• Tidak ada hasil yang ditemukan

MACAM-MACAM JALUR PENGHUBUNG (RAMP)

Dalam dokumen Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas (Halaman 102-105)

ANALISIS KAPASITAS PERSIMPANGAN

DST+DRT+DU T+ AUT+ BRT+

2. SIMPANG TAK SEBIDANG

2.3. MACAM-MACAM JALUR PENGHUBUNG (RAMP)

Ramp atau jalur penghubung merupakan suatu komponen penting pada suatu simpang susun. Sesuai dengan kegunaanya, terdapat tiga macam ramp, yaitu : a) Direct (Hubungan langsung) :

Sebelum titik pusat, ramp langsung berbentuk kearah tujuan. b) Semi Direct (Hubungan setengah langsung) :

Dalam menuju arah tujuan, ramp melalui / mengelilingi titik pusat dahulu dan memotong salah satu ants lain secara tegak lurus.

c) Indirect (Hubungan tak langsung)

Dalam menuju arah tujuan, ramp berbelok kearah berlawanan dahulu dan kemudian memutar sekitar 2700.

Ketentuan Umum Perancangan Simpang Tak Sebidang

Dalam pembahasan simpang susun ini, terdapat beberapa hal - hal khusus yang perlu diperhatikan dan meliputi:

1) Jenis - jenis ramp (Direct, Indirect, Loop)

2) Jalur - jalur tambahan (Auxiliary Lane) yang terdiri dari lajur percepatan dan perlambatan (Acceleration dan Deceleration Lanes)

3) Tempat keluar masuk simpang susun (Exit dan Entry terminal)

4) Penggunaan sumbu acuan perancangan antara Centre line dijalan utarna dengan Base line di ramp

5) Standard Geometrik yang digunakan

6) Landai ramp bisa diijinkan sampai cukup besar, misalnya 6 - 8% untuk lajur percepatan dan perlambatan

7) Ruang bebas berkaitan dengan tinggi minimum jembatan yang berkisar antara 4,5 m – 5,0 m

8) Konsistensi bentuk simpang susun dan dan jarak antara simpang susun berturutan yang biasanya berkisar antara minimum 2 - 3 Km

9) Pembangunan bisa dilakukan secara bertahap, sesuai dengan batasan yang ada misalnya biaya, kondisi lalu lintas dan keterbatasan daerah

10) Keseimbangan jalur di jalan utama dan di simpang susun yang harus mengikuti ketentuan seperti diperlihatkan pada Gambarberikut.

Gambar Ketentuan keseimbangan jumlah lajur Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan

Dalam merencanakan suatu simpang susun terdapat lima faktor umum yang harus diperhatikan, ialah:

1) Faktor Ialu lintas dan pengoperasiannya

Keadaan dan komposisi lalu lintas seperti volume, kecepatan, persentase tiap jenis kendaraan dan lain-lain pada suatu persimpangan, sangat

mempengaruhi perencanaan bentuk simpang susun itu sendiri, terutama menyangkut efisiensi dari simpang susun tersebut. Sebagai contoh ialah banyaknya truk besar pada arus lalu lintas dapat menimbulkan sedikit kesukaran dan keterlambatan, terutama bila approach gradient (kelandaian) pada simpang susun tersebut terlalu panjang dan terial. Selain itu, kapasitas ramp yang tidak memadai, kurang panjangnya jalur perubahan kecepatan dapat menyebabkan terganggunya lalu lintas langsung oleh pergerakan lalu lintas yang akan berbelok. Dalam pengoperasiannya, pola simpang susun sederhana, memudahkan para pengendara dalam memilih dan menentukan jalur-jalur yang harus ditempuhnya, hal ini secara tidak langsung berarti juga memperlancar arus Ialu lintas pada simpang susun tersebut.

2) Kondisi lapangan.

Keadaan suatu daerah atau kondisi lapangan atau tempat suatu simpang susun akan didirikan, turut mempengaruhi keputusan yang dapat diambil dalam menentukan hasil suatu perencanaan simpang susun. Simpang susun biasanya cocok bila dibangun pada daerah yang berbukit, dimana keadaan lapangan tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan ramp sederhana dan selain itu pemisahan bidang yang dapat diadakan menyebabkan jalan yang melalui simpang susun ini dapat di disain dengan standar perancanaan tinggi. Pada daerah datar, perencanaan suatu simpang susun menjadi lebih sederhana, hanya mungkin kurang menyenangkan kelihatannya. Tetapi dengan suatu penataan (landscape) yang pantas kekurangan tadi dapat diatasi. Disamping itu, kondisi lapangan ini sedikit banyak turut menentukan ROW jalan yang diperlukan oleh suatu simpang susun.

3) Tipe jalan dan fasilitas persimpangan serta keamanannya.

Simpang susun merupakan suatu bagian penting dari jalan bebas hambatan, yang salah satu fungsinya adalah untuk mengontrol kendaraan yang keluar atau masuk jalan bebas hambatan tersebut. Berhubung dengan itu, dalam perencanaan bentuk ini, harus juga disertai dengan pemikiran dalam menempatkan tempat pengontrolan dan fasilitas penunjang pemenuhan fungsi tersebut. Selain itu, adanya lalu lintas dengan keeepatan tinggi baik pada jalan bebas hambatan maupun bukan, menyebabkan perlunya beberapa perlengkapan lalu lintas / traffic marking seperti rambu-rambu., pulau lalu lintas, fasilitas untuk pergerakan lalu lintas untuk berbelok dan sebagainya, untuk mencegah bahaya kecelakaan. dan mempertinggi keamanan. Akibat dari perlu dan adanya perlengkapan tadi, maka secara tidak langsung hat tersebut, turut serta mempengaruhi bentuk simpang susun ini secara keseluruhan.

4) Tahapan pembangunan.

Apabila perkembangan di masa depan, ataupun karena dana yang tersedia saat itu tidak mencukupi, dilihat bahwa suatu simpang susun nantinya dibuat secara bertahap, maka dalam perencanaan bentuk ini, perlu juga dipikirkan

agar pembangunan bertahap tersebut dapat dilaksanakan dengan mudah dan selaras dengan bentuk yang terlebih dahulu dibangun,

5) Faktor ekonomi.

Terakhir, suatu hal yang sangat mempengaruhi perencanaan bentuk ini adalah faktor ekonomi. Suatu bentuk simpang susun tertentu akan memerlukan hal-hal seperti : luas ROW, panjang ramp, banyaknya tingkatan struktur, fasilitas penunjang yang diperlukan, dan sebagainya dimana yang satu berbeda dengan bentuk simpang susun yang lain. Itu semua akan turut pula menentukan harga dari simpang susun tersebut yang meliputi Biaya Permulaan (Initial Cost), Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost), dan Biaya Operasi Lalu Lintas. Di lain pihak, suatu bentuk simpang susun juga akan mempengaruhi keuntungan keuntungan yang didapat para pemakainya dalam pengoperasian kendaraan yang meliputi ha-hal, seperti : waktu, jarak tempuh, kenyamanan dan lain-lain. Jadi akhimya berdasarkan kedua hal tersebut suatu bentuk simpang susun yang ekonomislah yang sangat diharapkan dapat dihasilkan.

Tahap Perencanaan Intersection dan Interchange

Tahapan perencanaan simpang, secara umum adalah sebagai berikut :

1) Dapatkan dan analisis data lalu lintas untuk mendapatkan VJP untuk semua pergerakan, termasuk tingkat pertumbuhannya (i).

2) Dapatkan data-data fisik lokasi, peta situasi dan rencana pengembangan wilayah.

3) Dapatkan data-data tentang type jalan, rencana pengembangan dan lain-lain. 4) Siapkan sketsa-sketsa permulaan tentang bentuk-bentuk yang mungkin 5) Pilih 2 atau lebili altematif yang mungkin.

6) Siapkan Preliminary Design untuk alternatif yang terpilih dan meliputi rancangan.

7) Alinyemen dan lain-lain.

8) Evaluasi hasil Design terhadap aspek-aspek teknis (Kapasitas / volume, Pola Operasi, Pengelolaan Lalu Lintas selama Konstruksi, kemungkinan Pembangunan bertahap).

9) Hitung keperluan biaya (struktur, pembebasan tanah, dan lain-lain). 10) Hitung B.O.K dan keuntungan yanig diperoleh pengemudi.

11) Siapkan Final Design, Spesifikasi, dan perkiraan-perkiraan volume dan biaya.

Dalam dokumen Bahan Ajar Rekayasa Lalu Lintas (Halaman 102-105)

Dokumen terkait