• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi S1 Keperawatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

C. Macam cedera di rumah tangga dan penanganannya

1. Jatuh

Kecelakaan pada anak yang terjadi di rumah diakibatkan karena jatuh: kebanyakan karena mereka bermain sepeda, bermain di kursi dan juga saat berlarian. Aktivitas bermain anak menjadi faktor penentu jauhnya anak-anak: hal itu dikarenakan permainan mereka yang penuh resiko atau karena mereka didorong oleh teman sepermainan mereka. Jatuh paling sering terjadi setelah bayi berusia 4 bulan ketika bayi belajar berguling, namun jatuh dapat terjadi pada setiap usia. Anjuran terbaik yaitu jangan pernah meletakkan anak pada usia berapapun tanpa adanya pengawasan pada permukaan yang tinggi yang tidak teruji perlindungannya (Wong, 2008).

Tindakan pertama adalah memastikan bahwa korban masih bernafas dan mempunyai jalan udara yang lancer. Penolong kemudian mengkaji kesadaran korban dan setelah itu memindahkan korban. Jika korban sadar dan mengeluh nyeri hebat pada tungkai atau lengan, kemungkinan korban mengalami patah tulang. Dalam keadaan ini biarkan korban berada pada posisinya. Cedera pada tungkai dapat diikat

kuat-kuat pada mata kaki dan lutut, sehingga dapat efektif mengimobilisasikan fraktur tersebut. Gunakan kain untuk mengimobilisasi daerah yang fraktur agar tidak menambah cedera (Swasanti & Putra, 2014).

Ketika anak jatuh segera periksa anak, apakah ada luka atau memar pada kepala atau perut. Jika ada luka besar atau robek dan berdarah, anak muntah, memar di perut yang makin bertambah besar, segera bawa ke RS untuk penangannan segera. Jika tidak ada luka yang terjadi muntah, atau hanya memar di kepala, tidak perlu di bawa ke RS. Memar lambat laun akan menghilang karena diserap tubuh. Namun memar akan lebih capat hilang jika kita mengolesinya dengan trombopop gel, atau secara tradisional dengan beras dan kencur yang ditumbuk dan dioleskan pada daerah memar, berilah obat antinyeri atas resep dokter. (Lucy dan Endang, 2011)

2. Tersayat

Luka yang didapatkan oleh anak biasanya dikarenakan terjatuh saat bermain. Lantai rumah yang licin atau basah karena air atau minyak juga dapat menyebabkan anak jatuh, dan juga saat anak bermain dngan benda-benda tajam seperti pisau, garpu, jarum maupun tusuk gigi juga dapat menimbulkan cedera.

Penanganan pertama dari luka adalah menghentikan perdarahan. Jika luka dengan perdarahan kecil, penekanan keras akan membantu menghentikan perdarahan dalam waktu yang sangat singkat. Kulit sekitar area harus dicuci bersih dan kemudian gunakan sebuah pembalut untuk menutup luka. Luka yang besar akan mengalami perdarahan lebih banyakdan membutuhkan penanganan segera. Korban harus duduk atau berbaring dengan posisi luka dinaikkan setinggi jantung. Penekanan pada luka harus dipertahankan selama kira-kira 10 menit. Segera setelah aliran darah berkurang gunakan pembalut atau kain bersih untuk diletakkan diatas luka (Swasanti & Putra, 2014).

3. Tersengat listrik

Banyak rumah yang berisi sejumlah peralatan listrik. Anak usia toddler mengalami peningkatan kemampuan motorik halus dan kasar sehingga beresiko terkena sengatan listrik. Jika anak terkena sengatan listrik hal pertama yang harus dilakukan orangtua adalah segera matikan arus listrik. Jika hal ini tidak memungkinkan, penolong berdiri pada tempat yang kering, lapisi benda (karet, Koran yang digulung tebal, buku atau kayu) dan gunakan benda yang sama ditangan, pukul atau tarik korban dari kontak dengan tangan kosong. Beberapa pertolongan pertama terdiri atas penutupan luka dengan menggunakan kasa steril atau selembar kain bersih sampai pasien mencapai rumah sakit (Swasanti & Putra, 2014). 4. Keracunan

Orangtua harus memperhatikan penempatan cairan kimia agar tidak tertelan oleh anak, sebab jika tertelan hal ini dapat membahayakan anak. Jika cairan kimia tertelan oleh anak hal yang harus dilakukan orangtua adalah tempatkan anak dalam posisi pemulihan dan jalan udara harus dipertahankan lancar. Perlu untuk memberikan ventilasi artifisial. Jika mengetahui catat waktu pada saat racun tertelan. Jika racun adalah suatu yang korosif, mulut dan kulit sekitarnya harus dengan perlahan dibersihkan dengan air hangat. Minuman dapat diberikan untuk pasien yang sadar. Bahan korosif dapat tertumpah keatas baju, jika demikian area yang terkena harus dihilangkan atau potong kain sebelum kulit dibawahnya terbakar. Lakukan pembilasan lambung bila anak menelan bahan kimia dengan memberikan air garam (Swasanti & Putra, 2014).

5. Luka bakar

Luka bakar adalah luka di kulit yang disebabkan olh api, caira adam dan basa, serta listrik. Menurut kedalaman, luas, dan lokasi luka bakar dibagi menjadi tiga derajat, yaitu sebagai berikut:

a. Derajat 1 (ringan): luka bakar tidak menyebabkan lepuh seketika. Pada derajat ini kulit kemerah-merahan dan terasa sakit. Lepuh akan

timbul setelah 1 atau 2 hari. Contohnya, luka bakar karena sinar matahari.

b. Derajat 2 (sedang): kulit kemerahan dan melepuh.

c. Derajat 3 (berat): luka bakar dalam dan meliputi seluruh jaringan kulit. Kulit melepuh dan muncul bentuk hangus kehitam-hitaman atau putih mati.

Pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu, segera membasuh/mengguyur daerah luka bakar dengan air dingin sebanyak-banyaknya. Jika luka bakar ringan, lanjutkan sampai rasa sakit hilang sekitar satu setengah jam. Jika luka bakar berat, tutup luka bakar dengan kain bersih, dingin, dan basah. Jaga agar anak tetap hangat. Jangan mengoleskan salep, pasta gigi, dan lain-lain di daerah luka bakar. Jika luka bakar luas dan dalam (derajat 2 dan 3) segera bawa anak ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan segera. Dokter akan menganjurkan rawat inap untuk memberikan cairan infus, antibiotik, perawatan luka steril, suntikan antitetanus, dan jika perlu operasi plastik (Lucy dan Endang, 2011).

Pencegahan agar tidak terjadi luka bakar pada anak-anak dapat dilakukan dengan menjauhkan korek api, steker listrik, dan termos air panas dari anak-anak, serta tidak menyimpan bahan bakar atau bahan yang mudah terbakar di dalam rumah (Lucy dan Endang, 2011).

Menurut Swasanti & Putra (2014) Luka bakar dapat berakibat fatal, mulai dari kehilangan cairan tubuh, shock, kerusakan jaringan atau organ, gangguan pernafasan, dan trauma psikologis. Pada orang dewasa luka bakar 20% dapat menyebabkan shock, sedangkan pada anak 10%. Pedoman untuk menentukan luas luka bakar: kepala dan leher 9%, lengan kiri 9%, lengan kanan 9%, badan bagian depan 18% (punggung 9%, pinggang 9%), tungkai kiri 18% (paha 9%, betis 9%), tungkai kanan 18% (paha 9%, betis 9%), genetalia 1%.

Tindakan pertolongan pertama pada luka bakar dilakukan dengan cara berikut:

a) Luka bakar ringan

Segera rendam dengan air dingin, luka bakar dibersihkan dengan menggunakan air dan sabun tetapi harus dilakukan dengan sangat hati-hati, setelah luka benar-benar bersih dapat diberikan krim antibiotic seperti sulfadiazine, tutup luka dengan pembalut atau perban, ketika istirahat bagian tubuh yang luka diletakkan lebih tinggi dari bagian tubuh lainnya (lebih tinggi dari jantung).

b) Luka bakar sedang (kurang dari 20%)

Rendam bagian yang luka dengan air dingin sampai rasa nyeri reda, jangan mengupas bagian luka yang melepuh, biarkan saja, bersihkan luka dari kotoran, setelah luka bersih dapat diberikan krim antibiotic, jika diperlukan dapat diberikan antibiotic per oral untuk mencegah dan atau meminimalkan dampak infeksi.

c) Luka bakar berat (lebih dari 20%)

Berikan bantuan pernafasan (masker oksigen) kepada korban, segera mungkin bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

d) Luka bakar karena agen kimia berbahaya

Siram bagian tubuh yang terkena bahan kimia (asam/ basa kuat) dengan menggunakan air mengalir, bila zat kimia merupakan basa kuat, air yang digunakan untuk membasuh atau menyiram dapat ditambahkan dengan asam cuka, bila bahan kimia merupakan asam kuat dapat diberikan soda kue, bila ada tanda-tanda luka bakar akibat bahan kimia membahayakan keselamatan korban, segera bawa korban ke rumah sakit agar mendapatkan penanganan yang tepat.

P3K

Dokumen terkait