• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data 1 Spesifikasi Responden

5.2.3. Macroergonomics Analysis and Design

Terdapat 9 langkah metode MEAD yang akan dihubungkan dengan penelitian ini untuk menilai dan meningkatkan sistem kerja yaitu:

1. Langkah 1: Mendefinisikan subsistem organisasi

Pada tahap ini ditentukan uraian proses produksi,struktur organisasi dan visi misi dari PT. Sumatera Timberindo Industry. Uraian proses produksi dan struktur organisasi PT. Sumatera Timberindo Industry dapat dilihat pada Bab II.

Derajat Hubungan :

V = Hubungan positif kuat =4

√ = Hubungan positif sedang =3 x = Hubungan negatif sedang =2

X = Hubungan negatif lemah =1 Customer Importance

KARAKTERISTIK TEKNIK √ V √ V V x √ x x √

Gambar 5.5. QFD Meja Kerja

Visi dan Misi PT. Sumatera Timberindo Industry adalah sebagai berikut: a. Visi PT. Sumatera Timberindo Industri adalah menjadi perusahaan daun

pintu yang memproduksi pintu dengan kualitas tinggi untuk pelanggan di dunia dengan berbagai inovasi.

1) Menjadikan perusahan yang unggul dengan memperhatikan kualitas dengan mendedikasikan pelayanan.

2) Menjadikan perusahaan yang mempunyai daya saing dengan industri

pintu lainnya.

3) Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan kerja terhadap semua personel yang ada di PT. Sumatera Timberindo Industry

2. Langkah 2: Mendefinisikan tipe alat dan menetapkan tingkat kinerja yang diinginkan

Penentuan fasilitas kerja pada PT. Sumatera Timberindo Industry merujuk pada perancangan fasilitas yang berbasis kebutuhan dan dimensi tubuh penggunanya. Sesuai dengan misi PT. Sumatera Timberindo Industry untuk meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan kerja terhadap operator yang bekerja maka ditentukan pencapaian yang menjadi sasaran. Tingkat Perfomansi yang ingin dicapai adalah:

1) Menurunkan kelelahan kerja yang dirasakan oleh operator finishing di PT. Sumatera Timberindo Industry

2) Meningkatkan kenyamanan kerja operator produksi di PT. Sumatera Timberindo Industry

3. Langkah 3: Mendefinisikan proses kerja dan analisa kerja.

Proses pembuatan daun pintu di PT. Sumatera Timberindo Industry memiliki 7 bagian pekerjaan yaitu penyortiran bahan baku, penyatuan material inti, pengetaman, laminating, pembuatan komponen, finishing dan pengepakan.

Operator bekerja pada posisi tubuh berdiri dan membungkuk. Pekerjaan juga dilakukan dalam jangka waktu yang lama, yaitu 8 jam per hari.

Berdasarkan identifikasi terhadap proses kerja yang ada pada PT tersebut, maka dilakukan analisa kerja dengan menggunakan SNQ. Hasil Penilaian SNQ dapat dilihat pada Gambar 5.1. Dari hasil identifikasi warna keluhan bagian tubuhSNQ menunjukkan bahwa keluhan yang paling sering dirasakan pekerja terdapat pada anggota tubuh bagian paha, lutut, betis, pergelangan kaki dan telapak kaki.

4. Langkah 4: Mendefinisikan variansi aktual dan harapan

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari PT. Sumatera Timberindo Industry melalui wawancara dan melakukan penyebaran kuesioner SNQ pada pekerja di bagian finishing PT. Sumatera Timberindo Industry, diketahui pekerja mengalami keluhan di bagian bagian paha, lutut, betis, pergelangan kaki dan telapak kaki. Keluhan rasa sakit tersebut disebabkan karena posisi kerja dan fasilitas meja kerja tidak ergonomis sehingga menyebabkan resiko kerja terhadap operator. Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan desain meja kerja yang ergonomis dengan menggunakan data dimensi tubuh pekerja agar dapat menurunkan keluhan kerja yang dialami oleh pekerja, dan memberikan keselamatan dan kesehatan kerja serta dapat member kenyamanan pekerja di PT. Sumatera Timberindo Industry. Untuk mendapatkan variansi maka dilakukan penyebaran kuesioner semi terbuka serta tertutup untuk menentukan variansi yang diperlukan dalam merancang meja kerja yang ada.

5. Langkah 5: Membuat matriks variansi

Hasil penilaian yang diperoleh dari kuesioner penilaian dihubungkan dengan karakteristik teknik untuk mendapatkan matriks variansi. Matriks variansi dapat dilihat pada Gambar 5.7.

KARAKTERISTIK TEKNIK Importance Weight Relative Weight 95 99 20,43 21,29 9,68 12,90 1,29 3,23 17,42 11,83 45 60 6 9 15 81 55 Meja memiliki bentuk kaki tetap

Rangka meja menggunakan bahan besi Tempat berlutut meja menggunakan busa Alas tempat lutut bahan kulit

Warna rangka kursi adalah coklat Warna tempat berlutur adalah biru

Warna alas tempat berlutut adalah biru

Daya tahan meja minimal 3 tahun

Fungsi tambahan meja : tempat meletakkan peralatan

9 3 9 3 3 0 0 3 3 3 3 3 0 0 0 3 3 3 1 3 3 9 9 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 1 1 1 9 1 3 1 1 1 9 1 1,94 5 3 3 4 2 3 5 3 5 0

Ketebalan Bahan Ketepatan Pemotongan Ketelitian Perakitan Kualitas Bahan Ketahanan Bahan

Customer Importance

Gambar 5.6. Matriks Variansi Meja Kerja

Atas dasar variansi di atas maka spesifikasi meja kemudian diusulkan kepada pihak manajemen di PT. Sumatera Timberindo Industry untuk dirancang suatu fasilitas meja kerja yang baru.

6. Langkah 6: Menganalisa peran personel

Pada tahap keenam dalam MEAD bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana variansi yang didapat dari langkah sebelumnya dihubungkan

dengan peran personel yang bertanggung jawab pada unit kerja yang ada. Kendali varians dan analisis peran personel dapat dilihat pada Tabel 5.22.

Tabel 5.22. Kendali Varians dan Analisis Peran Personel

No Variansi Modus Kuesioner Pihak yang

Mengawasi

Pendapat Personel

1 Bentuk Meja Meja kaki tetap Kepala Bidang Produksi

Meja kaki tetap 2 Bahan Rangka

Meja

Besi Kepala Bidang

Produksi

Besi 3 Bahan tempat

berlutut

Busa Kepala Bidang

Produksi

Busa 4 Bahan Alas tempat

lutut

Kulit Kepala Bidang

Produksi

Kulit 5 Warna Rangka

Meja

Coklat Kepala Bidang Produksi

Coklat 6 Warna Tempat

Berlutut

Biru Kepala Bidang

Produksi

Biru 7 Warna Alas

Berlutut

Biru Kepala Bidang

Produksi

Biru 8 Daya Tahan Meja 3 tahun Kepala Bidang

Produksi

5 tahun 9 Fungsi Tambahan Tempat Peletakan

Peralatan

Kepala Bidang Produksi

Tempat Peletakan Peralatan

10 Fasilitas Kerja Lain Sarung tangan Kepala Bidang Produksi

Sarung tangan

7. Langkah 7: Mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain

Dari hasil diskusi dengan kepala bidang produksi di PT. Sumatera Timberindo Industry maka dapat dibuat 2 alternatif produk yang berdasarkan modus

kuesioner dan pendapat kepala bidang produksi. Alternatif ini nantinya akan diberikan kepada stakeholder PT. Sumatera Timberindo Industry untuk ditentukan variansi apa yang menjadi pilihan untuk pendesainan produk meja kerja. Alternatif Perancangan Produk dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Bentuk Meja Kaki Tetap Bahan Rangka Meja

Besi

Bahan Rangka Meja Besi Tempat berlutut

menggunakan busa

Tempat berlutut menggunakan busa Alas tempat berlutut

bahan kulit

Alas tempat berlutut bahan kulit Warna Rangka Meja

Coklat

Warna Rangka Meja Coklat Warna tempat

berlutut biru

Warna tempat berlutut biru Warna Alas Tempat

Berlutut Biru

Warna Alas Tempat Berlutut Biru Daya Tahan Meja

minimal 3 tahun

Daya Tahan Meja minimal 5 tahun Fungsi Tambahan : Tempat Meletakkan Peralatan Fungsi Tambahan : Tempat Meletakkan Peralatan Fasilitas Kerja Lain :

Sarung tangan

Fasilitas Kerja Lain : Sarung tangan

Bentuk Meja Kaki Tetap Alternatif 1 Alternatif 2 Memperbaiki Meja Kerja Operator Produksi di PT. Sumatera Timberindo

Industri

Memberi kenyamanan bekerja bagi operator PT. Sumatera Timberindo Industry

Gambar 5.7. Alternatif Perbaikan

Langkah selanjutnya adalah melakukan pemilihan terhadap alternatif yang telah dibuat. Sebelum dilakukan pemilihan alternatif tersebut, terlebih dahulu

dilakukan penentuan kriteria dari setiap rancangan alternatif. Kriteria penilaian bobot alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23. Kriteria Penilaian Bobot Alternatif Jangkauan

terhadap Organisasi

Resiko yang akan terjadi/ kendala dalam keberhasilan Keuntungan Fasilitas Perkiraan Biaya Alternatif Alternatif 1 1. Meningkatkan keuntungan perusahaan 2. Pengeluaran perusahaan lebih murah untuk membeli fasilitas 1. Fasilitas kerja membuat operator semakin lambat bekerja 2. Perlu beradaptasi dengan fasilitas baru yang ada 1. Meminimalkan keluhan operator pada bagian tulang belakang 2. Meningkatkan kenyamanan operator bekerja 3. Meningkatkan produktivitas operator Rp 350.000 Alternatif 2 1. Meningkatkan keuntungan perusahaan 2. Pengeluaran perusahaan lebih mahal untuk membeli fasilitas 1. Fasilitas kerja membuat operator semakin lambat bekerja 2. Perlu beradaptasi dengan fasilitas baru yang ada 1. Meminimalkan keluhan operator pada bagian tulang belakang 2. Meningkatkan kenyamanan operator bekerja 3. Meningkatkan produktivitas operator 4. Produk lebih tahan lama Rp. 550.000

Perkiraan biaya alternatif ditentukan dari harga serta upah yang diperlukan. Detail perbandingan harga dari setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.24.

Alternatif Bahan Rangka Meja Bahan Tempat Berlutut Upah Pembuatan Harga

Alternatif 1 Besi ( 3 tahun) (Rp 120.000)

Busa (Rp. 75.000) Rp. 155.000 Alternatif 2 Besi (5 tahun) (Rp

300.000)

Busa (Rp. 75.000) Rp. 175.000

8. Langkah 8: Menganalisis Persepsi dan Tanggung Jawab Stakeholder

Dari hasil wawancara terhadap pemilik perusahaan PT. Sumatera Timberindo Industry maka dipilih alternatif 1 menjadi spesifikasi fasilitas kerja untuk operator bagian finishing PT. Sumatera Timberindo Industry. Alasan dipilihnya alternatif 1 karena biaya alternatif yang lebih murah daripada alternatif 2 sehingga memberikan dampak pengeluaran yang lebih kecil terhadap perusahaan.

9. Langkah 9: Desain ulang dukungan dan menggabungkan subsistem.

Setelah diperoleh alternatif yang akan digunakan untuk perancangan produk, maka dapat dirancang fasilitas kerja yang memiliki spesifikasi sebagai berikut:

a. Bentuk Meja : Meja Kaki Tetap b. Bahan Rangka Meja : Besi

c. Bahan tempat berlutut : Busa d. Bahan Alas tempat berlutut : Kulit e. Warna Rangka Meja : Coklat f. Warna tempat berlutut : Biru g. Warna Alas tempat lutut : Biru h. Daya Tahan Meja : 3 tahun

i. Fungsi Tambahan : Tempat Meletakkan peralatan j. Fasilitas Kerja Tambahan : Sarung tangan

Dokumen terkait