• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Lokasi Perusahaan

Perusahaan Pertenunan Santa Maria berlokasi di dusun Boro, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Perusahaan pertenunan Boro berdiri di atas tanah seluas 30 x 40 meter, terletak dalam satu komplek bruderan yang terdiri dari :

1. Biara bruder-bruder FIC 2. Asrama putra Santa Maria 3. SMP Pangudi Luhur I 4. SMP Pangudi Luhur II

C. Permodalan

Modal Perusahaan Pertenunan Santa Maria berasal dari modal sendiri yaitu Yayasan Pangudi Luhur.

D. Struktur Organisasi

Perusahaan perlu melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya memerlukan efisiensi kerja sehingga tidak banyak menimbulkan pemborosan yang merugikan perusahaan. Untuk itu diperlukan suatu struktur organisasi yang baik dan jelas, karena dengan struktur organisasi yang baik dan jelas akan dapat diketahui secara jelas tugas dan wewenang sehingga tidak terjadi kesimpangan dalam melaksanakan tugas tiap-tiap bagian dalam perusahaan.

Gambar1

Struktur Organisasi Pertenunan Santa Maria Boro

KONGREGASI BRUDER FIC PIMPINAN PERUSAHAAN KABAG PRODUKSI KABAG GUDANG KABAG ASMINISTRASI BAGIAN JAHIT BAGIAN PENGEPAKAN BAGIAN PEMBELIA BAGIAN PENJUALA BAGIAN PEMBUKU BAGIAN SKIR BAGIAN WENTER BAGIAN TENUN BAGIAN PINTAL

Adapun susunan organisasi serta uraian dan wewenang perusahaan pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut :

1. Konggregasi FIC

Konggregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan.

2. Pimpinan Perusahaan

Pimpinan perusahaan adalah orang yang dipercaya penuh dalam konggregasi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan perusahaan bertanggung jawab langsung kepada konggregasi. Pimpinan perusahaan memberi pedoman umum yang dipakai dalam menyusun organisasi, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya produksi, administrasi dan pemasaran. Pimpinan perusahaan menentukan tujuan yang ingin dicapai dan strategi yang akan dicapai untuk tujuan yang telah ditentukan.

3. Kepala Bagian Produksi Tugasnya :

a. memelihara kelancaran alat produksi, memperbaiki mesin jika terjadi kerusakan.

b. Merencanakan jenis dan jumlah mesin barang yang diproduksi. c. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku. d. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk seperti

kemungkinan dipakainya bahan baru tanpa mengurangi kualitas produk. e. Melaksanakan pengadaan karyawan.

f. mengadakan pengawasan terhadap karyawan. g. membagi pekerjaan/tugas kepala karyawan. h. menciptakan hubungan baik antar karyawan. i. menangani pengupahan karyawan.

4. Bagian Administrasi Tugasnya :

a. mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan. b. membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.

c. menentukan penyediaan, penerimaan da pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

d. menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan barang-barang lain yang dibutuhkan perusahaan.

e. menerima pesanan pembelian.

f. mencatat transaksi penjualan hasil peroduksi. 5. Bagian Gudang

Tugasnya :

a. mengawasi persediaan barang baik bahan baku, barang setengan jadi, maupun barang jadi.

b. mengukur dan menyimpan hasil produksi.

c. Menghitung dan mempersiapkan pengiriman barang. d. Melaporkan jumlah persiapan barang.

6. Bagian Pembelian

Tugasnya : melakukan pembelian bahan baku dan bahan pembantu untuk keperluan pribadi.

7. Bagian Penjualan Tugasnya :

a. melayani penjualan hasil produksi baik penjualan langsung maupun pesanan.

b. Melakukan pengiriman barang-barang pesanan.

c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon konsumen. 8. Bagian Pembukaan

Tugasnya : membantu bagian administrasi dalam menyelesaikan seluruh administrasi keuangan perusahaan.

9. Bagian Wenter Tugasnya :

a. mencuci dan menggondok benang.

b. Memberi kaporit supaya benang sesuai dengan pesanan bagian produksi. c. Menjemur benang yang telah selesai diwenter.

10.Bagian Pintal

Tugasnya : mengggulung benang yang telah diolah oleh bagian wenter. 11.Bagian Sekir

Tugasnya : memindahkan benang pintal ke dalam ssebuah alat yang disebut sekir.

12.Bagian Tenun Tugasnya :

a. menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun.

b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk. 13.Bagian Pengepakan

Tugasnya :

a. memotong kain sesuai kebutuhan.

b. Menjahit kain pada bagian tepi dari kain yanng telah dipotonng. 14.Bagian Pengepakan

Tugasnya :

a. mengepak kain-kain yang telah siap untuk dipasarkan. b. Menyerahkan kain yang telah di pak ke bagian penjualan.

E. Produksi

Dalam melangsungkan kontinuitas produksinya, Perusahaan Pertenunan Santa Maria menghasilka berbagai macam produk.

1. Produk-produk yang menghasilkan antara lain : Tabel 1

Daftar hasil produksi Pertenunan Santa Maria

No Jenis Produk No Jenis Produk

1 Serbet 21 Blaco

2 Handuk Mandi 22 Handuk

3 Handuk 23 Kain Lorek

4 Handuk Mandi 24 Kain Jarik

5 Serbet 25 Selimut

6 Selimut lorek 26 Sprei

7 Selimut 27 Blaco

No Jenis Produk No Jenis Produk

9 Taplak meja 29 Sprei 10 Gerstenkorrel 30 Kain shaker

11 Kain Pel 31 Klambu

12 Kain Pel Putih 32 Handuk Lajur

13 Kain Kasur 33 Seragam

14 Serbet Dapur 34 Selimut Bayi

15 Sarung 35 Selimut Bayi

16 Handuk 36 Alas Panci

17 Serbet Hijau 37 Selimut Bayi

18 Kain Pel 38 Selimut Polos Hijau 19 Taplak Meja 39 Serbet Bestip

20 Serbet 40 Selimut Lorek

Dari banyak produk yang dihasilkan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro, penulis hanya membatasi produk handuk, selimut dan akin pel yangakan dibahas dalam pembahasan selanjutnya. Hal ini dipilih menginngat produk selimut lorek, serbet dan taplak meja yang paling banyak diproduksi.

Perusahaan dalam menbuat produk tersebut membutuhkan bahan baku dan bahan pembantu. Adapun bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan untuk proses produksi adalah sebagai berikut :

a. Bahan baku

Benang tenun ukuran 20/s dan 42/s b. Bahan Pembantu 1. Venter 2. Kanji pemutih 3. Zn 4. Kaporit 5. Bahan bakar

Semua bahan-bahan tersebut dibeli dari dalam negeri. Untuk bahan baku dan bahan pembantunya dibelli dari pasar Klewer Solo.

Proses Produksi di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dilaksanakan terus- menerus. Hal ini dilakukan denngan maksud untuk melayani pembelian seewaktu-waktu dan menngisi persediaan barang di gudang.

Untuk mencapai efesiensi dan effektifitas dalam proses produksi serta mendapatkan produk yang berkualitas tinggi maka perusahaan perlu menentukan standar produksi. Produk yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas nornal sebanyak 500 buah handuk, 1.100 buah selimut, 1.700 buah kain pel. Adapun standar ukuran untuk produk handuk : 0,5 m x 0,65 m, selimut : 2 m x 1,2 m, dan kain pel 0,65 m x 1 m.

Adapun proses produksi yang berlangsung di Pertenunan Santa Maria Boro adalah sebagai berikut :

a. Proses Produksi Selimut

Urutan proses produksi selimut adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap perendaman

Tahap perendaman berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan Zn dan kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memudahkan proses lebih lanjut pengolahan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam Zn dan kaporit benang dicuci.

Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuar putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur,

tetapi apabila benang akan dibuat warna maka direndam dalam larutan warna yang terbuat dari naptol dan garam selama lebih kurang 30 menit. Naptol dan garam dalam produksi ini menghasilkan warna biru yang berfungsi untuk membuat garis biru pada tepi selimut. Selanjutnya benang dimasukkan dalam larutan kanji agar benang menjadi kuat, licin dan mudah dalam proses produksi.

Proses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang.

Tahap II : Tahap Penenunan

Penenunan kain handuk memerlukan 1 jenis benang yaitu benang pakan, hal ini dikarenakan perusahaan memproduksi jenis selimut putih. 1. Benang Pakan

Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20/s. Benang pakan digulung dalam alat yang diberi nama palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.

2. Benang Lusi

Benang lusi yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20/s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut :

- Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut benang kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membersar bagian tengahnya.

- Proses selanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses penggulungan benang kelos ke silinder hani.

- Gulungan selanjutnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari luar tenun.

- Pencucukan. Boom lusi yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut gun dan sisir (suri). Proses ini disebut pencucukan. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dimulai.

Proses III : Tahap Finishing

Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesui dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk selimut tersebut sudah menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi selimut pada gambar 2 b. Proses Produksi Kain Pel

Urutan proses proses produksi kain pel adalah sebagai berikut : Proses I : Tahap Pemutihan

Tahap pemutihan berlangsung di dapur. Mula-mula benang direndam dalam larutan pemutih atau kaporit lebih kurang selama 15 menit. Larutan ini berfungsi untuk memutihkan benang sehingga diperoleh warna putih yang bersih. Setelah dimasukkan dalam kaporit benang dicuci.

Selanjutnya benang dikerjakan menurut rencana, artinya apabila benang akan dibuat putih, maka benang setelah direndam dalam larutan kaporit langsung dimasukkan dalam larutan kanji kemudian dijemur, tetapi untuk produksi kain pel ini akan dibuat warna hitam putih maka perlu direndam dalam larutan Sulfur Hitam dan larutan TRO (Turkey Red Oil) kurang lebih selama 30 menit. Selanjutnya benang dimasukkan dalam proses produksi.

Peroses terakhir dalam tahap ini adalah pengeringan. Benang yang telah direndam dalam larutan kanji kemudian dikeringkan dengan panas matahari dan selanjutnya dimasukkan ke gudang.

Proses II : Tahap Penenunan

Penenunan kain handuk memerlukan 2 jenis benang yaitu benang pakan yang berposisi melintang pada kain dan lusi yang berposisi membujur pada kain.

1. Benang Pakan

Benang yang digunakan sebagai pakan adalah benang ukuran 20/s. benang pakan digulung pada alat yang disebut palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa

sehingga dapat dimasukkan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.

2. Benang Lusi

Benang yang digunakan sebagai lusi adalah benang ukuran 20/s. Adapun langkah-langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut :

• Benang lusi digulung pada kelos. Gulungan ini disebut kelos yang berbentuk silinder yang dibuat membesar bagian tengahnya.

• Proses pelanjutnya menghani atau skermolen, yaitu proses pengulungan benang kelos ke silinder hani.

• Gulungan selanjudnya dipindah ke boom lusi, yaitu merupakan alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun.

• Pencucukan. Boom luci yang sudah berisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukan pada alat yang disebut gun atau sisir ( suri ). Proses ini disebut puncucukan.

Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dinilai.

Proses III : Tahap Finishing

Setelah penenunan selesai hasilnya diserahkan kepada mandor, diukur sesuai dengan standar. Proses terakhir adalah menjahit ujung kain agar benang tidak lepas. Setelah dijahit produk produk kain pel

tersebut sudah menjadi barang jadi atau siap untuk dipasarkan. Untuk lebih jelasnya berikut ini urutan proses produksi kain pel. Gambar 3

Personalia

Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat pentimg untuk mendukang kegiatan produksi perusahaan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro sebagai perusahaan manufaktur yang mengolah bahan bahan baku menjadi barang jadi, memandang tenaga kerja sebagai faktor yang amat penting. Hampir semua pekerjaan dilakukan mengunakan tenaga kerja.

Untuk mendapatkan tenaga kerja, perusahaan tidak menuntut persyaratan yang berlebihan. Lulusan sekolah dasar-pun dapat diterima diperusahaan ini, asal mempunyai ketrampilan. Setelah diseleksi dan diterima diperusahaan ini, karyawan baru akan diberil latihan oleh karyawan yang lebih senior.

1. Tenaga kerja

Perusahaan pertenunan Santa Maria dalam menjalankan aktifitasnya sehari-hari memperkerjakan 72 karyawan, yang sebagian besar tinggal disekitar lokasi perusahaan. Karyawan perusahaan ini terdapat 2 golongan karyawan, yaitu :

a. Karyawan tetap

Karyawan tetap adalah tenaga kerja yang telah diangakat menjadi tenaga tetap perusahaan. Mereka mempunyai hak atas fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan berupa : pensiun, tunjangan istri, tunjangan anak, dan gaji pokok setiap bulan.

b. Karyawan tidak tetap

Karyawan tidak tetap adalah tenaga kerja yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Karyawan ini tidak mempunyai hak yang sama dengan karyawan tetap. Karyawan ini menerima upah berdasarkan hasil prosuksi.

Perincian jumlah karyawan Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagi berikut :

1. Pimpinan Perusahaa = 1 orang 2. Kepala Bagian Produksi = 1 orang 3. Kepala Bagian Administrasi = 1 orang 4. Kepala Bagian Gudang = 1 orang 5. Baian Penjualan dan pembelian = 2 orang 6. Bagian Pembukuan = 3 orang 7. Baian Wenter = 7 orang 8. Bagian pintal = 14 orang 9. Bagian Sekir = 4 orang 10.Bagian Tenun = 29 orang 11.Bagian Jahit = 3 orang 12.Bagian Pengepakan = 4 orang

Demi lancarnya kerja karyawan, maka perusahaan melaksanakan kegiatan pengawasan karyawan. Kegiatan pengawasan karyawan dilaksanakan secara sederhana, yaitu setiap hari semua karyawan melakukan pencatatan di buku presensi.

2. Jam Kerja Karyawan

Perusahaan melaksanakan kegiatan tujuh jam setiap hari. Pembagian kerja pada perusahaan adalah sebagai berikut :

⇒ Senin – Jumat : Jam 07.00 – 14.00 WIB ⇒ Sabtu : Jam 07.00 – 13.00 WIB

Jumlah jam kerja satu minggu adalah ( 5 x 7 ) + ( 1 x 6 ) = 41 jam. Istirahat selama 30 menit yaitu antara jam 11.30 WIB sampai jam 12.00 WIB.

3. Sistem Pemberian Upah

Sistem pemberian upah yang digunakan. Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah sebagai berikut :

a. Upah Bulanan

Upah bulanan diberikan kepada karyawan tetap. Karyawan tersebut akan tetap menerima gaji meskipun tidak masuk kerja, asalkan ada alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Upah Harian

Upah harian diberikan kepada karyawan pabrik yang belum tetap. Upah dihitung perhari dan dibayar seminggu sekali.

Perusahaan juga memberikan upah lembur, yaitu upah yang diberikan pada karyawan pabrik apabila terjadi kerja lembur.

4. Jaminan Sosial

Perusahaan Santa Maria selain memberikan upah dalam bentuk uang, juga memberikan fasilitas-fasilitas yang berupa jaminan sosial, yaitu :

a. Asuransi tenaga kerja / Astek (kecelakaan kerja, kematian dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 50 tahun). b. Beras, untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg

maksimal tiga anak dan beras ini diterima karyawan setiap bulan. c. Tunjangan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50%

untuk keluarganya. Tunjangan ini diberikan bila ada kwitansi dari dokter atau rumah sakit.

d. Rekreasi dan retret setiap 2 tahun sekali. e. Satu setel pakaian kerja setiap tahun.

Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan terpenting dalam suatu perusahaan, karena maju mundurnya perusahaan tergantung dari berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemasaran hasil produksinya. Pemasaran adalah keseluruhan kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memberikan kepuasan konsumen dalam rangka memenuhinya kebutuhannya.

1. Kebijakan saluran distribusi

Saluran distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Pertenunan Santa Maria adalah saluran distribusi pendek, yaitu dari produsen ke konsumen, Perusahaan langsung memasarkan produknya ke konsumen tanpa melalui perantara. Saluran distribusi ini dianggap paling cocok karena pelanggan terbatas dan sudah tertentu, sehingga tidak perlu

perantara pedagang. Konsumen yang ingin membeli produk dapat langsung datang sendiri ke perusahaan.

2. Daerah pemasaran

Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai daerah pemasaran yang sangat luas. Meliputi hampir di seluruh Indonesia, terutama kota- kota yang terdapat karya missi, seperti Bandar Lampung, Palembang, Jakarta, Ujung Pandang, Magelang, Solo, Malang, Denpasar dan Yogyakarta.

3. Penentuan Harga Jual

Penentuan harga jual produk pada perusahaan ini adalah menggunakan metode cost plus pricing, yaitu harga jual didasarkan atas biaya produksi total pada waktu itu ditambah laba yang diinginkan.

4. Prosedur penjualan a. Pemesanan

Pelanggan yang akan membeli dalam jumlah besar biasanya mengadakan pemesanan. Dalam hal ini pemesanan yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah persediaan barang di gudang yang hendak dibeli masih bisa mencukupi. Pesanan ini melalui surat yang berisi jenis barang yang diinginkan. Biasanya barang akan dikirim minimal tiap bulan setelah surat pesanan diterima oleh perusahaan.

Perusahaan akan memproduksi barang dengan melihat produk apa yang banyak dibutuhkan konsumen.

c. Pengiriman barang

Barang pesanan diantara sendiri, dikirim melalui pos paket, ELTEHA, atau bus malam. Dalam pengiriman barang disertakan faktur dan surat pengantar yang berisi harga, kuantitas, dan ukuran barang yang diinginkan konsumen.

d. Pembayaran

Jumlah barang yang harus dibayar oleh pemesan adalah sebesar harga barang ditambah ongkos kirim. Pembayaran dilakukan melalui pos wesel atau Bank Central Asia, setelah barang dan fakturnya sampai kepada pemesan.

5. Pengendalian biaya pemesanan

Pengendalian biaya pemesanan yang telah ditetapkan adalah biaya penjualan yang ditentukan setiap bulan dengan jumlah yang telah dianggarkan sebelumnya.

Dokumen terkait