• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daun menjadi daerah pembagian asimilat, sehingga dimanfaatkan untuk mendukung pertumbuhan, khususnya peningkatan luas daun. Pertumbuhan tanaman berhubungan langsung dengan rerata luas daun. Peningkatan hasil variabel luas daun akan meningkatkan pula hasil yang diperoleh (Ohno 1976).

Luas daun merupakan salah satu variabel pengamatan yang penting untuk diketahui, karena luas daun menandakan bahwa tanaman mengalami pertumbuhan. Selain itu, peningkatan luas daun mempermudah dalam menganalisis pertumbuhan karena berhubungan erat dengan penentuan indeks luas daun dan laju asimilasi bersih tanaman.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa intensitas naungan berpengaruh nyata, sedangkan konsentrasi pupuk daun tidak berpengaruh nyata dan tidak terdapat interaksi antara intensitas naungan dan konsentrasi pupuk daun terhadap luas daun porang (Lampiran 5; Tabel 15). Hasil rata-rata luas daun akibat intensitas naungan dan konsentrasi pupuk daun disajikan pada Tabel 4.

commit to user

23 Tabel 4. Pengaruh intensitas naungan dan konsentrasi pupuk daun terhadap

rata-rata luas daun tanaman porang pada umur 12 MST

Tingkat naungan (N) Pupuk daun (mS) Rerata (cm2) 0 1 2,5 3,5 75% 65% 25% 1714,26 1728,57 674,38 2257,13 1445,71 1114,28 2914,28 2034,28 1125,71 1999,99 1834,28 934,29 2221,41a 1760,71a 962,16 b Rerata (cm2) 1372,40p 1605,70p 2024,75p 1589,52p (-) Keterangan:

Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris dan kolom yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata pada uji DMRT (Duncan) taraf 5%

(-) = Tidak terdapat interaksi

Intensitas naungan 75%, 65%, dan 25% berbeda nyata terhadap luas daun. Pada kontrol atau tanpa pupuk tidak berbeda nyata dengan konsentrasi pupuk daun 1 mS/tanaman, konsentrasi pupuk daun 2,5 mS/tanaman, dan konsentrasi pupuk daun 3,5 mS/tanaman. Tidak terdapat interaksi antara intensitas naungan dan konsentrasi pupuk daun.

Berdasarkan Tabel 4, hasil rata-rata tertinggi luas daun ditunjukkan pada

intensitas naungan 75% sebesar 2221,4 cm2, sedangkan hasil rata-rata luas daun

intensitas naungan 65% sebesar 1760,71cm2. Rata-rata luas daun terendah

ditunjukkan pada intensitas naungan 25% sebesar 962,14 cm2. Hal ini disebabkan

intensitas cahaya yang tinggi pada naungan 25% cenderung menunjukkan peningkatan laju fotosintesis mengakibatkan cadangan makanan dihabiskan lebih cepat daripada yang disimpan. Intensitas cahaya yang diterima mempengaruhi proses membuka dan menutupnya stomata. Terganggunya mekanisme membuka dan menutupnya stomata berdampak pada peningkatan laju respirasi yang memiliki kecenderungan menurunkan kualitas hasil fotosintesis. Intensitas naungan 75% menunjukkan hasil rata-rata tertinggi, sebab dipengaruhi jumlah daun. Semakin banyak jumlah daun, semakin banyak hasil asimilasi yang diproduksi, selanjutnya dibagikan pada organ-organ tanaman, seperti akar dan daun, sehingga mendukung pertambahan luas daun porang. Produktivitas tanaman meningkat seiring dengan meningkatnya luas daun, karena lebih banyak cahaya yang ditangkap. Luas daun yang tertinggi adalah tanaman yang berada pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24 naungan paling rendah intensitasnya, diduga semakin banyak hasil asimilasi yang dibagikan pada akar dan daun. Daun yang menjadi daerah pembagian asimilat dimanfaatkan untuk membantu pertumbuhan, sehingga luas daun tanaman meningkat.

Chabot dan Hicks (1992) memperkuat dugaan, dengan menyatakan bahwa pada intensitas cahaya rendah menyebabkan ukuran daun menjadi lebih kecil, tipis, jumlah daun lebih banyak dengan stomata lebih besar, sedangkan pada intensitas cahaya yang tinggi, jumlah daun lebih sedikit dengan stomata lebih kecil dan tekstur daun lebih keras dan tebal.

Peningkatan luas daun, pada dasarnya suatu bentuk kemampuan adaptasi tanaman dalam mengatasi cekaman naungan. Peningkatan luas daun merupakan upaya tanaman porang dalam mengefisienkan penangkapan energi cahaya yang digunakan untuk fotosintesis secara normal pada kondisi intensitas cahaya terlalu tinggi atau rendah sekalipun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Widiastuti 2004 bahwa intensitas cahaya tinggi pada naungan 25% menghasilkan daun lebih tebal dengan tekstur keras, lapisan epidermis dan ruang antar sel lebih sempit, sebaliknya tanaman yang menerima intensitas cahaya rendah menghasilkan daun lebih luas dan lebih kompak lapisan kutikula dengan dinding sel lebih tipis dan tekstur daun lebih halus.

Luas daun berbanding positif dengan jumlah daun sehingga besarnya luas daun dipengaruhi oleh jumlah daun tiap tanaman. Hasil pengamatan secara visual di lapang, diketahui bahwa naungan 75% memiliki luas daun lebih besar dibanding luas daun 65% dan 25%. Semakin besar persentase intensitas naungan, semakin besar luas daun sebagai bentuk mekanisme adaptasi tanaman porang terhadap cekaman naungan.

Tabel 4 menunjukkan luas daun tanpa pemberian pupuk daun memiliki hasil

rata-rata terendah sebesar 1372,40 cm2. Pada konsentrasi pupuk daun 1

mS/tanaman menghasilkan rata-rata luas daun sebesar 1605,70 cm2, sedangkan

hasil rata-rata tertinggi ditunjukkan pada konsentrasi pupuk daun 2,5 mS/tanaman

sebesar 2024,75 cm2. Konsentrasi pupuk daun 3,5 mS/tanaman memiliki hasil

commit to user

25 larutan dengan pengaturan EC disesuaikan kondisi lingkungan dan karakter tanaman porang.

Konsentrasi pupuk daun yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah menyebabkan kondisi jenuh tanaman. Pada perkembangan awal vegetatif pupuk daun dengan konsentrasi tinggi berpengaruh terhadap pertambahan luas daun. Golsworthy dan Fisher (1996) menambahkan bahwa tanaman yang mengalami cekaman (jenuh) disebabkan kepekatan sedang sampai berat seringkali akan mengurangi luas daun melalui penggulungan daun, penghilangan atau bahkan kerusakan daun, pengurangan ukuran daun baru yang dihasilkan. Selama mengalami kondisi jenuh, penurunan luas daun dimaksudkan untuk mengurangi transpirasi berlebih oleh pupuk daun sehingga tidak cepat menguap, tetapi di sisi lain merugikan karena proses fotosintesis kurang optimal.

Penurunan luas daun bersifat merugikan, karena proses penyerapan cahaya matahari secara kualitatif kurang optimal. Konsentrasi pupuk daun 2,5 mS/tanaman menunjukkan semakin efisien konsentrasi pupuk daun, kepekatan larutan sesuai dan berpengaruh positif terhadap pembentukan daun pada tanaman.

Hasil rata-rata terendah ditunjukkan pada tanaman tanpa pupuk daun dengan

luas daun 674,38 cm2. Hal ini disebabkan tidak adanya tambahan unsur hara yang

diterima melalui pupuk daun. Kebutuhan hara tanaman tidak terpenuhi, menyebabkan laju pertumbuhan terhambat. Jika hal ini dibiarkan, dikhawatirkan terjadi defisiensi hara tanaman yang berpengaruh langsung terhadap fisiologis porang.

Dasar pertimbangan yang dipakai dalam konsentrasi pupuk daun terutama adalah sifat unsur, apabila berada pada kondisi aerob atau oksidatif akan teroksidasi menjadi nitrat berupa anion bermuatan negatif. Apabila bermuatan negatif, anion tersebut tidak dapat tinggal lama pada daun (Riyo 2008).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Dokumen terkait