• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 21 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

3. Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 4 September 2020, Terdakwa mengirim pesan Via WhatsApp guna mengajak Saksi-1 pergi ke Bengkulu untuk jalan-jalan, kemudian pada hari minggu tanggal 6 September 2020 Terdakwa menjemput Saksi-1 dirumahnya di Jalan Gedang RT. 002 Kel. Taba Jemekeh Kec. Lubuk Linggau Timur I Prop. Sumsel dengan meminta ijin kepada orang tua Saksi-1 Sdr.Saksi-3 (Saksi-3) dan Sdri. (Saksi-2) setelah diijinkan Saksi-1 dan Terdakwa pergi ke Prop. Bengkulu dengan mengendarai kendaraan jenis Daihatsu Alya Nopol BG 2670 DM.

4. Bahwa benar sekira pukul 11.00 WIB Saksi-1 dan Terdakwa tiba di kota Bengkulu langsung menuju pantai panjang kemudian makan dan sekira pukul 12.00 WIB Terdakwa mengajak Saksi-1 ke Hotel didekat pantai panjang dengan alasan ingin menemui temannya, namun setelah tiba di hotel ternyata Terdakwa sudah memesan kamar dan mengajak Saksi-1 untuk masuk ke salah satu kamar di dalam hotel tersebut, setelah didalam kamar Terdakwa dan Saksi-1 melakukan persetubuhan sebanyak 1 (satu) kali karena diiming-imingi oleh Terdakwa akan dinikahi, selanjutnya sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa dan Saksi-1 kembali ke kota Lubuk Linggau.

5. Bahwa benar saat mobil yang dikendarai Terdakwa sudah masuk ke kota Lubuk Linggau, Terdakwa menghentikan kendaraan di pinggir jalan tepatnya di jalan Lapter Tabak Pingin karena Saksi-1 akan membeli minum di salah satu mini market, setelah kembali dari membeli minum kemudian masuk kembali ke dalam mobil lalu Terdakwa dan Saksi-1 berciuman dan Terdakwa meraba serta meremas-remas payudara Saksi-1, setelah itu Terdakwa dan Saksi-1 melanjutkan perjalanan dan sekira 20 (dua puluh) menit kemudian sampai di rumah Saksi-1, lalu Terdakwa menginap di rumah Saksi-1 selama 2 (dua) hari.

6. Bahwa benar pada tanggal 12 September 2020, sekira pukul 10.00 WIB, Saksi-1 pergi ke Palembang untuk mengikuti test CPNS tahap ke-2 dan tiba di Palembang sekira pukul 19.00 WIB kemudian Terdakwa menjemput Saksi-1 disimpang Polda Sumsel dan mengajak Saksi-1 menginap dirumahnya di asrama Yonif Palembang, sekira pukul 20.00 WIB tiba dipenjagaan, saat itu Saksi-1 disuruh Terdakwa untuk menunduk di bawah dashboard agar tidak terlihat oleh petugas yang sedang melaksanakan jaga ksatrian. Setelah menurunkan barang-barang Saksi-1 kemudian Terdakwa dan Saksi-1 keluar kembali dari ksatrian untuk mencari makan dan sekira pukul 21.00 WIB kembali lagi masuk ksatrian Yonif Raider 200/BN.

7. Bahwa benar setelah berada di dalam rumdis Terdakwa selanjutnya Saksi-1 mengganti pakaiannya

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 22 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

dengan pakaian tidur lalu mengobrol dengan Terdakwa di ruang tamu, kemudian Terdakwa mengeluarkan springbeed dari dalam kamar ke ruang tamu dan selanjutnya memeluk Saksi-1 yang sedang duduk, lalu Terdakwa mencium bibir dan meremas-remas payudara Saksi-1 selanjutnya membuka pakaian masing-masing, setelah keduanya telanjang selanjutnya Terdakwa dan Saksi-1 melakukan persetubuhan layaknya hubungan suami istri dan saat Terdakwa akan mencapai klimaks kemudian Terdakwa mencabut batang penisnya dari dalam kemaluan Saksi-1 dan mengeluarkan cairan spermanya di atas perut Saksi-1, setelah itu Terdakwa dan Saksi-1 membersihkan diri di kamar mandi dan tidur bersama di atas springbeed di ruang tamu tersebut.

8. Bahwa benar keesokan harinya yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 September 2020, sekira pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB Terdakwa dan Saksi-1 selalu melakukan persetubuhan Iayaknya hubungan suami istri di tempat yang sama yaitu di atas springbeed di ruang tamu rumdis Terdakwa dan dengan cara-cara yang sama seperti yang telah dilakukan malam sebelumnya dan setiap Terdakwa akan mencapai klimaks Terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina Saksi-1 lalu Terdakwa mengeluarkan cairan spermanya diatas perut Saksi-1 dan setelah membersihkan diri di kamar mandi kemudian tidur bersama di atas springbeed di ruang tamu rumdis Terdakwa tersebut.

9. Bahwa benar setelah Saksi-1 melaksanakan test CPNS tahap-2 selanjutnya pada tanggal 16 September 2020 Saksi-1 pulang kembali ke kota Lubuk Linggau, namun setelah itu Terdakwa jadi sulit dihubungi dan Terdakwa ingin lepas tanggung jawab untuk menikahi Saksi-1, kemudian Saksi-1 menceritakan persetubuhan yang telah dilakukannya dengan Terdakwa kepada ibunya (Saksi-2), selanjutnya Saksi-2 menelepon sepupunya yaitu Pa Saksi-5i (Saksi-5) untuk dimediasi dengan Terdakwa.

10. Bahwa benar pada tanggal 19 Oktober 2020 Terdakwa telah dihubungi oleh Saksi-5 untuk menemui Saksi-1 dan orang tua Saksi-1 di Hotel Oyo Lavender Dwikora II Palembang guna mempertanggung jawabkan penbuatannya, sekira pukul 20.30 WIB, Terdakwa bersama Ta Didik (Saksi-6) dan Ta Akmad Subani (Saksi-7) datang kemudian Saksi-5 menanyakan kepada Terdakwa apakah sudah melakukan hubungan badan dengan Saksi-1, di jawab Terdakwa "Iya" dan Terdakwa sanggup bertanggung jawab dengan membuat surat pernyataan diatas materai akan menikahi Saksi-1 pada tanggal 19 Oktoter 2020, namun Terdakwa tidak juga menikahi Saksi-1 dengan berbagai alasan sehingga kemudian Saksi-1 melaporkan Terdakwa ke Polisi Militer.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 23 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

11. Bahwa benar persetubuhan yang dilakukan Terdakwa dengan Saksi-1 dilakukan oleh seorang pria dan wanita yang masih lajang, sudah dewasa dan di dasarkan atas suka sama suka tanpa paksaan.

12. Bahwa benar perbuatan Terdakwa yang mencium dan meraba-raba payudara Saksi-1 di dalam mobil jenis Daihatsu Alya warna biru muda Nopol BG 2670 DM pada hari Minggu tanggal 6 September 2020 di pinggir jalan di jalan Lapter Tabak Pingin kota Lubuk Linggau dan persetubuhan yang dilakukan oleh Terdakwa dengan Saksi-1 di ruang tamu rumdis Terdakwa pada tanggal Saksi-12, Saksi-13, Saksi-14 dan 15 September 2020 adalah perbuatan melanggar kesusilaan yang dilakukan di tempat umum/terbuka dan dapat dilihat oleh siapapun juga yang mana orang yang melihat perbuatan tersebut dapat merasa jijik dan malu sehingga rasa kehormatannya dilanggar.

13. Bahwa benar rumah dinas satuan yang menjadi tempat tinggal Terdakwa selaku prajurit yang masih bujangan dan berada di dalam ksatrian Yonif Raider 200/BN adalah termasuk tempat yang dikategorikan sebagai tempat umum karena semua prajurit Raider 200/BN, senior Terdakwa dan Komandan satuan Terdakwa sewaktu-waktu boleh dan dapat boleh masuk ke rumdis tersebut.

Menimbang : Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut:

1. Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, Majelis Hakim akan menguraikan sendiri unsur-unsur Pasal dalam dakwaan tersebut sesuai fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan sebagaimana diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini.

2. Bahwa mengenai pidana yang dimohonkan oleh Oditur Militer yang akan dijatuhkan terhadap diri Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya dengan memperhatikan sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang meringankan dan yang memberatkan sebagaimana dipertimbangkan lebih lanjut di akhir putusan ini.

Menimbang : Bahwa permohonan Terdakwa yang disampaikan secara tertulis di persidangan dengan alasan-alasan sebagaimana disampaikan dalam permohonan tersebut, sehingga untuk itu Terdakwa mohon dijatuhi pidana yang seringan-ringannya, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sekaligus pada saat pembacaan amar putusan dalam perkara ini.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 24 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

Menimbang : Bahwa tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer dalam dakwaan tunggalnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

Unsur kesatu : Barang siapa.

Unsur kedua : Dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan.

Menimbang : Bahwa mengenai dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

Unsur kesatu : “Barang siapa”

Yang dimaksud dengan “Barang siapa” yaitu setiap orang warga Negara RI yang tunduk kepada UU dan hukum Negara RI termasuk diri Terdakwa.

Bahwa pada dasarnya kata barang siapa menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini.

Tegasnya, kata Barang siapa menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi tahun 2004, Halaman 208 dari MAHKAMAH AGUNG RI dan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI Nomor : 1398 K / Pid / 1994 tanggal 30 Juni 1995 terminologi kata Barang siapa atau HIJ sebagai siapa saja yang harus dijadikan terdakwa atau setiap orang sebagai subyek hukum yang dinyatakan sehat jasmani dan rohani dan dianggap memiliki kemampuan yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya.

Bahwa dalam kumpulan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI pengertian “Barang Siapa” adalah setiap orang yang mengacu pada pelaku tindak pidana (subject strafbar feit), bahkan menurut ajaran Simon bahwa subject strafbar feit adalah manusia (natuur lijke personen).

Bahwa selanjutnya dengan mengacu pada ketentuan pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP yang dimaksud dengan pengertian Barang Siapa sebagai pendukung hak atau subyek hukum adalah orang/manusia pribadi (Naturlijk Persoon) atau badan hukum (Recht Persoon). Oleh karenanya dari rumusan pasal tersebut maka semua warga negara Indonesia dan warga negara asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP yang dalam hal ini termasuk anggota angkatan perang (Anggota Tentara Nasional Indonesia).

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan:

1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD melaui pendidikan Secata PK pada tahun 2013 di Rindam II/Swj, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 25 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

NRP XXXXXXXXXXXXXXX dan ditugaskan sebagai Ta Yonif sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Ta.

2. Bahwa benar hukum Pidana Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku di negara Indonesia, berlaku untuk seluruh Warga Negara Indonesia termasuk Terdakwa sebagai anqgota TNI AD tunduk kepada yustiabel Peradilan Militer.

3. Bahwa benar Terdakwa dipersidangan mengakui saat tindak pidana ini dilakukan, ia sadar dan tahu serta masih ingat peristiwa tindak pidana yang terjadi, oleh karena itu segala perbuatannya mampu Terdakwa pertanggung jawabkan secara hukum dan Terdakwa dimata hukum harus mampu dan wajib mempertanggung jawabkan segala perbuatannya yang berkaitan dengan tindak pidana yang dilakukannya.

4. Bahwa benar sesuai Keppera dari Pangdam II/Sriwijaya selaku Papera Nomor : Kep/14/I/2021 tanggal 27 Januari 2021, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Ta Terdakwa NRP XXXXXXXXXXXXXXX dan Terdakwalah orangnya.

Dengan demikian unsur kesatu ”Barang siapa” telah terpenuhi.

Unsur kedua : Dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaaan.

Bahwa kesengajaan (dolus) adalah merupakan bagian dari kesalahan (schulel). Menurut memori penjelasan (memorie van toelicthing) atau Mvt yang dimaksud dengan kesengajaan adalah menghendaki dan menginsafi (Willens en Wetens) terjadinya suatu tindak pidana beserta akibatnya. Artinya seseorang yang melakukan suatu tindakan “Dengan sengaja” harus menghendaki dan menginsafi tindakan tersebut beserta akibatnya.

Yang dimaksud dengan “Terbuka” adalah melakukan perbuatan di tempat umum atau di suatu tempat yang dapat didatangi orang lain, misalnya jalan, lorong, gang, pasar dsb, maupun di tempat yang mudah dilihat orang dari tempat umum meskipun dilaksanakan di tempat yang bukan tempat umum termasuk pula di sini ruang atau kamar milik orang lain yang dihuni oleh 2 (dua) orang atau lebih sehingga masing-masing orang tersebut tidak memiliki hak privacy yang mutlak atas kamar atau ruang tersebut.

Demikian pula pengertian umum disini tidak selalu harus masyarakat umum yang tidak dikenal atau arti umum secara luas tapi termasuk juga orang selain pelaku yaitu siapa saja yang mungkin dapat mendatangi tempat tersebut.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 26 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

Yang dimaksud “Melanggar kesusilaan” adalah perbuatan yang melanggar kesopanan di bidang kesusilaan yang berhubungan dengan kekelaminan atau bagian badan tertentu lainnya yang dapat menimbulkan perasaan malu, perasaan jijik atau terangsangnya nafsu birahi orang lain.

Perbuatan tersebut juga harus bertentangan dengan kebiasaan daerah setempat.

Berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan:

1. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Saksi-1 pada bulan Juni 2020 di media social Instagram, 2 (dua) hari berkenalan, kemudian Terdakwa mengungkapkan rasa cinta dan sayang terhadap Saksi-1 lalu Saksi-1 menerima Terdakwa dan menjalin hubungan pacaran.

2. Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 4 September 2020, Terdakwa mengirim pesan Via WhatsApp guna mengajak Saksi-1 pergi ke Bengkulu untuk jalan-jalan, kemudian pada hari minggu tanggal 6 September 2020 Terdakwa menjemput Saksi-1 dirumahnya di Jalan Gedang RT. 002 Kel. Taba Jemekeh Kec. Lubuk Linggau Timur I Prop. Sumsel dengan meminta ijin kepada orang tua Saksi-1 Sdr.Saksi-3 (Saksi-3) dan Sdri. Rosilawati (Saksi-2) setelah diijinkan Saksi-1 dan Terdakwa pergi ke Prop.

Bengkulu dengan mengendarai kendaraan jenis Daihatsu Alya Nopol BG 2670 DM.

3. Bahwa benar sekira pukul 11.00 WIB Saksi-1 dan Terdakwa tiba di kota Bengkulu langsung menuju pantai panjang kemudian makan dan sekira pukul 12.00 WIB Terdakwa mengajak Saksi-1 ke Hotel didekat pantai panjang dengan alasan ingin menemui temannya, namun setelah tiba di hotel ternyata Terdakwa sudah memesan kamar dan mengajak Saksi-1 untuk masuk ke salah satu kamar di dalam hotel tersebut, setelah didalam kamar Terdakwa dan Saksi-1 melakukan persetubuhan sebanyak 1 (satu) kali karena diiming-imingi oleh Terdakwa akan dinikahi, selanjutnya sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa dan Saksi-1 kembali ke kota Lubuk Linggau.

4. Bahwa benar saat mobil yang dikendarai Terdakwa sudah masuk ke kota Lubuk Linggau, Terdakwa menghentikan kendaraan di pinggir jalan tepatnya di jalan Lapter Tabak Pingin karena Saksi-1 akan membeli minum di salah satu mini market, setelah kembali dari membeli minum kemudian masuk kembali ke dalam mobil lalu Terdakwa dan Saksi-1 berciuman dan Terdakwa meraba serta meremas-remas payudara Saksi-1, setelah itu Terdakwa dan Saksi-1 melanjutkan perjalanan dan sekira 20 (dua puluh) menit kemudian sampai di rumah Saksi-1, lalu Terdakwa menginap di rumah Saksi-1 selama 2 (dua) hari.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 27 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

5. Bahwa benar pada tanggal 12 September 2020, sekira pukul 10.00 WIB, Saksi-1 pergi ke Palembang untuk mengikuti test CPNS tahap ke-2 dan tiba di Palembang sekira pukul 19.00 WIB kemudian Terdakwa menjemput Saksi-1 disimpang Polda Sumsel dan mengajak Saksi-1 menginap dirumahnya di asrama Yonif Gandus Palembang, sekira pukul 20.00 WIB tiba dipenjagaan, saat itu Saksi-1 disuruh Terdakwa untuk menunduk di bawah dashboard agar tidak terlihat oleh petugas yang sedang melaksanakan jaga ksatrian. Setelah menurunkan barang-barang Saksi-1 kemudian Terdakwa dan Saksi-1 keluar kembali dari ksatrian untuk mencari makan dan sekira pukul 21.00 WIB kembali lagi masuk ksatrian Yonif.

6. Bahwa benar setelah berada di dalam rumdis Terdakwa selanjutnya Saksi-1 mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur lalu mengobrol dengan Terdakwa di ruang tamu, kemudian Terdakwa mengeluarkan springbeed dari dalam kamar ke ruang tamu dan selanjutnya memeluk Saksi-1 yang sedang duduk, lalu Terdakwa mencium bibir dan meremas-remas payudara Saksi-1 selanjutnya membuka pakaian masing-masing, setelah keduanya telanjang selanjutnya Terdakwa dan Saksi-1 melakukan persetubuhan layaknya hubungan suami istri dan saat Terdakwa akan mencapai klimaks kemudian Terdakwa mencabut batang penisnya dari dalam kemaluan Saksi-1 dan mengeluarkan cairan spermanya di atas perut Saksi-1, setelah itu Terdakwa dan Saksi-1 membersihkan diri di kamar mandi dan tidur bersama di atas springbeed di ruang tamu tersebut.

7. Bahwa benar keesokan harinya yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 September 2020, sekira pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB Terdakwa dan Saksi-1 selalu melakukan persetubuhan Iayaknya hubungan suami istri di tempat yang sama yaitu di atas springbeed di ruang tamu rumdis Terdakwa dan dengan cara-cara yang sama seperti yang telah dilakukan malam sebelumnya dan setiap Terdakwa akan mencapai klimaks Terdakwa mencabut penisnya dari dalam vagina Saksi-1 lalu Terdakwa mengeluarkan cairan spermanya diatas perut Saksi-1 dan setelah membersihkan diri di kamar mandi kemudian tidur bersama di atas springbeed di ruang tamu rumdis Terdakwa tersebut.

8. Bahwa benar setelah Saksi-1 melaksanakan test CPNS tahap-2 selanjutnya pada tanggal 16 September 2020 Saksi-1 pulang kembali ke kota Lubuk Linggau, namun setelah itu Terdakwa jadi sulit dihubungi dan Terdakwa ingin lepas tanggung jawab untuk menikahi Saksi-1, kemudian Saksi-1 menceritakan persetubuhan yang telah dilakukannya dengan Terdakwa kepada ibunya (Saksi-2), selanjutnya Saksi-2 menelepon sepupunya yaitu Pa Saksi-5i (Saksi-5) untuk dimediasi dengan Terdakwa.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal 28 dari 33 hal Putusan Nomor : 11-K/PM I-04/AD/II/2021

9. Bahwa benar pada tanggal 19 Oktober 2020 Terdakwa telah dihubungi oleh Saksi-5 untuk menemui Saksi-1 dan orang tua Saksi-1 di Hotel Oyo Lavender Dwikora II Palembang guna mempertanggung jawabkan penbuatannya, sekira pukul 20.30 WIB, Terdakwa bersama Ta Didik (Saksi-6) dan Ta Akmad Subani (Saksi-7) datang kemudian Saksi-5 menanyakan kepada Terdakwa apakah

9. Bahwa benar pada tanggal 19 Oktober 2020 Terdakwa telah dihubungi oleh Saksi-5 untuk menemui Saksi-1 dan orang tua Saksi-1 di Hotel Oyo Lavender Dwikora II Palembang guna mempertanggung jawabkan penbuatannya, sekira pukul 20.30 WIB, Terdakwa bersama Ta Didik (Saksi-6) dan Ta Akmad Subani (Saksi-7) datang kemudian Saksi-5 menanyakan kepada Terdakwa apakah

Dokumen terkait