• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

F. Keabsahan Data

Bersadar penelitian kualitatif, untuk menetapkan keabsahan data diperlukan suatu tekhnik pemeriksaan Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah “Teknik Trianggulasi”. Moleong menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.79 Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Menurut Denzin yang dikutib oleh Sugiono dalam Andi membedakan teknik ini menjadi empat macam,yaitu triangulasi sumber, teknik waktu, penyidik, dan teori.80

Penelitian ini menggunakan jenis trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.81 Trianggulasi metode digunakan untuk mengecek balik derajat kepercayaan suatu data dari sumber yang berbeda dengan menggunakan metode yang sama.

79 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 330.

80 Andi Prstowo, Metode Penelitian kualitatif, 269.

81 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 330.

G. Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah menguraikan rencana pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.82 Tahapan penelitian yang dilakukan antara lain:

1. Tahap Persiapan

a. Menyusun rencana penelitian b. Menentukan objek penelitian c. Mengajukan judul kepada jurusan

d. Konsultasi proposal kepada dosen pembimbing

e. Melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan judul penelitian f. Menyusun metode penelitian

g. Menyiapkan bahan perlengkapan penelitian 2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengumpulkan data b. Menganalisis data

c. Konsultasi kepada dosen pembimbing 3. Tahap Penyelesaian

a. Menyusun kerangka laporan hasil penelitian.

b. Konsultasi kepada dosen pembimbing.

82 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 48.

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Gambarab Objektif Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu al-Ghazali Jember.83

Sekolah menengah pertama Islam terpadu (SMPIT) al-Ghazali merupakan sekolah berstandart nasional yang terletak di jalan Kariungan 175 Sumbersari Jember. Sebelum yayasan ini terdapat dua yayasan yang menempati SMPIT al-Ghazali, namun berdasarkan SK pendirian:

421.5/1334.10/436.41.6/2008 yayasan ini resmi menjadi SMPIT al Ghazali.

Kepala sekolah SMPIT al-Ghazali secara berurutan sebagai berikut:

a. Bagus Setya Rintyarna, ST. (tahun 2007-2010) b. Dwi Krisnanto, Sp (tahun 2010-2012) c. Sudiyanto, S.pd (tahun 2012-sekarang)

2. Visi Misi SMPIT al-Ghazali84 a. Visi

Membentuk kepribadian Islami, memiliki kebiasaan ilmiah dan berketrampilan hidup.

83 Sumber: Dokumentasi SMP-IT al-Ghazali Tahun Pelajaran 2015/2016

84 Sumber: Dokumentasi SMP-IT al-Ghazali Tahun Pelajaran 2015/2016

b. Misi

1) Mengoptimalkan kemampuan spiritual dan intelektual untuk bekal masa depan peserta didik.

2) Melatih keterampilan akademis agar mampu mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3) Meningkatkan keterampilan hidup agar mampu beradaptasi dengan lingkungannya.

3. Keadaan peserta didik85

Data siswa 4 tahun terakhir

85 Sumber: Dokumentasi SMP-IT al-Ghazali Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jml Pendaftar Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Siswa Tahun

Ajaran ( Calon

siswa Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kelas VII+VIII+IX baru ) Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rmbel Siswa Rombel Tahun

2011/2012 20 10 1 12 1 9 1 31 3

Tahun

2012/2013 20 15

1 15 1 11 1 41 3

Tahun

2013/2014 50 45 2 23 1 15 1 83 4

Tahun

2014/2015 75 65 2 46 2 24 1 135 5

4. Keadaan fasilitas86 a. Data ruang kelas

b. Data ruang lainnya

Jenis Ruang Jumlah Ukuran Jenis Ruang Jumla

h Ukuran

1. Perpustakaan X 6. Ruang

Ketrampilan X

2. Lab. IPA X 7. Ruang Kesenian X

3. Lab. Bahasa 1 7 X 8 8. Ruang

Ibadah 1 9 X 9

4. Lab. Komputer X 9. Ruang . . .

. . . X

5. Lab. Multimedia X 10. Ruang . . .

. . X

5. Keadaan tenaga pendidik dan tata usaha87

Tenaga Pendidikan / TU Jumlah Keterangan

Tenaga Pendidik / Guru 13

Tenaga Pustakawan

Tenaga Laboran

Staf Tata Usaha

86 Sumber: Dokumentasi SMP-IT al-Ghazali Tahun Pelajaran 2015/2016.

87 Sumber: Dokumentasi SMP-IT al-Ghazali Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jumlah Ruang Kelas Asli ( d ) Jumlah ruang lainnya

yang Jumlah Ruang

yang Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah digunakan untuk R.

Kelas untuk R. Kelas digunakan

7 X 9

M > 63

M < 63

M d=a+b+c ( e ) f = d+e

( a ) ( b ) ( c )

Ruang

Kelas 1

3 Jumlah : 1

Ruang 4 Ruang

Yaitu : Kantor

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Implikasi hafalan surah-surah al-Quran terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam dalam aspek kognitif siswa

Menghafal al-Quran merupakan sebuah proses untuk memperoleh pengetahuan bagi siswa dalam belajarnya. Siswa yang menghafal al-Quran maka akan mendapat kontribusi yang besar dari hafalan yang dimilikinya. Siswa yang hafal al-Quran akan sangat terbantu ketika membutuhkan dali-dalil yang berhubungan dengan pelajaran yang sedang dipelajari utamanya ketika sedang belajar/mempelajari pendidikan agama Islam. Apalagi al-Quran merupakan sumber Ilmu sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud yang artinya: “kalau kalian menginginkan ilmu maka bukalah lembaran-lembaran al-Quran, karena al-Quran mengandung ilmu-ilmu orang-orang terdahulu dan masa yang mendatang”.

Berikut gambaran Implikasi hafalan surah-surah al-Quran terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam dalam aspek kognitif siswa di SMPIT al-Ghazali, berdasarkan wawancara dengan Ilham selaku siswa kelas IX A di SMPT al-Ghazali, menyampaikan:

Pelajaran PAI di sekolah tetap aktif, dan alhamdulillah sampai sekarang saya tidak merasa kesulitan menerima pelajaran PAI terlebih setelah saya lebih banyak hafalan Qurannya, contohya ketika ada suatu pelajaran yang menunjukan atau berkaitan dengan ayat, contoh tentang shalat, saya bisa menyebukan ayatnya: wa’aqimus sholata wa’atuz Zakata warkangu ma’ar roki’in. Dalam pemahaman terhadap materi alhamdulillah juga lebih mudah karena ketika menghafal Quran itu harus pelan-pelan supaya isi dan kadungannya

masuk dalam hati, jadi untuk memahami pelajaran juga lebih mudah.88

Pernyataan tersebuh ditambahkan oleh Qoid selaku siwa kelas VIII A di SMPIT al-Ghazali, menyampaikan:

Alhamdulillah sudah hafal 5 juz. Kalau awal-awal masih surat-surat pendek, kalau dalam pelajaran alhamdulillah tidak ada kesusahan selalu diberi kemudahan. Untuk pelajaran PAI alhamdulillah sama, sebagian besar kan membutuhkan ayat-ayat kalau di PAI, saya mendapatkan kemudahan untuk mengingat atau menyebutkan ayatnya. Untuk pemahaman pada materi alhamdulillah lebih mudah, contoh kan kalau ada ayat pasti ada artinya, jadi saya sudah sering denger ayatnya, tinggal memperdalam maksud dari ayat tersebut.89

Nadif selaku siswa kelas VII A memperkuat pernyataan tersebut dengan menyampaikan:

Sudah 1 juz setengah yang saya hafal, dari SD memang sudah 1 juz yaitu juz amma, setelah tinggal disini sekitar setengah bulan hafalan saya nambah setengah juz, kalau dalam pelajaan tidak ada kendala, selalu diberi kemudahan, kalau dalam PAI gampang, kayak kemarinya ada pelajaran tentang tajwid, dengan adanya tajwid kan agar dalam pembacaan tidak ada kesalahan dan melafadkannya benar. Untuk memahami atau menyebutkan ayat yang berkaitan denga pelajaran saya lebih mudah walau kadang-kadang ada yang tidak tau.90

Pernyataan para siswa di atas telah mendeskripsikan adanya implikasi (dampak) yang sangat besar dengan menghafal al-Quran, maka prestasi utamanya yang berhubungan denga pengetahuan (kognitif) menjadi lebih baik, pemahaman terhadap materi juga lebih baik dari sebelumnya, dalam penerapannya pun baik, semisal yang dicontohkan siswa bisa menyampaikan ayat yang berkaitan dengan salat. Hal ini

88 Ilham, Wawancara, Jember, 27 Juli 2015.

89 Qoid, Wawancara, Jember, 31 Juli 2015.

90 Nadif, Wawancara, Jember, 27 Juli 2015.

senada dengan apa yang disampaikan oleh Ustadz Sudiyanto selaku kepala sekolah di SMPIT al-Ghazali, menyampaikan:

Hafalan anak asrama dan non asrama tetap 3 juz, karena saat ini ada perbaikan SDM maka kita tambah khususnya yang diasarama 10 juz akan tetapi angkatan 2014 dan 2015 kemaren belum ada yang smpai hafalannya 10 juz, 2014 itu yang terbaik ada 4 juz hafalan kalau yang tahun ini 2015 itu ada yang smape 8 juz,, dan anak-anak kelas 9 saat ini sudah banyak yg 6-7 juz, sebenarnya kita juga mempunyai masalah di singkronissasi atau keterpaduan itu, jadi akhirnya anak-anak itu ada bebannya di beban akademik akhirnya tarjet-tarjet al-Qur’an menjadi target realistis saja memang anak-anak yang dapat hafalan 7-8 juz tahun kemaren mereka memang konsentrasinya tinggi di tambah pada awal masuk itu tujuannya itu tau, sehingga motivasi menghafalnya itu kuat karena memang mau melanjutkkan kesekolah yang ada hafalannya nanti yang lebih tinggi. Untuk keprestasian akademiknya Lebih bagus, lebih bagus mereka apalagi kematangan sikapnya diantaranya tahun kemaren yang berprestasi akademiknya hafalannya 7 juz UN nya justru terbaik, saya melihat memang anak-anak masa saat ini itu masa panca roba jadi mereka mencari jadi diri susah kalau tahun-tahun pertama mereka tidak menemukan dirinya sendiri, perlu memang kematangan sikap itu memang anak-anak yang prestasinya bagus itu konsentrasinya itu memang penuh tidak terpengaruh, faktor penghambat anak-anak itu sebenarnya seperti pacaran, orientasi tidak jelas. Jadi kita buat awal-aawal masuk itu biar orientasinya jelas jadi kesiapan anak itu perlu.91

Ustadz Ismail selaku guru PAI di SMPIT al-Ghazali menyampaikan prestasi siswa lebih baik setelah banyak menghafl al-Quran,

Disini juga kan ada bahasa arab sebagai mana background saya kan gontor dsana juga Qur’an yang ditekankan, karena dari bacaan al-quran itu memudahkan kita dalam bahasa arab, jadi kalau anak itu lancar membaca al-Qur’an itu lancar maka belajar bahasa arabnya itu juga mudah. Dan kebetulan juga di gontor buku-bukunya ketika sudah kelas dua itu dirubah menjadi bahasa arab dan bahasa inggris, jadi anak yang belajar juga dipermudah baca-baca kitab juga. jadi dari sini selama pengamatan saya apa lagi di pelajaran PAI yang di dalamnya ada hadist-hadist ayat-ayat al-Quran itu yang perlu dibaca termasuk

91 Sudiyanto, Wawancara, Jember, 27 uli 2015.

menulis dan menghafal, kanapa harus hafal? Dan hafalannya harus benar karena jika salah maka akan salah terus, jadi dampaknya kepada anak yang sudah terbiasa menghafal itu yang pertama dia justru mudah menghafal jelas dia benar dan lancar, yang kedua jika kita tingkatkan untuk memahami ayat kemudian disana saya minta tulis ayatnya anak yang menghafal justru lebih baik, karena jika salah tulisan maka juga salah arti. Dampak hafalan justru memotivasi dan diberi kemudahan mempalajari dan memahami.92

Ustadz Bagus yang juga selaku guru PAI menambahkan pernyataan tersebut,

Mayoritas lebih aktif ada di kelas 9 saya suruh hafalan karena siang mereka hafalan dan setoran, ketika saya Tanya ada seseorang itu hafalannya paling banyak 5 atau 6 juz ketika di pelajaran saya justru dia yang paling aktif, iya justru anak yang hafalan itu dia lebih fokus karena sepengalaman saya anak2 yang hafalan itu fokusnya lebih jauh karena sering hafalan bagi mereka tidak da waktu lagi untuk main2, dan itu saya alami sendiri ketika saya baru hafalan baru 3 juz itu saya merasa waktu itu tidak akan di buat sia-sia, dalam pembelajarn PAI khususnya bagus sekali, dia lebih fokus, dan jika diberi materi maka dia yang lebih nangkap jadi ketika bab baru anak-anak yang hafalan justru dia bilang saya ust gitu,, beda dengann anak yang tidak mau hafalan dia bilang saja justru dia pasif.93

Ustadz Erik juga menguatkan bahwa siswa yang hafidz dan hafidzah lebih berprestasi secara akademik.

Yang pertama hingga tahun 2013 hanya hafalan biasa yang mereka pakai dan itu hanya terbatas pada anak2 di asrama saja diluar asrama mereka belum dikenakan hafalan tersebut,, karena dahulu belum mengenal ibnu Kastir, semenjak tahun 2014 awal kita ada mou dan sangat berbeda jauh, jauh sekali, seluruh siswa dikenakan hafalan tapi dengan porsi-porsi yang berbeda, tahun pertama yang menonjol hanya mereka yang punya niatan hafalan saja tidak keseluruhan, atau memang mereka dari keluarga kuat secara agama terutama dari SD negeri, kalau mereka yang dari sekolah fullday tingkat SD mudah bagi mereka untuk menempuhnya seperti Furqon, SDIT harum, dan al-amin, prestasi tahun 2013 hanya 3 dan 4 juz, dan kami mengusahakan sekolah di turki, tapi karena kemampuan-nya kurang jadi kami

92 Ismail, Wawancara, Jember, 03 Agustus 2015.

93 Bagus, Wawancara, Jember, 18 Agustus 2015.

urungkan terlebih dahulu kemudian ada alumni tahun 2014 dan itu terjadi sudah hafal 4 juz dapat beasiswa kemesir , dan tahun ini ada 2 orang siswa yang sudah pasti keturkey dan sekarng di gembelng di Madura 1 tahun dengan prestasi hafalan 10 juz dan tahun depan berangkat ke turkey. Dan mereka yang tidak dapat beasiswa pun mereka kesekolah-sekolah yang backgroundnya hafalan qur’an pastinya. Kalau terkait agama Alhamdulillah perlahan tapi pasti mereka terkondisikan sejak awal orientasi disni,, dari sisi pakaian Alhamdulillah sesuai syariat dan adab antar lawan jenis Alhamdulillah sudah berubah dulu masih campur sekarang sudah berbeda kelasnya, justru dengan pemisahan ini anak-anak lebih sadar bahwasanya remaja masa2 yang bahaya mereka sadar dan terantisipasi dari sejak sekolah,, jadi mereka tidak akan menemuai lawan jenisnya kecuali hal penting seperti OSIS contohnya itu pun sedikit sekali.94

Prestasi-prestasi siswa memang sangat baik utamanya bagi siswa-siswa yang mempunyai hafalan Quran, hal ini peneliti temui ketika observasi langsung saat pembelajaran khususnya dalam pelajaran PAI yang sebagian besar berkaitan dengan ayat-ayat Quran dan hadis-hadist Nabi, siswa yang mempunyai hafalan lebih mudah dan lebih aktif dalam kelas utamanya ketika diminta untuk menyebutkan ayat-ayat yang berkaitan dengan materi. Juga berdasarkan dokumentasi yang ada peneliti lihat ada peningkatan nilai pada setiap tingkatan kelas hal ini terbukti dari hasil evaluasi belajar sebagaimana terlampir, selain itu SMP-IT al-Ghazali sering mendapatkan juara di ajang olimpiade semisal, juara I dan II lompa PAI sekresidenan besuki, dll.

Peneliti juga melakukan test bagi siswa, dari hasil test tersebut, siswa yang mempunyai hafalan Quran lebih paham dan lebih bisa menguraikan pendapatnya dengan baik, semisal ketika peneliti tanya tentang keutamaan salat, maka siswa menjawab salat itu mencegah

94 Erik, Wawancara, Jember, 24 Agustus 2015.

perbuatan keji dan mungkar, juga menyebutkan dalil yang berkaitan dengan salat.

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan test dapat disimpulkan bahwa implikasi hafalan surah-surah al-Quran terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam dalam aspek kognitif sangatlah baik dalam menyebutkan ayat-ayat yang berkaitan dengan materi pelajaran juga lebih mampu menyampaikan maksud dari ayat tersebut, siswa juga mampu menyampaikan pendapatnya ketika pembelajaran berlangsung serta siswa juga mampu mengkritik dengan bahasa yang komunikatif dan sopan ketika menemui hal-hal yang bertentangan dengan kaidah yang ada.

2. Implikasi hafalan surah-surah al-Quran terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam dalam aspek afektif siswa

Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Sikap seseorang bisa diramalkan perubahan-perubahannya, apabila seseorang telah menguasai kognitif tingkat tinggi ada kecenderungan bahwa prestasi belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian. Meskipun bahan pelajaran berisikan bidang kognitif tetap afektif merupakan sesuatu yang urgen dan menjadi bagian integral dan harus tampak dalam proses belajar dan prestasi belajar, utamanya bagi seorang yang hafid dan hafidzah haruslah mempunyai sikap yang mulia karena telah menyandang gelar

orang yang mampu memelihara Quran yaitu dengan menghafal ayat demi ayatnya.

Berikut ini gambaran implikasi surah-surah al-Quran terhadap prestasi belajar pendidikan agama Islam dalam aspek afektif. Berdasar wawancara dengan Ilham selaku siswa kelas IX A di SMPIT al-Ghazali, menyampaikan:

Saya itu tipe orangnya sabar, jadi kalau ada anak atau temen yang jail, saya bilangi, ya sudah. Kalau tengkar dengan teman sendiri sampai saat ini alhamdulillah belum pernah dan jangan sampai terjadi. Untuk disekolah saya berusaha untuk disiplin karena kalau telat kena sangsi, sama temen-teman juga saling menghargai, alhamdulillah.95

Senada dengan yang disampaikan Nadif selaku siswa kelas VII A menyampaikan:

Ya kalau masalah ada temen yang buat jengkel ada ustadz, tapi saya masih bersabar, dan selama ini masih belum pernah kelahi degan teman sendiri, untuk disekolah saya uasahakan tepat waktu karena biar tidak di sangsi, untuk menghormati guru dan sesama teman itu saya utamakan karena kan kita harus ta’dim dengan guru kita dan teman itu sudah seperti saudara.96

Ustad firdaus selaku kordinator tahfidz putra menambahkan bahwa siswa yang semakin bertambah hafalannya sikapnya juga semakin indah

Baik, dulunya yang tidak pinter jadi pinter, ada dulu kelas tujuh masuk itu tidakk pinter tapi ketika kelas Sembilan hafalannya makin banyak justru akademiknya jauh lebih baik, pemahamnya justru lebih baik, kalau menurut saya semakin banyak anak itu hafalan semakin banyak juga dia kebaikannya, mungkin karena akhlaknya membaik maka dikelas pun dia disiplin dan patuh seperti itu, yang jarang berbicara jadi berbicara tapi berbobot.97

95 Ilham, Wawancara, Jember, 27 Juli 2015.

96 Nadif, Wawancara, Jember, 27 Juli 2015.

97 Firdaus, Wawancara, Jember, 24 Agustus 2015.

Pernyataan-pernyataan di atas telah mendeskripsikan bahwa seorang anak atau siswa yang memiliki hafalan Quran lebih memiliki sikap yang mulia, dengan memelihara sikap disiplin, saling menghargai sesama teman, ta’dim pada guru dll, karena sejatinya al-Quran memang membawa manusia pada jalan yang mulia. Ustadz Sudiyanto yang selaku kepala sekolah SMPIT al-Ghazali menyampaikan:

Owh tidak ada masalah tidak ada masalah, kalau hal seperti itu kita tegaskan dari awal masalah seperti mencuri itu kita langsung keluarkan, 1 2 kali kita peringati yang terakhir ya akhirnya dikeluarkan kita pernah kasus seperti it, kita keluarkn dari asrama dan sekolah juga, ada juga buliying dulu kita pernah jadi kita skorsing langsung. Dengan orang tua iya dari awal memang sudah ada kesepakatan, seminggu yang lalu saya juga menegeluarkan anak tp tidak semata-mata mengeluarkan it ada proses yang panjang bahkan wali kelas, wali asrama juga tidak mampu kita adakan perjanjian jika mengulang kita kembalikan kekelas satu dan it terjadi dan akhirnya ada kasus lagi yang itu standart berat yang pertama ya buliying itu yang kedua dia membeli minuman secara tulisan tidak beralkohol tapi prosesnya beralkohol dan dia tidak bertanya dan tanpa sepengetahuan kita, sebenarnya orang tuanya berat tapi kita juga sampaikan proses dan takutnya menjalar akhirnya kita keluarkan. 98

Ustadz Ismail selaku guru PAI juga menyampaikan:

Jika yang ada hafalan maka justru mereka merasa harus menjaga termasuk menjauhkan diri dari keburukan-keburukan itu terjadi dari hati paling dalam pastinya, maka itu sangat mempengaruhi, jangan seperti itu kita lihat dari kelompok al-Qur’an saja sudah berbeda dari mereka yang kelompok tahsin, tartil dan tahfidz, kebetulan saya juga pernah megang kelompok tartil dan tahsin, jadi memang beda dari perilaku karena mereka belum memahami al-Qur’an secara menyeluruh apa lagi yang kelas tahsin hanya sekedar mengenal saja, jadi secara kasat mata saja yang memiliki hafalan jauh lebih santun, jadi ada nilai plus bagi mereka yang menghafal dari segi berbicaranya, cara mereka menyampaikan pendapat, terus ada garis lurusnya juga terkait masalah kecerdasan itu berpengaruh juga jadi jika kecerdasaaannya rata-rata proses untuk bisa itu memungkinkan dia

98 Sudiyanto, Wawancara, Jember, 27 Juli 2015.

lebih baik dari yang kecerdasannya diatas rata-rata, contoh ini saya dari guru ekskul disampaikan kebetulan ekstranya pencaksilat anak yang hafalananya banyak maka pemahamnya dalam menerima materi pencak silat dia lebih mengerti dan lebih bagus dalam mereflekkan jurus-jurus kegiatannya itu, dan menyerapnya lebih cepat dibanding anak yang lain tidak menghafal. 99

Ustad Bagus yang juga selaku guru PAI menambahkan,

Sikap ya, yang paling membekas kalau disaya itu di kelas 8 dan 9 ust sebab mereka sudah melewati 1 atau 2 tahun disni, justru menurut saya perempuan yang lebih dominan baik menurut saya akhlaknya, justru saya ketika masuk 8 C sedangkan ust nya belum datang mreka sudah megang qur’annya masing2 tanpa ada perintah, beda dengan 8A atau B atau mungkin mereka cara belajarnya yang berbeda ada yang jalan2, kalau yang sikap guru yang lain terutama jam istirahat saya baru tau sekarang dibanding sekolah2 yang pernah saya datangi sebelumnya, salam aja itu udah menunjukkan etikanya seseorang beda dengan sekolah lain yang ketika melihat hanya tersenyum, tapi justru disini selain tersenyum juga menyapa, bahkan mereka sampai ada yang menunduk, kalau di disekoalah saya sebelumnya manggil gurunya saja sudah teriak2, itu etikanya tidak ada sama sekali.100

Senada dengan apa yang disampaikan ustadz Erik yang selaku guru bimbingan Konseling (BK),

kalau dengan guru2 alhamdulillah semua baik walaupun tidak kami pungkiri dalam satu angkatan ada 1 smpe 2 orang yang nakal, tapi senakal-nakalnya anak terhadap gurunya masih sangat-sangat takdim sopan dan akhlak nya baik, tapi ada juga yang sesame teman bemusuhan karena ini wajar masa-masa mencari jati diri, tapi Alhamdulillah kami tim BK dan guru-guru bisa mengatasi masalah-masalah ini dengan baik, dan Alhamdulillah semua berkaitan dengan Pendidikan semua terkondisikan dengan baik, jadi anak2 digembeleng dengan kegiatan disekolah secara akademik dari jam 007 smpe jam 15.00 dan implementasinya diasrama, dan sebagian orang tua memang banyak yang tidak mendukung apa lagi secara ekonomi mereka baik, karena faktor makan-atau yang lain mereka masih berpikiran kalau asrama serba kekuranagn, tapi kita buktikan aplikasi untuk saat ini diasrama untuk merubah maenset yang buruk, Alhamdulillah sangat menunjang, saya banyak belajar dari kenakalan anak dari tahun ketahun semenjak mos smpe lulus itu terbukti dari banyaknya

99 Ismail, Wawancara, Jember, 03 Agustus 2015.

100 Bagus, Wawancara, Jember, 18 Agustus 2015.

Dokumen terkait