• Tidak ada hasil yang ditemukan

2-5 Tahun 6-9 Tahun > 10 Tahun

4.2.3. Rekapitulasi J awaban Responden

4.2.3.1.Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Pengetahuan Per pajakan (X1)

Pengetahuan perpajakan merupakan ilmu atau wawasan yang berhubungan dengan pajak baik asas-asasnya, macam-macam pajak, tata cara perhitungan dan pembayaran pajak yang dimiliki oleh WP. Berikut deskripsi jawaban responden mengenai Pengetahuan Perpajakan (X1) : Tabel 4.2. Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Pengetahuan

Per pajakan (X1)

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1. penting untuk paham mengenai Perpajakan 0 1 12 32 41 86

Prosentase (%) - 1,2% 14% 37% 47,7% 100%

2. Penyuluhan penting untuk dilaksanakan 0 1 6 34 45 86

Prosentase (%) - 1,2% 7% 39,5% 52,3% 100%

3.

Setujukah jika wajib pajak diberikan wewenang untuk menghitung, melaporkan

dan membayarkan pajaknya sendiri. 2 4 15 34 31 86

Prosentase (%) 2,3% 4,7% 17,4% 39,5% 36% 100%

4.

Penting agar Dirjen Pajak memberikan

pengetahuan dan informasi tentang pajak 0 3 3 34 46 86

Prosentase (%) - 3,5% 3,5% 39,5% 53,4% 100%

5. Penting untuk paham cara pengisian SPT 0 1 2 37 46 86

Prosentase (%) - 1,2% 2,3% 43% 53,4% 100%

6.

NPWP sangat membantu saya dalam

memenuhi kewajiban perpajakan 1 3 19 31 32 86

Prosentase (%) 1,2% 3,5% 22,1% 36% 37,2% 100%

7. Mengetahui pajak dipungut menurut UU 2 2 16 35 31 86

Prosentase (%) 2,3% 2,3% 18,6% 40,7% 36% 100%

8. Dengan memahami peraturan maka dapat

meminimalisir kemungkinan pemeriksaan 2 1 19 35 29 86

Prosentase (%) 2,3% 1,2% 22,1% 40,7% 33,7 100%

9. Dirjen pajak harus memberikan

pemahaman mengenai UU pajak 0 0 6 39 41 86

- - 7% 45,3% 47,7% 100%

10.

Dirjen pajak harus mensosialisasikan

tentang perubahan peraturan perpajakan 0 0 3 34 49 86

Prosentase (%) - - 3,5% 39,5% 57% 100%

Berdasarkan tabel 4.2 terlihat sebagian besar responden (85,5%) menjawab dengan skor 4 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pajak dianggap penting oleh wajib pajak. Dengan adanya pengetahuan tentang pajak, maka dapat memudahkan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya terutama untuk mengetahui informasi mengenai cara-cara pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) dalam melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak terutang. Kebanyakan dari wajib pajak juga menyadari bahwa pajak penting bagi kepentingan umum.

4.2.3.2.Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Sank si Per pajakan (X2) Sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (norma perpajakan) akan ditaati. dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan. Berikut deskripsi jawaban responden mengenai Sanksi Perpajakan (X2) :

Tabel 4.3. Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Sanksi Per pajakan (X2)

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1.

Saya mengetahui terlambat membayar dan melaporkan pajak akan mendapatkan

sanksi administrasi ataupun pidana 7 9 15 36 19 86

Prosentase (%) 8,1% 10,5% 17,4% 41,9% 22,1% 100%

2.

Penerapan sanksi perlu dilakukan,

setujukah Bapak/Ibu tentang hal tersebut? 7 9 28 26 16 86

Prosentase (%) 8,1% 10,5% 32,6% 30,2% 18,6% 100%

3.

Setujukah Bapak/Ibu jika sanksi yang ditetapkan bertujuan untuk kedisiplinan dan kesadaran wajib pajak dalam memnuhi kewajiban perpajakan

1 2 22 39 22 86

Prosentase (%) 1,2% 2,3% 25,6% 45,3% 25,6% 100%

4.

Semakin tinggi sanksi yang ditetapkan maka Bapak/Ibu semakin patuh terhadap peraturan perpajakan

8 17 27 22 12 86

Prosentase (%) 9,3% 19,8% 31,4% 25,5% 14% 100%

5.

Setelah adanya perubahan peraturan tentang besar sanksi perpajakan yang lebih tinggi, kewajiban perpajakan lebih teratur

4 14 31 27 10 86

Prosentase (%) 4,7% 16,3% 36% 31,4% 11,6% 100%

6.

Bapak/Ibu berusaha memenuhi kewajiban perpajakan secara benar sesuai peraturan agar terhindar dari sanksi administrative terlebih lagi sanksi pidana

2 4 8 48 24 86

Prosentase (%) 2,3% 4,7 9,3% 55,8% 27,9% 100%

7.

Setujukah Bapak/Ibu bila besar sanksi perpajakan disesuaikan besar kecilnya pelanggaran

2 7 15 38 24 86

Prosentase (%) 2,3% 8,1% 17,4% 44,2% 27,9% 100%

Prosentase Rata-rata 5,1% 10,3% 24,2% 39,2% 21,1% 100%

Sumber : Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Responden (Lampiran 2) Berdasarkan tabel 4.3 terlihat sebagian besar responden (60,3%) yang menjawab dengan skor 4 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak menyadari akan adanya sanksi perpajakan baik sanksi administratif maupun sanksi pidana jika wajib pajak tidak melakukan kewajiban perpajakannya sehingga wajib pajak akan berusaha melakukan

4.2.3.3.Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Kesadar an Wajib Pajak (X3)

Kesadaran wajib pajak merupakan suatu kondisi di mana wajib pajak mengetahui, mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta memiliki kesungguhan dan keinginan untuk memenuhi kewajiban pajaknya Berikut deskripsi jawaban responden mengenai Kesadaran Wajib Pajak (X3) :

Tabel 4.4. Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Kesadar an Wajib Pajak (X3)

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1.

Bapak/Ibu perlu mengikuti penyuluhan untuk mengetahui dan memahami hak dan

kewajiban perpajakan 2 2 8 38 36 86

Prosentase (%) 2,3% 2,3% 9,3% 44,2% 41,9% 100%

2.

Saya menyadari bahwa pajak yang saya

bayarkan berguna bagi kepentingan umum 1 2 6 36 41 86

Prosentase (%) 1,2% 2,3% 6,9% 41,9% 47,7% 100%

3.

Informasi yang saya dapatkan bisa membuat saya sadar dan mengerti dalam melaksanakan kewajiban perpajakan

1 1 7 49 28 86

Prosentase (%) 1,2% 1,2% 8,1% 56,9 32,6% 100%

4.

Latar belakang pendidikan yang saya miliki baik formal maupun nonformal dapat mempengaruhi pengertian tentang pajak

5 3 17 35 26 86

Prosentase (%) 5,8% 3,5% 19,8% 40,7% 30,2% 100%

5.

Saya menyadari ketika membayar pajak tidak akan mendapat balas jasa langsung secara pribadi

1 3 12 38 32 86

Prosentase (%) 1,2% 3,5% 13,9% 44,2% 37,2% 100%

6.

Fasilitas umum yang saya nikmati merupakan realisasi pembelanjaan dari pajak yang disetorkan

1 2 19 37 27 86

Prosentase (%) 1,2% 2,3% 22,1% 43% 31,4% 100%

7.

Pajak yang disetorkan digunakan untuk membiayai pembangunan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat

2 2 20 23 39 86

Prosentase (%) 2,3% 2,3% 23,3% 26,7% 45,3% 100%

Prosentase Rata-rata 2,2% 2,5% 14,8% 42,5% 38% 100%

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden (80,5%) yang menjawab dengan skor 4 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran yang dimiliki oleh wajib pajak akan pajak sudah cukup baik karena pemahaman tentang arti dan manfaat pajak cukup baik.

4.2.3.4.Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Per sepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4)

Persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak merupakan tanggapan wajib pajak terhadap seberapa besar peran petugas pajak dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak. Berikut deskripsi jawaban responden mengenai Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4) :

Tabel 4.5. Rekapitulas J awaban Responden Mengenai Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4)

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1.

Pendapat Bapak/Ibu terhadap penampilan, sikap dan kepribadian yang professional dari petugas pajak

4 11 19 41 11 86

Prosentase (%) 4,7% 12,8% 22% 47,7% 12,8% 100%

2.

Pendapat Bapak/Ibu terhadap petugas pajak dalam membantu wajib pajak dalam memperoleh informasi dan penjelasan tentang peraturan perpajakan

4 14 21 36 11 86

Prosentase (%) 4,6% 16,3% 24,4% 41,9% 12,8% 100%

3. Pendapat saya terhadap prasarana KPP 2 4 21 42 17 86

Prosentase (%) 2,3% 4,7% 24,4% 48,8% 19,8% 100%

4.

Pendapat Bapak/Ibu terhadap petugas pajak dalam memberikan pelayanan melalui berbagai media komunikasi

5 11 26 36 8 86

Prosentase (%) 5,8% 12,8% 30,2% 41,9% 9,3% 100%

5.

Pendapat Bapak/Ibu terhadap kejujuran, ketepatan dan ketegasan petugas pajak dalam penerapan peraturan perpajakan

6 15 31 29 5 86

Prosentase (%) 7% 17,4% 36% 33,7% 5,8% 100%

6.

Pendapat saya terhadap ketanggapan petugas pajak dalam mengatasi keluhan & permasalahan wajib pajak

8 9 37 25 7 86

Prosentase (%) 9,3% 10,5% 43% 29% 8,1% 100%

7.

Pendapat saya mengenai pengetahuan dan

kemampuan petugas pajak dalam

memberikan informasi dan pelayanan

4 5 30 39 8 86

Prosentase (%) 4,7% 5,8% 34,9% 45,3% 9,3% 100%

8.

Pendapat saya terhadap petugas pajak dalam memberikan berkomunikasi dengan baik, ramah, dan sopan

2 4 26 42 12 86

Prosentase (%) 2,3% 4,7% 30,2% 48,8% 14% 100%

9.

Pendapat Bapak/Ibu terhadap pemahaman petugas pajak tentang bisnis dengan kewajiban perpajakan wajib pajak

4 5 43 29 5 86

Prosentase (%) 4,7% 5,8% 50% 33,7% 5,8% 100%

10. Pendapat saya terhadap petugas pajak

dalam memonitor kepatuhan wajib pajak 4 7 37 27 11 86

Prosentase (%) 4,7% 8,1% 43% 31,4% 12,8% 100%

11.

Pendapat saya terhadap petugas pajak dalam memberikan penyuluhan dan membangun komunikasi dengan WP

4 9 29 35 9 86

Prosentase (%) 4,7% 10,5% 33,7% 40,6% 10,5% 100%

12.

Pendapat saya terhadap tanggung jawab petugas pajak dalam memastikan bahwa hak-hak perpajakan wajib pajak

8 11 27 33 7 86

Prosentase (%) 9,3% 12,8% 31,4% 38,4% 8,1% 100%

Prosentase Rata-rata 5,3% 10,2% 33,6% 40,1% 10,8% 100%

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat sebagian besar responden (50,9%) yang menjawab dengan skor 4 dan 5. Dengan demikian wajib pajak beranggapan bahwa petugas pajak sudah memberikan pelayanan yang sangat baik, atau wajib pajak sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas pajak baik dalam hal kecepatan dan ketepatan petugas pajak dalam mengelola dan menyelesaikan pelayanan, permasalahan yang dimiki wajib pajak terkait kewajiban perpajakannya maupun dalam hal memberikan penjelasan dan berkomunikasi baik dengan wajib pajak.

4.2.3.5.Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Kepatuhan Pelapor an Wajib Pajak Or ang Pr ibadi (Y)

Kepatuhan pelaporan wajib pajak adalah suatu sikap taat serta sadar yang dimiliki oleh wajib pajak untuk dapat memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak manapun. Berikut deskripsi jawaban responden mengenai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y) :

Tabel 4.6. Rekapitulasi J awaban Responden Mengenai Kepatuhan Pelapor an Wajib Pajak Or ang Pr ibadi (Y)

No. Pertanyaan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1. Bapak/Ibu mengetahui tata cara pengisian

SPT (Surat Pemberitahuan) ataupun SPOP 0 1 26 46 13 86

Prosentase (%) - 1,2% 30,2% 53,5% 15,1% 100%

2. Bapak/Ibu mengisi SPT dengan benar,

lengkap dan jelas 0 1 10 50 25 86

Prosentase (%) - 1,2% 11,6% 58,1% 29% 100%

3. Bapak/Ibu sudah benar dalam melakukan

penghitungan pajak sesuai kewajiban 0 3 16 42 25 86

Prosentase (%) - 3,5% 18,6% 48,8% 29% 100%

4. Bapak/Ibu tidak pernah salah dalam

melakukan penghitungan pajak 2 21 31 17 15 86

Prosentase (%) 2,3% 24,4% 36% 19,8% 17,4% 100%

5. Bapak/Ibu selalu membayar tepat waktu 0 2 16 37 31 86

Prosentase (%) - 2,3% 18,6% 43% 36% 100%

6. Bapak/Ibu tidak pernah terlambat dalam

melakukan pembayaran pajak 2 7 21 28 28 86

Prosentase (%) 2,3% 8,1% 24,4% 32,6% 32,6% 100%

7. Bapak/Ibu tidak pernah terlambat dalam

melakukan pelaporan perpajakan 2 5 16 36 27 86

Prosentase (%) 2,3% 5,8% 18,6% 41,9% 31,4% 100%

8. Bapak/Ibu tidak pernah menerima

SKPKB, SKPLB, ataupun SKPN? 2 13 21 21 29 86

Prosentase (%) 2,3% 15,1% 24,4% 24,4% 33,7% 100%

9. Bapak/Ibu tidak pernah menerima surat

teguran atau sejenisnya dari Dirjen Pajak 0 13 22 21 30 86

Prosentase (%) - 15,1% 25,6% 24,4% 34,9% 100%

Prosentase Rata-rata 1% 8,5% 23,1% 38,5% 28,8% 100%

Sumber : Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Responden (Lampiran 2) Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat sebagian besar responden (65,3%) yang menjawab dengan skor 4 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo memiliki tingkat kepatuhan yang tergolong tinggi dan baik dalam hal pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) maupun pembayaran pajak.

4.3. Uji Kualitas Data 4.3.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan menggunakan teknik korelasi person (Person Correlation). Dasar pengambilan keputusan yaitu apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan yang ditunjukkan dengan taraf signifikan < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid [Sumarsono, 2004 : 31].

4.3.1.1.Uji Validitas Var iabel Pengetahuan Per pajakan (X1)

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan mengenai pengetahuan perpajakan (X1) :

Tabel 4.7. : Hasil Uji Validitas Var iabel Pengetahuan Per pajakan (X1) Item pertanyaan Person Correlation Tingkat Signifikan Keterangan X1.1 0,600 0,000 Valid X1.2 0,623 0,000 Valid X1.3 0,636 0,000 Valid X1.4 0,681 0,000 Valid X1.5 0,695 0,000 Valid X1.6 0,638 0,000 Valid X1.7 0,645 0,000 Valid X1.8 0,524 0,000 Valid X1.9 0,632 0,000 Valid X1.10 0,625 0,000 Valid

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa nilai person

correlation yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan untuk

variabel pengetahuan perpajakan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.1.2.Uji Validitas Var iabel Sanksi Per pajakan (X2)

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan mengenai sanksi perpajakan (X2) :

Tabel 4.8. : Hasil Uji Validitas Var iabel Sanksi Per pajaka n (X2) Item pertanyaan Person Correlation Tingkat Signifikan Keterangan X2.1 0,633 0,000 Valid X2.2 0,716 0,000 Valid X2.3 0,543 0,000 Valid X2.4 0,652 0,000 Valid X2.5 0,617 0,000 Valid X2.6 0,670 0,000 Valid X2.7 0,576 0,000 Valid

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai person

correlation yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan untuk

variabel sanksi perpajakan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.1.3.Uji Validitas Var iabel Kesadar an Wajib Pajak (X3)

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan mengenai kesadaran wajib pajak (X3) :

Tabel 4.9. : Hasil Uji Validitas Var iabel Kesadaran Wajib Pajak (X3) Item pertanyaan Person Correlation Tingkat Signifikan Keterangan X3.1 0,533 0,000 Valid X3.2 0,832 0,000 Valid X3.3 0,740 0,000 Valid X3.4 0,464 0,000 Valid X3.5 0,673 0,000 Valid X3.6 0,764 0,000 Valid X3.7 0,666 0,000 Valid

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampira 3)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai person

correlation yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan untuk

variabel kesadaran wajib pajak memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.1.4.Uji Validitas Var iabel Per sepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4)

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan mengenai persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak (X4) :

Tabel 4.10. : Hasil Uji Validitas Var iabel Per sepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4)

Item pertanyaan Person Correlation Tingkat Signifikan Keterangan X4.1 0,773 0,000 Valid X4.2 0,756 0,000 Valid X4.3 0,749 0,000 Valid X4.4 0,690 0,000 Valid X4.5 0,766 0,000 Valid X4.6 0,848 0,000 Valid X4.7 0,713 0,000 Valid X4.8 0,778 0,000 Valid X4.9 0,764 0,000 Valid X4.10 0,714 0,000 Valid X4.11 0,766 0,000 Valid X4.12 0,781 0,000 Valid

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai person

correlation yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan untuk

variabel persepsi wajib pajak mengenai petugas pajak memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.1.5.Uji Validitas Var iabel Kepatuhan Pelapor an Wajib Pajak Or ang Pr ibadi (Y)

Berikut adalah hasil pengujian validitas untuk masing-masing item pertanyaan mengenai kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi (Y) :

Tabel 4.11. : Hasil Uji Validitas Var iabel Kepatuhan Pelapor an Wajib Pajak Or ang Pr ibadi (Y)

Item pertanyaan Person Correlation Tingkat Signifikan Keterangan Y1 0,640 0,000 Valid Y2 0,636 0,000 Valid Y3 0,616 0,000 Valid Y4 0,608 0,000 Valid Y5 0,593 0,000 Valid Y6 0,659 0,000 Valid Y7 0,549 0,000 Valid Y8 0,626 0,000 Valid Y9 0,673 0,000 Valid

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 3)

Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai person

correlation yang diperoleh dari masing-masing item pertanyaan untuk

variabel kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, sehingga disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan valid.

4.3.2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan pada item pertanyaan yang telah dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas digunakan cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian (variabel) dikatakan reliabel. Berikut adalah hasil pengujian reliabilitas masing-masing variabel penelitian :

Tabel 4.12. : Hasil Uji Reliabilitas Var iabel Penelitian Variabel Penelitian Cronbach’s

Alpha Keterangan

Pengetahuan Perpajakan (X1) 0,833 Reliabel

Sanksi Perpajakan (X2) 0,748 Reliabel

Kesadaran Wajib Pajak (X3) 0,794 Reliabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai

Petugas Pajak (X4) 0,933 Reliabel

Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak

Orang Pribadi (Y) 0,807 Reliabel

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner(Lampiran 4)

Tabel diatas menunjukkan nilai Cronbach’s Alpha pada seluruh

variabel baik X1, X2, X3, X4 maupun Y lebih besar dari 0,60, maka seluruh variabel penelitian dikatakan reliabel atau handal.

4.3.3. Uji Nor malitas

Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan uji Kolmogrof Smirnov adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13. : Hasil Uji Nor malitas

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 5)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

86 .0000000 4.39003632 .055 .033 -.055 .506 .960 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b

Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Berdasarkan hasil uji Kolmogrof Smirnov didapat nilai signifikansi sebesar 0,960 lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan data penelitian berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

4.4. Uji Asumsi Klasik 4.4.1. Uji Multikolinier itas

Berikut ini adalah hasil uji Multikolinieritas untuk masing-masing variabel bebas :

Tabel 4.14. : Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Penelitian Tolerance VIF

Pengetahuan Perpajakan (X1) 0,720 1,389

Sanksi Perpajakan (X2) 0,768 1,302

Kesadaran Wajib Pajak (X3) 0,718 1,392

Persepsi Wajib Pajak Mengenai

Petugas Pajak (X4) 0,947 1,056

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui bahwa Nilai VIF (Variance

Inflation Factor) keempat variabel bebas menunjukkan nilau kurang dari

10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas atau asumsi tidak ada multikolinieritas terpenuhi.

4.4.2. Uji Heter oskedastisitas

Berikut ini adalah hasil uji Multikolinieritas untuk masing-masing variabel bebas :

Tabel 4.15. : Hasil Uji Heter oskedastisitas

Variabel Penelitian Tingkat

Signifikansi Correlation Coefficient Nilai Sig. Korelasi Rank Spearman Pengetahuan Perpajakan (X1) 0,05 0,065 0,552 Sanksi Perpajakan (X2) 0,05 0,030 0,787

Kesadaran Wajib Pajak (X3) 0,05 0,056 0,608 Persepsi Wajib Pajak

Mengenai Petugas Pajak (X4)

0,05 0,040 0,714

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner(Lampiran 6)

Hasil analisis pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai signifikan Korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas lebih besar dari 0.05, maka yang berarti tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas, sehingga asumsi tidak ada heteroskedastisitas terpenuhi.

4.5. Teknik Analisis

Hasil pengujian asumsi klasik analisis regresi menunjukkan bahwa asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi. Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo. Pengolahan data dilakukan dengan alat

bantu komputer program SPSS 13. Dari pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut :

Berikut adalah hasil dari Analisis Regresi Linier Berganda : Tabel 4.16. : Analisis Regr esi Linier Beganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Konstanta 11.430 4.949 2.310 0.023 Pengetahuan Perpajakan (X1) 0.200 0.119 0.187 1.680 0.097 Sanksi Perpajakan (X2) - 0.052 0.121 - 0.046 - 0.428 0.670 Kesadaran Wajib Pajak

(X3) 0.236 0.141 0.187 1.673 0.098

Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak (X4)

0.225 0.056 0.387 3.985 0.000 Sumber : Olahan Hasil Kuesioner(Lampiran 7)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 11.430 + 0.200 X1 – 0.052 X2 + 0.236 X3 + 0.225 X4

Penjelasan masing-masing koefisien regresi adalah sebagai berikut : α = Konstanta = 11.430

Artinya apabila variabel Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak tidak memberikan pengaruh atau konstan, maka nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo adalah sebesar11.430.

Artinya besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Pengetahuan Perpajakan adalah sebesar 0.200. Koefisien regresi positif menunjukkan hubungan yang searah antara X1 dengan Y. Hal ini berarti jika ada kenaikan pada Pengetahuan Perpajakan sebesar 1 satuan, maka dapat meningkatkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.200 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada Pengetahuan Perpajakan sebesar 1 satuan, maka dapat menurunkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.200 dengan asumsi variabel Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak adalah konstan.

β 2 = Koefisien regresi untuk X2 = – 0.052

Artinya besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Sanksi Perpajakan adalah sebesar – 0.052. Koefisien regresi negatif menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara X2 dengan Y. hal ini berarti jika ada kenaikan pada Sanksi Perpajakan sebesar 1 satuan, maka dapat menurunkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.052 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada Sanksi Perpajakan sebesar 1 satuan, maka dapat mmeningkatkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.052 dengan asumsi bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak adalah konstan.

β 3 = Koefisien regresi untuk X3 = 0.236

Artinya besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Kesadaran Wajib Pajak adalah sebesar 0.236. Koefisien regresi positif menunjukkan hubungan yang searah antara X3 dengan Y. Hal ini berarti jika ada kenaikan pada Kesadaran Wajib Pajak sebesar 1 satuan, maka dapat meningkatkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.236 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada Kesadaran Wajib Pajak sebesar 1 (satu) satuan, maka dapat menurunkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.236 dengan asumsi variabel Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak adalah konstan.

β 4 = Koefisien regresi untuk X4 = 0.225

Artinya besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak adalah sebesar 0.225. Koefisien regresi positif menunjukkan hubungan yang searah antara X4 dengan Y. Hal ini berarti jika ada kenaikan pada Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak sebesar 1 satuan, maka dapat meningkatkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.225 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak sebesar 1 satuan, maka dapat menurunkan nilai Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo sebesar 0.225 dengan asumsi

bahwa variabel Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak adalah konstan.

4.6. Uji Hipotesis

4.6.1. Uji F (Uji Kecocokan Model)

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan. Apabila nilai signifikansi (nilai probabilitas) < 0.05 (α=5%), maka H 0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo.

Berikut ini adalah hasil pengujian kecocokan model menggunakan uji F : Tabel 4.17. : Hasil Uji F

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 7)

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai signifikansi sebesar0.000 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05, maka diputuskan untuk menolak H0 dan menerima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

ANOVAb 621.984 4 155.496 7.689 .000a 1638.156 81 20.224 2260.140 85 Regression Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 a.

Dependent Variable: Y b.

regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo.

Berikut ini adalah hasil nilai koefisien determinasi atau R-Square : Tabel 4.18. : Nilai Koefisien Deter minasi (R2)

Sumber : Olahan Hasil Kuesioner (Lampiran 7)

Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai R-Square sebesar 0,275 artinya variabel Pengetahuan Perpajakan, Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak Dan Persepsi Wajib Pajak Mengenai Petugas Pajak mampu menjelaskan variasi perubahan Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar 27,5% Sedangkan sisanya sebesar 72,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

4.6.2. Uji t (Uji Pengar uh Secar a Par sial)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai signifikansi uji t < 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas

Model Summary .525a .275 .239 4.497 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3 a.

secara parsial terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan uji t :

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi menghasilkan nilai thitung sebesar 1.680 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.097 [Tabel 4.16] lebih besar dari 0.05, sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian disimpulkan bahwa pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo. Sehingga hipotesis yang menyatakan pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surabaya Wonocolo tidak teruji kebenarannya.

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengujian pengaruh sanksi perpajakan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi menghasilkan nilai thitung sebesar - 0.428 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.670 [Tabel 4.16] lebih besar dari 0.05, sehingga diputuskan untuk menerima H0 dan menolak H1. Dengan demikian disimpulkan bahwa sanksi perpajakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo. Sehingga hipotesis yang menyatakan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Surabaya Wonocolo tidak teruji kebenarannya.

Berdasarkan hasil analisis mengenai pengujian pengaruh kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan pelaporan wajib pajak orang pribadi menghasilkan nilai thitung sebesar 1.673 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.098 [Tabel 4.16] lebih besar dari 0.05, sehingga diputuskan untuk

Dokumen terkait