• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak

KAJIAN PUSATAKA

A. Organisasi Remaja 1.Organisasi

2. Macam-macam Akhlak

Pada dasarnya akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji yang disebut dengan akhlaqul mahmudah dan akhlak tercela yang disebut dengan akhlaqul mazmumah (Tatapangarsa, 1991: 147). a. Akhlaqul mahmudah

Akhlaqul mahmudah adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. Contoh akhlaqul mahmudah beberapa diantaranya ialah: 1. Mengendalikan nafsu

Nafsu adalah salah satu organ rohani manusia yang disamping akal, sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan instruksi-instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak. Ia dapat bermanfaat, tetapi sebaliknya juga dapat berbahaya bagi manusia, dan ini banyak tergantung kepada bagaimana sikap manusia itu sendiri menghadapi gejolak nafsunya. Itulah sebabnya Al-Quran melarang.

Q.S. Shad: 26

Artinya: dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan

Allah…(Departemen Agama RI, 2005: 454)

Banyak sifat-sifat mazmumah (tercela) yang timbul karena tidak mampunya seseorang mengendalikan hawa nafsunya, misalnya sifat-sifat rakus, tamak, marah, dendam, dan sebagainya. Tetapi sebaliknya banyak juga sifat-sifat mahmudah (terpuji) timbul dari mampunya seseorang menguasai nafsunya, seperti sifat jujur, qanaah, adil dan sebagainya.

1. Benar/Jujur

Benar/jujur termasuk golongan akhlak mahmudah. Benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan ini tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Sifat benar atau jujur termasuk akhlak yang sangat penting semacam induk dari sifat-sifat baik yang lain membawa orang kepada kebaikan. Karena itu Rasulullah menyebutkan benar atau jujur ini semacam “kunci” masuk

surga (Tatapangarsa, 1991: 150). Sabda beliau:

حُجنا ًنا يذهَشثناوشثنا ًنا يذهَ قذصنا ٌاف قذصنات ىكُهع

مجشنا لازَايو

امَذص اللهذُع ةتكَ ٍىتح قذصناشحتَو قذصَ

Artinya: Wajib kepadamu berlaku benar, karena seseungguhnya kebenaran itu membawa kepda kebaikan

dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang tiada henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar )(Riwayat Bukhari)

Kebenaran atau kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi tegaknya masyarakat. Tanpa kebenaran akan hancurlah masyarakat, sebab hanya dengan kebenaran maka dapat tercipta adanya saling pengertian satu sama lain dalam masyarakat, dan tanpa adanya saling pengertian tidak mungkin terjadi tolong-menolong.

2. Ikhlas

Arti ikhlas adalah murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih disini adalah bersihnya seseuatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang lain selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama, dan sebagainya. Jadi suatu pekerjaan dapat dikatakan ikhlas, jika pekerjaan itu dilakukan semata-mata karena Allah saja mengharap ridhaNya dan pahalanya.

Orang yang beramal tetapi tidak ikhlas, sangatlah celaka dan rugi, sebab amalnya menjadi percuma, tidak akan diterima oleh Allah, dan yang dipegang oleh Allah adalah apa sesunggunhya yang menjadi niat hatinya dari amalnya itu.

Rasulullah Saw bersabda:

ههجو هت ًغتتاواصناخ هن ٌاكلاإ مًعنا ٍي الله مثمَلا

Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaanNya (Ibnu Majah) (Tatapangarsa, 1991: 152).

Itulah sebabnya hendaklah lakukan perbuatan dengan hanya menghrapkan ridha dari Allah agar apa yang telah dilakukan tidak sia-sia.

3. Qanaah

Qanaah artinya menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Qanaah dalam penertiannya yang luas sebenarnya mengandung 5 perkara, yaitu:

a. Menerima dengan rela apa yang ada.

b. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai dengan usaha atau ikhtiar.

c. Menerima dengan sabar ketentuan Allah. d. Bertawakal kepada Allah.

e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

Jadi qanaah itu bersangkutan dengan sikap mental dalam menghadapi apa yang kita miliki atau dalam menghadapi apa yang menimpa kita. Tetapi kita tetap bekerja sebagaimana mestinya sambil tetap bertawakkal

kepada Allah. Karena itu sungguh beruntung orang yang hatinya mencapai sifat qanaah.

4. Malu

Malu artinya perasaan undur seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya sesuatu yang membawa ia tercela ada kalanya orang yang malu, ia malu kepada dirinya sendiri, atau kepada orang lain atau ada kalanya juga malu kepada Allah merupakan sendi keutamaan dan pokok dasar budi pekerti yang mulia, sebab dengan adanya rasa malu kepada Allah dengan melanggar larangan atau mengabaikan perintahNya, baik sewaktu dilihat orang maupun tidak.

Rasulullah Saw bersabda:

شخلاا عفساًهذحآ عفسارافاعًُجاَشل ٌاًَلااوءاُحنا ٌا

Artinya: Malu dan iman itu dua hal yang digandengkan yang tak dapat berpisah. Bila salah satunya diambil, yang lain akan ikut terambil juga (Riwayat Hakim dan Al-Baihaqi (Tatapangarsa, 1991:156).

Jadi jika seseorang masih ada rasa malu, tandanya iman masih ada. Dan sebaliknya jika rasa malu sudah tidak ada, itu tandanya iman juga sudah lenyap.

Menurut Mustofa yang dikutip oleh Umiarso dan Haris, selain akhlak mahmudah di atas maka akhlak terbagi menjadi tiga.

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakikatnya.

2. Akhlak terhdadap diri sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan tercela.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

Manusia adalah makhluk sosial yang kelanjutan eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak kepada orang lain, untuk itu ia perlu bekerjasama dan saling tolong-menolong dengan orang lain. Islam menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam ikut serta pendewasaan kita, dan merupakan orang yang paling dekat

dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.

b. Akhlaqul mazmumah

Seperti yang telah dikemukakan bahwa akhlak mazmumah adalah akhlak yang buruk atau akhlak yang tercela. Adapun akhlak tercela diantaranya:

1. Bohong/dusta

Dusta artinya menyatakan suatu hal yang tidak cocok dengan keadaan yang sesungguunya baikitu itu perkataan ataupun perbuatan. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang sangat terkutuk dan tercela. Ia merupakan pokok induk dari bermacam-macam akhlak yang buruk, yang tidak saja merugikan masyarakat pada umumnya, melainkan juga merupakan orang yang berdusta itu sendiri.

Rasulullah saw bersabda:

يذهَسىجفنا ٌاوشجفنا ًنا ٌذهَ بزكنا ٌ اف بزكناو ىكاَاو

ساُنا ًنا

Artinya:… peliharalah dirimu dari dusta, karena

sesungguhnya dusta itu membawa kepada kecurangan dan

kecurangan membawa kepada neraka…(Riwayat Bukhari)

2. Takabur

Takabur artinya merasa atau mengaku diri besar, tinggi atau mulia, melebihi orang lain.orang yang takabur selalu menganggap dirinya lebih, sedang orang lain dipandang serba rendah. Ia tidak peduli apakah anggapan itu sesuai kenyataan atau tidak.

Takabur ada tiga macam, yaitu takabur kepada Allah, takabur kepada RasulNya, dan takabur kepada sesama manusia. Takabur kepada Allah berupa sikap tidak mau mempedulikan ajaran-ajaran Allah, memandang enteng ancaman Allah, bahkan merasa diri paling rendah dan hina sekiranya mematuhi ajaran-ajaran Allah. Terhadap mereka yang takabur ini Allah Swt berfirman:

Q.S. Al-Mu’min: 60

ىهخ ذُس ًتداثع ٍع ٌوشثكتسَ ٍَزنا ٌإ

ٍَشخاد ىُهج ٌ

Artunya: sesungguhnya orang-oang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina (Departemen Agama RI, 2005: 474).

3. Dengki

Dengki adalah rasa atu sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan itu dari orang lain tersebut, baik

dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak.

Tidak semua kedengkian itu buruk. Ada pula bentuk dengki yang baik. Contohnya adalah kalau kita merasa tidak senang atas sesuatu kenikmatan yang diperoleh orang lain, berhubung kenikmatan tersebut dipakai oleh pemiliknya untuk melakukan kezaliman atau kejahatan-kejahatan. Jadi kita dengki, tetapi dengki yang baik dan untuk kebaikan.

4. Bakhil

Bakhil artinya kikir atau sering disebut pelit.orang yang kikir atau bakhil adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang jadi miliknya, tetapi hematnya itu sangat demikian bersangkutan, sehinga sangat berat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain.

Orang yang bakhil akan mengalami banyak kerugian pada dirinya sendiri. Pertama orang yang bakhil dengan kebakhilan dirinya itu mrnginginkan supaya harta bendanya sedikitpun tidak bekurang atau terlepas dari genggaman tangannya, padahal sesungguhnya justru karena kebakhilannya itu maka harta bendanya akan mengalami kehancuran, cepat atau lambat. Hal itu karena Allah tidak merestui bahkan

malaikatpun mendoa’kan supaya orang bakhil hancur harta

bendanya. Kedua, orang yang bakhil itu dalam pergaulan dibenci orang, sukar mendapat kawan atau sahabat, dan orang segan menolong kepadanya sewaktu ia mengalami kesukaran. 5. Marah

Salah satu akhlak mazmumah adalah marah.menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Humaidi Tatapangarsa tenaga marah itu diciptakan Allah dari api, ditanamkan dan diadukan ke dalam diri manusia. Ia bangkit dan menyala karena sebab-sebab tertentu, menggejolak menggelegek darah jantung yang kemudian bertebaran ke seluruh urat-urat. Darah naik dari jantung ke bagian atas bagaikan naiknya air yang mendidih di dalam priuk. Karenanya darah menyembur ke muka, mata, dan kulit, yang karena jernih dapat membayangkan merah darah (Tatapangarsa, 1991: 165).

Jadi sebagai umat muslim harus menghindari akhlak mazmumah, karena tidak ada manfaatnya dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Dokumen terkait