• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sumber :

1. Citra SPOT Kepulauan Seribu 2. Peta Administrasi Kepulauan Seribu BAKOSURTANAL 3. Survey Lapangan P. Karya P. Panggang P. Pramuka P. Semak Daun P. Gosong Air P. Sekati P. Air DPL Eks DPL Non DPL 674000 674000 676000 676000 678000 678000 680000 680000 93 64 0 00 9 3 6 40 00 93 66 0 00 93660 00 93 68 0 0 0 9368 00 0 400 0 400 800 1200 Meters Laut Gosong Lokasi Penelitian Batas Gosong Karang

Hutan Hutan rawa Kebun Pasir Permukiman Semak Tanah kosong Keterangan: 7° 29' 50" 7° 29' 50 " 5° 59' 40" 5° 59' 40 " 105°30'10" 105°30'10" 107°00'20" 107°00'20" 108°30'30" 108°30'30"

Bahan dan Alat Bahan dan alat penelitian untuk transplantasi

Beberapa peralatan yang dibutuhkan pada saat penelitian di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2. Selama pengamatan transplantasi karang lunak dilakukan pengambilan parameter lingkungan yang mendukung. Beberapa parameter lngkungan yang diamati seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut dan nutrien.

Tabel 2. Alat dan Bahan yang digunakan dalam Penelitian.

No. Alat dan Bahan Keterangan

Transplantasi

1. Kerangka Besi berukuran (75x75x25 cm) pada

Gambar 3

Tempat pondasi fragmen karang lunak

2. Jaring berukuran 1,7x3 m dengan mesh 2,2 x 2,2

cm (polietilen)

Tempat mengikat substrat

3. Tali plastik diameter 0,1 cm Pengikat jaring dan substrat

4. Tali plastik pengikat tanaman (kabel tase) Pengikat fragmen

5. Pisau selam Alat Potong

6. Substrat yang terbuat dari semen Substrat

7. Peralatan Penyelaman SCUBA Alat Bantu selam

8. Alat tulis bawah air Pencatat data

9. Jangka sorong Alat ukur pertumbuhan

10. Kapal pengamatan Transportasi

11. Kamera bawah air Publikasi bawah air

12. Newtop label Panamaan

13. GPS Penentuan titik lokasi

Parameter Lingkungan

14. Thermometer Alat ukur suhu

15. pH meter Pengukur pH

16. Refraktometer Pengukur salinitas

17. Botol 1 liter Pengangkutan air sampel

Bahan dan alat penelitian untuk Histologi

Bahan utama yang digunakan untuk histologi karang lunak antara lain adalah Paraformaldehid 4% atau Formalin 10%, Larutan HF 4%, Asam Asetat, Aquades, Alkohol 70 – 100 %, Xylol, Parafin, Gliserin, Hematoxylin dan Eosin, Entelan, sedangkan alat yang akan digunakan antara lain adalah: botol sample, pinset, gelas ukur, pipet volumetrik, basket jaringan, blok kayu, inkubator, cetakan parafin, bunsen, mikrotom dan pisau, gelas objek dan cover gelas dan box gelas objek mikroskop dengan kamera fotomikroskop.

Prosedur Penelitian

Secara umum, penelitian ini terdiri dari beberapa rangkaian kegiatan yakni meliputi:

1. Persiapan dan penentuan lokasi.

Penelitian ini diawali dengan melakukan persiapan bahan dan alat yang diperlukan di laboratorium yakni seperti pembuatan substrat (tempat pelekatan hewan uji), pembuatan rangkaian rak transplantasi yang terbuat dari besi. Berikutnya, seluruh bahan dan alat dibawa ke Pulau Pramuka lalu kemudian dirakit menjadi sebuah rak besi yang utuh (Gambar 7a).

Gambar 7a. Perakitan rak transplantasi karang lunak, lokasi Pulau Pramuka

Kerangka Besi Jaring 75 cm

75 cm

25 cm

Jaring yang dilekatkan pada rak transplantasi merupakan penghubung substrat pada rak transplantasi. Ketinggian rak transplantasi berkisar 25 -50 cm diatas dasar perairan (Gambar 7b). Tujuan adanya selisih ketinggian rak dengan dasar perairan berguna untuk mengurangi pengaruh sedimentasi dari substrat dasar dan predator yang mengganggu hewan uji tersebut. Pada rak transplantasi terdapat 15 substrat (untuk diukur pertumbuhan) dan 5 substrat (untuk dianalisa histologi).

2. Pencarian bibit karang lunak.

Penelitian dilakukan pada karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea) yang terdiri dari beberapa jenis yakni Lobophytum strictum dan Sinularia dura (Gambar 8). Bibit karang lunak diambil disekitar perairan Pulau Pramuka. Masing-masing bibit karang lunak tersebut diambil mulai dari kedalaman 3 meter hingga 10 meter secara acak. Pengambilan dilakukan pada satu koloni besar dengan ukuran 10 cm hingga 30 cm.

Gambar 8. Bibit karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea) yang diambil disekitar perairan Pulau Pramuka.

Setelah bibit karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea) terkumpul, kemudian dibawa mendekati lokasi penelitian yang memakan waktu 20 hingga 40 menit. Tindak lanjut berikutnya, bibit karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea) diaklimatisasi atau diadaptasi pada kedalaman yang disesuaikan yakni 3 meter dan 10 meter selama 24 jam.

3. Fragmentasi untuk transpantasi karang lunak.

Metode transplantasi dilakukan dengan menggunakan teknik fragmentasi buatan pada bibit karang lunak. Fragmen karang lunak dilekatkan pada sebuah substrat yang berfungsi sebagai penyangga karang lunak dapat berdiri dengan kokoh dan tidak mudah lepas. Penempelan fragmen karang lunak pada substrat di rak transplantasi, seperti pada Gambar 9 dibawah ini.

Gambar 9. Susunan fragmen karang lunak jenis Lobophytum strictum yang ditransplantasi dengan substrat dan disusun pada rak transplantasi. 4. Pengamatan dan Pengukuran karang lunak.

• Pengukuran pertumbuhan karang lunak didasarkan atas pertumbuhan panjang dan lebar dari fragmen karang lunak (Gambar 9). Pengukuran dilakukan per-bulan dengan menggunakan jangka sorong atau yang dinamakan caliper. Pengukuran dilakukan di dalam kolom perairan dengan menggunakan alat SCUBA. Hasil pengukuran tersebut berupa data pertumbuhan berdasarkan dua dimensi yakni lebar dan panjang.

Gambar 10. Ilustrasi penempelan karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea) pada substrat.

Gambar 10 di atas, menjelaskan pembagian panjang dan lebar yang ditentukan pada awal penelitian dan tidak berubah hingga penelitian berakhir. Ketentuan nilai panjang dan lebar karang lunak disepakati diawal penelitian untuk mengakuratkan data, dan petugas pengukur tidak bergantian, merupakan antisipasi ketelitian pada saat pengambilan data. Agar tidak berpindah, setiap fragmen karang lunak diberi kabel ties yang mengubungkan dengan tiang pada substrat transplantasi.

• Pengamatan pertumbuhan transplantasi karang lunak juga dilakukan dengan mengukur pertambahan jumlah cabang dari hasil transplantasi.

5. Pengukuran Parameter Fisika-Kimia

Pengukuran parameter fisika-kimia perairan meliputi: suhu, salinitas, kecepatan arus dan kekeruhan yang dilakukan secara insitu, sedangkan pengukuran oksigen terlarut, nitrat, nitrit dan fosfat dianalisis pada laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran parameter fisika-kimia di zona

PANJANG

L

E

penelitian dilakukan setiap pengambilan data pertumbuhan karang lunak. Pada pengukuran parameter fisika-kimia menggunakan satuan dan alat yang digunakan pada saat penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Parameter Fisika-Kimia Perairan, Satuan dan Alat yang digunakan

Parameter Satuan Alat yang Digunakan

Suhu Air 0C Termometer Batang

Salinitas ppt Hand-refraktometer

DO ppm Metode Titrasi

Fosfat ppm Spektrofotometer

Nitrat ppm Spektrofotometer

Nitrit ppm Spektrofotometer

Pengukuran parameter kimia yaitu nitrat, nitrit dan fospat dilakukan selama enam bulan pada masing-masing kedalaman yakni 3 meter dan 10 meter. Pengangkutan sampel air untuk analisa di laboratorium, digunakan alat bantu coolbox yang diberi pendingin (es batu) untuk menjaga kualitas air agar tidak ada perubahan selama pengangkutan di darat.

6. Pengambilan sampel histologi karang lunak hasil fragmentasi buatan. Sampel histologi karang lunak diambil pada saat penelitian yakni bulan ke-10 (Maret 2007) dan ke-18 (Desember 2008). Sampel karang lunak yang diambil dari substrat transplantasi, dimasukkan kedalaman botol yang berisikan pengawet formalin 10 %. Sampel karang lunak ini akan dilihat jaringannya dengan teknik histologi yang dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel karang lunak untuk pengamatan gonad dilakukan berdasarkan siklus bulan Qomariah.

Pengangkutan karang lunak dilakukan setelah dimasukkan ke dalam botol sampel atau plastik yang berisi larutan fiksatif, yaitu formalin 10 %. Ketika sampai laboratorium, kemudian di desilicified menggunakan larutan HF (hydrofluoric acid) (Ilan dan Loya, 1988) dalam campuran larutan paraformaldehid, asam asetat dan aquades selama ≤ 24 jam, dan selanjutnya disimpan dalam alkohol 70% untuk sementara waktu sebelum

dilakukan pembuatan preparat histologik. Pembuatan preparat histologik dilakukan dengan metode parafin menurut Gunarso (1989) dan Kiernan (1990). Tahapan metode yang digunakan adalah mencakup : (1) Pengambilan jaringan (disection) menggunakan silet; (2) Fiksasi (fixation); (3) Dehidrasi (dehydration) menggunakan alkohol bertingkat (70 – 100% ); (4) Penjernihan (clearing) menggunakan xylol; (5) Infiltrasi (infiltration) menggunakan parafin cair pada inkubator bersuhu 65

o

C; (6) Penanaman (embedding) menggunakan parafin cair; (7) Penyayatan (section) menggunakan mikrotom (5μm); (8) Afiksing (afixing); (9) Deparafinasi (deparaffination) menggunakan xylol; (10). Pewarnaan (staining) menggunakan pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE), tahap akhir dari pewarnaan adalah mounting dengan menggunakan entelan. Setelah proses tersebut di atas, selanjutnya dilakukan pengamatan struktur histologis terhadap kehadiran dan perkembangan gonad (telur dan sperma), kemudian setelah itu dilakukan mikrofotografi menggunakan mikroskop yang dilengkapi kamera dengan pembesaran 40x ,100x , 200x dan 400x.

Analisa Data Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup merupakan persentase jumlah hewan uji (Karang lunak) yang hidup dari awal perlakuan hingga akhir penelitian dengan waktu yang telah ditetapkan di awal penelitian. Data pengamatan individu karang lunak yang diteliti dianalisis jenis karang lunak dan kombinasi perlakuannya. Tingkat kelangsungan hidup hewan uji yang ditransplantasikan digunakan rumus (Ricker, 1975) :

SR = ( Nt / No ) x 100 %

dimana : SR = Tingkat kelangsungan hidup (Survival rate) dalam % Nt = Jumlah individu yang hidup pada akhir penelitian No = Jumlah individu pada awal penelitian

Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan penambahan atau perkembangan panjang, lebar, tinggi dan berat suatu individu. Pertumbuhan individu karang lunak diukur dengan menggunakan jangka sorong. Untuk mengukur tingkat pencapaian pertumbuhan kapitulum hewan uji yang ditransplantasi dihitung berdasarkan formula:

β = L

t

- L

o

dimana : β = pertumbuhan lebar kapitilum (mm) Lt = lebar kapitulum (mm) pada waktu ke – t

Lo= lebar kapitulum (mm) pada waktu ke-0

t = waktu pengamatan (bulan)

Untuk menjaga keakuratan data, pengukuran fragmen karang lunak dilakukan pemetaan letak substrat dan dipotret guna menandakan penomoran. Hasil gambar bawah air, dapat menganalisa pertambahan jumlah cabang dari transplantasi fragmen karang dengan sisi pandang potret yang sama.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 15 ulangan (Steel dan Torrie, 1993). Data pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa ragam (Anova) dan dilanjutkan dengan uji beda nyata untuk melihat perbedaan perlakuan (Steel dan Torrie, 1991). Menampilkan kurva pertumbuhan karang lunak selama penelitian dan perhitungan dengan program SPSS 12 for Windows dan Microsoft Excel 2003.

Pengukuran Tingkat Kematangan Gonad

Tingkat perkembangan gonad didasarkan pada keberadaan dan perkembangan gonad (oosit dan spermatosit atau kantong sperma) pada sampel histologi dengan metode parafin yang dipotong dengan ukuran 4 – 5 µm dan diwarnai dengan HE. Pengamatan gonad karang lunak (Octocorallia:Alcyonacea), kemudian dianalisis secara deskriptif dengan cara mengamati karakter jaringan gamet secara histologis pada preparat dan gambar hasil fotomikrografi.

Dokumen terkait