• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN

AKHLAK DI MASYARAKAT ( STUDI ORGANISASI

KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA

GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH,

KABUPATEN SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Sarjana Pendidikan

Dosen Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.

Oleh :

Arifatul Fitriyah

111 13 176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM

PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT

(STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI

DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG,

KECAMATAN SURUH, KABUPATEN

SEMARANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Arifatul Fitriyah

111 13 176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Mengulang kesalahan yang sama hanya

akan memperburuk keadaanmu dan

orang-orang yang berhasil akan

meengambil manfaat dari

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi inipenulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tua saya tercinta Bapak Chabib dan Ibu Zuhriyah, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang, mendidik dan membimbingku, dan do’a restunya yang tak pernah putus serta nasihat- nasihatnya yang selalu saya rindukan.

2. Saudaraku mas Fatkhur, mbak Laila, dek Najib, dan dek Lutfi, yang senantiasa selalu membuat saya semangat dalam belajar dan membuat saya lebih bertanggungjawab dalam segala hal.

3. Keluarga besar saya yang tak henti-hentinya memberi semangat dan bimbingan kepada saya.

4. Kepada beliau Bapak Imam Mas Arum, M. Pd. selaku pembimbing skripsi yang senantiasa selalu mengarahkan dan membimbingku dengan penuh ketulusan dan kesabaran.

5. Seluruh anggota IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

(9)

7. Seluruh keluarga besar IAIN Salatiga yang sudah memberikan tempat belajar yang sangat mengesankan dan menyenangkan.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan seluruh alam yang telah melimpahkan rahmat dan hidaya-Nya.Sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak di Masyarakat (Studi Organisasi Karang Taruna di Dusun Rembes, Desa

Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang)” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam.

Sholawat dansalam peneliti haturkan atas rasulNya (Muhammad SAW), yang senantiasa menjadi pedoman dari setiap perbuatan dan syafaatnya yang dinantikan seluruh umat Islam di dunia.

Dengan selesainya skripsi ini, peneliti menyadari peran dari banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dihaturkan rasa terimakasih, terutama kepada :

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SalatigaBapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

2. Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga BapakSuwardi, M.Pd.

3. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Ibu Siti Rukhayati M. Ag.

(10)

5. Dosen pembimbing akademik Ibu Siti Rukhayati M. Ag.

6. Dosen dan karyawan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah memberikan fasilitas.

7. Ketua Karang Taruna Agus Sulistiya yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

8. Bapak Chabib dan Ibu Zuhriyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

9. Saudaraku M. Fatkhur Rahman yang telah mencurahkan doa dan motivasi dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.

10.Teman-teman seperjuangan PAI 2013, kalian telah mengajarkan arti sebuah persahabatan yang tidak akan pernah berakhir, amin.

11.Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

Tidak ada sesuatu yang sempurna didunia ini melainkan Dia yang Maha Sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.Dan penulis berharap semoga tulisa ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umunya.

Salatiga, 16 Maret 2017

(11)

NIM: 111 13 176

ABSTRAK

Fitriyah, Arifatul, 2013. Peran Organisasi Remaja Dalam Pembentukan Akhlak Di Masyarakat (Studi Organisasi Karang Taruna Di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang. Skripsi.Jurusan Pendidikan Agama Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. Pembimbing:Imam Mas Arum, M. Pd.

Kata Kunci: Remaja, Akhlak Remaja, Peran Organisasi

Perkembangan pergaulan remaja di Dusun Rembes mulaimengkhawatirkan.Hal ini ditandai dengan adanya akhlak remaja yang kurang baik.SementaraOrganisasi remaja juga hidup dan berkembang dengan baik.Situasi kontradiktif ini berjalan beriringan.Hal-hal inilah yang melatar belakangi penelitian dalam skripsi ini. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui: a) keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja Di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang. b) peran Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, pengumpulan datadilakukan dengan metode,observasi, interview dan dokumentasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif yaitu meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang dengan membuat gambaran serta penjelasan dari peristiwa yang terjadi.

(12)

kegiatan remaja tetapi di luar juga masih menggunakan waktunya untuk hal yang kurang bermanfaat.

DAFTAR ISI

SAMPUL……….………i

LOGO IAIN………ii

HALAMAN JUDUL……….iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING.………..iv PENGESAHAN…………...………..v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.……….….vi

MOTTO………...………....vii PERSEMBAHAN………..………viii

KATA PENGANTAR………...……….…...ix

ABSTRAK………...………..xi DAFTAR ISI………...………..xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..1

B. Rumusan Masalah ………...5

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ………..………5

(13)

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ………....6

2. Definisi Operasional ……….7

3. Kehadiran Peneliti …...………10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ...………...10

5. Sumber dan Jenis Data ………....11

6. Teknik Pengumpulan Data ………..12

E. Teknik Analisis Data ……….14

F. Sistematika Penulisan ………14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Organisasi Remaja ………...17

1. Pengertian Organisasi ………17

2. Macam-Macam Organisasi ………...19

3. Pengertian Remaja ………21

4. Batasan Usia Remaja ……….22

5. Perkembangan Remaja ………..22

B. Pembentukan Akhlak 1. Pengertian Akhlak ……….27

2. Macam-Macam Akhlak ……….29

3. Pengertian Pembentukan Akhlak ………..38

4. Tujuan Pembentukan Akhlak ………40

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ……….43

C. Penelitian Yang Relevan ………48

(14)

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdirinya IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) …...52

2. Periodesasi dan Perkembangan IKRAR……….54

3. Tujuan Didirikannya IKRAR ………56

4. Kedudukan IKRAR ………...………57

5. Visi Dan Misi IKRAR ………...……58

6. Syarat-Syarat Keanggotaan IKRAR ……….59

7. Nama IKRAR ………59

8. Struktur Organisasi Dan Tugas Wewenang IKRAR ……….59

9. Sarana Dan Prasarana IKRAR ………..……67

10.Realisasi Program Kerja IKRAR ………..69

B. Temuan Penelitian 1. Keaktifan IKRAR ………..70

2. Deskripsi Pembentukan Akhlak ………73

BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Tentang Keaktifan Remaja Dalam Mengikuti Kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh,Kab. Semarang ………..90

B. Analisis Tentang Peran Organisasi Dalam Pembentukan Akhlak Di Masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kec. Suruh, Kab. Semarang ……….92

(15)

B. Saran ………..114

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN WAWANCARA DOKUMENTASI KEGIATAN NOTA PEMBIMGBING SKRIPSI

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah mahkluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dan hidup secara berkelompok. Oleh karena itu, secara tidak langsung terbentuk komunitas yang besar. Masyarakat menjadi suatu negara yang didalamnya mengandung suatu unsur persatuan dan kesatuan dari berbagai komunitas yang beragam corak budaya dan adat istiadat.

Manusia tidak bisa hidup sendiri oleh karena itu manusia membutuhkan bantuan orang lain atau sering disebut manusia sebagai mahkluk sosial. Adanya timbal balik yang saling memerlukan maka membuat kehidupan manusia saling berinteraksi, atau yang lebih dikenal dengan interaksi sosial.

(17)

yang seharusnya cermat dalam memilah informasi tersebut. Mereka belum bisa mengerti mana yang baik untuk mereka mana yang buruk bagi mereka, yang mereka inginkan adalah informasi yang lagi trend atau mengikuti zaman yang tidak tahu manfaatnya.

Banyak orang tua yang berkonsultasi dengan psikolog mengenai perubahan tingkah laku anaknya yang telah beranjak dewasa dan berbagai masalah-masalah yang menyelimuti mereka. Hal tersebut dipengaruhi oleh masalah mental atau kejiwaan yang dapat dilihat dari sikap yang selalu merasa tersisih, kehilangan kepercayaan diri, kehilangan masa depan, merasa selalu sial, cepat putus asa, galau karena cinta, gelisah, bimbang, bingung dan merasa melakukan hal-hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Apabila segala masalah yang dihadapi remaja itu tidak mendapatkan penyelesaian yang sehat dan wajar, maka masalah-masalah tersebut akan menghantuinya hingga mereka dewasa dan masalah-masalah tersebut akan menjadi bahaya yang mengancam kebahagiaan hidupnya dan menggangu kejiwaannya.

Masa remaja adalah masa pencarian pedoman hidup, anak remaja sudah mulai aktif dan menerima akan norma-norma susila (etis) juga norma agama, estetika. Tetapi bentuk pengakuan tersebut masih terbatas pada kondisi dirinya. Dalam kegiatan keluar masih menggantungkan orang lain (Sholeh, 2005: 124).

(18)

khususnya dalam aspek food, fashion (model pakaian) and fun (hiburan-hiburan). Dampak globalisasi inilah yang banyak memberikan pengaruh bagi remaja dalam mencari identitas diri sehubungan perkembangan jiwanya. Maka perlu adanya sebuah wadah untuk mengantisipasi, mengolah, kemudian memanfaatkan dampak yang ditimbulkan. Salah satunya adalah organisasi karena dapat memberikan peran sentral untuk mengimbangi antara menimba ilmu dan mengaplikasikan dalam ranah psikomotorik. Hal positif lain dari organisiasi, dalam Psikologi Remaja Sarlito Wirawan mengemukakan bahwa untuk menjaga stabilitas perkembangan jiwa remaja adalah organisasi atau perkumpulan pemuda baik yang formal maupun informal (Sarwono, 1997: 221).

Kondisi lingkungan yang memberikan dampak positif, makan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter baik, dan kondisi lingkungan yang memberikan dampak negatif akan membentuk kepribadian seseorang dengan karakter kurang baik. Kondisi lingkungan pedesaan yang cenderung religius, tidak lepas dari kegiatan- kegiatan yang bersifat agamis, dan wadah yang diberikan kepada remaja dalam suatu wilayah adalah organisasi remaja.

(19)

aktifitas ibadah dan aktifitas sosial di lingkungan masyarakat Dusun Rembes. Sebagian besar anggotanya yaitu para remaja yang berada di lingkungan Dusun Rembes. Organisasi tersebut bertujuan agar remaja tersebut menjadi anak yang sholih, yaitu anak yang baik, beriman, berilmu, berketrampilan dan berakhlak mulia. Anak yang shalih adalah dambaan semua orang tua muslim. Rasulullah Saw bersabda: “Apabila anak adam meninggal maka semua amalnya terputus, kecuali tiga: sodaqah jariyah, ilmu yang bermannfaat, dan anak shalih yang selalu

mendoakan kedua orang tuanya”(HR. Muslim). Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oganisasi tersebut diantaranya pembacaan sholawat al-barzanji, kajian kitab nahwu, tadarus setiap bulam ramadhan, berperan serta dalam kepanitiaan zakat, halal bihalal, kerja bakti masjid dan kegiatan lain yang ada di masyarakat Dusun Rembes.

Dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut tentunya memberikan dampak yang positif bagi remaja dalam membentuk akhlak, baik akhlak terhadap Allah, akhlak terhadapa diri sendiri, maupun akhlak terhadap sesama manusia. Tetapi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut tidak semua remaja mengikuti semua kegiatan-kegiatan yang diselenggaran organisasi tersebut. Ada yang aktif mengikuti sholawat al-barzanji saja, aktif dalam kegiatan di bulan ramadhan saja, atau hanya aktif di salah satu kegiatan saja.

(20)

“PERAN ORGANISASI REMAJA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK DI MASYARAKAT (STUDI ORGANISASI KARANG TARUNA DI DUSUN REMBES, DESA GUNUNGTUMPENG, KECAMATAN SURUH, KABUPATEN SEMARANG)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja di Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana peran organisasi remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

(21)

b. Untuk mengetahui peran Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes Desa Gunungtumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

2. Manfaat penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: a. Secara teoristis

Hasil temuan penelitian ini bisa menjadi acuan masyarakat secara umumnya untuk lebih mendukung perkembangan kemajuan dari peran Organisasi dalam pembentukan akhlak remaja di Dusun Rembes. Dapat bisa diangkat dan diteliti secara detail atau dijadikan studi banding oleh peneliti lainya.

b. Secara praktis

Bisa dijadikan informasi bagi semua kalangan masyarakat bahwa Organisasi remaja memiliki peran penting pula dalam pembentukan akhlak remaja. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan hasanah untuk mengetahui peran penting organisasi dalam pembentukan akhlak remaja.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

(22)

peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Nana, 1984: 64). Menurut Arikunto (1992: 245), penelitian kualitatif deskriptif yaitu penulisan yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan status fenomena secara sistematik dan rasional (logika). Sehingga penelitian ini mempunyai ciri khas yang terletak pada tujuannya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan. Pemilihan pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena pada penelitian ini berusaha meneliti status kelompok manusia dan suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta penjelasan dari fenomena yang terjadi.

Penelitian ini memiliki ciri khas yang terletak pada tujuannnya, yakni mendiskripsikan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan seluruh kegiatan objek penelitian.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam penafsiran judul yang dimaksud dalam penelitian, ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan dibawah ini:

a. Organisasi Remaja

(23)

Etzioni (1982: 2), organisasi adalah unit sosial atau pengelompokan manusia yang sengaja dibentuk kembali dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu. Remaja adalah orang yang berada pada masa peralihan dari masa anak sampai masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk mewakili masa dewasa yang mereka berumur antara 13-22 tahun (Sumini, 2004: 54).

Organisasi remaja adalah sekelompok pemuda yang berumur 13-25 tahun yang berada di bawah pengarahan pemimpin untuk tujuan bersama dengan penuh pertimbangan.

b. Akhlak

Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa inggris. Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak tercela (Mansyur, 2009: 221).

(24)

ijtihad sebagai metode berfikir Islami. Pola sikap dan tindakan yang dimaksud mencakup pola-pola hubungan dengan Allah, sesama manusia (termasuk dirinya sendiri), dan dengan alam.

Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam diri manusia dan bisa bernilai baik atau bernilai buruk. Akhlak tidak selalu identik dengan pengetahuan, ucapan ataupun perbuatan orang yang bisa mengetahui banyak tentang baik buruknya akhlak, tapi belum tentu ini didukung oleh keluhuran akhlak, orang bisa bertutur kata yang lembut dan manis, tetapi kata-kata bisa meluncur dari hati munafik. Dengan kata lain akhlak merupakan sifat-sifat bawaan manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya Al-Qur'an selalu menandaskan, bahwa akhlak itu baik atau buruknya akan memantul pada diri sendiri sesuai dengan pembentukan dan pembinaannya (Sukanto, 1994: 40).

(25)

Jadi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir untuk mengatur perilaku dalam kehidupan sehari-hari baik akhlak baik maupun akhlak buruk. Sedangkan pembentukan akhlak adalah sama tujuan pendidikan, karena tujuan dari pendidikan adalah pembentukan akhlak.

3. Kehadiran Peneliti

Peneliti datang secara langsung pada obyek penelitian untuk mengumpulkan data. Jarak yang begitu dekat antara tempat tinggal peneliti dengan subyek penelitian sangatlah memudahkan proses penelitian.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi penilitian adalah di Dusun Rembes, Desa Gunungtumpeng, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang tahun 2016/2017. Sedangkan yang menjadi obyek penelitian adalah semua komponen yang terkait dengan pembentukan akhlak remaja pada organisasi IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes)

b. Waktu Penelitian

(26)

5. Sumber dan Jenis Data

Arikunto (1992: 102) menjelaskan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Menurut sumbernya data penelitian digolongkan sebagai data primer dan data sekunder. a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari observasi dan wawancara pada organisasi remaja di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang.

b. Data Sekunder

(27)

remaja Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

a. Observasi

Teknik observasi adalah pengamatan data dengan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1983: 136). Sama halnya dengan Djoko (1991: 63) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode ini digunakan penulis untuk mencari data dengan cara datang langsung ke objek penelitian dengan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya.

b. Interview

(28)

mengartikan interview sebagai alat pengumpul data dengan mempergunakan tanya jawab antara pencari informasi dan objek penelitian.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu dalam melaksanakan interview pewancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan di tanyakan (Suharsimi, 2002: 132). Dan sebagai pendekatannya penulis menggunakan wawancara terbuka, dengan subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud serta tujuan wawancara tersebut. Dengan metode wawancara terbuka penulis akan memperoleh informasi secara langsung mengenai semua hal yang relevan dengan penelitian ini. c. Dokumentasi

(29)

E. Teknik Analisis Data

Hasil data-data yang diperoleh dari observasi, interview dan juga dokumentasi, selanjutnya diklasifikasikan sesuai dengan permasalahan yang diteliti untuk kemudian data tersebut disusun dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan atau menjabarkan keadaan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.

Analisis data dapat diartikan sebagai proses yang menghubung-hubungkan, memisah-misahkan dan mengelompokkan data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan yang benar. Analisis data yang digunakan adalah analisis non-statistik, yaitu menggunakan analisis deskriptif analitis, analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif, dengan cara mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada organisa remaja Dusun Rembes.

F. Sistematika Penulisan

(30)

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, teknik Analisis data dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menjabarkan tentang beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan antara lain teori-teori tentang organisasi, remaja dan macam-macam akhlak

BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian

Berisi tentang gambaran umum objek penelitian terdiri profil singkat organisasi remaja dusun Rembes, sejarah organisasi, periodesasi dan perkembangan, tujuan organisasi dan kegiatan remaja. Kemudian dijelaskan pula dalam bab ini tentang peran organisasi remaja dalam pembentukan akhlak. Serta hasil wawancara penulis pada tokoh masyarakat, ketua remaja dan anggota remaja.

BAB IV Analisis Peran Organisasi Remaja Dalam Pembentukan

Akhlak

(31)

BAB V Penutup

(32)

BAB II

KAJIAN PUSATAKA

A. Organisasi Remaja

1. Organisasi

a. Pengertian Organisasi

Organisasi sebagai kesatuan sosial terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pandangan terhadap organisasi sangat tergantung pada konteks dan perspektif tertentu dari seseorang yang merumuskannya. Beberapa pandangan mengenai organisasi tersebut dapat diuraikan seperti yang dikemukakan oleh Thompson dalam Thoha (1992: 143), merumuskan organisasi dengan penekanan pada tingkat rasionalitas dalam kerjasama yang terkoordinasi, dengan menekankan pentingnya pembagian tugas sesuai keahlian masing-masing anggota organisasi. Sedangkan menurut Robbins (1996: 45), memandang organisasi sebagai kesatuan sosial, yaitu terdiri dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti oleh anggota organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih dahulu.

(33)

dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu. Dengan adanya tata aturan setiap organisasi maka dapat lebih mudah dibedakan suatu organisasi dengan kumpulan kemasyarakatan. Organisasi merupakan suatu kerangka hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu. Adanya hirarkhi atau tingkatan mulai dari pimpinan sampai pada bawahan atau staf.

(34)

b. Macam-Macam Organisasi

Macam atau jenis-jenis organisasi dapat dilihat dari berbagai segi yaitu dari jumlah pucuk pimpinan, segi keresmian, segi tujuan segi luas wilayah, segi kebutuhan sosial serta segi bentuk (Wursanto, 2003: 24).

a. Jenis Organisasi dari Segi Pimpinan

(35)

b. Jenis Organisasi dari Segi Keresmian

Menurut segi keresmian organisasi terdiri dari dua yaitu: (1) organisasi formal, apabila kegiatan dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok secara sadar dikoordinasi guna tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang-orang yang tergabung dalam kelompok itu mempunyai struktur yang jelas, (2) organisasi informal, organisasi disusun secara bebas dan spontan dan keanggotaannya diperoleh secara sadar atau tidak sadar

c. Jenis Organisasi dari Segi Tujuan

Menurut segi tujuan yang hendak dicapai, contohnya: organisasi niaga atau ekonomi yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa. Organisasi niaga ini dibedakan lagi menjadi organisasi swasta dan pemerintah.

(36)

2. Remaja

a. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003: 26). Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual (Kartono, 1995: 17).

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence,

berasal dari bahasa Latin adolescare yang artinya “tumbuh atau

tumbuh untuk mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang -orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi (Ali & Asrori, 2006: 32).

(37)

masa perkembangan lainnya. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi penting untuk diperhatikan.

b. Batasan Usia Remaja

Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010: 28).

Masa remaja dimulai pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan, dan masa tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah perkembangan (Papalia, dkk., 2008: 30).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa usia remaja pada perempuan relatif lebih muda dibandingkan dengan usia remaja pada laki-laki. Hal ini menjadikan perempuan memiliki masa remaja yang lebih panjang dibandingkan dengan laki-laki. c. Perkembangan Remaja

(38)

remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja telah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja juga mengembangkan ide-ide ini. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengholah cara berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.

Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala kognitif dan cakrawala sosial baru. Pemikiran mereka semakin abstrak (remaja berpikir lebih abstrak daripada anak-anak), logis (remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji secara sistematis pemecahan-pemecahan masalah), dan idealis (remaja sering berpikir tentang apa yang mungkin. Mereka berpikir tentang ciri-ciri ideal diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia); lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain, dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung menginterpretasikan dan memantau dunia sosial (Santrock, 2002: 10).

(39)

1. Perubahan jasmani. Perubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya perubahan yang sangat cepat dari anggota tubuh. Pada taraf permulaan pertumbuhan ini hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima perubahan kondisi tubuh seperti itu, lebih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut perubahan kulit yang menjadi kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mulai berfungsi sejalan dengan perkembangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.

(40)

menimbulkan ketegangan yang lebih berat antara remaja dengan orang tuanya.

3. Perubahan pola interaksi dengan teman sebaya. Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktifitas bersama dengan membentuk semacam geng. Interksi antaranggota dalam suatu kelompok geng biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi. Pembentukan kelompok dalam bentuk geng seperti ini sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan positif, yaitu untuk memenuhi minat mereka bersama.

4. Perubahan pandangan luar. Ada sejumlah pandangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:

(41)

b. Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki- laki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat predikat populer dan mendatangkan kebahagiaan. Sebaliknya, apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-laki sering sianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja bertingkah laku emosional.

c. Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut ke dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral. 5. Perubahan interaksi dengan sekolah. Pada masa anak-anak,

(42)

strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif dan konstruktif (Asrori, 2006: 12)

Jadi dapat disimpulkan bahwa organisasi remaja adalah kesatuan sosial yang terdiri dari orang atau kelompok remaja yang berinteraksi satu sama lain. Di dalam organisasi mempunyai tata hubungan sosial dan tata hubungan aturan, dimana etiap anggota organisasi yang melakukan hubungan interaksi dengan yang lainnya tidaklah didasarkan atas kemauan sendiri, akan tetapi mereka dibatasi oleh peraturan tertentu dalam hubungan yang berstruktur, yang di dalamnya berisi wewenang, tanggung jawab, dan pembagian kerja untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

B. Pembentukan Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari Khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sedangkan secara terminologis pengertian akhlak menurut Imam Al-Ghazali

ُنا ًف هُُه ٍعجساثع كهخناف

لاعفلااسذصَاهُعحخساس سف

(43)

Artinya: Akhlak adalah sifat yag tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.

Sedangkam menurut Abdul Karim Zaidan

ٍيحعىًجي

زُيواهىض ًفو سفُنا ًفجشمتسًنا خافصناو ًَاعًنا

شظَ ًف معفنا ٍسحَاهَ

هُع ىجحَوا هُهع وذمَ ىث ٍيو عثمَوا ٌاسَءلاا

Artinya: Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya (Ilyas, 2007: 1-2).

(44)

bentukan adat kebiasaan baik, yaitu membentuk akhlak yang tetap timbul dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan terus menerus

2. Macam-macam Akhlak

Pada dasarnya akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak terpuji yang disebut dengan akhlaqul mahmudah dan akhlak tercela yang disebut dengan akhlaqul mazmumah (Tatapangarsa, 1991: 147).

a. Akhlaqul mahmudah

Akhlaqul mahmudah adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik harus dianut dan dimiliki oleh setiap orang. Contoh akhlaqul mahmudah beberapa diantaranya ialah:

1. Mengendalikan nafsu

Nafsu adalah salah satu organ rohani manusia yang disamping akal, sangat besar pengaruhnya dan sangat banyak mengeluarkan instruksi-instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau bertindak. Ia dapat bermanfaat, tetapi sebaliknya juga dapat berbahaya bagi manusia, dan ini banyak tergantung kepada bagaimana sikap manusia itu sendiri menghadapi gejolak nafsunya. Itulah sebabnya Al-Quran melarang.

Q.S. Shad: 26

(45)

Artinya: dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan

Allah…(Departemen Agama RI, 2005: 454)

Banyak sifat-sifat mazmumah (tercela) yang timbul karena tidak mampunya seseorang mengendalikan hawa nafsunya, misalnya sifat-sifat rakus, tamak, marah, dendam, dan sebagainya. Tetapi sebaliknya banyak juga sifat-sifat mahmudah (terpuji) timbul dari mampunya seseorang menguasai nafsunya, seperti sifat jujur, qanaah, adil dan sebagainya.

1. Benar/Jujur

Benar/jujur termasuk golongan akhlak mahmudah. Benar artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan ini tidak hanya berupa perkataan tetapi juga perbuatan. Sifat benar atau jujur termasuk akhlak yang sangat penting semacam induk dari sifat-sifat baik yang lain membawa orang kepada kebaikan. Karena itu Rasulullah menyebutkan benar atau jujur ini semacam “kunci” masuk surga (Tatapangarsa, 1991: 150).

Sabda beliau:

حُجنا ًنا يذهَشثناوشثنا ًنا يذهَ قذصنا ٌاف قذصنات ىكُهع

مجشنا لازَايو

امَذص اللهذُع ةتكَ ٍىتح قذصناشحتَو قذصَ

(46)

dan kebaikan membawa ke surga. Seseorang tiada henti-hentinya berkata dan berlaku benar dan mengusahakan sungguh-sungguh akan kebenaran, sehingga dicatat ia disisi allah sebagai seorang siddiq (orang yang selalu benar )(Riwayat Bukhari)

Kebenaran atau kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi tegaknya masyarakat. Tanpa kebenaran akan hancurlah masyarakat, sebab hanya dengan kebenaran maka dapat tercipta adanya saling pengertian satu sama lain dalam masyarakat, dan tanpa adanya saling pengertian tidak mungkin terjadi tolong-menolong.

2. Ikhlas

Arti ikhlas adalah murni atau bersih, tidak ada campuran. Maksud bersih disini adalah bersihnya seseuatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang lain selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama, dan sebagainya. Jadi suatu pekerjaan dapat dikatakan ikhlas, jika pekerjaan itu dilakukan semata-mata karena Allah saja mengharap ridhaNya dan pahalanya.

(47)

Rasulullah Saw bersabda:

ههجو هت ًغتتاواصناخ هن ٌاكلاإ مًعنا ٍي الله مثمَلا

Artinya: Allah tidak menerima amal, kecuali amal yang dikerjakan dengan ikhlas karena Dia semata-mata dan dimaksudkan untuk mencari keridhaanNya (Ibnu Majah) (Tatapangarsa, 1991: 152).

Itulah sebabnya hendaklah lakukan perbuatan dengan hanya menghrapkan ridha dari Allah agar apa yang telah dilakukan tidak sia-sia.

3. Qanaah

Qanaah artinya menerima dengan rela apa yang ada atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Qanaah dalam penertiannya yang luas sebenarnya mengandung 5 perkara, yaitu:

a. Menerima dengan rela apa yang ada.

b. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai dengan usaha atau ikhtiar.

c. Menerima dengan sabar ketentuan Allah. d. Bertawakal kepada Allah.

e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.

(48)

kepada Allah. Karena itu sungguh beruntung orang yang hatinya mencapai sifat qanaah.

4. Malu

Malu artinya perasaan undur seseorang sewaktu lahir atau tampak dari dirinya sesuatu yang membawa ia tercela ada kalanya orang yang malu, ia malu kepada dirinya sendiri, atau kepada orang lain atau ada kalanya juga malu kepada Allah merupakan sendi keutamaan dan pokok dasar budi pekerti yang mulia, sebab dengan adanya rasa malu kepada Allah dengan melanggar larangan atau mengabaikan perintahNya, baik sewaktu dilihat orang maupun tidak.

Rasulullah Saw bersabda:

شخلاا عفساًهذحآ عفسارافاعًُجاَشل ٌاًَلااوءاُحنا ٌا

Artinya: Malu dan iman itu dua hal yang digandengkan yang tak dapat berpisah. Bila salah satunya diambil, yang lain akan ikut terambil juga (Riwayat Hakim dan Al-Baihaqi (Tatapangarsa, 1991:156).

Jadi jika seseorang masih ada rasa malu, tandanya iman masih ada. Dan sebaliknya jika rasa malu sudah tidak ada, itu tandanya iman juga sudah lenyap.

(49)

1. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian Agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikatpun tidak akan menjangkau hakikatnya.

2. Akhlak terhdadap diri sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Contohnya menghindari minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur dan hindarkan perbuatan tercela.

3. Akhlak terhadap sesama manusia

(50)

dengan kita. Caranya dapat dilakukan dengan memuliakannya, memberikan bantuan, pertolongan dan menghargainya.

b. Akhlaqul mazmumah

Seperti yang telah dikemukakan bahwa akhlak mazmumah adalah akhlak yang buruk atau akhlak yang tercela. Adapun akhlak tercela diantaranya:

1. Bohong/dusta

Dusta artinya menyatakan suatu hal yang tidak cocok dengan keadaan yang sesungguunya baikitu itu perkataan ataupun perbuatan. Dalam pandangan agama, dusta adalah suatu hal yang sangat terkutuk dan tercela. Ia merupakan pokok induk dari bermacam-macam akhlak yang buruk, yang tidak saja merugikan masyarakat pada umumnya, melainkan juga merupakan orang yang berdusta itu sendiri.

Rasulullah saw bersabda:

يذهَسىجفنا ٌاوشجفنا ًنا ٌذهَ بزكنا ٌ اف بزكناو ىكاَاو

ساُنا ًنا

Artinya:… peliharalah dirimu dari dusta, karena

sesungguhnya dusta itu membawa kepada kecurangan dan

kecurangan membawa kepada neraka…(Riwayat Bukhari)

(51)

2. Takabur

Takabur artinya merasa atau mengaku diri besar, tinggi atau mulia, melebihi orang lain.orang yang takabur selalu menganggap dirinya lebih, sedang orang lain dipandang serba rendah. Ia tidak peduli apakah anggapan itu sesuai kenyataan atau tidak.

Takabur ada tiga macam, yaitu takabur kepada Allah, takabur kepada RasulNya, dan takabur kepada sesama manusia. Takabur kepada Allah berupa sikap tidak mau mempedulikan ajaran-ajaran Allah, memandang enteng ancaman Allah, bahkan merasa diri paling rendah dan hina sekiranya mematuhi ajaran-ajaran Allah. Terhadap mereka yang takabur ini Allah Swt berfirman:

Q.S. Al-Mu’min: 60

ىهخ ذُس ًتداثع ٍع ٌوشثكتسَ ٍَزنا ٌإ

ٍَشخاد ىُهج ٌ

Artunya: sesungguhnya orang-oang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina (Departemen Agama RI, 2005: 474).

3. Dengki

(52)

dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak.

Tidak semua kedengkian itu buruk. Ada pula bentuk dengki yang baik. Contohnya adalah kalau kita merasa tidak senang atas sesuatu kenikmatan yang diperoleh orang lain, berhubung kenikmatan tersebut dipakai oleh pemiliknya untuk melakukan kezaliman atau kejahatan-kejahatan. Jadi kita dengki, tetapi dengki yang baik dan untuk kebaikan.

4. Bakhil

Bakhil artinya kikir atau sering disebut pelit.orang yang kikir atau bakhil adalah orang yang sangat hemat dengan apa yang jadi miliknya, tetapi hematnya itu sangat demikian bersangkutan, sehinga sangat berat dan sukar baginya mengurangi sebagian dari apa yang dimilikinya itu untuk diberikan kepada orang lain.

(53)

malaikatpun mendoa’kan supaya orang bakhil hancur harta

bendanya. Kedua, orang yang bakhil itu dalam pergaulan dibenci orang, sukar mendapat kawan atau sahabat, dan orang segan menolong kepadanya sewaktu ia mengalami kesukaran.

5. Marah

Salah satu akhlak mazmumah adalah marah.menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Humaidi Tatapangarsa tenaga marah itu diciptakan Allah dari api, ditanamkan dan diadukan ke dalam diri manusia. Ia bangkit dan menyala karena sebab-sebab tertentu, menggejolak menggelegek darah jantung yang kemudian bertebaran ke seluruh urat-urat. Darah naik dari jantung ke bagian atas bagaikan naiknya air yang mendidih di dalam priuk. Karenanya darah menyembur ke muka, mata, dan kulit, yang karena jernih dapat membayangkan merah darah (Tatapangarsa, 1991: 165).

Jadi sebagai umat muslim harus menghindari akhlak mazmumah, karena tidak ada manfaatnya dan dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

3. Pengertian Pembentukan Akhlak

(54)

pembentukan akhlak. Misalkan pendapat Muhammad Athiyah al-Abrasyi yan dikutip oleh Abuddin Nata, mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan islam (Abuddin, 2002: 5 ). Demikian pula Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan islam adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama Islam (Ahmad, 1980: 48-49).

(55)

sebenarnya boleh diubah dan dibentuk. Orang yang jahat tidak akan selamanya jahat, seperti halnya seekor binatang yang ganas dan buas bisa dijinakkan dengan latihan dan asuhan. Maka manusia yang berakal bisa diubah dan dibentuk perangainya atau sifatnya . Oleh sebab itu usaha yang demikian memerlukan kemauan yang gigih untuk menjamin terbentuknya akhlak yang mulia.

4. Tujuan Pembentukan Akhlak

Telah dikatakan di atas bahwa pembentukan akhlak adalah sama dengan pendidikan akhlak, jadi tujuannya pun sama. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah swt. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

(56)

Secara umum Ali Abdul Halim Mahmud menjabarkan hal-hal yang termasuk akhlak terpuji yaitu (Halim, 2004:159):

a. Mencintai semua orang. Ini tercermin dalam perkataan dan perbuatan.

b. Toleran dan memberi kemudahan kepada sesama dalam semua urusan dan transaksi. Seperti jual beli dan sebagainya.

c. Menunaikan hak-hak keluarga, kerabat, dan tetangga tanpa harus diminta terlebih dahulu.

d. Menghindarkan diri dari sifat tamak, pelit, pemurah dan semua sifat tercela.

e. Tidak memutuskan hubungan silaturahmi dengan sesame.

f. Tidak kaku dan bersikap keras dalam berinteraksi dengan orang lain.

g. Berusaha menghias diri dengan sifat-sifat terpuji.

Menurut Ali Abdul Halim Mahmud tujuan pembentukan akhlak setidaknya memiliki tujuan yaitu:

(57)

b. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang menjalani kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam; melaksanakan apa yang diperintahkan agama dengan meninggalkan apa yang diharamkan; menikmati hal-hal yang baik dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang, keji, hina, buruk, tercela, dan munkar. c. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang bisa berinteraksi

secara baik dengan sesamanya, baik dengan orang muslim maupun nonmuslim. Mampu bergaul dengan orang-orang yang ada di sekelilingnya dengan mencari ridha Allah, yaitu dengan mengikuti ajaran-ajaran-Nya dan petunjuk-petunjuk Nabi-Nya, dengan semua ini dapat tercipta kestabilan masyarakat dan kesinambungan hidup umat manusia.

d. Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang mampu dan mau mengajak orang lain ke jalan Allah, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan berjuang fii sabilillah demi tegaknya agama Islam.

e. Mempersiapkan insan beriman dan saleh, yang mau merasa bangga dengan persaudaraannya sesama muslim dan selalu memberikan hak-hak persaudaraan tersebut, mencintai dan membenci hanya karena Allah, dan sedikitpun tidak kecut oleh celaan orang hasad selama dia berada di jalan yang benar.

(58)

suku, dan bahasa. Atau insan yang siap melaksanakan kewajiban yang harus ia penuhi demi seluruh umat Islam selama dia mampu, Mempersiapkan insan beriman dan saleh yang merasa bangga dengan loyalitasnya kepada agama Islam dan berusaha sekuat tenaga demi tegaknya panji-panji Islam di muka bumi. Atau insan yang rela mengorbankan harta, kedudukan, waktu, dan jiwanya demi tegaknya syari’at Islam.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak atau moral pada prinsipnya dipengaruhi dan ditentukan oleh dua faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Hamzah, 1993:57).

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak yang lahir dari pengaruh-pengaruh luarnya.

(59)

1. Instink (naluri)

Instink adalah kesanggupan melakukan hal-hal yang kompleks tanpa latihan sebelumnya, terarah pada tujuan yang berarti bagi si subyek, tidak disadari dan berlangsung secara mekanis. Ahli-ahli psikologi menerangkan berbagai naluri yang ada pada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya, diantaranya naluri makan, naluri berjodoh, naluri keibu-bapakan, naluri berjuang, naluri bertuhan dan sebagainya. 2. Kebiasaan

Salah satu faktor penting dalam pembentukan akhlak adalah kebiasaan atau adat istiadat. Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Kebiasaan dipandang sebagai fitrah yang kedua setelah nurani. Karena 99% perbuatan manusia terjadi karena kebiasaan. Misalnya makan, minum, mandi, cara berpakaian itu merupakan kebiasaan yang sering diulang-ulang. 3. Keturunan

(60)

Sebagai contoh, ayahnya adalah seorang pahlawan, belum tentu anaknya seorang pemberani bagaikan pahlawan, bisa saja sifat itu turun kepada cucunya.

4. Keinginan atau kemauan keras

Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras atau kehendak. Kehendak ini adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Kehendak ini merupakan kekuatan dari dalam. Itulah yang menggerakkan manusia berbuat dengan sungguh-sungguh. Seseorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu di negeri yang jauh berkat kekuatan azam (kemauan keras). Demikianlah seseorang dapat mengerjakan sesuatu yang berat dan hebat memuat pandangan orang lain karena digerakkan oleh kehendak. Dari kehendak itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk, sehingga perbuatan atau tingkah laku menjadi baik dan buruk karenanya.

5. Hati nurani

(61)

(menyesal), dan selain memberikan isyarat untuk mencegah dari keburukan, juga memberikan kekuatan yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang baik. Oleh karena itu, hati nurani termasuk salah satu faktor yang ikut membentuk akhlak manusia.

b. Faktor ekstern

Adapun faktor ekstern adalah faktor yang diambil dari luar yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia,yaitu meliputi ;

1. Lingkungan

Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau suatu masyarakat adalah lingkungan (milleu). Milleu adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang hidup. Misalnya lingkungan alam mampu mematahkan/mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang ; lingkungan pergaulan mampu mempengaruhi pikiran, sifat, dan tingkah laku.

2. Pengaruh keluarga

(62)

merupakan pusat kehidupan rohani sebagai penyebab perkenalan dengan alam luar tentang sikap, cara berbuat, serta pemikirannya di hari kemudian. Dengan kata lain, keluarga yang melaksanakan pendidikan akan memberikan pengaruh yang besar dalam pembentukan akhlak.

3. Pengaruh sekolah

Sekolah adalah lingkungan pendidikan kedua setelah pendidikan keluarga dimana dapat mempengaruhi akhlak anak. Di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pendidikan. Pada umumnya yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan, dari kecakapan-kecakapan pada umumnya, belajar bekerja sama dengan kawan sekelompok melaksanakan tuntunan-tuntunan dan contoh yang baik, dan belajar menahan diri dari kepentingan orang lain.

4. Pendidikan masyarakat

Masyarakat dalam pengertian yang sederhana adalah kumpulan individu dalam kelompok yang diikat oleh ketentuan negara, kebudayaan, dan agama.

(63)

C. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitanya dengan penelitian ini adalah:

1. Muhammad Mubarok (2015) “ PERAN ORGANISASI REMAJA

MASJID AL-AYYUBI DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA KELURAHAN KAUMAN KIDUL,

SIDOREJO, SALATIGA”. Merupakan Skripsi FTIK Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga. Menyimpulkan bahwa Peran organisasi Remas Al-Ayyubi adalah merangkul semua kalangan remaja Kauman Kidul untuk mensuasanakan aktivitas positif dan membentuk akhlak remaja agar terhindar dari akibat pergaulan negatif dengan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Remaja Al-Ayyubi. Remas Al-Ayyubi membawa konsen kegiatannya terhadap pemberdayaan remaja dan pemakmuran masjid melalui kegiatan keagamaan, membawa peranan cukup strategis dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada remaja. Karena kegiatan tersebut akan memberikan akibat yang positif apabila bisa dijalankan dengan baik. Bedanya dengan penelitian ini penulis meliti bahwa organisasi remaja mampu membentuk akhlak remaja di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang.

2. Dyah Nursanti (2013) “PERANAN ORGANISASI SISWA INTRA

SEKOLAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA SMP

(64)
(65)

3. Ririn Astuti (2010)”PERAN ORGANISASI KEROHANIAN ISLAM

(66)

secara umum dari berbagai kegiatan tersebut di atas sudah berjalan dengan cukup baik, walaupun masih ada beberapa kegiatan yang belum begitu maksimal dijalankan. Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah jenis kegiatan organisasinya. Pada penelitian yang penulis teliti tidak hanya kegiatan rohani saja tetapi juga kegiatan sosial yang ada di Dusun Rembes Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh, Kab. Semarang.

(67)

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah peneliti mengadakan observasi dan wawancara, maka dalam bab ini akan dikemukakan tentang hasil penelitian yang telah didapatkan tentang Organisasi Remaja IKRAR (Ikatan Karang Taruna Rembes) Dalam Pembentukan Akhlak di Masyarakat.

Untuk membahas temuan penelitian ini penulis akan berusaha menyajikannya secara bertahap. Pertama, Analisis tentang keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi Remaja IKRAR di Dusun Rembes. Kedua,analisis tentang peran Organisasi Remaja IKRAR dalam pembentukan akhlak di masyarakat Dusun Rembes.

A. Analisis tentang keaktifan remaja dalam mengikuti kegiatan Organisasi

Remaja di Dusun Rembes, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang.

(68)

menjadikan Al-Qur’an dan As sunnah sebagai pedoman hidup. Keberadaan IKRAR tentu saja memberikan dampak positif karena para anggota IKRAR terjun langsung dan membaur dengan masyarakat Tidak semua anggota IKRAR mengikuti kegiatan-kegiatan IKRAR di karenakan ada beberapa anggota yang bekerja di perantauan, sekolah dan mondok, bekerja dan kos. Jadi kebanyakan yang mengikuti kegiatan IKRAR adalah yang berada di di rumah dusun Rembes.

(69)

ramadhan, pertemuan rutinan dan kegiatan lainnya peneliti tidak melakukan observasi karena terhalang oleh waktu.

B. Analisis tentang peran Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di

masyarakat Dusun Rembes, Desa Gunung Tumpeng, Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis di lapangan bahwa peranan Organisasi Remaja dalam pembentukan akhlak di masyarakat dapat terlihat dari beberapa aktivitas kegiatannya di lingkungan masyrakat. Banyak hal yang telah dilakukan oleh IKRAR sebagai lembaga kemasyarakatan. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan IKRAR memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting di dalam komunitas tersendiri. Dalam menjalankan peranannya, aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh IKRAR tidak hanya fokus pada bidang keagamaan, melainkan juga di bidang sosial.

1. Definisi Pembentukan Akhlak

(70)

kehidupan berumah tangga atau tidak lagi sebagai remaja, disini para remaja sudah mempunyai akhlak dan pengetahuan yang baik. Karena didalam organisasi remaja semua anggota remaja dibekali pembakalan-pembekalan pengetahuan agar di lingkup masryarakat tidak kaget /tidak bingung, jadi para remaja dibekali ilmu didalam organisasi remaja. Maka ketika para remaja berada di lingkup mana pun khususnya di masyarakat dusun Rembes, para remaja selalu berada dalam kebenaran dan jalan yang lurus sesuai dengan ajaran Islam.

2. Kegiatan-Kegiatan IKRAR

(71)

3. Tujuan dari kegiatan IKRAR

a. Al-Barjanzi

Kegiatan Al-barjanzi merupakan kegiatan keagamaan yang isinya tentang solawat dan doa untuk Nabi. Kegiatan ini mengajarkan kepada remaja supaya selalu ingat dengan Nabi sebagai utusan Allah dari zaman jahilliyah. Dikarenakan remaja sekarang lebih menyukai trend zaman, maka kegiatan ini dilaksanakan supaya remaja juga bisa bersolawat, memanfaatkan waktu dari pada bermain teknologi yang tidak bermanfaat seperti terlalu sering main game. Jadi para remaja tetap melaksanakan kegiatan yang diajarkan para ulama yaitu kegiatan Al-Bsrjanzi meskipun zaman sekarang sudah maju dengan teknologi yang semakin berkembang.

b. Kerja Bakti

Kerja bakti bertujuan untuk mengenalkan arti gotong royong, tolong menolong, dan persatuan di lingkup masyarakat, dimana tolong menolong baik dari pemuda maupun masyarakat itu bisa dilaksanakan dengan berbagai cara.

c. Kajian Kitab

Kajian kitab merupakan pembentukan akhlak untuk membekali pengetahuan para remaja tentang keagamaan meliputi kitab nahwu, safinah, dan ilmu tajwid. Dengan ilmu-ilmu tersebut para remaja bisa mempraktikkan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

(72)

Kegiatan yasinan termasuk akhlak dalam keagamaan untuk lebih mencintai Al-Quran.

e. Rebana Simtududlor

Kegiatan simtudhuhor adalah salah satu pengenalan kegiatan keagamaan. Pengenalan tersebut yaitu tentang solawat-solawat Nabi yang diiringi dengan musik rebana. Pada zaman sekarang disebut dengan istilah sngeband. Tetapi rebana simtudhudor ini merupakan musik islami. Dalam kegiatan rebana simtududlor semua anggota tidak wajib mengikuti karena kegiatan ini sifatnya tidak memaksa dari organisasi melainkan dari diri sendiri. Organisasi remaja hanya menginformasikan kepada para remaja untuk mengikuti kegiatan tersebut. Banyak warga yang suka dengan lantunan solawat nabi dengan diiringi rebana. Karena hal itu dalam acara khitanan, acara perkawinan, acara hari besar islam, rebana simtududlor ini sering diundang dalam acara tersebut. Tidak hanya diundang di lingkungan Dusun Rembes saja tetapi juga diundang di tetangga desa.

f. Penarikan Uang Listrik dan Penarikan Jumputan Beras

(73)

diberi tugas penarikan listrik atau beras, pekerjaan itu harus selesai sesuai dengan waktu yang diberikan.

g. Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia

Peringatan hari kemerdekaan Indonesia bertujuan untuk menyatukan antara remaja dengan masyarakat dan menghormati para pejuang-pejuang kemerdekaan. Kebersamaan antara remaja dengan masyarakat harus dibina dengan baik yaitu melalui komunikasi antara remaja dengan masyrakat. Dengan adanya komunikasi yang baik maka dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia dapat disambut dengan kegembiraan yang meriah.

h. Tadarus di Bulan Ramadhan

Kegiatan tadarus termasuk bentuk dari pembentukan akhlak yang bersifat keagamaan. Para anggota yang sedang belajar atau sudah bisa membaca Al-Quran pada malam di bulan Ramadhan melakukan tadarus bersama-sama. Kegiatan ini bertujuan untuk mengasah kembali cara membaca Al-Quran dan pengolahan suara dari setiap remaja IKRAR. Ketika ada yang salah membaca maka tugas anggota yang lain adalah membenarkan bacaan yang salah. Jadi ketika sudah dewasa para remaja IKRAR sudah bisa mengaji dengan benar.

i. Buka Bersama

(74)

rumah. Kegiatan ini juga mengajarkan arti kebersamaan dengan semua anggota dan tokoh masyarakat.

j. Kepanitiaan Zakat

Kegiatan kepanitiaan zakat merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melatih para remaja agar mempunyai rasa tanggungjawab. Contohnya ketika menjadi ‘amil atau tugas yang lain dapat dilaksanakan dari awal sampai akhir.

k. Takbir di Malam Idul Fitri

Kegiatan takbir di malam Idul Fitri merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menyatukan semua anggota, yaitu anggota yang bekerja di perantauan dan anggota yang berada di rumah dapat berkumpul menjadi satu dalam majlis untuk mengumandangkan takbir bersama-sama.

l. Silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri

(75)

m. Pertemuan Tahunan

Kegiatan pertemuan tahunan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melakukan penilaian program-program selama satu tahun. Kegiatan-kegiatan yang perlu dibenahi, di tambahi, atau dikembangkan dilakukan dengan forum musyawarah pada pertemuan tahunan.

n. Sinoman

Kegiatan sinoman merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menampilkan kerukunan dari semua angota IKRAR. Kegiatan ini juga mengajarkan tolong menolong serta kekompakan antara sesama anggota dan masyarakat. Namun kegiatan sinoman ini lebih khusus. o. Liburan

Kegiatan liburan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menjalin keakraban remaja IKRAR. Selain itu juga sebagai sarana refresing setelah menjalankan program-program IKRAR.

(76)

4. Implementasi Kegiatan IKRAR

a. Barzanji

Kegiatan barzanji dilaksanakan setiap dua mingu sekali setelah

ba’da isa pada hari sabtu.. Semua pengurus dan anggota IKRAR

mengikuti kegiatan ini, didampingi oleh Pembina organisasi IKRAR selain itu juga diikuti oleh warga masyarakat sekitar. Dalam pembacaan barjanzi ini setiap peertemuan yang pembacanya al-barjanzi dibaca secara bergilir. Yaitu mulai dari pembaca acara, pembacaan ayat-ayat suci Al-quran, pembaca sholawat, pembaca

ndiba’ sampai doa. Tujuannya yaitu agar semua anggota IKRAR dapat

membaca dan melatih keberanian atau rasa percaya diri dalam menunjukkan kemampuannya di depan umum.

b. Pertemuan rutinan

Kegiatan pertemuan ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali setelah acara al-barjanzi selesai. Pada pertemuan ini dilaksanakan musyawarah terbuka yang dipimpin oleh ketua organisasi IKRAR. Forum ini diisi dengan laporan pertanggungjawaban pengurus, mengevaluasi, dan menilai serta membahas masalah-masalah pada organisasi IKRAR.

c. Kerja bakti

(77)

diperuntukkan bagi anggota organisasi yang perempuan. Untuk laki-laki kegiatannya yaitu mengambil batu dari sungai di lingkungan sekitar dusun Rembes. Tetapi jika ada kerja bakti lain yang ada di desa seperti bersih-bersih desa, merenovasi jalan, renovasi mushola dan lain-lain anggota dan pengurus juga ikut membantu kegiatan tersebut.

d. Kajian kitab

Kajian kitab ini dilaksanakan setiap seminggu sekali pada

malam senin ba’da isa, kitab yang yang dipelajari yaitu kitab

nahwu,safinah, dan ilmu tajwid yang diajarkan oleh Bapak Kyai Sholihuddin . Dalam belajar kitab-kitab tersebut menggunakan metode ceramah dan diskusi. Setiap pertemuan mempelajari satu kitab, sedangkan kitab yang lain dipelajari di minggu berikutnya. Pada minggu terakhir diisi dengan pengajian kecil yang diisi dengan materi-materi yang berhubungan dengan kehidupan remaja atau masalah yang kekinian.

e. Yasinan

(78)

f. Rebana simtududlor

Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam jumat ba’da isa yang

bertempat di masjid dusun Rembes. Dalam kegiatan ini tidak semua anggota mengikuti, yang mengikuti hanyalah anggota yang mempunyai kemampun bermain rebana dan mempunyai suara vokal yang bagus. Bagi semua anggota yang berminat boleh mengikuti kegiatan tersebut dan nantinya akan di latih oleh anggota simtududlor. Bagi anggota IKRAR yang memiliki kemampuaan akan masuk dalam amggota simtududlor.

(79)

g. Penarikan jumputan beras warga

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari minggu. Setiap minggu yang mengambil jumputan beras adalah empat orang anggota IKRAR yang sudah dibagi secara bergilir. Mereka kemudian dibagi menjadi dua kelompok untuk mengambil jumputan beras, masing-masing kelompok boleh memilih mengambil satu Rt-satu Rt atau memilih daerah selatan atau daerah utara jalan dusun Rembes. Bagi masyarakat dusun Rembes menyediakan jumputan beras seikhlasnya dan ditaruh di depan rumah. Hal ini dilakukan supaya memudahkan anggota IKRAR, dan berjaga-jaga jika pemilik rumah tidak ada, bisa langsung diambil tanpa meminta. Untuk hasil jumputan beras tersebut akan dijual dan hasilnya dimasukkan di kas IKRAR 70% dan dimasukkan di kas Rt 30%.

h. Penarikan uang listrik

(80)

i. Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia

Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Agustus untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Acaranya dilaksnakan selama dua hari satu malam yang diisi dengan lomba untuk anak-anak, lomba untuk bapak-bapak dan ibu-ibu, serta lomba untuk IKRAR. Selain lomba-lomba juga diisi dengan doa bersama untuk para pejuang kemerdekaan dan untuk keselamatan Indonesia.

j. Tadarrus di bulan ramadhan

Kegiatan tadarus ini adalah membaca Al-Quran dilaksanakan

selama bulan ramadhan ba’da isa bertempat di masjid. Semua anggota

IKRAR mengikuti kegiatan tersebut. Anggota IKRAR dibagi menjadi tiga kelompok. Seminggu dibagi untuk tiga kelompok. Tetapi pada malam minggu semua anggota harus mengikuti tadarus bersama.

k. Buka bersama

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh citra merek terhadap minat beli konsumen yang dikaitkan dengan layanan LCC.. Konsep-konsep yang digunakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap Refleksi (see) pada pelaksanaan lesson study dalam perkuliahan pengantar aljabar, dosen model, fasilitator dan dosen magang program magang

Mengingat bahwa hingga saat ini belum banyak data mengenai emisi formaldehida dari produk perekatan dengan kombinasi jenis kayu khususnya yang menggunakan kayu

Berdasarkan bagan tersebut dapat dicermati dengan jelas pentingnya penelusuran alumni terkait dengan apa yang dilakukan di masyarakat menuju penguatan pembangunan Indonesia saat

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul : Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Atas Merek Berdasarkan Undang– Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek

Dalam program pembangunan nasional yang akan datang,perhatian kepada kelompok usis lanjut dapat dilakukan melalui Puskesmas santun usia lanjut meliputi berbagai upaya

Hasil: Penilaian jumlah leukosit darah tepi berdasarkan kelompok dosis menunjukan peningkatan jumlah leukosit yang bermakna (p<0,05) pada kelompok K2, D1, D2, dan D3.

Penelitian ini dilakukan di UD. Majid Jaya yang berlokasi di Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Penelitian ini melakukan pengamatan pada produksi yang