• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung Di Bank Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung Di Bank Syariah"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT TIONGHOA KOTA TEBING TINGGI

MENABUNG DI BANK SYARIAH

OLEH

ISNA ELFIRA TARIGAN

080501043

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah. Faktor kualitas pelayanan , lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil menjadi faktor yang dipilih untuk mengetahui faktor masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner kepadah nasabah tionghoa di Kota Tebing Tinggi sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan , internet , Pihak bank dan media lainnya. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan, lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil sudah dinilai baik dan menarik bagi responden . Dengan demikian dapat disimpulkan faktor – faktor tersebut mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah.

Kata kunci: Masyarakat Tionghoa , Kualitas Pelayanan , Lokasi, Promosi ,

(3)

ABSTRACT

This research aims to determine and analyze the factors that encourage chinese people in Tebing Tinggi town to save money in syariah bank. Service quality factor , location , promotion and profit sharing ratio chosen to determine factor for chinese people to save in syariah bank.

The type of data in this research is primary data and secondary data. The collecting of the primary data is done by giving the questionnaire to the chinese people in Tebing Tinggi town ,while secondary data are obtained from library research, internet, syariah bank,and others. The analysis method that used in this research is descriptive explorative by using SPSS 16.0 version

The result of this research show that service quality factor , location ,promotion and profit sharing ratio has been considered good and interesting. It can be concluded that the factors encourage chinese people to save in syariah bank.

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beriring salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung di Bank Syariah”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada

1. Kedua Orang Tua tercinta, ayahanda Drs.H.Sahidin Tarigan dan ibunda Hj.Mahdaniah Sebayang. Saudara-saudara, abang, kakak dan adik tercinta, beserta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan semangat dan dukungan beserta doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis. 2. Bapak Prof.Dr Azhar Maksum,Mec selaku Dekan fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc. Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan,

(5)

saran , petunjuk dan masukan yang sangat berarti dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Ilyda Sudardjat,S.Si,M.Si selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran pada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu staf administrasi Fakultas Ekonomi, khususnya

Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah dengan ikhlas melayani penulis dalam menyelesaikan skripsi

Akhir kata penulis mengaharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan , Juni 2014

Penulis

Isna Elfira Tarigan

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank . ... 8

2.2.2. Prinsip – Prinsip Operasional Lembaga Keu.Syariah ... 15

2.2.3. Produk Perbankan Syariah... 18

2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 24

3.2. Jenis Data dan Sumber ... 24

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4. Metode Pemilihan Populasi dan Sampel ... 25

3.5.Metode Analisis yank Digunakan ... 26

3.6. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 27

3.7. Definisi Operasional ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 29

4.1.1. Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi ... 29

4.1.2. Kondisi Geografi ... 31

4.1.3. Kondisi Demografi ... 33

4.1.4. Perbankan di Kota Tebing Tinggi ... 35

4.1.5. Perkembangan Jumlah Tabungan di Kota Tebing Tinggi 36 4.2. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 37

(7)

4.2.1.1 Data Responden Berdasarkan Usia ... 37

4.2.1.2 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 38

4.2.1.3 Data Responden berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan... 39

4.2.2. Kualitas Pelayanan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi .... 40

4.2.2.1. Tangible (Wujud Fisik) ... 41

4.2.2.2. Reliability ... 43

4.2.2.3. Responsiveness (Daya Tanggap) ... 46

4.2.2.4. Assurance ( Jaminan) ... 48

4.2.2.5. Empathy ... 52

4.2.3.Tanggapan Responden Terhadap Promosi Bank Syariah ... 54

4.2.4. Faktor Lokasi Bank Syariah ... 58

4.2.5. Faktor Nisbah Bagi Hasil ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perbandingan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dan

Bank Konvensional ... 3

2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 22

4.1 Luas Wilayah Kecamatan Kota Tebing Tinggi ... 32

4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan ... 33

4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 34

4.4 Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 34

4.5 Perkembangan tabungan Masyarakat di Kota Tebing Tinggi ... 36

4.5 Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 37

4.6 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 38

4.7 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan ... 39

4.8 Tanggapan Responden terhadap Kondisi Bangunan ... 41

4.9 Tanggapan Responden tentang Kelengkapan Ruang Tunggu Kantor ... 42

4.10 Tanggapan Responden tentang Penjelasan Produk Bank Syariah ... 43

4.11 Tanggapan Responden terhadap Sikap Cepat dan Tanggap Karywan ... 44

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Kesiapan Karywan dalam Membantu Kebutuhan Nasabah ... 45

4.13 Tanggapan Responden tentang Perhatian Karyawan ... 47

4.14 Tanggapan Responden tentang Kemampuan Karyawan dalam Mengatasi Masalah Nasabah ... 49

4.15 Tanggapan Responden tentang Perhatian Karyawan Secara Individual ... 52

4.16 Tanggapan Responden tentang sosilaisasi Melalui Media Cetak dan Media Elektornik ... 56

4.17 Penjelasan Lokasi Bank Syariah ... 59

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

4.1 Kecepatan dan Ketepatan dalam Penyetoran Dana ... 48

4.2 Tanggapan Responden dalam Penggunaan Produk ... 50

4.3 Tanggapan Responden tentang Citra bank Syariah Kota Tebing Tinggi ... 51

4.4 Tanggapan Responden terhadap Keramahan dan Kesopanan Karyawan ... 53

4.5 Kegiatan Promosi Bank Syariah ... 55

4.6 Keseuaian dan Keuntungan Promosi ... 57

(10)

DAFTAR RINGKASAN

ICMI = Ikatan Cendikian Muslim Indonesia MUI = Majelis Ulama Indonesia

SSB = Syariah Supervisory Board SHU = Sisa Hasil Usaha

DSN = Dewan Syariah Nasional BMI = Bank Muamalat Indonesia

UMKM = Usaha Mikro Kecil dan Menengah BDS-P = Business Developmen Service-Provider SDM = Sumber Daya Manusia

(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah. Faktor kualitas pelayanan , lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil menjadi faktor yang dipilih untuk mengetahui faktor masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner kepadah nasabah tionghoa di Kota Tebing Tinggi sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan , internet , Pihak bank dan media lainnya. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan, lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil sudah dinilai baik dan menarik bagi responden . Dengan demikian dapat disimpulkan faktor – faktor tersebut mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah.

Kata kunci: Masyarakat Tionghoa , Kualitas Pelayanan , Lokasi, Promosi ,

(12)

ABSTRACT

This research aims to determine and analyze the factors that encourage chinese people in Tebing Tinggi town to save money in syariah bank. Service quality factor , location , promotion and profit sharing ratio chosen to determine factor for chinese people to save in syariah bank.

The type of data in this research is primary data and secondary data. The collecting of the primary data is done by giving the questionnaire to the chinese people in Tebing Tinggi town ,while secondary data are obtained from library research, internet, syariah bank,and others. The analysis method that used in this research is descriptive explorative by using SPSS 16.0 version

The result of this research show that service quality factor , location ,promotion and profit sharing ratio has been considered good and interesting. It can be concluded that the factors encourage chinese people to save in syariah bank.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1997 Indonesia di landa krisis moneter yang berdampak buruk

bagi industri perbankan. Industri perbankan, khususnya bank-bank

konvensional,mengalami kesulitan keuangan karena tingginya tingkat bunga

sehingga berdampak pada penurunan kualitas aset dan tingkat kepercayaan

masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan Indonesia. Di sisi lain,

pemerintah tidak mampu memberikan suntikan dana untuk menyelamatkan

kondisi perbankan pada saat itu. Hal ini menyebabkan industri perbankan

mengalami likuiditas dan ada pula yang melakukan merger.

Pada masa itu, perbankan syariah menjadi salah satu lembaga keuangan

yang mampu bertahan menghadapi krisis. Hal ini dibuktikan dengan hampir tidak

ditemukan permasalahan dalam pembiayaannya (non performing loan) dan tidak

terjadi negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Kondisi ini dapat terjadi

karenaBank Syariah tidak menggunakan suku bunga sehinggamemberikan

kemudahan bagi masyarakat dalam peminjaman modal investasi. Kemampuan

perbankan syariah bertahan dalam mengahadapi krisis ekonomi telah

membuktikan pada masyarakat tentang eksistensi perbankan syariah sebagai

alternatif perbankan yang mampu memenuhi harapan dari warga masyarakat

Islam dan dapat memberikan manfaat yang luas dalam kegiatan

perekonomian.Bank Syariah telah berkembang pesat pada dekade terakhir bahkan

(14)

yang ditawarkan harus sesuai dengan prinsip syariah atau hukum Islam dengan

penawaran fungsi dan jasa yang sama dengan sistem bank konvensional. Industri

perbankan di Indonesia yang pertama menggunakan sistem syariah adalah PT

Bank Muamalat Indonesia Tbk yang didirikan pada tahun 1991 dan memulai

kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992.Pendirian bank tersebut diprakarsai

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah Indonesia serta mendapat

dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim se – Indonesia (ICMI)

dan beberapa pengusaha muslim. Hanya dalam waktu 2 tahun setelah didirikan,

Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang

memperkokoh posisi Perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di

Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan (Ali Zainuddin,2008 : 5 ).

Disahkannya UU No. 10 Tahun 1998 yaitu perubahan atas UU No.7 Tahun

1992 tentang perbankan,perkembangan perbankan syariah mulai membaik. Dalam

UU tersebut diatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat

dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang -undang tersebut

juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka cabang syariah

atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi Bank Syariah.

Dalam beberapa dekade ini pertumbuhan aset perbankan syariah sangat

menggembirakan , pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan yang dicapai oleh

perbankan konvensional dimana pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai

double digit bahkan jarang di bawah 30 % , sehingga aset yang hanya berjumlah

(15)

kemudian. Pertumbuhan ini bahkan hampir mengejar tingkat aset perbankan

syariah di Malaysia yang telah berdiri satu dekade terlebih dahulu. Pertumbuhan

aset perbankan konvensional bahkan tidak pernah mencapai pertumbuhan 20%,

tetapi dengan jumlah aset yang dimiliki sangat besar , pertumbuhan perbankan

konvensional yang relatif lebih kecil tersebut memiliki angka nominal yang sangat

besar dibandingkan perbankan syariah(Raharjo,2007).Perbandingan pertumbuhan

aset perbankan syariah dan konvensional dilihat melalui tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Perbandingan Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah dan Konvensional

Tahun 2000–2010

(16)

Dalam perspektif jangka panjang, pengembangan sistem perbankan syariah

diharapkan dapat menciptakan efisiensi operasional dan memiliki daya saing yang

tinggi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai syariah, memiliki peran signifikan

dalam sistem perekonomian nasional serta memperbaiki kesejahteraan

masyarakat. Kebijakan pengembangan dapat dilakukan dengan pengembangan

jaringan kantor di wilayah - wilayah yang dinilai potensial. Indonesia, yang

mayoritas penduduknya beragama Islam, merupakan negara dengan potensi yang

luar biasa sebagai tempat tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi yang berbasis

syariah. Potensi dalam hal ini dipandang dari sumber daya dan aktivitas

perekonomian suatu wilayah serta pola sikap dari pelaku ekonomi terhadap

produk dan jasa bank syariah.

Perkembangan perbankan syariah menyebabkan banyakmasyarakat

muslim beralih menggunakan jasa perbankan syariah karena dapat terhindar dari

sistem bunga (riba) yang dilarang oleh syariat Islam. Sistem bunga mengandung

unsur riba yang dapat mengakibatkan keburukan atau kemudharatan bagi

masyarakat (Irsyad Lubis 2010 : 101).Bank Syariah dengan sistem bagi hasilnya

menjadi alternatif dari penerapan sistem bunga, dinilai telah berhasil

menghindarkan dampak negatif dari penerapan sistem bunga tersebut seperti, (a)

pembebanan pada nasabah dengan beban berbunga – bunga (compound interest)

bagi nasabah yang tidak mampu membayar tepat pada waktunya , (b) timbulnya

eksploitasi yang kuat pada yang lemah, (c) terjadinya konsentrasi kekuatan

ekonomi ditangan kelompok elite, (d) kurangnya peluang bagi kekuatan ekonomi

(17)

Perkembangan perbankan syariah juga terlihat di berbagai kota di Provinsi

Sumatera Utara. Bank – Bank Syariah mulai membuka cabang di berbagai

kabupaten / kota di provinsi Sumatera Utara diantaranya Kota Tebing Tinggi.

Kota Tebing Tinggi memiliki jumlah penduduk sebesar 145.810 orang yang

terdiri dari 71.945 orang laki – laki dan 73.335 orang perempuan. Penduduknya

terdiri dari beragam etnis diantaranya melayu 70%, jawa 15 %, batak 8%tionghoa

5%,dan lain – lain (http:wikipedia.com ). Meskipun jumlah penduduk tionghoa Kota Tebing Tinggi sedikit namun peranan masyarakat Tionghoa ini sangat besar

dalam perekonomian. Posisi Kota Tebing Tinggi yang sangat strategis membuat

aktivitas utama perekonomian masyarakatnya adalah berdagang. Pedagang –

pedagang Kota Tebing Tinggi banyak berasal dari etnis tionghoa. Ada banyak

jenis barang dan jasa yang mereka perjualbelikan. Aktivitas ini tampak terlihat

jelas di pusat perdagangan Kota Tebing Tinggi di sekitar Jl.Sutomo dimana

mayoritas pedagangnya berasal dari etnis tionghoa.

Kehadiran perbankan syariah di Kota Tebing Tinggi tentunya sangat

membantu kelancaran transaksi ekonomi. Produk dan jasa perbankan syariah bagi

masyarakat tioghoa Kota Tebing Tinggi akan sangat membantu mereka dalam

menjalankan usahanya, diantaranya produk tabungan. Dalam ilmu ekonomi,

tabungan merupakan selisih antara pendapatan dengan konsumsi. Memiliki

tabungan di bank, tidak hanya dinilai untuk menyimpan sebagian penghasilan

dengan motif berjaga – jaga untuk kebutuhan di masa mendatang.Namun dengan

adanyatabungan di bank dapat juga memperlancar transaksi pembayaran jual beli

(18)

semakin kompetitif dalam meningkatkan kualitas produk bank dan pelayanan agar

masyarakat tionghoa mau menginvestasikan penghasilan atau uangnya untuk

ditabung di Bank Syariah .

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka penulis ingin meneliti

tentang faktor – faktor yang mempengaruhi mereka memilih Bank Syariah

sehingga penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung di Bank

Syariah.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitianini adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor pelayanan berpengaruh terhadap masyarakat tionghoa dalam

menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

2. Apakah faktor nisbah bagi hasil berpengaruh terhadap masyarakat tionghoa

dalam menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

3. Apakah faktor promosi berpengaruh terhadap masyarakat Tionghoadalam

menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

4. Apakah faktor lokasi mempengaruhi masyarakat Tionghoadalam menabung

di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah faktor pelayanan mempengaruhi masyarakat

(19)

2. Untuk mengetahui apakah faktor nisbah bagi hasil mempengaruhi

masyarakat Tionghoa dalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah faktor promosi mempengaruhi masyarakat

Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

4. Untuk mengetahui apakah faktor lokasi mempengaruhi masyarakat

Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis terhadap

penelitiannya.

2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah ataupun bagi

institusi yang terkait khususnya Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi.

3. Sebagai bahan studi bagi mahasiswa / mahasiswi Fakultas Ekonomi

terutama Departemen Ekonomi Pembangunan

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

Dalam pembicaraan sehari – haribank dikenal sebagai lembaga keuangan

yang kegiatann utamanya menrima simpanan giro , tabungan dan deposito .

Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang ( kredit ) bagi

masyrakat yang membutuhkannya. Disamping itu , bank kenali juga dikenal

sebagai tempat untuk menukar uang atau menerima segalamacampembayaran

listrik , telepon , pajak , uang kuliah dan pembayaran lainnya.

2.1.1 Pengertian Bank

Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan

Bank “ Badan usaha yang menghimpun dana dar masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk – bentuk lainnnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan , Teori dan Aplikasi

( 2002 : 68 ) definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

adalah menghimpun dan menyalurkan dalam bentuk kredit serta memberikan jasa

– jasa dalam lau lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.1.2 Jenis – Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis

perbankan yang diatur dalam Undang – Undang No.10 Tahun 1998 dengan

sebelumnya ,yaitu Undang –Undang Nomor 14 Tahun 1967 , maka terdapat

(21)

keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak

berbeda satu sama lainnya.Menurut Rindjin ( 2000 : 17 ) , jenis bank dapat dibagi

berdasarkan segi fungsi , segi kepemilikan da segi ada tidaknya hak untuk

menciptakan tenaga beli baru.

a. Dilihat dari segi fungsinya

1. Bank Senral ( Central Bank ) ialah Bank Indonesia sebagaimana yang

dimaksud dalam Undang – Undang Dasar 1945 dan yang didirikan

berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1968.

2. Bank Umum ( Commercial Bank ) ialah bank yang dalam pengumpulan

dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan

usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan ( Saving Bank ) adalah bank yang dalam pengumpulan

dananya terutama menerima simpanan dalambentuk deposito dan atau

engeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang di bidang

pembangunan.

b. Dilihat dari segi kepemilikan

1. Bank umum milik efara ( selain Bank Indonesia )

2. Bank umum milik swasta

3. Bank umum milik koperasi

4. Bank umum milik daerah , yang berada di setiap provinsi

5. Bank umum milik asing

(22)

c. Dilihat dari segi ada tidaknya hak untuk menciptakan tenaga beli baru

1. Bank Primer adalah bank yang berhak untuk menciptakan uang kartal dan

uang giral. Bank – bank yang dapat digolongkan dalam bentuk bank

primer ini adalah bank sentral dan bank umum.

2. Bank Sekunder adalah bank yang tidak mempunyai kemampuan untuk

menciptakan tenaga beli baru melainkan hanya sebagai perantara dalam

lau lintas modal .Termasuk dalam golongan ini adalah bank pasar , bank

tabungan , bank desa dan lain sebagainya.

2.1.3 Fungsi dan Usaha Bank Umum

Menurut Siamay ( 2001: 88), Bank Umum memiliki fungsi pokok sebagai

berikut :

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam

kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat

4. Menawarkan jasa – jasa keuagan lain.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut undang –

undang No.7 tahun 1992 dalam Siamat adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat

2. Memberikan kredit

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang

4. Membeli , menjual , menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

(23)

diakseptasi oleh bank, surat pengakuanhutang, Sertifikat Bank Indonesia

Obligasi, Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun

5. Memindahka uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan

nasabah.

6. Menempatkan dana pada ,meminjam dana dari atau meminjamkan dana

kepadapihak lain baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk,cekatau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan degan atau antara pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untukmenyimpan barang dan surat berharga

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihka lain berdasarkan

suatu kontrak

10.Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya

dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek .

11.Membeli melalui pelelangan agungan baik semua maupun sebagian dalam

hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank , dengan ketentuan

agungan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

12.Melakukan kegiatan anjak piutang ( Fcatoring ) , kartu kredit dan kegiatan

wali amanat

13.Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

14.Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing ,

melakukan penyertaan modal pada bank atau perudahaan lain di bidang

(24)

asuransi dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi

akibat kegagalan kredit.

15.Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidka bertentanga

dengan undang undang.

2.2 Bank Syariah

2.2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah terdiri atas dua kata yaitu bank dan syariah . Kata bank

bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan

dari dua pihak yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan

dana. Kata syariah dalam versi Bank Syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian

berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk penyimpangan

dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum

Islam.

Dalam arti luas bank syariahadalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi

sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang

kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum

Islam. Selain itu bank syariahbiasa disebut dengan Islamic banking atau interest

fee banking yaitu suatu sistem perbankan yang dalam pelaksanaan operasional

tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidakpastian

atau ketidakjelasan (gharar). Aspek pengenalan (recognition), pengukuran

(measurement), dan pencatatan (recording) setiap transaksi pada akuntansi Bank

Syariahmemiliki kesamaan dengan proses – proses yang terjadi pada sistem

(25)

sistem riba dalam seluruh transaksinya tetapi di dalamnya terdapat sistem yang

membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri

utama Bank Syariah ( Muhammad, 2002 : 99 ) diantaranya :

1. Beban biaya

Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar menawar dalam

batasan – batasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas

waktu yang telah disepakati bersama dalam suatu kontrak baru untuk

menyelesaikannya.

2. Tidak menggunakan persentase

Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah selalu

dihindarkan penggunaan persentase karena akan mempunyai potensi untuk

melipatgandakan.

3. Menciptakan Rasa Kebenaran

Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan

peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara adil dan rasa

kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga

dapat mengerjakan pryeknya dengan bank.

4. Tidak ada keuntungan yang pasti

Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah dalam mencantumkan

keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak

pembiayaan. Sedangkan yang dilakukan yang hakekatnya merupakan system

yang didasarkan pada penyertaan dengan system bagi hasil.

(26)

Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi Bank

Syariah adalah seolah – olah melakukan jual beli atau sewa menyewa uang

dengan memperoleh keuntungan darinya.

6. Jaminan kebendaan terhadap uang

Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari

peminjam merupakan hal yang sangat menetukan dalam persetujuan

pemberian pinjaman dalam bentuk talangan dana untuk pembelian

barang/aktiva/barang modal. Maka pada dasarnya tidak mengutamakan

jaminan kebendaan dari peminjam sebab barang yang ditalangi pembeliannya

oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang peminjam

belum lunas.

Bank Syariah secara yuridis nomatif dan yuridis empiris diakui

keberadaannya di negara Republik Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif

tercatat dalam peraturan perundang – undangan di Indonesia, diantaranya Undang

– Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, Undang – Undang No.10 tentang

Perubahan atas Undang – Undang No. 7 Tahun 1998, Undang – Undang No.3

Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang No.23 Tahun 1999 tentang

Bank Indonesia, Undang – Undang No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas

Undang–Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Apabila mengamati dunia perbankan saat ini bukan hanya Bank Muamalat

sebagai perbankan yang menerapkan prinsip syariah melainkan bank– bank

pemerintah dan/atau bank swasta pun telah menyiapkan satu bagian atau unit

(27)

menjadi sistem syariah. Hal ini didasari oleh keinginan warga masyarakat

inimenggunakan jasa bank bank pemerintah dan/atau swasta tetapi tidak

menginginkan terlibat dalam peserapan sistem bunga. Demikian juga

kegiatan-kegiatan lembaga keuangan lainnnya sehingga muncul asuransi syariah, reksadana

syariah, gadai syariah dan atau lembaga keuangan yang tidak menggunakan

sistem bunga.

2.2.2 Prinsip – Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan memiliki kewenangan dan

tujuan mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip–prinsip Islam,

dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang

terkait. Adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum

Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang

dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan di bidang

syariah. Bank Syariah punya tujuan yang sama persis dengan bank konvensional

kecuali Bank Syariahdijalankan di bawah hukum Islam. Karakteristik Bank

Syariah yang terkenal adalah keadilan dan kesamaan melalui pembagian

keuntungan dan kerugian melarang bunga. Prinsip untuk Bank Syariah ( ) adalah

sebagai berikut :

a. Melarang Bunga

Bunga secara keras dilarang oleh Islam dan dipahami sebagai haram (tidak

diizinkan). Islam hanya mengizinkan satu jenis pinjaman dan itu adalah Qardhul

Hassan (pinjaman yang murah hati) di mana peminjam tidak dikenakan bunga

(28)

b. Sistem bagi hasil

Riba dilarang dalam Islam.Bank menyediakan dana untuk modal dengan

wirausaha berbagi risiko bisnis dan dalam pembagian keuntungan . Islam

mendorong orang Muslim untuk menanam uang mereka dan menjadi partner

dengan tujuan berbagi keuntungan dan risiko dalam bisnis meskipin posisinya

sebagai kreditor. Dalam Islam, pembiayaan di dasarkan pada iman dimana

pemberi pinjaman dan peminjam harus berbagi risiko bisnis secara seimbang .

Konsep dari pembagian risiko dan hasil berbeda antara Bank Syariah dan bank

konvensional dimana peminjam harus membayar pokok pinjaman dengan bunga

tanpa memperhatikan untung atau rugi dari usaha.

c. Uang sebagai Modal Potensial

Dalam Islam, uang hanya alat pertukaran. Tidak ada nilai dalam dirinya sendiri.

Oleh karena itu, seharusnya tidak diijinkan menilai tinggi terhadap uang, melalui

pembayaran bunga tetap, ketika menyimpan di bank atau ketikan meminjamkan

kepada seseorang. Uang diperlakukan sebagai modal potensial. Uang akan

menjadi modal riil hanya ketika uang digabung dengan sumberdaya yang lain yan

bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas yang produktif . Islam meyakini

waktu nilai uang, tetapi hanya ketika hal itu diperlakukan sebagai modal bukan

ketika itu sebagai untuk modal potensial. Prinsip ini mendorong muslim untuk

menginvestasikan uang ke dalam bisnis secara berbeda. Penimbunan uang adalah

hara. Uang punya daya beli tetapi hanya untuk tujuan digunakan. Itu tidak bisa

digunakan untuk meningkatkan daya beli tanpa aktivitas yang produktif.

(29)

Sistem keuangan Islam melarang penimbunan dan melarang transaksi yang

memiliki kharakteristik gharar(ketidakpastian) yang tinggi dan maysir (judi). Di

bawah larangan ini transaksi ekonomi yang di masuki harus bebas dari

ketidakpastian , risiko dan spekulasi . Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank

terlibat pada bisnis yang dimana bank tidak memiliki pengetahuan yang cukup

atau pada transaksi yang sangat beresiko.

e. Kontrak yang suci

Bank Islam memegang teguh tanggung jawab kontrak dan bekewajiban untuk

memberikan informasi secara utuh. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko

asimetri informasi dan risiko moral. Pihak yang disebut dalam kontrak harus

memiliki pengetahuan yang baik tentang produk yang dimaksud untuk

dipertukarkan sebagai hasil dari transaksi mereka. Lebih jauh lagi, tiap pihak tidak

bisa menentukan sebelumnya jaminan keuntungan. Ini didasarkan prinsip “

ketidakpastian keuntungan “ dengan penafsiran, tidak mengijinkan konsumen

bertanggung jawab untu membayar pokok pinjaman ditambah jumlah inflasi.

Dibalik larangan ini adalah untuk melindungi yang lemah dari eksploitasi.

f. Kegiatan Syariah yang Disetujui

Bank Syariah mengambil bagian dalam aktivits bisnis yang tidak melanggar

hukum syariah. Contoh, investasi pada bisnis yang berhubungan dengan alkohol

dan judi adalah sangat dilarang. Bank Syariah diharapkan untuk membangun

Syariah Supervisory Board terdiri dari hukum syariah yang bertindak sebagai

auditor syariah yang independent dan penasihat untuk bank. Mereka bertanggung

(30)

2.2.3 Produk Perbankan Syariah

Pada dasarnya produk perbankan syariah sama dengan produk perbankan

yang ditawarkan oleh bank konvensional. Beberapa produk perbankan syariah

tersebut antara lain :

a. Produk Penyaluran Dana

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk

pembiayaan syariah dibagi dalam tiga kategori berdasarkan tujuan penggunaanya

antara lain:

1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan

dengan prinsip jual beli.Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan

adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda ( transfer of prosperity ).

Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas

barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk

pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti:

 Pembiayaan Murabahah

Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal dengan sebagai murabahah.

Bank bertindak sebagai penjual , sementara nasabah sebagai pembeli.

Dalam perbankan , murabahah lazimnya dilakukan dengan cara

pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang

diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara

tangguh.

(31)

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan

belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tanggung

sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank berindak sebagai pembeli,

sementara nasabah sebagai penjual.

Istishna

Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna

pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin)

pembayaran. Skim istishna dalam Bank Syariah umumnya diaplikasikan

pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan prinsip

sewa (ijarah).

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahaan manfaat. Jadi pada dasarnya

prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya

terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah

barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna

mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil (Syirkah).

Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil adalah:

Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau

syarikah atau serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi

adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai

(32)

golongan musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua

pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan

seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk

perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk

kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul

maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)

dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan

kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan

keahlian dari mudharib.

b. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan

deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana

masyarakat adalah prinsip wadi ah dan mudharabah.

1) Prinsip Wadiah

Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi ah yad dhamanah yang

diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ahdhamanah berbeda dengan

wadi’ah amanah. Dalam wadi’ahamanah, pada prinsipnya harta titipan tidak

boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sedangkan dalam hal

wadi’ahdhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas

keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut.

(33)

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan

bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib

(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan

murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula

dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah.

Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Saat

bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudharabah, maka

bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi2. Rukun

mudharabah terpenuhi sempurna (ada mudharib – ada pemilik dana, ada

usaha yang akan dibagi hasilkan, ada nisbah, ada ijab kabul). Prinsip

mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito

berjangka.

2.3 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional

Bank Syariah sama seperti bank konvensional adalah organisasi yang

bertujuan mencari keuntungan . Hanya saja, Bank Syariah melarang riba atau

aktivitas bisnisyang tidak sesuai prinsip syariah. Aktivitas Bank Syariah

didasarkan pada prinsip membeli dan menjual asset. Beberapa contoh dari

perbedaan antara sistem Bank Islam dan Bank Konvensional ditunjukkan dalam

(34)

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Karakteristik

Sistem Bank Islam Sistem Bank Konvensional

Kerangka Bisnis

Fungsi dan operasi didasarkan pada hukum syariah.

Fungsi dan Operasinya didasarkan pada prinsip sekuler dan tidak didasarkan pada hukum atau aturan suatu agama.

Melarang bunga dalam pembiayaan

Pembiayaan tidak berorientasi pada bunga dan didasarkan pada prinsip pembelian dan penjualan asset dimana harga pembelian termasuk profit margin dab bersifat tetap dari semula

Pembiayaan berorienasi pada bunga dan ada bunga tetap atau bergerakl yang dikenakan kepada orang yang menggunakan uang.

Melarang bunga pada penyimpanan

Penyimpanan tidak berorientasi pada bunga tetapi pembagian keuntungan atau kerugian dimana investor dibagi presentase keuntungan yang tetap ketika hal itu terjadi. Bank memperoleh kembali hanya dari bagian keuntungan atau kerugian dari bisnis yang dia ambil bagian selama periode aktivitas dari usaha tersebut.

Nasabah berorientasi pada bunga dan investor diyakinkan untuk menentukan dari semula tingkat bunga dengan jaminan pembiayaan utnuk suatu usaha atau proyek . Kerugian dibagi berdasarkan persentase bagian yang disertakan sedangkan keuntungan berdasarkan persentase yang sudah ditentukan diawal.

Tidak secara umum menawarkan tapi memungkinkan untuk perusahaan modal venture dan

investment banks. Umumnya

mereka megambil bagian dalam manajemen.

Restriction

(Pembatasan)

Bank Syariah dibatasi untuk mengambil bagian dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah.

Tidak ada pembatasan.

Zakat Bank tidak boleh membiayai bisnis

yang terlibat dalam perjudian dan penjualan minuman keras . Dalam sistem bank Islam yang modern salah satu fungsinya adalah mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Tidak berhubungan dengan zakat.

Penaltyon Default

Tidak mengenakan tambahan uang dari kegagalan membayar.

(35)

Melarang

Gharar

Transaksi dari kegiatan yang mengandung unsur perjudian dan spekulsi sangat dilarang. Contoh: transaksi derivative dilarang karena mengandung unsur spekulasi

Perdagangan dan perjanjian dari segala jenis derivative atau yang mengandung unsure spekulasi diizinkan.

Customer relation

Status bank dalam berelasi dengan clients sebgai partner/ investor dan entrepreneur/ pengusaha

Status bank berelasi dengan

clients sebagai kreditur dan

debitur.

Syariah Supervisiory Board

Setiap bank harus memiliki syariah

Supervisiory board untuk meyakinkan

bahwa semua aktivitas bisnis adalah sejalan dengan tuntutan syariah

Tidak dibutuhkan permintaan ini.

Statutory Requirement

Bank harus memenuhi persyaratan dari Bank Negara Malaysia dan juga Guidelines Syariah.

Harus memenuhi persyaratan dari Bank Negara Malaysia saja.

Sumber : Abbas Mirakhor, 2008 : 10

2.4 Penelitian Terdahulu

Muhammad Zia (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah Kota

Lhokseumawe.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing – masing

variabel independent berpengaruh positif dan signifikan. Hasil dari penelitiannya

di antaranya perkembangan perbankan syariah yang mengalami peningkatan dari

sisi aset , pembiayaan, tabungan , deposito dan jumlah nasabah.

Variabel keyakinan dan bagi hasil merupakan faktor yang dominan dalam

mendorong keputusan menabung di Bank Syariah di Kota Lhouksemawe.

Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Harvis Akbar dengan judul

penelitian “Persepsi Etnis Cina terhadap Produk Perbankan Syariahdi Kota

Medan” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat etnis cina tidak

mengetahui seluk beluk perbankan syariah sehingga menghasilkan persepsi yang

(36)

Untuk itu diperlukan usaha peningkatan promosi melalui seminar – seminar

mengenai produk dan mekanisme bank syariah .Pihak terkait harus mampu

memberikan promosi dan bukti fisik tentang keunggulan – keunggulan produk

bank syariah sehinggan menarik mereka untuk melakukan transaksi kegiatan

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor yang

mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di Bank

Syariah. Jumlah masyarakat tionghoa yang cukup banyak menjadi potensi bagi

Bank Syariah untuk meningkatkan jumlah nasabah yang menabung di Bank

Syariah Kota Tebing Tinggi.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penilis ini adalah

1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu

maupun kelompok, yaitu kuesioner yang diberikan kepada beberapa

masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi.

2. Data sekunder adalah data yang diolah lebih lanjut seperti sejarah

perbankan syariah di Kota Tebing Tinggi, laporan tahunan ,dan dokumen –

dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian di Bank Syariah Kota

Tebing Tinggi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Data Primer

a. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau

(38)

tionghoa Kota Tebing Tinggi yang tinggal di Kelurahan Bandar Sono

Kecamatan Padang Hulu.

b. Wawancara atau mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan pegawai

Bank Syariah Kota Tebing Tinggi. Adapun hal – hal yang ditanyakan

penulis adalah sejarah berdirinya Bank Syariahdi Kota Tebing Tinggi,

perkembangan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi, dan perkembangan

jumlah tabungan di Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi.

c. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

yang diteliti, dalam hal ini masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi.

2. Data Sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi

yaitu data yang berbentuk benda atau bahan tertulis dengan menggunakan

pedoman dokumentasi atau check list, dan cd room. Adapun dokumentasi

dalam penelitian ini berupa rincian perkembangan Bank Syariah di Kota

Tebing Tinggi.

3. Library research yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan

data – data melalui bahan kepustakaan berupa tulisan – tulisan ilmiah, jurnal,

laporan penelitian, artikel dan data elektronik yang bersifat online yang

berhubungan dengan topik yang diteliti.

3.4 Metode Pemilihan Sampel

Dalam penetapan sample dikemukakan bahwa “Apabila subjeknya kurang

dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan

penelitian populasi . Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar maka dapat diambil

(39)

populasi dalam penelitian ± 200 orang warga di Kelurahan Bandar Sono

lingkungan 01 yang mayoritas pendudduknya adalah etnis tionghoa. Penulis

mengambil tempat ini karena kelurahan ini adalah kelurahan yang memiliki

jumlah penduduk etnios tionghoa yang cukup banyak di Kota Tebing Tinggi.

Maka sample yang akan diambil untuk dijadikan sebagai responden adalah

sebesar 15% sehingga jumlah sampelnya sebanyak 30 orang. Untuk teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu sampling

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur ( anggota ) populasi untuk

dipilih menjadi anggota sample dalam hal ini teknik yang dipakai adalah sampling

acak sederhana (Simple Random) dimana cara pengambilan sampel dari semua

anggota populasi dilakukan oleh penulis yaitu warga tionghoa yang tinggal berada

di Kelurahan Bandar Sono Kota Tebing Tinggi yang menabung di Bank Syariah

Kota Tebing Tinggi.

3.5 Metode Analisa Yang Digunakan

Metode analisa yang digunakan adalah :

1. Deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data

secarasistematis, menganilisi dan menginterpretasikan data melalui

gambaran – gambaran sehingga mendapat kesimpulan.

2. Deduktif yaitu proses penarikan kesimpulan yang logis berdasarkan teori –

teori yang telah diterima sebagai suatu kebenaran secara umum.

Berdasarkan kesimpulan akan dirumuskan saran – saran kepada pimpinan

perusahaan guna membantu pelaksanaan tugasnya demi tercipta tujuan

(40)

3.6 Pengolahan data dan Analisis Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS

(Statistic Product and Sevices Solution) versi 16.0. Metode analisis data yang

digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif

eksploratif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena dimana data –

data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggambarkan keadaan atau suatu

fenomena,dimana data yang telah diperoleh dianalisis dengan cara tabulasi,

frekuensi, tabulasi silang (cross tab), dan gambar (grafik).

3.7 Definisi Operasional

a) Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan kredit dan jasa – jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip – pronsip

syariah Islam.

b) Pelayanan adalah upaya memberikan kesenangan – kesenangan kepada

pelanggan dengan adanya kemudahan – kemudahan agar pelanggan

memenuhi kebutuhannya.

c) Nisbah bagi hasil adalah sistem pembagian keuntungan dari suatu hasil

usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana dan biasanya

dilakukan di akhir tahun.

d) Promosi adalah upaya untuk membertiahukan atau menawarkan produk

atau jasa untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat untuk menjad

(41)

e) Lokasi adalah letak atau tempat dimana nasabah dan nasabah melakukan

(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi

Pada awalnya kota Tebing Tinggi bermula dari daratan yang terhampar di

sepanjang pinggiran Sungai Padang dan Sungai Bahilang yang dihuni sebagai

tempat tinggal sekitar tahun 1864. Menurut cerita sejumlah tokoh masyarakat

permukiman ini pertama kali dihuni oleh seorang Datuk yang bernama Datuk

Bandar Kajum dan beberapa pengikutnya. Kampung tersebut berkembang

menjadi permukiman Kota Tebing Tinggi. Inilah pernyataan resmi pertama kali

yang dibuat oleh sejumlah tokoh masyarakat Kota Tebing Tinggi pada tahun

1987. Pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul “Kertas Kerja Mengenai

Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah

Tingkat II Tebing Tinggi”. Makalah ini kemudian dijadikan sebagai dasar historis

pembuatan peraturan daerah (Perda) yang menetapkan awal berdirinya Kota

Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917 yang sekarang dijadikan sebagai hari jadi kota

ini.

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera

Utara yang secara historis administrasi pemerintahannya telah ada sejak

penjajahan Belanda, dimana pada Tahun 1887 oleh Pemerintah Hindia Belanda,

Tebing Tinggi ditetapkan sebagai kota pemerintahan dengan kepala

pemerintahannya adalah seorang Kontreleur. Dalam perundang-undangan yang

(43)

( untuk selanjutnya dapat disebut daerah Otonom kota kecil Tebing Tinggi ) oleh

pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai

daerah otonom dengan sistem desentralisasi. Tata pemerintah Kota Tebing saat ini

dikonsentrasikan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna

tercapainya suatu pelayanan prima dalam rangka implementasi otonomi daerah

yang nyata , luas , dinamis dan bertanggung jawab. Sejalan dengan itu, Kota

Tebing Tinggi memiliki visi untuk mengatasi permasalahan strategis masyarakat

Kota Tebing Tinggi sehubungan dengan perubahan dan perkembangan

lingkungan eksternal baik dalam lingkup lokal maupun domestik dan global.

Untuk mendukung dan mencapai visi trsebut segenap jajaran aparat pemerintah

Kota Tebing Tinggi merumuskan misi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya

aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa;

2. Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata,

terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan;

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup

untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan berkualitas;

4. Melanjutkan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa yang

memiliki produktivitas, inovasi, kreativitas, dengan berorientasi pada

pemberdayaan ekonomi kerakyatan

5. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara

(44)

6. Melaksanakan Pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) secara

terpadu menyeluruh dan mensejahterakan masyarakat melalui pemanfaatan

usaha yang memiliki prospek

7. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan sumber

daya masyarakat untuk meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja

8. Menyelenggarakan pembangunan, pembinaan sosial kemasyarakatan secara

berkeadilan, taat azas, taat prosedure dengan menjunjung tinggi tertib hukum.

4.1.2 Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3°19' - 3°21'

Lintang Utara dan 98°11' - 98°21' Bujur Timur dengan luas wilayahnya adalah

38,44 Km². Kota Tebing Tinggi secara administratif memiliki batas – batas

wilayah sebagai berikut

a. Sebelah utara berbatasan dengan PTPN III Kebun Rambutan dan

Kabupaten Serdang Bedagai

b. Sebelah timur berbatasan dengan PT Sofindo Tanah Besi dan PTPN III

Kebun Rambutan

c. Sebelah selatan berbatasan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan

Perkebunan Paya Pinang Kabupaten Serdang Bedagai

d. Sebelah barat berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela

Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah kota administratif yang terdiri

dari lima wilayah kecamatan yaitu : Kecamatan Padang Hilir , Kecamatan Padang

(45)

Kota dengan masing – masing kecamatan memiliki 7 wilayah kelurahan . Pada

tabel berikut akan dijelaskan luas wilayah kecamatan di Kota Tebing Tinggi

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan Kota Tebing Tinggi

Kecamatan Luas wilayah (km²)

Persentase

(%)

Padang Hulu 8511 22,14

Padang Hilir 11.441 29,76

Bajenis 9.078 23,62

Rambutan 5935 15,44

Tebing Tinggi Kota 3473 9,04

Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi 2013

Kecamatan terbesar adalah Kecamatan Padang Hilir dengan luas wilayah

11,441Km² atau sebesar 29,76% dari jumlah luas wilayah Kota Tebing Tinggi.

Luas wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi Kota seluas

9,04% dari jumlah total wilayah Kota Tebing Tinggi. Sebagian besar wilayah

Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai pemukiman yaitu sebesar 41,83%,

kemudian untuk lahan pertanian sebesar 40,91%, perhubungan 4,74% dan

selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainnya.

Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah,

yaitu Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Kalembah, dan Sungai Sibarau.

Sungai yang paling besar melintasi daerah ini adalah Sungai Padang dengan

(46)

arah timur yang terletak sebelah utara dari bagian pusat kota. Selanjutnya Sungai

Bahilang yang membujur di tengah kota dari arah selatan menuju ke utara dengan

panjang ±1.500 m dan lebar ±15 m. Kecamatan Bajenis merupakan daerah yang

paling banyak di domisili oleh penduduk di Kota Tebing Tinggi.

4.1.3 Kondisi Demografi

Tebing Tinggi merupakan salah satu kota yang letaknya dekat dengan

Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Tebing Tinggi

memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi . Kepdatan penduduknya

pada pertengahan tahun 2012 berdasrkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

adalah 3,84 jiwa/Km² . Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada pertengahan

tahun 2012 berjumlah sebesar 147.771 jiwa atau sebanya 35.774 rumah tangga,

lebih lengkapnya dijelaskan pada tabel berikut yang dijabarkan berdasarkan

kecamatan di Kota Tebing Tinggi.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kota Tebing Tinggi

Kecamatan Jumlah Penduduk Ratio Jenis

Kelamin

Padang Hilir 15.29 6

(47)

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa Kecamatan Bajenis memiliki

jumlah penduduk yang palin besar diantara seluruh kecamatan yang ada di Kota

Tebing Tinggi dan penduduk palin kecil jumlahnya berada di kecamatan Tebing

Tinggi Kota. Berdasarkan agama dan keyakinan yang dianut masing – masing

penduduk juga beragam jumlahnya . Namun mayoritas penduduk Kota Tebing

Tinggi menganut agama Islam yaitu sebanyak 77,47% dari total penduduk sekitar

13,24% . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi berdasarkan Agama

Agama Jumlah Persentase (%)

1 2 3

Islam 96.824 77,47

Katholik 2.228 1,78

Protestan 14.328 11,46

Hindu 261 0,22

Budha 11.213 8,97

Lainnya 125 0,10

Total 124.979 100

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Kota Tebing Tinggi jugag memiliki keberagaman jumlah penduduk yang

berasal dari beragam etnis budaya. Sesuai dengan data dari BPS Kota Tebing

Tinggi dapat kita ketahui jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa yang dapat

(48)

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Banyaknya Persentase

(%)

1 Jawa 50.194 40,16

2 Tapanuli/Toba 18.131 14,51

3 Mandailing 13.083 10,47

4 Cina 11.846 9,48

5 Minang 11.154 8,92

6 Simalungun 8.791 4,35

7 Melayu 5.440 4,35

8 Karo 1.680 1,34

9 Aceh 774 0,62

10 Nias` 541 0,43

11 Pakfak 111 0,10

12 Lainnya 3234 2,59

Jumlah 124.979 100

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas penduduk Kota

Tebing Tinggi berasal dari suku Jawa yaitu sebanyak 501.194 (40,16%). Suku

Tionghoa memiliki jumlah sebesar 11.846 (9,48%) dari jumlah total penduduk

kota Tebing Tinggi . Jumlah penduduk tionghoa ini berpotensi dalam upaya

(49)

4.1.4 Perbankan di Kota Tebing Tinggi

Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa

dalam lau lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan

menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan

pemerataan , pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan

kesehjateraan rakyat banyak (wordpress.com). Kehadiran perbankan di Kota

Tebing Tinggi telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi

daerahnya . Saat ini Kota Tebing Tinggi sudah memiliki cukup banyak kantor

cabang bank konvensional dan bank syariah . Bank konvensional yang ada di Koa

Tebing Tinggi antara lain :

• Bank Sumut

• Bank BNI

• Bank Mandiri

• Bank Lippo

• Bank BRI

• Bank BCA

• Bank Danamon

• Panin Bank

• Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN )

Sedangkan bank syariah yang ada di Kota Tebing Tinggi antara lain :

• Bank Sumut Syariah

• Bank Muamalat

(50)

• Bank BRI Syariah

4.1.5 Perkembangan Jumlah Tabungan di Kota Tebing Tinggi

Dana simpanan pada bank umum dan BPR tahun 2012 di Kota Tebing

Tinggi utamanya berupa tabungan 64,48% , simpanan berjangka Tebing Tinggi

sekitar 25,71% , sedangkan sisanya dalam bentuk giro 9,81%. Jumlah ini naik

10,41% dari posisi akhir dana simpanan pada tahun 2011 .Tabungan masyarakat

relatif stabil naik setiap tahunnya. Nilai tabungan terendah pada tahun 2002 Rp

341.904 juta dan dariu periode tahun 2002 sampai tahun 2012 hanya diahun 2005

yang mengalami penurunan.

Tabel 4.4

Perkembangan Tabungan Masyarakat di Kota Tebing Tinggi (Tahun 2002 – Tahun 2012 )

Tahun Tabungan Masyarakat (Juta

Rupiah )

2002 3.419.044

2003 435.107

2004 482.009

2005 448.495

2006 555.141

2007 673.680

2008 733.989

2009 894.594

2010 1.094585

2011 1.265.424

2012 1.498.388

(51)

4.2.1 Analisis Data dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mendorong

masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di Bank Syariah. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui faktor apa yang dominan sehingga masyarakat

tionghoa mau menabung di bank syariah yang sistemnya berbasis islam. Untuk

lebih memudahkan dalam menganalisis suatu penelitian berikutnya akan

dijelaskan hasil penelitian dari responden tentang beberapa faktor-faktor

pendorong masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

4.2.2 Profil Responden

Responden penelitian ini adalah masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi

yang menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi. Penulis memperoleh profil

responden dengan mendatangi rumah mereka masing – masing. Nasabah yang

menjadi responden diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner dimana nantinya

jawaban dari pertanyaan tersebut disajikan dalam bentuk tabel, grafik, frekuensi,

gambar dan tabulasi silang (crosstab).

4.2.2.1Data Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia responden dikelompokkan dalam beberapa kelompok

umur berikut yang akan dijelaskan dalam tabel 4.4

Tabel 4.5

Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia dari Responden

Umur Frekuensi Persentase (%)

(52)

31 Tahun – 40 Tahun 15 50,00

>40Tahun 8 26,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa , responden yang berjumlah 20

– 30 tahun sebanyak 7 orang (23,33%), untuk yang berumur 31 – 40 tahun

berjumlah sebanyak 15 orang (50,0%) sedangkan untuk yang berumur > 40 tahun

berjumlah sebanyak 8 orang (26,7%). Hal ini dikarenakan pada usia ini sebagian

besar nasabah berprofesi sebagai wiraswasta yang berusia 31-40 tahun.

Responden menggunakan jasa bank syariah berkaitan dengan kegiatan usaha

mereka yang berdekatan dengan lokasi bank syariah yang berada di pusat pasar

Kota Tebing Tinggi sehingga memudahkan mereka untuk penarikan atau

penyetoran uang tabungan.

4.2.1.2Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kesehjateraan baik dari segi

pekerjaan maupun pendapatannya. Pada tabel 4.5 diuraikan data responden

berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya.

Tabel 4.6

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Jenis Kelamin

Pendidikan

Total

SD SMP SMA DIPLOMA S1/S2

(53)

Perempuan 1 3 4 1 3 12

Total 2 6 10 3 9 30

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan nasabah

sebagian besar berada ditingkat SMA dengan jumlah nasabah sebanyak 10 orang

dengan rincian 6 orang laki – laki dan 4 orang perempuan. Kemudian sebanyak 9

orang responden dimana 6 orang pria dan 3 orang wanita memiliki pendidikan di

tingkat S1/S2. Untuk pendidikan di tingkat SMP diketahui sebanyak 6 orang

dimana terdapat 3 orang wanita dan 3 orang pria.Sedangkan pendidikan tingkat

SD hanya dua orang ,1orang pria dan 1 orang wanita. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah yang paling besar.

Karena mayoritas masyarakat tionghoa lebih senang membuat usaha sendiri

dibandingkan bekerja dengan orang lain membuat banyak masyarakatnya lebih

mandiri dari usia muda.

4.2.1.3Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Dalam penelitian ini penulis menggabungkan antara pekerjaan dan

pendapatan responden. Dimana dalam tabel ini akan terlihat perbedaan antara

pekerjaan dengan pendapatan responden. Berikut adalah hasil penelitian yang

disajikan dalam tabel 4.7

Tabel 4.7

Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Pendapatan Pekerjaan

Total Pegawai Swasta Wiraswasta IRT Lain - Lain

Rp 500.000 - Rp

(54)

Rp 1.000.000 - Rp

2.000.000 1 2 1 1 5

Rp 2.000.000 - Rp

3.000.000 1 3 2 0 5

Rp 3.000.000 - Rp

4.000.000 1 4 0 0 6

> Rp 4.000.000 0 5 2 2 9

TOTAL 3 16 8 3 30

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data antara pekerjaan dan pendapatan dapat terlihat bahwa

jenis pekerjaan yang mendominasi adalah wiraswasta yaitu sebanyak 16 orang

dengan tingkat pendapatan yang berbeda beda . Untuk tingkat pendapatan Rp

500.000,00 – Rp 1.000.000,00 ada sebanyak 2 orang , jumlah pendapatan sebesar

Rp 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 2 orang , pendapatan sebesar Rp 2.000.000 –

3.000.000 sebanyak 3 orang , Rp 3.000.000 - 4.000.000 sebanyak 4 orang dan

pendapatan > Rp 4.000.000 sebanyak 5 orang . Sedangkan untuk pekerjaan

pegawai swasta ada sebanyak 3 orang dengan tingkat pendapatan yang berbeda

beda , untuk jenis pekerjaan ibu rumah tangga ada sebanyak 8 orang dengan

jumlah pendapatan yang berbeda – beda dan untuk jenis pekerjaan lainnya ada

sebanyak 3 orang denganjumlah pendapatan yang berbeda pula.

4.2.2 Kualitas Pelayanan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

Kualitas pelayanan adalah upaya memberikan kesenangan – kesenangan

kepada pelanggan dengan adanya kemudahan – kemudahan agar pelanggan

memenuhi kebutuhannya. Sama halnya dengan bank – bank umum lainnya , bank

(55)

yang sangat mengutamakan kualitas pelayanan dibuat agar nasabah merasa

nyaman, senang dan puas dalam menggunakan produk bank syariah.

Dalam penelitian ini kualitas pelayanan merupakan penilaian responden

yang menjadi nasabah atau pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh

bank syariah Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari

responden kualitas pelayanan diukur dari beberapa aspek yaitu tangible,

reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance ( jaminan ) dan

empati.

4.2.2.1Tangible ( Wujud Fisik )

Berdasarkan aspek tangible ( wujud fisik ) kualitas pelayanan akan dinilai

dari beberapa hal antara lain :

a. Kondisi bangunan dan kebersihan ruangan serta keindahan interior kantor.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat tanggapan responden tentang

kondisi bangunan dan keindahan interior kantor bank syariah di Kota Tebing

Tinggi dalam tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Bangunan

Kondisi dan keindahan Interior Bank

Frekuensi Persentase (%)

Kurang baik 1 3,3

Sangat baik 3 10,0

Cukup Baik 11 36,7

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan Pertumbuhan Aset
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari sini diharapkan terbangun hubungan informal antara mahasiswa dengan dosen sehingga akan tercipta pola hubungan yang harmonis dan mahasiswa bisa terbuka

Kewenangan pangkal sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat (2) huruf a Peraturan Daerah ini, sebagai kewenangan dasar pembentukan Kabupaten Murung Raya adalah kewenangan

[r]

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional dan hasil belajar seni musik antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi

Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.. Skema Sistem

Dalam penelitian ini peneliti menganalisis strategi bersaing dengan menggunakan Dynamic Capability View karena menurut Zahra (2006) dynamic capability dapat mempertahankan

Hasil penelitian dari analisis deskriptif adalah kualitas pelayanan termasuk dalam kriteria memuaskan dengan skor rata-rata 24,77 atau 65,18%, kesesuaian

Hasil penelitian mengenai dimensi budaya keselamatan pasien RS Unhas pada setiap instalasi yang ditunjukan tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa pada setiap instalasi di RS