 jiwa dan pada tahun 2005 diperkirakan akan menjadi 5.117.789 jiwa, sedangkan masalah pembangunan ketransmigrasian antara lain adalah pencadangan areal transmigrasi yang disediakan seluas ± 165.000 Ha masih status fungsi hutan, rawa – rawa bergambut dan Klaim masyarakat.

(40)

merealisasikan misi yang akan dicapai, dirumuskan tujuan, sasaran, kebijaksanaan, program dan kegiatan pokok yang menjadi arah dan pedoman dalam 5 (lima) tahun kedepan. Sebagai pelaksana program dan kegiatan pokok tahun 2006 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara menyusun program kerja tahunan yang akan menjadi pedoman dan pelaksana operasional.

1.2Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Visi

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara mempunyai visi dalam pelaksanaan kegiatan, adalah sebagai berikut : “Terwujudnya Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang Sejahtera” makna yang terkandung dalam visi tersebut adalah

1. Terwujudnya Tenaga Kerja yang kompten dan produktif.

2. Terwujudnya penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja 3. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan keadilan. 4. Terwujudnya perlindungan tenaga kerja.

5. Kesejahteraan pekerja dan purna kerja.

6. Terwujudnya penataan persebaran penduduk dengan “3S” yaitu serasi, seimbang, dan sejahtera.

Misi

(41)

1. Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja serta penempatan tenaga kerja.

2. Meningkatkan dan mengembangkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan serta kesejahteraan tenaga kerja.

3. Meningkatkan dan mengembangkan perlindungan ketenaga kerjaan.

4. Meningkatkan dan mengembangkan penataan persebaran penduduk yang serasi, seimbang dan sejahtera.

5. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkompeten dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara.

1.3Tujuan, Sasaran dan Kebijakan a. Tujuan

Untuk merealisasikan Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara, maka tujuan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Menetapnya komitmen personil dilingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara kepada keberhasilan pelaksanaan tugas secara maksimal dan berkualitas.

2. Meningkatkan perencanaan dan pengadilan program ketenagakerjaan dan transmigrasi.

3. Meningkatkan penyajian informasi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. 4. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas ketenagakerjaan.

(42)

6. Meningkatkan jumlah perusahaan yang melaksanakan mekanisme dan hubungan industrial yang harmonis.

7. Meningkatkan jumlah pengusaha dan pekerja yang melaksanakan peraturan angan ataupun norma ketenagakerjaan.

8. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.

9. Meningkatkan kualitas penyimpanan pemukiman, pengerahan, fasilitas perpindahan dan penempatan transmigrasi.

10. Meningkatkan kualitas sosial budaya, pengembangan usaha ekonomi dan investasi kawasan transmigran dan pelatihan transmigrasi.

b. Sasaran

Untuk mewujudkan tujuan yang telah diuraikan, yang merupakan penjabaran dan langkah untuk penerapan Visi dan Misi, serta memberikan fokus terhadap program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi, maka sasaran yang perlu dicapai selama 5 tahun, adalah sebagai berikut :

1. Para pegawai memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kepentingan pelaksanaan tugas, mampu melaksanakan tugas yang berkembang secara berkualitas yang didukung sikap dan moral yang berorientasi pada tugas.

(43)

3. Program ketenaga kerjaan ketransmigrasian dapat terlaksana dengan Perencanaan ketenagakerjaan dan transmigrasi yang sismatis, terkendali, terpasu dan berkesinambungan.

4. Tenaga kerja yang akan memasuki dunia kerja dan yang terkait dengan hubungan kerja memiliki kompetensi melalui pelatihan dan sertifikasi. 5. Masyarakat pengusaha dan pekerja memahami pentingnya produktifitas

untuk peningkatan kesejahteraan.

6. Terbukanya informasi kesempatan kerja dalam negeri dan luar negeri dengan adanya penyuluhan jabatan dan pelayanan penempatan serta informasi pasar kerja.

7. Terciptanya lapangan kerja baru dalam rangka penanggulangan pengangguran melalui pemanfaatan teknologi tepat guna, pendayagunaan tenaga kerja dan penciptaan wirausaha baru serta pengendalian penggunaan tenaga kerja asing pendapat dalam rangka ahli teknologi.

8. Antisipasi gejolak hubungan industrial dengan menumbuh kembangkan lembaga Bipartite agar tercipta hubungan yang harmonis antara pekerja dan pengudaha.

9. Penanganan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial secara cepat dan tepat dengan mekaniseme yang diatur oleh peraturan perundang – undangan dan ketentuan yang berlaku.

(44)

11. Pekerja dapat perlindungan dalam melakukan hubungan kerja maupun diluar hubungan kerja sesuai peraturan perundang undangan dan ketentuan yang menyangkut norma, kesehatan dan keselamatan kerja.

12. Penanganan mobilitas akibat adanya gejolak sosial atau bencana alam dengan pengerahan dan penempatan ke suatu pemukiman transmigrasi yang dapat berkembang.

13. Pembangunan kawasan transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang, layak lingkungan sesuai dengan sosial budaya masyarakat yang aman, tertib dan sejahtera.

14. Mantapnya motivasi dan peranan warga transmigran untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

15. Meningkatkan operasional, pengelolaan dan pengadilan potensi ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

16. Menyelaraskan program pembangunan Daerah dengan program Pembangunan Nasional bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di tingkat provinsi dengan kabupaten / kota.

c. Kebijakan

(45)

sumatera utara yang ditempuh pada tahun anggaran 2001 – 2002 adalah sebagai berikut :

1. Memantapkan konsolidasi organisasi, ata kerja dan prosedur kerja yang berorientasi kepada efesiensi dan efektifitas.

2. Mengembangkan Ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu yang diarahkan pada peningkatan kompetensi dan kemandirian tenaga kerja, peningkatan pengupahan, penjaminan kesejahteraan, perlindungan tenaga kerja dan kebebasan berserikat.

3. Meningkatkan Kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dan dalam negeri dengan memperhatikan kompetensi. Perlindungan dan pembelaan tenaga kerja yang dikelola secara terpadu dan mencegah timbulnya eksploitasi tenaga kerja.

4. Melakukan berbagai upayah terpadu untuk mempercepat proses pengentasan masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang merupakan dampak krisis ekonomis.

5. Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan dan kesehatan kerja yang mengelolanya melibatkan pemerintah, perusahaan dan pekerja.

(46)

Susunan Organisasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Kepala Dinas 2. Wakil Kepala Dinas

3. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan c. Sub Bagian Kepegawaian

d. Sub Bagian Organisasi dan Hukum 4. Sub Dinas Bina Program, terdiri dari :

a. Seksi Penyusunan Program

b. Seksi Program Kerjasama Latihan Lembaga Swasta c. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

d. Seksi Informasi dan Penyuluhan

5. Sub Dinas Bina Pengerahan dan Penempatan Transmigrasi, terdiri dari : a. Seksi Pengerahan dan Fasilitas Perpindahan

b. Seksi Penempatan Transmigrasi c. Seksi Peran Serta Masyarakat

d. Seksi Penyebaran dan Pemukiman kembali

6. Sub Dinas Pemberdayaan dan Kesempatan Tenaga Kerja, terdiri dari : a. Seksi Produktifitas dan Tenaga Kerja Mandiri

b. Seksi Tenaga Kerja Mandiri, Pelatihan TTG dan Pelaksanaan Kerja c. Seksi Bursa dan Penempatan Tenaga Kerja

(47)

7. Sub Dinas Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi, terdiri dari : a. Seksi Persiapan Kawasan

b. Seksi Pendayagunaan Sumber Daya Kawasan c. Seksi Usaha Ekonomi dan Investasi

d. Seksi Sosial dan Budaya

8. Sub Dinas Bina Hubungan Industrial dan Kesejahteraan Purna Kerja, terdiri dari :

a. Seksi Hubungan Industrial b. Seksi persyaratan kerja

c. Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial d. Seksi Kesejahteraan Pekerja dan Purna Kerja

9. Sub Dinas Perlindungan dan Pengawasan, terdiri dari : a. Seksi Kesehatan Lingkungan Kerja

b. Seksi Norma Kerja dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja c. Seksi Keselamatan Kerja

d. Seksi Perlindungan Tenaga Kerja Khusus

10. Balai Pengembangan Produktifitas Daerah, terdiri dari : a. Subag Tata Usaha

b. Seksi Perencanaan dan Pengembangan Produktifitas c. Seksi Pelatihan dan Bimbingan Produktifitas. 11. Balai Pelatihan Transmigrasi, terdiri dari :

(48)

d. Seksi Monitoring dan Evaluasi

12. Balai Latihan Kerja Usaha Kecil dan Menengah (BLK – UKM) Pematang Siantar :

a. Subag Tata Usaha

b. Seksi Program dan Monitoring c. Seksi Pelatihan dan Pengajaran d. Seksi Kerjasama

Kedudukan Tugas dan Fungsi

Kedudukan, Tugas dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Utara Nomor 13 tahun 2001 tentang Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara. Kedudukan, tugas dan fungsi adalah sebagfai berikut :

1. Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi adalah unsur Pelaksanaan Pemerintah Provinsi, yang dipimpin oleh seorang kepala Dinas, kedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.

2. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi mempunyai menyelenggarakan sebagai Kewenangan Pemerintah Provinsi dan tugas Dekonstasenterasi, dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

3. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyelenggarakan Fungsi :

(49)

b. Menyelenggarakan pembinaan pengarahan dan penempatan Transmigrasi, Pemberdayaan dan kesempatan tenaga kerja, Pemberdayaan kawasan transmigrasi, hubungan industri dan kesejahteraan kerja dan perlindungan serta pengawasan.

c. Melaksanakan tugas – tugas yang terkait dengan Ketenagakerjaan dan Transmigrasi sesuai ketetapan Kepala Daerah.

Kepala Sub Dinas Bina Program

1. Kepala Sub Dinas Bina Program mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam menyusun program, kerjasama pelatihan dengan lembaga Swasta, Penyajian informasi dan penyuluan serta monitoring, evaluasi dan pelaporan.

2. Untuk melaksanakan tugas sebagai mana dimaksud. Kepala Sub Dinas Bina Program, menyelenggarakan Fungsi :

a. Menyusun dan menyempurnakan standar pelaksanaan kewenangan Daerah / Kota dan standar pelaksanaan tugas – tugas Dinas serta rencana jangka menengah dan tahun dalam bidang penyusunan program, kerja dan pelatihan dengan lembaga swasta, penyajian informasi dan penyuluhan.

b. Pengkoordinasian penyusun rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan Dinas, sesuai ketentuan dan Standar yang diharapkan. c. Pelaksanaan pembangunan Institusi Pelatihan dan Pembangunan

(50)

d. Pelaksanaan sosialisasi, Evaluasi, Laporan, Pembinaan dan pengadilan pelaksanaan Standar – standar, Kewenangan daerah Kabupaten / Kota dan akuntabilitas, Dinas Minitoring dan pelaksanaan program Dinas sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas dan Wakil Kepala Dinas, sesuai tugas dan fungsinya.

f. Pemberian masukan yang perlu kepada Kepala Dinas, sesuai tugas dan fungsinya.

g. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan dan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas melalui Wakil Kepala Dinas.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 pasal ini, Kepala Sub Dinas Bina Program dibantu oleh :

1. Kepala Seksi Penyusunan Program, yang mempunyai tugas :

a. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan Standar pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota serta Standar pelaksanaan tugas – tugas Dinas dalam menyusun program.

b. Mengumpulkan, mengelola, menyajikan bahan / data untuk penyusunan rencana jangka panjang, menengah dan tahunan Dinas dalam pembangunan dan peningkatan penyusunan program.

(51)

d. Melaksanakan analisis dan penyajian untuk penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan Standar yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Sub Dinas Bina Program, sesuai bidang tugasnya.

f. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, sesuai bidang tugasnya.

2. Kepala Seksi Program Kerjasama Latihan Lembaga Swasta, mempunyai tugas.

a. Mengumpulkan, mengelola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan Standar pelaksanaan Kewenangan Daerah Kabupaten / Kota serta standar pelaksanaan tugas-tugas Dinas dalam menyusun program kerjasama latihan lembaga swasta

b. Mengumpulkan, mengola, menyajikan, bahan / data untuk penyusunan rencana

c. Menyelenggarakan Sosialisasi, evaluasi, pembinaan, pengendalian dan penerapan standar pelaksanaan penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

d. Melaksanakan analisis dan penyajian untuk penyusunan program Dinas, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepada Sub Dinas Program, sesuai bidang tugasnya.

(52)

3. Kepala Seksi Monitoring, Evaluasi dan pelaporan, melalui tugas.

a. Mengumpulkan, mengola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun dan penyempurnaan standar pelaksanaan kewenangan daerah Kabupaten / kota serta pembangunan ketenaga kejaan.

b. Mengumpulkan, mengola dan menyajikan bahan / data untuk menyusun program jangka menengah Monitoring, Evaluasi dan pelaporan.

c. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, Sesuai bidang tugasnya.

d. Menyelenggarakan Monitoring, Evaluasi dan penyusunan laporan Menyelenggarakan ketenagakerjaan dan transmigrasi.

e. Memberikan masukan yang perlu kepada Kepala Sub Dinas Bina Program, Sesuai bidang tugasnya.

(53)

Struktur ini mengandung unsur-unsur spealisasi kerja, standarisasi, koordinasi, dalam pembuatan keputusan dalam organisasi dapat diketahui secara jelas dengan melihat struktur organisasi.

Struktur organisasi keuangan Disnakertrans Medan sebagai berikut:

a. Kadis Disnakertrans Medan selaku kepala dinas adalah pemegang kekuasaan keuangan disnakertrans.

Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan disnakertrans sebagaimana dimaksud mempunyai kewenangan sebagai berikut:

1. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang. 2. Menetapkan kuasa pengguna anggran

3. Menetapkan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran 4. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengelolaan barang

milik disnakertrans

5. Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran.

b. Sekretaris Disnakertrans

Sekretaris Disnakertrans selaku koordinator pengelolaan keuangan berkaitan dengan tugas dan fungsinya dalam membantu kepala dinasmenyususn kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kadis termasuk pengelolaan disnakertrans.

Tugas – tugas koordinator pengelolaan keuagan disnakertrans adalah sebagai berikut:

(54)

3. Memberikan persetujuan pengesahan DPA-SKPD

4. Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan berdasarkan yang dilimpahkan oleh kepala dinas.

c. Kepala SKPD (PPKD selaku BUD)

PPKD selaku SKPKD mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan disnakertrnas

2. Melaksanakan fungsi Bendahara umum 3. Menyusun laporan keuangan

4. Melaksanakan tugas lainya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala dinas.

d. Kepala SKPD (Pengguna Anggaran/Pengguna Barang )

Pejabat pengguna anggaran /pengguna barang mempunyai tugas dan wewenanag:

1. Menyusun RKA-SKPD 2. Menyusun DPA-SKPD

3. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja

4. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinya

5. Menandatangani SPM atas beban anggaran belanja SKPD yang dipimpinnya.

6. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya.

(55)

8. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/barang lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala dinas.

9. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kepada kepala dinas melalui sekretaris.

e. Kuasa Pengguna Anggaran (Kuasa PA)

1. Pejabat pengguna anggaran/barang dalam melaksanakan tugas dapat melimpahkan sebagai kewenangannya kepada kepala unit kerja pada SKPD selaku kuasa pengguna anggaran/barang.

2. Kuasa Pengguna anggaran/barang pada SKPD minimal pejabat eselon III

3. Pelimpahan wewenang ditetapkan oleh kepala dinas atas usul kepala SKPD.

4. Penetapan kuasa pengguna anggaran/barang pada SKPD berdasarkan perrtimbangan tingkatan daereah,besaran SKPD,besaran jumlah uang yang dikelola,beban kerja,lokasi,kompetensi,dan/atau rentang kendalli dan pertimbangan objektif lainnya.

5. Kuasa pengguna anggaran/barang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan anggaran/barang yang dilimpahkan.

6. Atas pelaksanaan tugasnya,kuasa pengguna anggaran/barang melaporkan dan mempertanggungjawabkan kepada pengguna anggaran/barang.

(56)

1. Kepala dinas atas usul PPKD mengangkat bendahara penerimaan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelakasanaan anggaran pendapatan pada SKPD.

2. Kepala dinas atas usul PPKD mengangkat bendahara pengeluaran untuk melaksanakan tugas kebendaharaan dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja SKPD.

3. Kepala dinas atas usul PPKD dapat mengangkat bendahara penerimaan dan pengeluaran untuk tiap unit kerja yang ada pada SKPD.

4. Pengangkatan bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran pada yiap unit kerja sebagaimana dimaksud pad poin 3 diberikan berdasarkan pertimbangan kompetensi jabatan, anggaran, kegiatan, beban kerja, lokasi, dan/atau rentang kendali dan pertimbangan objektif lainnya.

5. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran sebagaimana dimaksud pada poin 1, 2, 3 adalah pejebat fungsional.

6. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dilarang melakukan,baik secara langsung maupun tidak langsung,kegiatan perdagangan,pekerjaan pemborongan dan penjualan jasa atau bertindak sebagai penjam,jin atas kegaitan/pekerjaan/penjualan tersebut,serta menyimpan uang pada suatu bentuk dan lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.

(57)

8. Bendahara pengeluaran dalam melaksanakan tugsnya dapat dibantu oleh bendahara pengeluaran pembantu dan/atau pembantu bendahara pengeluaran.

9. Bendahara penerimaan pembantu dan pembantu bendahara penerimaan bertanggung jawab kepada bendahara penerimaan. 10. Bendahara pengeluaran pembantu dan pembantu bendahara

pengeluaran bertanggung jawab kepada bendahara pengeluaran. Bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.

g. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan SKPD(PPTK-SKPD)

Pejabat Pengguna anggran barang dalam melaksanakan program dan kegiatan SKPD menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selku PPTK atas usul kuasa pengguna anggaran/barang.Penunjukan PPTK ditetapkan oleh kepala dinas.

Pejabat Pelaksanaan teknis kegiatan SKPD (PPTK-SKPD)mempunyai tugas mencakup:

1. Mengendalikan pelaksanaan kegiatan.

2. Melaporkan perkemabangan pelaksana kegiatan.

(58)

Dalam rangka melaksanakan wewenang atas pengguna anggaran yang dimuat dalam DPA-SKPD,kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai PPK-SKPD.

Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD(PPK-SKPD)mempunyai tugas:

1. Meneliti kelengkapan SPP-LS pengadaan barangdan jasa yang disampaikan oleh bendahara pengeluaran dan diketahui/disetujui oleh PPTK dan /atau kuasa pengguna anggaran/barang.

2. Meneliti kelengkapan SPP-UP,SPP-GU,SPP-TU,SPP-GU nihil dan SPP_LS gaji dan tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.

3. Menyiapkan SPM

4. Melakukan Verifikasi SPJ

5. Melakukan Verifikasi harian atas penerimaan 6. Melaksanakan akuntansi SKPD

7. Menyiapkan laporan Keunangan SKPD

3. Sistem dan prosedur Penatausahaan Barang dan Jasa Langsung berdasar Peraturan menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006.

(59)

I. Proses Pelaksanaan Pengeluaran Barang dan Jasa yaitu:

a. Pengguna Anggaran menyerahkan SPD kepada Bendahara Pengeluaran dan berdasarkan SPD, melaksanakan lelang pekerjaan

b. Setelah keluar dokumen keputusan lelang, pengguna anggaran membuat kontrak pelaksanaan pekerjaan.

c. Pengguna anggaran menyerahkan pelaksanaan pekerjaan kepada pehak ketiga.

d. Pihak ketiga melaksanakan pekerjaan dan membuat berita acara penyelesaian pekerjaan

e. Pihak ketiga menyerahkan berita acara penyelesaian pekerjaan dan kontrak pelaksanaan pekerjaan kepada PPTK

f. PPTK menyerahkan berita acara penyelesaian pekerjaan dan kontrak pelaksanaan pekerjaan kepada bendahara pengeluaran.

II. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran Langsung (SPP-LS)Barang dan Jasa yaitu:

a. Berdasar SPD, berita acara penyelesaian pekerjaan, dan kontrak pelaksanaan pekerjaan , bendahara pengeluaran membuat SPP-LS dan dokumen lain. Dokumen lain tersebut terdiri dari :

• Surat Pengantar SPP-LS Barang dan Jasa

• Ringkasan SPP-LS Barang dan Jasa

(60)

• Salinan SPD

• Salinan Surat Rekomendasi dari SKPD terkait

• SSP disertai faktur pajak yang ditandatangani WP

b. Bendahara pengeluaran menyerahkan SPP-LS beserta dokumen lain kepada PPK-SKPD untuk diteliti

c. PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-LS berdasarkan SPD yang diterima dari pengguna anggaran dan DPA-SKPD.

d. Bila SPP-LS dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD membuat SPM paling

lambat 2 hari kerja sejak SPP diterima.

e. PPK-SKPD menyerahkan SPM kepada pengguna anggran untuk diotorisasi

f. Jika SPP-LS dinyatakan tidak lengkap , PPK- SKPD akan menerbitkan surat penolakan SPM. Penolakan SPM paling lambat 1 hari kerja sejak SPP-LS diterima.

g. Surat penolakan penerbitan SPM ini kemudian diberikan PPK-SKPD kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi

h. Surat penolakan penerbitan SPM diberikan kepada bendahara agar bendahara melakukan penyempurnaa SPP-LS.

III. Proses selanjutnya yaitu Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana langsung Barang dan Jasa (SP2D-LS):

a. Pengguna anggaran menyerahkan SPM kepada kuasa BUD.

(61)

c. Bila dokumen SPM dinyatakan lengakap, kuasa BUD menerbitkan SP2D paling lambat 2 hari kerja sejak diterimanya pengajuan SPM . Kelengkapan dokumen untuk penerbitan SP2D :

• Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran / kuasa

pengguna anggaran

• Bukti – bukti pengeluaran yang sah dan lengkap.

d. Kuasa BUD menyerahkan SP2D kepada Bank dan pengguna anggaran

e. Kuasa BUD sendiri harus mencatat SP2D dan Nota debet ke dokumen penatausahaan .

f. Pengguna anggaran menyerahkan SP2D kepada bendahara pengeluaran

g. Bendahara pengeluaran mencatat SP2D ke dalam dokumen penatausahaan yang terdiri dari:

• BKU Pengeluaran

• Buku pembantu simpanan / Bank.

• Buku pembantu pajak.

• Buku pembantu panjar

• Buku rekapitulasi pengeluaran per rincian objek.

(62)

i. Surat penolakan penerbitan SP2D ini diserahkan kepada pengguna anggaran agar dilakukan penyempurnaan SPM.

IV. Proses terakhir yaitu Pembelanjaan dana barang dan jasa :

Berdasarkan SP2D yang diterima , bank mencairkan dana dan membuat Nota debet, Nota debet ini kemudian diserahkan kepada kuasa BUD.Bank membayarkan / mentransfer uang kepada pihak ketiga.

4. Sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa berdasar Keputusan Presiden nomor 80 tahun 2003

Dalam keputusan presiden nomor 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa diatur sistem dan metode pengadaan barang dan jasa, dalam Keputusan Presiden ini yang dimaksud dengan pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dengan APBN/APBD, baik yang dilakukan swakelola maupun oleh penyedia barang dan jasa.

Sedangkan yang dimaksud dengan pengguna barang/jasa adalah kepala kantor / satuan kerja / pemimpin proyek / pengguna anggaran daerah / pejabat yang disamakan sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang / jasa dalam lingkungan unit kerja / proyek tertentu.

(63)

a. Pengumuman prakualifikasi

b. Pengambilan dokumen prakualifikasi c. Pemasukan dokumen prakualifikasi d. Evaluasi prakualifikasi

e. Penetapan hasil prakualifikasi f. Pengumuman hasil prakualifikasi g. Masa sanggah prakualifikasi

h. Undangan kepada konsultan yang masuk daftar pendek i. Pengambilan dokumen seleksi umum

j. Penjelasan

k. Penyusunan berita acara penjelasan dokumen seleksi dan perubahannya l. Pemasukan penawaran

m. Pembukaan penawaran administrasi dan teknis n. Evaluasi administrasi dan teknis

o. Penetapan perangkat teknis

p. Pemberitahuan / pengumuman peringkat teknis (pemenang) q. Masa sanggah

r. Pembukaan penawaran harga peringkat teknis terbaik s. Klarifikasi dan teknis dan biaya

t. Penunjukam pemenang u. Penandatanganan kontrak

Pejabat yang berwenang menetapkan penyediaan barang adalah ;

(64)

persetujuan menteri / Panglima TNI / Pemimpin Lembaga / Gubernur / Bupati / Walikota / Dewan Gubernur BI / Pemimpin BHMN / Direksi BUMN / BUMD, pejabat pengguna barang / jasa yang bersangkutan. b. Menteri / Panglima TNI / Kepala POLRI / Pemimpin Lembaga /

Dewan Gubernur BI / Pemimpin BHMN / Direksi BUMN / BUmd untuk pengadaan barang dan jasa yang dibiayai dari dana APBN bernilai diatas Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar )

c. Gubernur untuk pengadaan barang yang dibiayai dari dana APBD propinsi yang bernilai diatas Rp 50.000.000.000 ( lima puluh milyar ). d. Bupati / Walikota untuk pengadaan barang yang dibiayai dari dana

APBD Kabupaten / Kota yang bernilai diatas Rp 50.000.000.000 ( lima puluh milyar

e. Direksi BUMD untuk pengadaaan barang yang dibiayai dari APBN / APBD yang bernilai diatas Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar) dengan persetujuan Gubernur / Walikota / Bupati.

B. Analisa Data

1. Analisa dan Evaluasi Terhadap Struktur Organisasi Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Disnakertrans Medan.

(65)

Pengelolaan keuangan depnakertrans Provsu adalah seluruh kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan kepala depnakertrans Provsu tersebut. Organisasi yang terkait dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja disnakertrans Provsu terdiri dari :

a. Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran b. Biro Ekonomi dan Pembangunan

c. Pejabat Pelaksana teknis Kegiatan

d. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah e. Bendahara Penerimaan

f. Bendahara Pengeluaran

g. Bendahara Penerimaan Pembantu h. Bendahara Pengeluaran Pembantu i. Pembantu Bendahara Penerimaan j. Pembantu Bendahara Pengeluaran

Apabila sampai dengan awal tahun berkenaan RAPERDA APBD belum dapat ditetapkan, kapall depnakertrans dapat menetapkan bendahara Pengeluaran dan Kuasa Pengguna Anggaran berkaitan dengan pengeluaran kas untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja wajib. Dengan keputusan Gubernur berdasarkan prinsip pemisahan kewenangan antara yang memerintahkan, menguji, dan yang menerima atau mengeluarkan uang dengan berpedoman pada peraturan perundang – undangan.

(66)

Provsu selaku kepala SKPD menyusun dan mengusulkan program kerja ke depan dalam bentuk draf baik berupa belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Dimana kepala SKPD tersebut dipilih dan bertanggungjawab oleh Gubernur berdasarkan surat keputusan Gubernur.

Tugas dari bendahara penerimaan yaitu

a. Wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung jawabnya.

b. menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.

Sedangkan tugas dari bendahara pengeluaran yaitu:

a. Wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya.

b. Bertanggung jawab atas segala pengeluaran dalam pengelolaan keuangan daerah.

Dalam tugasnya bendahara penerimaan dan pengeluaran dibantu oleh bendahara pembantu dan atau pembantu bendahara. Perbedaan antara bendahara pembantu dengan pembantu bendahara adalah terletak pada status kepegawaian, bendahara pembantu diangkat melalui surat SK dari SKPD yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan daerah sedangkan pembantu bendahara diangkat tanpa melalui SK, bisa siapa saja yang ada dalam lingkup kantor , biasanya adalah pegawai honorer yang ada di lembaga tersebut

(67)

tahun

Proses Pengadaan Berdasar Keputusan Presiden No. 80

Tahun 2003.

a.

Proses pengadaan barang berdasar Keputusan Presiden No.80 tahun 2003.

Di dalam pengadaan barang pada Instansi Pemerintah terdapat beberapa proses yang dilakukan, diantaranya adalah proses pengadaan barang dan proses pencatatan (penatausahaan) barang dan jasa. Proses pengadaan barang lebih menekankan kepada proses awal dimana barang dan jasa tersebut agar dapat masuk ke dalam suatu instansi pemerintah, pada dapat diikuti dalam pengadaan barang yang diselenggarakan oleh pemerintah.

Selain uraian di atas, proses pengadaan barang berdasar Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 terdapat beberapa pasal yang meliputi diantaranya, yaitu :

Pasal 1

TUGAS DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

(68)

Tabel 1

Pengadaan Lap Top dan Printer

No Nama Barang Banyaknya Keterangan

1.

2.

Pengadaan Komputer Note Book (Lap Top) Spesifikasi :

- T 5800 (2.0) - 160 / 1 GB

- Dvd + rw / 12.1 + cam - Wifi/cardrider/Bluetooth/Dos Pengadaan Printer

Spesifikasi :

- Laserjet M1120 AIO - A4/14ppm

blk/600/USB/Print/Scan/Copy/Flatbed Scanner/Copier/150s/32MB Ram

2 Unit

1 Unit

Pasal 2

Biaya Palaksanaan Pengadaan

(69)

Bina Program Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara.

2. Di dalam harga tersebut ayat 1 di atas sudah termasuk PPN, biaya umum dan keuntungan yang wajar serta biaya angkut ke lokasi.

3. Jumlah harga borongan adalah harga tetap dan tidak dibenarkan adanya tuntutan tambahan harga dengan alasan kenaikan harga atau alasan lainnya.

Pasal 3 Cara Pembayaran

1. Pembayaran dilaksanakan sekaligus jika pekerjaan tersebut pada pasal 1 (satu) telah selesai 100% dan diserahkan berdasarkan Berita Acara Penyerahan Pekerjaan selesai ditandatangani.

2. Permintaan pembayaran diajukan kepada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara dengan SPP-LS setelah Berita Acara Penyerahan Pekerjaan selesai ditandatangani.

Pasal 4

Jangka Waktu Pelaksanaan

(70)

Pasal 5 Pelaksanaan

Pengadaan tersebut dalam pasal 1 di atas harus dulaksanakan oleh Pihak Kedua

berdasarkan ketentuan-ketentuan dan persayaatan-persayaratan seperti yang tercantum dalam kontrak ini beserta lampiran-lampirannya yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kontrak ini.

Pasal 6

Bea Materai dan Pajak-Pajak

Biaya materai dan pajak-pajak lainnya sesuai degnan ketentuan yang berlaku, serta biaya administrasi dalam pembuatan kontrak ini menjadi beban Pihak Kedua

Pasal 7

Pekerjaan Tambah atau Kurang

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual
Gambar Penatausahaan Bendahara Pengeluaran
Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

(Tiga ratus delapan puluh tujuh juta dua ratus enam puluh ribu

Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan kuantitatif antara struktur senyawa turunan estradiol dengan aktivitas antikanker, khususnya yang memanfaatkan komputer

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ROOMBOY DALAM MAKING BED PADA HOUSEKEEPING DEPARTMENT DI HOTEL SOECHI INTERNATIONAL MEDAN.. KERTAS KARYA

Reaksi Kimia Bersyair dalam Gerakan Literasi Sekolah__Simposium Guru Tahun 2016__M.Fadli Rasyid 0.. Artikel Simposium Guru

This project is intended to simulate the wavelength of the fiber laser is at L band region and investigate the refractive index for constant nanofiber diameter in range

Masalah pertama, banyak orang yang meyakini bahwa selain petunjuk nabi SAW adalah lebih baik daripada petunjuk beliau dibantah dengan pendapat bahwa sunnah berdiri sendiri

benda berhubungan jika keduanya memiliki beberapa sifat yang sama atau memenuhi beberapa persyaratan yang sama.  Dua elemen yang dihubungkan dengan

Hasil dari analisis pemasaran industri kecil pada event wisata pacu jalur di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau, menunjukkan bahwa masih kurang produktif