• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEOR

B. Nilai Pendidikan Akhlak

4. Macam-macam Akhlak

Dalam kehidupan bermasyarakat, mungkin kita sering mendengar tentang kata Akhlak. Akhlak sendiri bisa diartikan dengan tingkah laku atau budi pekerti yang sopan dan santun, tanpa akhlak maka manusia tidak bisa menjadi makhluk yang mulia. Akhlak sendiri dibagi menjadi dua, yaitu akhlak

mahmudah ( akhlak terpuji) dan akhlak madzmumah (akhlak tercela).

a. Akhlak Mahmudah

Akhlak mahmudah atau akhlaqul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. 47 orang yang mempunyai ahklaqul karimah atau ahklak yang baik dapat bergaul dengan masyarakat secara luwes, karena dapat melahirkan sifat-sifat saling mencintai dan saling menolong, ahklak yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang sewajarnya. Suatu perbuatan yang dilihat merupakan gambaran dari sifat-sifatnya

46

Hamdani Ihsan dan Ahmad Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung, CV Pustaka Setia: 2001) cet II h. 62-65

47

Yatimin Abdullah, op.cit, h. 2

tertanam dalam jiwa baik atau jahatnya.48 Berikut adalah macam- macam akhlak mahmudah :

1. Jujur

Jujur adalah mengatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Jujur adalah salah satu sebab husnul khatimah. Kejujuran itu mencakup kejujuran ucapan dan perbuatan.49

2. Sabar

Menurut bahasa, sabar artinya al-Habsu wal Kaffu

(menahan dan mencegah).50 Dalam istilah syariat sabar berarti menahan diri untuk melakukan dan meninggalkan larangan Allah SWT. Pribahasa mengatakan bahwa kesabaran itu pahit laksana jadam, namun akibatnya lebih manis dari pada madu. Ungkapan tersebut menunjukkan hikmah dari berbuat sabar.

3. Ikhlas

Pengertian ikhlas secara syar’i sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Qayyim adalah memfokuskan tujuan dan maksud (dari amalannya) hanya kepada Allah, melaksanakan ketaatan hanya kepada-Nya tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu.51

4. Berani

Sifat berani termasuk dalam fadhilah akhlaqul karimah. Syaja’ah (berani) bukanlah semata-mata berani berkelahi di medan laga. Melainkan sesuatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat menurut semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa-masa kritis ketika bahaya di ambang pintu, itulah orang yang berani.52

5. Adil

Adil ialah ketika seseorang mengambil haknya dengan cara yang benar atau memberikan hak orang lain tanpa mengurangi

48

Ibid, h. 41

49

Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid, Jagalah Hati Raih Ketenangan, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2006), cet. I, h. 214 50 Ibid, h. 214 51 Ibid, h. 4 52

Burhanuddin Salam, Etika Individual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 184.

haknya serta memberikan sesuatu porsinya. Adil berhubungan dengan perseorangan, adil berhubungan dengan kemasyarakatan, dan adil berhubungan dengan pemerintah.53 Bila seseorang mengambil haknya dengan cara yang benar atau memberikan hak orang lain tanpa mengurangi haknya, itulah yang dinamakan tindakan adil. Adil yang berhubungan dengan kemasyarakatan dan adil yang berhubungan dengan pemerintahan dengan kemasyarakatan dan adil yang berhubungan dengan pemerintah misalnya tindakan hakim menghukum orang-orang yang jahat atau orang-orang yang bersengketa sepanjang neraca keadilan.54 Dalam ayat Al- Qur’an disebutkan tentang bagaimana manusia harus berlaku adil, sebagai berikut :

ِءﺂَﺸْﺤَﻔْﻟا ِﻦَﻋ ﻰ ٰﻬْـﻨَـﻳَو

ٰﰉْﺮُﻘْﻟا يِذ ِءﺎَﺘﻳِإَو ِنﺎَﺴ ْﺣِْﻹاَو ِلْﺪَﻌْﻟﺎِﺑ ُﺮُﻣْﺄَﻳ َﻪﱠﻠﻟا ﱠنِإ

(٩۰: ﻞﺤ ّﻨﻟﺍ) َنوُﺮﱠﻛَﺬَﺗ ْﻢُﻜﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜُﻈِﻌَﻳ ِﻲْﻐَـﺒْﻟاَو ِﺮَﻜْﻨُﻤْﻟاَو

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. (Q.S. An-Nahl : 90)

6. Amanah

Amanah adalah segala sesuatu yang dibebankan oleh Allah SWT kepada manusia untuk dilaksanakan yang tercakup di dalamnya. Dengan memiliki sikap amanah akan terjalin sikap saling percaya, jujur dan transparan dalam seluruh aktifitas kehidupan.55 Amanah juga memberikan arti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia wajib untuk ditunaikan, seperti sholat, zakat, puasa, berbuat baik

53

Barmawi Umary, Materi Akhlak, (Solo: Ramadhani, 1993), h. 47

54

Yatimin Abdullah, op.cit, h. 43

55

Muhammad Al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1992), h.116

kepada sesama dan lainnya. Amanah bukan hanya dalam hal materi atau hal yang berkaitan dengan kebendaan saja, melainkan berkaitan dengan segala hal, seperti memenuhi tuntutan Allah SWT adalah amanah, bergaul dengan manusia dengan cara yang terbaik adalah amanah, demikian seterusnya. Amanah ini berkaitan erat dengan yang namanya tanggung jawab. Orang yang menjaga amanah biasanya disebut sebagai orang yang mampu bertanggung jawab. Dan sebaliknya, orang yang tidak menjaga amanah disebut orang yang tidak bertanggung jawab.

b. Akhlak Madzmumah

Ahklaqul madzmumah ialah perangai atau tingkah laku pada tutur kata yang tercermin pada diri manusia, cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain.56 Ahklaqul madzmumah

atau ahklak buruk, yaitu suatu sifat yang tercela dan dilarang oleh norma-norma yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Apabila seseorang melaksanakannya niscaya mendapat dosa dari Allah karena perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tercela di hadapan Allah.57 Berikut adalah macam-macam nya :

1. Angkuh (Sombong)

Angkuh adalah sikap jiwa yang menganggap diri lebih baik daripada orang lain atau merendahkan orang lain.58 Angkuh merupakan pribadi seorang, menjadi sifat yang melekat pada diri orang lain tersebut. Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari yang lain sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih dihormati, dan sebagainya.59

56

Ibid, h. 56

57

Ibid, h. 57

58

Sudirman Tebba, Sehat Lahir Batin: Handbook bagi Pendamba kesehatan Holistik,

(Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2005), cet. I, h. 180

59

Yatimin Abdullah, op.cit h. 66

Dalam Al-Qur’an terdapat ayat tentang angkuh/sombong, sebagai berikut :

ًﻻﻮُﻃ َلﺎَﺒِْﳉا َﻎُﻠْـﺒَـﺗ ْﻦَﻟَو َضْرَْﻷا َقِﺮَْﲣ ْﻦَﻟ َﻚﱠﻧِإ ﺎًﺣَﺮَﻣ ِضْرَْﻷا ِﰲ ِﺶَْﲤ َﻻَو

(٣٧ : ﻞﻳءۤﺍﺮﺳﺍ ۤﲏﺑ)

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung” (Q.S. Bani Israil: 37)

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sebagai manusia yang berjalan dimuka bumi kita tidak boleh angkuh atau sombong. 2. Iri Hati

Kata iri menurut bahasa (etimologi) artinya merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain, kurang senang melihat orang lain beruntung, cemburu dengan keberuntungan orang, tidak rela apabila orang lain mendapat nikmat dan kebahagiaan.60

3. Kikir

Kikir dapat disebut juga dengan pelit atau dalam bahasa Arab disebut bakhil atau bukhl, yaitu tidak memberikan hartanya pada saat harta itu perlu disumbangkan kepada orang yang lebih membutuhkan. Dan akhir nanti harta orang kikir akan dikalungkan ke lehernya sebagai hukuman baginya.61 4. Dusta

Dusta adalah memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik melalui lisan ataupun perbuatan. Dusta (bohong) termasuk bahaya yang timbul dari lidah. Berdusta merupakan suatu kelakuan buruk yang memalukan dan merupakan suatu dosa besar yang merusak pribadi dan masyarakat.62

60

Yatimin Abdullah, op.cit h. 68

61

Sudirman Tebba, op.cit h. 198-200.

62

Imam Ghazali, Bahaya Lidah, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), cet II h. 5

5. Ghibah

Buruk sangka atau ghibah adalah suatu anggapan tentang orang yang boleh jadi benar atau salah dengan berdasarkan data-data yang jauh sekali dari kebenaran. Buruk sangka dikatakan “perkataan dusta” karena dua hal: pertama, benarnya belum tentu, sedang salah lebih besar dan pasti. Seperti halnya ghibah. Kedua, mencemarkan kehormatan seseorang yang ditimpa buruk sangka itu.63

6. Dengki/hasud

Dengki menurut bahasa berarti menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) karena sesuatu yang amat sangat kepada keberuntungan orang lain. Dengki ialah rasa benci dalam hati terhadap kenikmatan orang lain dan disertai maksud agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya. Dengki termasuk penyakit hati dan merupakan sifat tercela, hukumnya haram karena dapat merugikan orang lain. Bahaya dengki sama dengan sifat iri hati dan sifat tercela.64

C. Sinetron

1. Pengertian Sinetron

Sinetron merupakan kepanjangan dari sinema elektronik yang berarti sebuah karya cipta seni budaya yang merupakan media komunikasi pandang dengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video, melalui proses elektronik lalu ditayangkan melalui stasiun penyiaran televisi sebagai media komunikasi massa. Sinetron memiliki ciri-ciri, diantaranya bersifat satu arah serta terbuka untuk publik secara luas dan tidak terbatas.65

Sinema elektronik atau lebih populer kita kenal dengan istilah sinetron yang disiarkan oleh stasiun televisi. Sinetron pada umumnya bercerita tentang

63

Ibid, h. 64-65

64

Yatimin Abdullah, op.cit, h. 62

65

Asep Muhyiddin, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: CV Pustaka Setia 2002), h. 204

kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh- tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario.66

2. Jenis-jenis Sinetron

Sebetulnya tidak ada jenis tertentu yang tampil utuh dalam sinetron televisi. Hampir semuanya merupakan pencampuran antara dua jenis yang berbeda bahkan tak jarang lebih dari satu. Ada beberapa jenis sinetron yang cukup dominan yang dapat dilihat dalam layar pertelevisian di Indonesia.

a. Laga Klasik

Pihak broadcast dan para pembuat sinetron menyebutnya, bahwa yang dimaksud dengan laga klasik adalah sinetron laga dengan setting jaman kerajaan dahulu (jawa, sunda dan lain-lain). Misalnya Tutur Tinular, Pedang Naga Puspa, Misteri Gunung Merapi.

b. Drama Rumah Tangga

Jenis ini berpola kehidupan rumah tangga yang diselingi dengan bumbu-bumbu pertengkaran dan konflik, temanya seputar warisan, kekerasan suami terhadap istri, perselingkuhan, percintaan yang dramatis, dsb. Misalnya Tersanjung, tersayang dll.

c. Komedi

Komedi merupakan salah satu jenis sinetron yang paling digemari oleh penonton. Komedi menyajikan cerita lucu. Semua konflik diserahkan untuk menimbulkan kesan lucu. Misalnya Tuyul dan Mbak Yul.

d. Religius

Sinetron jenis ini berorientasi pada tema-tema keagamaan dan tidak melulu berpihak pada agama mayoritas saja konflik-konflik dalam plot banyak disisipi pemikiran-pemikiran keagamaan, demikian pula

66

Fred Wibowo, Tekhnik Produksi Program Televisi,(Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 226

dengan tokoh-tokohnya. Misalnya seperti sinetron yang peneliti teliti Para Pencari Tuhan.

e. Drama Remaja

Pada saat ini drama remaja adalah jenis sinetron yang sedang populer di kancah pertelevisian Indonesia. Didominasi tokoh-tokoh remaja mulai dari percintaan, persahabatan, konflik di sekolah, dan lain-lain. Seperti Anak Jalanan, Cintaku bersemi di putih abu-abu dll.

f. Misteri (Horor)

Jenis ini menampilkan cerita dan pengadegan dengan tujuan menimbulkan rasa takut melalui hal-hal yang menyeramkan, misalnya sinetron Di Sini Ada Setan dan Jail.

D. Hasil Penelitian Yang Relevan

Sebelumnya sudah ada beberapa penelitian yang meneliti tentang dengan tema sinetron religi Para Pencari Tuhan, ada juga yang meneliti tentang persepsi siswa dan nilai-nilai pendidikan akhlak, berikut adalah beberapa penelitian tersebut :

1. ”Pesan Dakwah di Media Elektronik Analisis Isi Terhadap Sinetron Religi Para Pencari Tuhan Jilid III Di SCTV”. Skripsi ini disusun oleh Neneng Mulyaningsih mahasiswa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Persamaan dengan penelitian Neneng Mulyaningsih adalah terletak pada sinetron yang diteliti yaitu Para Pencari Tuhan. Sedangkan perbedaanya terletak pada aspek kajian, yaitu mengkaji aspek pesan dakwah sedangkan dalam penelitian ini penulis mengkaji nilai-nilai pendidikan akhlak.

2. “Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SMA Negeri 3 Kota Tangerang Selatan)”. Skripsi ini disusun oleh Rahmah mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menjadikan skirpsi beliau sebagai penelitian yang relevan dikarenakan mempunyai persamaan yaitu sama-sama menilai persepsi siswa.

3. “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Sinema Religi Para Pencari Tuhan”. Skripsi ini disusun oleh Faiz Mubarok mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Dari penelitian analisis isi terdapat nilai-nilai akhlak dalam sinema religi Para Pencari Tuhan. Penulis menjadikan skripsi tersebut sebagai penelitian yang relevan karena selain sama-sama meneliti sinema religi Para Pencari Tuhan juga menjadi rujukan bahwasannya terdapat nilai-nilai akhlak dalam sinema religi Para Pencari Tuhan.

E. Kerangka Berpikir

Persepsi merupakan aktifitas mengindera, mengorganisasi, dan mengintepretasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang sama terhadap suatu hal. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat diketahui bahwa persepsi terkait erat dengan panca indera karena persepsi terjadi setelah objek yang bersangkutan melihat, mendengar atau merasakan sesuatu dan kemudiann mengorganisasi serta menginterpretasikan sehingga terjadi lah persepsi. Proses yang sama juga terjadi pada persepsi siswa terhadap stimulus yang mereka dapat di lingkungan belajarnya, dimana hasil dari persepsi ini bisa menjadi salah satu sumber belajar dari mereka.

Penanaman nilai-nilai pendidikan akhlak dapat dilakukan tidak hanya di sekolah tetapi di luar lingkungan sekolah. Banyak media yang bisa dipergunakan untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan akhlak pada siswa salah satunya adalah dengan tayangan sinetron religi. Dimana siswa dapat mempersepsikan nilai-nilai yang coba disampaikan melalui sinetron religi yang hasil dari persepsinya dapat menjadi bahan acuan siswa untuk berperilaku yang baik dan luhur kepada Allah SWT, Rasulullah, masyarakat, dan alam.

Sebuah sinetron sejatinya bukan hanya sekedar tontonan melainkan harus bisa menjadi tuntunan bagi orang yang melihanya jika ini dilakukan maka sinetron bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun anggota masyarakat. Di dalam sinetron terdapat adegan-adegan yang menggambarkan

lingkungan kemasyarakatan serta tokoh yang hidup di suatu masa atau tempat. Secara sosiologis, manusia dan peristiwa dalam sinetron merupakan suatu pantulan realitas yang ditampilkan pihak produksi dari suatu keadaan tertentu. Gambaran-gambaran kehidupan tersebutlah yang pada gilirannya dapat mempengaruhi penonton. Salah satu sinetron yang cukup menjaga keeksistensiannya di kancah pertelevisian nasional adalah sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 9 yang di produksi oleh PT. Gisella Citra Sinema.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2 Tangerang Selatan, yang beralamatkan di Gg. Adil, Kec. Setu, Kel. Setu, Kota Tangerang Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dari bulan November Tahun 2015 sampai dengan bulan Juli 2016. Jadual pelaksanaan penelitian ini disajikan pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1. Kegiatan Penelitian

Kegiatan

November 2015 - Juni 2016 Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 1. Pengesahan Proposal Skripsi √ 2. Bimbingan dengan dosen √ √ √ √ √ √ √ √ 3. Observasi ke SMK Muhammadiyah 2 √ 4. Penyebaran Angket √ 5. Pengolahan Data dan

Analisis Data √ √

Dokumen terkait