• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konsep Dasar Kompetensi Profesional Guru PAI

2. Macam-macam Kompetensi Guru



















































Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.

Dalam pembentukan kepribadian anak didiknya di sini guru agama mempunyai pengaruh yang sangat besar, sebagai figur bagi anak didiknya, baik apa yang dilakukan, diucapkan, maupun tindakannya.

Dalam hal ini Abdurrahman An-Nahlawi menyatakan bahwa tanggung jawab dan tugas seorang guru di antaranya:

a. Fungsi penyucian, artinya seorang guru berfungsi sebagai pembersih diri, pemelihara diri, pengembangan, serta pemeliharaan fitrah manusia.

b. Fungsi pengajaran, artinya seorang guru berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada umat manusia agar mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.9

2. Macam-macam Kompetensi Guru

Menurut Undang-undang No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

9

Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 170.

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kualifikasi akademik seorang guru dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma empat (D-IV). Ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru. Pasal 1: “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional”.

Kompetensi guru sebagaimana yang dimaksud meliputi: (a). Kompetensi Pedagogik, (b). Kompetensi Kepribadian, (c). Kompetensi Sosial, dan (d). Kompetensi Profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi.10

a. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

E. Mulyasa berpendapat sekurang-kurangnya ada delapan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sebagai berikut:

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. Pengembangan kurikulum/silabus 4. Perancangan pembelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7. Evaluasi hasil belajar (EHB)

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.11

10

b. Kompetensi Kepribadian

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Pribadi guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Semua itu menunjukkan bahwa kompetensi personal atau kepribadian guru sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam proses pembentukkan pribadinya. Dalam hal ini guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.12

Oleh karena itu setiap calon guru dan guru profesional sangat diharapkan memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya yang diperlukan sebagai panutan para siswanya. Kompetensi personal secara nyata diungkapkan dalam bentuk kedermawanan, disiplin, dinamis, terbuka, fleksibel, bertanggung jawab dan lain-lain.13

Menurut Samani Mukhlas, secara rinci kompetensi kepribadian mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) berakhlak mulia, (2) arif dan bijaksana, (3) mantap, (4) berwibawa, (5) stabil, (6) dewasa, (7) jujur, (8) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (9) secara objektif mengevaluasi

11

E. Mulyasa, op. cit., h. 75.

12

Ibid.,h. 117-118.

13

kinerja sendiri, (10) mau siap mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.14

c. Kompetensi Profesional

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

Dalam buku Character Building Guru PAI, Nuraida mengatakan bahwa: “Kompetensi profesional adalah kemampuan yang tumbuh secara terpadu dari pengetahuan yang dimiliki tentang bidang ilmu tertentu, keterampilan menerapkan pengetahuan yang dikuasai maupun sikap positif yang alamiah untuk memajukan, memperbaiki dan mengembangkannya secara berkelanjutan, disertai tekad untuk mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari”.15

Adapun ruang lingkup kompetensi profesional di antaranya:

1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, sosiologis, dan sebagainya

2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya

4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi 5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan

14

Fachrudin Saudagar, Ali Idrus, op. cit., h. 41.

15

6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran 7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik16

Profesionalisme guru kiranya merupakan kunci pokok kelancaran dan kesuksesan proses pembelajaran di sekolah. Karena hanya guru profesional yang bisa menciptakan situasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Profesionalisme merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Guru yang profesional diyakini mampu mengantarkan siswa dalam pembelajaran untuk menemukan, mengelola dan memadukan perolehannya, dan memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap, dan nilai maupun keterampilan hidupnya. Guru yang profesional diyakini mampu memungkinkan siswa berfikir, bersikap dan bertindak kreatif.17 d. Kompetensi Sosial

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.18

Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya. Tanggung jawab pribadi yang mandiri mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya. Tanggung jawab sosial diwujudkan melalui kompetensi guru dalam memahami dirinya sebagai

16

E. Mulyasa, op cit., h. 135.

17

Fachrudin Saudagar, Ali Idrus, op. cit., h. 51.

18

bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta memiliki kemampuan berinteraksi sosial. Tanggung jawab intelektual diwujudkan melalui penguasaan berbagai perangkat pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menunjang tugas-tugasnya. Tanggung jawab moral dan spiritual diwujudkan melalui penampilan guru sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari norma-norma agama dan moral.

Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam komunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Mengajar dan mendidik adalah tugas memanusiakan manusia. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah zaman.

Adapun ruang lingkup kompetensi sosial di antaranya:

1. Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik 2. Bersikap simpatik

3. Dapat bekerja sama dengan Dewan Pendidikan/Komite Sekolah 4. Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan 5. Memahami dunia sekitarnya (lingkungan)19

Ketika guru sudah memiliki kompetensi dan mampu menjalankan fungsi strategis sebagai operator atau sebagai agen perubahan terhadap anak didik, maka akan terjadi peningkatan kualitas hidup.

Guru dituntut untuk memiliki keempat kompetensi yang sudah dituangkan dalam Undang-undang dan juga Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jika masih ada yang belum dimiliki atau dikuasai oleh guru, maka

19

teruslah untuk belajar. Tidak ada kata berhenti untuk belajar bagi guru. Sebagian waktu guru untuk mengajar dan sebagian lainnya untuk belajar. Pendidikan berjalan ke depan dan selalu mengalami perubahan, bila berhenti belajar akan tertinggal.20

Dokumen terkait