• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP

2 PERAN KOMPETENSI DAN KEBIJAKAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di kantor Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), Bogor. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember sampai Februari 2012.

3. Populasi dan Teknik pengambilan sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini subyek penelitian adalah seluruh karyawan kantor PUSTAKA Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan cara sensus, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu 88 karyawan. Teknik pengambilan sampel ini dipakai dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang kondisi sebenarnya. Alasan lainnya kenapa metode ini digunakan yaitu jumlah populasi dianggap tidak terlalu banyak dan mudah dalam pengumpuan datanya. Cara sensus ini biasanya dikenal dengan istilah total sampling atau Complete 26 Enumeration yang digunakan jika jumlah populasi dari suatu penelitian tidak terlalu banyak (Prasetyo dan Jannah, 2005).

Gambar 1. Kerangka pemikiran

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan instrumen kuesioner yaitu seperangkat pertanyaan yang disusun untuk diajukan kepada responden. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi secara tertulis dari responden berkaitan dengan tujuan penelitian.

5. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

H1 = ada pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi dengan kinerja karyawan

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)

Visi dan Misi PUSTAKA

Kompetensi Umum:

- Berpikir analisis

- Berorientasi pada kualitas - Fleksibilitas berpikir - Integritas - Kepemimpinan - Kerjasama - Komunikasi - Manajemen waktu

- Membangun hubungan kerja - Mengarahkan/memberi perintah - Pencarian informasi

- Pengambilan keputusan - Pendelegasian wewenang - Perbaikan terus menerus

- Perencanaan dan pengorganisasian

Kinerja:

- Jumlah artikel yang diterbitkan - Jumlah publikasi yang dikelola

oleh LITBANG

- Persentase perpustakaan digital - Jumlah data base tambahan

koleksi jurnal ilmiah internasional yang dilanggan - Jumlah diseminasi inovasi dan

perpustakaan

Peningkatan kinerja karyawan Kebijakan: Pengadaan, Pelatihan, Pembinaan, Pemberhentian

H2 = ada pengaruh positif dan signifikan antara kompetensi dengan kebijakan H3 = ada pengaruh postif dan signifikan antara kebijakan dengan kinerja 6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

a. Teknik Pengolahan Data

Untuk memudahkan proses pengolahan data, maka pendapat responden tersebut diberi skala. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala Likert., yaitu:

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2

Kurang Setuju (KS) = 3

Setuju (S) = 4

Sangat Setuju (SS) = 5

b. Teknik Analisis Data

Permodelan dengan SEM bertujuan untuk membantu merumuskan pola keterkaitan atau kausalitas dari banyak peubah yang terakit. Melalui pemodelan yang berbasis pada landasan teori tertentu upaya perumusan pola kasualitas umumnya menjadi lebih mudah, karena aspek validitas model dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu SEM juga dapat digunakan untuk menguji validitas dan reabilitas kuesioner yang digunakan dalam penelitian melalui pendekatan confirmatory factor analysis (Wibowo, 2003). Menurut Ghozali (2001), confirmatory factor analisis adalah metode analisis yang digunakan dalam model pengukuran (measurement model) yaitu model yang menganalisis hubungan antara peubah laten dengan peubah-peubah indikator. Dalam model pengukuran ini dapat dilihat berapa kontribusi dan bagaimana signifikansi dari masing-masing peubah indikator terhadap peubah laten. Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Model persamaan struktural (peubah laten) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

= Vektor dengan peubah laten tak bebas (latent endogenous) berukuran mxl ξ= Vektor dengan peubah laten bebas (latent eksoogenous) berukuran nxl β= Matriks koefisien dari berukuran mxm

Γ= Matriks koefisien dari ξ berukuran mxn

= Vektor sisaan hubungan antaraη dan ξ berukuran mxl

Model persamaan pengukuran untuk peubah eksogen sebagai berikut:

Keterangan:

y = Vektor-vektor peubah indikator yang dapat diamati secara langsung (peubah indikator) bagi η berukuran pxl

y = Ʌ

y

+ ɛ

... (2)

x = Ʌ

x

β+ δ

... (3)

x = Vektor-vektor peubah indikator yang dapat diamati secara langsung (peubah indikator) bagi ξ berukuran qxl

ɛ = Vektor-vektor galat pengukuran dari y dan x dengan ukuran masing-masing pxl

δ = Vektor-vektor galat pengukuran dari y dan x dengan ukuran masing-masing qxl

Ʌ y = Matriks berukuran pxm

Ʌx = Matriks berukuran qxm

Pada penelitian ini indikator kompetensi mengacu kepada teori yang diungkapkan oleh Zwell (2007), dimana indikator kompetensi adalah sebagai berikut :

a. Berpikir analisis (BA)

Mengidentifikasi, menguraikan, menghubungkan masalah-masalah yang ada serta membuat kesimpulan untuk mencari solusi.

b. Berorientasi pada kualitas (BpK)

Melaksanakan tigas-tugas dengan mempertimbangkan semua aspek pekerjaan secara detil untuk mencapai mutu yang lebih baik.

c. Fleksibilitas berpikir (FB)

Menggunakan berbagai sudut pandang dalam menghadapi beragai situasi d. Integritas (Int)

Bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan etika kerja dan menerapkan prinsip nilai yang berlaku dengan menjadikan dirinya sebagai panutan melalui tindakan nyata.

e. Kepemimpinan (Kp)

Tindakan meyakinkan, mempengaruhi dan memotivasi orang lain dengan tujuan agar mereka mengikuti atau mendukung rencana kerja unit/organisasi. f. Kerjasama (KS)

Menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama dengan menjadi bagian dari suatu kelompok untuk mencapai tujuan unit/organisasi.

g. Komunikasi (Kom)

Berkomunikasi secara efektif melalui berbagai media dengan pihak lain baik secara individual maupun dalam kelompok dalam rangka meningkatkan kemajuan kerja.

h. Manajemen waktu (MW)

Mengelola waktu dan prioritas tanggung jawab sehingga tugas pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.

i. Membangun hubungan kerja (MHK)

Menjalin, membina, menjaga, serta mengembangkan hubungan dengan mitra kerja untuk mencapai tujuan organisasi.

j. Mengarahkan/memberi perintah (MMP)

Memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai dengan posisi dan kewenangannya.

k. Pencarian informasi (Pi)

Mengumpulkan data/informasi yang dibutuhkan secara sistematik untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan pengambilan keputusan. l. Pengambilan keputusan (PK)

Mengambil tindakan secara cepat dan tepat dengan mempertimbangkan dampak serta bertanggung jawab dengan keputusannya.

m. Pendelegasian wewenang (PW)

Melimpahkan kewenangan pengambilan keputusan kepada bawahan agar pelaksanaan pekerjaan lebih efisien dan efektif

n. Perbaikan terus menerus (PTM)

Mencari peluang untuk meningkatkan proses, sistem dan metode yang sudah ada untuk mendorong keandalan, kualitas, dan efisiensi pekerjaan.

o. Perencanaan dan pengorganisasian (PP)

Menyusun rencana kerja dan tindakan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk pencapaian tujuan organisasi.

Sedangkan indikator kinerja adalah : a. Jumlah artikel yang diterbitkan

b. Jumlah publikasi yang dikelola dalam LITBANG c. Persentase perpustakaan digital

d. Jumlah data base tambahan koleksi jurnal ilmiah internasional yang dilanggan e. Jumlah diseminasi inovasi dan perpustakaan

Peubah laten biasanya diukur oleh beberapa indikator yang dapat langsung diobservasi. Terdapat tiga komponen pada model persamaan struktural yaitu analisis jalur, konsep peubah laten dan model pengukuran serta penguraian pengaruh peubah laten. Pada diagram jalur dipresentasikan sebuah persamaan simultan. Salah satu keuntungan dari penggunaan diagram lintas adalah dapat menggambarkan hubungan antar peubah seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Struktur dugaan menggunakan PLS

Hasil dan Pembahasan 1. Profil PUSTAKA

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) adalah salah satu perpustakaan khusus di Indonesia yang menyediakan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mendukung penelitian dan pengembangan. Disamping itu, PUSTAKA juga merupakan pusat penyebaran

H3

H1

informasi IPTEK pertanian. Informasi tersebut secara aktif disebarluaskan ke pengguna melalui berbagai media informasi dan promosi seperti TV, radio, brosur, CD-ROM, situs internet, serta pameran.

PUSTAKA merupakan perpustakaan pertanian dan biologi tertua di Indonesia. Didirikan pada bulan Mei 1842, diawali dengan pembelian 25 judul milik Jacques Pierot yang disarankan oleh J.K. Hasskarl, assistan Hortulanus’s land Plantentuin dan M.Diard, anggota dari Natuurkundige Commissie. Pada awal pendiriannya, PUSTAKA merupakan bagian dari Kebun Raya Bogor yang memiliki fungsi menyediakan literatur bidang botani untuk para peneliti tamu yang melakukan penyelidikan botani daerah tropis. Pada tahun 1950, secara resmi menjadi sebuah perpustakaan dengan nama bibliotheek’s Land Plantentuin te Buitenzorg. Sejak pendirianya PUSTAKA telah mengalami beberapa kali perubahan tugas, fungsi dan nama. Pada bulan Maret 2000, berdasarkan Surat Keputusan Menteri pertanian nomor 160/2000 nama PUSTAKA menjadi Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Perpustakaan merupakan salah satu sarana pelestari bahan pustaka sebagai produk budaya manusia. Perpustakaan juga merupakan sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan di berbagai bidang. Pertanian misalnya, informasi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan merupakan sumber pengetahuan bidang bidang pertanian yang juga bagian dari kebudayaan manusia. PUSTAKA merupakan satu-satunya perpustakaan khusus bidang pertanian di Indonesia.

Sebagai bagian integral dari Badan Litbang Pertanian, PUSTAKA menetapkan visi untuk menjadi lembaga pelayanan informasi terdepan dan terpercaya dalam mendukung penelitian dan pengembangan inovasi pertanian. Dalam rangka merealisasikan visi, PUSTAKA mempunyai misi sebagai berikut: a. Melakukan penyediaan, pengelolaan dan pelayanan informasi IPTEK Pertanian b. Secara prima sesuai dengan kebutuhan pengguna

c. Meningkatkan literasi informasi

d. Meningkatkan kinerja perpustakaan dan profesionalisme pengelola perpustakaan

e. Meningkatkan kinerja dokumentasi informasi dan komunikasi IPTEK pertanian.

Tujuan utama pelaksanaan kegiatan PUSTAKA adalah memberikan pelayanan informasi pertanian secara prima dengan menitikberatkan pada kemudahan akses informasi oleh pengguna. Selanjutnya sasaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan adalah:

a. Tersedia dan tersebarnya publikasi hasil penelitian

b. Terbina dan tertatanya perpustakaan digital di UK/UKPT lingkup Kementrian Pertanian

c. Tersedia dan tersebarnya informasi dari koleksi yang dimiliki PUSTAKA d. Terselenggaranya kegiatan perpustakaan IPTEk sehingga pengguna mengakses

informasi dengan cepat dan tepat

e. Terselenggaranya kegiatan diseminasi inovasi pertanian dalam rangka penyebarluasan inovasi hasil penelitian

f. Terselenggaranya perencanaan dan kegiatan dengan lebih baik g. Terselenggaranya kegiatan monitoring dan evaluasi

i. Terselenggaranya pengembangan sarana dan prasarana j. Terselenggaranya layanan perkantoran.

Berdasarkan Peraturan Menteri pertanian Nomor 61/Permentan/OT. 140/10/2010 tentang organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian, PUSTAKA merupakan unsur penunjang Kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada menteri melalui Sekertaris Jendral. Namun sejak diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 631/Kptsn/OT.140/1/2011 tentang pengalihan pembinaan pusat perpustakaan dan penyebaran teknologi pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PUSTAKA dibina oleh Badan Litbang Pertanian. Kepala PUSTAKA wajib menyampaikan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Badan Litbang Pertanian.

PUSTAKA mengemban tugas pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi IPTEK pertanian. Untuk itu PUSTAKA menyelenggarakan fungsi: a) perumusan program, anggaran dan evaluasi perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pertanian, b) pengelolaan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan, c) pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan Kementrian Pertanian, d) pembinaan dan pengelolaan publikasi hasil penelitian pertanian, e) penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan hasil-hasil penelitian pertanian melalui tatakelola teknologi informasi dan promosi, f) pengelolaan sarana instrumentasi teknologi informasi bahan pustaka, g) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga PUSTAKA.

Organisasi PUSTAKA terdiri atas satu bagian dengan tiga subbagian, tiga bidang dengan enam subbidang, serta Kelompok Jabatan Fungsional sebagai berikut:

a. Bagian umum membawahi tiga Subbagian yaitu Subbagian Keuangan, Subbagian Kepegawaian, dan Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan; b. Bidang Program dan Evaluasi didukung dua Subbidang yaitu Subbidang

Program dan Subbidang Evaluasi dan Pelaporan;

c. Bidang Perpustakaan terdiri atas dua Subbidang yaitu Subbidang Pengelolaan Sumber Daya Perpustakaan danSubbidang Layanan Perpustakaan

d. Bidang penyebaran teknologi Pertanian mempunyai dua Subbidang yaitu Subbidang Publikasi dan Subbidang Kelola Teknologi Informasi (TI) dan Promosi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pertanian

e. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Profil Responden

a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah karyawan Kantor PUSTAKA sebanyak 88 orang yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Adapun karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 47 53,41

2 Perempuan 41 46,59

Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki yaitu sebanyak 47 orang atau sebesar 53,41 persen. Sedangkan responden perempuan sebanyak 41 orang atau 46,59 persen.

b. Responden Berdasarkan Usia

Usia karyawan Kantor PUSTAKA bervariasi antara 26 tahun sampai dengan 60 tahun. Adapun karakteristik responden berdasarkan usia disajikan dalam Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Presentase

1 26-30 4 4,54 2 31-35 8 9,09 3 36-40 10 11,36 4 41-45 10 11,36 5 46-50 11 12,50 6 51-55 29 32,95 7 56-60 16 18,18 Jumlah 88 100

Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar usia responden adalah 51-55 tahun yaitu sebesar 32,95 persen, sedangkan jumlah terkecil adalah responden dengan usia 26-30 tahun yaitu sebesar 4,54 persen. Usia 31-35 sebesar 9,09 persen diikuti usia 36-40 dan 41-45 yaitu sebesar 11,36 persen. Usia 46-50 sebesar 12,50 persen dan usia 56-60 sebesar 18,18 persen.

c. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan karyawan Kantor PUSTAKA bervariasi dengan tingkat pendidikan terendah adalah SLTP dari 88 karyawan yang ada. Adapun karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir disajikan dalam Tabel 4. Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan Kantor PUSTAKA memiliki pendidikan terakhir S1 sebesar 29,55 persen, diikuti pendidikan SLTA 20,45 persen, pendidikan S2 sebesar 19,32 persen, pendidikan D3 sebesar 18,18 persen, pendidikan D2 sebesar 9,09 persen, pendidikan S3 sebesar 2,27 persen, dan pendidikan D4 sebesar 1,14 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Karyawan Kantor PUSTAKA cukup mampu dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuannya.

Tabel 4. Responden berdasarkan pendidikan terakhir

No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1 S3 2 2,27 2 S2 17 19,32 3 S1 26 29,55 4 D4 1 1,14 5 D3 16 18,18 6 D2 8 9,09 7 < SLTA 18 20,45 Jumlah 88 100

d. Responden Berdasarkan Masa Kerja

Karyawan Kantor PUSTAKA memiliki pengalam kerja yang bervariasi. Semakin lama masa kerja seorang karyawan maka akan semakin mudah karyawan

tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Adapun karakteristik responden berdasarkan pengalaman disajikan dalam Tabel 5di bawah ini.

Tabel 5. Responden berdasarkan masa kerja

No Masa Kerja Frekuensi Persentase

1 ≤ 5 tahun 7 7,95 2 6-10 tahun 12 13,63 3 11-15 tahun 14 15,91 4 16-20 tahun 10 11,36 5 21-25 tahun 19 21,58 6 26-30 tahun 24 27,27 7 31-35 tahun 2 3,41 Jumlah 88 100

Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengalaman 26-30 tahun yaitu sebesar 27,27 persen. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata karyawan Kantor PUSTAKA cukup berpengalaman dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuannya.

Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis

Partial Least Square (PLS) memerlukan 2 tahap untuk menilai Fit Model dari sebuah model penelitian (Ghozali, 2011). Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :

3. Menilai Outer Model atau Measurement Model

Terdapat tiga kriteria di dalam penggunaan teknik analisa data dengan SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Reliability. Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score yang diestimasi dengan Soflware PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang diukur. Namun menurut Chin, 1998 (dalam Ghozali, 2006) untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0,60.

Kriteria validity dan reliabilitas juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika nilainya 0,70 dan AVE berada diatas 0,50. Pada Tabel 6 akan disajikan nilai Composite Reliability dan AVE untuk seluruh variabel.

Tabel 6. Nilai Composite Reliability dan AVE

Composite Reliability

kebijakan 0.788712

kinerja 0.821658

kompetensi 0.952368

Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa semua konstruk memenuhi kriteria reliabel. Hal ini ditunjukkan dengan nilai composite reliability

Selain itu juga dapat dilihat dari nilai cronbanch alpha seperti pada tabel 10. semua nilai cronbanch alpha untuk masing-masing konstruk di atas 0.07.

Tabel 7. Nilai Crobanch Alpha

Cronbachs Alpha

kebijakan 0.676654

kinerja 0.707102

kompetensi 0.948126

4. Pengujian Model Inner

Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

Tabel 8. Nilai R square

R Square

kebijakan 0.787183

kinerja 0.87246

kompetensi

Nilai R square yang dihasilkan selain untuk menunjukkan good of fotnes juga menjelaskan bahwa kompetensi mempengaruhi kebijakan sebesar 78,7% dan kompetensi mempengaruhi kinerja sebesar 87,2%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di analisis dalam penelitian ini.

Gambar 3. Model struktural awal

H3

H1

5. Pengujian Hipotesis

Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output

Path Coefficients.

Tabel 9. memberikan output estimasi untuk pengujian modelstruktural.

Original Sample (O) Sample Mean (M) Standard Deviation (STDEV) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STERR|) kebijakan -> kinerja -0.011365 -0.011765 0.014215 0.014215 0.799514 kompetensi -> kebijakan 0.887233 0.887191 0.00354 0.00354 250.615466 kompetensi -> kinerja 0.944124 0.944561 0.012542 0.012542 75.277218

Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah sebagai berikut :

a. Pengujian Hipotesis 1 (Kompetensi berhubungan positif terhadap kinerja) Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel kompetensi dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0.944 dengan nilai t sebesar 75. 277. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel (1.96). hasil ini berarti bahwa kompetensi memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja yang berarti sesuai dengan hipotesis pertama dimana kompetensi mempengaruhi kinerja. Hal ini berarti Hipotesis 1 diterima.

Hasil tersebut didukung teori yang diungkapkan oleh Armstrong (2005) kompetensi merupakan dimensi perilaku yang terdapat pada kinerja kompeten. Umumnya dikenal dengan kompetensi perilaku karena dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana seseorang berprilaku ketika menjalankan perannya dengan baik. Perilaku apabila didefinisikan sebagai kompetensi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Memahami apa yang perlu dilakukan dalam bentuk alasan kritis, kapabilitas strategik, dan pengetahuan bisnis

2. Membuat pekerjaan melalui dorongan prestasi, pendekatan proaktif, percaya diri, control, fleksibilitas, efektif, persuasif dan berpengaruh

3. Membawa serta orang dengan motivasi, keterampilan antar pribadi, berkepentingan dengan hasil, persuasif dan pengaruh.

Selain itu juga Spencer (1993) mengatakan bahwa hubungan antara kompetensi dan kinerja sangat erat dan penting, bahkan apabila seorang karyawan ingin meningkatkan kinerjanya, maka seharusnya karyawan tersebut mempunyai kompetensi yang sesuai dengan pekerjaannya. Kompetensi selalu mengandung tujuan tertentu yang merupakan dorongan motif atau sifat yang menyebabkan suatu tindakan seseorang untuk memperoleh hasil. Kompetensi merupakan nilai yang krusial dan bersifat sosial, sehingga kompetensi dapat memberikan identitas dan visibilitas sosial. Tingkatan kompetensi digambarkan seperti gunung es, dimana ada yang terlihat dipermukaan dan ada yang tidak terlihat dipermukaan seperti digambarkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Tingkat kompetensi (Spencer, 1993)

Kompetensi jabatan pada organisasi publik atau instasi pemerintah bagi pegawai negeri sipil terdiri atas kompetensi dasar dan kompetensi bidang berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 46a Tahun 2003. Skill Knowledge Social role Self image Traits Motive

a. Kompetensi Dasar

1. Integritas, yaitu bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik profesi, yang terdiri atas:

- Memahami dan mengenali perilaku sesuai dengan kode etik - Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai keyakinannya - Bertindak berdasarkan nilai walaupun sulit melakukannya

2. Kepemimpinan, yaitu tindakan membujuk, meyakinkan dan mempengaruhi atau member kesan orang lain agar mereka mengikuti dan mendukung rencana organisasi, yang terdiri atas:

- Meyakinkan secara langsung

- Menyesuaikan rencana kerja unit organisasi dengan lingkungan kerja - Menggunakan srategi mempengaruhi

3. Perencanaan dan pengorganisasian, yaitu menyusun rencana kerja dan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk unit kerjanya dan unit kerja lainnya demi kelancaran pelaksanaan tugas, yang terdiri atas:

- Berpartisipasi dalam kelompok

- Meminta dan menghargai pendapat orang lain - Membangun semangat dan kelangsungan hidup tim.

4. Kerja sama, yaitu mendorong kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan tugas.

5. Fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif dalam situasi dan kondisi yang berbeda dengan individu atau unit kerja lain, menyesuaikan diri dan menghargai pendapat yang berbeda, yang terdiri atas:

- Mengakui kebenaran pendapat orang lain

- Melakukan penyesuaian terhadap situasi, unit kerja dan prosedur kerja - Menyesuaikann strategi jangka panjang.

b. Kompetensi Bidang

Kompetensi bidang adalah kompetensi yang tersedia sesuai dengan bidang pekerjaan dan tugas serta tanggung jawabnya.

b. Pengujian Hipotesis 2 (Kebijakan Berhubungan Positif Dengan Kinerja) Hasil pengujian kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel kebijakan dengan kinerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0.011 dengan nilai t sebesar 0.799. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai t tabel (1.96). Hasil ini berarti bahwa kebijakan tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kinerja yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis kedua dimana kebijakan mempengaruhi kinerja. Hal ini berarti Hipotesis 2 ditolak. Nilai positif pada koefisien jalur menunjukkan bahwa kebijakan memiliki hubungan yang positif dengan kinerja, artinya bahwa semakin baik kebijakan yang diterapkan maka kinerja akan semakin baik.

Hasil tersebut sesuai dengan kondisi dilapangan dan membantah teori yang diungkapkan oleh Musakabe (2010), yang menyatakan bahwa kebijakan mempengaruhi kinerja. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya, masih terdapat pengisian posisi di PUSTAKA yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikan yang diperlukan untuk mengisi jabatan yang tersedia. Pelatihan terhadap karyawan di kantor PUSTAKA juga perlu lebih ditingkatkan lagi untuk

meningkatkan kemampuan SDM, karena SDM yang terampil dan berkualitas akan menunjang pelaksanaan kegiatan organisasi. Anggaran untuk melaksanakan pelatihan juga perlu dipertimbangkan secara baik oleh kantor PUSTAKA. Hal ini dikarenakan, dari hasil nilai cross loading yang diperoleh diketahui bahwa anggaran terhadap pelatihan memiliki nilai yang cukup berpengaruh terhadap kebijakan yaitu sebesar 0.6917.

c. Pengujian Hipotesis 3 (Kompetensi berhubungan positif terhadap kebijakan)

Hasil pengujian pertama menunjukkan bahwa kebijakan memoderasi hubungan kompetensi dan kinerja dengan nilai t sebesar 250.615. Nilai tersebut lebih besar dari nilai t tabel (1.96). Hasil ini mendukung hasil hipotesis penelitian bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan. Kompetensi

Dokumen terkait